MODUL I
DISUSUN OLEH
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : SAPARUDIN
SEPTEMBER, 2019
BAB I
PENDAHULUAN
Tubuh makhluk hidup tersusun mulai dari struktur-struktur yang sangat kecil
sampai struktur yang sangat besar atau kompleks. Struktur yang lebih besar
akan sangat mudah diamati oleh mata secara langsung, bahkan tanpa
menggunakan alat bantu. Akan tetapi bagi struktur benda atau objek yang
lebih kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, seperti sel dan
jaringan pada mahluk hidup membutuhkan alat bantu untuk dapat
mengamatinya. Karena keterbatasan penglihatan manusia inilah yang menjadi
dorongan para ilmuwan untuk mencari alat yang bisa digunakan untuk
mempermudah mengamati bagian tubuh mahluk hidup yang sangat kecil itu
yang dikenal dengan mikroskop (Sutarno, 2011).
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroskop yang pertama kali digunakan oleh para saintis Renaisans, dan juga
merupakan mikroskop yang anda gunakan di laboratorium, adalah mikroskop
cahaya ( light microscope, LM). Cahaya tampak dilewatkan melalui specimen dan
kemudian menembus lensa kaca. Lensa itu merefraksi (membelokkan) cahaya
sedemikian rupa sehingga bayangan specimen diperbesar sewaktu bayangan itu
diproyeksikan ke mata kita. Dua nilai penting sebuah mikroskop ialah daya dan
penguraiannnnya, atau resolusi (2008).
Dalam sejarah yang pertama kali dikenal sebagai pembuat mikroskop adalah
Zachariass Janssen dan Hanss Janssen (ayah-anak) pada 1590. Penemuan
mikroskop mendorong penemu lain, seperti Galileo Galilei (Italia), untuk
membuat alat yang sama. Galileo menyelesaikan pembuatan mikroskop pada
tahun 1609 dan mikroskop yang dibuatnya dikenal mikroskop Galileo,
mikroskop ini disebut mikroskop optik karena menggunakan lensa optik.
Mikroskop yang dirakit menggunakan lensa optik memiliki kemampuan terbatas
dalam memperbesar ukuran objek (Utami, 2007).
Mikroskop adalah alat utama yang penting dalam melakukan pengamatan dan
penelitian yang bersifat mikroskop, karena tanpa mikroskop manusia tidak dapat
melihat benda yang sangat halus dan kecil dengan mata telanjang (Utami, 2001).
1. Mikroskop Cahaya
Mikroskop Cahaya yaitu mikroskop yang memiliki perbesaran hingga
1000 kali. Mikroskop cahaya memiliki kaki atau penyangga yang cukup
berat dan kokoh agar dapat berdiri dengan stabil. Adapun sumber cahaya
masih mengandalkan sinar matahari yang cahaya tersebut akan
dipantulkan oleh cermin datar maupun cekung yang terdapat pada bagian
bawah kondensor.
2. Mikroskop Stereo
Mikroskop Stereo yaitu mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk
mengamati benda yang relatif lebih besar. Adapun mikroskop stereo
memiliki perbesaran dari 7 hingga 30 kali.Benda yang diamati dapat
dilihat secara 3 dimensi.
3. Mikroskop Elektron
Mikroskop Elektron yaitu mikroskop yang dapat melakukan perbesaran
hingga 2 juta kali lipat.Cahaya yang masuk akan dikontrol/diatur
menggunakan gelombang elektrostatistik dan elektromagnetik.
4. Mikroskop Ultraviolet
Mikroskop ultraviolet merupakan pengembangan dari mikroskop cahaya.
Hanya saja sumber cahaya yang digunakan adalah sinar ultraviolet yang
tidak bisa dilihat oleh manusia. Hal ini dikarenakan cahaya ultraviolet
mempunyai panjang gelombang yang jauh lebih pendek dari cahaya yang
bisa dilihat oleh mata manusia.
5. Mikroskop Pender
Mikroskop pender adalah mikroskop yang di gunakan untuk mengamati
dan mendeteksi benda asing atau anti gen seperti bakteri, atau virus.
6. Mikroskop Medan-Gelap
Mikroskop medan-gelap merupakan jenis mikroskop yang di gunakan
untuk mengamati bakteri yang masih hidup terutama bakteri yang tipis dan
hampir mendekati batas daya mikroskop majemuk.
7. Mikroskop medan-gelap merupakan jenis mikroskop yang di gunakan
untuk mengamati bakteri yang masih hidup terutama bakteri yang tipis dan
hampir mendekati batas daya mikroskop majemuk.
8. Mikroskop Fase Kontras
Mikroskop fase kontras adalah mikroskop yang menitik beratkan pada
benda hidup yang di amati dalam keadaan ilmiahnya.
Dengan adanya alat mikroskop dapat mengamati berbagai bentuk bakteri atau
virus yang dapat menyebabkan penyakit dalam tubuh manusia sehingga
mikroskop sangat berguna bagi bidang kesehatan dalam melakukan tindakan
pencegahan sehingga penyakit ini tidak mewabah dan meneliti jenis-jenis
tumbuhan yang berkhasiat dapat mengobati seseorang apabila telah didiagnosis
terhadap suatu penyakit (Prescott, 2007).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Alat yang digunakan pada praktikum percobaan satu ini yaitu mikroskop,
kamera hp, gelas objek, gelas penutup, pipet tetes, silet, dan cawan petri.
Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum satu ini diantaranya yaitu
potongan kertas yang bertulis huruh “d” dan kentang.
Kegiatan 1
Kegiatan 2
Pati kentang sebelum ditetesi yodium Pati kentang setelah ditetesi yodium
1.2 Pembahasan
Mikroskop adalah suatu alat yang sangat berguna dalam setiap pelaksanaan
praktikum biologi, karena berfungsi untuk dapat melihat organisme yang
sangat kecil yang kasat mata. Mikroskop sendiri memiliki dua macam lensa
yaitu lensa objektif yang berfungsi dalam pembuatan bayangan, yang pertama
untuk struktur dan bagian renik yang akan terlihat bayangan yang dihasilkan
oleh lensa objektif, serta lensa kondensor berfungsi untuk mendukung
terciptanya pencahayaan dapat objek yang akan difokus. (Sahabuddin dan
Jonnahdi Eli, 2008).
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
praktikan, ruang laboratorium juga dilengkapi dengan kipas angin daan lampu
praktikum lebih aktif dalam praktikum. Dan ada saat mengamati sari pati
lebih banyak agar supaya amilum yang berwarna biru keunguan terlihat lebih
jelas.
DAFTAR PUSTAKA
MODUL III
PENGAMATAN TUMBUHAN
DISUSUN OLEH
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : SAPARUDIN
SEPTEMBER, 2019
BAB I
PENDAHULUAN
Ciri-ciri morfologi yaitu berupa terna, semak, atau pohon yang mempunyai
system akar serabut, batang berkayu atau tidak, biasanya tidak atau tidak
banyak bercabang-cabang, buku-buku dan ruas-ruas kebanyakan tampak
jelas.Daun kebanyakan tunggal, jarang majemuk, bertulang sejajar atau
bertulang melngkung, duduknya berseling (mengikuti rumus ½ atau
membentuk rozet. Bunga berbilangan 3, kelopak dan mahkota kadang-kadang
tidak dapat dibedakan dan merupakan tenda bunga. Buah dengan biji yang
mempunyai endosperm, jarang tidak, lembaga mempunyai daun lembaga
yang berubah menjadi alat penghisap makanan dari endosperm untuk
lembaga sebelum dapat mencari makanan sendiri. Baik akar maupun pucuk
lembaga dilindungi oleh suatu sarung, pelindung akar disebut koleoriza,
sedang pelindung pucuk lembaga disebut koleoptil. Pada waktu
perkecambahan sarung yang merupakan pelindung tadi akan tertembus oleh
organ yang dilindunginya.
Dari anatomi, monokotil mempunyai ciri-ciri sebagai berikut yaitu kar
mempunyai struktur yang terdiri atas jaringan-jaringan primer saja dengan
slinder pusat tergolong aktinostele dan endodermis yang pada penampang
lintang jelas dapat dibedakan sel-sel yang menebal dan tidak dapat dilalui air
serta zat-zat makanan yang terlarut didalamnya dengan sel-sel yang biasanya
berhadapan dengan suatu berkas pembuluh kayu yang dindingnya tidak
menebal dan merupakan pintu masuknya air dari bagian luar akar ke dalam
berkas-berkas pembuluh pengangkutan.
Dan ciri – ciri anatomi tumbuhan dikotil yaitu baik akar maupun batang
mempunyai kambium, sehingga akar maupun batangnya memperlihatkan
pertumbuhan menebal, pada akar berkas radial berkas pengangkutnya hanya
nyata pada akar yang belum mengadakan pertumbuhan menebal, pada batang
berkas pengangkutan penyusun tersusun dalam lingkaran dengan xylem
disebelah dalam dan floem sebelah luar, diantaranya terdapat kambium, jadi
berkas pengangkutnya bersifat kolateral terbuka, kadang-kadang bikolateral.
1.2 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Tumbuhan adalah salah satu dari klasifikasi makhluk hidup. Tumbuhan memiliki
klorofil atau zat hijau daun yang memiliki fungsi sebagai media untuk
menciptakan sebuah makanan dan sebagai proses berfotosintesis.Dalam ilmu
biologi, tumbuhan merupakan termasuk dalam organisme yang disebut Regnum
Plantae yang merupakan sebuah organisme multiseluler atau terdiri atas banyak
sel. Ilmu tumbuhan telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Salah satu
dari ilmu tersebut adalah ilmu morfologi tumbuhan. ( Nailatul Fikry 2014)
Struktur akar tumbuhan monokotil merupakan jenis akar serabut. Akar serabut
adalah sejumlah akar yang terdapat pada pangkal tumbuhan yang besar dan
panjangna hampir sama. sistem perakaran serabut terbentuk pada waktu akar
primer membentuk cabang sebanyak-banyaknya. Cabang akar yang tumbuh tidak
menjadi besar, tetapi akan tumbuh akar lagi. Lalu akar primer akan mengecil
sehingga mirip dengan serabut. Fungsi dari akar serabut adalah untuk
memperkokoh berdirinya tumbuhan. Selain itu akar serabut juga berfungsi sebagai
penyerap air dan zat mineral lainnya dari dalam tanah (Atinirmala, 2006).
Struktur daun tumbuhan monokotil, Daun merupakan salah satu organ tumbuhan
yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi
sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun
tumbuhan monokotil berbentuk pita memanjang ada yang lebar dan ada yang
kecil. Fungsi dari daun tumbuhan monokotil yang pertama adalah tempat
terjadinya fotosintesis. pada tumbuhan monokotil fotosintesis terjadi pada
jaringan spons. Yang Kedua ialah Sebagai organ pernapasan, di dalam daun
terdapat stomata yang berfungsi sebagai organ respirasi. Ketiga adalah sebagai
Tempat terjadinya transpirasi, dan yang ke empat adalah sebagai Alat
perkembangbiakan vegetatif (Kartasapoetra, 1988).
Biji merupakan alat perkembangbiakan generatif yang terbentuk dari bakal biji. Di
dalam biji terdapat calon individu baru yang disebut embrio. Bagian-bagian dalam
biji dapat di bedakan menjadi tiga bagian yaitu kulit biji, tali pusat dan inti biji.
Struktur biji tumbuhan monokotil Biji tanaman monokotil merupakan biji
berkeping satu, ciri-ciri dari biji tanaman monokotil ini adalah bijinya tunggal,
kulit biji terletak pada bagian paling luar, pada beberapa biji tumbuhan monokotil
dapat di jumpai beberapa lapisan sel memanjang secara radial yang menyerupai
palisade tetapi tanpa ruang-ruang interseluler (Lakitan 1993).
Struktur dari akar tumbuhan dikotil adalah jenis akar tunggang. Akar tunggang
adalah akar pada tanaman yang mempunyai akar primer atau akar utama yang
masuk ke dalam tanah secara kokoh. Akar utama tersebut membesar dan
mempunyai cabang dengan ukuran yang jauh berbeda dari akar utama sehingga
perbedaan utama antara akar tunggang dan serabut adalah pada pola
persebarannya (Woelaningsih, 2001).
Struktur perkecambahan pada tumbuhan dikotil terdiri atas akar primer, hipokotil,
kotiledon, epikotil, dan daun pertama. Pada perkecambahan tanaman dikotil,
kotiledon akan ikut naik ke atas tanah mengikuti pertumbuhan tanaman, dan
kemudia akan terlepas dengan sendiriny (Hidayat 1990)
Tumbuhan dikotil adalah tumbuhan berbunga yang memiliki biji berkeping dua.
Tumbuhan yang masuk ke dalam kelompok dikotil ini mempunyai sepasang daun
lembaga atau yang kita kenal dengan sitilah kotiledon. Daun lembaga tersebut
terbentuk sudah sejak tahapan biji dengan demikian sebagian besar anggotanya
memiliki bebijian yang mudah sekali terbelah menjadi dua bagian. Hal inilah yang
menjadi pembeda utama antara tumbuhan dikotil /dengan monokotil yang justru
kepingan bijinya tunggal. Pada tumbuhan dikotil batang terdiri atas kayu dan kulit
yang dapat dipisahkan. Diantara keduanya terdapat lapisan kambium. Kambium
tersusun dari sel-sel yang selalu membelah, seperti meristem pucuk (Aryuliana,
2004).
Letak kambium dibagian tepi batang sehingga jaringan meristem itu disebut
meristem lateral. Daerah ujung batang merupakan pusat pertumbuhan karena sel-
sel penyusun jaringannya selalu membelah yang disebut meristem pucuk.
Tumbuhan berbiji tertutup memiliki ciri mempunyai bunga yang sesungguhnya
(lengkap), daun pipih dan lebar, bakal biji tidak nampak karena terlindung oleh
daun buah atau putiknya, mengalami pembuahan ganda, berdasarkan keping
bijinya di golngkan menjadi dua yakni tumbuhan berkeping satu
(monocotyledoneae) dan tumbuhan berkeping ganda (Dycotyledoneae). Adapun
ciri-ciri khusus tumbuhan dikotil sebagai berikut:
1. Akarnya memiliki bentuk tunggang dengan akar utama yang lebih besar dari
akar sekunder.
2. Bentuk atau pola tulang daun atau sumsum cenderung menjari atau menyirip.
3. Bagian tudung akarnya atau kaliptrogen tidak dilengkapi dengan tudung akar.
4. Adapun jumlah kotiledonnya dua.
5. Pada organ akarnya terdapat kambium karena salah satu fungsi akar pada
tumbuhan dikotil adalah untuk menyimpan makanan.
6. Adapun jumlah kelopak bunganya merupakan kelipatan dari empat terkadang
juga lima.
7. Pelindung akar maupun batang lembaganya tidak ada baik itu koleoptil maupun
koleorhiza.
Jaringan pengangkut (vascular tissue) adalah salah satu dari tiga kelompok
jaringan permanen yang dimiliki tumbuhan hijau berpembuluh (Tracheophyta).
Jaringan ini disebut juga pembuluh dan berfungsi utama sebagai saluran utama
transportasi zat-zat hara yang diperlukan dalam proses vital tumbuhan. Ada dua
kelompok jaringan pengangkut, berdasarkan arah aliran hara. Pembuluh kayu
(xilem) mengangkut cairan menuju daun. Sumbernya dapat berasal dari akar
(yang utama) maupun dari bagian lain tumbuhan. Pembuluh tapis (floem)
mengangkut hasil fotosintesis (terutama gula sukrosa) dan zat-zat lain dari daun
menuju bagian-bagian tubuh tumbuhan yang lain. Baik pembuluh kayu maupun
pembuluh tmeristematik yang membentuk kedua jaringan pengangkut tadi. apis
memiliki beberapa tipe sel yang agak berbeda.
Pada akar dan batang, pembuluh kayu dan tapis biasanya tersusun konsentris:
pembuluh kayu berada di bagian dalam sedangkan pembuluh tapis di bagian
luarnya. Terdapat beberapa perkecualian pada susunan ini. Sebagian anggota
Asteraceae memiliki posisi yang terbalik. Di antara keduanya terdapat lapisan
kambium pembuluh/vaskular. Kambium inilah yang merupakan jaringan
Pada daun, kedua pembuluh ini akan terletak berdampingan dan jaringannya
tersusun pada tulang daun maupun susunan jala yang tampak pada daun. Kedua
jaringan ini akan disatukan dalam berkas-berkas (bundles) yang direkatkan oleh
pektin dan selulosa. Pada daun jagung dan tumbuhan C4 tertentu lainnya, berkas-
berkas ini terlindungi oleh sel-sel khusus – dikenal sebagai sel-sel seludang berkas
(bundle sheath) – yang secara fisiologi berperan dalam jalur fotosintesis yang
khas. Pembuluh tapis biasanya terletak di sisi bawah (abaksial) atau punggung
daun, sedangkan pembuluh kayu berada pada sisi yang lainnya (adaksial). Ini
menjadi penyebab kutu daun lebih suka bertengger pada sisi punggung daun
karena mereka lebih mudah mencapai pembuluh tapis untuk menghisap gula.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Kegiatan 1
Pengamatan morfologi tumbuhan
1. Di ambil masing-masing satu pohon dari kelopak tumbuhan monokotil dan
dikotil
2. Mengamati morfologi akar, batang, dan daun
3. Menggambarkan ketiga organ tersebut pada kedua kelompok tumbuhan
Kegiatan 2
Pengamatan anatomi tumbuhan
1. Menyiapkan kaca objek dan kaca penutup yang telah dibersihkan
2. Dibuat irisan meintang akar, batang dan daun dari tanaman tumbuhan
dikotil dan monokotil
3. Diambil irisan menggunakan kuas kecil, kemudian diletakkan diatas kaca
objek secara terpisah dan ditetesi dengan air atau pewarna
4. Ditutup kembali dengan kaca penutup secara perlahan
5. Mengamati dibawah mikroskop
6. Setelah itu digambar dan di berikan keterangan secara lengkap
Kegiatan 3
Pengamatan reproduksi tumbuhan
1. Mengambil bunga lengkap suatu tumbuhan yang telah disiapkan
2. Di ambil Daun,Akar dan Batang yang telah di iris setipis mungkin dan
kemudian di amati menggunakan Mikroskop untuk melihat bagian-bagian
yang terdapat pada Akar,Batang dan Daun.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
1 Monokotil terdapat:
-leher akar
-rambut akar
-ujung akar
-tududng akar
Monokotil
Dikotil terdapat:
-Batang akar
-cabang akar
-rambut akar
-ujung akar
Dikotil
Monokotil terdapat:
-ujung daun
-tulang daun
-tepi daun
-dasar daun
-tangkai daun
Monokotil
Dikotil terdapat :
-ujung daun
-tepi daun
-tulang daun
-dasar daun
-tangkai daun
Daun Dikotil
Monokotil terdapat :
-kepala putik
-mahkota
-benang sari
-tangkai putik
-tangkai bunga
Bunga Monokotil
Dikotil terdapat :
-Mahkota
-kepala sari
-benang sari
-kepala putik
-kelopak
-tangkai putik
-dasar bunga
Bunga Dikotil
a. Akar
Akar bayam
b. batang
GAMBAR ANATOMI KETERANGAN
Monokotil Pada pengamatan anatomi batang
rumput teki dengan menggunakan 10
kali perbesaran, bahwa batang rumput
teki termasuk tumbuhan monokotil
karena xilem dan floemnya tersebar
atau tidak rapi
c. Daun
GAMBAR ANATOMI KETERANGAN
Monokotil Pada pengamatan anatomi daun rumput
teki dengan menggunakan perbesaran
10 kali,struktur jaringannya sama
dengan tumbuhan dikotil. Akan tetapi
bisa dibedakan dengan melihat
morfologinya, daun rumput teki
termasuk tumbuhan monokotil karena
Daun rumput teki daunnya sejajar
1. Berdasarkan morfologinya
a. Tumbuhan monokitil
Tumbuhan monokotil merupakan tumbuhan yang berbiji keping satu,
tumbuhan monokotil juga bisa ditentukan dengan melihat akar, batang,
daun dan bunga pada tumbuhan. Pada bagian akar tumbuhan monokotil
yaitu mempunyai akar serabut, pada bagian batang tumbuhan monokotil
yaitu tidak mempunyai kambium, pada bagian daun tumbuhan monokotil
yaitu bentuk daun dan sistem pertulangannya sejajar dan melengkung, dan
pada bagian bunga tumbuhan monokotil yaitu pada bagian perhiasan
bunga hanya terdiri dari 3 atau kelipatannya
b. Tumbuhan dikotil
Tumbuhan dikotil merupakan tumbuhan yang berbiji keping dua,
tumbuhan dikotil juga bisa ditentukan dengan melihat akar, batang, daun
dan bunga pada tumbuhan. Pada bagian akar tumbuhan dikotil yaitu
mempunyai akar tunggang, pada bagian batang tumbuhan dikotil yaitu
mempunyai kambium, pada bagian daun tumbuhan dikotil yaitu bentuk
daun dan sistem pertulangannya menyirip dan menjari, dan pada bagian
bunga tumbuhan dikotil yaitu pada bagian perhiasan bunga terdiri dari
2,4,5, atau kelipatannya.
2. Berdasarkan anatominya
a. Tumbuhan monokotil
Dilihat dari struktur akar tumbuhan monokotil yaitu yaitu letak xilem dan
floemnya berselang seling, sruktur batang tumbuhan monokotil letak
xilem dan floem tidak teratur atau tidak rapi, dan struktur daun tumbuhan
monokotil yaitu tidak mempunyai perbedaan struktur anatomi dengan
tumbuhan dikotil yang bisa dibedakan hanya morfologi dari daun
monokotil.
b. Tumbuhan dikotil
Dilihat dari anatomi akar tumbuhan dikotil yaitu letak xilem dan floem
teratur, dilihat dari struktur batang letak xilem dan floem membentuk
lingkaran dan teratur, dan dilihat dari anatomi daun dikotil struktur
jaringgannya sama dengan tumbuhan monokotil hanya dapat dibedakan
dengan melihat morfologi tumbuhan tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran