Anda di halaman 1dari 18

IDENTIFIKASI KATION SECARA BASAH

I. Tujuan
a. Mengidentifikasi kelarutan senyawa garam dan oksidanya
b. Mengidentifikasi reaksi yang dialami beberapa kation serta mengenal bentuk dan warna
hasil reaksinya.

II. Dasar Teori


Kimia analisis dibagi dalam dua bidang, salah satunya adalah kimia analisis kualitatif.
Analisis kualitatif membahas mengenai identifikasi zat-zat. Secara umum, analisis kualitatif
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering
umumnya dilakukan untuk zat-zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan. Suatu
reaksi diketahui berlangsung apabila terjadi pembentukan endapan, pembentukan gas, atau
perubahan warna larutan. Dalam kaitannya dengan teknik analisis kualitatif, pembentukan
endapan meliputi proses pengendapan, penyaringan endapan, penguapan pelarut, dan
pengeringan endapan. Pengetahuan tentang teknik-teknik di atas merupakan hal yang penting
agar proses analisis (kualitatif) dapat berlangsung dengan baik. Di antara kedua jenis reaksi
tersebut, reaksi yang sering digunakan adalah reaksi basah. Reaksi basah merupakan reaksi
yang berlangsung dalam wujud cair menggunakan pelarut air. Dalam reaksi basah terdapat
dua jenis identifikasi yang dapat dilakukan yaitu identifikasi kation dan identifikasi anion
secara basah.
Identifikasi kation secara basah. Dalam analisis suatu campuran, dapat menggunakan
pereaksi selektif yaitu memisahkan segolongan kation dari yang lain. Pembuktian ada
tidaknya suatu kation dilakukan melalui reaksi-reaksi yang menyebabkan terjadinya zat-zat
baru yang berbeda dari zat semula yang dikenal dari perbedaan sifat fisikanya, antara lain
terbentuknya endapan, perubahan warna, pembentukkan gas, dan bentuk kristal yang khas.
Sehingga sangat diperlukan pengetahuan tentang sifat larut/tidak larut suatu bahan dalam air,
dalam asam maupun basa, warna-warna yang terbentuk dalam suatu reaksi. Larutnya suatu
garam dalam zat cair dapat disebabkan oleh hal berikut. “Apabila zat cairnya adalah air maka
garam tersebut diuraikan oleh air menghasilkan ion-ionnya” Misalnya, larutan NaCl dalam
air.
NaCl(s) → Na+(aq) + Cl-(aq)
Apabila dalam air sudah terlarut ion-ion yang lain, maka larutan yang dihasilkan adalah
hasil bereaksinya garam tersebut dengan ion-ion yang sebelumnya sudah ada dalam zat cair.
Misalnya larutnya CaCO3 dalam HCl encer.
HCl(aq) + H2O(l) → H3O+(aq) + Cl-(aq)
CaCO3(s) + H3O+(aq) → Ca2+(aq) + HCO3 -(aq)
Larutnya CaCO3 disebabkan oleh adanya ion H3O+ dalam air sehingga menghasilkan ion
Ca2+ dan HCO3-. Demikian halnya untuk suatu oksida. Larutnya dalam zat cair disebabkan
oleh bereaksinya dengan zat cair atau dengan ion-ion yang sudah ada dalam zat cair tersebut.
Misalnya, CaO larut dalam air.
CaO + H2O(l) → Ca2+(aq) + 2OH-(aq)
Jenis reaksi kimia yang mungkin dialami oleh kation adalah reaksi redoks dan bukan
redoks. Misalnya reaksi antara ion Cu2+ dan I- untuk reaksi redoks dan ion Zn2+ dan ion OH-
bukan redoks.
2Cu2+(aq) + 4I-(aq) → Cu2I2(s) + I2(aq)

4Zn2+(aq) + 2OH-(aq) → Zn(OH)2(s)

Zn2+(aq) + 4OH-(aq) → {Zn(OH)4}2- (aq)

Zn2+(aq) + OH-(aq) → {Zn(OH)}+ (aq) (Selamat,2004)

Identifikasi kation dengan cara basah dilakukan dengan menggunakan zat-zat dalam
larutan. Suatu reaksi diketahui berlangsung (a) dengan terbentuknya endapan, (b) dengan
pembebasan gas, (c) dengan perubahan warna (Vogel,1979).
Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik, kation-kation diklasifikasikan ke dalam lima
golongan berdasarkan sifat golongan tersebut terhadap beberapa reagensia. Reagensia yang
dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, asam sulfida
amonium sulfida dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation
bereaksi dengan reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak.

III. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah 1 rak tabung reaksi, penjepit tabung,
corong, plat tetes, pengalir gas, pemanas masing-masing 1 buah, dan pipet tetes 3 buah. Bahan
yang digunakan larutan Hg2(NO3)2, larutan Na2CO3, larutan NaOH, larutan NH3, larutan
HNO3, larutan NaOH, larutan Pb(NO3)2, larutan KI, larutan HgCl2, larutan CuSO4, larutan
KSCN, Larutan CdSO4, larutan Cd(NO3)2, larutan SnCl2, larutan AlCl3, larutan Na2CO3,
larutan NH4Cl, larutan FeCl3, larutan CrCl3, larutan MnCl2, larutan NiSO4, larutan CoCl2,
larutan KNO2, larutan ZnCl2, larutan CaCl2, larutan (NH4)2C2O4, larutan K2CrO4, larutan
(NH4)2CO3, larutan BaCl2, larutan NH4OH, larutan H2SO4, larutan MgCl2, larutan KCl, larutan
(H2[PtCl6]), larutan HClO4, gas H2S dengan volume yang digunakan masing-masing 10 mL,
indikator universal dan kertas saring dengan jumlah secukupnya.

IV. Prosedur Kerja


IV.1Identifikasi ion merkuro (larutan uji Hg2(NO3)2 0,25 M)
Ditambahkan larutan alkali karbonat ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan
putih dari merkuro karbonat, endapan akan berubah menjadi abu-abu karena terbentuknya
HgO dan Hg. Kemudian ditambahkan larutan alkali hidroksida ke dalam larutan uji, maka
akan terbentuk endapan hitam dari merkuro hidroksida, Hg 2O. Selanjutnya, dilakukan
identifikasi endapan masing-masing dengan HNO3 dan NaOH berlebih. diamati yang terjadi.
Selanjutnya ditambahkan larutan ammonia ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan
hitam dari campuran antara Hg dan HgNH2NO3.HgO.
IV.2Identifikasi ion timbal (larutan uji Pb(NO3)2 0,25 M)
Ditambahkan larutan ammonia ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan putih
Pb(OH)2 yang tidak larut dalam kelebihan ammonia. Dialirkan gas H2S ke dalam larutan uji
(dalam suasana sedikit asam atau netral), maka akan terbentuk endapan hitam dari PbS.
Ditambahkan larutan kalium iodida ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan
kuning dari timbal iodida. Selanjutnya dilakukan penambahan KI berlebih. diamati perubahan
yang terjadi.
IV.3Identifikasi ion merkuri (larutan uji HgCl2 0,05 M)
Ditambahkan larutan NaOH ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan merah
kecoklatan dari HgO yang tidak larut dalam NaOH berlebih tetapi larut dalam asam kuat.
Dialirkan gas H2S ke dalam larutan uji (dalam asam klorida encer), maka mula-mula akan
terbentuk endapan putih yang akan berubah menjadi hitam (HgS) dengan kelebihan H2S.
IV.4Identifikasi ion kupri (larutan uji CuSO4 0,25 M)
Ditambahkan larutan alkali hidroksida ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan
biru kupri hidroksida dan menjadi hitam dengan pemanasan. Kemudian ditambahkan larutan
kalium iodide ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan putih dari tembaga (I)
iodida. Tetapi larutan berwarna agak kecoklatan karena adanya I2 yang dibebaskan.
Selanjutnya ditambahkan larutan kalium tiosianat ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk
endapan hitam dari tembaga (II) tiosianat. Selanjutnya diamati perubahan warna endapan
setelah beberapa saat.
IV.5Identifikasi ion kadmium (larutan uji CdSO4, Cd(NO3)2 0,25 M)
Ditambahkan larutan alkali hidroksida ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan
putih kadmium hidroksida yang tidak larut dengan penambahan pereaksi berlebih. Kemudian
ditambahkan larutan kalium iodide ke dalam larutan uji. Diamati yang terjadi dan
dibandingkan dengan ion kupri. Selanjutnya ditambahkan larutan kalium tiosianat ke dalam
larutan uji. Diamati yang terjadi dan bandingkan dengan ion kupri
IV.6Identifikasi ion stano (larutan uji SnCl2 0,25 M)
Ditambahkan larutan kalium hidroksida ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk
endapan putih stanno hidroksida yang larut dengan perekasi berlebih. Kemudian ditambahkan
larutan amonia atau alkali karbonat ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan putih
dari stanno hidroksida, yang tidak larut dengan penambahan perekasi berlebih.
IV.7Identifikasi ion aluminium (larutan uji AlCl3 0,1 M)
Ditambahkan larutan natrium karbonat ke dalam larutan uji, maka terbentuk endapan
putih aluminium hidroksida yang larut dengan perekasi berlebih. Kemudian ditambahkan
larutan NH3 ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk koloid Al(OH) 3. Selanjutnya
tambahkan garam ammonium dan amati perubahannya.
IV.8Identifikasi ion ferri (larutan uji FeCl3 0,1 M)
Ditambahkan larutan NaOH ke dalam larutan uji, maka terbentuk endapan merah coklat
besi (III) hidroksida yang tidak larut dengan perekasi berlebih. Kemudian ditambahkan
larutan ammonia ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan merah coklat seperti
gelatin dari besi (III) hidroksida yang tidak larut dengan penambahan perekasi berlebih tetapi
larut dalam asam.
IV.9Identifikasi ion krom (larutan uji CrCl3 0,25 M)
Ditambahkan larutan amonia ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan
berbentuk gelatin berwarna hijau keabu-abuan dari Cr(OH)3 yang larut dengan penambahan
pereaksi berlebih sehingga larutan berwarna ungu. Kemudian ditambahkan larutan natrium
karbonat ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan hijau keabu-abuan dari Cr(OH)3.
IV.10 Identifikasi ion mangan (larutan uji MnCl2 0,25 M)
Ditambahkan larutan natrium hidroksida ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk
endapan putih Mn(OH)2 yang berubah menjadi cokalat karena pengaruh udara. Kemudian
ditambahkan larutan natrium karbonat ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan
putih MnCO3 yang akan berubah menjadi MnO2 oleh udara luar.
IV.11 Identifikasi ion nikel (larutan uji NiSO4 0,25 M)
Ditambahkan larutan natrium hidroksida ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk
endapan hijau Ni(OH)2 yang tidak larut dengan penambahan pereaksi berlebih. Kemudian
dialirkan gas H2S ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan hitam NiS.
IV.12 Identifikasi ion cobal (larutan uji CoCl2 0,25 M)
Ditambahkan larutan natrium hidroksida (dalam keadaan dingin) ke dalam larutan uji,
maka akan terbentuk endapan biru dari garam basa CoOHCl. Panaskan endapan ini dengan
kelebihan NaOH. Diamati perubahan yang terjadi. Kemudian ditambahkan larutan KNO 2 ke
dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan kuning dari K3Co(NO2)6.3H2O.
IV.13 Identifikasi ion seng (larutan uji ZnCl2 0,25 M)
Ditambahkan larutan NaOH ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan gelatin
putih Zn(OH)2 yang larut dalam perekasi berlebih, amonia dan asam. Kemudian dilirkan gas
H2S ke dalam larutan uji (dalam suasana netral atau alkalis), maka akan terbentuk endapan
putih dari ZnS.
IV.14 Identifikasi ion kalsium (larutan uji CaCl2 0,5 M)
Ditambahkan larutan natrium hidroksida ke dalam larutan uji, diamati yang terjadi.
Kemudian ditambahkan larutan amonium oksalat ke dalam larutan uji, maka terbentuk
endapan putih CaC2O4 yang larut dalam asam mineral tetapi tidak larut dalam asam asetat.
Lalu ditambahkan larutan K2CrO4 ke dalam larutan uji, diamati yang terjadi. Lalu
ditambahkan larutan K2CrO4 ke dalam larutan uji, diamati yang terjadi.
IV.15 Identifikasi ion barium (larutan uji BaCl2 0,25 M)
Ditambahkan larutan NH4OH ke dalam larutan uji, diamati yang terjadi. Kemudian
ditambahkan larutan asam sulfat encer ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan
putih dari barium sulfat. Selanjutnya ditambahkan asam-asam encer dan diamati perubahan
yang terjadi.
IV.16 Identifikasi ion magnesium (larutan uji MgCl2 0,5 M)
Ditambahkan larutan ammonia ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan gelatin
putih Mg(OH)2. Ditambahkan garam amonium dan diamati perubahannya. Kemudian
ditambahkan larutan amonium karbonat ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan
putih dari garam basa.
IV.17 Identifikasi ion kalium (larutan uji KCl 0,25 M)
Ditambahkan larutan (H2[PtCl6]) ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk kuning dari
kalium heksakloro platinat (IV). Kemudian ditambahkan larutan asam perklorat (HClO4) ke
dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan kristalin putih dari KClO4 yang sedikit larut
dalam air dan tidak larut dalam alkohol 75%.
V. Data Pengamatan
Tabel 1. Data Pengamatan Identifikasi Kation Secara Basah

No Perlakuan Hasil Pengamatan Reaksi-reaksi


V.1 Identifikasi ion merkuro (larutan uji Hg2(NO3)2 0,25 M)
a.  Na2CO3 + Hg2(NO3)2 Reaksi:
Hg22+(aq) + CO32-(aq) → Hg2CO3(s) ↓
putih
Reaksi:
Hg2CO3(s) ↓ → HgO(s) ↓ + Hg(l) + CO2(g) ↑
abu-abu
b.  NaOH + Hg2(NO3)2 Reaksi:
Hg2+(aq) + 2 OH-(aq) → Hg2O(s) ↓ + H2O(l)
hitam

 Hg2O +HNO3 dan Hg2O + NaOH  Reaksi:


Hg2O(s)↓ + HNO3(aq) → NaHgO(aq) + H2O(aq)
(endapan melarut)
Hg2O(s) ↓ + NaOH(aq)
(endapan tidak larut)
c. NH3 + Hg2(NO3)2 Reaksi:
2Hg2+(aq) + NO3-(aq) + 4 NH3(aq) + H2O(l) →
HgO.Hg(NH2)NO3(s) ↓ + 3 NH4+(aq)
hitam
V.2 Identifikasi ion timbal (larutan uji Pb(NO3)2 0,25 M)
a.  NH3 + Pb(NO3)2 Reaksi:
Pb2+(aq) + 2 NH3(aq) + 2 H2O(l) → Pb(OH)2(s) ↓ +
putih
 Pb(OH)2 + NH3 berlebih 2 NH4+(aq)
Reaksi:
Pb(OH)2(s) ↓+ NH3(aq)
(endapan tetap tidak larut)
b. H2S + Pb(NO3)2 Reaksi:
Pb2+(aq)+ H2S(g) ↑ → PbS(s) ↓ + 2 H+(aq)
hitam
c.  KI + Pb(NO3)2 Reaksi:
Pb2+(aq) + 2 I-(aq) → PbI2(s) ↓
kuning
 PbI2+ KI berlebih Setelah ditambahkan KI berlebih endapan
yang terbentuk semakin banyak atau tingkat
kelarutannya semakin kecil
V.3 Identifikasi ion merkuri (larutan uji HgCl2 0,05 M)
a. NaOH + HgCl2 Reaksi:
Hg2+(aq) + 2 OH-(aq) → HgO(s) ↓ + H2O(l)
merah
Ketika ditambahkan NaOH secara berlebih
sendapan tersebut tidak larut
b. H2S + HgCl2 Reaksi:
HgCl2(aq) + H2S(g) ↑ → HgS(s) ↓ + HCl(aq)
hitam
V.4 Identifikasi ion kupri (larutan uji CuSO4 0,25 M)
a.  NaOH + CuSO4 Reaksi:
Cu2+(aq)+ 2OH-(aq) → Cu(OH)2(s) ↓
 Cu(OH)2dipanaskan biru

Reaksi:
Cu(OH)2(s) ↓ → CuO(s) ↓+ H2O(l)
Biru menjadi hitam
b.
KI + CuSO4 Reaksi:
2Cu2+(aq) + 5 I-(aq) → 2 CuI(s) ↓ + I3-(aq)
putih kecoklatan

I3-(aq) ↔ I-(aq) + I2(aq)


(Larutan yang berwarna kecoklatan
terbentuk akibat adanya ion-ion triiodida
(I3). Ion triiodida ini bersifat tidak stabil
dan mudah terurai menjadi ion I- dan I2)

c.
KSCN + CuSO4 Reaksi:
Cu2+(aq) + 2 SCN- (aq) → Cu(SCN)2(s) ↓
hitam
V.5 Identifikasi ion kadmium(larutan uji CdSO4, Cd(NO3)2 0,25 M)
a.  NaOH + CdSO4  Reaksi:
Cd2+(aq) + 2 OH-(aq) → Cd(OH)2(s) ↓
putih
 Cd(OH)2(s) + NaOH berlebih
Endapan tidak larut saat penambahan
NaOH berlebih

b. KI + CdSO4 Reaksi:
(bandingkan hasilnya degan ion kupri) CdSO4 (aq) + KI (aq) → CdI2(aq) + K2SO4(aq)
(terbentuk larutan yang tidak berwarna dan
tidak terbentuk endapan)
c. KSCN + CdSO4 Reaksi:
bandingkan hasilnya degan ion kupri)
( CdSO4 (aq) + KSCN (aq) → K2SO4(aq) +
Cd(SCN)2(aq)
(terbentuk larutan yang tidak berwarna dan
tidak terbentuk endapan)
V.6 Identifikasi ion stano (larutan uji SnCl2 0,25 M)
a.  NaOH + SnCl2  Reaksi:
Sn2+(aq) + 2 OH-(aq) ↔ Sn(OH)2(s) ↓
putih

 Sn(OH)2 + NaOH  Reaksi:


Sn(OH)2(s) ↓ + 2 OH-(aq) ↔ [Sn(OH)4]2-(aq)
(endapan larut)

b.  Na2CO3 + SnCl2  Reaksi:


Sn2+(aq) + CO32-(aq) → SnCO3(s) ↓
putih

Ketika ditambahkan pereaksi secara


berlebih endapan putih tersebut tidak larut
V.7 Identifikasi ion aluminium (larutan uji AlCl3 0,1 M)
a.  Na2CO3 + AlCl3  Reaksi:
Al3+(aq) + 3 H2O(aq) ↔ Al(OH)3(s) ↓ + 3 H+(aq)
putih
 Reaksi:
 Al(OH)3(s) + Na2CO3 Al(OH)3(s)↓ + CO32-(aq) + H2O(aq) →
[Al(OH)4]- (aq) + HCO3-(aq)
(endapan larut)
b.  NH3 + AlCl3  Reaksi:
Al3+(aq) + 3NH3(aq) + 3H2O(aq) → Al(OH)3(s)↓
+ 3 NH4+(aq)
 Al(OH)3 + NH4Cl (terbentuk koloid Al(OH)3)
 Ketika ditambahkan larutan NH4Cl, koloid
yang terbentuk tidak larut
V.8 Identifikasi ion ferri (larutan uji FeCl3 0,1 M)
a. NaOH + FeCl3 Reaksi:
Fe3+(aq) + 3 OH-(aq) → Fe(OH)3(s) ↓
merah coklat
Ketika ditambahkan NaOH berlebih
endapan tidak melarut
b. NH3 + FeCl3 Reaksi:
Fe3+(aq) + 3NH3(aq) + 3H2O(aq) → Fe(OH)3(s)↓
+ 3 NH4+(aq)
merah kecoklatan

Ketika ditambahkan NH3 secara berlebih


endapan merah tersebut tidak larut tetapi
setelah ditambahkan H2SO4 terbentuk
larutan berwarna kekuningan
V.9 Identifikasi ion krom (larutan uji CrCl3 0,25 M)
a.  NH3 + CrCl3  Reaksi:
Cr3+(aq) + 3NH3(aq) + 3H2O(l) → Cr(OH)3(s)↓
+ 3NH4+(aq)
berwarna hijau
keabu-abuan
 Cr(OH)3 + NH3  Reaksi:
2Cr(OH)3(s)↓ + 6NH3(aq) → [Cr(NH3)6]3+(aq)
+ 3OH-(aq)
b. Na2CO3 + CrCl3 ungu
Reaksi:
Cr3+(aq) + 3CO32-(aq) + 3H2O(l) →
2Cr(OH)3(s) ↓ + 3CO2(g) ↑
hijau keabu-abuan
V.10 Identifikasi ion mangan (larutan uji MnCl2 0,25 M)
a. NaOH + MnCl2  Reaksi:
Mn2+(aq) + 2OH-(aq) → Mn(OH)2(s) ↓
putih
 Reaksi:
Mn(OH)2(s) ↓ + O2(g) + H2O (l) → 2OH-(aq) +
MnO(OH)2(s) ↓
coklat
b. Na2CO3 + MnCl2 Reaksi:
Mn2+(aq) + CO32- (aq) → MnCO3(s) ↓
V.11 Identifikasi ion nikel (larutan uji NiSO4 0,25 M) putih

a. NaOH + NiSO4 Reaksi:


Ni2+(aq) + 2 OH-(aq) → Ni(OH)2(s) ↓
hijau
b. H2S + NiSO4 Reaksi:
NiSO4(aq) + H2S(g)↑ → NiS(s) ↓ + H2SO4(aq)
hitam

V.12 Identifikasi ion iobal (larutan uji CoCl2 0,25 M)


a.  NaOH + CoCl2.  Reaksi:
Co2+(aq) + OH-(aq) + Cl-(aq) → Co(OH)Cl(s)↓

biru
 Reaksi:
 CoOHCl + NaOH (dipanasan) CoOHCl(s) ↓ + OH-(aq) → Co(OH)2(s) ↓ + Cl-
(aq)
coklat
b. KNO2 + CoCl2 Reaksi:
Co2+(aq) + 7 NO2-(aq) + 2 H+(aq) + 3 K+(aq) →
K3[Co(NO2)6](s) ↓ + NO(g) ↑ + H2O(l)
kuning
V.13 Identifikasi ion seng (larutan uji ZnCl2 0,25 M)
a.  NaOH + ZnCl2  Reaksi:
Zn2+(aq) + 2 OH-(aq) ↔ Zn(OH)2(s) ↓
putih

 Zn(OH)2 + NaOH Reaksi:


Zn(OH)2(s) ↓ + 2 OH-(aq)↔Zn(OH)4]2-(aq)
(endapan menjadi larut dan larutannya
menjadi bening)
 Reaksi:
 Zn(OH)2 + NH3 Zn(OH)2(s) ↓ + 4NH3(aq)↔ [Zn(NH3)4]2+(aq) +
2OH-(aq)
(endapan menjadi larut dan terbentuk
larutan yang tidak berwarna)
 Reaksi:
 Zn(OH)2 + H+ Zn(OH)2(s) ↓ + 2 H+(aq)↔Zn2+(aq) + 2 H2O(l)
(endapan menjadi larut dan terbentuk
larutan yang tidak berwarna)
b. H2S + ZnCl2 Reaksi:
Zn2+(aq) + H2S(g)↑ → ZnS(s)↓ + 2H+(aq)
putih
V.14 Identifikasi ion kalsium (larutan uji CaCl2 0,5 M)
a. NaOH + CaCl2 Reaksi:
Ca2+ (aq) + 2 OH-(aq) → Ca(OH)2(s) ↓
putih
b. (NH4)2C2O4 + CaCl2 Reaksi:
Ca2+(aq) + C2O42-(aq) → CaC2O4(s) ↓
putih
c. K2CrO4 + CaCl2 Reaksi:
Ca2+(aq) + CrO42-(aq) → CaCrO4(s) ↓
kuning
d. (NH4)2CO3 + CaCl2 Reaksi:
Ca2+(aq) + CO32-(aq) → CaCO3(s) ↓
putih

Endapan CaCO3 dididihkan akan terbentuk


kristal
V.15 Identifikasi ion barium (larutan uji BaCl2 0,25 M)
a. NH4OH + BaCl2 Reaksi:
Ba2+(aq) + 2OH-(aq) → Ba(OH)2(s) ↓
putih

b. H2SO4 + BaCl2 Reaksi:


