Anda di halaman 1dari 9

JURNAL FENOMENA KESEHATAN

Artikel Penelitian
Volume 02 Nomor 01 Mei 2019 Halaman 188-196

FORMULASI SEDIAAN DEODORANT LOTION DARI MINYAK


ATSIRI NILAM (Pogostemon cablin Benth)

Supply Formulation Of Deodorant Lotion From Atsiri Nilam Oil


(Pogostemon Cablin Benth)

Ervianingsih1, , Abd. Razak2


Program Studi S1 Farmasi Universitas Muhammadiyah Palopo 1
Program Studi Profesi Ners STIKES Kurnia Jaya Persada Palopo 2
ervianingsihrazak@gmail.com

ABSTRAK
Deodorant merupakan produk yang digunakan untuk mengatasi bau badan yang disebabkan
oleh keringat bercampur dengan bakteri. Salah satu tanaman yang dapat digunakan untuk mengatasi bau
badan yaitu tanaman nilam. Tanaman ini mengandung minyak atsiri dengan senyawa golongan
terpenoid sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi deodorant lotion
dari minyak atsiri nilam (Pogostemon cablin Benth) menggunakan asam stearat dengan variasi
konsentrasi 1%, 3%, dan 5%, serta melakukan uji evaluasi fisik sediaan yang meliputi uji organoleptik,
uji homogenitas, uji pH, dan uji iritasi.
Metode penelitian yang digunakan yaitu ekperimen dengan sampel berupa minyak atsiri nilam
untuk membuat deodorant lotion dan dilakukan evaluasi stabilitas sediaan yang meliputi uji
organoleptik, homogenitas, pH, dan iritasi.
Hasil penelitian deodorant lotion diperoleh pH 7-8, homogen, berwarna putih kekuningan,
berbau khas minyak atsiri nilam, serta tidak menimbulkan iritasi pada kulit. Sediaan deodorant lotion
menunjukkan konsentrasi asam stearat 3% dan 5% mempunyai konsistensi yang stabil
dibandingkan konsentrasi 1%. Sehingga dapat disimpulkan deodorant lotion minyak atsiri nilam
dengan konsentrasi asam stearat 3% dan 5% stabil digunakan sebagai deodorant.
Kata kunci : Minyak Atsiri Nilam, Asam Stearat, Deodorant Lotion, Evaluasi Fisik.

ABSTRACT
Deodorant is a product used to overcome body smell problem caused by sweat mixed with
bacteria. Pathouli oil plants is one of plants used to overcome body smell problem. It contains essential
oil as antibacterial. This research aimed at formulating deodorant lotion from patchouli oil
(Pogostemon cablin Benth) using stearat acid with concentration variation of 1%, 3%, and 5%, along
with the preparation physical evaluation test containing organoleptic test, homogeneity test, pH
test, and irritation test.
The research method used was experiment where the sample was patchouli oil to make
deodorant lotion and it was done a preparation stability evaluation containing organoleptic test,
homogeneity test, pH test, and irritation test.
The researc result showed that deodorant lotion achieved pH 7-8, homogeny, white along with
yellowish material, had a special smell of patchouli oil, and could not cause skin irritation. Deodorant
lotion preparation showed that stearat acid concentration 3% and 5% had a stable consistency
comparet with the consentration 1%. Therefore, it can be concluded that deodorant lotion of pathouli oil
with the stearat acid consentration of 3% and 5% can be use as deodorant.
Key words : Pathouli Oil, Stearat Acid, Deodorant Lotion, Physical Evaluation.

