Anda di halaman 1dari 24

Laporan Sementara

Laboratorium Dasar

UJI SPESIFIK KATION DAN UJI SPESIFIK ANION

Disusun oleh:
Kelompok: E-2

Habil Fadhlurrahman 2004103010086


Alsya Syakira 2004103010063
Ghaitsa Nabila 2004103010094

ASISTEN:
Ghina Almira Syaheti 1804103010049

DOSEN PEMBIMBING:
Dr. Ir. Cut Meurah Rosnelly, M.T 196801091994032003

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2021
BAB I
DASAR TEORI

Analisa kimia dibagi menjadi dua yaitu analisa kuantitatif dan analisa
kualitatif. Analisis kualitatif merupakan analisis untuk mengidentifikasi elemen,
spesies, atau senyawa yang ada di dalam sampel. Dengan kata lain analisis
kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analit
yang dituju dalam suatu sampel. Analisis kuantitatif merupakan analisis untuk
menentukan jumlah kadar dari suatu sampel. Analisis kuantitatif rutin digunakan
untuk menentukan suatu bahan baku yang akan digunakan (Cartika, 2016).
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menentukan kadar ion pada
analisa kualtatif adalah menggunakan pereaksi spesifik. Pereaksi selektif
merupakan pereaksi yang memberikan sebuah reaksi tertentu untuk suatu jenis
kation ataupun anion tertentu pula. Pereaksi-pereaksi ini diharapkan mampu
memperlihatkan perubahan-perubahan kimia seperti terbentuknya endapan,
terjadinya perubahan warna, bau dan timbulnya gas. Salah satu jenis ion yang
dapat diketahui kandungannya adalah ion sulfat. Ion sulfat merupakan jenis ion
padatan dengan rumus empiris SO4 dengan massa molekul 96.06 satuan massa
atom. Sulfat terdiri dari atom pusat sulfur yang dikelilingi oleh empat atom
oksigen dalam susunan tetrahidron ion sulfat bermuatan dua negatif (Erviana dkk.,
2018)
Kation adalah ion yang bermuatan positif, sedangkan anion adalah ion yang
bermuatan negatif. Ion satu dengan lainnya dapat dibedakan karena tiap ion
mempunyai reaksi kimia spesifik. Kation dan anion merupakan penyusun suatu
senyawa, sehingga untuk menentukan jenis zat atau senyawa tunggal secara
sederhana dapat dilakukan dengan menganalisis jenis kation dan anion yang
dikandungnya (Hamdani dkk., 2012).
Uji pendahuluan adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui golongan
senyawa yang terdapat pada suatu larutan. Pada uji ini dilakukan dengan Analisa
kering dan Analisa basah. Uji kering contohnya adalah uji nyala. Uji nyala
merupakan suatu prosedur analisis yang digunakan dalam ilmu kimia untuk
mendeteksi unsur tertentu dalam suatu larutan, sedangkan reaksi basah merupakan
reaksi yang melarutkan sampel dalam pelarut cair, sehingga dapat diterapkan
untuk zat uji yang berbentuk larutan (Stalis, 2002).
Uji pendahuluan yang dilakukan terhadap sampel yang dianalisis dapat
memberikan petunjuk yang sangat penting dan akan memudahkan analisis lebih
lanjut. Untuk beberapa ion tertentu uji pendahuluan sudah memberikan kepastian
seperti uji pendahuluan secara organoleptis, uji pendahuluan untuk kation, dan uji
pendahuluan untuk anion. Uji pendahuluan secara organoleptis bentuk dari sampel
apakah berupa padatan atau larutan. Bila sampel berupa padatan atau kristal
perhatikan bentuknya secara mikroskopis. Perhatikan warna padatan atau larutan.
Uji nyala adalah pemeriksaan sampel dengan membakarnya pada nyala oksidasi
atau reduksi pembakar Bunsen. Tiap-tiap uap senyawa logam akan memberikan
warna nyala yang khas (Hamdani, 2012).
BAB II
ALAT DAN BAHAN

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada paktikum ini adalah sebagai
berikut:

2.1. Alat Jumlah


1. Tabung Reaksi 21 buah
2. Pipet Tetes 19 buah
3. Rak Tabung Reaksi 2 buah

2.2. Bahan
1. Larutan AgNO3
2. Larutan BaCl2
3. Larutan CuSO4
4. Larutan FeCl2
5. Larutan FeSO4
6. Larutan H2SO4
7. Larutan HCl
8. Larutan NaOH
9. Larutan HgCl2
10. Larutan HNO3
11. Larutan K2CrO4
12. Larutan K4[Fe(CN)6]
13. Larutan KI
14. Larutan KOH
15. Larutan MnCl2
16. Larutan Na2CO3
17. Larutan NH3
18. Larutan NH4OH
19. Larutan Pb(NO3)2
20. Padatan NaOH
21. Larutan MnO2
BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1 Kation Golongan I


3.1.1 Uji Spesifik Ag+
1. Dimasukkan larutan AgNO3 ke dalam tabung reaksi.
2. Dimasukkan HCl (Asam Klorida) encer, diamati apa yang terjadi.
3. Kemudian dimasukkan NH4OH (Amonium Hidroksida), diamati apa
yang terjadi.
4. Ditambahkan HNO3 (Asam Nitrat), dicatat perubhan yang terjadi.

3.1.2 Uji Spesifik Pb2+


1. Dimasukkan larutan Pb(NO3)2 ke dalam tabung reaksi.
2. Ditambahkan K2CrO4, lalu diamati perubahan yang terjadi.
3. Setelah itu, pada tabung I ditambahkan HNO 3 (asam nitrat) dan diamati
perubahan pada endapannya (larut/tidak larut).
4. Sedangkan pada tabung reaksi II, ditambahkan NaOH dan diamati
perubahan pada endapannya (larut/tidak larut).

3.2 Kation Golongan II


3.2.1 Uji Spesifik Hg2+
1. Dimasukkan larutan Hg2+ ke dalam tabung reaksi.
2. Ditambahkan larutan KI (kalium iodida) lalu diamati perubahan yang
terjadi.

3.2.2 Uji Spesifik Cu2+


1. Dimasukkan larutan yang CuSO4 ke dalam tabung reaksi.
2. Ditambahkan K4[Fe(CN)6], diamati perubahan yang terjadi.
3. Ditambahkan padatan NaOH dan diamati perubahan yang terjadi.

3.3 Kation Golongan III


3.3.1 Uji Spesifik Mn2+
1. Dimasukkan larutan AgNO3 (perak nitrat) ke dalam tabung reaksi.
2. Ditetesi NH4OH sedikit demi sedikit sampai berlebih (terbentuknya
endapan coklat diawal terbentuk NH4OH, ditetesi terus sampai endapan
tersebut hilang/bening).
3. Ditambahkan MnCl2.
4. Diperhatikan terbentuknya endapan berwarna coklat abu-abu, coklat
dari MnO2 dan abu-abu dari Ag+.
3.3.2 Uji Spesifik Fe2+
1. Dimasukkan larutan FeCl2 ke dalam tabung reaksi.
2. Ditetesi sedikit demi sedikit K3[Fe(CN)6] hingga larutan berubah
menjadi biru tua.
3. Ditambahkan KOH (kalium Hidroksida).
4. Diamati proses terbentuknya endapan dan catat perubahan warnanya.

3.4 Kation Golongan IV


3.4.1 Uji Spesifik Ba2+
1. Dimasukkan larutan yang mengandung Ba2+ dalam tabung reaksi.
2. Ditambahkan beberapa tetes H2SO4 encer.
3. Diamati perubahan yang terjadi.

3.5 Kation Golongan V


3.5.1 Uji Spesifik NH4+
1. NH4OH dimasukkan dalam tabung reaksi.
2. Ditambahkan beberapa butir NaOH padatan.
3. Diamati perubahan yang terjadi.

3.6 Analisa Anion Cl-


1. Dimasukkan larutan yang mengandung anion Cl- ditambahkan dengan
Na2CO3.
2. Disaring dan dipisahkan endapan dan filtratnya.
3. Filtrat hasil penyaringan (ekstrak soda) ditambahkan AgNO3 dan
diamati perubahannya.
4. Ditambahkan NH3 berlebih dan diamati perubahan endapannya.

