FARMASI
SEMESTER GANJIL 2017-2018
IDENTIFIKASI KATION
Kelompok :2
III. Reaksi
1.1 Identifikasi ion natrium, kalium, magnesium, dan ammonium
Na++Mg2++3UO22++9CH3COO- NaMg(UO2)3(CH3COO)9
A.
Ag+ + Cl- AgCl
AgCl + 2NH3 [Ag(NH3)2]+ +Cl-
6Ag + 8HNO3 6Ag+ + 2NO + 6NO3- + 4H2O
Pb2+ + 2Cl- PbCl2
PbCl + 2NH3 + 2H2O Pb(OH)2 + 2NH4+ + 2Cl-
Hg22+ + 2Cl- Hg2Cl2
Hg2Cl2 + 2NH3 + 2H2O Hg + Hg(NH2)Cl + NH4+ +
Cl-
3Hg2Cl + 2HNO3 + 6HCl 3HgCl2 + 2NO + 4H2O
B.
Ag+ + I- AgI
AgI + I-
Pb2+ + 2I- PbI2
PbI2 + 2I- [PbI4]2-
Hg22+ + 2I- Hg2I2
Hg2I2 + 2I- [HgI4]2- + Hg
HgI2 - HgI2 + Hg (Svehla, 1985)
C. HKJ
2Ag+ + CrO42- AgCrO4
Pb2+ + CrO42- PbCrO4
Hg2+ + CrO42- HgCrO4 (Svehla, 1985)
D. Hufridfsk
2Ag+ + 2OH- AgO2 + H2O
Pb2+ + 2OH- Pb(OH)2
Hg22+ + 2OH- Hg2O + H2O (Svehla, 1985)
Istilah kation berasal dari kata Yunani yaitu “kata” yang berarti
turun untuk mewakili angka yang lebih rendah dari electron dan ion yang
kurang lebih berarti pengelana (Waspakrik, 2005).
Kation adalah ion yang bermuatan positif (Pudjaatmaka,2002).
Pada dasarnya didalam cairan yang mengandung anion,kation dan
molekul air terjadi pertukaran ion yang dapat bergerak
bebas(Anggraini,2012)
Analisis kualitatif dapat dilakukan melalui proses
pemanasan.proses pemanasan sangat membantu proses difusi dalam suatu
larutan(Arnelli& Yoga,2010).
Analisis kualitatif terutama didasarkan pada asas kesetimbangan
larutan. Kation dibagi menjadi lima golongan, yaitu :
1) Golongan 1, yaitu kation yang mengendap dengan adanya ion
klorida, contohnya Ag+,Pb2+, dan Hg+.
2) Golongan 2, yaitu kation yang megendap dengan penambahan ion
sulfide, contohnya Cu2+,Cd2+,Br3+,Hg2+,Sn4+ dan Sb2+.
3) Golongan 3, yaitu kation akan bersifat basa jika ditambahkan
natrium hidroksida dan akan mengendap dengan penambahan ion sulfide,
contohnya Al3+,Cr3+,Co2+,Fe2+,Ni2+,Mn2+ dan Zn2+.
4) Golongan 4, yaitu kation yang menegndap dengan penambahan
natrium karbonat, contohnya Ba2+,Sr2+ dan Ca2+.
5) Golongan 5, yaitu kation yang mungkin tersisa dalam larutan
contohnya, Na+,K+ dan NH4+.
Keberadaan NH4+ ditentukan dengan menambahkan natrium hidroksida :
NaOH(aq) + NH4+(aq) → Na+(aq) + NH3(g) (Chang,2004).
Penelitian kualitatif memiliki ciri atau karakteristik yang
memebedakan dengan penelitian jenis lainnya (Nasution, 2003).
Dalam analisa kualitatif kita dapat menggunakan beberapa pereaksi
diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik,kedua pereaksi ini
dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation(Safrizal,2011).
Dalam melakukan analisis, harus memperhatikan sifat-sifat fisis
dari sampel tersebut. Hal-hal yang diperhatikan yaitu warna, bau, indeks
bias, titik didih, massa jenis, dan kelarutan. Apabila sampel yang kita
gunakan berupa padatan, harus memperhatikan warna, bau, titik leleh,
warna nyala, bentuk Kristal, dan kelarutan. Harus diketahui juga bahwa
menganalisis kualitatif yang cepat dan tepat diperlukan pengetahuan yang
cukup mnegenai sifat fisis dari bahan-bahan yang akan diamati atai
dianalisis oleh kita pada suatu percobaan (Hargis, 1998).
Salah satu analisis kualitatif adalah dengan reaksi pengendapan
yang cirinya adalah terbentuknya produk yang tak larut atau endapan.
Endapan adalah padatan tak larut yang terpisah dari larutan. Reaksi
pengendapan biasanya melibatkan senyawa-senyawa ionic (Chang,2004).
Uji nyala merupakan salah satu pengujian pertama yang dilakukan
untuk menganalisa nama suatu zat. Jika sebuah kawat bersih dimasukkan
ke dalam larutan-larutan garam logam ditahan dalam nyala pembakaran
Bunsen atau nyala lampu pompa akan menghasilkan nyala dengan warna
yang khas. Warna ini muncul karena atom-atom kembali ke keadaan
semula. Nyala berwarna ini dapat dianalisis dengan menggunakan
spektroskop. Contoh logam stronsium dan kalsium digunakan untuk
memberi warna pada kembang api (Kindersley,1993).
Tembaga merupakan logam bewarna kuning kecoklatan, lunak,
liat, dan dapat ditempa. Ion Cu2+ dapat diidentifikasi menggunakan benda-
benda yang terbuat dari besi seperti paku. Misalnya merendam paku pada
CuSO4. (Sutresna,2007).
Larutan cuplikan dapat mengandung bermacam-macam kation.
Ada beberapa cara dalam pemeriksaan kation secara sistematis. Misalnya
cara fosfat dari reni, cara peterson dan cara H2S. Pada bagian ini hanya
akan dibahas pemisahan kation berdasarkan skema H2S menurut bragmen
yang diperkuat oleh Fresenius, Treadwell dan Noyes. Dalam analisis cara
H2S kation-kation diklasifikan dalam lima golongan berdasarkan sifat –
sifat larutan contoh terhadap beberapa pereaksi. Pereaksi yang paling
umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan
amonium karbonat. Jadi klasifikasi kation dilakukan berdasarkan atas
perbedaan reaksi dari klorida, sulfida, dan karbonat kation tersebut.
Penambahan pereaksi golongan akan mengendapkan ion-ion dalam
golongan tersebut. Setiap masing-masing golongan kemudian dipisahkan
kemudian dilakukan pemisahan ion-ion segolongan dan dilakukan
identifikasi terhadap masing-masing ion. Pemisahan dengan cara H2S
dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut. Analisis kation metode H2S
dilakukan dengan menambahkan perekasi golongan. Terdapat 8 golongan
dalam sistim periodik unsur. Dari delapan golongan tersebut terdapat
unsur-unsur yang dapat menghasilkan kation (ion bermuatan positif)
seperti unsur golongan I, Golongan II dan golongan III. Pemahaman
mengenai kation pada sistem periodik unsur diperlukan untuk mendasari
pembahasan pada pokok bahasan ini. Misalnya larutan contoh yang
mengandung kation tertentu akan mengendap apabila ditambahkan larutan
HCL 2 N (Sahirman, 2013).
5.2.1 Pereaksi
a. Aquadest
d. Amonia (NH4OH)
f. (NH4)2CO3
g. NH4OH
5.2.2 Sampel
f. CaCl2 n. KI
g. Co(NO3)2 o. MgSO4
h. CuSO4 p. Na2B4O7
a. Batang pengaduk
b. Beaker glass
c. Bunsen
d. Kaca objek
e. Kawat nikrom
f. Lakmus
g. Penjepit kayu
h. Pipet tetes
i. Plat tetes
j. Rak tabung reaksi
k. Spatula
l. Tabung reaksi
VI. Prosedur
VI.1 Prosedur Identifikasi ion Na+,K+ ,Mg2+
Untuk melakukan identifikasi terhadap ion natrium (Na+), kalium (K+) dan
magnesium (Mg2+) digunakan larutan sampel yaitu larutan ammonium oksalat
0,4M. Kedalam larutan sampel, ditambahkan 1 tetes larutan amonium oksalat 0,4
M dan 1 tetes larutan ammonium sulfat 1M setelah itu dikocok. Untuk kation Na+
diambil 2 tetes larutan sempel lalu ditambahkan dengan larutan asam asetat 1 M
sehingga larutan bereaksi asam. larutan seng uranill asetat ditambahkan sebanyak
5 tetes, kemudian dikocok dan diamati endapan yang akan terbentuk dan lihat
bentuk kristal nya di bawah mikroskop. Natrium akan membentuk kristal berlian.
Untuk K+ larutan sampel ditambah 5 tetes asam asetat 4M, kemudian
dipanaskan. Setelah dingin, ditambahkan 2 tetes larutan Na3[Co(NO2)6],
dikocok. Dan diamati endapan yang terjadi. Kalium akan membentuk endapan
kuning sedangkan Kristal akan membentuk amplop.
Untuk Mg2+ diambil 10 tetes larutan a) lalu dibasakan dengan NH4OH
4M, kemudian ditambahkan 2 tetes larutan Na2HPO4 1M, lalu dikocok dan
diamati endapan yang terbentuk. Magnesium akan endapan putih. Endapan
dilarutkan dalam campuran 2 tetes asam oksalat 1M dan 3 tetes air, setelah itu
dikocok hingga larut. Lalu diambahkan 1 tetes titan kuning dan NaOH/NH4OH
4M berlebih. Lalu diamati endapan yang terjadi.
6.2 Identifikasi ion hidronium (H3O) +
Disediakan 2 tabung reaksi. Kemudian tabung 1 diisi larutan ion fero dan
tabung 2 diisi larutan ion feri. Kedalam tiap tabung ditambahkan larutan
K4Fe(CN)6, dan diamati perubahan yang terjadi. Disediakan 2 tabung reaksi, diisi
seperti pada percobaan pertama. Kedalamnya ditambahkan larutan K3Fe(CN)6
dan diamati perubahan yang terjadi. Disediakan 2 tabung reaksi lagi, diisi seperti
pada percobaan pertama. Ke dalam tiap tabung ditambahkan larutan amonia
encer, dan diamati perubahan yang terjadi. Kedalam tabung reaksi berisi larutan
ion fero, ditambahkan asam sulfat encer,lalu ditambahkan larutan o-fenantrolin,
dan diamati perubahan yang terjadi.
6.12 Identiifkasi ion Arsen den butzett
K+ Warna ungu
VIII. Perhitungan
4 N NaOH ( Mr=40 ) volume 20 ml e=1
gr 1000
N= × ×e
Mr volume lar .
gr 1000
4= × ×1 ¿
40 20
4×40×20
gr= ×1
1000
gr=3,2
jadi , massa NaOH yang dibutuhkan adalah 3,2 gram⋅¿
IX. Pembahasan
Reaksi ion merkurium (I) : saat merkurium (I) ditambahkan asam klorida
encer atau klorida klorida yang larut maka akan terbentuk endapan putih. Endapan
yang terjadi tak larut dalam asam encer. Namun saat ditambahkan natrium
hidroksida maka akan terbentuk endapan hitam merkurium(I) oksida. Endapan tak
larut dalam reagensia berlebihan , tetapi mudah larut dalam asam nitrat
encer.Ketika dididihkan warna endapan berubah menjadi abu abu , karena
terdisproporsionasi pada merkurium (II) oksida dan logam merkurium akan
terbentuk. Sedangkan ketika ditambahkan kalium iodide endapan yang terbentuk
akan berwarna hijau yaitu menjadi merkurium (I) iodide. Ketika endapan
merkurium (I) iodide dengan air terjadi disproporsionasi dan terbentuk campuran
endapan merkurium(II) iodide merah dan merkurium hitam yang berbutir halus.