188 |Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019


PENDAHULUAN berasal dari berbagai jenis dan
Kebersihan dan bau badan bagian tanaman dalam kelompok
merupakan hal utama dan penting budidaya perkebunan, holtikultura dan
dalam higienitas dan penampilan hasil hutan. Sebagian besar minyak
seseorang. Seseorang akan mempunyai atsiri di Indonesia dihasilkan oleh
kepercayaan diri yang lebih tinggi bila petani/perajin dengan menggunakan
badannya berbau harum dan peralatan penyulingan yang masih
menyegarkan. Berkeringat adalah usaha sederhana, salah satunya minyak atsiri
badan untuk mengatur suhu tubuh. nilam.
Keringat mengandung air, garam, dan Nilam (Pogostemon cablin
zat-zat sisa dari dalam badan. Benth) merupakan salah satu jenis
Keringat bisa berbau dan bisa tidak. tanaman penghasil minyak atsiri. Di
Bau yang tidak sedap akan datang pasar perdagangan internasional, nilam
bersama bau badan yang disebabkan diperdagangkan dalam bentuk minyak
oleh aktivitas bakteri. Bau badan dan dikenal dengan nama Patchouli oil.
manusia bersumber dari kulit, rambut, Minyak atsiri pada tanaman nilam
hidung (saluran napas), mulut (saluran terdapat pada bagian akar, batang,
cerna atas), anus (saluran cerna bawah), ranting maupun daun tanaman.
vagina (saluran kelamin luar) dan Umumnya, kandungan minyak atsiri
terutama ketiak. Masyarakat pada pada bagian akar, batang dan ranting
umumnya mengatasi bau badan dari tanaman nilam lebih kecil (0,4-0,5%)
ketiak dengan menggunakan tawas, lalu dibandingkan kandungan minyak atsiri
berkembang menjadi deodorant pada bagian daun (2,5-5,0%) (Kardinan,
(Dwikarya, 2003). 2005).
Deodorant merupakan produk yang Minyak atsiri nilam
digunakan untuk mengatasi bau badan mengandung senyawa-senyawa alpha,
yang disebabkan oleh keringat yang beta pinen, patchouli alcohol, limonene,
bercampur dengan bakteri. Bakteri kampen, alpha elemen, kariofilen, alpha
penyebab bau badan yaitu dan beta patchoulen, gualen, allo-
Staphylococcus aureus yang membuat aromadendren, dan gurjunen. Di dalam
bau tidak sedap timbul. Deodorant minyak atsiri nilam juga mengandung
mengurangi bau badan dengan cara senyawa golongan terpenoid seperti
menekan pertumbuhan bakteri penyebab seychellen, norpatchoulenol,
bau badan dan antiperspirant yang nortetrapatcoulol, pogostol dan
mengurangi keluarnya keringat dengan pogostone yang mempunyai aktivitas
cara menutup dan menghalangi pori-pori sebagai antibakteri dan antijamur.
ketiak. Bahan yang digunakan sebagai Minyak nilam biasanya digunakan
antiperspirant adalah Aluminium sebagai fiksatif (zat pengikat) dalam
Chlorohydrate (ACH) pada roll-on dan industri parfum dan merupakan salah
Aluminium Zirconium satu campuran pembuatan produk
Tetrachlorohydrex Gly pada powder kosmetika seperti sabun, pasta gigi,
stick (Salma, 2008). sampo, lotion, tonik rambut, dan
Minyak atsiri, yang sejak lama deodorant (Kardinan, 2005).
merupakan bahan baku atau penunjang Sediaan kosmetika deodorant
dalam industri parfum, kosmetika, mempunyai beberapa bentuk seperti
farmasi, sabun, makanan dan minuman bentuk bedak, stick biasa, aerosal,

189 |Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019


roll-on, stick powder, dan krim lotion. minyak atsiri nilam, kertas pH universal,
Keuntungan deodorant lotion adalah α tokoferol, dan TEA.
suatu sediaan antibau badan yang Timbang tanaman nilam kering
berbentuk krim lotion, biasanya yang telah dirajang sebanyak 50 gram
berwarna putih, dikemas dalam sachet, dan dimasukkan ke dalam labu alas
harga murah serta mudah dibawa ke bulat, kemudian ditambahkan aquadest
mana-mana (Rohman, 2011). sampai sampel terendam dan
Berdasarkan penelitian Dzakwan ditambahkan sejumlah batu didih.
(2012), minyak atsiri nilam terbukti Pengisian labu jangan sampai terlalu
dapat menghambat pertumbuhan bakteri penuh untuk memudahkan proses
Staphylococcus aureus pada konsentrasi penguapan, labu alas bulat yang berisi
10%, 20%, dan 30%. Semakin besar sampel uji dipasang dan disambung
konsentrasi minyak nilam maka dengan alat destilasi. Labu alas bulat
semakin besar pula senyawa aktif dipanaskan dengan pemanas listrik
sebagai antibakteri yang terkandung kemudian dicatat volume minyak atsiri
dalam minyak atsiri nilam, sehingga nilam. Minyak yang telah diperoleh
daya hambatnya besar. dipisahkan dari air kemudian
Berdasarkan latar belakang di dimasukkan ke dalam botol kaca.
atas, maka peneliti ingin Selanjutnya dihitung rendemen minyak
memformulasikan deodorant dari atsiri nilam.
minyak atsiri nilam dengan bentuk Disiapkan alat dan bahan,
lotion dan mengangkat sebuah karya ditimbang masing-masing bahan untuk
tulis ilmiah dengan judul “Formulasi formula A, minyak nilam 2,5 g, asam
Sediaan Deodorant Lotion Dari Minyak stearat 0,25 g, α-tocoferol 0,0125 g,
Atsiri Nilam (Pogostemon cablin cetyl alkohol 0,75 g, TEA 0,75 g, metil
Benth)”. paraben 0,025 g, propil paraben 0,025 g,
gliserin 1,25 g, dan aquadest 19, 44 mL.
METODE PENELITIAN Formula B minyak nilam 2,5 g, asam
Penelitian ini menggunakan stearat 0,75 g, α-tocoferol 0,0125 g,
metode penelitian eksperimen cetyl alkohol 0,75 g, TEA 0,75 g,
laboratorium yang merupakan penelitian metil paraben 0,025 g, propil paraben
yang dilakukan untuk mengetahui 0,025 g, gliserin 1,25 g, dan aquadest
akibat yang timbulkan dari suatu 18, 69 mL. Sedangkan untuk formula C
perlakukan yang diberikan secara minyak nilam 2,5 g, asam stearat 1,25 g,
sengaja oleh peneliti. α- tocoferol 0,0125 g, cetyl alkohol
Alat yang digunakan yaitu batang 0,75 g, TEA 0,75 g, metil paraben
pengaduk, botol semprot, cawan 0,025 g, propil paraben 0,025 g, gliserin
porselin, cawan krus, gegep kayu, gelas 1,25 g, dan aquadest 18,44 mL.
kimia, gelas ukur, kaca arloji, mortir, Dipanaskan fase air (metil paraben,
pipet ukur, pipet tetes, sendok tanduk, gliserin, dan TEA) dan fase minyak
stamper, sudip, termometer dan (cetyl akohol, propil paraben, asam
timbangan digital. strearat, dan minyak atsiri nilam) pada
Adapun bahan yang digunkan yaitu wadah terpisah, panaskan di atas hot
aquadest, asam stearat, cetyl alkohol, plate pada suhu mencapai 70o C,
gliserin, metil paraben, propil paraben, tuangkan fase air dan fase minyak
secara bersamaan dalam lumpang lalu

