1
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
sampai saat ini, proses pembuatan urea dengan cara tersebut masih digunakan sampai
sekarang. Urea banyak manfaatnya bagi manusia, misalkan para petadi di desa-desa
menggunakan urea sebagai pupuk untuk menyuburkan tanah persawahan atau perkebunan
[5].
Urea adalah senyawa organik yang tersusun dari unsur karbon, hidrogen, Oksigen, dan
Nitrogen dengan rumus kimia CON2H4 atau (NH2)2CO. Urea juga dikenal dengan
nama carbamide yang terutama digunakan di kawasan Eropa. Nama lain yang juga sering
dipakai adalah carbamide resin, isourea, carbonyl diamide dan carbonyldiamine. Senyawa
ini adalah senyawa organik sintesis pertama yang berhasil dibuat dari senyawa anorganik,
yang akhirnya meruntuhkan konsep vitalisme [6]..
Urea yang disebut juga carbamide, merupakan senyawa kimia organik dan pada
dasarnya adalah limbah yang dihasilkan oleh tubuh setelah metabolisme protein. Senyawa
ini dihasilkan ketika hati memecah protein atau asam amino dan amonia, kemudian ginjal
mentransfer urea dari darah ke urin. Kelebihan nitrogen dikeluarkan dari tubuh melalui urea
dan karena sangat larut itu adalah proses yang sangat efisien. Rata-rata orang
mengeluarkan sekitar 30 gram urea per hari, sebagian besar melalui urin, tapi dalam jumlah
kecil juga disekresi dalam keringat. Sedangkan urea sintetis dapat dibuat dalam bentuk cair
atau padat, dan sering kali merupakan bahan yang ditemukan dalam pupuk, pakan ternak,
dan diuretic [6].
Urea hidrogen peroksida merupakan agen bleaching, anti septik dan desinfektans.
Senyawa ini tidak berwarna, tidak berbau, tidak toksik dan berbentuk Kristal putih yang
dapat larut dalam alkohol, eter dan air, merupakan kombinasi urea dan hidrogen peroksida.
Urea dalam karbamid peroksida berperan sebagai penstabil agar efek bahan tersebut lebih
panjang dan berperan memperlambat pelepasan agar efek bahanhidrogen peroksida. Agar
efek karbomid peroksida maksimal. Sementara itu yang menyatakan bahwa urea pada
karbamit peroksida dapat bergerak bebas ke dalam email dan dentin pada saat proses
degradasi ammonium, dan karbondioksida akan dilepas serta akan meningkatkan pH [6].
Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat dari pengendapan larutan, melt
(campuran leleh), atau lebih jarang pengendapan langsung dari gas. Kristalisasi juga
merupakan teknik pemisahan kimia antara bahan padat-cair, di mana terjadi perpindahan
massa (mass transfer) dari suat zat terlarut (solute) dari cairan larutan ke fase kristal padat.
Pemisahan dengan teknik kristalisasi didasari atas pelepasan pelarut dari zat terlarutnya
dalam sebuah campuran homogeen atau larutan, sehingga terbentuk kristal dari zat
terlarutnya. Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan padat-cair yang sangat penting
dalam industri, karena dapat menghasilkan kemurnian produk hingga 100% [3].
2
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
D. Metode Percobaan
Metode percobaan yang digunakan adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Metode
kualitatif digunakan untuk menguji Kristal UHP hasil sintesis. Sedang metode kuantitaif
digunakan untuk menentukan kadar dari Kristal UHP yang didpatakan dari proses
sintesis.
1. Alat dan bahan
1.1 Alat
3
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
8. Neraca 2 Sebagai alat untuk menimbang
analitik suatu bahan
4
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
1.2 Bahan
5
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
2. Skema Kerja
Metode 1 : Sintetis urea-hidrogen peroksida (UHP)
Mulai
Selesai
6
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
Metode 2 : Analisis Kualitatif
Gelembung gas O2
yang terbentuk
Selesai
7
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
Metode 3 : Analisis Kuantitatif
- Menyiapkan satu set alat titrasi (buret, klem, satif) dan memasangkan dengan baik
- Mengisi buret dengan larutan standar KmnO4 0,02 M
- Menimbang padatan UHP hasil sintetis sebanyak 0,62 gr dan memasukkan
kedalam gelas kimia 100 mL
- Melarutkan padatan UHP hasil sintetis dengan 50 mL aquades dan menambahkan
5 mL H2SO4 2 mL
- Mengencerkan larutan tersebut menggunakan labu takar 100 mL
- Mengambil 10 mL larutan yang sudah diencerkan dan memasukkan kedalam
erlenmeyer 50 mL
- Menitrasi dengan larutan standar KmnO4 0,02 M sampai warna larutan menjadi
merah muda
- Menitrasi kembali larutan UHP dan larutan blanko dengan larutan standar KMnO4
- Mencatat volume KmnO4 yang digunakan untuk titrasi
- Titrasi 1 = 0,15 mL
- Titrasi 2 = 0,15 mL
Volume titrasi larutan
blanko
- Titrasi 1 = 0,15 mL
- Titrasi 2 = 0,15 mL
Selesai
8
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
E. Pengamatan dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Sintesis urea-hidrogenperoksida
- Masukan larutan H2O2 3% - Larutan bening
sebanyak 3,4 ml kedalam labu
Erlenmeyer
- Menambahkan 1,2 gr urea - Urea larut dalam H2O2 dan larutan
kedalam larutan H2O2 dan di agak keruh
aduk sampai urea larut
- Larutan urea dan H2O2 menjadi
- Mencelupkan labu Erlenmeyer
jernih
yang berisi campuran urea dan
H2O2 kedalam gelas kimia yang
berisi air panas 60 0C - Pelarut menguap dan Kristal
- Memindahkan larutan jernih terbentuk secara perlahan-lahan
tersebut kedalam kaca arloji - Kristal berbentuk jarum dan
sampai larutan menguap secara berwarna putih
perlahan-lahan sampai
terbentuk Kristal dan di bantu
dengan pemanasan - Berat Krista: 0,7238
- Kristal yang terbentuk
dikeringkan dan di timbang
2. Analisis kualitatif
- Menambahkan Kristal sebanyak - Larutan berwarna kehitaman dan
0,1 gr dan melarutkan 2-3 ml air terbentuk gelembung
kemudian menambahkan
padatan MnO2 kedalam tabung
reaksi
3. Analisi kuantitatif
- Memasukan KMnO4 kedalam - Warna larutan KMnO4 ungu tua
buret
- Melarukan 0,26 padatan UHP - Larutan bening
hasil sintesis dengan 50 ml
aquadws menambahakn H2SO4
- Titrasi 1: larutan sampel berwarna
2M
merah muda pada saat volume
- Memindahkan larutan tersebut
titran 0,15 ml
kedalam labu takar 10 ml dan
- Titrasi 2: larutan sampel berwarna
mengencerkan sampai tanda
merah muda pada saat volume
batas kemudian menitrasi 10 ml
titran 0,15 ml
larutan tersebut dengan KMnO4
0,02 m dan melakukan duplo
- Menitrasi larutan blanko: 10 ml - Titrasi 1: larutan sampel berwarna
aquades dan di pindahkan merah muda pada saat volume
kelabu Erlenmeyer. Kemudian titran 0,15 ml
melakukan duplo - Titrasi 2: larutan sampel berwarna
merah muda pada saat volume
titran 0,15 ml
9
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
2. Perhitungan
= 12, 7904 M
Mol H2O2 =12,7904
= 0,4349 mol
CO N2H4 + H2O2 CH6N2O3
M 0,02 mol 0,049 mol
R 0,02 mol 0,02 mol 0,02 mol
S 0 0,02 mol
mol UHP = 0,02 mol
massa UHP = mol x mr
= 0.02 mol x 94 g/mol
=1,88 gr
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛
% rendemen = x 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
0,7238 𝑔𝑟
= x 100 %
1,88 𝑔𝑟
= 38,5 %
Perhitungan Kuantitaif Kristal UHP
11
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
2. Pembahasan
Pada percobaan ini yang dilakukan adalah mensintesis Urea-Hidrogen peroksida (UHP),
kemudian menganalisis kristal UHP yang terbentuk secara kualitatif dan kuantitatif.
2. Uji Kualitatif
Uji kualitatif adalah suatu uji yang bertujuan untuk menguji keberadaan suatu unsur
dalam sampel atau ada atau tidak adanya senyawa dalam suatu sampel.
Pada uji kualitatif, kristal hasil sintesis larut sempurna dalam air. Hal ini dikarenakan
senyawa urea dan senyawa H2O2 larut baik dalam air dan akan terajdi ikatan hidrogen.
Ketika dilakukan penambahan MnO2 (berabran kehitaman) adanya gelembung gas yang
terbentuk dalam tabung reaksi Tujuan penambahan MnO2 untuk mengkatalis penguraian
H2O dan O2. Sehingga terbentuk gas O2 pada tabung reaksi. Larutan berwarna abu-abu
keruh dan terdapat gelembung gas O2 (gambar 2).
12
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
3. Uji Kuantitatif
Uji kuantitatif adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengetahui kadar suatu zat atau
senyawa dalam sampel.
Pada uji kuantitatif, kadar H2O2 didapatkan dengan menitrasi menggunakan KMnO4.
Saat dititrasi menggunakan larutan standar KMnO4, larutan pada labu erlenmeyer berwarna
merah muda dari bening pada penambahan 0,15 mL larutan KMnO4. Hal ini ditandai dengan
perubahan warna indikator. Kemudian dilakukan duplo dengan volume larutan standar
KmnO4 yang terpakai yaitu 0,15 mL (gambar 3). Selanjutnya menitrasi larutan blangko yaitu
campuran larutan H2O2 dan H2SO4 dengan volume yang terpakai yaitu 26 mL dengan warna
larutan dari bening menjadi merah muda (gambar 4). Berdasarkan perhitungan didapatkan
kadar H2O2 dalam urea adalah sebesar 4.11 % dimana hasil yang didapatkan masih sangat
dibawah dari nilai kadar H2O2 dalam urea berdasarkan teori yaitu sekitar 37 %. Hal ini
disebabkan jarak titik ekivalen yang berbeda jauh dari titik akhir titrasi dimana telah tercapai
titik akhir titrasi sebelum tercapainya titik ekivalen. Hal ini dapat diatasi dengan memanaskan
larutan hasil titrasi hingga warna dari larutan tersebut kembali bening dan mentitrasi kembali
larutan agar dicapai volume titran yang benar-benar akurat.
Pada percobaan ini diperoleh persen rendemen UHP sebanyak 38,5%. Persen
rendemen kristal UHP yang di peroleh masih sangat kecil hal ini karena terjadi kesalahan –
kesalahan dalam praktikum antara lain: reaksi yang terjadi pada pencampuran
pereaksi kimia belum terjadi secara sempurna/maksimal, terjadi kesalahan ketika
penambahan senyawa kimia dalam percobaan, dan adanya pengotor di dalam larutan
sehingga diperoleh massa kristal yangkecil dan sebagainya.
13
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
F. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui beberapa hal yakni, Hidrogen peroksida
H2O2 merupakan oksidator yang bisa digunakan sebagai pemutih sesuatu, juga merupakan
senyawa yang sederhana dengan ikatan oksigen-oksigen tunggal. Massa kristal yang
diperoleh adalah 0,7238 gram. Pada analisis kualitatif diperoleh warna larutan menjadi abu-
abu keruh dan nampak terbentuk gelembung gas O2. Pada analisis kuantitatif, persen
rendemen dari kristal UHP yang di dapatkan adalah 38,5% dan kadar H2O2 dalam UHP
sebesar 4,11 %.
2. Saran
Praktikan diharapkan agar lebih berhati-hati teliti saat menambahkan urea ke dalam
larutan H2O2, karena jika kurang ketelitian dapat menyebabkan tidak terbentuknya campuran
ketika diuapkan dengan cara pemanasan.
14
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
DAFTAR PUSTAKA
[2] Hardjadi, 2013, ‘Manfaat Hidrogen Peroksida’, Jurnal Ilmu Dasar, Vol 3, 22-23.
[3] Canham, Geoff Rayner. 2009. Descriptive Inorganic Chemistry. 2nd ed. W.H. Freeman
and Company: New York.
[4] Atkins, P. (2011). Inorganic chemistry. 5th ed. Oxford University Press. UKK
15
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
Daftar Pertanyaan
1. Apakah yang menyebabkan kadar H2O2 dalam UHP yang didapatkan sangat
berbeda jauh dari kadar H2O2 dalam UHP teoritis ? dan bagaimana cara untuk
meningkatkan kadar H2O2 dalam UHP.
Jawaban :
Berdasarkan perhitungan didapatkan kadar H2O2 dalam urea adalah sebesar 4.11 %
dimana hasil yang didapatkan masih sangat dibawah dari nilai kadar H2O2 dalam urea
berdasarkan teori yaitu sekitar 37 %. Hal ini disebabkan jarak titik ekivalen yang berbeda
jauh dari titik akhir titrasi dimana telah tercapai titik akhir titrasi sebelum tercapainya titik
ekivalen. Hal ini dapat diatasi dengan memanaskan larutan hasil titrasi hingga warna dari
larutan tersebut kembali bening dan mentitrasi kembali larutan agar dicapai volume titran
yang benar-benar akurat.
2. Hidrogen Peroksida adalah oksidator yang memiliki sifat yang sama dengan UHP.
Mengapa harus mensintesis UHP untuk dijadikan oksidator sedangkan hydrogen
peroksida sudah merupakan oksidator ?
Jawaban :
Kristal UHP memiliki kelebihan dibanding dengan H2O2 dimana kristal H2O2 memiliki
sifat oksidator yang mirip dengan urea sedangkan UHP lebih stabil dibanding H2O2 karena
pada senaywa UHP terdapat ikatan hidrogen. Dengan adanya ikatan hidrogen ini
mengakibatkan energi ikat masing-masing atom dalam UHP meningkat yang membuat
senyawa UHP menjadi stabil. Sedangkan senyawa H2O2 tidak terdapat ikatan hidrogen,
sehingga ikatan antar atom dalam senyawa H2O2 telah lemah dan mudah terdekomposisi
menjadi H2O dan O2.
16