Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

MODUL I

PENGENALAN DAN PENGGUNAAN MIKROSKOP

DISUSUN OLEH

NAMA : TRESYA ANASTASYA MANDAKE

NIM : G 701 19 094

KELOMPOK : II (DUA)

ASISTEN : SAPARUDIN

LABORATORIUM BIOSITEMATIKA TUMBUHAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

SEPTEMBER, 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Tubuh makhluk hidup tersusun mulai dari struktur-struktur yang sangat kecil
sampai struktur yang sangat besar atau kompleks. Struktur yang lebih besar
akan sangat mudah diamati oleh mata secara langsung, bahkan tanpa
menggunakan alat bantu. Akan tetapi bagi struktur benda atau objek yang
lebih kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, seperti sel dan
jaringan pada mahluk hidup membutuhkan alat bantu untuk dapat
mengamatinya. Karena keterbatasan penglihatan manusia inilah yang menjadi
dorongan para ilmuwan untuk mencari alat yang bisa digunakan untuk
mempermudah mengamati bagian tubuh mahluk hidup yang sangat kecil itu
yang dikenal dengan mikroskop (Sutarno, 2011).

Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat) adalah


sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini
disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah
terlihat oleh mata. Dalam perkembangannya mikroskop mampu mempelajari
organisme hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan
mata telanjang, sehingga mikroskop memberikan kontribusi penting dalam
penemuan mikroorganisme dan perkembangan sejarah mikrobiologi
(Pramesti, 2000)

.Mikroskop merupakan alat utama yang digunakan dilaboratorium


mikrobiologi. Dengan bantuan mikroskop kita dapat mengamati bakteri yang
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop berfungsi untuk
membesarkan benda yang dilihat sehingga memudahkan kita untuk
mengamati benda yang renik. Mikroskop merupakan alat bantu yang
memungkinkan kita untuk mengamati objek yang berukuran sangat kecil. Hal
ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang
berukuran kecil (Widyatmoko, 2008)
1.2 Tujuan
.komponen-komponen mikroskop dan cara menggunakannya. Dan
Mempelajari cara menyiapkan bahan-bahan yang akan diamati
dibawah mikroskop.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Mikroskop yang pertama kali digunakan oleh para saintis Renaisans, dan juga
merupakan mikroskop yang anda gunakan di laboratorium, adalah mikroskop
cahaya ( light microscope, LM). Cahaya tampak dilewatkan melalui specimen dan
kemudian menembus lensa kaca. Lensa itu merefraksi (membelokkan) cahaya
sedemikian rupa sehingga bayangan specimen diperbesar sewaktu bayangan itu
diproyeksikan ke mata kita. Dua nilai penting sebuah mikroskop ialah daya dan
penguraiannnnya, atau resolusi (2008).

Dalam sejarah yang pertama kali dikenal sebagai pembuat mikroskop adalah
Zachariass Janssen dan Hanss Janssen (ayah-anak) pada 1590. Penemuan
mikroskop mendorong penemu lain, seperti Galileo Galilei (Italia), untuk
membuat alat yang sama. Galileo menyelesaikan pembuatan mikroskop pada
tahun 1609 dan mikroskop yang dibuatnya dikenal mikroskop Galileo,
mikroskop ini disebut mikroskop optik karena menggunakan lensa optik.
Mikroskop yang dirakit menggunakan lensa optik memiliki kemampuan terbatas
dalam memperbesar ukuran objek (Utami, 2007).

Mikroskop adalah alat utama yang penting dalam melakukan pengamatan dan
penelitian yang bersifat mikroskop, karena tanpa mikroskop manusia tidak dapat
melihat benda yang sangat halus dan kecil dengan mata telanjang (Utami, 2001).

Mikroskop pertama kali ditemukan oleh Van Leuwenhoek (1682-1723) yang


berkebangsaan belanda, dengan mikroskop yang masing-masing terdiri dari ata
lensa tunggal yang digosokkan rumah yang dirangkai didalam kerangka
kuningan dan perak (Pramesti, 2000).Pada tahun 1689 mikroskop berhasil
ditemukan oleh ilmuwan berkebangsaan belanda bernama antoni van.
Pemeliharaan mikroskop sangat penting, karena mikroskop sangat berguna
untuk pengamatan dan penelitian dalam kehidupan manusia. Berdasarkan
prinsip kerjanya, mikroskop dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu mikroskop
optik dan elektron. (Campbell 2005).

Menurut Campbell (2008), adapun macam - macam mikroskop yaitu:

1. Mikroskop Cahaya
Mikroskop Cahaya yaitu mikroskop yang memiliki perbesaran hingga
1000 kali. Mikroskop cahaya memiliki kaki atau penyangga yang cukup
berat dan kokoh agar dapat berdiri dengan stabil. Adapun sumber cahaya
masih mengandalkan sinar matahari yang cahaya tersebut akan
dipantulkan oleh cermin datar maupun cekung yang terdapat pada bagian
bawah kondensor.
2. Mikroskop Stereo
Mikroskop Stereo yaitu mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk
mengamati benda yang relatif lebih besar. Adapun mikroskop stereo
memiliki perbesaran dari 7 hingga 30 kali.Benda yang diamati dapat
dilihat secara 3 dimensi.
3. Mikroskop Elektron
Mikroskop Elektron yaitu mikroskop yang dapat melakukan perbesaran
hingga 2 juta kali lipat.Cahaya yang masuk akan dikontrol/diatur
menggunakan gelombang elektrostatistik dan elektromagnetik.
4. Mikroskop Ultraviolet
Mikroskop ultraviolet merupakan pengembangan dari mikroskop cahaya.
Hanya saja sumber cahaya yang digunakan adalah sinar ultraviolet yang
tidak bisa dilihat oleh manusia. Hal ini dikarenakan cahaya ultraviolet
mempunyai panjang gelombang yang jauh lebih pendek dari cahaya yang
bisa dilihat oleh mata manusia.
5. Mikroskop Pender
Mikroskop pender adalah mikroskop yang di gunakan untuk mengamati
dan mendeteksi benda asing atau anti gen seperti bakteri, atau virus.
6. Mikroskop Medan-Gelap
Mikroskop medan-gelap merupakan jenis mikroskop yang di gunakan
untuk mengamati bakteri yang masih hidup terutama bakteri yang tipis dan
hampir mendekati batas daya mikroskop majemuk.
7. Mikroskop medan-gelap merupakan jenis mikroskop yang di gunakan
untuk mengamati bakteri yang masih hidup terutama bakteri yang tipis dan
hampir mendekati batas daya mikroskop majemuk.
8. Mikroskop Fase Kontras
Mikroskop fase kontras adalah mikroskop yang menitik beratkan pada
benda hidup yang di amati dalam keadaan ilmiahnya.

Menurut Campbell (2008), Adapun fungsi bagian - bagian mikroskop


mikroskop yaitu:
1. TABUNG MIKROSKOP [ TUBUS ] : Fungsi, kegunaan tabung
mikroskop ini adalah untuk mengatur fokus serta menghubungkan antara
lensa objektif dan lensa okuler.
2. Revolver yaitu tempat lensa objektif, revolver membantu kita
dalammemilih daya perbesaran tertentu.
3. Tangkai (pegangan) digunakan sebagai tempat pegangan bila mikroskop di
angkat.
4. Meja preparat berfungsi untuk tempat meletakannya objek yang akan di
amati.
5. Kondensor adalah lensa yang terletak di bawah meja preparat. Kondensor
berfungsi untuk mengumpulkan intensitas cahaya yang masuk ke dalam
mikroskop.
6. Tombol pengatur fokus digunakan agar dapat memperoleh bentuk
bayangan objek yang jelas.
7. Diafragma berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam
kondensor.
8. Lensa objektif di dalam mikroskop membentuk bayangan nyata dari
prepar. Bayangan nyata ini selanjutnya diperbesar oleh lensa okuler.
9. Lensa okuler adalah lensa yang berfungsi untuk membuat bayangan semu
yang terakhir sehingga bayangan semu tersebut dapat dilihat langsung oleh
mata.
10. Sekrup penggerak preparat. Di atas meja benda terdapat suatu alat yang
mempunyai dua buah sekrup yang berdiri tegak. Salah satu sekrup bila di
putar dapat menggerakan preparat ke kiri atau kekanan dan sekrup lainnya
menggerakan ke atas atau ke bawah.
11. Penjepit preparat berfungsi untuk menjepit kaca preparat agar objek tidak
bergeser dari tempatnya.
12. Sekrup kasar (pengarah kasar) berfungsi menggerakan meja benda naik
turun dengan cepat.
13. Sekrup halus (pengarah halus) yang menggerakan meja benda sangat
perlahan (dalam) sehingganya memperoleh gambar yang jelas.
14. Kaki mikroskop berfungsi untuk penopang mikroskop.
15. Sendi inklinasi berfungsi mengatur sudut atau tegaknya mikroskop

Dengan adanya alat mikroskop dapat mengamati berbagai bentuk bakteri atau
virus yang dapat menyebabkan penyakit dalam tubuh manusia sehingga
mikroskop sangat berguna bagi bidang kesehatan dalam melakukan tindakan
pencegahan sehingga penyakit ini tidak mewabah dan meneliti jenis-jenis
tumbuhan yang berkhasiat dapat mengobati seseorang apabila telah didiagnosis
terhadap suatu penyakit (Prescott, 2007).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu dikalsanakan praktikum pada hari senin tanggal 27 september 2019 .


Yang bertempat di laboratorium Biosistematika Tumbuhan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum percobaan satu ini yaitu mikroskop,
kamera hp, gelas objek, gelas penutup, pipet tetes, silet, dan cawan petri.
Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum satu ini diantaranya yaitu
potongan kertas yang bertulis huruh “d” dan kentang.

3.3 Prosedur kerja

Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini yaitu :

Kegiatan 1

1. Menyiapkan dan menggunakan mikroskop


2. Mempersiapkan preparat
3. Mengamati prepara
4. Mengatur besarnya objek

Kegiatan 2

1. Meletakkan potongan huruf “d” pada gelas objek


2. Menutup preparat dengan gelas penutup
3. Mengamati preparat dengan lensa objektif lemah
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Gambar asli objek Bayangan objek dengan perbesaran


4x10

Pati kentang sebelum ditetesi yodium Pati kentang setelah ditetesi yodium
1.2 Pembahasan

Mikroskop adalah suatu alat yang sangat berguna dalam setiap pelaksanaan
praktikum biologi, karena berfungsi untuk dapat melihat organisme yang
sangat kecil yang kasat mata. Mikroskop sendiri memiliki dua macam lensa
yaitu lensa objektif yang berfungsi dalam pembuatan bayangan, yang pertama
untuk struktur dan bagian renik yang akan terlihat bayangan yang dihasilkan
oleh lensa objektif, serta lensa kondensor berfungsi untuk mendukung
terciptanya pencahayaan dapat objek yang akan difokus. (Sahabuddin dan
Jonnahdi Eli, 2008).

Mikroskop adalah suatu alat yang penting yang memiliki bagian-bagian


beserta fungsinya. Bagian-bagiannya yaitu lensa okuler untuk mengamati dan
memperbesar bayangan benda, lensa objektif mengamati dan memperbesar
objek secara langsung, kondensor untuk mengumpulkan cahaya yang
dipantulkan oleh cermin dan fokuskan oleh objek, tabung mikroskop
penghubung antara lensa okuler dan lensa objektif, revolver untuk memilih
lensa objektif yang akan digunakan, gagang mikroskop untuk memegang
mikroskop, pengarah kasar dan pengarah halus untuk mempermudah
mengamati objek, kaki mikroskop berguna agar mikroskop dapat berdiri
dengan stabil. (Djuanda, 1980).

Pada pengamatan dengan menggunakan preparat huruf “d” diperoleh huruf


“d” terbalik. Hal ini berdasarkan prinsip kerja mikroskop seperti pendapat
yang dikemukakan oleh VIEE dkk (1999), bahwa penggunaan cermin cekung
pada lensa okuler yang memiliki sifat bayangan nyata, terbalik dan diperbesar
sehingga mengakibatkan terbaliknya sebuah objek.

Pada pengamatan pati kentang kemarin digunakan lensa objek 4 x 10


diperoleh gambar bulat-bulatan seperti Kristal dalam jumlah yang cukup
besar. Butir pati itu disebut Leuklopas yang merupakan plastid yang tidak
dapat berwarna. Leuklopas biasanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan
makanan. Leuklopas khususnya banyak terdapat di organ-organ penyimpanan
seperti akar, biji-bijian, dan daun muda. (MEDER, 2004)
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa mikroskop cahaya adalah


mikroskop yang menggunakan cahaya lampu sebagai pengganti cahaya
matahari dan bayangan objek yang diperoleh dari pengamatan menggunakan
mikroskop binokuler dengan lensa objektif, selalu bersifat nyata, terbalik dan
diperbesar. Dengan mikroskop ini juga kita dapat melihat bagian-bagian kecil
yang terdapat dalam sari pati kentang yaitu amilum. Mikroskop cahaya sendiri
terdiri atas beberapa komponen antara lain lensa okuler, lensa objektif, tabung
mikroskop, revolver, kondensor, meja preparat, lengan mikroskop, diafragma,
penjepit preparat, makrometer,micrometer, pengatur letak preparat dan
sumber cahaya (illuminator)

5.2 Saran

Jika memungkinkan sebaiknya jumlah mikroskop disesuaikan dengan jumlah

praktikan, ruang laboratorium juga dilengkapi dengan kipas angin daan lampu

yang cukup terang. Mengingat praktik dilakukan di ruangan tertutup dan

menggunakan mikroskop cahaya. Dan agar lebih dapat mengifesienkan waktu

,serta lebih memperhatikan mahasiswa yang praktikum agar semua anggota

praktikum lebih aktif dalam praktikum. Dan ada saat mengamati sari pati

kentang setelah ditetesi yodium, yodium yang digunakan sebaiknya jumlahnya

lebih banyak agar supaya amilum yang berwarna biru keunguan terlihat lebih

jelas.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N, A. 2008. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Erlangga. Jakarta.

Pramesti, H, T. 2000. Mikroskop dan Sel FKUnlam. Banjarbaru.

Prescott. 2007. Microbiology Sixth Edition. Mc Grow Hill Componies Inc.


Nourth America.

Sutarno. 2011. Biologi umum lanjutan 1. Universitas Terbuka. Jakarta.

Utami, H. 2007. Mengenal Cahaya dan Optik. Erlangga. Jakarta.

Volk. 2010. Mikrobiologi dasar. Erlangga. Jakarta.

Widyatmoko, A. 2008. Mengenal Laboratorium Biologi. Erlangga. Jakarta.


LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

MODUL III

PENGAMATAN TUMBUHAN
DISUSUN OLEH

NAMA : TRESYA ANASTASYA MANDAKE

NIM : G 701 19 094

KELOMPOK : II (DUA)

ASISTEN : SAPARUDIN

LABORATORIUM BIOSITEMATIKA TUMBUHAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

SEPTEMBER, 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tumbuhan kelas/tingkat tinggi dapat dibedakan menjadi dua macam


yaitu tumbuhan berbiji keping satu atau monokotil dan tumbuhan berbiji
keping dua atau dikotil. Ciri-ciri tumbuhan monokotil dn dikotil hanyan apat
ditemuka pada tumbuhan subdivisi Angiospermae karena memiliki bunga
yang sesungguhnya

Tanaman monokotil membawahi sejumlah bangsa dan suku tumbuhan yang


warganya dianggap mempunyai tingkat perkembangan filognetik yang
tertinggi. Jenis-jenis tumbuhan yang tergolong dalam kelas ini dapat dikenal
berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut

Ciri-ciri morfologi yaitu berupa terna, semak, atau pohon yang mempunyai
system akar serabut, batang berkayu atau tidak, biasanya tidak atau tidak
banyak bercabang-cabang, buku-buku dan ruas-ruas kebanyakan tampak
jelas.Daun kebanyakan tunggal, jarang majemuk, bertulang sejajar atau
bertulang melngkung, duduknya berseling (mengikuti rumus ½ atau
membentuk rozet. Bunga berbilangan 3, kelopak dan mahkota kadang-kadang
tidak dapat dibedakan dan merupakan tenda bunga. Buah dengan biji yang
mempunyai endosperm, jarang tidak, lembaga mempunyai daun lembaga
yang berubah menjadi alat penghisap makanan dari endosperm untuk
lembaga sebelum dapat mencari makanan sendiri. Baik akar maupun pucuk
lembaga dilindungi oleh suatu sarung, pelindung akar disebut koleoriza,
sedang pelindung pucuk lembaga disebut koleoptil. Pada waktu
perkecambahan sarung yang merupakan pelindung tadi akan tertembus oleh
organ yang dilindunginya.
Dari anatomi, monokotil mempunyai ciri-ciri sebagai berikut yaitu kar
mempunyai struktur yang terdiri atas jaringan-jaringan primer saja dengan
slinder pusat tergolong aktinostele dan endodermis yang pada penampang
lintang jelas dapat dibedakan sel-sel yang menebal dan tidak dapat dilalui air
serta zat-zat makanan yang terlarut didalamnya dengan sel-sel yang biasanya
berhadapan dengan suatu berkas pembuluh kayu yang dindingnya tidak
menebal dan merupakan pintu masuknya air dari bagian luar akar ke dalam
berkas-berkas pembuluh pengangkutan.

Tanaman dikotil meliputi terna, semak-semak, perdu maupun pohon yang


mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut yaitu, mempunyai lembaga
dengan dua daun lembaga (berbiji belah ) dan akar serta pucuk lembaga yang
tidak mempunyai pelindung yang khusus, akar lembaga tumbuh terus menjadi
akar pokok ( akar tunggang ) yang bercabang-cabang dan membentuk sistem
akar tunggang, Batang berbentuk kerucut panjang, biasanya bercabang-
cabang dengan ruas-ruas dan buku-buku yang tidak jelas, duduk daun
biasanya tersebar atau berkarang, kadang-kadang saja berseling, daun tunggal
atau daun majemuk, sering kali sisertai oleh daun-daun penumpun, jarang
memiliki pelepah, helaian daun bertulang menyirip atau menjari, pada
cabang-cabang kesamping seringkali terdapat 2 daun pertama yang letaknya
tegak lurus pada bidang median dikanan kiri cabang tersebut, bunga bersifat
di-,tetra-, atau pentramer.

Dan ciri – ciri anatomi tumbuhan dikotil yaitu baik akar maupun batang
mempunyai kambium, sehingga akar maupun batangnya memperlihatkan
pertumbuhan menebal, pada akar berkas radial berkas pengangkutnya hanya
nyata pada akar yang belum mengadakan pertumbuhan menebal, pada batang
berkas pengangkutan penyusun tersusun dalam lingkaran dengan xylem
disebelah dalam dan floem sebelah luar, diantaranya terdapat kambium, jadi
berkas pengangkutnya bersifat kolateral terbuka, kadang-kadang bikolateral.
1.2 Tujuan

Tujuan dilakukan praktikum adalah sebagai berikut :

Membandingkan struktur morfologi akar, batang, dan daun pada tumbuhan


monokotil dan dikotil,Membandingkan struktur anatomi akar, batang, dan
daun pada tumbuhan monokotil dan dikotil,Menggambarkan berbagai alat
reproduksi pada tumbuhan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tumbuhan adalah salah satu dari klasifikasi makhluk hidup. Tumbuhan memiliki
klorofil atau zat hijau daun yang memiliki fungsi sebagai media untuk
menciptakan sebuah makanan dan sebagai proses berfotosintesis.Dalam ilmu
biologi, tumbuhan merupakan termasuk dalam organisme yang disebut Regnum
Plantae yang merupakan sebuah organisme multiseluler atau terdiri atas banyak
sel. Ilmu tumbuhan telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Salah satu
dari ilmu tersebut adalah ilmu morfologi tumbuhan. ( Nailatul Fikry 2014)

Struktur akar tumbuhan monokotil merupakan jenis akar serabut. Akar serabut
adalah sejumlah akar yang terdapat pada pangkal tumbuhan yang besar dan
panjangna hampir sama. sistem perakaran serabut terbentuk pada waktu akar
primer membentuk cabang sebanyak-banyaknya. Cabang akar yang tumbuh tidak
menjadi besar, tetapi akan tumbuh akar lagi. Lalu akar primer akan mengecil
sehingga mirip dengan serabut. Fungsi dari akar serabut adalah untuk
memperkokoh berdirinya tumbuhan. Selain itu akar serabut juga berfungsi sebagai
penyerap air dan zat mineral lainnya dari dalam tanah (Atinirmala, 2006).

Struktur batang tumbuhan monokotil Batang tumbuhan monokotil memiliki


batang pembuluh tidak teratur, tidak memiliki kambium, batang beruas-ruas dan
licin serta batang tidak dapat bertambah besar. Fungsi dari batang tumbuhan
monokotil antara lain ialah untuk menyokong tumbuhan, tempat lintasan untuk
makanan dan air, pembentuk tubuh tumbuhan seperti daun dan bunga tanaman,
penyimpanan sebagian hasil fotosintesis, memberikan bentuk tubuh tumbuhan dan
sebagai alat reproduksi vegetatif (Woelaningsih 2001; Hidayat 1990).

Struktur daun tumbuhan monokotil, Daun merupakan salah satu organ tumbuhan
yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi
sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun
tumbuhan monokotil berbentuk pita memanjang ada yang lebar dan ada yang
kecil. Fungsi dari daun tumbuhan monokotil yang pertama adalah tempat
terjadinya fotosintesis. pada tumbuhan monokotil fotosintesis terjadi pada
jaringan spons. Yang Kedua ialah Sebagai organ pernapasan, di dalam daun
terdapat stomata yang berfungsi sebagai organ respirasi. Ketiga adalah sebagai
Tempat terjadinya transpirasi, dan yang ke empat adalah sebagai Alat
perkembangbiakan vegetatif (Kartasapoetra, 1988).

Biji merupakan alat perkembangbiakan generatif yang terbentuk dari bakal biji. Di
dalam biji terdapat calon individu baru yang disebut embrio. Bagian-bagian dalam
biji dapat di bedakan menjadi tiga bagian yaitu kulit biji, tali pusat dan inti biji.
Struktur biji tumbuhan monokotil Biji tanaman monokotil merupakan biji
berkeping satu, ciri-ciri dari biji tanaman monokotil ini adalah bijinya tunggal,
kulit biji terletak pada bagian paling luar, pada beberapa biji tumbuhan monokotil
dapat di jumpai beberapa lapisan sel memanjang secara radial yang menyerupai
palisade tetapi tanpa ruang-ruang interseluler (Lakitan 1993).

Struktur kecambah tumbuhan monokotil Tipe perkecambahan biji monokotil


adalah hipogeal, yaitu tumbuhnya epikotil yang memanjang sehingga plumula
muncul ke atas permukaan tanah, sedangkan kotiledonnya tertinggal di dalam
tanah (Fahn 1991).

Struktur dari akar tumbuhan dikotil adalah jenis akar tunggang. Akar tunggang
adalah akar pada tanaman yang mempunyai akar primer atau akar utama yang
masuk ke dalam tanah secara kokoh. Akar utama tersebut membesar dan
mempunyai cabang dengan ukuran yang jauh berbeda dari akar utama sehingga
perbedaan utama antara akar tunggang dan serabut adalah pada pola
persebarannya (Woelaningsih, 2001).

Struktur morfologi Pada batang tumbuhan dikotil, batngnya memiliki cabang-


cabang dan tekstur kulit batangnya kasar. Batang tanaman juga bisa bertumbuh
panjang dan membesar, selain itu pada batang tumbuhan dikotil memiliki
kambium, kambium imi terletak seecara teratur di antara dua jaringan pengangkut
yaitu xilem dan floem. Kegiatan kambium mengarah pada pembentukan jaringan
baru secara melintang sehingga menyebabkan diameter batang membesar
(Kartasapoetra, 1988). Struktur daun pada tumbuhan dikotil adalah Bentuk tulang
daun menyirip, sebagai contoh dapat dilihat pada tanaman mangga, jambu,
rambutan, dan sebagainya. tulang daun yang menjari pada tumbuhan dikotil
(Sumardi dan Pudjoarinto 1994)

Struktur perkecambahan pada tumbuhan dikotil terdiri atas akar primer, hipokotil,
kotiledon, epikotil, dan daun pertama. Pada perkecambahan tanaman dikotil,
kotiledon akan ikut naik ke atas tanah mengikuti pertumbuhan tanaman, dan
kemudia akan terlepas dengan sendiriny (Hidayat 1990)

Tumbuhan monokotil adalah tumbuhan yang hanya memiliki satu kotiledon.


Adapun karakter yang paling kuat dari tanaman berkeping tunggal ini antara lain
daun lembaga, akar yang berbentuk serabut, daun yang berselang seling, bagian
tulang daunnya sejajar dan cenderung berbentuk layaknya pita serta masih banyak
lagi lainnya (Tjirosoepomo, 2007). Ciri yang paling khas adalah bijinya tidak
Tumbuhan berkeping biji tunggal (atau monokotil) adalah salah satu dari dua
kelompok membelah karena hanya memiliki satu daun lembaga (Ardiansah,
2009).

Di dalam sistem taksonomi, tumbuhan monokotil dilekatkan beberapa nama


kelompok besar seperti Liliopsoda, liliidae, dan juga Monocotyledodeae. Pada
tumbuhan monokotil, daerah pangkal ruas batanglah yang menjadi titik
tumbuhnya. Hal itu terjadi karena pada daerah tersebut terdapat jaringan yang
selalu membelah, disebut meristem interkalar. Oleh karena itu ruas batang pada
tumbuhan monokotil ini dapat bertambah panjang. Contohnya adalah pada
bambu, tebu, jagung, dan rumput-rumputan. Pengelompokannya secara lengkap
bisa dilihat sebagai berikut:
1. Monocotyledoneae dalam sistem de Candolle dan sistem Engler.
2. Monocotyledones dalam sistem Bentham & Hooker dan sistem Wettstein.
3. Kelas Liliopsida dalam sistem Takhtajan dan sistem Cronquist.
Anak kelas Liliidae dalam sistem Dahlgren dan sistem Thorne (1992).

Tumbuhan dikotil adalah tumbuhan berbunga yang memiliki biji berkeping dua.
Tumbuhan yang masuk ke dalam kelompok dikotil ini mempunyai sepasang daun
lembaga atau yang kita kenal dengan sitilah kotiledon. Daun lembaga tersebut
terbentuk sudah sejak tahapan biji dengan demikian sebagian besar anggotanya
memiliki bebijian yang mudah sekali terbelah menjadi dua bagian. Hal inilah yang
menjadi pembeda utama antara tumbuhan dikotil /dengan monokotil yang justru
kepingan bijinya tunggal. Pada tumbuhan dikotil batang terdiri atas kayu dan kulit
yang dapat dipisahkan. Diantara keduanya terdapat lapisan kambium. Kambium
tersusun dari sel-sel yang selalu membelah, seperti meristem pucuk (Aryuliana,
2004).

Letak kambium dibagian tepi batang sehingga jaringan meristem itu disebut
meristem lateral. Daerah ujung batang merupakan pusat pertumbuhan karena sel-
sel penyusun jaringannya selalu membelah yang disebut meristem pucuk.
Tumbuhan berbiji tertutup memiliki ciri mempunyai bunga yang sesungguhnya
(lengkap), daun pipih dan lebar, bakal biji tidak nampak karena terlindung oleh
daun buah atau putiknya, mengalami pembuahan ganda, berdasarkan keping
bijinya di golngkan menjadi dua yakni tumbuhan berkeping satu
(monocotyledoneae) dan tumbuhan berkeping ganda (Dycotyledoneae). Adapun
ciri-ciri khusus tumbuhan dikotil sebagai berikut:

1. Akarnya memiliki bentuk tunggang dengan akar utama yang lebih besar dari
akar sekunder.
2. Bentuk atau pola tulang daun atau sumsum cenderung menjari atau menyirip.
3. Bagian tudung akarnya atau kaliptrogen tidak dilengkapi dengan tudung akar.
4. Adapun jumlah kotiledonnya dua.
5. Pada organ akarnya terdapat kambium karena salah satu fungsi akar pada
tumbuhan dikotil adalah untuk menyimpan makanan.
6. Adapun jumlah kelopak bunganya merupakan kelipatan dari empat terkadang
juga lima.
7. Pelindung akar maupun batang lembaganya tidak ada baik itu koleoptil maupun
koleorhiza.

Jaringan pengangkut (vascular tissue) adalah salah satu dari tiga kelompok
jaringan permanen yang dimiliki tumbuhan hijau berpembuluh (Tracheophyta).
Jaringan ini disebut juga pembuluh dan berfungsi utama sebagai saluran utama
transportasi zat-zat hara yang diperlukan dalam proses vital tumbuhan. Ada dua
kelompok jaringan pengangkut, berdasarkan arah aliran hara. Pembuluh kayu
(xilem) mengangkut cairan menuju daun. Sumbernya dapat berasal dari akar
(yang utama) maupun dari bagian lain tumbuhan. Pembuluh tapis (floem)
mengangkut hasil fotosintesis (terutama gula sukrosa) dan zat-zat lain dari daun
menuju bagian-bagian tubuh tumbuhan yang lain. Baik pembuluh kayu maupun
pembuluh tmeristematik yang membentuk kedua jaringan pengangkut tadi. apis
memiliki beberapa tipe sel yang agak berbeda.

Pada akar dan batang, pembuluh kayu dan tapis biasanya tersusun konsentris:
pembuluh kayu berada di bagian dalam sedangkan pembuluh tapis di bagian
luarnya. Terdapat beberapa perkecualian pada susunan ini. Sebagian anggota
Asteraceae memiliki posisi yang terbalik. Di antara keduanya terdapat lapisan
kambium pembuluh/vaskular. Kambium inilah yang merupakan jaringan

Pada daun, kedua pembuluh ini akan terletak berdampingan dan jaringannya
tersusun pada tulang daun maupun susunan jala yang tampak pada daun. Kedua
jaringan ini akan disatukan dalam berkas-berkas (bundles) yang direkatkan oleh
pektin dan selulosa. Pada daun jagung dan tumbuhan C4 tertentu lainnya, berkas-
berkas ini terlindungi oleh sel-sel khusus – dikenal sebagai sel-sel seludang berkas
(bundle sheath) – yang secara fisiologi berperan dalam jalur fotosintesis yang
khas. Pembuluh tapis biasanya terletak di sisi bawah (abaksial) atau punggung
daun, sedangkan pembuluh kayu berada pada sisi yang lainnya (adaksial). Ini
menjadi penyebab kutu daun lebih suka bertengger pada sisi punggung daun
karena mereka lebih mudah mencapai pembuluh tapis untuk menghisap gula.
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat dilaksanakan praktikum pada hari Selasa, 24 September


2019, bertempat di laboratorium Biosistematika Tumbuhan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum percobaan satu ini yaitu Kaca arloji,
Pisau silet, Kuas kecil, Jarum preparat, Mikroskop, Kaca pembesar, Silet,
Gelas objek dan gelas penutup. Dan bahan yang digunakan pada praktikum
percobaan satu ini yaitu Bayam, Jarak, Rumput teki, Bunga kembang sepatu,
Bunga kertas.

1.3 Proses Kerja

Kegiatan 1
Pengamatan morfologi tumbuhan
1. Di ambil masing-masing satu pohon dari kelopak tumbuhan monokotil dan
dikotil
2. Mengamati morfologi akar, batang, dan daun
3. Menggambarkan ketiga organ tersebut pada kedua kelompok tumbuhan

Kegiatan 2
Pengamatan anatomi tumbuhan
1. Menyiapkan kaca objek dan kaca penutup yang telah dibersihkan
2. Dibuat irisan meintang akar, batang dan daun dari tanaman tumbuhan
dikotil dan monokotil
3. Diambil irisan menggunakan kuas kecil, kemudian diletakkan diatas kaca
objek secara terpisah dan ditetesi dengan air atau pewarna
4. Ditutup kembali dengan kaca penutup secara perlahan
5. Mengamati dibawah mikroskop
6. Setelah itu digambar dan di berikan keterangan secara lengkap

Kegiatan 3
Pengamatan reproduksi tumbuhan
1. Mengambil bunga lengkap suatu tumbuhan yang telah disiapkan
2. Di ambil Daun,Akar dan Batang yang telah di iris setipis mungkin dan
kemudian di amati menggunakan Mikroskop untuk melihat bagian-bagian
yang terdapat pada Akar,Batang dan Daun.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

NO GAMBAR MORFOLOGI KETERANGAN

1 Monokotil terdapat:
-leher akar
-rambut akar
-ujung akar
-tududng akar
Monokotil

Dikotil terdapat:
-Batang akar
-cabang akar
-rambut akar
-ujung akar

Dikotil
Monokotil terdapat:
-ujung daun
-tulang daun
-tepi daun
-dasar daun
-tangkai daun

Monokotil
Dikotil terdapat :
-ujung daun
-tepi daun
-tulang daun
-dasar daun
-tangkai daun

Daun Dikotil
Monokotil terdapat :
-kepala putik
-mahkota
-benang sari
-tangkai putik
-tangkai bunga
Bunga Monokotil
Dikotil terdapat :
-Mahkota
-kepala sari
-benang sari
-kepala putik
-kelopak
-tangkai putik
-dasar bunga
Bunga Dikotil
a. Akar

GAMBAR ANATOMI KETERANGAN


Monokotil Pada pengamatan anatomi akar
rumput teki dengan menggunakan
perbesaran 10 kali, struktur
jaringannya tidak kelihatan karena
pada saat memotong akar rumput teki
potongannya tebal sehingga struktur
jaringan dari akar tersebut tidak
kelihatan. Akan tetapi jika dilihat dari
morfologinya akar rumput teki
Akar rumput teki termasuk monokotil karena akarnya
serabut
Dikotil Pada pengamatan anatomi akar bayam
dengan menggunakan perbesaran 10
kali, bahwa akar bayam termasuk
tumbuhan dikotil karena xilem dan
floemnya teratur dan rapi

Akar bayam

b. batang
GAMBAR ANATOMI KETERANGAN
Monokotil Pada pengamatan anatomi batang
rumput teki dengan menggunakan 10
kali perbesaran, bahwa batang rumput
teki termasuk tumbuhan monokotil
karena xilem dan floemnya tersebar
atau tidak rapi

Batang rumput teki

Dikotil Pada pengamatan batang jarak dan


batang bayam dengan menggunakan
perbesara 10 kali, bahwa batang
bayam dan batang jarak termasuk
tumbuhan dikotil karena xilem dan
floem rapi membentuk lingkaran dan
Batang jarak teratur
Batang bayam

c. Daun
GAMBAR ANATOMI KETERANGAN
Monokotil Pada pengamatan anatomi daun rumput
teki dengan menggunakan perbesaran
10 kali,struktur jaringannya sama
dengan tumbuhan dikotil. Akan tetapi
bisa dibedakan dengan melihat
morfologinya, daun rumput teki
termasuk tumbuhan monokotil karena
Daun rumput teki daunnya sejajar

Dikotil Pada pengamatan anatomi daun bayam


dan daun jarak dengan menggunakan
perbesaran 100 kali, struktur
jaringannya sama dengan tumbuhan
monokotil. Akan tetapi bisa dibedakan
dengan melihat morfologinya,daun
rumput teki termasuk tumbuhan dikotil
karena daunnya menyirip

Daun bayam daun jarak


4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan bahwa :

1. Berdasarkan morfologinya
a. Tumbuhan monokitil
Tumbuhan monokotil merupakan tumbuhan yang berbiji keping satu,
tumbuhan monokotil juga bisa ditentukan dengan melihat akar, batang,
daun dan bunga pada tumbuhan. Pada bagian akar tumbuhan monokotil
yaitu mempunyai akar serabut, pada bagian batang tumbuhan monokotil
yaitu tidak mempunyai kambium, pada bagian daun tumbuhan monokotil
yaitu bentuk daun dan sistem pertulangannya sejajar dan melengkung, dan
pada bagian bunga tumbuhan monokotil yaitu pada bagian perhiasan
bunga hanya terdiri dari 3 atau kelipatannya
b. Tumbuhan dikotil
Tumbuhan dikotil merupakan tumbuhan yang berbiji keping dua,
tumbuhan dikotil juga bisa ditentukan dengan melihat akar, batang, daun
dan bunga pada tumbuhan. Pada bagian akar tumbuhan dikotil yaitu
mempunyai akar tunggang, pada bagian batang tumbuhan dikotil yaitu
mempunyai kambium, pada bagian daun tumbuhan dikotil yaitu bentuk
daun dan sistem pertulangannya menyirip dan menjari, dan pada bagian
bunga tumbuhan dikotil yaitu pada bagian perhiasan bunga terdiri dari
2,4,5, atau kelipatannya.

2. Berdasarkan anatominya

a. Tumbuhan monokotil
Dilihat dari struktur akar tumbuhan monokotil yaitu yaitu letak xilem dan
floemnya berselang seling, sruktur batang tumbuhan monokotil letak
xilem dan floem tidak teratur atau tidak rapi, dan struktur daun tumbuhan
monokotil yaitu tidak mempunyai perbedaan struktur anatomi dengan
tumbuhan dikotil yang bisa dibedakan hanya morfologi dari daun
monokotil.
b. Tumbuhan dikotil
Dilihat dari anatomi akar tumbuhan dikotil yaitu letak xilem dan floem
teratur, dilihat dari struktur batang letak xilem dan floem membentuk
lingkaran dan teratur, dan dilihat dari anatomi daun dikotil struktur
jaringgannya sama dengan tumbuhan monokotil hanya dapat dibedakan
dengan melihat morfologi tumbuhan tersebut.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Tumbuhan monokotil merupakan tumbuhan yang memiliki biji berkeping


satu,mempunyai akar serabut, batang tidak berkambium,bentuk daun dan
pertulangannya sejajar dan melengkung, bunga mempunya hiasan yang terdiri
dari 3 atau kelipatannya. Dilihat dari anatomi tumbuhan monokotil, akarnya
letak xilem dan floem berselang seling, batangnya letak xilem dan floem
tidak teratur.

Tumbuhan dikotil merupakan tumbuhan yang memiliki biji berkeping dua,


mempunyai akar tunggang, batang berkambium, bentuk daun dan tulangnya
menyirip dan menjari. Bunga mempunyai hiasan yang terdiri dari 2,4,5 atau
kelipatannya. Dilihat dari anatomi tumbuhan dikotil, letak xilem dan floem
pada akar terletak teratur, letak xilem dan floem pada batang tersusun rapi
membentuk lingkaran dan teratur.

5.2 Saran

Sebelum praktikan masuk laboratorium asisten telah menyiapkan alat-alat


yang dibutuhkan pada praktikum. Kalau bisa alat-alat praktikumnya lebih di
perbanyak agar praktikan lebih menghemat waktu dalam melaksanakn
praktek.
DAFTAR PUSTAKA

Aryuliana, Diah dkk. (2004). Biologi . Surabaya. Erlangga..

Atinirmala, Pratita. (200)6. Bilologi . Yogyakarta. Kreasi Wacana.

Syamsuri,Istamar,dkk.(2004).BIOLOGI UNTUK SMA KELAS XI


Jakarta:Erlangga..

Ardiansah (2009). Tumbuhan Monokotil. Jakarta. Erlangga.

Tjirosoepomo (2007). Morfologi tumbuhan. Yogyakarta.Ganessa Exact.


LAMPIRAN

Akar rumput teki akar bayam

Batang rumput teki batang jarak batang bayam

Daun rumput teki daun jarak daun bayam

Anda mungkin juga menyukai