190 |Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019


gerus secara cepat. Ditambahkan kasar atau ketidakhomogenan dengan
aquadest sedikit demi sedikit digerus cara diraba, lalu dicatat hasilnya.
kembali hingga bahan tercampur secara Uji Iritasi
keseluruhan. Kemudian ditambahkan Uji iritasi dilakukan dengan cara
α-tocoferol sebanyak 3 tetes sambil mengpoleskan sediaan uji pada kulit
digerus hingga homogen. Dimasukkan normal manusia untuk mengetahui
ke dalam wadah yang sesuai, dan diberi apakah sediaan tersebut dapat
etiket. menimbulkan iritasi/kepekaan kulit atau
Evaluasi Sediaan Deodorant Lotion tidak.
dari Minyak Atsiri Nilam Teknik yang digunakan pada uji
Uji Organoleptik iritasi ini adalah uji tempel terbuka
Adapun prosedur uji (Open Test) pada lengan bawah bagian
organoleptik yaitu, disiapkan sejumlah dalam terhadap 10 orang panelis yang
sampel dari masing-masing formula bersedia dan mengisi surat pernyataan.
deodorant lotion dari minyak atsiri Uji tempel terbuka dilakukan dengan
nilam yang terdiri dari tiga variasi mempoleskan sediaan yang dibuat pada
konsentrasi, kemudian diamati tekstur, lokasi lekatan dengan luas tertentu (2,5 ×
bau, dan perubahan warna dari masing- 2,5 cm), kemudian dibiarkan terbuka dan
masing formula deodorant lotion, lalu diamati apa yang terjadi. Uji ini
dicatat perubahan tersebut. dilakukan sebanyak 3 kali sehari selama
Uji pH 2 hari berturut-turut. Reaksi yang
Uji pH digunakan untuk diamati adalah terjadinya eritema dan
mengetahui apakah sediaan deodorant edema.
lotion yang dibuat telah sesuai dengan
persyaratan pH pada deodorant lotion HASIL DAN PEMBAHASAN
atau tidak. Dalam penelitian ini, sampel
Adapun prosedur uji pH dengan yang digunakan adalah minyak atsiri
menggunakan pH universal yaitu, nilam karena minyak nilam ini
ditimbang sampel deodorant lotion mengandung patchouli alcohol yang
sebanyak 1 gram dimasukkan ke dalam dapat digunakan sebagai antiseptik dan
gelas kimia kemudian dilarutkan dengan deodorizer. Minyak atsiri nilam yang
aquadest. Setelah itu dimasukkan pH digunakan pada formulasi deodorant
kertas ke dalam gelas kimia yang lotion dari minyak atsiri nilam yaitu
berisi sampel uji, diamati angka yang 10%, yang terbukti sebagai
terjadi pada pH kertas lalu bandingkan antibakteri yang dapat menghambat
dengan peta warna yang tersedia. bakteri staphylococcus penyebab bau
Apabila telah menunjukkan pH 4,5–6,5 badan.
berarti sediaan deodorant lotion telah Pada proses pembuatan sediaan
sesuai dengan syarat deodorant lotion. deodorant lotion, selain minyak atsiri
Homogenitas nilam sebagai zat aktif juga dibutuhkan
Adapun prosedur uji zat-zat tambahan berupa asam stearat
homogenitas yaitu, diambil sediaan sebagai basis pada deodorant lotion,
deodorant lotion dalam masing-masing α-tokoferol sebagai antioksidan dan
formula, kemudian diletakkan di atas vitamin E, cetyl alcohol sebagai
kaca arloji. Diamati sediaan deodorant emulgator fase minyak, TEA sebagai
lotion apakah terdapat partikel-partikel emulgator fase air, gliserin sebagai

191 |Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019


humektan, metil paraben sebagai sebagai pengawet fase minyak, dan
pengawet fase air, propil paraben aquadest sebagai pelarut.

Tabel 1.
Hasil Uji Organoleptik

Pemeriksaan Pengamatan (Minggu Ke)


Formula I II III IV
A (1%) Agak encer Agak encer Agak encer Agak encer
Tekstur B (3%) Semi padat Semi padat Semi padat Semi padat
C (5%) Semi padat Semi padat Semi padat Semi padat
A (1%) Putih Putih Putih Putih
kekuningan kekuningan kekuningan kekuningan
B (3%) Putih Putih Putih Putih
Warna
kekuningan kekuningan kekuningan kekuningan
C (5%) Putih Putih Putih Putih
kekuningan kekuningan kekuningan kekuningan
A (1%) Bau Bau Bau Bau
khas nilam khas nilam khas nilam khas nilam
B (3%) Bau Bau Bau Bau
Aroma
khas nilam khas nilam khas nilam khas nilam
C (5%) Bau Bau Bau Bau
khas nilam khas nilam khas nilam khas nilam

Tujuan dilakukannya uji konsentrasi basis asam stearat, dimana


organoleptik dalam sediaan deodorant penggunaan asam stearat dalam
lotion dari minyak atsiri nilam yaitu konsentrasi rendah dapat menghasilkan
untuk mengamati kestabilan fisik basis sediaan yang lebih encer.
sediaan yang meliputi perubahan Sehingga pada uji organoleptik
tekstur, warna, dan aroma dari sediaan formula B dan C dengan konsentrasi
deodorant lotion yang dilakukan 3% dan 5% lebih baik dibandingkan
terhadap masing-masing sediaan dengan formula A dengan konsentrasi
selama penyimpanan pada suhu kamar. 1%, perbedaan tekstur sediaan
Hasil pengamatan tekstur deodorant lotion dipengaruhi oleh
sediaan, didapatkan hasil bahwa konsentrasi basis asam stearat yang
sediaan deodorant lotion pada formula berbeda-beda tiap formula.
A dengan konsentrasi 1% memiliki Sifat basis asam stearat
tekstur yang berbeda dengan formula B mempengaruhi sifat fisik sediaan,
dan C dengan konsentrasi 3% dan 5%, semakin tinggi konsentrasi asam
formula A dengan konsentrasi 1% stearat yang digunakan semakin baik
memiliki tekstur agak encer bentuk sediaan yang dihasilkan, dan
dibandingkan dengan formula B dan C penggunaan asam stearat dalam
dengan konsentrasi 3% dan 5% yang konsentrasi rendah dapat menghasilkan
memiliki tekstur semi padat, hal basis sediaan yang lebih encer. Asam
ini disebabkan oleh penggunaan stearat berfungsi sebagai dasar yang

192 |Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019


stabil dalam pembuatan deodorant pengamatan aroma sediaan yang
lotion dan krim karena membantu dilakukan pada formula A, B, dan C
mengikat dan mengentalkan sediaan dengan konsentrasi 1%, 3%, dan 5%
sehingga lembut digunakan serta dari minggu pertama hingga minggu
memiliki waktu simpan lebih lama. keempat aroma yang dihasilkan dari
Hasil pengamatan warna seluruh sediaan yaitu aroma khas
sediaan, didapatkan hasil dari minggu minyak atsiri nilam, hal ini
pertama hingga minggu keempat bahwa menunjukkan tidak terjadi perubahan
formula A, B, dan C dengan konsentrasi aroma atau bau selama penyimpanan.
1%, 3%, dan 5% tidak mengalami Berdasarkan hasil penelitian dari
perubahan warna selama penyimpanan minggu pertama hingga minggu
yaitu putih kekuning-kuningan, warna keempat, hasil uji organoleptik sediaan
kekuning-kuningan diperoleh dari deodorant lotion menunjukkan tekstur,
warna minyak atsiri nilam, hal ini warna, dan aroma sediaan stabil selama
menunjukkan kestabilan sediaan selama waktu penyimpanan.
waktu penyimpanan. Sedangkan hasil
Tabel 2.
Hasil Uji Homogenitas
Homogenitas (Minggu Ke)
Formula
I II III IV
A (1%) Homogen Homogen Homogen Homogen
B (3%) Homogen Homogen Homogen Homogen
C (5%) Homogen Homogen Homogen Homogen

Uji homogenitas pada sediaan Berdasarkan hasil pemeriksaan


deodorant lotion dari minyak atsiri homogenitas sediaan deodorant lotion
nilam bertujuan untuk mengetahui pada konsentrasi 1%, 3%, dan 5% yang
apakah sediaan yang dibuat tidak dilakukan dari minggu pertama hingga
mengandung partikel-partikel kasar. minggu keempat menunjukkan bahwa
Adapun prosedur uji homogenitas seluruh sediaan deodorant lotion yang
sediaan diletakkan di atas kaca arloji, dibuat tidak memperlihatkan adanya
lalu diraba dan diperhatikan secara partikel-partikel kasar pada
seksama apakah terdapat partikel- permukaan kaca arloji yang
partikel kasar atau tidak. Apabila menunjukkan sediaan yang
terdapat partikel-partikel kasar pada dihasilkan pada penelitian ini
sediaan, berarti sediaan tersebut tidak terdispersi dengan baik dan
homogen. membentuk massa lotion yang baik.

193 |Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019


Tabel 3.
Hasil Uji pH
pH (Minggu Ke)
Formula
I II III IV
A (1%) 6 6 6 6
B (3%) 6 6 6 6
C (5%) 6 6 6 6

Parameter yang diamati pada Berdasarkan hasil penelitian


proses pengujian pH sediaan dilakukan menunjukkan nilai pH pada formula
setelah deodorant lotion dibuat dengan A, B dan C memiliki nilai pH yang
konsentrasi basis asam stearat dengan normal yaitu 6 hal ini menunjukkan
variasi konsentrasi 1%, 3%, dan 5%, nilai pH yang masih memenuhi
menggunakan pH universal dengan standar, sehingga formula yang
cara sampel sediaan deodorant lotion dihasilkan memiliki pH yang stabil
ditimbang sebanyak 1 gram terhadap kulit.
dimasukkan ke dalam gelas kimia Pengukuran pH dalam
kemudian dilarutkan dengan aquadest, penelitian ini bertujuan untuk melihat
setelah itu dimasukkan kertas pH ke pH sediaan yang berpengaruh terhadap
dalam gelas kimia yang berisi sampel sifat iritasi kulit. Idealnya, pH sediaan
uji, dan diamati nilai yang terjadi pada topikal adalah sesuai dengan pH kulit,
kertas pH, dimana pH deodorant yaitu 4,5-6,5. Jika pH sediaan di atas
lotion disesuaikan dengan pH pH kulit menyebabkan kulit kering dan
fisiologi kulit normal manusia yaitu bersisik, dan jika pH sediaan di bawah
4,5-6,5. pH kulit dapat menyebabkan iritasi
kulit seperti kemerahan.
Tabel 4.
Pemeriksaan uji iritasi terhadap masing-masing panel
Formula
Panelis A (1%) B (3%) C(5%)
Eritema Edema Eritema Edema Eritema Edema
1 − − − − − −
2 − − − − − −
3 − − − − − −
4 − − − − − −
5 − − − − − −
6 − − − − − −
7 − − − − − −
8 − − − − − −
9 − − − − − −
10 − − − − − −
Keterangan : + = Terjadi iritasi
− = Tidak terjadi iritasi

