Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM BOTANI FARMASI


“PENGENALAN DAN PENGGUNAAN MIKROSKOP”

OLEH :
KELOMPOK I
STIFA E 2022

ASISTEN : ANDI RHANY NURFATHMA

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI


PROGRAM STUDI STRATA SATU FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pada masa globalisasi seperti sekarang ini yang diiringi dengan
majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, sudah banyak ditemukan
berbagai alat dan teknologi yang dapat membantu kita dalam memecahkan
berbagai masalah yang terjadi di kehidupan ini. Akan tetapi bagi struktur
benda atau objek yang lebih kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang, seperti sel dan jaringan pada mahluk hidup membutuhkan alat
bantu untuk dapat mengamatinya. Karena keterbatasan penglihatan
manusia inilah yang menjadi dorongan para ilmuwan untuk mencari alat
yang bisa digunakan untuk mempermudah mengamati bagian tubuh
mahluk hidup yang sangat kecil itu yang dikenal dengan mikroskop
(Abdullah, 2014).
Mikroskop juga memiliki banyak manfaat diberbagai aspek kehidupan
diantaranya dalam ilmu kedokteran, ilmu forensik, geologi, industri, dan juga
untuk meneliti tumbuhan dan hewan tingkat tinggi serta dalam bidang
makanan dan lingkungan. Orang yang pertama kali menggunakan
mikroskop adalah Antony Van Luenhouk dalam bentuk sederhana pada
bidang mikrobiologi. Kemudian pada tahun 1600 Hanz dan Z Jensen telah
menemukan mikroskop yang lebih maju dengan nama mikroskop ganda.
Kita sekarang tidak lagi harus menemukan mikroskop, tetapi kita hanya
perlu mengetahui bagaimana untuk menggunakannya dan merawatnya.
Ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop. Bagian optik,
yang terdiri dari kondensor, lensa objektif, dan lensa okuler, Bagian
nonoptik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja
objek, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek, dan sumber cahaya.
Tujuan mikroskop cahaya dan elektron adalah menghasilkan bayangan dari
benda yang dimikroskop lebih besar (Anneahira, 2013).
Terdapat berbagai tipe mikroskop yang masing-masing mempunyai
tujuan penggunaan tertentu dan dengan berbagai macam kelengkapannya
pula. Mikroskop yang sering digunakan dalam biologi adalah mikroskop
cahaya. Baik yang berlensa okuler tunggal atau dikenal dengan mikroskop
monokuler, maupun yang berlensa okoler ganda atau yang disebut
mikroskop binokuler (Anneahira, 2013).
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1 Maksud Percobaan
Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui bagian-
bagian dan cara-cara penanganan pemeliharaan mikroskop.
I.2.2 Tujuan Percoban
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu memperkenalkan bagian-
bagian mikroskop dan prinsip-prinsip kerjanya, memperkenalkan cara-cara
penanganan dan pemeliharaan mikroskop, dan memperkenalkan cara-cara
penyiapan sediaan hayati basah untuk dilihat dengan mikroskop.
I.3 Prinsip Percobaan
Adapun prinsip dari praktikum ini adalah pengamatan suatu sampel
yaitu sampel kentang, kertas koran huruf “a” dan gabus sterofoam dengan
menggunakan mikroskop, kemudian diamati menggunakan perbesaran
4x,10x, dan 40x. Dokumentasikan hasil pengamatan tersebut disetiap
sampel yang diamati.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Umum
II.1.1 Definisi Mikroskop
Panca indera manusia memiliki kemampuan daya pisah yang terbatas,
karena itu banyak masalah yang mengenai organisme yang akan diamati
hanya dapat diperiksa dengan menggunakan alat-alat bantu. Salah satu
alat bantu yang sering digunakan dalam pengamatan preparat mikroskopis
adalah mikroskop (Tim Dosen Pembina, 2017)
Mikroskop berasal dari bahasa Yunani yang berasal dari kata micros
yang berarti kecil dan scopein yang berarti melihat. Jadi, secara definisi
mikroskop adalah alat untuk melihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat
dengan mata kasar. Mikroskop juga bisa didefenisikan sebagai alat yang
bisa digunakan untuk melihat benda-benda yang ukurannya sangat kecil
yang tak bisa diamati oleh matatelanjang (Anneahira, 2013)
Dua parameter penting dalam mikroskopi (teknik-teknik penggunaan
mikroskop) adalah perbesaran dan daya resolusi (atau resolusi saja)
ataudaya urai. Perbesaran (magnification) adalah perbandingan ukuran
citra objek dengan ukuran sebenarnya. Resolusi adalah ukuran kejelasan
citra; yaitu jarak minimum yang dapat memisahkan dua titik sehingga masih
bisa dibedakan sebagai dua titik (Andryani, 2015)
Terdapat berbagai tipe mikroskop yang masing-masing mempunyai
tujuan penggunaan tertentu dan dengan berbagai macam kelengkapannya
pula. Mikroskop yang sering digunakan dalam biologi adalah mikroskop
cahaya. Baik yang berlensa okuler tunggal atau dikenal dengan mikroskop
monokuler, maupun yang berlensa okoler ganda atau yang disebut
mikroskop binokuler (Andryani, 2015).
II.1.2 Jenis-Jenis Mikroskop
Setelah mengetahui tentang pengertian mikroskop, selanjutnya yaitu
mengetahui tentang macam-macam mikroskop yang biasa digunakan, atau
yang terdapat di dalam laboratorium (Tim Penyusun,2013)
1. Mikroskop Cahaya
Macam-macam mikroskop yang pertama adalah mikroskop cahaya.
Dinamakan mikroskop cahaya karena saat mengamati objeknya, yaitu
menggunakan cahaya. Sumber cahaya bisa dengan menggunakan cahaya
sekitar yang dipantulkan dengan menggunakan cermin atau menggunakan
cahaya lampu yang terhubung dengan listrik ini juga dibantu oleh lensa
untuk memfokuskan pada objek yang akan diamati. Contoh dari mikroskop
cahaya adalah mikroskop monokuler, mikroskop binokuler, mikroskop
trinokulern.
a) Mikroskop Monokuler
Macam-macam mikroskop yang termasuk dalam kategori mikroskop
cahaya ini menggunakan 1 lensa okuler untuk mengamati objek yang
diletakkan pada meja preparat. Mikroskop monokuler biasanya digunakan
untuk mengamati objek dengan satu mata saja.

Gambar 1. Mikroskop Monokuler (Tim penyusun, 2013)


b) Mikroskop Binokuler
Mikroskop binokuler merupakan macam-macam mikroskop yang
termasuk dalam kategori mikroskop cahaya selanjutnya. Jumlah lensa
okuler mikroskop binokuler ini terdiri dua lensa okuler. Sehingga dengan
menggunakan mikroskop binokuler ini memudahkan mata lebih jelas untuk
melihat benda-benda kecil yang akan diteliti.
Gambar 2. Mikroskop Binokuler (Tim penyusun, 2013)
c) Mikroskop Trinokuler
Mikroskop trinokuler merupakan jenis mikroskop yang termasuk dalam
kategori mikroskop cahaya. jika pada mikroskop monokuler hanya bisa
diamati dengan satu mata, mikroskop binokuler dengan dua mata, maka
trinokuler bisa dipasangkan kamera, sehingga bisa diamati menggunakan
monitor.

Gambar 3. Mikroskop Trinokuler (Kinaryosih, 2014)


2. Mikroskop Elektron
Mikroskop elektron merupakan macam-macam mikroskop selanjutnya
yang harus untuk diketahui oleh masyarakat awam. Mikroskop elektron
menggunakan sumber energi dari elektron untuk memperbesar bayangan
objek. Mikroskop jenis ini menggunakan medan magnet sebagai pengganti
lensa untuk mempusatkan energi pada objek yang diamati. Terdapat dua
macam mikroskop elektron, yakni SEM atau Scanning Electron Microscope
dan TEM atau Transmition Electron Microscope (Widiyastuti, 2016)

Gambar 4. Mikroskop Elektron (Widiyastuti, 2016)


II.1.3 Bagian-bagian Mikroskop
Menurut Kinaryosih (2014), bagian-bagian dan fungsi dari mikroskop,
yaitu:

Gambar 5. Alat Mikroskop (Heri, 2017)


1. Lensa objektif : Lensa yang letaknya dekat dengan objek yang diamati.
Lensa ini dapat memperbesar objek yang bervariasi antara 10x sampai
10x. Lensa okuler; Lensa okuler dapat memperbesar objek antara 5x
sampai 10x, bergantung jenis mikroskopnya. Karena mikroskop ini
menggunakan dua buah lensa maka bayangan benda yang diamati
dengan mikroskop pada dasarnya mengalami duakali perbesaran
2. Cermin : Pada mikroskop yang baik, biasanya terdapat dua macam
cermin, yaitu cermin datar dan cermin cekung. Cermin datar digunakan
apabila sumber cahaya yang tersedia cukup, sedangkan cermin cekung
digunakan apabila sumber cahaya yang tersedia kurang memadai.
Kondensor dan diafragma; Pada mikroskop terdapat kondensor dan
diafragma yang berfungsi mengatur kekuatan cahaya. Dengan
mengatur kondensor dan diafragma, kamu dapat melihat objek yang
kamu amati dengan baik
3. Revolver : Merupakan bagian yang dapat diputar untuk memilih lensa
objektif yang akan digunakan. Pada revolver melekat beberapa lensa
objektif
4. Tubus : Bagian yang menghubungkan lensa objektif dengan lensa
okuler
5. Meja objek dan penjepit objek : Meja objek digunakan untuk menyimpan
objek yang akan diamati, sedangkan penjepit objek untuk menjepit
tempat objek yang diamati
6. Lengan : Digunakan untuk memegang dan memindahkan mikroskop,
selain itu merupakan penyangga bagian optic
7. Makrometer dan mikrometer : Berfungsi Untuk menaikkan atau
menurunkan tubus secara kasar dan halus
8. Mikroskop biologi ini umumnya memiliki lensa okuler dan lensa objektif
dengan kekuatan pembesaran sebagai berikut:
a. Objektif 4x dengan okuler 10x , pembesaran 40x
b. Objektif 10x dengan okuler 10x , pembesaran 100x
c. Objektif 40x dengan okuler 10x , pembesaran 400
II.1.4 Cara Penggunan Mikroksop
Adapun langkah-langkah cara penggunaan mikroskop adalah sebagai
berikut (Anonim, 2013) :
1. Letakkan mikroskop di atas meja dengan cara memegang lengan
mikroskop sedemikian rupa sehingga mikroskop berada persis di
hadapan pemakai
2. Putar revolver sehingga lensa objektif dengan pembesaran lemah
berada pada posisi satu poros dengan lensa okuler yang ditandai bunyi
klik pada revolver
3. Mengatur cermin dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya masuk,
hingga dari lensa okuler tampak terang berbentuk bulat
4. Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan
jepit dengan penjepit objek/benda
5. Aturlah fokus untuk memperjelas gambar objek dengan cara memutar
pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa okuler. Untuk mempertajam
putarlah pemutar halus
6. Apabila bayangan objek sudah ditemukan, maka untuk memperbesar
gantilah lensa objektif dengan ukuran dari 10x, 40x, atau 100x, dengan
cara meutar revolver hingga bunyi klik.
II.2 Uraian Bahan
II.2.1 Aquadest (DIRJEN POM, 1979 Hal: 96)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
RM/BM : H2O /18,02 g/mol
Rumus struktur : H-O-H
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, dan tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai medium
II.3 Klasifikasi Tanaman
II.3.1 Tanaman Kentang Menurut Plantamor (2021):
Regnum : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliophyta
Subkelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum L.

Gambar 6. Tumbuhan Kentang (Ferliati,2013)


BAB III
METODE KERJA
III.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Adapun praktikum ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2022 di
Laboratorium Biologi Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar.
III.2 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop,
gelas objek, gelas penutup, pipet, cawan porselin dan silet.
III.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah potongan
kertas koran huruf “a”, gabus dan kentang.
III.2 Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dibuat sampel preparat. Bahan yang akan diamati diletakkan diatas
gelas objek, tetesi dengan medium aquadest lalu tutup dengan gelas
penutup dan usahakan agar tidak ada gelembung udara diatas objek
dan gelas penutup
3. Diamati sampel preparat. Preparat yang sudah disiapkan letakkan pada
meja mikroskop lalu amati dengan perbesaran 4x,10x dan 40x
4. Didokumentasikan hasil pengamatan yang didapat pada setiap
perbesaran mikroskop dan setiap sampel
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Tabel Hasil Pembahasan
IV.1.1 Tabel Pengamatan Kertas Koran Huruf “a"
No Sampel Gambar Deskripsi Pustaka

Kertas Nampak Analisa hasil pada


koran terlihat huruf pengamatan
1. perbesaran “a” dan tinta mikroskop pada
4x dengan yang sampel kertas
medium bentuknya koran, yaitu
aquadest terlihat jelas bayangan yang
Huruf a
terbentuk terbentuk nyata,
nyata dan terbalik, dan jelas
terbalik. terlihat (Widodo,
2015)

Nampak Analisa hasil


Kertas
terlihat huruf pada
koran
“a” dan tinta pengamatan
2. perbesaran
yang nyata mikroskop pada
10x
dan terbalik. sampel kertas
dengan
koran, yaitu
medium
Huruf a bayangan yang
aquadest
terbentuk nyata,
terbalik, dan jelas
terlihat (Widodo,
2015
Analisa hasil
Kertas
Nampak pada
koran
terlihat huruf pengamatan
3. perbesaran mikroskop pada
“a” diperbesar
40x
dan tinta yang sampel kertas
dengan
nyata. koran, yaitu
medium
bayangan yang
aquadest
terbentuk nyata,
terbalik, dan jelas
Huruf a terlihat (Widodo,
2015)

IV.1.2 Tabel Pengamatan Irisan Gabus


No Sampel Gambar Deskripsi Pustaka

Stryofoam Nampak Pada anatomi


perbesran terlihat penyusun
4x dengan dinding sel struktur gabus
1. medium dan terdapat
aquadest rongga/ruang lingkaran
Rongga
yang bulat, bersekat antara
kosong
tidak dinding sel dan
Dinding sel
beraturan rongga atau
dan ruang (Erni,
tersebar 2018)
banyak.
Styrofoam Dinding sel Nampak Pada anatomi

perbesaran terlihat penyusun

10x dengan dinding sel struktur gabus


2. dan terdapat
medium
aquadest rongga/ruang lingkaran
yang bersekat antara
Rongga/ruang
tersebar dan dinding sel dan
lebih rongga atau
diperbesar ruang (Erni,
dari 2018)
sebelumnya.

Styrofoam Dinding sel Nampak Pada anatomi


peerbesaran terlihat penyusun
3. 40x dengan dinding sel struktur gabus
medium dan terdapat
aquadest rongga/ruang lingkaran
Rongga
namun bersekat antara
kosong
terlihat dinding sel dan
buram. rongga atau
ruang (Erni,
2018)
IV.1.3 Tabel Pengamatan Kentang
No Sampel Gambar Keterangan Pustaka

Kentang Nampak Pada sampel


1.
perbesaran terlihat kentang terdapat
4x dengan lingkaran banyak butir
medium butir-butir amilum yang
aquadest Amilum amilum yang tersebar banyak
tersebar di dalamnya
banyak (Novarida, 2014)

Kentang Dinding sel Pada sampel


Nampak
perbesaran kentang terdapat
terlihat
2. 10x dengan banyak butir
lingkaran
medium amilum yang
butir-butir
aquadest tersebar banyak
amilum yang
di dalamnya
tersebar
Amilum (Novarida, 2014)
banyak

Kentang Nampak Pada sampel


perbesaran terlihat bagian kentang
3 40x dengan bagian didalam amilum
medium Lamela amilum yaitu terdapat hilus
aquadest lamela dan dan lamela
Hilus
hilus. (Erni, 2018).
IV.2 Pembahasan
Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting pada kegiatan
laboratorium sains, khususnya biologi. Mikroskop merupakan alat bantu
yang memungkinkan kita dapat mengamati objek yang berukuran sangat
kecil. Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang
organisme yang berukuran kecil. Untuk mengetahui mikroskop maka perlu
diketahui komponen mikroskop, macam mikroskop, penggunaan dan
pemeliharaannya (Abdullah, 2014).
Pada percobaan yang telah dilakukan terhadap sampel kertas koran
huruf “a” dengan penambahan medium aquadest menggunakan
perbesaran 4x dan 10x jelas terlihat, namun dengan penampakan yang
terbalik. dan pada perbesaran 40x bayangan yang muncul atau terbentuk
adalah dinding sel. Hal ini sesuai dengan literatur, Widodo (2015) yang
mengatakan bahwa analisa hasil pada pengamatan mikroskop pada
sampel kertas koran, yaitu bayangan yang terbentuk nyata, terbalik, dan
jelas terlihat.
Sampel kedua yang digunakan adalah gabus/styrofoam. Bentuk sel
styrofoam adalah bulat, sel styrofoam termasuk sel mati karena tidak
memiliki isi, tidak memiliki inti sel dan tidak ada aktivitas yang terjadi. Pada
sel mati hanya tedapat dinding sel, sementara bagian lain adalah rongga
atau ruang kosong. Pada sampel Styrofoam kami menggunakan
perbesaran 4x, 10x dan 40x. Pada perbesaran 4x dan 10x gambar terlihat
jelas dimana dinding sel terlihat jelas berbentuk bulat dan terdapat rongga
attau ruang kosong. Pada perbesaran 40x bayangan yang terbentuk atau
muncul hanya dinding sel.
Hal ini sesuai dengan literatur, menurut Erni (2018) yang menyatakan
bahwa pada anatomi penyusun struktur gabus terdapat lingkaran bersekat
antara dinding sel dan rongga atau ruang. Pada percobaan pengamatan
pada sampel kentang menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4x dan
10x didapatkan hasil lingkaran butirbutir amilum, tidak beraturan dan
tersebar banyak di dalamnya. Hal ini sesuai dengan literatur, menurut
Novarida (2014) yang menyatakan bahwa pada sampel kentang terdapat
banyak butir amilum yang tersebar banyak di dalamnya.
Untuk perbesaran 40x kami menemukan hasil dimana bagian-bagian
amilum yaitu lamela dan hilus. Hilus adalah titik permulaan terbentuknya
butir amilum sedangkan lamela adalah garis-garis halus yang mengelilingi
hilus (Sutriani, 2011). Hal ini sesuai dengan literatur, menurut Erni (2018)
yang menyatakan bahwa pada kentang terdapat hilus dan lamela.
Alasan penambahan aquadest pada percobaan pengamatan ini
dilakukan agar gelas penutup dapat menempel secara rekat pada gelas
objek (Supomo, 2016).
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa pada percobaan pengamatan mikroskop sampel koran huruf “a”
hasil yang diperoleh yaitu bayangan yang terlihat nyata, terbalik, tegak lurus
dan diperbesar dengan penambahan medium aquadest menggunakan
perbesaran 4x dan 10x, sedangkan pada percobaan gabus /styrofom
terdapat bagian-bagian sel, yaitu dinding sel dan rongga/ruang dengan
medium aquadest menggunakan perbesaran 4x, 10x dan 40x sedangkan
pada perbesaran kentang Solanum tuberosum L. dengan perbesaran
4x,10x, dan 40x dengan penambahan medium aquadest terdapat bagian-
bagian sel yaitu butir amilum.
V.2 Saran
V.2.1 Saran Untuk Dosen
Diharapkan pada saat praktikum untuk lebih memperhatikan,
mengobservasi dan mengontrol setiap kelompok agar kami lebih mengerti
sehingga praktikum dapat berjalan dengan lancar.
V.2.2 Saran Untuk Asisten
Diharapkan untuk meningkatkan kerjasamanya dengan praktikan agar
praktikum dapat berjalan dengan lancar.
V.2.3 Saran Untuk Laboratorium
Diharapkan alat untuk praktikum tersedia dalam jumlah lebih dan
dalam keadaan bagus untuk digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Lubis. 2013. Biologi.Bengkulu: Universitas Bengkulu.


Agrotek. 2010. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman. Bogor.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta
Gull, 2008. Sel-sel Pada Organisme Multiseluler. Bandung: ITB.
Hartati, S. 2011. The Digital Microscope and its image processing Utlity.
Jurnal Telkomnika. 9(3): Halaman 566-567
Kinaryosi, S. 2014. Bagian-bagian Mikroskop. Jurnal Pendidikan Fisika.
6(10): Halaman 133-137
Krisno, B. 2011. Mikrobiologi Terapan Malang. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang
NA, Campbell.dkk. 2010. Biologi.Jakarta: Erlangga.
Nuryadi, Ratna. 2008. Mikroskop dan Teknologi Nano.
Tjitrosoepomo, G. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Widodo. 2014. Penggunaan Mikroskop. Edisi revisi. Yogyakarta
Penerbit Andi
Yogi, Kadek. 2009. Mikroskop.Denpasar: Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan, Udayana.
LAMPIRAN

NO GAMBAR KETERANGAN

1.
Kertas koran huruf “a”
pada preparat

Irisan tipis
2.
gabus/styrofom

3.
Pati kentang pada
preparat
1. Pengamatan Potongan Koran Huruf “a”

Preparat sampel

- Dipotong tipis / kecil sampel huruf “a”


- Diletakkan pada kaca / gelas objek
- Ditetesi medium aquadest 1-2 tetes
- Ditutup dengan gelas penutup
Hasil Pengamatan

2. Pengamatan Potongan Gabus / Styrofoam

Preparat Sampel

- Dipotong tipis / kecil sampel gabus


- Diletakkan pada kaca / gelas objek
- Ditetesi medium aquadest 1-2 tetes
- Ditutup dengan gelas penutup

Hasil Pengamatan
3. Pengamatan Potongan Pati Kentang

Preparat sampel

-Dipotong tipis / kecil sampel pati kentang


-Diletakkan pada kaca / gelas objek
-Ditetesi medium aquadest 1-2 tetes
-Ditutup dengan gelas penutup

Hasil pengamatan

Anda mungkin juga menyukai