Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM BOTANI FARMASI


PENGENALAN DAN PENGGUNAAN MIKROSKOP

DISUSUN OLEH:

UNIVERAL B 2023
KELOMPOK II

ASISTEN : DANISA AULIA SYAFITRI

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMARISAH MADANI
MAKASSAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Panca indera manusia memiliki kemampuan daya pisah yang terbatas.
Oleh karena itu banyak masalah mengenai benda atau organisme yang
akan diamati hanya dapat diperiksa dengan menggunakan alat bantu.
Salah satu alat bantu yang sering dipakai dalam pengamatan, terutama
dalam bidang biologi adalah Mikroskop. Mikroskop adalah sebuah alat
untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu
yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut
mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat
oleh mata. Dalam perkembangannya mikroskop mampu mempelajari
organisme hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang, sehingga mikroskop memberikan kontribusi penting
dalam penemuan mikroorganisme dan perkembangan sejarah mikrobiologi
(Muh. Shofi, Durroh Humairoh, 2019).
Mikroskop merupakan alat yang dapat menghasilkan bayangan dari
benda yang di mikroskop menjadi lebih besar. Pembesaran ini tergantung
pada berbagai faktor, diantaranya titik fokus kedua lensa (objektif f 1dan
okuler f 2), panjang tubulus atau jarak (t) lensa objektif terhadap lensaokuler
dan yang ketiga adalah jarak pandang mata normal (sn). (S Haryanti, 2019).
Mikroskop secara sederhana diartikan sebagai sebuah alat yang
memungkinkan manusia untuk mengamati suatu benda atau makhluk hidup
yang berukuran terlampau kecil sehingga tidak bisa dilihat dan diamati
hanya dengan menggunakan mata telanjang. Mikroskop merupakan
penemuan yang luar biasa dan berjasa mengembangkan multidisiplin ilmu.
Sejarah mikroskop tak bisa lepas dari penemuan lensa oleh seorang ilmuan
Thonius Philips Van Leewenhock (Hernatha,2013).
Mikroskop memiliki prinsip kerja yakni dengan memantulkan cahaya
melalui cermin, lalu diteruskan hingga lensa objektif. Di lensa objektif
bayangan yang dihasilkan adalah maya, terbalik, dan diperbesar. Kemudian
bayangan akan diteruskan dan menghasilkan bayangan yang tegak, nyata
dan diperbesar oleh mata pengamat (Andriani,2016.)
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1 Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah agar kita dapat mengetahui
struktur dan bagian bagian sel tumbuhan, mengetahui proses plasmolisis
pada sel tumbuhan.
I.2.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari praktikum mikroskop yang telah kami lakukan yaitu:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan mikroskop
2. Mengetahui macam-macam mikroskop
3. Mengetahui bagian-bagian dari mikroskop dan fungsinya
I.3 Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan dari praktikum ini yaitu penggunaan mikroskop
yang sangat diperlukan dalam mikrobiologi untuk mengamati berbagai zat
dan bahan yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Umum
II.1.1 Pengertian Mikroskop
Mikroskop merupakan alat bantu utama yang diperlukan dalam
melakukan pengamatan dan penelitian karena dapat dipergunakan untuk
mempelajari struktur dan bentuk-bentuk benda yang sangat kecil.
Mikroskop berasal dari kata mikro yang berarti kecil dan scopium yang
berarti melihat (penglihatan). Mikroskop dapat diartikan dengan kata lain
sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
telanjang. Kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah dilihat dengan
mata. Antony Van Leuwenhoek orang yang pertama kali menggunakan
mikroskop walaupun dalam bentuk sederhana pada bidang mikrobiologi.
Kemudian pada tahun 1600 Hans dan Z Jansen telah menemukan
mikroskop yang lebih maju dengan nama mikroskop ganda. Mikroskop
berasal dari kata mikro yang berarti kecil dan scopium (penglihatan)
(Ramadhani, 2020).
Mikroskop merupakan alat yg sering digunakan dilaboratorium dan
berfungsi untuk mengamati suatu objek yang sangat kecil dengan cara
melakukan perbesar bayangan objek dengan menggunakan lensa.
Mikroskop memiliki dua kali proses perbesaran bayangan yaitu lensa objek
(lensa yang dekat dengan objek) dan lensa okuler (lensa
yang dengan mata) (Masyhud Muoddam, dkk, 2020).
II.1.2 Macam-Macam Mikroskop
Adapun macam-macam dari mikroskop antara lain (Ramadhani, 2020) :
II.1.2.1 Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya memiliki perbesaran maksimal 1000 kali.
Mikroskop memiliki kaki yang berat dan kokoh agar dapat berdiri dengan
stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif,
lensa okuler dan lensa kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak
pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop
biasanya membentuk bayangan tunggal (monokuler) atau ganda
(binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat dudukan lensa obektif
yang bias dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop
terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa
yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi objek
dan lensa mikroskop yang lain. Pada mikroskop konvensional, sumber
cahaya masih barasal dari sinar matahari yang dipantulkan oleh suatu
cermin dataar ataupun cukung yang terdapat dibawah kondensor. Cermin
ini akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada
mikroskop modern sudah dilengkapai lampu sebagai pengganti cahaya
matahari. Lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama.
Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan menentukan
daya pisah specimen, sehingga 8 mampu menunjukkan struktur renik yang
berdekatan sebagai dua benda yang terpisah. Lensa okuler, merupakan
lensa mikroskop yang terdapat dibagian ujung atas tabung, berdekatan
dengan mata pengamat. Lensa ini berfugsi untuk memperbesar bayangan
yang dihasilkan oleh lensa objektif. Perbesran bayangan yang terbentuk
berkisar antara 4-25 kali. Lensa kondensor berfungsi untukk mendukung
terciptanya pencahayaan padda objek yang akan difokus, sehinga
pengaturannya tepat akan diperoleh daya pisah maksimal, dua benda
menjadi satu. Perbesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah
mikroskop kurang baik.
II.1.2.2 Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa
digunakan untuk benda yang berukuran relative besar. Mikroskop stereo
memiliki perbesasran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan
mikroskop ini dapat dilihat secara 3 dimensi. Komponen utama mikroskop
stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya. Lensa terdiri atas lensa
okuler dan lensa objektif. Beberapa perbedaan dengan mikroskop cahaya
adalah: (1) ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat
bentuk tiga dimensi benda yang diamati, (2) sumber cahaya berasal dari
atas sehingga objek yang tebal dapat diamati. Perbesaran lensa okuler
biasannya 3 kali, sehingga prbesaran objek total minimal 30 kali. Pada
bagian bawah mikroskop terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lenda
objektif terdapat lampu yang dihubungkan dengan transformator.
Pengaturan focus objek terletak disamping tangkai mikroskop, sedangkan
pengaturan perbesaran terletak diatas pengatur fokus.
II.1.2.3 Mikroskop Elektron
Adalah sebuah mikroskop yang mampu melakuakan pembesaran
objek sampai dua juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro
maknetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta
memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih
bagus dari pada mikroskop cahaya. Mikroskop electron ini menggunakan
jauh lebih banyak energi dan radiasi elektro maknetik yang lebih pendek
dibandingkan mikroskop cahaya. Macam –macam mikroskop elektron:
1) Mikroskop transmisi elektron (TEM)
2) Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)
3) Mikroskop pemindai electron
4) Mikroskop pemindai lingkungan electron (ESEM)
5) Mikroskop refleksi elektron (REM)
II.1.2.4 Mikroskop Ultraviolet
Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa adalah mikroskop
ultraviolet. Karena cahaaya ultraviolet memiliki panjang gelombang yang
lebih pendek dari pada cahaya yang dapat dilihat, penggunaan cahaya ultra
violet untuk pencahayaan dapat meningkatkan daya pisah menjadi 2 kali
lipat daripada mikroskop biasa. Batas daya pisah lalu menjadium. Karena
cahaya ultra violet tak dapat dilihat oleh mata manusia, bayangan benda
harus direkam pada piringan peka cahaya. Mikroskop ini menggunakan
lensa kuasa, dan mikroskop ini terlalu rumit serta mahal untuk dalam
pekerjaan sehari-hari.

II.1.2.5 Mikroskop Pender


(Flourenscence Microscope) Mikroskop pender ini dapat digunakan
untuk mendeteksi benda asing atau Antigen (seperti bakteri, ricketsia, atau
virus) dalam jaringan. Dalam teknik ini protein anttibodi yang khas mula-
mula dipisahkan dari serum tempat terjadinya rangkaian atau dikonjungsi
dengan pewarna pendar. Karena reaksi Antibodi-Antigen itu besifat khas,
maka peristiwa pendar akan terjadi apabila antigen yang dimaksud ada dan
dilihat oleh antibody yang ditandai dengan pewarna pendar.
II.1.2.6 Mikroskop medan-gelap
Mikroskop medan gelap digunakan untuk mengamati bakteri hidup
khususnya bakteri yang begitu tipis yang hamper mendekai batas daya
mikrskop majemuk. Mikroskop medan-Gelap berbeda dengan mikroskop
cahaya majemuk biasa hanya dalam hal adanya kondensor khusus yang
dapat membentuk kerucut hampa berkas cahaya yang dapat dilihat. Berkas
cahaya dari kerucut hampa ini dipantulkan dengan sudut yang lebih kecil
dari bagian atas gelas preparat.
II.1.2.7 Mikroskop Fase kontras
Cara ideal untuk mengamati benda hidup adalah dalam keadaan
alamiahnya: tidak diberi warna dalam keadan hidup, namun pada galibnya
fragma benda hidup yang mikroskopik (jaringan hewan atau bakteri) tembus
chaya sehingga pada masing-masing tincram tak akan teramati, kesulitan
ini dapat diatasi dengan menggunakan mikroskop fasekontras. Prinsip alat
ini sangat rumit. apabila mikroskop biasa digunakan nuklus sel hidup yang
tidak diwwarnai dan tidak dapat dilihat, walaupun begitu karena nucleus
dalam sel, nucleus ini mengubah sedikit hubungan cahaya yang melalui
materi sekitar inti. Hubungan ini tidak dapat ditangkap oleh mata manusia
disebut fase. Namun suatu susunan filter dan diafragma pada mikroskop
fase kontras akan mengubah perbedaan fase ini menjadi perbedaan dalam
terang yaitu daerahdaerah terang dan bayangan yang dapat ditangkap oleh
mata.

II.1.3 Bagian-Bagian mikroskop


1. Lensa okuler / eyepiece
Lensa okuler mikroskop merupakan lensa yang berda di dekat
mata pengamat dan terletak di bagian ujung atas tabung
mikroskop. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar bayangan yang
dihasilkan oleh lensa objektif dengan perbesaran bayangang sekitar
4-25 kali (Abid, 2015).
2. Lensa objektif / objective
Lensa objektif berada dekat dengan objek yang akan diamati dan
bekerja dalam pembentukan bayangan pertama dari objek
tersebut. Lensa objektif dapat memperbesar bayangan objek
dengan beraneka macam ukuran dan memiliki nilai apertura (NA).
Nilai apertura adalah ukuran daya pisah suatu lensa objektif yang
akan menentukan daya pisah spesimen sehingga mampu
menunjukkan struktur kecil yang berdekatan menjadi terpisah agar
semakin mudah untuk diamati (Abid, 2015).
3. Revolver / nosepiece
Revolver adalah tempat terletaknya lensa objektif yang digunakan
untuk mengamati objek dengan berbagai perbesaran yang ada.
Revolver digunakan dengann cara diputar untuk memilih
perbesaran lensa objektif yang ingin digunnakan hingga berada
pada posisi yang tepat dan terklik dengan benar (Lavanya et al,
2017).
4. Lengan / arm
Lengan merupakan bagian yang menopang meja, tubus, dan
berbagai tombol pengatur mikroskop. Lengan dapat ditegakkan atau
direbahkan karena terdapat engsel diantara kaki dan lengan. Lengan
digunakan untuk memegang mikroskop sehingga dapat
mempermudah saat memindahkannya (Abid, 2015).
5. Kondesor / condenser
Kondesor merupakan lensa yang tersusun dari 2 buah lensa yang
berfungsi untuk mengumpulkan dan mengfokuskan Cahaya pada
objek yang sedang diamati (Ramadhani, 2020).
6. Diafragma
Bagian ini berfungsi untuk mengatur intensitas Cahaya yg
dibutuhkan saat melakukan pengamatan terhadap objek dengan
cara mengatur bukaan iris. Diafragma terletak dibagian bawah meja
mikroskop (Ramadhani, 2020).
7. Sumber Cahaya / light source
Sumber Cahaya biasanya terletak dibagian bawa mikroskop yang
biasanya berupa lampu untuk memberikan Cahaya saat mengamati
objek. Lampu memiliki kontrol intensitas Cahaya untuk memvariasi
Cahaya sesuai kebutuhan pengamat (Abid,2015).
8. Makrometer kasar
Makrometer kasar digunakan untuk menyesuaikan focus bayangan
objek yang diamati secara cepat untuk mencari gambar objek yang
terfokus sehingga tabung mikroskop dapat turun atau naik dengan
cepat (Lavanya et al, 2017).
9. Makrometer halus
Makrometer halus digunakan untuk memfokuskan bayangan objek
kegambaran yang lebih tajam dan pergerakannya lebih lambat
(Lavanya et al, 2017).
10. Meja / stage
Meja merupakan tempat meletakkan objek dengan bukaan dibagian
Tengah yang dapat memungkinkan lewatnya Cahaya dari sumber
penerangan hingga ke mata pengamat (Abid,2015).
II.2 Uraian Bahan
II.2.1 Aquadest (FI Edisi III 96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air Suling
KM/BM : H2O / 18,02
Pemerian :Tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak
mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
Kegunaan : sebagai pelarut
II.3 Klasifikasi Tanaman
II.3.1 Kentang( Solanum tuberosum )(Plantamor,2023)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliophyta
Subkelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum L