194 |Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019


Uji iritasi dilakukan dengan optimal yaitu asam stearat dengan
cara mengoleskan deodeorant lotion konsentrasi 5%.
pada kulit normal panel manusia Perlu dilakukan penelitian lebih
dengan maksud untuk mengetahui lanjut mengenai uji sifat fisik seperti
apakah sediaan tersebut dapat uji viskositas dalam deodorant lotion
menimbulkan iritasi pada kulit atau minyak atsiri nilam dan perlu
tidak. Suatu sediaan umumnya tidak dilakukan penelitian lebih lanjut
menimbulkan iritasi apabila setelah mengenai uji efektivitas terhadap
sediaan dipoleskan pada bagian lengan formulasi deodorant lotion minyak
bawah panelis sebanyak 3 kali sehari atsiri nilam.
selama 2 hari, tidak menunjukkan
adanya eritema atau edema pada kulit. DAFTAR PUSTAKA
Pada pengujian iritasi formula A, B, Barel, Andre O. 2009. Handbook of
dan C dengan konsentrasi 1%, 3%, dan Cosmetic Science and
5% dilakukan dengan cara Technology Third Edition.
mempoleskan sediaan uji pada lengan Informa Healthcare : New York
bawah bagian dalam terhadap 10 orang Betageri, G. dan Prabhu, S. 2002.
panelis yang bersedia setiap formula Encyclopedia of Pharmaceuical
dengan luas (2,5×2,5 cm) dilakukan Technology. Semi Solid
sebanyak 3 kali sehari selama 2 hari Preparation, dalam Swarbick, J.
berturut-turut. And Boylan, J.C. Dekker Inc :
Hasil pengujian menyatakan New York.
bahwa sediaan formula A, B, dan C Daniel, Andri. 2012. Prospek Bertanam
dengan konsentrasi 1%, 3%, dan 5% Nilam. Pustaka Baru Press :
tidak mengiritasi yang ditandai dengan Yogyakarta
tidak adanya edema dan eritema pada Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia
kulit panelis. Eritema yaitu warna Edisi III. Departemen Kesehatan
merah pada kulit yang disebabkan oleh Republik Indonesia : Jakarta
pembesaran pembuluh darah, Ditjen POM. 1985. Formularium
sedangkan edema yaitu pembengkakan Kosmetika Indonesia.
yang disebabkan oleh kelebihan cairan Departemen Kesehatan Republik
dalam jaringan tubuh. Indonesia : Jakarta
Dzakwan. 2012. Uji Aktivitas
KESIMPULAN DAN SARAN Antibakteri Minyak Atsiri Daun
Berdasarkan hasil penelitian Nilam (Pogostemon cablin
yang telah dilakukan dapat diperoleh Benth) terhadap
kesimpulan yaitu minyak atsiri nilam Staphylococcus aureus dan
dapat diformulasikan menjadi sediaan Eschericia coli. Surakarta.
deodorant lotion menggunakan asam Guenther, E. 1987. Minyak Atsiri.
stearat sebagai basis dan Berdasarkan Diterjemahkan Oleh R.S.
pengujian organoleptik, homogenitas, Ketaren dan R. Mulyono.
pH, dan iritasi pada formulasi Universitas Indinesia Press :
deodorant lotion minyak atsiri nilam Jakarta
menunjukkan bahwa sediaan deodorant Heinrich, Michael, dkk. 2010.
lotion memenuhi syarat evaluasi Farmakognosi dan Fitoterapi.
sediaan fisik dimana konsentrasi yang EGC : Jakarta

195 |Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019


Kardinan, Agus. 2005. Tanaman Association : London
Penghasil Minyak Atsiri. Agro Rukmana, Rahmat. 2004. Nilam
Media Pustaka : Jakarta Prospek Agribisnis dan Teknik
Lutony T.L dan Y. Rahmayati. 1994. Budi Daya. Kanisius :
Produksi dan Perdagangan Yogyakarta
Minyak Atsiri. Swadaya : Jakarta Santoso, Djoko. 1999. Ramuan
Nugraha Nurwan. 2008. Analisis Tradisional Untuk Penyakit
Faktor-Faktor yang Kulit. Penebar Swadaya : Jakarta
Mempengaruhi Harga Trenggono, R.I. dan Latifah, F. 2007.
Komoditas Minyak Nilam di Buku Pegangan Ilmu
Jawa Barat. FT Universitas Pengetahuan Kosmetik, Editor:
Indonesia Press : jakarta Joshita Djajadisastra. Penerbit
Peraturan Kepala BPOM Republik Pustaka Utama : Jakarta
Indonesia Nomor Voight, R. 1995. Buku Pelajaran
Hk.03.1.23.12.10.12459 Tahun Teknologi Farmasi Edisi V.
2010. Tentang Persyaratan Penerjemah: S.N. Soewandhi.
Teknis Kosmetika. Jakarta Gadjah Mada Universitas Press :
Permenkes RI Yogyakarta.
No.445/MenKes/Per/V/1998. Wasitaatmadja, S.M. 1997. Penuntun
Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Ilmu Kosmetik Medis.
Pustaka Utama : Jakarta Universitas Indonesia
Rowe, Raymond C, dkk. 2006. Press : Jakarta
Handbook of Pharmaceutical Yenhsu. 1982. The Chemical
Excipients, Fifth Edition. Constituents of Oriental Herbs.
Pharmaceutical Press and Oriental Healing Art Institute :
American Pharmacists Los Angles
Association : London 2009. Yuliani, Sri, dan Suyanti Satuhu. 2012.
Handbook of Pharmaceutical Panduan Lengkap Minyak Atsiri.
Excipients, Sixth Edition. Penyebar Swadaya : Jakarta
Pharmaceutical Press and
American Pharmacists

196 |Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019

Anda mungkin juga menyukai