Anda di halaman 1dari 7

I.

Judul Praktikum
Observasi Mikroskopi Mikroba

II. Tujuan Praktikum


a. Mengetahui komponen-komponen pada mikroskop dan cara kerja mikroskop
yang baik dan benar
b. Menyiapkan dan mengamati mikroorganisme dengan mikroskop

III. Landasan Teori


III.1. Sejarah Mikroskop

Menurut sejarah, orang yang pertama kali berpikir untuk membuat alat yang
bernama mikroskop ini adalah Zacharias Janssen dibantu oleh Hans Janssen mereka
mambuat mikroskop pertama kali pada tahun 1590. Mikroskop pertama yang dibuat pada
saat itu mampu melihat perbesaran objek hingga dari 150 kali dari ukuran asli.

Temuan mikroskop saat itu mendorong ilmuan lain, seperti Galileo Galilei (Italia), untuk
membuat alat yang sama. Galileo menyelesaikan pembuatan mikroskop pada tahun 1609
dan mikroskop yang dibuatnya diberi nama yang sama dengan penemunya, yaitu
mikroskop Galileo (Subowo, 2008). Bahkan Galileo mengklaim dirinya sebagai pencipta
pertamanya yang telah membuat alat ini pada tahun 1610. Mikroskop jenis ini
menggunakan lensa optik, sehingga disebut mikroskop optik. Mikroskop yang dirakit
dari lensa optik memiliki kemampuan terbatas dalam memperbesar ukuran obyek.

Setelah itu, seorang berkebangsaan belanda bernama Antony Van Leeuwenhoek (1632-
1723) terus mengembangkan pembesaran mikroskopis. Leewenhoek mwnggunakan
mikroskopnya yang sangat sederhana untuk mengamati air sungai, air hujan, ludah, feses
dan lain sebagainya. Ia tertarik dengan banyaknya benda-benda kecil yang dapat
bergerak yang tidak terlihat dengan mata biasa. Ia menyebut benda-benda bergerak tadi
dengan animalcule yang menurut dirinya merupakan hewan-hewan yang sangat kecil.
Penemuan ini membuatnya lebih antusias dalam mengamati benda-benda tadi dengan
lebih meningkatkan mikroskopnya. Hal ini dilakukan dengan menumpuk lebih banyak
lensa dan memasangnya di lempengan perak. Lensa merupakanmedium pembias yang
dibatasi oleh dua permukaan, dan bayangan yang terbentukadalah maya karena sinar-
sinar pembentuk bayangan tidak mengumpul ketitik bayangan. Akhirnya Leewenhoek
membuat 250 mikroskop yang mampu memperbesar 200-300 kali. Penemuan-penemuan
tersebut membuat dunia sadar akan adanya bentuk kehidupan yang sangat kecil yang
akhirnya melahirkan ilmu mikrobiologi.

Bila Di Eropa, mikroskop sudah dikenal sejak abad ke-17 dan digunakan untuk melihat
binatang-binatang sejenis mikroba. Menariknya, orang Jepang senang menggunakannya
untuk mengamati serangga berukuran kecil, dan hasilnya berupa buku-buku berisi
pemerian tentang serangga secara mendetail.

III.2. Pengertian Mikroskop


Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat
untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Dengan
mikroskop, kita dapat melihat benda secara detail dan jelas atau dapat melihat benda
secara visual. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut
mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.
Mikroskop adalah alat utama dalam mempelajari struktur benda-benda kecil. Terdapat 2
prinsip dasar pada mikroskop ,yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Lalu,
mikroskop cahaya dapat dibagi menurut kerumitannya dalam mengamati bagian-bagian
sel ,yaitu mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop
monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel. Benda -benda kecil dapat
dilihat dengan cara diperbesar ukuran bayangan benda tersebut hingga berkali-kali lipat
dari ukuran sebenarnya.

Mikroskop adalah instrumentasi yang paling banyak digunakan dan dan paling
bermanfaat di laboratorium mikroskopi. Dengan alat ini diperoleh perbesaran sehingga
memungkinkan untuk melihat mikroorganisme dan struktur yang tak tampak dengan
mata telanjang. Mikroskop memungkin perbesaran dalam kisaran luas seratus kali
sampai ratusan ribu kali. ( Michael J, 1986 ).

Mikroskop merupakan benda penting bagi manusia karena digunakan


hampir semua bentuk ilmu pengetahuan dan industri. Mikroskop
sangat berguna dalam penelitian biologi yaitu untuk membantu mengamati
benda-benda yang sangat k e c i l s e p e r t i m i k r o o r g a n i s m e d a n b a g i a n -
b a g i a n s e l . M i k r o s k o p j u g a berperan penting dalam ilmu Histologi. Histologi san
gat bergantung pada penggunaan mikroskop dalam mempelajari struktur jaringan secara
detail.

Mikroskop biologi adalah mikroskop yang digunakan pengamatan benda tipis transparan.
Penyinaran dilakukan dari bawah dengan sinar alam atau lampu (M. Amin. 1994).

Penemuan mikroskop oleh Anthony Van Leewenhoek merupakan penemuan yang sangat
membantu para peneliti dan para ilmuan untuk dapat mengamati objek mikroskopis.
Secara terkhusus, ada pula cabang ilmu yang mempelajari objek-objek berukuran sangat
kecil atau mikroskopik yang dilakukan dengan menggunakan mikroskop.

III.3. Jenis-Jenis mikroskop

Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan, adalah mikroskop
optis. Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang
memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh di bidang fokal
dari lensa tersebut. Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada penampakan objek yang
diamati yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi
(mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya mikroskop dibedakan
menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop electron. (Bima, 2005).

Mikroskop cahaya atau mikroskop optis mempunyai pembesaran maksimum 1000 kali
dan mikroskop ini mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat
berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga system lensa yaitu : lensa objektif,
lensa okuler, dan kondensor.

Sebuah mikroskop terdiri dari bagian optik (yang berhubungan dengan lensa)
dan bagian mekanik (bagian yang membantu memperlancar kerja
dalam pengamatan). Berikut adalah bagian-bagian dari mikroskop beserta fungsinya
(aliya, 2010) :

1. Bagian Optik

a . Lensa okuler adalah lensa yang berada di hadapan mata. Lensa okuler memiliki
perbesaran 10x. Berfungsi untuk memperbesar bayangan dari lensa objektif.

b . Lensa objektif adalah lensa yang berada di hadapan benda atau spesimen yang
akan diamati. Lensa objektif memiliki perbesaran 5x, 10x, 40x, dan 100x.
Berfungsi untuk memperbesar bayangan objek.

c . Lensa kondensor atau kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya dan


memfokuskan kepada objek.

d . Cermin berfungsi untuk mengarahkan cahaya kepada objek. Terdapat cermin


datar dan cermin cekung. Cermin ini dapat diputar menurut dua sumbu yang
bersilang tegak lurus sehingga kemampuan putarnya besar untuk mengarahkan
sinar ke kondensor.

e . Diafragma terdapat di sebelah bawah dari kondensor untuk mengatur banyak dan
sedikitnya sinar yang sampai kepada objek.

2. Bagian Mekanik

a . Tubus (tabung) berfungsi untuk menghubungkan lensa okuler dan lensa objektif.

b . Revolver adalah alat pemutar objektif. Bagian ini terdapat lensa objektif yang
berbeda-beda perbesarannya. Lensa objektif tersebut dapat digeser atau diputar
hingga berada di sumbu optik.
c . Makrometer (pemutar kasar), yaitu bagian yang berfungsi untuk menaikkan atau
menurunkan tabung secara cepat untuk pengaturan mendapatkan kejelasan dari
gambaran objek yang diinginkan.

d . Mikrometer (pemutar halus), yaitu bagian yang berfungsi untuk menaikkan atau
menurunkan tabung secara lambat untuk pengaturan mendapatkan kejelasan dari
gambaran objek yang diinginkan.

e . Meja benda adalah tempat yang digunakan untuk meletakkan pbjek atau spesimen
yang akan diamati. Di samping meja preparat juga terdapat alat untuk
menggerakan letak atau posisi spesimen ke depan dan ke belakang serta ke kanan
atau ke kiri. Kaca preparat yang ada di atas meja preparat ditahan oleh penjepit
dan digerakkan menggunakan tangan.

f . Sekrup pengatur kondensor berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan


kondensor agar diperoleh cahaya yang optimum.

g . Lengan Mikroskop befungsi untuk mengangkat mikroskop.

h . Sendi inklinasi mengubungkan bagian arm dan bagian kaki.

i . Kaki Mikroskop berfungsi agar mikroskop dapat berdiri dengan stabil.

Mikroskop cahaya dapat dibagi 2 berdasarkan jumlah lensa yang dimilikinya, yaitu
mikroskop Biologi (monokuler) dan mikroskop stereo (Binokuler) (Suripto. 1994).

Mikroskop Monokuler hanya memiliki satu lensa yang. Mikroskop monokuler termasuk
kelompok dalam mikroskop cahaya yang berfungsi hanya fokus kedalam sebuah sel yang
detail untuk diamati. "Compound light microscope" adalah nama lain dari mikroskop
cahaya. Cahaya yang dipancarakan oleh mikroskop monokuler bekerja untuk mengamati
dalam isi sel, cahaya yang dipancarkan pada mikroskop monokuler berasal dari lampu.
Lensa okuler pada mikroskop monokuler sangat mudah digunakan dibandingkan dari
lensa okuler pada mikroskop binokuler.

Mikroskop binokuler memiliki fungsi yang sama dengan mikroskop monokuler yang
fungsinya sebagai alat yang mengamati isi bagian dalam sel. mikroskop ini juga sama
seperti mikroskop monokuler yang termasuk kelompok dalam mikroskop cahaya.
Perbedaan yang dimiliki mikroskop binokuler dengan monokuler yaitu lensa yang
dimiliki. mikroskop monokuler memiliki 1 lensa yaitu lensa okuler, sedangkan
mikroskop binokuler memiliki 2 lensa yaitu lensa obyektif dan okuler. Mikroskop
binokuler adalah mikroskop yang digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak
terlalu besar, transparan atau tidak. Penyinaran dapat diatur dari atas maupun dari bawah
dengan sinar alam atau lampu.

Mikroskop eletron adalah mikroskop dengan perbesaran maksimal 1.000.000x dan


memiliki resolusi 0,003µm. Menurut Utami (2007), ada dua jenis mikroskop elektron
yang biasa digunakan, yaitu Transmission Electron Microscopy (TEM) dan
Scanning Electron Microscopy (SEM).

1. Transmission Electron Microscope (TEM)


TEM dikembangkan pertama kali oleh Ernst Ruska dan Max Knoll yang
merupakan seorang peneliti dari Jerman pada 1932. TEM bekerja dengan
prinsip menembakkan elektron ke lapisan tipis sampel lalu informasi mengenai
komposisi struktur dalam sampel tersebut dapat terdeteksi dari analisis sifat
tumbukan, pantulan dan fase sinar elektron yang menembus lapisan tipis
tersebut. Dengan sifat pantulan sinar elektron tersebut, maka dapat diketahui
struktur kristal tersebut. Dalam pembuatan elektronika, TEM sering digunakan
untuk mengamati penampang/irisan komponen dan sifat kristal pada benda
tersebut.
2. Scanning Electron Microscope (SEM)
SEM dikembangkan pertama kali tahun 1938 oleh ilmuan Jerman bernama
Manfred von Ardenne. Konsep dasar dari SEM disampaukan oleh Max Knoll
pada 1935. SEM bekerja berdasarkan prinsip scan elektron pada permukaan
sampel. Selanjutnya informasi yang diperoleh dapat diubah menjadi gambar.

III.4. Prosedur Kerja

Adapun langkah dalam pengamatan menggunakan mikroskop cahaya, sebagai berikut


(Jamilah, 2012) :

1. Peganglah lengan mikroskop dengan salah satu tangan, letakkan mikroskop di atas
meja penganmatan lalu bersihkan lensa dan cermin, kemudian pasangkan lensa okuler
dengan perbesaran lemah.
2. Agar di dapat medan penglihatan yang baik, putarlah revolver sehingga diperoleh
perbesaran terkecil pada lensa objektif yang searah dengan lensa okuler dan tubulus
okuler.
3. Putralah cermin mikroskop ocush sumber cahaya saat melihat melalui lensa okuler
sehingga diperoleh medan yang terang tanpa bayangan benda lain.
4. Letakkan preparat yang akan di amati di atas meja benda lalu jepit dengan penjepit
sehingga cahaya yang terkumpul kondensor menembus kaca benda.
5. Perlakuan untuk mencari ocus;
a. Perbesaran lemah, lensa okuler dengan perbesaran 5 kali dan lensa objektif
dengan perbesaran 10 kali. Dengan cara menurunkan lensa okuler serendah
mungkin, lensa objektif juga diturunkan sampai berjarak kira-kira 8 mm dari kaca
preparat. Setelah itu diarahkan mata pada lubang lensa okuler sambil memutar-
mutar makrometer sambil diperoleh gambaran preparat yang jelas.
b. Perbesaran kuat; lensa okuler dengan perbesaran 12 X dan lensa objektif
dengan perbesaran 60 X, sehingga preparat dapat diamati dengan perbearan 750 X.
Tutup preparat dengan dek glass lalu naikkan kondensor hingga menyentuh kaca
preparat (objek). Kemudian, bukalah diafragma sebesar-besarnya menyentuh kace
penutup. Setelah itu dengan makrometer, naikkan lensa objektif hingga diperoleh
gambaran preparat yang jelas.
6. Setelah mikroskop selesai digunakan, bersihkanlah lensa dan cerminnya lalu letakkan
pada tempatnya semula.
Daftar Pustaka
Utami, H. P. 2007. Mengenal Cahaya dan Optik. Jakarta: Ganeca Exact.
Suripto. 1994. Mikroskop. Bandung: Biologi ITB
Peliczar, Michael J, dkk, 1986. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta:
Universitas Indonesia Press (UI-Press)
Jamilah. 2012. Penuntun Praktikum Biologi Sel. Makassar: Universitas Islam
Negeri Alauddin
Subowo. 2008. Biologi Sel. Bandung: Angkasa
Aliya, Z, 2010. Pengaruh Persepsi Siswa pada Penggunaan Preparat Jaringan
Tumbuhan Sebagai Media Pembelajaran Materi Pokok Struktur Tubuh
Tumbuhan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII MTS NU Banat Kudus.
Naskah Skripsi S-1. Semarang: Institut Agama Islam Negeri Walisongo
Bima, 2005. Mikroskop dan Penggunaannya. Bogor: IPB Press
Amin M.1994. Biologi. Semarang: Maschon Graphy

Anda mungkin juga menyukai