Anda di halaman 1dari 19

PENGENALAN MIKROSKOP

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

Oleh:
Nama : Devi Pramanik Lisnasuri
NIM : J1C112029
Kelompok : 1 (satu)
Asisten : Rudy Hermawan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI BIOLOGI
BANJARBARU

2012
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbicara tentang praktikum biologi, maka tidak akan bisa lepas dari yang
namanya mikroskop. Mikroskop merupakan salah satu alat terpenting dalam
kegiatan praktikum biologi. Karena dengan mikroskop, kita dapat melihat dan
mengamati secara langsung organel-organel sel pada suatu organisme yang
ukurannya sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat secara kasat mata. Dengan
demikian keberadaan mikroskop dalam ilmu biologi sangat esensial. Tanpa
mikroskop kita tidak dapat mengetahui bagian-bagian terkecil dari organisme
makhluk hidup ( Bajpati, 1997 ).
Penglihatanmata manusia memiliki kemampuan daya lihat yang sangat
terbatas. Oleh karena itu, banyak masalah mengenai benda atau organisme yang
akan diamati dan pengamatan itu hanya dapat dilakukan dengan menggunakan alat
bantu. Salah satu alat bantu yang sering digunakan dalam pengamatan yang tidak
dapat dilihat dengan mata biasa adalah mikroskop. Dalam bahasa latinmikroberarti
kecil sedangkanscopiumberarti penglihatan. Mikroskop berfungsi untuk
meningkatkan kemampuan daya lihat seseorang sehingga memungkinkan dapat
mengamati objek yang sangat halus dan tidak dapat terlihat oleh mata telanjang
(Dwidjoseputro, 1994).
Mikroskop adalah suatu benda yang berguna untuk memberikan bayangan
yang diperbesar dari benda-benda yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
telanjang.Mikroskop merupakan alat optik yang terdiri dari kombinasi alat optik.
Mikroskop terdiri dari beberapa bagian dan setiap bagian memiliki fungsi-fungsi
tersendiri. Bagian-bagian mikroskop harus dalam keadaan bersih agar tidak
menimbulkan kesalahan (Pramesti,2000).
Sejarahmikroskop diawali pada tahun 1595 oleh Hans Janssen, seorang
pembuat kacamata yang pertama kali mengkonstruksi mikroskop sederhana.
Kemudian pada tahun 1610, GalileoGalilei menggunakan teropongnya bagaikan
mikroskop dengan cara memperpanjang pipanya. Sebagai okular dia menggunakan
lensa konkav (cekung) dan lensa obyektifnya dia gunakan lensa konvex (cembung).
Sedangkan pioneer dalam mikroskop modern adalah Robert Hooke yangpada
tahun1665 membuat mikroskop dari beberapa lensa yang disusun. Selanjutnya, pada
tahun 1685 Antoni van Leeuwenhoek untuk pertama kalinya berhasil membuat
mikroskop dengan perbesaran hingga270x, sehingga mikroskop tersebut dapat
mengamati bakteri (Sunardi, 2007).
Bagi praktikan, mikroskop merupakan hal yang paling membantu dalam
pengamatan, khususnya dalam praktikum biologi. Oleh karena itu, praktikum
tentang pengenalan mikroskop sangatlah penting bagi praktikan, sehingga menjadi
hal pertama yang harus dilaksanakan sebelum melakukan praktikum tentang
pembahasan yang lain ( Kimball, 1997 ).

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenali bagian-bagian mikroskop,


memahami fungsi dan terampil menggunakannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dalam melakukan pengamatan terhadap suatu benda yang memiliki ukuran


renik dimana pancaindera kita tidak mampu untuk melihatnya. Pancaindera manusia
memiliki kemampuan daya pisah yang terbatas. Oleh karena itu banyak masalah
mengenai benda atau organisme yang akan diamati tanpa digunakan alat Bantu. Alat
bantu yang sering digunakan dalam pengamatan terutama dalam bidang biologi,
yaitu mikroskop (Muchlis, 1980).
Mikroskop berasal dari kata mikro yang berarti kecil dan scopium yang
berarti penglihatan. Mikroskop yang paling sederhana adalah kaca pembesar,
sedangkan yang biasa digunakan dalam laboratorium adalah mikroskop monokuler.
Objek yang diamati kecil sehingga tembus pandang (Amir, 1981).
Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati
obyek yang berukuran sangat kecil. Hal ini membantu memecahkan persoalan
manusia tentang organisme yang berukuran kecil. Ada dua jenis mikroskop
berdasarkan pada kenampakan obyek yang diamati, yaitu mikroskop dua dimensi
(mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan
berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya
dan mikroskop elektron (Breneman, 1959).
Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop
mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan
stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa
okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung
tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal
(monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat
dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung
mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa
yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan
lensa-lensa mikroskop yang lain(Bima, 2004).
Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100 ribu kali, elektron
digunakan sebagai pengganti cahaya. Mikroskop elektron mempunyai dua tipe, yaitu
mikroskop elektron scanning (SEM) dan mikroskop elektron transmisi (TEM). SEM
digunakan untuk studi detil arsitektur permukaan sel (atau struktur renik lainnya),
dan obyek diamati secara tiga dimensi. Sedangkan TEM digunakan untuk
mengamati struktur detil internal sel (Bima, 2004).
Hingga saat ini sudah ada dua macam mikroskop yaitu mikroskop cahaya yang
biasa banyak digunakan dalam bidang pendidikan dan mikroskop elektron yang
digunakan bidang kedokteran karena mikroskop elektron ini mempunyai
pembesaran yang lebih dibandingkan dengan mikroskop cahaya. Mikroskop elekron
ini menggunakan elektron berkecepatan tinggi yang dapat di samakan dengan sinar-
x (0.05 angstrom atau satu million satuan inci) (Sears, 1898).
Mikroskop pada prinsipnya adalah alat pembesar yang terdiri dari dua lensa
cembung yaitu sebagai lensa obyektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat
dengan benda). Baik obyektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang
berbeda. Lensa obyektif biasanya dipasang pada roda berputar,yang disebut gagang
putar (Volk dan Wheeler,1984).
Mikroskop merupakan alat bantu optik, biasanya terdiri atas kombinasi lensa-
lensa yang berguna untuk memberi bayangan dari benda-benda yang ingin dilihat
dengan ukuran sangat kecil dan tidak terlihat mata biasa dengan cara diperbesar.
Lensa pada mikroskop terdiri dari lensa objektif (lensa yang dekat dengan benda)
dan lensa okuler (lensa yang dekat dengan mata pengamat). Mikroskop mempunyai
fungsi yaitu sebagai alat untuk memperbesar bayangan benda-benda yang
mikroskopik atau berukuran kecil serta benda yang tembus pandang atau transparan
(Soekarno, 1996).
Sejarah yang dikenal sebagai pembuat mikroskop pertama kali adalah 2
ilmuwan Jerman, yaitu Hans Janssen dan Zacharias Janssen (ayah-anak) pada tahun
1590. Temuan mikroskop saat itu mendorong ilmuan lain, seperti Galileo Galilei
(Italia), untuk membuat alat yang sama. Galileo menyelesaikan pembuatan
mikroskop pada tahun 1609, dan mikroskop yang dibuatnya dikenal dengan nama
mikroskop Galileo. Mikroskop jenis ini menggunakan lensa optik, sehingga disebut
mikroskop optik. Mikroskop yang dirakit dari lensa optic memiliki kemampuan
terbatas dalam memperbesar ukuran obyek. Hal ini disebabkan oleh limit difraksi
cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang cahaya. Secara teoritis, panjang
gelombang cahaya ini hanya sampai sekitar 200 nanometer. Untuk itu, mikroskop
berbasis lensa optik ini tidak bisa mengamati ukuran di bawah 200 nanometer
(Saktiono, 2007).
Perkembangan mikroskop terus berkembang setelah mikroskop ditemukan
oleh Antonius Van Leuweenhook (1675). Antonius Van Leuweenhook adalah orang
yang pertama kali melihat bakteri dengan menggunakn suatu alat optik yang terdiri
dari lensa-lensa bikonveks. Dari hasil penemuan itu, sehingga membuka peluang
untuk melakukan penelitian mengenai proses terjadinya fermentasi dan penemuan
jasad renik penyebabnya penyakit (Dwidjoseputro, 1994).
Tak lama kemudian seorang ilmuwan bernama Robert Hooke juga
menemukan mikroskop berlensa tunggal yang merupakan pengembangan dari
mikroskop sebelumnya. Mikroskop Robert Hooke memiliki lampu kondensor,
sehingga dapat melihat objek dengan sangat jelas. Meskipun beberapa pendapat
mengatakan bahwa penemuan bakteri sebenarnya telah ditemukan oleh beberapa
penemu sebelumnya, tetapi penemuan terbesar dan diakui adalah penemuan yang
dilakukan oleh Antonio Van Leuweenhook (Dwidjoseputro, 1994).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 9 Oktober 2012 pukul
08.00 – 10.00 WITA, bertempat di Laboratorium Dasar Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop cahaya


monokuler, mikoskop cahaya binokuler dan alat tulis.

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

1. Mencari Bidang Penglihatan


a. Menaikkan tabung menggunakan makrometer (pemutar kasar), hingga
lensa objektif tidak membentur meja/panggung bila revolver diputar-
putar.
b. Menempatkan lensa objektif pembesaran lemah (4x atau 10x) dengan
memutar revolver sampai berbunyi klik (posisinya satu poros dengan
lensa okuler).
c. Membuka diafragma sebesar-besarnya dengan menarik tangkainya ke
belakang.
d. Mengatur letak cermin sedemikian rupa ke arah cahaya, hingga terlihat
lingkaran (lapangan pandang) yang sangat terang di dalam lensa okuler.
Mikroskop siap digunakan.
2. Mencari Bayangan Sediaan
a. Menaikkan tabung mikroskop menggunakan makrometer, hingga jarak
antara lensa objektif dengan permukaan meja ± 3 cm.
b. Meletakkan sediaan yang akan diamati ditengah-tengah lubang meja
benda, menggunakan penjepit sediaan agar tidak tergeser.
c. Memutar makrometer ke belakang sampai penuh (dengan hati-hati),
sambil menempatkan noda sediaan tepat di bawah lensa objektif,
hingga jarak antara ujung lensa objektif dengan permukaan atas kaca
penutup hanya ± 1mm.
d. Membidikkan mata ke lensa okuler sambil memutar makrometer ke
depan searah jarum jam secara hati-hati sampai tampak bayangan yang
jelas.
e. Mendapatkan pembesaran kuat, diputar revolver dan lensa objektif
yang sesuai. Kemudian dimainkan fungsi mikrometer secara perlahan
dan hati-hati (bila menggunakan lensa objektif 100x, maka di atas
sediaan perlu ditetesi minyak emersi terlebih dahulu).
3. Memelihara Mikroskop
a. Mengangkat dan membawa mikroskop dalam posisi tegak, dengan satu
tangan memegang erat pada lengan mikroskop dan tangan yang lain
menyangga pada dasar atau kakinya.
b. Mencondongkan tabung dalam posisinya,maka cukup dilakukan
dengan memutar engsel penggerak sebagai titik putar. Setelah selesai
maka menegakan kembali.
c. Mengusahakan agar lensa objektif lemah (4x atau 10x) berada satu
poros di bawah lensa okuler. Diatur kedudukan tabung sedemikian rupa
sehingga ujung lensa objektif lemah berjarak ± 1 cm dari atas meja
benda.
d. Mengatur kedudukan penjepit sediaan dengan rapi dan cermin pada
posisi tegak agar debu tidak banyak menempel.
e. Apabila pengamatan dengan menggunakan minyak emersi telah
berakhir, dibersihkan sisa minyak dengan menggunakan cairan Xilol
sesegera mungkin dan dikeringkan dengan kain lap yang bersih.
f. Selanjutnya setiap akan menggunakan mikroskop, dibersihkan lensa
atau bagian lainnya dengan kain lap dari bahan yang halus (flanel).
4. Pengukuran Mikroskop/Mikrometri
Mengetahui ukuran objek yang diamati dengan menggunakan
mikroskop dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu yang disebut
Mikrometer Objektif dan Mikrometer Okuler.
5. Menggambar Hasil
Hasil pengamatan dengan mikroskop dapat dituangkan dalam bentuk
gambar, yang dilakukan dengan alat fotografi atau dengan tangan (manual).
Gambar yang baik harus dapat menyampaikan ide yang jelas dan suatu
struktur yang nyata sebagaimana tampak hubungan antara bagian-bagian
yang diamati. Adapun ciri-ciri gambar yang baik adalah; jelas, mempunyai
keterangan yang lengkap, rapi dan cermat. Mengatur gambar sedemikian
rupa, di bagian tengah halaman buku, menyertakan judul, keterangan
pembesaran, biasanya satu halaman hanya untuk 1-2 gambar saja, letak
keterangan gambar pada sisi yang sama dengan jarak garis penunjuk
diusahakan sama dan tidak saling berpotongan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka didapat hasil sebagai
berikut :

No Gambar Keterangan
1 Mikroskop Monokuler
No Gambar Keterangan
2 Mikroskop Binokuler
4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengenalan Mikroskop


Mikroskop pertama kali dikembangkan oleh dua orang ilmuwan Jerman,
Hans Janssen dan Zacharias Janssen pada tahun 1590. Pada tahun 1906, Galileo juga
membuat alat serupa yang menggunakan lensa optik sehingga dikenal sebagai
Mikroskop Galileo atau Mikroskop Optic. Mikroskop jenis ini menggunakan lensa
optik, sehingga disebut mikroskop optik Namun, mikroskop yang sempurna baru
dibuat pada tahun 1683 oleh seorang ilmuwan Belanda yang bernama Anthony van
Leeuwenhoek. Mikroskop buatan van Leeuwenhoek ini mampu membesarkan objek
hingga 300x ukuran sebenarnya (Pattisahusiwa, 2008).

4.2.2 Macam-Macam Mikroskop


Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan, adalah
mikroskop optikal. Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau
lebih lensa yang memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang
ditaruh di bidang focal dari lensa tersebut (Saktiono, 2007).
Berdasarkan banyak lensa yang digunakan, mikroskop dapat dibedakan
menjadi mikroskop monokuler dan mikroskop binokuler. Perbedaannya terdapat
pada jumlah lensa okulernya. Pada lensa monukuler, lensa okulernya hanya satu
sedangkan pada mikroskop binokuler, lensa okulernya ada dua.
Berdasarkan perkembangan fisika dan elektronika sekarang ini, maka
mikroskop dapat dibedakan menjadi dua golongan besar, yaitu :
1. Mikroskop cahaya, terdiri dari mikroskop stereo, mikroskop medan gelap,
mikroskop fluorentasi, mikroskop polarisasi, dan mikroskop ultraviolet.
2.Mikroskop elektron, terdiri dari mikroskop elektron transisi dan mikroskop
elektron scanning.
(Gabriel, 1995).
1. Mikroskop Cahaya

Mikroskop cahaya menggunakan tiga jenis lensa, yaitu lensa obyektif, lensa
okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung
tabung mikroskop sedangkan penggunaan lensa okuler terletak pada mikroskop bisa
berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah
mikroskop terdapat tempat dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa
atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan
tempat preparat.Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan
untuk menerangi obyek dan lensa-lensa mikroskop yang lain(Saktiono, 2007).
Benda atau organisme yang akan diamati dengan mikroskop cahaya harus
berukuran sangat kecil dan tipis agar dapat ditembus oleh cahaya (sinar matahari
atau lampu) (Aziddin,1996).
Jenis-jenis dari mikroskop cahaya antara lain :
1. Mikroskop lapangan terang
Mempergunakan lensa-lensa dan kondensor standart dan memberikan bayangan
yang terbatas sekitar 0,3µm.
2. Mikroskop fase kontras
Mempergunakan lensa-lensa objektif dan kondensor yang telah dimodifikasi
sehingga dapat dilakukan pengamatan langsung pada sel-sel hidup tanpa diksasi
atau pulasan. Keistimewaannya adalah mikroskop fase kontras mempunyai
kondensor dan objektif yang mengubah sedikit perbedaan pada indeks refraksi
struktur jaringan dan memberikan perbedaan dalam intensitas cahaya. Alat ini
dipakai terutama untuk mempelajari sel-sel hidup dan jaringan-jaringan yang
tidak dipulas.
3. Mikroskop kontras interferensi diferensial (Mikroskop cahaya Nomanski)
Menggunakan lensa kondensor dan lensa objektif khusus untuk mengubah
perbedaan indeks refraksi menjadi suatu bayangan yang menampakkan sifat tiga
dimensi.
4. Mikroskop cahaya fluoresensi
Digunakan untuk menentukan zat fluoresensi yang ada dalam sel atau yang
dilabel dengan fluoresen. Mikroskop fluoresensi mempunyai sumber cahaya
dengan intensitas tinggi dan dua filter khusus.
a. Filter eksitasi
Terletak diantara sumber cahaya dan jaringan , menghalangi semua sumber
cahaya kecuali yang memancarkan fluoresensi.
b. Filter barrier
Terletak diantara jaringan dan okuler, menghalangi semua gelombang cahaya
kecuali yang memancarkan fluoresensi.
2. Mikroskop Elektron

Pada tahun 1920 ditemukan suatu fenomena di mana elektron yang dipercepat
dalam suatu kolom elektromagnet, dalam suasana hampa udara (vakum) berkarakter
seperti cahaya, dengan panjang gelombang yang 100.000 kali lebih kecil dari
cahaya. Selanjutnya ditemukan juga bahwa medan listrik dan medan magnet dapat
berperan sebagai lensa dan cermin seperti pada lensa gelas dalam mikroskop cahaya.
Dari sinilah asal mula ditemukannya mikroskop elektron. Mikroskop elektron
pertama ditemukan oleh Ernst Ruska dan Max Knoll pada tahun 1931. Mikroskop
elektron ini telah dikembangkan sejak 1950an dan mendapatkan kemajuan besar
dalam bidang Sains ( Saktiono, 2007).
Mikroskop elektron mampu membesarkan butiran terperinci dengan perbesaran
tinggi yang disebabkan penggunaan elektron dan bukannya cahaya untuk menyebar
materi, pembesaran mencapai 500,000 kali gandaKelebihan pancaran elektron
adalah ia mempunyai jarak gelombang lebih kecil daripada pancaran cahaya.
Mikroskop cahaya memberikan resolusi sekitar 0.2 mikrometer, sementara
mikroskop elektron mampu mempunyai resolusi serendah 0.1 nanometer (Saktiono,
2007).
Mikroskop elektron terdiri dari dua yaitu :
a. Mikroskop ultraviolet
Menggunakan sinar ultraviolet, dilengkapi dengan alat pemotret sebagai
pengamat.
b. Mikroskop fase kontras
Mikroskop ini dilengkapi dengan diafragma celah berbentuk cincin dan lensa
obyektif dengan dilengkapi dengan lempeng difraksi

4.2.3 Bagian-Bagian Mikroskop


Secara umum, mikroskop dibagi menjadi dua bagian, yakni bagian mekanis
dan bagian optik.
1. Bagian Mekanis
Bagian mekanis adalah bagian mikroskop yang mengatur perbesaran dan
merupakan bagian yang bersifat sekunder namun sangat penting agar mikroskop
dapat digunakan dengan baik. Bagian mekanis sebuah mikroskop terdiri dari :
a. Kaki dasar atau basis; dapat berbentuk tapal kuda, persegi atau bentuk yang lain.
Kaki dasar berfungsi untuk menjaga mikroskop agar dapat berdiri dengan
mantap di atas meja.
b. Pilar, lengan , dan engsel penggerak; di atas kaki terdapat pilar, diatas pilar
terdapat lengan sebagai pegangan mikroskop. Bagian pilar dan lengan
dihubungkan oleh engsel penggerak yang berfungsi untuk mengatur kedudukan
mikroskop sesuai dengan yang dikehendaki.
c. Meja Benda; merupakan tempat untuk meletakkan benda atau obyek yang akan
diamati. Pada bagian tengah meja terdapat lubang yang berfungsi untuk
meloloskan cahaya yang berasal dari cermin pemantul. Di bawah meja atau
panggung terdapat sub panggung yang padanya melekat kondensor yang
berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke obyek yang akan diamati. Di bawah
kondensor terdapat diafragma untuk mengatur sedikitnya cahaya yang
diperlukan.
d. Sekrup penggerak sediaan atau obyek; jumlahnya dua (2) tersusun pada satu
sumbu yang berfungsi untuk menggerakkan sediaan ke muka dan ke belakang
(sekrup atas), serta menggerakkan sediaan ke kiri dan ke kanan (sekrup bawah).
e. Sekrup pengatur jarak antara teropong dengan sediaan; jumlahnnya 2 buah atau
menjadi satu, yang mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai pengatur atau
penggerak kasar (makrometer) dan sebagai penggerak halus (mikrometer)
2. Bagian Optik
Bagian optik adalah bagian mikroskop yang mengatur cahaya dan merupakan
bagian yang utama atau primer dari sebuah mikroskop. Bagian ini terdiri dari:

a. Cermin; berfungsi untuk memantulkan cahaya dari sumber cahaya ke obyek


yang diamati. Pada setiap mikroskop selalu dilengkapi cermin dengan
permukaan ganda, yaitu permukaan datar dan permukaan cekung. Permukaan
datar digunakan apabila sumber cahaya cukup terang, sedangkan permukaan
cekung digunakan apabila intensitas sumber cahaya kurang atau tidak terang.
b. Lensa kondensor; mikroskop yang baik biasanya dilengkapi dengan lensa
kondensor yang merupakan kombinasi dari dua lensa yang berfungsi untuk
memfokuskan cahaya ke obyek yang sedang diamati. Apabila kondisi ruangan
kekurangan cahaya , maka dengan menggunakan cermin cekung dan mengatur
kondensor akan diperoleh pencahayaan yang lebih baik dari semula.
c. Diafragma; merupakan bagian yang dapat diputar atau digeser tangkainya ke
salah satu arah yang kita suka. Diafragma berfungsi untuk mengatur intensitas
cahaya yang diperlukan saat sedang mengamati obyek yang akan diamati.
d. Lensa obyektif; yang letaknya dekat dengan sediaan, biasanya terdapat 2, 3
atau lebih, lensa dipasang sekaligus pada revolver yang dapat diputar. Pada
umunmnya dijumpai mikroskop dengan tiga lensa obyektif yaitu : 4Х , 10Х, dan
40Х atau 45Х .
e. Lensa okuler; terletak pada bagian atas tabung berdekatan dengan mata apabila
seseorang mengamati obyek dengan mikroskop lensa okuler biasanya
mempunyai perbesaran : 5Х, 10Х, 12,5Х, dan 15Х. Pembesaran total sebuah
mikroskop dapat diperoleh dengan mengalikan angka – angka pada lensa
obyektif dan lensa okuler yang digunakan.

4.2.4 Cara Kerja dengan Mikroskop


Cara penggunaan mikroskop yang baik dan benar adalah:
1. Mikroskop selalu diangkat dan dibawa dalam keadaan tegak, dengan satu
tangan memegang erat pada lengan mikroskop dan tangan yang lain menyangga
pada dasar atau kakinya.
2. Apabila tabung perlu dicondongkan posisinya, maka cukup dilakukan dengan
memutar engsel penggerak ssebagai titik putar. Setelah selesai harus ditegakkan
kembali.
3. Usahakan agar lensa objektif lemah (4x atau 10x) berada satu poros dibawah
lensa okuler. Aturlah kedudukan tabung sedemikian rupa sehingga ujung lensa
objektif lemah berjarak ± 1 cm dari atas meja benda.
4. Aturlah kedudukan penjepit sediaan dengan rapi dan cermin pada posisi tegak
agar debu tidak banyak menempel.
5. Apabila pengamatan dengan menggunakan minyak imersi telah berakhir,
bersihkan sisa minyak dengan menggunakan cairan Xilol sesegera mungkin, dan
keringkan dengan kain lap yang bersih.
6. Setiap akan mengggunakan mikroskop, bersihkann lensa atau bagian lainnya
dengan kain lap bersih dari bahan yang halus (flanel).
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa:
1. Mikroskop merupakan alat bantu untuk dapat memberikan bayangan yang
diperbesar dari obyek yang kecil atau bahkan sangat kecil.
2. Berdasarkan pada kenampakan obyek yang diamati, mikroskop dibagi
menjadi dua yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan
mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo).
3. Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop
cahaya dan mikroskop elektron.
4. Melakukan pengamatan denga mikroskop terlebih dahulu mikroskop harus
dibersihkan, dikontrol kelengkapan bagian-bagiannya.
5. Sifat bayangan yang diperoleh dari pengamatan pada mikroskop yaitu
diperbesar, terbalik dan nyata.

1.2 Saran
Dalam praktikum kali ini praktikan menyarankan agar dalam pelaksanaan
praktikum, waktu yang telah ditentukan semestinya digunakan sebaik-baiknya
sehingga praktikum dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan. Selain itu,
kerja sama antara asisten dengsn praktikan harus ditingkatkan, terutama dalam
membimbing praktikan agar praktikan dapat dengan benar dan sungguh-sungguh
dalam melaksanakan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Amir, A. 1981. Biologi umum. Gramedia: Jakarta.

Bima. 2004. Mikroskop dan Penggunaannya.


http://bima.ipb.ac.id.
Diakses tanggal 10 Oktober 2012

Kimball, John W. 1997. Biologi. Erlangga: Jakarta.

Saktiono. 2007. Mikroskop.


http://www.google.com/mikroskop/wikipedia.html
Diakses ada 10 Oktober 2012

Soekarno.1996. Biologi Umum. Balai Pustaka:Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai