DISUSUN OLEH:
UNIVERAL B 2023
KELOMPOK II
IV.2 Pembahasan
Kertas Koran (huruf A) pada praktikum penggunaan mikroskop
digunakan sebagai obyek atau preparat yang akan diamati dengan
menggunakan mikroskop. Cara membuat preparat yakni obyek atau benda
dalam praktikum kali ini yaitu kertas koran diambil atau dipotong salah satu
hurufnya. Kemudian diletakkan pada gelas obyek dan ditetesi dengan
aquades sebanyak satu tetes. Lalu obyek tersebut ditutup dengan
menggunakan gelas penutup agar obyek tidak menempel pada gelas
obyek. Kemudian ditempelkan pada gelas obyek sehingga air merata ke
seluruh bagian gelas penutup. ini bertujuan agar tidak ada gelembung
udara di dalam preparat. Sehingga didapatkan preparat huruf dari kertas
koran yang kemudian akan diamati kondisi huruf dengan menggunakan
mikroskop pada berbagai macam perbesaran yaitu 4x,10x, dan 40x ini
untuk membuktikan apakah literatur yang sudah ada benar atau tidak
Pada perbesaran 4x huruf “A” yang terlihat adalah maya, terbalik dan
diperbesar. Pada perbesaran 10x huruf “A” yang terlihat adalah maya,
terbalik dan diperbesar, terlihat juga serat dan huruf yang sudah mulai tidak
terlihat. Pada perbesaran 40x huruf “A” sudah tidak terlihat dan juga
seratnya semakin terlihat.
Dari hasil pengamatan tersebut didapatkan hasil yang sesuai
dengan literatur dimana pada bayangan mikroskop dipengaruhi oleh dua
lensa yaitu lensa objektif dan lensa okuler. Lensa objektif akan membentuk
bayangan maya, selanjutnya bayangan maya tersebut diperbesar oleh
lensa okuler menghasilkan bayangan maya yang terlihat oleh mata. Jadi
bayangan yang terbentuk oleh mikroskop adalah maya terbalik dan
diperbesar (Hanif, dkk. 2015).
Pada percobaan kedua dengan menggunakan sampel kentang
amyllum sorani (pati kentang) adalah pati yang diperoleh dari umbi solarium
tuberosom. Hilus atau hilum adalah titik terbentuknya butir tepung, titik
permukaan ini disebut pula titik inisial. Lamela adalah garis-garis halus yang
mengelilingi hilus (Sumarsono, Samiyarsih. 2013). Pada perbesaran 4x
terlihat butir-butir amilum, kemudian pada perbesaran 10x dan 40x terlihat
bagian-bagian sel amilum yaitu lamela dan hilus.
Hasil percobaan tersebut sesuai dengan literatur percobaan
pengamatan kentang. Dimana pada pembesarn 4x,10x dan 40x hasil yang
diperoleh dari pembesarana 4x terlihat bulir-bulir amilum, kemudian pada
pembesaran 10x dan 40x terlihat bagian-bagian sel kentang yakni lamela
dan hilus (Andre yuko, dkk. 2018).
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang di dapat dari praktikum ini yaitu mikroskop
sebagai alat utama dalam melakukan pengamatan dan penelitian
dalam bidang biologi, untuk mempelajari struktur benda-benda yang
kecil. Kemudian pada percobaan pengamatan huruf “A” dari koran
terlihat bentuk huruf yang maya terbalik dan diperbesar dan pada
percobaan pengamatan pati kentang diperoleh dari hasil pengamatan
terlihat butir-butir amilum dan terlihat sel lamella dan hilus dari kentang.
V.2 Saran
V.2.1 Saran Untuk Dosen
Diharapkan ikut serta dalam praktikum agar dapat memberikan materi
dengan lebih rinci serta mengawasi jalannya praktikum.
V.2.2 Saran Untuk Asisten
Diharapkan lebih rinci lagi dalam menjelaskan cara penggunaan alat
agar praktikkan tidak lagi bingung tentang cara penggunaan alat.
V.2.3 Saran Untuk Laboratorium
Diharapkan di laboratorium terdapat pendingin ruangan yang lebih
banyak lagi agar praktikkan lebih nyaman dalam melakukan prkatikum.
DAFTAR PUSTAKA
Abid.H. 2015. Pengendali penempatan posisi preparat pada mikroskop
digital untuk pengambilan Glass Slide Position Controller On Digital.
Tugas akhir TE 141599,pp.
Andre yuko, dkk. 2018 .“Botani mikroskop”. Jakarta:CGE
Andriani, R. (2016). Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk
Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal
Mikrobiologi, 1(1).
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia
Edisi III. Jakarta.
Hanif,dkk. 2015. Mikroskop dan Pengamatan Sel. Jakarta: Universitas
Islam Hidayatullah Jakarta Fakultas Sains dan Teknologi Program
Studi Biologi.
Haryanti, Sri. Pengembangan Almari Penyimpanan Terstandar untuk
Perawatan Mikroskop di Laboratorium Jurusan Kesehatan
Lingkungan. Diss. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, 2019.
Hernatha, T. 2013. Identifikasi Butir-Buir Lemak dan Bakteri Patogen pada
Susu dengan Menggunakan Mikroskop Binokular Xsz-107bn.
Disertasi, Universitas Diponegoro, Semarang.
Lavanya, A. et al. (2017). Troubleshooters in light microscopy, world journal
of dentistry, 8(6), pp. 511-518.
Masyhud Muoddam, dkk. 2020. Modul Digitalisasi Mikroskop Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta Indonesia.
Plantamor,2023. Solanum tuberosum , Jumat 13 Oktober 2023
Ramadhani, Sulistyani Puteri. "Pengelolaan Laboratorium." Depok: Yiesa
Rich Foundation (2020).
Shofi, Muh, and Durroh Humairoh. "Pengenalan dan pelatihan Penggunaan
Mikroskop pada Siswa Kelas IV SD Islamic International School
Pesantren Sabilil Muttaqien Kediri." Prosiding (SENIAS) Seminar
Pengabdian Masyarakat. 2019.
LAMPIRAN
Dokumentasi
No. Gambar Keterangan
1. Menyiapakan
mikroskop
2. Menyiapkan bahan
sampel (potongan
koran huruf “A”)
3. Sampel kentang di
potong tipis
menggunakan silet
4. Bersihkan preparat
menggunakan
aquades
5. Letakkan sampel
huruf “A” di preparate
6. Letakkan sampel
kentang di preparate
Dokumentasi