Anda di halaman 1dari 2

Nama IUPAC : β,ε-carotene-3,3'-diol

Lutein merupakan salah satu jenis karotenoid, berwarna kuning yang banyak
terdapat pada sayuran berwarna hijau dan juga terdapat pada lensa mata dan
konsentrasi terbanyak terdapat pada bagian macula reina mata. Lutein merupakan
senyawa karotenoid yang diperlukan tubuh.

Struktur dasar lutein yaitu dari struktur karoten dimana rangka tetraterpen
simetris yang terbentuk oleh sambungan ekor ke ekor dari 2 unit C 20 yang tergabung
dalam suatu susunan yang mana unitnya akan membalik di tengah molekul.

Karakteristik penting dari lutein yaitu dari struktur karoten dimana menyebabkan
rentan terhadap cahaya, oksigen, panas degradasi asam tetapi stabil jika di simpan
pada suhu -200C atau di bawah atmosfer nitrogen.

 Sumber
Senyawa lutein dapat di temukan pada biotalaut seperti alga chlorella
vulgaris

 Sifat Fisik dan Sifat kimia


1. Sifat kimia
Rumus molekul : C40H56O2
Bobot molekul : 568,85 g/mol
Titik leleh : 183-1900C
Kloroform : 435 nm 458 nm 485 nm
Etanol : 422 nm 445 nm 474 nm
Petroleum eter : 421 nm 445 nm 474 nm
Pemerian : prisma kuning dengan kilau metalik
2. Sifat fisik
Tidak larut dalam air, larut dalam lemak dan pelarut lemak, mudah
larut dalam methanol mendidih (1 : 700) dengan bandingkan
dengan zeaxanthin. Mudah larut dalam THF
METODE Ekstrasi pada lutein

Persiapan mentah lutein dilakukan sesuai dengan literatur (10, 13). Singkatnya, 250 mL larutan
KOH 10,0 M yang mengandung asam askorbat 2,5% ditambahkan hingga 100 g sel alga yang
diliofilisasi, dan campuran diinkubasi pada 60°C selama 10 menit dan kemudian didinginkan
sampai suhu kamar. Dichloromethane (50 mL) ditambahkan ke dalam campuran untuk
mengekstrak lutein. Campuran kemudian disentrifugasi pada 10000g selama 15 menit, dan
supernatan dikumpulkan. Prosedur ekstraksi diulang sampai ekstrak hampir tidak berwarna,
dan semua ekstrak digabungkan. Ekstrak dicuci dengan etanol berair 30% (v / v) sampai fase air
hampir tidak berwarna dan pH mendekati netral. Setelah pemisahan, fase organik dikeringkan
dengan penguapan berputar pada 40°C. Residu dilarutkan kembali dalam etanol berair 85% (v /
v). Lemak pengotor larut diekstraksi dengan heksana. Setelah pemisahan, itu konsentrasi etanol
dalam fase air diencerkan menjadi 8,5 dari 85% (v / v) dengan air suling untuk mengendapkan
lutein. Lutein itu yang diperoleh dengan filtrasi diliofilisasi sampai kering. Penentuan Lutein.
Sampel kasar dan lutein murni adalah dianalisis oleh HPLC menurut metode Shi dan Chen (14).

Daftar pustaka

Chitchumroonchokchai, C., Steven J. S., & Mark L. F. 2004. Assessment of Lutein


Bioavaibility from Meals and A Supplement Using Simulated Digestion and CACO-2 Human
Intestinal Cells. J Nutr. 134(9): 2280-2394

Losso, J. N., Eudokia M., Joan M. K. 2008. Isolation of Aflatoxin-free Lutein from
Aflatoxin-contiminated Plants and Plant Products. The United States Patent and Trademark
Office (USPTO).Diakses dari: http://www.freshpatents.com, 28 Februari 2009, pk. 13.50.

Young, A. & George B. 1993. Carotenoids in Photosynthesis. Chapman & Hall, London:
hal. 1-6 dan 410-412

Li, H. B.; Chen, F.; Zhang, T. Y.; Yang, F. Q.; Xu, G. Q. Preparative isolation and
purification of lutein from the microalga Chlorella Vulgaris by high-speed counter-current
chromatogra- phy. J. Chromatogr. A 2001, 905, 151-155.

Shi, X. M.; Chen, F. Production and rapid extraction of lutein and the other lipid-soluble
pigments from Chlorella prototh-ecoides grown under heterotrophic and mixotrophic
conditions. Nahrung 1999, 43, 109-113.

Shi, X. M.; Chen, F. Stability of lutein under various storage conditions. Nahrung 1997,
41, 38-41.

Anda mungkin juga menyukai