Identifikasi untuk ion tembaga (Cu2+) dari larutan CuSO4 dan kadmium
(Cd2+) dari larutan CdSO4 dilakukan dengan 10 tetes sampel Cu2+ dan 10 tetes
Cd2+ masing-masing diasamkan dengan asam asetat dan larutan K4Fe(CN)6 0,033
N. Dan hasilnya adalah terjadi perubahan warna dari bening menjadi kuning
keruh. Seharusnya jika kedua sampel tersebut dilarutkan diasamkan dengan
larutan K4Fe(CN)6 0,1 N, terdapat endapan berwarna merah muda pada ion
tembaga dan endapan putih pada ion kadmium. Pada percobaan kali ini tidak
terbentuknya endapan bisa jadi karena perbedaan normalitas yang seharusnya
digunakan K4Fe(CN)6 0,1 N, namun pada percobaan diasamkan oleh K 4Fe(CN)6
0,033 N atau banyaknya K4Fe(CN)6 yang ditambahkan pada larutan sampel. Lalu
untuk megidentifikasi ion tembaga, dilakukan kembali pada empat tabung yang
masing-masing berisi larutan ion tembaga. Tabung I ditambahkan larutan NaOH,
larutan yang tadinya berwarna bening berubah menjadi putih keruh dan setelah
dipanaskan warna larutan berubah menjadi bening dengan endapan putih . Tabung
II ditambahkan NH4CNS, tidak ada perubahan warna, larutan tetap bening.
Tabung III ditambahkan K4Fe(CN)6, terjadi perubahan warna larutan dari bening
menjadi kuning keruh.
Identifikasi untuk ion kobalt (Co2+) dilakukan dengan cara yang pertama
larutan sampel diasamkan dengan HCl 1M , dikocok dan ditambahkan dengan
beberapa butir NH4CNS dan aseton. Setelahnya larutan berubah warna dari merah
ke keunguan, lalu berubah lagi menjadi biru tua. Warna biru tua dalam tabung ini
menunjukkan adanya ion kobalt. Setelah itu, larutan tadi dibagi ke dalam tiga
tabung reaksi. Tabung 1 ditambahkan NaOH, hasilnya larutan tersebut berubah
warna menjadi ungu pudar ditambah adanya endapan. Tabung II ditambahkan 1
mL alkohol dan NH4CNS, hasilnya warna menjadi biru tua tidak terlalu pekat.
Tabung III ditambahkan NH4CNS, hasilnya warna biru tua.
Dalam identifikasi ion fero dan feri, maka hal pertama yang dilakukan
sesuai prosedur adalah dengan larutan ion fero dan feri ditambahkan reagen yang
terdiri atas larutan K3Fe(CN)6, larutan K4Fe(CN)6 dan larutan ammonia encer
untuk kemudian diamati perubahan warnanya. Warna awal masing-masing ion
dalam larutannya adalah kuning muda. Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka
larutan ion feri akan berubah menjadi warna hijau tua, sedangkan ion fero akan
berubah menjadi warna biru dongker yang menjadi cirri khas dari masing-masing
ion. Sedangkan pada identifikasi yang lebih spesifik, larutan ion feri diberi
beberapa tetes kalium sianida dan alkohol, sehingga warnanya berubah menjadi
warna merah pekat sedangkan larutan ion fero diberikan tetes asam sulfat dan o-
fenantrolin yang tidak mengubah warna asalnya sama sekali. Sedangkan pada
identifikasi ion As3+, penambahan Zn dan HCl mengubah warna larutan menjadi
kecoklatan dan berubah cepat menjadi keabu-abuan setelah bagian mulut tabung
reaksi ditutup dengan menggunakan kertas yang telah terlebih dahulu diberi
larutan Pb-asetat.
X. Kesimpulan