Ba2+(aq) + SO42-(aq) → BaSO4(s) ↓
putih
Setelah endapan putih ditambahkan asam
encer terbentuk endapan putih dan
larutannya keruh
V.16 Identifikasi ion magnesium (larutan uji MgCl2 0,5 M)
a. NH3 + MgCl2 Reaksi:
Mg2+(aq) + 2NH3(aq) + 2H2O(l) →
Mg(OH)2(s)↓+ 2 NH4+(aq)
putih
b. (NH4)2CO3 + MgCl2 Reaksi:
5Mg2(aq) + 6 CO32-(aq) + 7 H2O(l) → 4
MgCO3 . Mg(OH)2 .5 H2O(s)↓ + 2 HCO3-(aq)
putih
V.17 Identifikasi ion kalium (larutan uji KCl 0,25 M)
a. [H2(PtCl6)] + KCl Reaksi:
2K+(aq) + [PtCl6]2-(aq) → K2[PtCl6](s)↓
kuning

b. HClO4 + KCl Reaksi:


K+(aq) + ClO4-(aq) → KClO4(s) ↓
putih
Endapan yang terbentuk sedikit larut dalam
air dan tidak larut dalam alkohol 75%.
VI. Daftar Pustaka

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.

Sodiq, Ibnu, dkk. 2004. Common Text Book Kimia Analitik I. Malang : Universitas Negeri
Malang

Svehla, G. 1985. Bagian I dan II Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka

Vogel’s. 1979. Textbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis. London:
Longman Group Limited

VII.Jawaban Pertanyaan

1. Pada beberapa reaksi di atas, mengapa endapan yang terbentuk dapat larut kembali?
Jelaskan fenomena ini dan analisis untuk 2 contoh rekasi!
Jawab:
Endapan yang terbentuk pada beberapa reaksi di atas dapat larut kembali karena
penambahan pereaksi secara berlebih akan menyebabkan terbentuknya kompleks.
Contohnya:
 Pada identifikasi ion seng (Zn2+) :
Ketika endapan putih Zn(OH)2 ditambahkan larutan NaOH berlebih maka Zn(OH)2
akan melarut membentuk kompleks dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
Zn(OH)2(s) + 2 OH- (aq) ↔ [Zn(OH)4]2-(aq)
 Pada identifikasi ion krom (Cr3+):
Ketika endapan putih dari Cr(OH)3 ditambahkan dengan NH3 berlebih endapan
menjadi larut dan terbentuk kompleks [Cr(NH3)6] yang berwarna ungu dengan reaksi
sebagai berikut :
2Cr(OH)3(s) + 6NH3(aq) → [Cr(NH3)6]3+ + 3OH-(aq)

2. Tuliskan persamaan reaksi untuk beberapa reaksi dalam prosedur di atas!


Jawab:
Pada identifikasi ion merkuro
Hg22+(aq) + CO32-(aq) → Hg2CO3(s)
Pada identifikasi ion ferri
Fe3+(aq) + 3 OH-(aq) → Fe(OH)3(s)
Pada identifikasi ion seng
Zn2+(aq) + 2 OH-(aq) → Zn(OH)2(s)

3. Jika dalam prosedur kerja diatas dihasilkan gas yang tidak berwarna. Apa langkah yang
ditempuh untuk lebih meyakinkan identifikasi yang dilakukan?
Jawab:
Langkah yang dapat ditempuh untuk meyakinkan identifikasi yang menghasilkan gas
tidak berwarna yaitu:
a. Menangkap gas dengan menggunakan kertas saring yang telah dibasahi dengan reagen
tertentu yang bereaksi dengan gas yang dihasilkan.
b. Mengalirkan gas yang dihasilkan dengan menggunakan pengalir gas ke dalam larutan
yang dapat bereaksi dengan gas yang dihasilkan. Misalnya gas CO 2 yang dialirkan ke
dalam larutan Ca(OH)2 dimana larutan akan berubah menjadi keruh ketika dialirkan
gas ini.

Anda mungkin juga menyukai