I. Tujuan
a. Mengidentifikasi kelarutan senyawa garam dan oksidanya
b. Mengidentifikasi reaksi yang dialami beberapa kation serta mengenal bentuk dan warna
hasil reaksinya.
Identifikasi kation dengan cara basah dilakukan dengan menggunakan zat-zat dalam
larutan. Suatu reaksi diketahui berlangsung (a) dengan terbentuknya endapan, (b) dengan
pembebasan gas, (c) dengan perubahan warna (Vogel,1979).
Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik, kation-kation diklasifikasikan ke dalam lima
golongan berdasarkan sifat golongan tersebut terhadap beberapa reagensia. Reagensia yang
dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, asam sulfida
amonium sulfida dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation
bereaksi dengan reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak.
Reaksi:
Cu(OH)2(s) ↓ → CuO(s) ↓+ H2O(l)
Biru menjadi hitam
b.
KI + CuSO4 Reaksi:
2Cu2+(aq) + 5 I-(aq) → 2 CuI(s) ↓ + I3-(aq)
putih kecoklatan
c.
KSCN + CuSO4 Reaksi:
Cu2+(aq) + 2 SCN- (aq) → Cu(SCN)2(s) ↓
hitam
V.5 Identifikasi ion kadmium(larutan uji CdSO4, Cd(NO3)2 0,25 M)
a. NaOH + CdSO4 Reaksi:
Cd2+(aq) + 2 OH-(aq) → Cd(OH)2(s) ↓
putih
Cd(OH)2(s) + NaOH berlebih
Endapan tidak larut saat penambahan
NaOH berlebih
b. KI + CdSO4 Reaksi:
(bandingkan hasilnya degan ion kupri) CdSO4 (aq) + KI (aq) → CdI2(aq) + K2SO4(aq)
(terbentuk larutan yang tidak berwarna dan
tidak terbentuk endapan)
c. KSCN + CdSO4 Reaksi:
bandingkan hasilnya degan ion kupri)
( CdSO4 (aq) + KSCN (aq) → K2SO4(aq) +
Cd(SCN)2(aq)
(terbentuk larutan yang tidak berwarna dan
tidak terbentuk endapan)
V.6 Identifikasi ion stano (larutan uji SnCl2 0,25 M)
a. NaOH + SnCl2 Reaksi:
Sn2+(aq) + 2 OH-(aq) ↔ Sn(OH)2(s) ↓
putih
biru
Reaksi:
CoOHCl + NaOH (dipanasan) CoOHCl(s) ↓ + OH-(aq) → Co(OH)2(s) ↓ + Cl-
(aq)
coklat
b. KNO2 + CoCl2 Reaksi:
Co2+(aq) + 7 NO2-(aq) + 2 H+(aq) + 3 K+(aq) →
K3[Co(NO2)6](s) ↓ + NO(g) ↑ + H2O(l)
kuning
V.13 Identifikasi ion seng (larutan uji ZnCl2 0,25 M)
a. NaOH + ZnCl2 Reaksi:
Zn2+(aq) + 2 OH-(aq) ↔ Zn(OH)2(s) ↓
putih
Sodiq, Ibnu, dkk. 2004. Common Text Book Kimia Analitik I. Malang : Universitas Negeri
Malang
Svehla, G. 1985. Bagian I dan II Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka
Vogel’s. 1979. Textbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis. London:
Longman Group Limited
VII.Jawaban Pertanyaan
1. Pada beberapa reaksi di atas, mengapa endapan yang terbentuk dapat larut kembali?
Jelaskan fenomena ini dan analisis untuk 2 contoh rekasi!
Jawab:
Endapan yang terbentuk pada beberapa reaksi di atas dapat larut kembali karena
penambahan pereaksi secara berlebih akan menyebabkan terbentuknya kompleks.
Contohnya:
Pada identifikasi ion seng (Zn2+) :
Ketika endapan putih Zn(OH)2 ditambahkan larutan NaOH berlebih maka Zn(OH)2
akan melarut membentuk kompleks dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
Zn(OH)2(s) + 2 OH- (aq) ↔ [Zn(OH)4]2-(aq)
Pada identifikasi ion krom (Cr3+):
Ketika endapan putih dari Cr(OH)3 ditambahkan dengan NH3 berlebih endapan
menjadi larut dan terbentuk kompleks [Cr(NH3)6] yang berwarna ungu dengan reaksi
sebagai berikut :
2Cr(OH)3(s) + 6NH3(aq) → [Cr(NH3)6]3+ + 3OH-(aq)
3. Jika dalam prosedur kerja diatas dihasilkan gas yang tidak berwarna. Apa langkah yang
ditempuh untuk lebih meyakinkan identifikasi yang dilakukan?
Jawab:
Langkah yang dapat ditempuh untuk meyakinkan identifikasi yang menghasilkan gas
tidak berwarna yaitu:
a. Menangkap gas dengan menggunakan kertas saring yang telah dibasahi dengan reagen
tertentu yang bereaksi dengan gas yang dihasilkan.
b. Mengalirkan gas yang dihasilkan dengan menggunakan pengalir gas ke dalam larutan
yang dapat bereaksi dengan gas yang dihasilkan. Misalnya gas CO 2 yang dialirkan ke
dalam larutan Ca(OH)2 dimana larutan akan berubah menjadi keruh ketika dialirkan
gas ini.