BAB III
METODE KERJA
III.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum ini bertempat di Laboratorium Biologi
Universitas Almarisah Madani Makassar pada tanggal 13 Oktober
2023.
III.2 Alat dan Bahan
III.2.1 Alat-alat
Beberapa alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop,
gelas obyek, gelas penutup, botol semprot, silet pinset, lap kasar, lap
halus, gunting, dan tissue.
III.2.2 Bahan
Beberapa alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah koran
(huruf A), kentang (Solanum tuberosum), dan aquadest.
III.3 Cara kerja
III.3.1 Cara kerja Pengamatan Koran
1) Meletakkan potongan huruf "A" pada gelas obyek
2) Menutup kertas dengan perlahan-lahan dengan gelas penutup
3) Mengamati preparet dengan menggunakan perbesaran lensa
objektif 4x,10x
4) Membandingkan dan mengamati letak bayangan dengan letak
obyek
5) Menggambar bayangan tersebut
6) Menggeser preparet dari kiri ke kanan
7) Mencatat hasil pengamatan
8) Mengukur luas bidang pandang
9) Meletakkan potongan huruf “A” pada gelas obyek
10) Menutup kertas dengan perlahan-lahan dengan gelas obyek
11) Mengamati preparet dengan menggunakan perbesaran lensa
objektif
12) Mengamati lensa okuler dimna letak huruf “A”
13) Menggeser ke arah kanan sampai batas terakhir huruf terlihat
14) Dokumemtasi pengamatan
III.3.2 Cara kerja Pengamatan Kentang
1) Menuangkan sedikit amylum di atas permukaan gelas, selanjutnya
ditetesi air
2) Menutup dengan perlahan-lahan dengan gelas penutup
3) Mengamati preparet dengan menggunakan perbesaran lensa
objektif 4x,10x
4) Menggambar bayangan tersebut
5) Menggeser preparet dari kiri ke kanan
6) Mengamati lewat lensa okuler
7) Menggeser ke arah kanan dan kiri untuk memastikan gambar yang
di lihat
8) Dokumentasi pengamatan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Tabel Hasil Pengamatan
No Sampel Gambar Keterangan Literatur
1. Koran Tulisan Dari hasil
guntingan pengamatan
koran huruf tersebut
“A” didapatkan hasil
yang sesuai
dengan literatur
Tulisan guntingan dimana pada
koran di gelas obyek bayangan
Pada mikroskop
pengamatan dipengaruhi
huruf “A" oleh dua lensa
terlihat yaitu lensa
adanya objektif dan
maya,terbalik lensa okuler.
Pengamatan mikroskop
dan Lensa objektif
perbesaran 4 x 10
diperbesar. akan
Pada membentuk
pengamatan bayangan
huruf “A”yang maya,
terlihat selanjutnya
adalah bayangan maya
maya,terbalik tersebut
Pengamatan mikroskop dan diperbesar oleh
perbesaran diperbesar lensa okuler
10 x 10 serta mulai menghasilkan
terlihat serat bayangan maya
serta huruf yang terlihat
oleh mata. Jadi
yang sudah bayangan yang
mulai pudar. terbentuk oleh
mikroskop
adalah maya
terbalik dan
diperbesar.
(Hanif, dkk.
2015)
Pada
pengamatan
huruf “A”
sudah tidak
terlihat dan
juga serat
semakin
Pengamatan mikroskop jelas.
perbesaran 40 x 10
2. Kentang Pada Hasil percobaan
perbesaran 4 tersebut sesuai
x 10 terlihat dengan literatur
Butir-butir
Amilum pati kentang percobaan
nampak pengamatan
seperti bulat kentang.
Pengamatan mikroskop
telur yang Dimana pada
perbesaran 4 x 10
sangat kecil pembesaran
(butir-butir 4x,10x dan 40x
amilum). hasil yang
Pada diperoleh dari
perbesaran pembesarana
10 x 10 4x terlihat bulir-
Lamela

terlihat bulir amilum,


Hilus
bagian- kemudian pada
bagian sel pembesaran
Pengamatan mikroskop amilum yaitu 10x dan 40x
perbesaran 10 x 10 lamella dan terlihat bagian-
hilus. bagian sel
Pada kentang yakni
perbesaran lamela dan hilus.
40 x 10 (Andre yuko,
terlihat jelas dkk. 2018)
bagian-
bagian sel
Pengamatan mikroskop amilum yaitu
perbesaran 40 x 10 lamella dan
hilus.

IV.2 Pembahasan
Kertas Koran (huruf A) pada praktikum penggunaan mikroskop
digunakan sebagai obyek atau preparat yang akan diamati dengan
menggunakan mikroskop. Cara membuat preparat yakni obyek atau benda
dalam praktikum kali ini yaitu kertas koran diambil atau dipotong salah satu
hurufnya. Kemudian diletakkan pada gelas obyek dan ditetesi dengan
aquades sebanyak satu tetes. Lalu obyek tersebut ditutup dengan
menggunakan gelas penutup agar obyek tidak menempel pada gelas
obyek. Kemudian ditempelkan pada gelas obyek sehingga air merata ke
seluruh bagian gelas penutup. ini bertujuan agar tidak ada gelembung
udara di dalam preparat. Sehingga didapatkan preparat huruf dari kertas
koran yang kemudian akan diamati kondisi huruf dengan menggunakan
mikroskop pada berbagai macam perbesaran yaitu 4x,10x, dan 40x ini
untuk membuktikan apakah literatur yang sudah ada benar atau tidak
Pada perbesaran 4x huruf “A” yang terlihat adalah maya, terbalik dan
diperbesar. Pada perbesaran 10x huruf “A” yang terlihat adalah maya,
terbalik dan diperbesar, terlihat juga serat dan huruf yang sudah mulai tidak
terlihat. Pada perbesaran 40x huruf “A” sudah tidak terlihat dan juga
seratnya semakin terlihat.
Dari hasil pengamatan tersebut didapatkan hasil yang sesuai
dengan literatur dimana pada bayangan mikroskop dipengaruhi oleh dua
lensa yaitu lensa objektif dan lensa okuler. Lensa objektif akan membentuk
bayangan maya, selanjutnya bayangan maya tersebut diperbesar oleh
lensa okuler menghasilkan bayangan maya yang terlihat oleh mata. Jadi
bayangan yang terbentuk oleh mikroskop adalah maya terbalik dan
diperbesar (Hanif, dkk. 2015).
Pada percobaan kedua dengan menggunakan sampel kentang
amyllum sorani (pati kentang) adalah pati yang diperoleh dari umbi solarium
tuberosom. Hilus atau hilum adalah titik terbentuknya butir tepung, titik
permukaan ini disebut pula titik inisial. Lamela adalah garis-garis halus yang
mengelilingi hilus (Sumarsono, Samiyarsih. 2013). Pada perbesaran 4x
terlihat butir-butir amilum, kemudian pada perbesaran 10x dan 40x terlihat
bagian-bagian sel amilum yaitu lamela dan hilus.
Hasil percobaan tersebut sesuai dengan literatur percobaan
pengamatan kentang. Dimana pada pembesarn 4x,10x dan 40x hasil yang
diperoleh dari pembesarana 4x terlihat bulir-bulir amilum, kemudian pada
pembesaran 10x dan 40x terlihat bagian-bagian sel kentang yakni lamela
dan hilus (Andre yuko, dkk. 2018).
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang di dapat dari praktikum ini yaitu mikroskop
sebagai alat utama dalam melakukan pengamatan dan penelitian
dalam bidang biologi, untuk mempelajari struktur benda-benda yang
kecil. Kemudian pada percobaan pengamatan huruf “A” dari koran
terlihat bentuk huruf yang maya terbalik dan diperbesar dan pada
percobaan pengamatan pati kentang diperoleh dari hasil pengamatan
terlihat butir-butir amilum dan terlihat sel lamella dan hilus dari kentang.
V.2 Saran
V.2.1 Saran Untuk Dosen
Diharapkan ikut serta dalam praktikum agar dapat memberikan materi
dengan lebih rinci serta mengawasi jalannya praktikum.
V.2.2 Saran Untuk Asisten
Diharapkan lebih rinci lagi dalam menjelaskan cara penggunaan alat
agar praktikkan tidak lagi bingung tentang cara penggunaan alat.
V.2.3 Saran Untuk Laboratorium
Diharapkan di laboratorium terdapat pendingin ruangan yang lebih
banyak lagi agar praktikkan lebih nyaman dalam melakukan prkatikum.
DAFTAR PUSTAKA
Abid.H. 2015. Pengendali penempatan posisi preparat pada mikroskop
digital untuk pengambilan Glass Slide Position Controller On Digital.
Tugas akhir TE 141599,pp.
Andre yuko, dkk. 2018 .“Botani mikroskop”. Jakarta:CGE
Andriani, R. (2016). Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk
Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal
Mikrobiologi, 1(1).
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia
Edisi III. Jakarta.
Hanif,dkk. 2015. Mikroskop dan Pengamatan Sel. Jakarta: Universitas
Islam Hidayatullah Jakarta Fakultas Sains dan Teknologi Program
Studi Biologi.
Haryanti, Sri. Pengembangan Almari Penyimpanan Terstandar untuk
Perawatan Mikroskop di Laboratorium Jurusan Kesehatan
Lingkungan. Diss. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, 2019.
Hernatha, T. 2013. Identifikasi Butir-Buir Lemak dan Bakteri Patogen pada
Susu dengan Menggunakan Mikroskop Binokular Xsz-107bn.
Disertasi, Universitas Diponegoro, Semarang.
Lavanya, A. et al. (2017). Troubleshooters in light microscopy, world journal
of dentistry, 8(6), pp. 511-518.
Masyhud Muoddam, dkk. 2020. Modul Digitalisasi Mikroskop Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta Indonesia.
Plantamor,2023. Solanum tuberosum , Jumat 13 Oktober 2023
Ramadhani, Sulistyani Puteri. "Pengelolaan Laboratorium." Depok: Yiesa
Rich Foundation (2020).
Shofi, Muh, and Durroh Humairoh. "Pengenalan dan pelatihan Penggunaan
Mikroskop pada Siswa Kelas IV SD Islamic International School
Pesantren Sabilil Muttaqien Kediri." Prosiding (SENIAS) Seminar
Pengabdian Masyarakat. 2019.
LAMPIRAN
Dokumentasi
No. Gambar Keterangan
1. Menyiapakan
mikroskop

2. Menyiapkan bahan
sampel (potongan
koran huruf “A”)

3. Sampel kentang di
potong tipis
menggunakan silet

4. Bersihkan preparat
menggunakan
aquades

5. Letakkan sampel
huruf “A” di preparate
6. Letakkan sampel
kentang di preparate

7. Tetesi sampel koran


huruf “A” dengan
aquades

8. Tetesi sampel kentang


dengan aquades

9. Tutup sampel yang


telah ditetesi dengan
aquades dengan
gelas penutup

10. Letakkan preparat


yang sudah dibuat
pada mikroskop

11. Atur perbesaran 4x,


10x, 40x
12. Amati sampel
Skema Kerja

Disiapkan alat dan bahan

Disiapkan preparat yang berisi sampel

Diteteskan medium (aquades)

Diamati sampl pada mikroskop dengan


perbesaran 4x, 10, 40x, 100x

Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai