Anda di halaman 1dari 20

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

IDENTIFIKASI ANION SECARA BASAH

OLEH:

NI NYOMAN NOPI SATRIYANTI NIM 1713031014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2020
IDENTIFIKASI ANION SECARA BASAH
I. Tujuan
Mengidentifikasi reaksi yang dialami beberapa anion serta mengenal bentuk dan warna hasil
reaksinya.

II. Dasar Teori


Kimia analisis dibagi dalam dua bidang, salah satunya adalah kimia analisis kualitatif.
Analisis kualitatif membahas mengenai identifikasi zat-zat. Secara umum, analisis kualitatif
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering
umumnya dilakukan untuk zat-zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan. Suatu
reaksi diketahui berlangsung apabila terjadi pembentukan endapan, pembentukan gas, atau
perubahan warna larutan. Dalam kaitannya dengan teknik analisis kualitatif, pembentukan
endapan meliputi proses pengendapan, penyaringan endapan, penguapan pelarut, dan
pengeringan endapan. Pengetahuan tentang teknik-teknik di atas merupakan hal yang penting
agar proses analisis (kualitatif) dapat berlangsung dengan baik. Di antara kedua jenis reaksi
tersebut, reaksi yang sering digunakan adalah reaksi basah. Reaksi basah merupakan reaksi
yang berlangsung dalam wujud cair menggunakan pelarut air. Dalam reaksi basah terdapat
dua jenis identifikasi yang dapat dilakukan yaitu identifikasi kation dan identifikasi anion
secara basah.
Dalam identifikasi anion secara basah, hasil reaksi yang dialami oleh anion dapat
berupa endapan garam, asam-asam lemah, gas, dan dapat pula berupa ion kompleks.
Misalnya, apabila sampel yang digunakan mengandung ion CN-
a. Pereaksi yang digunakan mengandung ion Ag+ dalam jumlah ekivalen, maka reaksinya
adalah sebagai berikut.
Ag+ + CN- → AgCN
b. Pereaksi yang digunakan mengandung ion Fe3+ dalam jumlah yang tidak ekivalen untuk
membentuk endapan Fe(CN)3. Reaksinya adalah sebagai berikut.
Fe3+ + 2CN- → Fe(CN)2+ atau
Fe3+ + 4CN- → Fe(CN)4-
Berturut-turut untuk jumlah Fe3+ yang ditambahkan lebih besar dan lebih kecil dari yang
diperlukan.
c. Pereaksi yang digunakan mengandung ion H3O+ dalam jumlah ekivalen untuk membentuk
senyawa asamnya. Reaksinya adalah sebagai berikut.
H+ + CN- → HCN(aq) → HCN (g)
Macam reaksi yang mungkin dialami oleh anion atau senyawanya adalah reaksi redoks dan
bukan redoks.
1. Reaksi redoks, misalnya antara MnO4- dengan Fe2+ dalam suasana asam
MnO4- + 5Fe2+ + 8H3O+ → Mn2+ + 5Fe3+ + 12H2O
2. Reaksi non redoks, misalnya reaksi antara ion CH3COO- dengan ion Ca2+
2CH3COO- + Ca2+ → Ca(CH3COO)2 (Selamat,2004)

III. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah 1 rak tabung reaksi, penjepit tabung,
corong, plat tetes, pengalir gas, pemanas masing-masing 1 buah, dan pipet tetes 3 buah. Bahan
yang digunakan larutan NaCl, larutan AgNO3, larutan NH3, larutan HNO3, larutan Hg2(NO3)2,
larutan NaBr, larutan K4Fe(CN)6, larutan KI, larutan Pb(NO3)2, larutan K3Fe(CN)6, larutan
CuSO4, larutan KCN, larutan FeCl3, larutan KNO2, larutan KMnO4, larutan Na2S, larutan
H2SO4, larutan HCl, larutan CH3COONa, larutan Na2CO3, larutan BaCl2, larutan Na2C2O4,
larutan Na3PO4, larutan Ba(NO3)2, larutan Na2S2O4, larutan Na2SO4, larutan KNO3 dengan
volume yang digunakan masing-masing 10 mL, indikator universal dan kertas saring dengan
jumlah secukupnya.

IV. Prosedur Kerja


IV.1Identifikasi ion klorida (larutan uji NaCl 0,1 M)
Ditambahkan larutan AgNO3 ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan putih
dari AgCl dan identifikasi endapan masing-masing dengan HNO3 dan NH3, diamati yang
terjadi. Kemudian ditambahkan larutan Hg2(NO3)2 ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk
endapan putih dari Hg2Cl2.
IV.2Identifikasi ion bromida (larutan uji NaBr 0,1 M)
Ditambahkan larutan asam sulfat pekat ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk HBr
dan Br2 sehingga larutan akan menjadi coklat dan jika dipanaskan akan dikeluarkan uap
berwarna kuning coklat. Kemudian ditambahkan larutan AgNO3 ke dalam larutan uji, maka
akan terbentuk endapan kuning dari AgBr yang larut dalam amonia dan KCN berlebih.
IV.3Identifikasi ion iodida (larutan uji KI 0,1 M)
Ditambahkan asam sulfat pekat ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk uap kuning
atau violet dari I2 dan mungkin bersama gas HI, H2S atau endapan S yang berwarna kuning.
Kemudian ditambahkan larutan AgNO3 ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan
kuning dari AgI yang larut dalam amonia dan KCN berlebih.
IV.4Identifikasi ion ferrosianida (larutan uji K4Fe(CN)6 0,2 M)
Ditambahkan asam sulfat pekat ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk gas CO dan
SO2 hasil oksidasi ferro menjadi ferri oleh asam. Kemudian ditambahkan larutan garam timbal
pekat ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan putih yang tidak larut dalam asam
nitrat encer.
IV.5Identifikasi ion ferrisianida (larutan uji K3Fe(CN)6 0,2 M)
Ditambahkan larutan AgNO3 ke dalam larutan uji, maka terbentuk endapan merah oranye
dari Ag3Fe(CN)6 yang larut dalam amonia tetapi tidak larut dalam HNO 3. Kemudian
ditambahkan larutan CuSO4 ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan berwarna
hijau dari kupri ferrisianida.
IV.6Identifikasi ion tiosianat (larutan uji KSCN 0,1 M)
Ditambahkan larutan AgNO3 ke dalam larutan uji, maka terbentuk endapan putih
peraktiosianat yang larut dalam amonia tetapi tidak larut dalam HNO 3 encer. Kemudian
tambahkan larutan garam ferri ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan berwarna
merah darah dari Fe(CNS)3.
IV.7Identifikasi ion nitrit (larutan uji KNO2 0,1 M)
Ditambahkan larutan AgNO3 ke dalam larutan uji, maka terbentuk endapan putih bentuk
kristalin dari AgNO2. Lalu ditambahkan larutan KMnO4 dalam suasana asam, maka
menyebabkan warna permanganat hilang. Kemudian ditambahkan FeSO 4 25% dalam suasana
asam sulfat atau asam asetat encer secara perlahan-lahan, maka akan terbentuk cincin coklat
dari FeNOSO4. Jika dilakukan dengan cepat apa yang terjadi?
IV.8Identifikasi ion sulfida (larutan uji Na2S 2 M)
Ditambahkan larutan AgNO3 ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan hitam
dari Ag2S. Selanjutnya ke dalam endapan yang terjadi ditambahkan HNO3 encer dan diulangi
dengan HNO3 encer panas, amati perubahan yang terjadi. Kemudian ditambahkan larutan
H2SO4 encer ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk gas H 2S yang tidak berwarna dengan
bau khas. Gas ini akan memberikan noda hitam pada kertas yang dibasahi dengan timbal
asetat.
IV.9Identifikasi ion asetat (larutan uji CH3COONa 2 M)
Ditambahkan larutan ferri klorida ke dalam larutan uji, maka terbentuk larutan berwarna
merah-coklat dari [Fe3(OH)2(CH3COO)6]- yang dengan pemanasan akan dihasilkan endapan
merah coklat dari besi (III) asetat. Kemudian ditambahkan larutan AgNO3 ke dalam larutan
uji, maka akan terbentuk endapan kristalin putih dari CH 3COOAg, selanjutnya menambahkan
HNO3 encer dan diulangi dengan HNO3 encer panas ke dalam endapan yang terjadi, diamati
perubahan yang terjadi.
IV.10 Identifikasi ion karbonat (larutan uji Na2CO3 0,5 M)
Ditambahkan larutan asam sulfat encer ke dalam larutan uji, maka akan timbul gas.
Ditangkap gas yang timbul dengan batang gelas yang telah dibasahi dengan barium
hidroksida, diamati apa yang terjadi. Kemudian ditambahkan larutan barium klorida ke dalam
larutan uji, maka akan terbentuk endapan putih barium karbonat. Endapan ini dapat larut
dalam asam mineral encer dan asam karbonat.
IV.11 Identifikasi ion oksalat (larutan uji Na2C2O4 0,1 M)
Ditambahkan larutan AgNO3 ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan putih
Ag2C2O4. Endapan ini larut dalam NH3 berlebih dan dalam HNO3 encer. Kemudian
ditambahkan larutan barium klorida ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan putih
BaC2O4. Endapan ini larut dalam asam klorida encer dan asam nitrat encer, tetapi tidak larut
dalam asam asetat encer dan amonium aksalat. Selanjutnya ditambahkan larutan kalium
permanganat ke dalam larutan uji, maka warna permanganat akan hilang.
IV.12 Identifikasi ion fosfat (larutan uji Na3PO4 0,1 M)
Ditambahkan larutan barium nitrat ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan
putih barium fosfat. Kemudian ditambahkan larutan ferri klorida ke dalam larutan uji, maka
akan terbentuk endapan putih kekuningan dari ferri fosfat
IV.13 Identifikasi ion tiosulfat (larutan uji Na2S2O4 0,25 M)
Ditambahkan larutan asam sulfat encer ke dalam larutan uji, maka akan timbul gas yang
berbau rangsang dan endapan sulfur. Kemudian ditambahkan larutan AgNO3 ke dalam larutan
uji, maka akan terbentuk endapan putih dari Ag 2S2O3, yang selanjutnya berubah warna
menjadi coklat dan akhirnya menjadi hitam dari Ag2S.
IV.14 Identifikasi ion sulfat (larutan uji Na2SO4 0,1 M)
Ditambahkan larutan barium klorida ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan
putih dari barium sulfat yang larut dalam HCl pekat panas tetapi tidak larut dalam HNO3 encer
dan HCl encer. Kemudian ditambahkan larutan timbal nitrat ke dalam larutan uji, maka akan
terbentuk endapan putih dari timbal sulfat yang larut dalam asam sulfat pekat panas dan
dalam amonium asetat.
IV.15 Identifikasi ion nitrat (larutan uji KNO3 0,1 M)
Ditambahkan larutan asam sulfat pekat ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk gas
NO2 yang berbau dan berwarna coklat, disamping juga gas O2. Diamati apa yang terjadi bila
pereaksinya adalah asam sulfat encer. Dalam suasana alkalis, menambahkan logam seng atau
aluminium dan dipanaskan maka akan dihasilkan gas NH3.
V. Data Pengamatan
Tabel 1. Data Pengamatan Identifikasi Anion Secara Basah

