Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

Disusun Oleh :

Nama : Reza Alghifari


NPM : E1G022100
Kelompok : 1 (Satu)
Hari/Tanggal : Selasa, 20 September 2022
Shift : Jam 14.00
Dosen : 1. Dr. Ir. Damres Uker, M.Sc.
2. Ir. Tuti Tutuarima, STP., M.Si
3. Hasanudin, M.Sc
Co-Ass : Faulina Maissy (E1G020070)
Acara : Pengenalan Mikroskop

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikroskop merupakan alat terpenting dalam laboratorium. Sebagaimana kita ketahui
bahwa mata memiliki batas penglihatan dalam melihat benda yang sangat kecil dan tidak
dapat membedakan benda yang ukuran diameternya kurang dari 0,1 mm. Salah satu
contohnya adalah sel. Sel sebagai kesatuan struktural mahluk hidup yang mempunyai ukuran
yang sangat kecil dan kompleks. Untuk dapat melihat struktur sel, dan mengetahui komposisi
molekulnya dan bagaimana fungsi dari setiap komponen sel merupakan pekerjaan yang sangat
sulit untuk di lakukan dengan kemampuan penglihatan kita yang terbatas. Oleh karena itu
diciptakannnya Mikroskop.
Oleh karena itu pada percobaan ini, mahasiswa berkesempatan untuk mengetahui fungsi
dan bagian-bagian dari mikroskop, dan membuktikan bahwa mikroskop adalah alat bantu
yang memudahkan kita dapat mengamati obyek yang berukuran kecil (mikroskopis) atau hal
ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil.
Penggunaan mikroskop tidak asal menggunakannnya tetapi perlu mengetahui cara
menggunakannya dan bagian-bagian serta fungsi dari mikroskop itu sendiri.
Sehingga sebelum kita melakukan pengamatan terhadap objek yang akan diamati,
terlebih dahulu kita harus mengenal dan mengetahui fungsi dari bagian-bagian mikroskop itu
sendiri. Karena apabila kita tidak mengetahui cara penggunaan serta fungsinya masing-
masing bagian mikroskop, kita akan mengalami kesulitan dalam melakukan pengamatan
terutama dalam mendapatkan bayangan objek.
Dari sinilah yang melatarbelakangi praktikan untuk melakukan percobaan ini yaitu
cara menggunakan mikroskop agar mahasiswa terampil menggunakan mikroskop.

1.2 Tujuan Praktikum


Mahasiswa terampil menggunakan mikroskop biologi dengan cepat dan aman untuk
melihat sediaan sederhana.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perkembangan instrumen yang berkemampuan melebihi indra manusia berjalan seiring
kemajuan sains. Penemuan dan penelitian awal tentang tentang sel menjadi Mikroskop
merupakan salah satu alat yang penting pada kegiatan laboratorium sains, khususnya biologi.
Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek yang
berukuran sangat kecil. Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme
yang berukuran kecil. Untuk mengetahui mikroskop maka perlu diketahui komponen
mikroskop, macam mikroskop, penggunaan dan pemeliharaannya (Campbell, 2013).
Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan, adalah mikroskop
optis. Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang
memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh di bidang fokal dari
lensa tersebut (Dihardjo, 2014).
Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu, mikroskop
cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi menjadi dua kelompok
besar, yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang
dilakukan. Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi
mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler dan
binokuler untuk mengamati bagian dalam sel. Mikroskop monokuler merupakan mikroskop
yang hanya memiliki 1 lensa okuler dan binokuler memiliki 2 lensa okuler. Berdasarkan
kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan, mikroskop dibagi menjadi 2 bagian, yaitu
mikroskop sederhana (yang umumnya digunakan pelajar) dan mikroskop riset (mikroskop
dark-field, fluoresens, fase kontras, Nomarski DIC, dan konfokal) (Wikipedia, 2014).
Menurut Wikipedia, ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop,
yaitu:
a. Bagian optik, yang terdiri dari kondensor, lensa objektif, dan lensa okuler.
b. Bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja
objek/meja preparat, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek (preparat), dan
sumber cahaya.
Tujuan mikroskop cahaya dan elektron adalah menghasilkan bayangan dari benda yang
dimikroskop lebih besar. Pembesaran ini tergantung pada berbagai faktor, diantaranya titik
fokus kedua lensa (objektif f1 dan okuler f2, panjang tubulus atau jarak(t) lensa objektif
terhadap lensa okuler dan yang ketiga adalah jarak pandang mata normal(sn) (Wikipedia,
2014).
Rumus:

A. Macam-macam Mikroskop
Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan obyek yang diamati, yaitu
mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo).
Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya
dan mikroskop electron (Humairah, 2014).
1. Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop
mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil.
Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler, dan
kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop.
Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda
(binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa obyektif yang bisa
dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang
merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan
untuk menerangi obyek dan lensa-lensa mikroskop yang lain. Pada mikroskop konvensional,
sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin datar
ataupun cekung yang terdapat dibawah kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari
luar kedalam kondensor. Pada mikroskop modern sudah dilengkapi lampu sebagai pengganti
sumber cahaya matahari (Humairah, 2014).
2. Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda
yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo mempunyai perbesaran 7 hingga 30 kali.
Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat terlihat secara tiga dimensi. Komponen
utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya. Lensa terdiri atas lensa
okuler dan lensa obyektif (Humairah, 2014).
Beberapa perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah:
(a) ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop
cahaya sehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati,
(b) sumber cahaya berasal dari atas sehingga obyek yang tebal dapat diamati. Perbesaran
lensa okuler biasanya 10 kali, sedangkan lensa obyektif menggunakan sistem zoom
dengan perbesaran antara 0,7 hingga 3 kali, sehingga perbesaran total obyek maksimal 30
kali. Pada bagian bawah mikroskop terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lensa
obyektif terdapat lampu yang dihubungkan dengan transformator. Pengatur fokus obyek
terletak disamping tangkai mikroskop, sedangkan pengatur perbesaran terletak diatas
pengatur focus (Humairah, 2014).
3. Mikroskop Elektron
Sebagai gambaran mengenai mikroskop elektron kita uraikan sedikit dalam buku ini.
Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100 ribu kali, elektron digunakan sebagai
pengganti cahaya. Mikroskop elektron mempunyai dua tipe, yaitu mikroskop elektron
scanning (SEM) dan mikroskop elektron transmisi (TEM). SEM digunakan untuk studi detil
arsitektur permukaan sel (atau struktur renik lainnya), dan obyek diamati secara tiga dimensi.
Sedangkan TEM digunakan untuk mengamati struktur detil internal sel (Humairah, 2014).
Sebelum pengamatan tersebut dilakukan oleh antonie, pada tahun 1665 Robert Hooke
mengamati sel-sel mati pepagan pohon ek dengan mikroskop hingga dia yang pertama kali
menemukan dinding sel (Campbell, 2013). 
Namun, diperlukan lensa hebat buatan antonie van leeuwenhoek untuk
menvisualisasikan sel hidup. Bayangkan ketertakjuban Hooke ketika ia mengunjungi van
leeuwenhoek pada tahun 1674 dna terungkaplah baginya dunia mikroorganisme apa yang
disebut tuan rumah sebagai animakula yang amat kecil. Terlepas dari pengamatan awal ini,
sebagian besar geografi sel tetap tak terpetakan untuk beberapa lama. Sebagian besar struktur
subseluler termasuk organel yang merupakan kompratemen terselubung membrane terlalu
kecil untuk diresolusi dengan mikroskop cahaya (Campbell, 2013). 
Dua parameter penting dalam mikroskopi (teknik teknik penggunaan mikroskop)
adalah perbesaran dan daya resolusi atau daya urai. Perbesaran perbandingan ukuran citra
objek dengan ukuran sebenarnya. Resolusi adalah ukuran kejelasan citra; jarak minimum
yang dapat memisahkan dua titik sehingga masih bisa dibedakan sebagai dua titik. Misalnya,
benda-benda yang tampak oleh mata telanjang sebagai suatu bintang di langit mungkin di
resolusi sebagai bintang kembar oleh teleskop (Campbell, 2013). 
Dengan mikroskop diperoleh perbesaran sehingga memungkinkan untuk mengamati
organisme dan struktur yang tidak tampak dengan mata telanjang. Mikroskop memungkinkan
perbesaran dengan kisaran luas sampai ratusan ribu kali. Kategori mikroskop adalah
mikroskop cahaya/optis dan mikroskop elektron. 
Mikroskop cahaya/optis merupakan mikroskop yang menggunakan lensa dari gelas dan
cahaya matahari atau lampu sebagai sumber penyinaran. Dalam mikroskop cahaya, cahaya
tampak diteruskan melalui spesimen dan kemudian melalui lensa. Lensa ini
merefraksi(membengkokkan) cahaya sedemikian rupa sehingga citra spesimen diperbesar
ketika diproyeksikan ke mata, ke film fotografi atau sensor digital, atau ke layar video.
Mikroskop cahaya dapat memperbesar secara efektif sekitar 1000 kali dari ukuran asli
spesimen. Seperti halnya daya resolusi mata manusia yang terbatas, mikroskop cahaya juga
tidak dapat meresolusi detail yang lebih kecil dari 0,2 mikrometer, atau 200 nanometer
(Campbell, 2013). 
Mikroskop optis terbagi atas dua jenis yaitu mikroskop biologi dan mikroskop stereo.
Mikroskop biologi digunakan untuk mengamati benda tipis dan transparan penyinaran
diberikan dari bawah dengan sinar alam/lampu. Mikroskop biologi umunya memiliki lensa
okuler dan lensa objektif dengan kekuatan perbesaran sebagai berikut (Tim Penyusun, 2014)
1) Objektif 4x dengan okuler 10x,perbesaran 40x 
2) Objektif 10x dengan okuler 10x,perbesaran 100x 
3) Objektif 40x dengan okuler 10x,perbesaran 400x
4) Objektif 100x dengan okuler 10x,perbesaran 1000x 
Mikroskop stereo digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu besar,
transparan atau tidak. Penyinaran dapat diatur dari atas maupun dari bawah dengan sinar
lampu atau alam. Meiliki dua objektif dan dua buah okuler, sehingga diperoleh bayangan tiga
dimensi dengan pengamatan dua belah mata. Kekuatan perbesaran tidak terlalu kuat
umumnya sebagai berikut: Objektif 1x atau 2x dengan okuler 10x atau 15x (Tim Penyusun,
2014). Teknik dalam penggunaan mikroskop cahaya ada enam yaitu, sebagai berikut: 
1) Medan terang (spesimen tak diwarnai) Meneruskan cahaya langsung melalui spesimen.
Citra memiliki kontras kecil, kecuali jika sel berpigmen alami atau secara buatan
(Campbell, 2013). 
2) Medan terang (spesimen di warnai) Mewarnai dengan berbagai pewarna(dye) akan
meningkatkan kontras. Sebagian prosedur pewarnaan mensyaratkan sel untuk difiksasi
(diawetkan) (Campbell, 2013) Fase-kontras Meningkatkan kontras pada sel yang tidak
diwarnai dengan memperbesar variasi dentitas(kerapatan) dalam spesimen; sangat berguna
untuk mempelajari sel hidup yang tak berpigmen (Campbell, 2013). 
3) Diferensial-interferensi-kontras. Seperti mikroskop fase kontras, penggunaan modifikasi
optik untuk melebih-lebihkan perbedaan dentitas menjadikan citra nyaris seperti 3-D
(Campbell, 2008). 
4) Flouresensi Menunjukkan letak molekul spesifik dalam sel dengan cara melabeli molekul
menggunakan pewarna atau antibodi flourense. Zat-zat flourense ini menyerap radiasi
ultraviolet dan memancarkan cahaya tampak (Campbell, 2013). 
5) Konfokus Teknik pembagian optik flourense yang menggunakan bukan lubang jarum
untuk melenyapkan cahaya yang tidak fokus dari sampel yang tebal, menciptakan bidang
tunggal flourense pada citra. Dengan menangkap citra-citra yang tajam di banyak tempat.
Rekonstruksi 3-D dapat diciptakan (Campbell, 2013). 
Mikroskop electron, karena keterbatasan daya tembus cahaya dan sulitnya membuat lensa
yang sangat tipis tipis maka sangat sulit untuk mendapatkan perbesaran yang lebih tinggi dari
1000x dengan miroskop monokuler. Untuk mengamati bagian-bagian sel yang sangat halus
digunakan mikroskop elektron yang menggunakan megnit sebagai pengganti lensa, dan
elektron sebagai pengganti cahaya. Elektron mempunyai gelombang yang lebih pendek
daripada cahaya putih sehingga memiliki daya tembus yang besar. Ada dau jenis mikroskop
elektron, yaitu: mikroskop elektron transmisi (TEM= trasmission electron microscope) dan
mikroskop elektron skening (SEM= scanning electron microscope) (Campbell, 2013). 
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
a) Mikroskop
b) Kaca benda
c) Kaca Penutup
d) Pinset
e) Pipet tangan
f) Pisau
g) Buku dan pensil
h) Cawan petri
i) Alat tulis
3.1.1 Bahan
a) Air suling
b) Kentang
c) Kertas kecil dengan tulisan hurup p
3.2 Prosedur Kerja
1. Menyiapkan Mikroskop
a. Meletakkan mikroskop diatas meja kerja tepat dihadapan.
b. Membersihkan badan mikroskop dengan kain planel.
c. Membuka kotak peralatan, mengeluarkan cawan patri yang berisi kaca benda dan
kaca penutup. Membersihkan kaca benda dengan kain katun atau kertas saring.
d. Diatas meja kerja hanya ada mikroskop, kotak peralatan dengan isinya, buku
penuntun dan catatn, bahan-bahan untuk praktikum. Selain nya disingkirkan pada
tempat yang lain yang sudah disediakan.
2. Mengatur Masuknya Cahaya ke dalam Tubus
a. Memperhatikan keadaan ruang praktikum, dari mana arah datangnya cahaya yang
lebih terang (dari depan, kiri atau kanan). Mengarahkan cermin mikroskop ke sumber
cahaya. Membuka diafragma atau putar lempeng pada posisi lubang sedang.
Mikroskop yang memiliki kondensor diatur posisinya mendekati meja sediaan dan
menggunakan cermin datar. Untuk mikroskop tanpa kondensor gunakan cermin
cekung.
b. Mengatur posisi revolver sehingga lensa objektif paling pendek menghadap ke meja
sediaan sampai bunyi klik.
c. Menurunkan tubus sampai jarak ujung objektif dengan meja sediaan 5-10 mm atau
tubus turun maksimal.
d. Meneropong lewat okuler dengan mata kiri tanpa memicingkan mata (perlu latihan)
akan nampak medan bundar putih. Jika terangnya tidak merata, menggerakkan
sedikit cermin samapi terangnya rata. Kalau silau. Mempersempit diafragma atau
lubang pada lempeng. Jika medan pandang masih kabur berati kurang cahaya yang
masuk, membuka diafragma dan menggunakan lubang yang lebih besar pada
lempeng.
3. Cara Mengatur Jarak Lensa dengan Sediaan
a. Memutar dengan tangan pengatur kasar atau makrometer ke arah empu jari, tubus
turun, jarak objektif dengan meja sediaan mengecil, melakukan sebaliknya.
Miroskop model lain yang tubusnya miring atau tidak bisa naik turun, maka meja
sediaan yang bergerak naik turun apabila makrometer dan mikrometer diputar.
b. Memasang kaca benda yang berisi sediaan awetan diatas meja sediaan sedemikian
rupa sehingga bahan yang diamati berada ditengah lubang meja, jepit kaca benda
dengan sengkeling sehingga tidak goyang.
c. Memperhatikan jarak objektif dengan kaca benda tidak lebih dari 10 mm. Jika jarak
itu besar, putar makrometer untuk menurunkan tubus sambil dilihat dari samping
ujung ojektif mendekati kaca benda sampai maksimum 5-10 mm.
d. Meneropong lewat okuler sambil tangan memutar makrometer dengan menaikkan
tubus perlahan-lahan. Mengamati medan pandang sampai muncul bayangan. Kalau
tubus telah diangkat, setengah putaran makrometer belum juga muncul bayangan,
berarti terlewatkan. Mengulangi kembali mulai pada cara ketiga. Kalau sudah ada
bayangan tapi masih kabur,maka meneripong terus sambil memutar mikrometer naik
atau turun sampai bayangan jelas garis atau batasan-batasannya.
e. Mememriksa okuler dan objektif, menghitung pembesaran bayangan yang terlihat.
f. Setelah diamati preparat dikeluarkan.
4. Membuat Preparat Sederhana
Contoh: Mengamati kentang
a. Mengambil kaca benda yang sudah dibersihkan dan memegang serata mungkin
b. Menetesi air suling satu tetes ditengah-tengah.
c. Dengan pisau silet, Sayat kentang dengan tipis
d. Tangan yang sebelah memegang kaca penutup antara empu jari denngan jari telunjuk
pada sisi atau punggir yang berlawanan.
e. Sisi dengan kaca penutup disentuhkan pada kaca benda diklat dengan tetesan air
dengan kemiringan 45 ° kemudian lepasskan sehingga tepat menutupi tetetsan air.
Kelebihan air yang merembes ditepi kaca diseraap denga kertas saring.
f. Memasang preparat buatan pada meja sediaan dan mengamati.
2. Mengamati perbesaran
a. Apabila pengamatan sudah berhasil, bayangan yang nampak akan dibesarkan lagi.
Posisi preparat atau tubus jangan disentuh.
b. Memutar sedemikian rupa sampai lensa objektif yang lebih panjang (kuat) tegak
lurus pada meja sediaan samapai terdengar bunyi klik.
c. Meneropong sambil memutar mikrometer sampai muncul bayangan yang lebih besar.
Mengamati bayangan yang ada.
d. Jika gagal menemukan bayangan yang lebih besar. Menaikkan tubus denagn
memiutar makrometer berlawanan arah empu jari. Memutar kembali revolver untuk
mendapatkan posisi lensa objektif lemah(pendek) pada posisi semula. Tanpa
mengubah posisi preparat kita melakukan kembali perlakuan yang sama sampai
berhasil.
e. Apabila akan mengamati bahan yang lain, maka tubus dinaikkan. Mengeluarkan
preparat yang sudah diamati dan membersihkan kaca benda dan kaca penutup.
f. Membuat sediaan baru sesuai dengan langkah pada cara membuat preparat
sederhana.
g. Pada akhir kegiatan yang menggunakan mikroskop, maka harus memperhatikan hal-
hal berikut:
1. Tidak menyimpan preparat diatas meja sediaan, harus mengeluarkannya.
2. Membersihkan preparat yang basah dengan lap katun dan menyimpan dalam
cawan petri kemudian dimasukkan dalam kotak perlengkapan.
3. Membersihkan badan mikroskop dengan kain planel. Menurunkan tubus serendah
mungkin.
4. Menyimpan mikroskop kedalam kotak mikroskop.
5. Membersihkan semua peralatan yang telah dipakai denagn lap katun dan disimpan
dalam kotaknya.
6. Menyimpan peralatan sendiri untuk dipakai pada kegiatan berikutnya.
7. Membuang sisa bahan yang tidak digunakan ditempat sampah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan

Keterangan
Pembanding
1. Lensa okuler
2. Lengan
3. Meja benda
4. Pengatur kasar
5. Pengatur halus
6. Kaki
7. Sumber cahaya
8. Diafragma
/ 9. Penjepit
10. Lensa objektif
11. Revolver
12. Tabung

No. Gambar Keterangan


Terlihat butir kentang
berwarna biru keunguan

Hurup yang ditulis dikertas


kecil, terlihat hurup “p”

2
4.2 Pembahasan
Mikroskop sebagai alat utama dalam melakukan pengamatan dan penelitian dalam
bidang biologi, untuk mempelajari struktur benda-benda yang kecil. Ilmu yang mempelajari
benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti
sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.
Berikut bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya.
1. lensa okuler berfungsi untuk memperbesae kembali bayangan dari lensa objektif.
2. Tabung mikroskop berfungsi untuk menghubungkan lensa objektif dengan lensa
okuler.
3. Lengan mikroskop berfungsi untuk tempat pengamat memegang mikroskop.
4. Revolver berfungsi untuk mengatur pembesaran lensa objektif yang diinginkan.
5. Lensa objektif berfungsi sebagai pembentuk bayangan pertama yang dapat
menentukan struktur dan objek.
6. Meja benda berfungsi untuk tempat menempatkan objek yang akan diamati,
7. Penjepit berfungsi untuk menjepit objek atau menahan objek.
8. Diafragma berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yangmasuk dan
mengenal preparat.
9. Sumber cahaya berfungsi untuk memberikan cahaya.
10. Pengatur kasar (makrometer) berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tabung
secara cepat mendapatkan kejelasan dari gambara objek yang diinginkan.
11. Pengatur halus (micrometer) berfungsi untuk menaikkaan atau menurunkan tabung
secara lambat untuk mendapatkan kejelasan dari gambar objek yang di inginkan.
12. Kaki mikroskop berfungsi sebagai penyangga yag menjaga mikroskp tetap berada
pada tempat yang di inginkan.Tidak hanya penggunaan mikroskop yang diatur tata
caranya. Namun dalam menyiapkan preparat pun harus mengikuti tata cara yang
benar agar preparat dapat diamati dengan baik di bawah mikroskop serta didapatkan
hasil yang jelas.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengguakan mikroskop :
 Peganglah erat-erat lengan mikroskop dengan satu tangan, sedangkan tangan yang
lain pakailah untuk menyangga mikrosko.
 Gunakan mikroskop dengan lengannya menghadap anda
 Meja preparat harus tetap horizontal untuk mencegah agar preparat tidak jatuh.
 Bersihkan lensa mikroskop (objektif dan okuler) hanya dengan kertas lensa atau
kertas tissue
 Untuk mencari fokus suatu objek yang akan diamati, selalu mulai dengan kensa
objektif dengan hati-hati sampai hamper mengenai preparat.
 Kemudian sambil melihat melalui lensa okuler, gerakkan lensa objektif dengan
perlaha-lahan menjauhi gelas preparat sehinggan objek tersebut kelihatan. Untuk
memfokuskan objek selanjutnya digunakan pengatur focus yang halus.
 Bila akan menggunakan pembesaran yang lebih kuat, fokuskan dahulu objek yang
alkan diamati dengan menggunakan pengatur halus saja. Jangan sekali-sekali
memutar pengatur kasar.
 Untuk menggunakan mikroskop secara efisien maka:
- Biasakan kedua mata anda tetap terbuka ketika mengamati preparat
- Mata kiri diletakkan pada lensa okuler
- Mata kanan diarahkan pada buku gambar
- Tangan kiridigunakan untuk mengatur alat pengatur focus
- Tangan kanan mengatur posisis objek yang akan dilihat, memegang pensil dan
menggambar/mencatat apa yang diamati.
 Setelah selesai menggunakan mikroskop, putar pengatur kasar agar terdapat jaraka
antara lensa obyektif dengan meja mikroskop. Aturlah cermin dalam posisi tegak,
masing-masig cermin cekung dan datar menghadap kearah samping. Bersihkan meja
mikroskop dari kotoran dan tumpahan
Dalam pengamatan huruf “d” diperoleh bahwa :Pembentukan bayangan yang terjadi
merupakan kebalikan dari benda yang diamati, maksudnya adalah jika yang diamati sisi
sebelah kanan maka akan terlihat sebelah sebagai bagian kiri, begitu pula bagian atas akan
terlihat sebagai bagian bawah. Hal tersebut, terbukti dengan pembentukan bayangan huruf “d”
menjadi huruf “p” terbalik.
Arah Pergeseran Preparat :
- Benda digeser ke kanan bayangannya ke kiri
- Benda digeser ke kiri bayangannya ke kanan 
- Benda digeser ke depan bayangannya ke belakang
- Benda digeser ke belakang bayangannya ke depan
Adapun pengamatan selanjutnya yaitu menggunakan preparat (kentang) :
Pati atau amilum merupakan karbohidrat kompleks yang dihasilkan oleh tumbuhan,
dimana didalamnya terkandung kelebihan glukosa (produk fotosintesis). Amilum adalah jenis
polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi,
daun, batang, dan biji-bijian (Parjatmo. 2015).
Hasil yang diperoleh dari kegiatan mengamati butir pati yaitu bahwa sebelum butir
pati kentang di beri warna yang terlihat di mikroskop hanyalah butir pati kentangnya saja.
Sedangkan sesudah diwarnai, warna dari butir pati kentang berubah menjadi keungu-unguan
setelah diberi yodium. Didalam pengamatan itu juga tampak yaitu yodium dan butir pati
kentang yang terserap yodium, pada hasil pengamatan menggunakan mikroskop.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa mikroskop adalah suatu alat yang
membantu kita untuk melihat benda-benda yang tidak dapat dilihat secara kaat mata. Dengan
percobaan ini mahasiswa dapat mengetahui cara-cara menggunakan mikroskop dan
mengetahui bagian-bagian mikroskop. Oleh karena itu pengenalan mikroskop sangat penting
kita ketahui sebelum melakukan pengamatan. Pada percobaan ini mahasiswa juga dapat
mengamati bahan yang diamati, yaitu bawang merah (Allium cepa), daun labu (Cucurbita
moschata), daun kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis) dan daun waru (Hibiscus tilaceus).
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan menggunakan waktu seefesien mungkin agar praktikum berjalan
lancar dan dapat selesai tepat pada waktunya, praktikan juga harus lebih teliti dalam mengiris
bahan dan mengamati preparat. Selain itu praktikan juga harus hati-hati dalam menggunakan
alat dan melakukan kerja sama dalam kelompok untuk kelancaran praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, dkk. 2013. Biologi edisi kedelapan jilid 1. Jakarta: Erlangga.


Dihardjo. 2014. Jurnal Praktikum Pengenalan Mikroskop.Diakses tanggal 23 September
2022. Bengkulu
Humairah .2014.
https://wanibesak.files.wordpress.com/2011/06/kinerja-ilmiah-
mikroskop-dan-keselamatan-kerja.pdf. Diakses pada tanggal 23 September 2022.
Bengkulu
Parjatmo, Widjojo.1987. Panduan Praktikum Biologi Umum 1.Bandung. Angkasa
Tim penyusun. 2014. Penuntun Praktikum Biologi Dasar. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA
UNM.
Wikipedia. 2014. Mikroskop. http://id.wikipedia.org/wiki/Mikroskop. Diakses pada 23
September 2022

Anda mungkin juga menyukai