Laboratorium Dasar
Disusun oleh:
Kelompok: E-2
ASISTEN:
Ghina Almira Syaheti 1804103010049
DOSEN PEMBIMBING:
Dr. Ir. Cut Meurah Rosnelly, M.T 196801091994032003
Analisa kimia dibagi menjadi dua yaitu analisa kuantitatif dan analisa
kualitatif. Analisis kualitatif merupakan analisis untuk mengidentifikasi elemen,
spesies, atau senyawa yang ada di dalam sampel. Dengan kata lain analisis
kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analit
yang dituju dalam suatu sampel. Analisis kuantitatif merupakan analisis untuk
menentukan jumlah kadar dari suatu sampel. Analisis kuantitatif rutin digunakan
untuk menentukan suatu bahan baku yang akan digunakan (Cartika, 2016).
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menentukan kadar ion pada
analisa kualtatif adalah menggunakan pereaksi spesifik. Pereaksi selektif
merupakan pereaksi yang memberikan sebuah reaksi tertentu untuk suatu jenis
kation ataupun anion tertentu pula. Pereaksi-pereaksi ini diharapkan mampu
memperlihatkan perubahan-perubahan kimia seperti terbentuknya endapan,
terjadinya perubahan warna, bau dan timbulnya gas. Salah satu jenis ion yang
dapat diketahui kandungannya adalah ion sulfat. Ion sulfat merupakan jenis ion
padatan dengan rumus empiris SO4 dengan massa molekul 96.06 satuan massa
atom. Sulfat terdiri dari atom pusat sulfur yang dikelilingi oleh empat atom
oksigen dalam susunan tetrahidron ion sulfat bermuatan dua negatif (Erviana dkk.,
2018)
Kation adalah ion yang bermuatan positif, sedangkan anion adalah ion yang
bermuatan negatif. Ion satu dengan lainnya dapat dibedakan karena tiap ion
mempunyai reaksi kimia spesifik. Kation dan anion merupakan penyusun suatu
senyawa, sehingga untuk menentukan jenis zat atau senyawa tunggal secara
sederhana dapat dilakukan dengan menganalisis jenis kation dan anion yang
dikandungnya (Hamdani dkk., 2012).
Uji pendahuluan adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui golongan
senyawa yang terdapat pada suatu larutan. Pada uji ini dilakukan dengan Analisa
kering dan Analisa basah. Uji kering contohnya adalah uji nyala. Uji nyala
merupakan suatu prosedur analisis yang digunakan dalam ilmu kimia untuk
mendeteksi unsur tertentu dalam suatu larutan, sedangkan reaksi basah merupakan
reaksi yang melarutkan sampel dalam pelarut cair, sehingga dapat diterapkan
untuk zat uji yang berbentuk larutan (Stalis, 2002).
Uji pendahuluan yang dilakukan terhadap sampel yang dianalisis dapat
memberikan petunjuk yang sangat penting dan akan memudahkan analisis lebih
lanjut. Untuk beberapa ion tertentu uji pendahuluan sudah memberikan kepastian
seperti uji pendahuluan secara organoleptis, uji pendahuluan untuk kation, dan uji
pendahuluan untuk anion. Uji pendahuluan secara organoleptis bentuk dari sampel
apakah berupa padatan atau larutan. Bila sampel berupa padatan atau kristal
perhatikan bentuknya secara mikroskopis. Perhatikan warna padatan atau larutan.
Uji nyala adalah pemeriksaan sampel dengan membakarnya pada nyala oksidasi
atau reduksi pembakar Bunsen. Tiap-tiap uap senyawa logam akan memberikan
warna nyala yang khas (Hamdani, 2012).
BAB II
ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada paktikum ini adalah sebagai
berikut:
2.2. Bahan
1. Larutan AgNO3
2. Larutan BaCl2
3. Larutan CuSO4
4. Larutan FeCl2
5. Larutan FeSO4
6. Larutan H2SO4
7. Larutan HCl
8. Larutan NaOH
9. Larutan HgCl2
10. Larutan HNO3
11. Larutan K2CrO4
12. Larutan K4[Fe(CN)6]
13. Larutan KI
14. Larutan KOH
15. Larutan MnCl2
16. Larutan Na2CO3
17. Larutan NH3
18. Larutan NH4OH
19. Larutan Pb(NO3)2
20. Padatan NaOH
21. Larutan MnO2
BAB III
PROSEDUR KERJA
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada pratikum ini dilakukan pengujian kation dan anion untuk mengetahui
sifat-sifat khas dari kation dan anion ketika direaksikan dengan reagen
spesifiknya. Pratikum ini bertujuan untuk menganalisis secara kuantitatif dari
kation dan anion untuk mengetahui, sifat-sifatnya secara spesifik berupa
perubahan warna, bau, endapan serta daya larut. Kation-kation yang digunakan
pada percobaan ini adalah golongan I yaitu Ag+ dan Pb2+, kation golongan II yaitu
Hg+ dan Cu2+, kation golongan III yaitu Mn2+ dan Fe2+, kation golongan IV yaitu
Ba2+ dan kation golongan V yaitu NH4+, sedangkan anion-anion yang di
identifikasikan adalah Cl-, NO3-, CrO4-, dan [Fe(CN)6].
DAFTAR PUSTAKA
Erviana D., Annisa W. B., Silvi H., Arriya W., Luffiya Y. S. 2018. Analisis
Kualitatif Kandungan Sulfat dalam Aliran Air dan Air Danau di
Kawasan Jakabaring Sport City Palembang. Jurnal Ilmu Kimia dan
Terapan. 2(2) : 1-4.
Stalis, N. E., 2002. Buku Ajar Teori Kimia Analitik Teknologi Laboratorium
Medis. Yogyakarta. Deeppublish.
Hamdani., Hasanah, U., dan Situmorang, U., 2012. Modul Pratikum Kimia
Analisis. Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia. Bandung.
Amin, M., dan Lim, L.M. 2019. Ion Chromatographic metode for the simultanow
determination of anions and cations in fire crates and matches sample as
know potensial explovies. Journal penenlitian kimia. 2(1):1-4.
Cartika, H., 2016. Kimia farmasi. Jakarta selatan: Kementrian kesehatan republik
indonesia.
Ethica, S.N., 2020, Teori Kimia Analitik: teknologi Laboratorium medis.
Deepublis: Slemon.
Hiskia, A., 2020, Buku Ajar Teori Kimia Analitik Teknologi Laboratorium Madis,
Deepublis: Yogyakarta.
Luviriani, E., dan sari, I., 2020, ‘Identifikasi natrium siklamat pada susu bubuk
tanpa merk yang beredar dipasar sumber kecamtan sumber kabupaten
cirebon, Syntax, vol. 2, no.7, hh. 200-208.
Sulistyarti, H., 2017, Kimia Analisis dasar untuk analisis kualitatif. UB Press:
Malang.
Sukmawardani, V., dan Hardiani, R., 2017,’ Pengembangan lembar kerja berbasis
inkuri untuk Analisis Kualitatif logam berat pada limbah laboratorium,
Jurnal tadis kimiya, vol.2, no. 2, hh. 153-158.
LAMPIRAN A
GAMBAR
A.1 Kation Golongan I
A.1.1 Uji spesifik Ag+
Gambar A.1.1.1 Endapan putih AgCl Gambar A.1.1.2 Larutan bening
AgOH