No Perlakuan Hasil Pengamatan Reaksi-reaksi


V.1 Identifikasi ion klorida (larutan uji NaCl 0,1 M)
a.  AgNO3 + NaCl  Reaksi:
AgNO3(aq) +NaCl(aq) → AgCl(s)↓ + NaNO3(aq)
 Reaksi: putih

AgCl(s) ↓ + HNO3(aq)
 AgCl + HNO3 (endapan tidak larut)
 Reaksi:
AgCl(s)↓ + 2NH3(aq) → [Ag(NH3)2]+(aq) + Cl-
 AgCl + NH3 (aq)

(endapan melarut)
b. Hg2(NO3)2 + NaCl Reaksi:
2NaCl(aq) + Hg2(NO3)2(aq) → Hg2Cl2(s) ↓ +
2NaNO putih
3(aq)

V.2 Identifikasi ion bromida (larutan uji NaBr 0,1 M)


a. H2SO4 + NaBr Reaksi:
NaBr(aq) + H2SO4(aq) → HBr(g) ↑ + HSO4-(aq)
+ Na+(aq) dan kuning coklat
(larutan berwarna coklat)
b.  AgNO3 + NaBr  Reaksi:
NaBr(aq) + AgNO3(aq) → AgBr(s)↓ +
NaNO3(aq) kuning

 AgBr + NH3  Reaksi:


AgBr(s) ↓ + CN-(aq) → [Ag(CN)2]-(aq) + Br –

(aq)

 AgBr + KCN (endapan melarut)


 Reaksi:
AgBr(s) ↓ + 2NH3(aq → [Ag(NH3)2]+(aq) + Br –
(aq)

(endapan melarut)
V.3 Identifikasi ion iodida (larutan uji KI 0,1 M)
a. H2SO4 + KI Reaksi:
2KI(aq) + 2H2SO4(aq) → K2SO4(aq) + H2O(l) +
SO2(g) ↑ + I2(g) ↑
kuning
b.  AgNO3 + KI  Reaksi:
KI(aq) + AgNO3(aq) → AgI(s) ↓ + KNO3(aq)
kuning

 AgI + KCN Reaksi:


AgI(s) ↓ + 2CN-(aq) → Ag(CN)2-(aq) + I-(aq)
(endapan melarut)
 AgI + NH3
Reaksi:
AgI(s)↓ + 2NH3(aq) → Ag(NH3)2+(aq) + I-(aq)
(endapan melarut)
V.4 Identifikasi ion ferrosianida (larutan uji K4Fe(CN)6 0,2 M)
a. H2SO4 + K4Fe(CN)6 Reaksi:
K4Fe(CN)6(aq) + 6H2SO4(aq) + 6H2O(l) →
2K2SO4(aq) + FeSO4(aq) + 3(NH4)2SO4(aq) +
6CO(g) ↑
b.
 K4Fe(CN)6 + Pb2+  Reaksi:
K4Fe(CN)6(aq) + Pb2+(aq) → Pb2[Fe(CN)6](s) ↓
putih
 Pb2[Fe(CN)6]+ HNO3  Reaksi:
Pb2[Fe(CN)6](s) ↓ + HNO3(aq)
(endapan tidak larut)
V.5 Identifikasi ion ferrisianida (larutan uji K3Fe(CN)6 0,2 M)

a.  AgNO3 + K3Fe(CN)6  Reaksi:


K3Fe(CN)6(aq) + 3AgNO3(aq) →
Ag3[Fe(CN)6](s) ↓ + 3KNO3(aq)
merah oranye
 Ag3Fe(CN)6 + NH3 Reaksi:
Ag3[Fe(CN)6](s) ↓+ 2NH3(aq) → Ag(NH3) +
Fe(CN)6(aq)
(endapan melarut)
 Ag3Fe(CN)6 + HNO3 Reaksi:
Ag3[Fe(CN)6](s) ↓ + HNO3(aq)
(endapan tidak larut)
b.  CuSO4 + K3Fe(CN)6  Reaksi:
2Fe(CN)63-(aq) + 3Cu2+(aq) → Cu3[Fe(CN)6]2(s)

V.6 Identifikasi ion tiosianat (larutan uji KSCN 0,1 M) hijau
a.  AgNO3 + KSCN  Reaksi:
2KSCN(aq) + AgNO3(aq) → AgSCN(s) ↓ +
KNO3(aq) putih

 AgSCN + NH3  Reaksi:


AgSCN(s) ↓ + 2NH3(aq) → [Ag(NH)2]+(aq)
 AgSCN + HNO3 + SCN-(aq)
(endapan melarut)
 Reaksi:
AgSCN(s) ↓ + HNO3(aq)
(endapan tidak larut)
b.  FeCl3 + KSCN  Reaksi:
3KSCN(aq) + FeCl3(aq) → Fe(SCN)3(s) ↓ +
3KCl(aq) merah darah
 Fe(SCN)3 + C2O42-  Reaksi:
Fe(SCN)3(s)↓ + 3 C2O42-(aq) → [Fe(C2O4)3]3-
(aq) + 3 SCN-(aq)
(endapan melarut)
V.7 Identifikasi ion nitrit (larutan uji KNO2 0,1 M)
a. AgNO3 + KNO2 Reaksi:
KNO2(aq) + AgNO3(aq) → AgNO2(s) ↓ +
KNO3(aq) putih
b. + KMnO4 dalam suasana asam Reaksi:
5NO2-(aq) + 2MnO4-(aq) + 6H+(aq) → 5NO3-
(aq) + 2Mn2+(aq) + 3H2O(l)
(warna ungu dari permanganat hilang)
c. + CH3COOH encer secara perlahan-lahan Reaksi:
2NO2-(aq) + H2SO4(aq) → 2 HNO2(g)↑+
SO42-(aq)
3HNO2(g)↑ → H2O(l) + NO2(g) + NO(g)

(HNO2 tidak stabil dan mudah terurai
menjadi zat lain)

Fe2+(aq) + SO42-(aq) + NO(g)↑ →

[FeNO]SO4(s) ↓
cincin coklat
V.8 Identifikasi ion sulfida (larutan uji Na2S 2 M)
a.  AgNO3 + Na2S  Reaksi:
Na2S(aq) + 2AgNO3(aq) → Ag2S(s)↓ +
2NaNO3(aq) hitam
 Ag2S + HNO3 (encer)  Reaksi:
Ag2S(s) ↓ + HNO3
(endapan tidak larut)
 Ag2S + HNO3 (encer panas)  Reaksi:
Ag2S(s) ↓ + HNO3
(endapan melarut)
b.  HCl + Na2S  Reaksi:
Na2S(aq) + HCl(aq) → H2S(g) ↑+ 2NaCl(aq)
 H2S + Pb(CH3COO)2 Reaksi:
H2S(g) + Pb(CH3COO)2(aq) → PbS(s)↓ +
2CH3COOH(aq)
(terdapat noda hitam)
V.9 Identifikasi ion asetat (larutan uji CH3COONa 2 M)
a.  FeCl3 + CH3COONa  Reaksi:
6CH3COO-(aq) + 3Fe3+(aq) + 2H2O(l) →
[Fe3(OH)2(CH3COO)6]+(aq) + 2H+(aq)
merah-coklat

 Fe3(OH)2(CH3COO)6]+ dipanaskan  Reaksi:


Fe3(OH)2(CH3COO)6]+(aq) + 2H2O(l) →
3Fe(OH)2CH3COO(s) ↓+ 3CH3COOH(aq)+
merah-coklat
H+(aq)
b.  AgNO3 + CH3COONa  Reaksi:
CH3COONa(aq)+ AgNO3aq) →
CH3COOAg(s) ↓ + NaNO3(aq)
kristalin putih
 CH3COOAg + HNO3 encer Reaksi:

CH3COOAg(s) ↓ + HNO3(aq) → AgNO3(aq) +


CH3COOH(aq)
 CH3COOAg + HNO3 encer panas
(endapan melarut)
Reaksi:

CH3COOAg(s) ↓ + HNO3(aq) → AgNO3(aq) +


CH3COOH(aq)

(endapan melarut)
V.10 Identifikasi ion karbonat (larutan uji Na2CO3 0,5 M)
a. H2SO4 + Na2CO3 Reaksi:
Na2CO3(aq) + H2SO4(aq) → NaSO4(aq) +
H2CO3(aq)
H2CO3(aq) → H2O(l) + CO2(g)

b.  BaCl2 + Na2CO3  Reaksi:
Na2CO3(aq) + BaCl2(aq) → 2NaCl(aq) +
BaCO3(s) ↓
putih

 BaCO3 + H+ Reaksi:
BaCO3(s) ↓ + 2H+(aq) → Ba2+(aq) + CO2(g)↑
+ H2O(l)
 BaCO3 + CO32- (endapan larut)
Reaksi:
BaCO3(s) ↓ + CO32-(aq) + H2O → Ba2+(aq)
+ 2HCO3-(aq)
(endapan larut)
V.11 Identifikasi ion oksalat (larutan uji Na2C2O4 0,1 M)
a.  AgNO3 + Na2C2O4  Reaksi:
Na2C2O4(aq) + AgNO3(aq) → Ag2C2O4(s) ↓ +
putih
2NaNO3(aq)
 Ag2C2O4 + NH3  Reaksi:
Ag2C2O4(s) ↓ + 4NH3(aq) → 2[Ag(NH3)2]+
+ C2O42-(aq)
 Ag2C2O4 + HNO3 encer. (endapan larut)
 Reaksi:
Ag2C2O4(s) ↓ + 2HNO3(aq) → 2AgNO3(aq) +
C2O42-(aq) + 2H+(aq)
(endapan larut)
b.  BaCl2 + Na2C2O4  Reaksi:
Na2C2O4(aq) + BaCl2(aq) → BaC2O4(s) ↓ +
putih
2NaCl(aq)
 BaC2O4(s) + HCl encer  Reaksi:
BaC2O4(s)↓+ HCl(aq) → BaCl2(aq) + H2C2O4(aq)
(endapan larut)
 Reaksi:
 BaC2O4(s) + HNO3 encer BaC2O4(s) ↓ + HNO3(aq) →Ba(NO3)2(aq) +
H2C2O4(aq)
(endapan larut)
 Reaksi:
 BaC2O4(s) + CH3COOH encer BaC2O4(s) ↓+ CH3COOH
(endapan tidak larut)
c. KMnO4 + Na2C2O4 Reaksi:
C2O42-(aq) + 2MnO4-(aq) + 16H+ (aq) → 10
CO2(aq) + 2Mn2+(aq) + 8H2O(l)
(warna permanganat akan hilang)
V.12 Identifikasi ion fosfat (larutan uji Na3PO4 0,1 M)
a. Ba(NO3)2 + Na3PO4. Reaksi:
2Na3PO4(aq) + 3Ba(NO3)2(aq) → Ba3(PO4)2(s) ↓ +
putih
6NaNO3(aq)
b. FeCl3 + Na3PO4 Reaksi:
2Na3PO4(aq) + 3FeCl3(aq) → Fe3(PO4)2(s) ↓ +
Putih kekuningan
6NaCl(aq)
V.13 Identifikasi ion tiosulfat (larutan uji Na2S2O4 0,25 M)
a. H2SO4 + Na2S2O4 Reaksi:
S2O32-(aq) + 2H+(aq) → S(s) ↓ + SO2(g) ↑ +
H2O(l)
b. AgNO3 + Na2S2O4 Reaksi:
S2O32-(aq) + 2Ag+(aq)  Ag2S2O3(s) ↓
putih
V.14 Identifikasi ion sulfat (larutan uji Na2SO4 0,1 M)

a. BaCl2 + Na2SO4 Reaksi:


Na2SO4(aq) + BaCl2(aq) → BaSO4(s) ↓ +
2NaCl(aq)
(terbentuk endapan dari BaSO4 yang larut
dalam HCl pekat panas tetapi tidak larut
dalam HNO3 encer dan HCl encer)
b.  Pb(NO3)2 + Na2SO4  Reaksi:
Na2SO4(aq) + Pb(NO3)2(aq) → PbSO4(s) ↓ +
 PbSO4 + H2SO4 Putih
2NaNO3(aq)
Reaksi:
 PbSO4 + 4CH3COO -
PbSO4(s) ↓+ H2SO4(aq) → Pb2+(aq) + 2HSO4-(aq)
(endapan larut)
Reaksi:
PbSO4(s)↓ + 4CH3COO-(aq) →
[Pb(CH3COO)4]2-(aq) + SO42-(aq)
(endapan larut)
V.15 Identifikasi ion nitrat (larutan uji KNO3 0,1 M)
a.  H2SO4 + KNO3  Reaksi:
4NO3- (aq) + 2H2SO4(aq) → 4NO2(g) ↑ + O2
2- Coklat
(g) ↑ + 2SO4 (aq) + H2O(l)

Reaksi:
 H2SO4 + KNO3 4NO3-(aq) + 2H2SO4(aq)

b. NO3- + Al Reaksi:
3NO3-(aq) + 8Al(s) + 5OH-(aq) + 18H2O(l)
→ 3NH3(g) ↑ + 8[Al(OH)4]-(aq)
VI. Daftar Pustaka

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.

Sodiq, Ibnu, dkk. 2004. Common Text Book Kimia Analitik I. Malang : Universitas Negeri
Malang

Svehla, G. 1985. Bagian I dan II Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka

Vogel’s. 1979. Textbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis. London:
Longman Group Limited

VII.Jawaban Pertanyaan

1. Dalam beberapa reaksi diatas (prosedur 4.14.b) endapan yang terbentuk dapat larut
kembali, jelaskan fenomena ini dan mengapa demikian!
Jawab:
Berdasarkan (prosedur 4.14 b) endapan putih dari timbal sulfat dapat larut kembali dalam
asam sulfat pekat panas dan dalam amonium asetat. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Endapan timbal asetat dapat larut dalam asam sulfat pekat panas karena terbentuknya
timbal hidrogen sulfat. Adapun reaksinya adalah :
PbSO4(s) + H2SO4(aq) → Pb2+(aq) + 2HSO4-(aq)
 Endapan timbal sulfat larut dalam larutan amonium asetat yang agak pekat karena
terbentuknya ion-ion tetraasetatoplumbat (II). Adapun reaksinya adalah :
PbSO4(s) + 4CH3COO-(aq) → [Pb(CH3COO)4]2-(aq) + SO42-(aq)
Ion tetraasetatoplumbat (II)

2. Tuliskan beberapa reaksi yang terjadi dalam prosedur diatas!


Jawab:
Adapun beberapa reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
 Identifikasi ion klorida dengan penambahan AgNO3 ke dalam larutan NaCl
Reaksi:
AgNO3(aq) + NaCl(aq) → AgCl(s) + NaNO3(aq)
(terbentuk endapan putih dari AgCl)
 Identifikasi ion bromida dengan penambahkan larutan H2SO4 pekat ke dalam larutan
NaBr
Reaksi:
NaBr(aq) + H2SO4(aq) → HBr(g) + HSO4-(aq) + Na+(aq)
 Identifikasi ion iodide dengan penambahkan larutan H2SO4 pekat ke dalam larutan KI
Reaksi:
2KI(aq) + 2H2SO4(aq) → K2SO4(aq) + H2O(l) + SO2(g) + I2(g)
(terbentuk uap kuning/violet dari I2)
 Identifikasi ion nitrit dengan penambahkan larutan AgNO3 ke dalam larutan KNO2
Reaksi:
KNO2(aq) + AgNO3(aq) → AgNO2(s) + KNO3(aq)
(terbentuk endapan putih dari AgNO2)
 Identifikasi ion sulfida dengan penambahkan larutan AgNO3 ke dalam larutan Na2S
Reaksi:
Na2S(aq) + 2AgNO3(aq) → Ag2S(s) + 2NaNO3(aq)
(terbentuk endapan hitam dari Ag2S)
 Identifikasi ion asetat dengan penambahkan larutan FeCl3 ke dalam larutan CH3COONa
Reaksi:
6CH3COO-(aq) + 3Fe3+(aq) + 2H2O(l) → [Fe3(OH)2(CH3COO)6]-(aq) + 2H+(aq)
(terbentuk larutan merah-coklat dari [Fe3(OH)2(CH3COO)6]-)
 Identifikasi ion karbonat dengan penambahkan larutan H 2SO4 encer ke dalam larutan
Na2CO3
Reaksi:
Na2CO3(aq) + H2SO4(aq) → NaSO4(aq) + H2CO3(aq)
 Identifikasi ion tiosulfat dengan penambahkan larutan H2SO4 encer ke dalam larutan
Na2S2O4
Reaksi:
S2O32-(aq) + 2H+(aq) → S(s) + SO2(g) + H2O(l)
(timbul gas yang berbau rangsang dan endapan sulfur)
3. Jika dalam prosedur kerja diatas dihasilkan gas yang tidak berwarna, apa langkah yang
ditempuh untuk lebih meyakinkan identifikasi yang dilakukan?
Jawab:
Jika dalam prosedur dihasilkan gas yang tidak berwarna maka langkah yang dapat ditempuh
untuk meyakinkan identifikasi yang dilakukan adalah dengan menangkap gas yang
dihasilkan dengan indikator-indikator yang sesuai. Beberapa contoh indikator yang dapat
digunakan unutk meyakinkan identifikasi gas yang tidak berwarna adalah:
 Batang kaca yang dibasahi dengan amonia untuk menguji gas tidak berwarna (HCl) dari
klorida
 Dialirkan ke dalam air kapur untuk menguji gas tidak berwarna (CO dan CO 2) yang
dihasilkan dari oksalat, karbonat atau bikarbonat.
 Ditangkap dengan kertas saring yang telah ditetesi larutan K 2Cr2O7 untuk menguji gas
tidak berwarna (SO2) dari sulfit.

Anda mungkin juga menyukai