3.7 Analisa Anion NO3-


1. Dimasukkan larutan yang mengandung anion NO3- ditambahkan
Na2CO3.
2. Disaring dan dipisahkan endapan dengan filtratnya.
3. Ekstrak soda ditambahkan H2SO4 pekat ditambahkan FeSO4 secara
perlahan-lahan dinding tabung, dan diamati perubahannya.

3.8 Analisa Anion CrO42-


1. Dimasukkan CrO42- dibagi dua tabung.
2. Tabung I ditambahkan dengan Pb(NO3)2 dan diamati .
3. Ditambahkan NH3 dan diamati perubahan yang terjadi.
4. Tabung II ditambahkan dengan Pb(NO3)2 dan diamati, dan ditambahkan
HNO3 dan diamati perubahan yang terjadi.
3.9 Analisa Anion [Fe(CN)6]4-
1. Dimasukkan larutan yang mengandung [Fe(CN)6]4- ditambahkan
dengan sedikit CuSO4 demi sedikit.
2. Diamati perubahan yang terjadi
BAB VI
DATA PENGAMATAN

Tabel 4.1 Data Pengamatan Analisa Kation


Uji Reaksi Hasil
pengamatan
Golongan I
AgNo3 + HCl AgCl putih + HNO3 Endapan Putih
+
Ag AgCl +NH4OH AgOH + NH4Cl Larutan Putih
AgOH + HNO3 AgNo3 putih+ H2O Endapan putih

Pb2+ Pb(NO3)2 + K2CrO4 PbCrO4 kuning + 2KNO3 Larutan Kuning


PbCrO4 + 2NH3 Pb(NO2) + H2CrO4 Endapan Kuning
PbCrO4 + 2NaOH Pb(OH)2 kuning + Na2Co4 Endapan Kuning
Golongan II
Hg2+ HgCl2 + 2KI HgI2 + 2KCl Endapan Orange
Cu2+ CuSO4 +K4[Fe(CN)6] Cu2[Fe(CN)6] coklat + 2KsO4 Larutan Coklat
Cu2[Fe(CN)6]+4NaOH 2Cu(OH)2 biru+NH4[Fe(CN)6] Endapan Coklat
Golongan III
Mn2+ AgNO3 + NH4OH AgOH + NH4NO3 coklat Larutan Coklat
2AgOH + MnCl2 2AgCl coklat + MnO2 Endapan Coklat
Fe2+ 2FeCl + K2[Fe(CN)6] Fe[Fe(CN)6] + 4K2SO4 Larutan Bening
Fe[Fe(CN)6] + KOH 2Fe(OH)2 + K4[Fe(CN)6] Endapan Kuning
Golongan IV
Ba2+ BaCl2 + H2SO4 BaSO4 putih + 2HCl Endapan putih
Golongan V
NH4+ NH4OH + NaOH NH3 + NaOH + H2O Larutan Bening
Panas
Tabel 4.1.2 Data Pengamatan Analisa Anion
Uji Reaksi Hasil
Cl- HCl + Na2CO3 NaCl + CO2 + H2O Larutan Bening
NaCl + AgNO3 AgCl putiih + NaNO3 Endapan Putih
AgCl + 2NH3 Ag(NH3)2 + Cl- putih Larutan Bening
Panas
NO3- -
HNO3 + Na2CO3 HCO3 + Na2NO3 Larutan Bening
HCO3 + H2SO4 + FeSO4 Fe(SO4) + CO + Cincin Coklat
AgSO4 + 2H2O
CrO42- K2CrO4 + Pb(NO3)2 2KNO3 + PbCrO4 kuning Endapan
kuning
-
I : PbCrO4 + 2NH3 Pb(NH3)2 + CrO4 Endapan
Kuning Tua
II : PbCrO4 + 2HNO3 2K2(SO4)2 + Endapan
Cu[Fe(CN)6] Kuning Muda
[Fe(CN)6]4- K4[Fe(CN)6]+ 2CuSO4 2K2(SO4) + Endapan coklat
Cu2[Fe(CN)6] Cokelat Kemerahan

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada pratikum ini dilakukan pengujian kation dan anion untuk mengetahui
sifat-sifat khas dari kation dan anion ketika direaksikan dengan reagen
spesifiknya. Pratikum ini bertujuan untuk menganalisis secara kuantitatif dari
kation dan anion untuk mengetahui, sifat-sifatnya secara spesifik berupa
perubahan warna, bau, endapan serta daya larut. Kation-kation yang digunakan
pada percobaan ini adalah golongan I yaitu Ag+ dan Pb2+, kation golongan II yaitu
Hg+ dan Cu2+, kation golongan III yaitu Mn2+ dan Fe2+, kation golongan IV yaitu
Ba2+ dan kation golongan V yaitu NH4+, sedangkan anion-anion yang di
identifikasikan adalah Cl-, NO3-, CrO4-, dan [Fe(CN)6].

5.1 Uji Kation Golongan I


5.1.1 Uji Spesifik Ag+
Larutan yang digunakan pada uji ini adalah larutan AgNO3, kemudian larutan
ditambahkan HCl encer dan membentuk endapan putih AgCl lalu AgCl
ditambahkan NH4OH sehingga endapan putih larut dan membentuk larutan putih.
Setelah itu, ditambahkan HNO3 dan membentuk kembali endapan putih. Pada
golongan ini pereaksi pengendapan digunakan adalah asam klorida encer, jika
dalam larutan mengandung ion ini, akan mengendap menjadi AgCl jika larutan
yang di pakai AgNO3 (Achmad, 2012).
Reaksi yang terjadi:
AgNO3 + HCl  AgCl(putih) + HNO3
AgCl + NH4OH  AgOH(putih) + NH4Cl
AgOH + HNO3  AgNO3(putih) + H2O
Sifat-sifat AgCl adalah sebagi berikut:
1. Endapan putih
2. Dapat larut dalam NH3, H2SO4, Na2S2O3, KCl
3. Sukar larut dalam air

5.1.2 Uji Spesifik Pb2+


Larutan yang digunakan pada uji ini adalah Pb(NO3)2, kemudian
dimasukkan dalam dua tabung reaksi yang berbeda, lalu setiap tabung
ditambahkan K2CrO4 sehingga membentuk larutan kuning yaitu PbCrO 4. Setelah
itu pada tabung I ditambahkan HNO3 dan membentuk endapan kuning, sedangkan
pada tabung II ditambahkan NaOH dan membentuk endapan kuning.
Reaksi yang terjadi sebagai berikut : (Wardani dkk., 2020).
Pb(NO3)2 + K2CrO4  PbCrO4(kuning) + KNO3
(i) PbCrO4 + 2HNO3  Pb(NO3)2(kuning orange) + H2CrO4
(ii) PbCrO4 + 2NaOH  Pb(OH)2(kuning) + Na2CrO4
Sifat-sifat Pb2+:
1. Endapan berwarna kuning
2. Larut dalam mineral dan tidak larut dalam CH3COOH
3. Memiliki densitas tinggi

5.2 Uji Spesifik Kation Golongan II


5.2.1 Uji Spesifik Hg+
Larutan yang digunakan adalah larutan HgCl yang kemudian direaksikan
dengan larutan KI membentuk endapan orang kemerahan (Rahman dkk., 2019).
Reaksinya adalah sebagai berikut:
HgCl + 2KI  HgI2(orange kemerahan) + KCl
Sifat-sifat HgI2 adalah sebagi berikut:
1. Endapan orange
2. Berifat racun dan penghapus hama
3. Larutan dalam alkohol mendidih yaitu Na2S2O3 atau KI

5.2.2 Uji Spesifik Cu2+


Larutan yang dipakai pada uji ini adalah larutan CuSO 4, yang kemudian
direkasikan dengan K4 [Fe(CN)6] sehingga membentuk endapan coklat. Lalu Cu2
[Fe(CN)6] direaksikan dengan NaOH sehingga membentuk endapan coklat.
Reaksi yang tejadi sebagai berikut (Sukmawardi dan Hardianti., 2017)
2CuSO4 + K4[Fe(CN)6]  Cu2[Fe(CN)6](merah cokelat) + 2K2SO4
Cu2[Fe(CN)6] + NaOH  Cu(OH)2 + Na[Fe(CN)6]
Sifat-sifat Cu2[Fe(CN)6] adalah sebagai berikut:
1. Endapan cokelat
2. Tidak larut dalam asam-asam encer
3. Dapat larut dalam asam amonia / KOH

5.3 Uji Spesifik Kation Golongan III


5.3.1 Uji Spesifik Mn2+
Pada uji spesifik ini, pertama larutan yang digunakan adalah AgNO 3.
Lalu ditambahkan ammonium (NH4OH) sehingga membentuk larutan bening, lalu
baru ditambahkan MnCl2 yang menghasilkan endapan coklat.
Reaksi yang terjadi sebagai berikut: (Sulistyanti, 2017).
AgNO3 + NH4OH  AgOH(cokelat) + NH4NO3
2AgOH + MnCl2  2AgCl + NH4OH
Sifat-sifat Mn(OH)2 adalah sebagai berikut:
1. Endapan cokelat
2. Mudah Teroksidasi
3. Tidak larut dalam asam-asam alkali

5.3.2 Uji Spesifik Fe2+


Pada uji spesifik ini larutan yang digunakan adalah larutan FeCl 2.
Kemudian dimasukkan dengan K4 [Fe(CN)6] menghasilkan larutan kuning,
kemudian ditambahkan KOH, sehingga membentuk endapan kuning.
Reaski yang terjadi sebagai berikut (Hiski, 2020).
2FeCl2 + K4[Fe(CN)6]  Fe2[Fe(CN)6] + 4KCl
Fe2[Fe(CN)6] + 4KOH  2Fe(OH)2 + K4[Fe(CN)6]
Sifat-sifat Fe2+:
1. Mudah larut dalam air atau alkohol
2. Berwarna kuning
3. Pengendapan senyawa Fe menyebabkan pengumpalan

5.4 Uji Spesifik Kation Golongan IV


5.4.1 Uji Spesifik Ba2+
Larutan yang digunakan pada uji ini adalah larutan BaCl2 yang
kemudian direaksikan dengan H2SO4 encer sehingga menghasilkan endapan
BaSO4.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: (Luvinani dan Sari., 2020).
BaCl2 + H2SO4 encer  BaSO4(putih) + 2HCl
Sifat-sifat BaSO4 adalah sebagai berikut:
1. Endapan putih
2. Tidak larut dalam air
3. Tidak larut dalam asam pekat

5.5 Uji Spesifik Kation Golongan V


5.5.1 Uji Spesifik NH4+
Larutan yang digunakan dalam uji ini adalah larutan NH4OH yang
direaksikan dengan NaOH sehingga terjadi adanya gelembung-gelembung
membentuk larutan panas.
Reaksi yang terjadi sebagai berikut: (Ethica, 2020).
NH4OH + NaOH  NH3 + NaOH + H2O
Sifat-sifat NH4+ adalah sebagai berikut:
1. Tidak berwarna
2. Mudah larut dalam air (bersifat basa) yaitu alkohol dan ester
3. Berbau khas aromatic

5.6. Uji Spesifik Anion Cl-


Pada uji spesifik Cl- digunakan larutan MnCl2 ditambahkan Na2CO3
membentuk larutan bening. Kemudian disaring sehingga menghasilkan ektrak
soda. Ekstrak soda ditambahkan AgNO3 menghasilkan endapan putih AgCl. AgCl
kemudian direaksikan dengan NH3 menghasilkan endapan coklat.
Reaksi yang terjadi yaitu (sulistiyarti, 2017):
MnCl2 + Na2CO3 NaCl + MnCO3 (larutan bening)
NaCl + AgNO3 NaNO3 + AgCl (endapan putih)
AgCl + 2NH3 Ag(NH3)2 + Cl- (larutan putih)
Sifat-sifat Cl-
- Endapan putih
- Larut dalam amonium berlebih.

5.7 Uji Spesifik Anion NO3-


Pada uji spesifik NO3- digunakan larutan yang digunakan adalah AgNO3.
Larutan AgNO3 ditambahkan dengan Na2CO3 sehingga membentuk larutan putih
keruh, kemudian disaring lalu ditambahkan FeSO4 sehingga membentuk cincin
coklat. Reaksi yang terjadi yaitu (Sulistiyarti, 2017):
AgNO3 + Na2CO3 Ag2CO3 + 2NaNO3
2NaNO3 + H2SO4 Na2SO4 + 2HNO3 (larutan bening)
2HNO3 + FeSO4 H2SO4 + Fe(NO3)2 (cincin coklat)
-
Sifat-sifat NO3
- Membentuk cincin coklat bila direaksikan dengan fe2+
- Membentuk larutan putih keras
- Larutan dalam air panas
- Fe(NO)2+ membentuk cincin coklat.

5.8 Uji Spesifik Anion CrO42-


Larutan yang digunakan untuk menguji anion CrO 42- adalah K2CrO4.
Larutan K2CrO4 ditambahkan dengan Pb(NO3)2, sehingga terbentuk endapan
kuning. Pada uji ini digunakan 2 tabung reaksi. Tabung I ditambahkan NH 3 dan
pada tabung II ditambahkan HNO3. Pada tabung I endapan menjadi larut dan
larutan berwarna kuning. Sedangkan pada tabung II endapan juga menjadi larut
dan larutan berwarna emas.
Reaksi yang terjadi yaitu (Sulistiyarti, 2017):
K2CrO4 + Pb(NO3)2 → 2KNO3 + PbCrO4
↓ Kuning
Tabung I: PbCrO4 ↓ Kuning + NH3 → (NH3)2CrO4 + Pb2+ (larutan
orange)
Tabung II: PbCrO4 ↓ Kuning + HNO3 → Pb(NO3)2 + H2CrO4
(larutan orange)
 Sifar-sifat CrO42-
- menghasilkan endapan kuning
- Larut dalam asam

5.9Uji Spesifik Anion [Fe(CN)6]4-


Larutan yang digunakan untuk menguji anion [Fe(CN)6]4- adalah
K4[Fe(CN)6]. Larutan K4[Fe(CN)6] ditambahkan dengan CuSO4. Hasil dari
reaks tersebut adalah endapan berwarna coklat kemerahan.
Reaksi yang terjadi yaitu (sulistiyarti, 2017):
K4[Fe(CN)6] + 2CuSO4 Cu2[Fe(CN)6] + 2K2SO4
4-
 Sifat-sifat [Fe(CN)6]
- Endapan coklat kemerahan
- Tidak larut dalam asam asetat
BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Ag+ akan membentuk eendpaan putih setelah bereaksi dengan HCl.
2. Pb2+ membentuk larutan kuning setelah bereaksi dengan K2CrO4. Tabung I
membentuk endapan kuning setelah bereaksi dengan HNO 3 dan tabung II
juga membentuk endapan kuning setelah bereaksi dengan NaOH.
3. Hg+ akan membentuk endapan merah-oren stelah bereaksi dengan KI.
4. Cu2+ akan membentuk larutan coklat setelah bereaksi dengan K4 [Fe(CN)6]
dan membentuk endapan coklat setelah bereaksi dengan NaOH.
5. Kation Mn2+ membentuk endapan coklat dari Mn(OH)2.
6. Kation Fe2+ membentuk larutan kuning setelah direaksi K4 [Fe(CN)6] dan
setelah ditambahkan KOH membentuk endapan kuning.
7. Kation Ba2+ membentuk endapan putih setelah bereaksi dengan H2SO4.
8. Kation NH4+ akan membentuk larutan bening yang panas dan
mengeluarkan gelembumg gas setelah ditambhakan butir NaOH.
9. Anion Cl- akan menghasilkan ektrak soda setelah ditambahkan Na2CO3
dan membentuk endapan putih setelah ditambahkan AgNO3.
10. Anion NO3- akan menghasilkan ektrak soda setelah ditambahkan Na 2CO3
dan membentuk endapan coklat setelah ditambahkan H2SO4 dan FeSO4.
11. Anion CrO4 akan membentuk endapan kuning setelah ditambahkan
Pb(NO3). Tabung I setelah ditambahkan NH3 akan membentuk endpan
kuning juga, sedangkan tabung II setelah ditambahkan HNO 3 akan
membentuk larutan oren.
12. Anion [Fe (CN)6)4- akan membentuk endapan coklat kemerahan setelah
bereaksi CuSO4.

DAFTAR PUSTAKA
Erviana D., Annisa W. B., Silvi H., Arriya W., Luffiya Y. S. 2018. Analisis
Kualitatif Kandungan Sulfat dalam Aliran Air dan Air Danau di
Kawasan Jakabaring Sport City Palembang. Jurnal Ilmu Kimia dan
Terapan. 2(2) : 1-4.

Stalis, N. E., 2002. Buku Ajar Teori Kimia Analitik Teknologi Laboratorium
Medis. Yogyakarta. Deeppublish.

Hamdani., Hasanah, U., dan Situmorang, U., 2012. Modul Pratikum Kimia
Analisis. Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia. Bandung.

Amin, M., dan Lim, L.M. 2019. Ion Chromatographic metode for the simultanow
determination of anions and cations in fire crates and matches sample as
know potensial explovies. Journal penenlitian kimia. 2(1):1-4.

Cartika, H., 2016. Kimia farmasi. Jakarta selatan: Kementrian kesehatan republik
indonesia.
Ethica, S.N., 2020, Teori Kimia Analitik: teknologi Laboratorium medis.
Deepublis: Slemon.
Hiskia, A., 2020, Buku Ajar Teori Kimia Analitik Teknologi Laboratorium Madis,
Deepublis: Yogyakarta.
Luviriani, E., dan sari, I., 2020, ‘Identifikasi natrium siklamat pada susu bubuk
tanpa merk yang beredar dipasar sumber kecamtan sumber kabupaten
cirebon, Syntax, vol. 2, no.7, hh. 200-208.
Sulistyarti, H., 2017, Kimia Analisis dasar untuk analisis kualitatif. UB Press:
Malang.
Sukmawardani, V., dan Hardiani, R., 2017,’ Pengembangan lembar kerja berbasis
inkuri untuk Analisis Kualitatif logam berat pada limbah laboratorium,
Jurnal tadis kimiya, vol.2, no. 2, hh. 153-158.

LAMPIRAN A
GAMBAR
A.1 Kation Golongan I
A.1.1 Uji spesifik Ag+
Gambar A.1.1.1 Endapan putih AgCl Gambar A.1.1.2 Larutan bening
AgOH

Gambar A.1.1.3 Endapan putih AgNO3


A.1.2 Uji spesifik kation Pb2+
Gambar A.1.2.1 Larutan kuning Gambar A.1.2.2 Endapan kuning
PbCrO4 Pb (NO3)2

Gambar A.1.2.3 Endapan kuning


Pb(OH)2
A.2 Kation Golongan II
A.2.1 Uji spesifik Hg2+
Gambar A.2.1.1 Endapan oren HgI2

A.2.2 Uji spesifik Cu2+

Gambar A.2.2.1 Larutan coklat Gambar A.2.2.2 Endapan tosca


Cu[Fe(CN)6] 2Cu(OH)

A.3 Kation Golongan III


A.3.1 Uji spesifik Mn2+
Gambar A.3.1.1 Larutan bening Gambar A.3.1.2 Endapan coklat
Ag(OH) Mn(OH)2
A.3.2 Uji spesifik Fe2+

Gambar A.3.2.1 Larutan kuning Gambar A.3.2.2 Endapan kuning


Fe[Fe(CN)6] keruh 2Fe(OH)2
A.4 Kation Golongan IV
A.4.1 Uji spesifik Ba2+
Gambar A.4.1.1 Endapan putih BaSO4

A.5 Kation Golongan V


A.5.1 Uji spesifik NH4+

Gambar A.5.1.1 Larutan bening panas


NH3
A.6 Analisa Anion Cl-
Gambar A.6.1 Larutan bening Gambar A.6.2 Endapan putih AgCl
NaCl

Gambar A.6.3 Larutan bening panas


Ag(NH3)

A.7 Analisa Anion NO3-


Gambar A.7.1 Larutan bening Gambar A.7.2 Cincin coklat
HCO3 Fe(SO4)3

A.8 Analisa Anion CrO4-

Gambar A.8.1 Endapan kuning Gambar A.8.2 Endapan kuning tua


2KNO3 Pb(NO3)2
Gambar A.8.3 Endapan kuning muda
Pb(NO3)

A.9 Analisa Anion (Fe(CN)6]4-

Gambar A.9.1 Endapan merah


Kecoklatan 2K2SO4

Anda mungkin juga menyukai