Anda di halaman 1dari 6

I.

TUJUAN
1. Mengenal alat-alat di laboratorium beserta fungsinya.
2. Mengenal sifat-sifat bahan kimia berdasarkan simbol.
3. Mengetahui penggunaan alat dan bahan.
4. Membuat Larutan dari bahan padat dan dari larutan pekat.
II. Dasar Teori
a. Penjelasan singkat Pengenalan alat dan k3
Kegiatan Praktikum dalam laboratorium kimia harus memperhatikan aspek-aspek
keselamatan kerja. Keselamatan kerja dan kegiatan praktikum adalah dua hal yang tidak
dapat dipisahkan sehingga sangat penting memahami hal tersebut. Guna memperkecil
kecelakaan kerja saat melakukan praktikum, pengenalan alat dan bahan dalam
laboratorium sangat penting dilakukan. Dengan mengenal Alat dan Bahan yang
digunakan saat praktikum, Praktikan dapat lebih teliti dalam menggunakan alat dan
bahan saat melakukan praktikum.

b. Alat-alat Praktikum dan Fungsinya.


1. Gelas Beaker.
Gelas kimia (Beaker Glass) merupakan gelas tinggi beerdiameter besar dengan skala
sepanjang dindinngnya.terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas
hingga suhu 200°C (pyrex). Gelas kimia tersedia beberapa ukuran, yaitu 50mL, 100mL,
250 mL, 500mL, 1000 mL dan 2L, dll. Untuk bidang Kimia berfungsi untuk mengukur
volume larutan yang tidak memerlukan tinngkat ketelitian tinggi, menampung zat
kimia, memanaskan cairan, dan media pemanasan cairan.

2. Labu Ukur.
Labu ukur merupakan peralatan yang berbahan dasar dari gelas yang bentuknya
berupa labu dengan leher yang Panjang dan tertutup, namun labu ukut tidak dapat
digunakan untuk suhu tinggi (panas) karena sifatnya yang mudah memuai apabila
terkena panas. Ukurannnya beragam, mulai 1mL sampai 2mL.

3. Pipet Tetes.
Pipet tetes adalah pipet kecil yang memiliki bagian agak meruncing pada bagian
bawahnya dengan ujung atas dilapisi karet. Fungsinya untuk memindahkan dan
mengambil sejumlah kecil larutan berupa tetesan dari satu wadah ke wadah lainnya.

4. Pipet Pump.
Pipet pump/pompa pipet adalah alat tambahan yang digunakan untuk membantu
pipet ukur dalam menyedot cairan, kemudian cairan yang telah diukur dipindahkan ke
wadah lainnya.

5. Timbangan Analitik.
Neraca analitik merupakan suatu alat yang sering digunakan di laboratorium yang
berfungsi untuk menimbang bahan/zat yang akan digunakan sebelum melakukan
suatu percobaan yang membutuhkan suatu penimbangan.

6. Botol Semprot.
Botol semprot atau juga sering disebut botol pengunci adalah berupa botol tinggi
bertutup yang terbuat dari plastic. Digunakan untuk menyimpan aquades dalam
jumlah terbatas.

7. Kaca Arloji.
Gelas arloji atau kaca arloji adalah salah satu dari instrument peralatan gelas
laboratorium yang digunakan sebagai tempat menimbang bahan kimia berupa pasta,
padatan atau bubuk.Fungsi kaca arloji adalah sebagai tempat menimbang bahan
berupa padatan atau pasta, menutup wadah saat proses penguapan atau pemanasan,
sebagai tempat benda yang tengah berada dalam proses pengamatan dan tempat
untuk mengeringkan padatan dalam desikator.

8. Pipet Ukur.
Berfungsi untuk Memindahkan sejumlah larutan dari satu wadah ke wadah lainnya
dengan berbagai ukuran volume, gunakan bulp atau pipet pump untuk menyedot
larutan, jangan dihisap dengan mulut kecuali jika larutan yang akan diambil tidak
berbahaya.

9. Spatula.
Memindahkan bahan berupa padatan

10.Batang Pengaduk.
Batang pengaduk adalah jenis alat berbentuk batang panjang
yang terbuat dari kaca. Berguna untuk mengaduk campuran larutan agar tercampur
secara sempurna dan membantu memindahkan cairan atau larutan ke dalam wadah
lain agar tidak melimpah.

11.Corong Kaca.
Corong merupakan peralatan yang berbentuk kerucut dan memiliki pipa silinder
(batang corong) yang relatif panjang serta memiliki berbagai ukuran. Berguna untuk
membantu memasukkan larutan atau cairan kedalam wadah yang memiliki mulut
sempit agar tidak melimpah.

12.Gelas Ukur.
Gelas ukur adalah alat yang berbentuk tabung atau silinder secara umum
terbuat buat dari bahan plastik atau kaca yang memiliki berbagai ukuran. Fungsinya
untuk mengetahui atau mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi.

c. Simbol sifat bahan kimia


1. Bahan Explosive (Bahan Mudah Meledak)
Ledakan pada bahan tersebut bisa terjadi karena beberapa penyebab,
misalnya karena benturan, pemanasan, pukulan, gesekan, reaksi dengan bahan
kimia lain, atau karena adanya sumber percikan api. Beberapa contoh bahan
kimia dengan sifat explosive misalnya TNT, ammonium nitrat, dan nitroselulosa.

2. Bahan Flammable
Bahan mudah terbakar dibagi menjadi 2 jenis yaitu Extremely Flammable
(amat sangat mudah terbakar) dan Highly Flammable (sangat mudah terbakar).
Pengaruh kelembaban pada terbakar atau tidaknya bahan ini sangat besar. Oleh
karena itu, bahan ini biasanya disimpan pada kondisi kelembaban tinggi.

3. Bahan Korosif
bahan tersebut bersifat korosif dan dapat merusak jaringan
hidup. Karakteristik bahan dengan sifat ini umumnya bisa dilihat dari tingkat
keasamaannya. pH dari bahan bersifat korosif lazimnya berada pada kisaran < 2
atau >11,5. Beberapa contoh bahan dengan simbol ini misalnya belerang oksida
dan klor

4. Bahan Beracun (Toxic) dan Bahan Sangat Beracun (Very Toxic)


Bahan Tersebut bersifat Racun. Keracunan yang bisa diakibatkan bahan
kimia tersebut bisa bersifat akut dan kronis, bahkan bisa hingga menyebabkan
kematian pada konsentrasi tinggi. Beberapa contoh bahan kimia bersifat racun
misalnya arsen triklorida dan merkuri klorida.

5. Bahan Mudah Teroksidasi (Oxidizing)


Bahan kimia tersebut bersifat mudah menguap dan mudah terbakar melalui
oksidasi (oxidizing). Adapun beberapa contoh bahan kimia dengan sifat ini
misalnya hidrogen peroksida dan kalium perklorat.

6. Bahan Iritasi (Iritating) dan Bahan Berbahaya (Harmful)


Simbol bahan kimia diatas terbagi menjadi 2 kode, yaitu kode Xn dan kode
Xi. Kode Xn menunjukan adanya risiko kesehatan jika bahan masuk melalui
pernafasan (inhalasi), melalui mulut (ingestion), dan melalui kontak kulit, contoh
bahan dengan kode Xn misalnya peridin. Sedangkan kode Xi menunjukan adanya
risiko inflamasi jika bahan kontak langsung dengan kulit dan selaput lendir,
contoh bahan dengan kode Xi misalnya ammonia dan benzyl klorida.

7. Bahan yang Berbahaya bagi Lingkungan (Dangerous for Environtment)


bahan tersebut berbahaya bagi lingkungan (dangerous for environment).
Melepasnya langsung ke lingkungan, baik itu ke tanah, udara, perairan, atau ke
mikroorganisme dapat menyebabkan kerusakan ekosistem. contoh bahan
dengan simbol ini misalnya tetraklorometan, tributil timah klorida, dan
petroleum bensin.

d. Pengertian Larutan.
Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih.

e. Pembuatan Larutan (Pengertian, Prinsip, Tujuan)


pembuatan larutan merupakan aktivitas yang sering sekali dilakukan dalam
bekerja di laboratorium, baik dalam analisis kimia secara konvensional (volumetri
dan gravimetri maupun dalam analisis secara instrumentasi (spektrometri,
kromatografi, dsb). Dalam analisis konvensional misalnya adalah pembuatan larutan
standar yang digunakan untuk titrasi, sedangkan dalam analisis instrumentasi
misalnya adalah pembuatan serangkaian larutan standar untuk memperoleh grafik
standar.
Dalam pembuatan larutan ada beberapa Prinsip pembuatan larutan yang
harus diperhatikan yaitu Konsentrasi larutan,volume larutan, dan volume zat
terlarut. Pembuatan larutan digunakan untuk menurunkan konsentrasi zat terlarut
dan juga untuk mendapatkan larutan dengan volume yang lebih besar.

f. Pengenceran (Pengertian dan Rumus)


Pengenceran adalah prosedur pembuatan larutan yang lebih encer dari
larutan yang lebih pekat melalui penambahan sejumlah pelarut pada larutan dengan
volume dan konsentrasi tertentu.

Rumus Pengenceran Larutan

g. Karakteristik Bahan yang digunakan (NaCl, HCl, etanol, Gula pasir, dan aquades).
1. NaCL (Garam Dapur).
Natrium klorida juga dikenal sebagai garam dan garam dapur, merupakan
senyawa ionic dengan rumus NaCl. Natrium klorida pada umumnya merupakan
padatan bening dan tak berbau, serta dapat larut dalam gliserol, etilen glikol, dan
asam formiat, namun tidak larut dalam HCL.

2. Asam Klorida (HCl).

3. Etanol.
4. Gula pasir.
5. Aquades.
III. Alat dan bahan
a. Alat

 Neraca Analitik  Botol Semprot.


 Beaker Glass  Kaca Arloji.
 Pipet Ukur  Spatula.
 Pipet Tetes  Batang Pengaduk.
 Pipet Pump (Propipet)  Corong Kaca.
 Labu Ukur.  Gelas Ukur.

b. Bahan

 Gula Pasir ( C12H22O11 )  Asam Klorida 37% ( HCl )


 Garam dapur ( NaCl )  Aquades
 Etanol 96%
IV. Cara Kerja
a. Pembuatan 100mL Larutan NaCl 0.1 M
 Diukur NaCl sebanyak 0,585 gr ke labu ukur 100ml
 Ditambahkan aquades sampai tanda batas
 Ditutup labu ukur dan digojog hingga homogen

b. Pembuatan 100 mL larutan gula 12 % (b/v)


 Diukur gula sebanyak 12 gr ke
 Dimasukan gula ke labu ukur
 Ditambahkan aquades sampai tanda batas
 Ditutup labu ukur dan digojog hingga homogen

c. Pembuatan 100 mL larutan HCl 1 M dari larutan HCl 37%


 Diukur HCl sebanyak 8,4 mL ke
 Dimasukan HCl ke labu ukur
 Ditambahkan aquades sampai tanda batas
 Ditutup labu ukur dan digojog hingga homogen

d. Pembuatan larutan HCl 0,5 M, 0,1 M, dan 0,01 M masing-masing sebanyak 10 ml


 Diukur HCl yang telah diturunkan konsentrasinya pada pion c sebanyak 5mL,1mL,
dan 0.1mL ke
 Dimasukan HCl ke labu ukur
 Ditambahkan aquades sampai tanda batas
 Ditutup labu ukur dan digojog hingga homogen

DIAGRAM ALIR LIHAT DI FORMAT

V. Hasil
a. Perhitungan sesuai laporan sementara
b. Dokumentasi larutan/hasil pengenceran tugas no 3 (pengenceran etanol, no 4
(pengenceran gula), dan no 6 (pengenceran HCl 0,5 M; 0,1 M; dan 0,01 M) → JADI, TOTAL
ADA 3 FOTO

VI. Pembahasan
a. Pengertian pengenceran
Pengenceran adalah prosedur pembuatan larutan yang lebih encer dari larutan yang
lebih pekat melalui penambahan sejumlah pelarut pada larutan dengan volume dan
konsentrasi tertentu.(Hikmayanti, M.,& Utami, Lisa.2019)
Pengenceran pada prinsipnya hanya menambahkan pelarut saja, sehingga jumlah
mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah
pengenceran. Dengan kata lain jumlah mmol zat terlarut sebelum pengenceran sama
dengan jumlah mmol zat terlarut sesudah penegenceran atau jumlah gr zat terlarut
sebelum pengenceran sama dengan jumlah gr zat terlarut sesudah pengenceran. Apabila
konsentrasi larutan dinyatakan dalam skala volumetrik, jumlah solute
yang terdapat dalam larutan pada volume tertentu akan setara dengan hasil kali volume
dan konsentrasi.

b. Fungsi alat yang digunakan


c. Hasil pengenceran (missal perubahan wujud, perubahan molaritas) dan kaitan dengan
teori/literatur (pakai sitasi)
Produk Hasil pengenceran memiliki nilai mol sama dengan mol zat terlarut sebelum
pengenceran. jumlah mol zat terlarut tidaklah berubah, yang berubah hanyalah
volumenya saja. (Suherti, 2016)
Tidak berubahnya jumlah mol pada proses pengenceran dapat dibuktikan dengan
Hasil Perhitungan pengenceran HCl 37% di atas. Dengan perhitungan berikut.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengenceran


VII. Kesimpulan (menjawab tujuan, dibuat poin)
VIII. Daftar Pustaka

References
Anonim. (2013). Teknik Dasar Pekerjaan Laboratorium Kimia. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Kementruan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indosia.

Anonim. (2018). MENYIMPAN BAHAN KIMIA DENGAN AMAN. Cianjur: Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pertanian.

Hendrawan, E., Hadi, L., Sahputra, R., Enawaty, E., & Rasmawan, R. (2021). Deskripsi Pengetahuan
Alat – Alat Praktikum Kimia Peserta Didik. EDUKATIF: JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 3394.

Hikmayanti, M., & Utami, L. (2019). Analisis kemampuan multiple representasi siswa kelas XI MAN 1
Pekanbaru pada materi titrasi Asam Basa. Jurnal Riset Pendidkan Kimia, 9(1), 52-57.

Noer, Z., & Ritonga, S. I. (2021). Alat-alat Laboratorium Tingkat Universitas Kategori I. Medan:
Guepedia.

Rasmini, Haslinda, & Arsyad, M. (2021). Pengenalan Alat-Alat Praktikum IPA. Parepare: Guepedia.

Suherti, E. (2016). LARUTAN Manfaat Penilaian dalam Pembelajaran. Jakarta: Pusat Pengembangan
dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bisnis dan Pariwisata.

Syahputra, A., Anggraini, I. F., & Aminah, S. (2014). EVALUASI KINERJA ALAT NERACA METTLER XP-
205. JURNAL TEKNIK PATRA AKADEMIKA, 2.

IX. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai