Anda di halaman 1dari 18

Laporan Biokimia II

KARBOHIDRAT

Oleh

Nama : Adelia Nur Polamolo


NIM : 441417026
Kelas : Pendidikan Kimia B 2017

Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ipa
Universitas Negeri Gorontalo
2020
A. Judul : Karbohidrat
B. Tujuan :
1. Memahami sifat-sifat karbohidrat dan reaksi reaksinya untuk mengidentifikasi
kandungan karbohidrat dalam suatu zat.
2. Menetapkan kadar pati dalam suatu bahan pangan
C. Dasar teori
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam.
Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat sebenarnya adalah polisakarida
aldehida dan keton atau turunan mereka. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe-tipe
karbohidrat ialah ukurannya. Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang tersederhana, mereka
tidak dapat dihidrolisis enjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat diikat
bersama-sama membentuk dimer, trimer dan sebagainya dan akhirnya polimer.. Sedangkan
monosakarida yang mengandung gugus aldehid disebut aldosa. Glukosa, galaktosa, ribose, dan
deoksiribosa semuanya adalah aldosa. Monosakarida seperti fruktosa dengan gugus keton disebut
ketosa. Karbohidrat tersusun dari dua atau delapan satuan monosakarida dirujuk sebagai
oligosakarida (Poedjiadi, 2006).
Menurut Poedjiadi (2006), berdasarkan sifat-sifatnya terhadap zat-zat penghidrolisis
karbohidrat dibagi dalam 4 kelompok utama yaitu:
1. Monosakarida yaitu karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisa menjadi senyawa yang lebih
sederhana terdiri dari satu gugus cincin. Contoh dari monosakarida yang terdapat di dalam
tubuh ialah glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
2. Disakarida senyawa yang terbentuk dari gabungan dua molekul atau lebih monosakarida.
Contoh disakarida ialah sukrosa, maltosa dan laktosa.
3. Glikosida yaitu senyawa yang terdiri dari gabungan molekul gula & molekul non gula.
4. Polisakarida yaitu polimer yang tersusun oleh lebih dari lima belas monomer gula.
Dibedakan menjadi dua yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida.
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang menyediakan 4
kalori (kilojoule) energi pangan per gram.  Karbohidrat juga mempunyai peranan penting
dalam menentukan  karakteristik bahan makanan, misalnya: rasa, warna, tekstur, dan lain-
lain.  Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketois,
pemecahan tubuh protein yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu
metabolisme lemak dan protein. Karbohidrat adalah sumber kalori terbesar dalam makanan
sehari-hari dan biasanya merupakan 40-45% dari asupan kalori kita. Selain menjadi sumber
energi utama makhluk hidup, karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada
makhluk hidup dalam serat (fiber), seperti selulosa, pektin serta lignin. Ada dua macam
karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan karbohidrat simpleks. Karbohidrat kompleks
misalnya nasi, biji-bijian, kentang, dan jagung, sedangkan contoh Karbohidrat simpleks
adalah gula dan pemanis lainnya. Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida, berasal dari
bahasa Arab "sakkar" yang artinya gula. Melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih tepat
didefenisikan sebagai polihidroksialdehid atau polihidroksiketon (Fessenden, 1990).
Dalam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian
lemak.  Tetapi sebagian  besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang dimakan
sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.  Pada tanaman
karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari melalui proses
fotosintesis dalam sel tanaman yang berklorofil (Winarno, 2004).
Menurut Lehninger (1982), monosakarida yang paling sederhana yaitu gliseraldehid
dan dihidroksiaseton. Contoh monosakarida yang penting yaitu glukosa, fruktosa, galaktosa,
dan pentosa. Oligosakarida yang lain ialah trisakarida yaitu yang terdiri atas tiga molekul
monosakarida dan tetrasakarida yang terbentuk dari empat molekul monosakarida.
Oligosakarida yang paling banyak terdapat dialam ialah disakarida. Golongan disakarida yaitu
sukrosa, maltosa, laktosa, dan trehalosa. Golongan yang termasuk oligosakarida adalah
rafinosa yang bila dihidrolisis menjadi galaktosa, glukosa, dan fruktosa. Polisakarida umunya
berupa senyawa berwarna putih dan tidak berbentuk Kristal, tidak mempunyai rasa manis dan
tidak mempunyai sifat mereduksi. Beberapa polisakarida yang penting di antaranya ialah
amilum, glikogen, dekstrin, dan selulosa.
Monosakarida:
O HO
CH 2 OH HOH 2C O OH
H O H HO O
H OH H OH OH
OH H atau HO H CH 2 OH atau HO
OH OH OH OH

H OH OH H
OH
OH

Glukosa Fruktosa
Disakarida:
CH 2 OH CH 2 OH

HOH 2 C O OH CH 2 OH O OH
H O H H
H
H 2+ -
+ + OH O
OH H H OH Cu 2OH H O
OH H
O OH H
H
OH CH 2 OH
H H OH
H
H OH OH H H OH

Sukrosa Laktosa

Polisakarida:
CH 2 OH CH 2 OH CH 2 OH

H O H H O H H O H
H H H
HO OH
OH H O OH H O OH H
O O

H OH H OH H OH

Amilosa

Menurut Poedjiadi (2007), sifat kimia karbohidrat berhubungan erat dengan gugus
fungsi yang terdapat pada molekulnya yaitu gugus –OH, gugus aldehid dan gugus keton.
1. Sifat mereduksi, monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai sifat dapat
mereduksi, terutama dalam suasana basa. Sift sebagai reduktor ini dapat digunakan
untuk keperluan identifikasi karbohidrat mupun analisis kuantitatif. Sifat mereduksi ini
disebabkan oleh adanya gugus aldehid atau keton bebas dalam molekul karbohidrat.
2. Pereaksi fehling, pereaksi ini dapat direduksi selain oleh karbohidrat yang mempunyai
sifat mereduksi, juga dapat direduksi selain oleh reduktor lain. Pereaksi fehling terdiri
atas dua larutan, yaitu larutan fehling A dan larutan fehling.
3. Pereaksi Benedict, pereaksi ini berupa larutan yang mengandung kuprisulfat,
natriumkarbonat dan natriumsitrat. Adanya natriumkarbonat dan natriumsitrat membut
pereaksi benedict bersifat asam lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau,
kuning atau merah bata.
4. Pereaksi Barfoed, pereaksi ini terdiri dari larutan kupriasetat dan asam asetat dalam air,
dan digunakan untuk membedakan antara monosakarida dengan disakarida.
Monosakarida dapat mereduksilebih cepat oleh disakarida. Apabila karbohidrat
mereduksi suatu ion logam, karbohidrat ini akan teroksidasi. Gugus aldehid pada
karbohidrat ini akan teroksidasi menjadi gugus karboksilat dan terbentuklah asam
monokarboksilat. Sebagai contoh galaktosa akn teroksidasi menjadi asam galaktonat,
sedangkan glukosa akan menjadi asam glukonat.
5. Pembentukan Furfural, dalam larutan asam yang encer, walaupun dipanaskan,
monosakarida umunya stabil. Tetapi apabila dipanaskan dengan asam kuat yang pekat,
monosakarida akan menghasilkan fulfural atau derivatnya. Reaksi pembentuka furfural
adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa.
6. Pembentukan ozason, semua karbohidrat yamg mempunyai gugus aldehida atau keton
bebas akan membentuk ozason bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih. Ozason
yang terjadi mempunyai bentuk Kristal dan titik lebur yang khas bagi masing-masing
karbohidrat.
D. Alat dan bahan
1. Alat

No Nama Alat Kategori Gambar Fungsi

1. Batang 1 Untuk mengaduk


pengaduk larutan

2. Gelas kimia 1 Untuk wadah suatu


larutan

3. Gelas ukur 1 Untuk mengukur


volume larutan

4. Pipet tetes 1 Untuk mengambil


larutan dalam volume
tertentu
5. Penangas air 2 Untuk memanaskan
larutan

6. Tabung reaksi 1 Untuk mereaksikan


larutan

7. Rak tabung 1 Untuk tempat tabung


reaksi reaksi

8. Neraca 2 Alat untuk


analitik menimbang zat

9. Erlemeyer 1 Alat untuk


mereaksikan larutan
2. Bahan

No Nama bahan kategori Sifat fisik Sifat kimia


1. Glukosa 1 % Umum - Wujud zat padat - Tidak bersifat korosif
- Berat molekul : 164,16 - Bentuk rantai terbuka
- Titik leleh : 147 oC - Dapat mengkristal
dengan air
2. fruktosa Umum - Berat molekul : 180,16 - Tidak bersifat
gr/mol korosif
- Wujud zat padat - Mudah larut dalam air
- Suhu penguraian: - Reaktif dengan agen
103 oC pengoksidasi
3. Sukrosa Umum - Tak berwarna - Dalam suasan asam
- Larut dalam air dan dan suhu tinggi
etanol mengalami invers
- Bersifat optis aktif
4. maltosa Umum - Wujud zat padat - Tidak bersifat korosif
- Berat molekul :360,31 - Bentuk rantai terbuka
- Warna putih - Dapat mengkristal
dengan air
5. Amilum Umum -Penampilan bubuk - Tidak larut dalam air
putih - kelebihan glukosa
- Densitas 1,5gr/cm3 (produk fotosintesis)
-Tidak Berasa - Merupakan karbohidrat
kompleks
6. HCl Khusus -Massa atom : 36,45 - Merupakan oksidator
-Densitas : 3,21 gr/cm3 kuat
-Titik leleh : -1010C - Racun bagi
 ( 172 K  -69 F) pernapasan.
- Dapat larut dalam
alkali hidroksida,
kloroform, dan eter
7. laktosa Umum -tidak berwarna - mereduksi dan
mutarotasi
- memiliki rasa yang
kurang manis
8. aquades Umum -Berat molekul : 18,02 - Mudah larut dalam eter
gr/mol - Mudah terionisasi
-Titik didih : 100 oC - Sangat stabil
-Titik beku : 0 oC
9. Asam sulfat Khusus -Berat molekul : 98,08 - Dihasilkan dari
gr/mol pengenceran oleum
-Titik leleh : 10 oC - Bersifat korosif
- Bereaksi dengan air
10 ᵅ-naftol Khusus -Berat molekul : - Bersifat stabil
. 147,17 gr/mol - Larut dalam air
o
-Titik didih : 288 C - Bersifat non korosif
11 Reagen Khusus -Berwarna biru - Dapat larut dalam air
. benedict - berbentuk encer - dapat digunakan
- untuk uji makanan
dengan pemanasan.

E. Prosedur kerja
1. Uji molisch
Larutan sampel

- Menyiapkan 2 tabung reaksi dan uji masing-


masing tabung dengan glukosa 1%, fruktosa 1%,
galaktosa 1%, sukrosa 1%, maltose 1%, laktosa
1%, glukosa 1%, xylosa 1%, amilum 1%, larutan
sampel, dan aquadest
- Menambahkan 2 tetes reagen molisch pada
masing-masing tabung
- Menambahkan 1-2 mL H2SO4 pekat melalui
dinding tabung pelan-pelan sampai timbul 2
lapisan
- Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi

Warna larutan

2. Uji iodine

Larutan sampel

- Menyiapkan 6 tabung reaksi, 3 tabung diisi


masing-masing dengan larutan sampel dan diberi
label A, B, C
- Menambahkan 2 tetes air pada tabung A, 2 tetes
HCl pada tabung B, dan 2 tetes NaOH pada
tabung C
- Mengocok setiap tabung, lalu menambahkan
larutan iodine pada setiap tabung sebanyak 1-2
tetes
- Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi

Warna larutan

3. Uji benedict

Larutan sampel
- Menyiapkan 10 tabung reaksi dan mengisi
masing-masing tabung dengan glukosa 1%,
fruktosa 1%, galaktosa 1%, sukrosa 1%, maltose
1%, laktosa 1%, glukosa 1%, xylosa 1%, amilum
1%, larutan sampel, dan aquadest
- Menambahkan 2-3 tetes reagen benedict pada
masing-masing tabung lalu dikocok
- Mengamati perubahan yang terjadi
- Memanaskan sampai mendidih selama 5 menit
- Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi

Endapan yg terjadi

4. Uji barfoed

Larutan sampel

- Menyiapkan 10 tabung reaksi dan mengisi


masing-masing tabung dengan glukosa 1%,
fruktosa 1%, galaktosa 1%, sukrosa 1%, maltose
1%, laktosa 1%, glukosa 1%, xylosa 1%, amilum
1%, larutan sampel, dan aquadest
- Menambahkan 2-3 tetes reagen barfoed pada
masing-masing tabung lalu dikocok
- Mengamati perubahan yang terjadi
- Memanaskan sampai mendidih selama 2-10 menit
- Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi

Warna larutan

5. Uji seliwanof

Larutan sampel

- Menyiapkan 10 tabung reaksi dan uji masing-


masing tabung dengan glukosa 1%, fruktosa 1%,
galaktosa 1%, sukrosa 1%, maltose 1%, laktosa
F. Hasil pengamatan
No Sampel Uji molisch Uji benedict Uji barfoed Uji selliwanof
1 Glukosa 1% (+) cincin ungu (+) larutan (+) endapan (-)larutan bening
merah bata merah orange
2 Galaktosa (+) cincin ungu (+) larutan (-) larutan biru (-)larutan bening
1% hijau
3 Fruktosa 1% (+) cincin ungu (-) larutan (+) endapan (+) larutan merah
kuning merah orange chery
4 Laktosa 1% (+) cincin ungu (+) larutan (-) larutan biru (-)larutan bening
orange keruh
5 Maltose 1% (+) cincin ungu (+) larutan (-) larutan biru (-)larutan bening
merah bata
6 Sukrosa 1% (+) cincin ungu (-) larutan (-) larutan biru (+) larutan merah
cokelat chery
7 Amilum 1% (+) cincin ungu (-) larutan (-) larutan biru (-)larutan bening
ungu
8 aquadest (-) tetap bening (-) larutan (-) larutan biru (-)larutan bening
bening

No Sampel Uji iodine


Aquadest HCl NaOH
1 Amilum 1% (+) larutan biru (+) larutan biru (-) larutan bening
keunguan keunguan

G. Pembahasan
Karbohidrat adalah plohidorksil aldehid atau polihidroksil keton atau senyawa hasil
hidroksil keduanya. Penyusun utama karbohidrat adalah C,H dan O. Karbohidrat digolongkan
berdasarkan monomer penyusunnya seperti monosakarida, oligosikarida dan polisakarida.
Berdasarkan sifat reaksi kimia, karobhidrat dibagi menjadi dua yaitu sifat mereduksi dan
pembentukan fulfural. Praktikum kali ini dilakukam pengujian karbohidrat dengan metode uji
kualitatif yaitu uji molisch, uji benedict, uji barfoed, uji selliwanof dan uji iodine.
1. Uji molisch
Pengamatan ini bertujuan untuk menetukan kandungan karbohidrat secara umum. Uji
Kelarutan dan Percobaan Molisch dilakukan pengujian Monosakarida. Pada
monosakarida, dilakukan banyak uji pada sampel diantaranya larutan glukosa, sukrosa,
laktosa, fruktosa, maltosa galaktosa, dan amilum. Pada pengamatan larutan tersebut,
semua reaksinya positif yaitu menghasilkan cincin berwarna ungu, hal ini sesusai dengan
teori.
Berdasarkan Poedjiadi (2007), pereaksi molisch terdiri atas larutan α naftol dengan
alkohol. Apabila pereaksi ini apabila ditambahkan pada larutan glukosa, kemudian secara
hati-hati ditambahkan asam sulfat pekat, akan terbentuk dua lapisan zat cair. Pada batas
antara kedua lapisan itu akan terjadi warna ungu karena terjadi reaksi kondensasi antara
furfural dengan α naftol.
Berdasarkan Hala dan Hartono (2012), larutan amilum apabila dibubuhi dengan
beberapa tets alkohol/α naftol dan asam sulfat pekat, sehingga terjadi pembatasan cincin.
Adanya karbohidrat memberikan cincin berwarna merah atau ungu. Pada selulosa adanya
karbohidrat memberikan cincin berwarna ungu dan pada monosakarida adanya cincin
ungu menunjukan adanya karbohidrat. Adapun reaksi yang terbentuk adalah sebagai
berikut :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

2. Uji iodine
Uji iodine
bertujuan
untuk
mengetahui kandung polisakarida dalam suatu bahan yang diketahui merupakan suatu
karbohidrat. Uji ini berfungsi untuk mendeteksi kandungan amilosa atau amilum yang
ditandai dengan warna biru atau ungu pekat. Reagent yang digunakan adalah larutan iodine
yang merupakan I2 yang terlarut dalam KI. Reaksi antara polisakarida dengan iodine
membentuk rantai poliiodida. Polisakarida umumnya membentuk rantai heliks (melingkar),
sehingga dapat berikatan dengan iodine, sedangkan karbohidrat berantai pendek seperti
disakarida dan monosakarida tidak membentuk struktur heliks sehingga tidak dapat berikatan
dengan iodine. Hasil positif pada uji ini yaitu biru hingga ungu pekat. Pada hasil percobaan
didapat bahwa larutan standar amilum 1% bereaksi positif untuk uji ini.

Tabung I berisi larutan amilum ditambahkan dengan aquades akan menghasilkan uji
positif (+) yang ditandai dengan munculnya warna cokelat bening. Terbentuknya larutan
berwarna cokelat bening pada penambahan aquades disebabkan karena amilum dapat bereaksi
dengan iodine dalam suasana larutan netral. Dan terbentuknya warna cokelat bening
disebabkan oleh terbentuknya kompleks berwarna cokelat bening dengan iodine.
Terbentuknya warna cokelat bening ketika ditambahkan dengan aquades karena dalam
suasana larutan netral amilum dapat terhidrolisis sehingga memudahkan untuk bereaksi
dengan iodine membentuk kompleks berwarna cokelat bening dan jika dipanaskan maka akan
berubah warna menjadi biru tua.

Tabung II berisi arutan amilum ditambahkan HCl akan menghasilkan uji yang positif (+)
yang ditandai dengan munculnya warna cikelat keruh. Terbentuknya larutan berwarna cokelat
keruh pada penambahan HCl disebabkan karena amilum dapat bereaksi dengan iodine dalam
suasana asam. Dan terbentuknya warna cokelat keruh disebabkan oleh terbentuknya kompleks
berwarna cokelat keruh dengan iodine. Iodine membentuk kompleks polisakarida yang besar
dengan amilosa menghasilkan warna cokelat keruh ketika ditambahkan HCl, karena dalam
suasana asam amilum dapat terhidrolisis sehingga memudahkannya untuk bereaksi dengan
iodine membentuk kompleks berwarna cokelat keruh dan jika dipanaskan maka akan berubah
warna menjadi biru tua.

  Tabung III berisi larutan amilum ditambahkan dengan NaOH akan menghasilkan uji
negatif (-) yang ditandai dengan munculnya hasil berwarna bening. Fungsi penambahan
NaOH adalah untuk memberikan suasana basa pada uji iodium. Pada pengujian larutan
amilum dan iodium, NaOH menghalangi terjadinya reaksi antara amilum dengan iodium. Hal
ini disebabkan karena iodium bereaksi dengan basa sehingga tidak mengalami reaksi dengan
amilum. Sehingga uji dengan penambahan NaOH tidak menunjukkan perubahan warna
(bening) pada larutan amilum dan bila dipanaskan tidak akan terjadi perubahan warna.

3. Uji benedict

Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui adanya kandungan gula(karbohidrat)
pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti
laktosa dan maltose. Pereaksi benedict adalah larutan basa berwarna biru dari tembaga sulfat
yang suasananya agak berbeda. Pada uji ini, teori yang mendasarinya adalah gula yang
mengandung gugus aldehid atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis
atau basa menjadi ion Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O(cupro oksida) yang berwarna kunig
sampai merah. Sedangkan zat pereduksi itu sendiri akan berubah menjadi asam. Uji positif
diperoleh apabila gula yang bentuk hemiasetal dan hemiketalnya berada dengan bentuk
kesetimbangan dengan bentuk terbuka. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat
pereaksi benedict bersifat basa lemah. Maka uji ini akan bereaksi dalam kondisi basa.
Larutan basa akan mengubah sakarida, perubahan ini terjadi pada atom C anomerik dan atom
C tetangganya tanpa mempengaruhi atom-atom C lainnya. Misalnya saja, jika D-glukosa
dituangi larutan basa yang encer maka sakarida itu akan berubah menjadi campuran: D-
glukosa, D-manosa, D-fruktosa. Sedangkan untuk pada disakarida dalam suasan sedikit basa
akan lebih stabil terhadap reaksi hidrolisis. Maka dari itu dalam uji ini pengaruh basa sangat
penting untuk memberikan hasil positif adanya gula pereduksi. Sakarida akan membentuk
enediol dalam suasana basa saja yang kemudian akan bersifat mudah teroksidasi.
Hasil positif ditunjukkan dengan perubahan warna larutan ataupun endapan menjadi
hijau,kuning, orange atau merah bata. Perbedaan warna ini diakibatkan oleh adannya
kandungan gula pereduksi pada sampel yang sedikit maupun banyak. Untuk hasil pengamatan
yang memberikan hasil positif yaitu glukosa 1%,galaktosa 1%, laktosa dan maltose 1%.

Percobaan Benedict berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natriumkarbonat dan


natriumsitrat. Adanya natriumkarbonat dan natriumsitrat membuat pereaksi benedict bersifat
asam lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata. Warna
endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang diperiksa (Poedjiadji, 2007).
Adapun persamaan reaksinya yaitu :

O                                          O
║                                          ║
R—C—H  + Cu2+ 2OH- →  R—C—OH + Cu2O(s) â + H2O
Gula Pereduksi                  Endapan Merah Bata
4. Uji barfoed
Uji barfoed ini merupakan pengujian yang reaksi terdiri dari larutan kouriasetat dan asam
asetat dalam air yang berguna dalam membedakan antara monosakarida dan disakarida.
Monosakarida akan teroksidasi oleh ion Cu2+ membentuk gugus karboksilat dan endapan
tembaga (I) oksida yang berwarna merah bata. Reaksi positif ditandai dengan munculnya
endapan berwarna merah. Reaksi ini terjadi dalam suasana asam (sekitar pH 4,6) oleh karena
itu digunakan asam asetat dalam pembuatan reagen barfoed. Untuk membedakan antara uji
benedict dan barfoed yakni dengan melihat dalam kondisi apakah uji ini bereaksi dan tujuan
dilakukannya uji ini. Pada uji barfoed, reaksinya akan berlangsung dalam keadaan asam
dikarenakan komposisi dari pereaksi tersebut. Monosakarida akan lebih stabil terhadap asam
mineral encer dan panas sedangkan untuk disakarida contohnya sukrosa akan relative lebih
stabil terhadap alkali dan untuk kondisi asam disakarida ini akan mengalami hidrolisis. Maka
dari itu sifat ini yang akan dapat membedakan antara monosakarida dan disakarida.

Jadi pengaruh asam untuk uji diperlukan untuk membedakan sampel termasuk dalam
golongan monosakarida ataupun tidak. Untuk hasil positif monosakarida akan memberikan
endapan merah bata, sedangkan untuk disakaridan akan memberikan larutan yang tetap biru.
Dari hasil pengamatan, glukosa dan fruktosa (sebagai pembanding) bereaksi positif.
Menurut Poedjiadji (2007), pereaksi Barfoed terdiri dari larutan kupriasetat dan asam
asetat dalam air, dan digunakan untuk membedakan antara monosakarida dengan disakarida.
Monosakarida dapat mereduksi lebih cepat oleh disakarida. Oleh karena itu, larutan uji
disakarida tidak membentuk warna merah orange pada percobaan ini. Akan tetapi,
membentuk warna biru. Apabila menghasilkan warna merah bata, maka reaksinya dapat
dilihat di bawah ini :
O                                      O
║            Cu2+ asetat         ║
R—C—H  + ─────→  R—C—OH + Cu2O(s) â + CH3COOH
n-glukosa          Kalor          E.merah
monosakarida                     bata

5. Uji seliwanof

Uji ini digunakan untuk membedakan aldosa dan ketosa. Dalam pengujian ini karbohidrat
golongan aldosa tidak akan bereaksi, sedangkan karbohidrat golongan ketosa akam
mengalami proes dehidrasi untuk memberikan derivate fulfuralnya yang kemudian akan
mengalami kondensasi dengan membentuk senyawa kompleks yang berwarna merah chery.
Sama halnya pada uji benedict dan barfoed. Pemanasan dalam uji ini berfungsi untuk
mempercepat reduksi dalam masing-masing tabung reaksi. Pada uji ini yang bereaksi positif
yaitu fruktosa dan sukrosa yang ditandai dengan munculnya warna merah chery pada larutan
tersebut.

Menurut Hala dan Hartono (2012), pada percobaan scliwanoff, fruktosa akan bereaksi
cepat dengan membentuk warna merah. Zat-zat lain juga akan bereaksi seperti fruktosa
apabila pemanasan dilakukan lebih lama. Prinsip reaksinya berdasarkan atas pembentukan 4-
hidroksi metal fulfural yang membentuk senyawa berwarna ungu dengan adanya resolsinol
(1,3 –dihidroksi benzena). Reaksi positif menunjukan adanya warna merah. Adapun reaksi
dari percobaan Seliwanoff yaitu :
H. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, Karbohidrat adalah
plohidorksil aldehid atau polihidroksil keton atau senyawa hasil hidroksil keduanya.
Penyusun utama karbohidrat adalah C,H dan O. Karbohidrat digolongkan berdasarkan
monomer penyusunnya seperti monosakarida, oligosikarida dan polisakarida. Sifat dan reaksi
kimia pada karbohidrat yaitu adanya pembentukan fulfural dan sifatnya sebagai pereduksi.
Untuk mengetahui adanya kandungan karbohidrat dalam sampel dapat digunakan beberapa uji
kualitatif yang melibatkan uji sederhana (uji molisch), uji spesifik (uji benedict, uji
barfoed,uji selliwanof dan uji iodine).
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden dan Fessende. 1986. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Girindra, Aisjah. 1986. Biokimia 1. Jakarta: Gramedia.

Lehninger, A.L. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Maggy, Thenawidjaja. 1990. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Poedjiadji, A. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Respati. 1990. Pengantar Kimia Organik Jilid I. Jakarta: Aksara Baru.

Sirajuddin dan Najamuddin. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Makasar:


Universitas Hasanuddin.

Winarno, F. O. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004.

Anda mungkin juga menyukai