Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

Disusun oleh:

ACHMAD ABDULLAH FAQIH D.111.22.0044

ARDIAS RIYAN HIDAYAT D.111.22.0067

CIKA MEILA ANDRIANI D.111.22.0043

SALMA DWI WURYANINGSIH D.111.22.0061

KELOMPOK 4

PROGRAM STUDI S-1 TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS


TENOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS SEMARANG

2022
PENDAHULUAN

Ilmu Biologi

Biologi berasal dari kata Yunani yaitu bios yang berarti kehidupan dan
logos yang berarti pengetahuan (ilmu). Biologi adalah ilmu yang mempelajari
segala hal yang berhubungan dengan makhluk hidup dan kehidupan. Dibanding
benda mati,setiap benda hidup (organisme) mempunyai tiga ciri sekaligus,yait,
mempunyai susunan yang kompleks tetapi terorganisir dengan sangat rapi,
mampu mempertahankan keteraturan dirinya di dalam lingkungan yang semakin
tidak teratur, dapat mereplikasi diri (berkembang biak). Dengan ciri ini sistem
biologi adalah sistem yang sangat kompleks. Kekompleksan sistem ini membuat
orang (dalam hal ini tidak hanya orang ilmuwan ) berdiskusi dengan mudah
,sementara rasa ingin tahunya juga tinggi.

Biologi ini makin berkembang dengan makin majunya teknologi sehingga


aspek biologi yang dipelajari (cabang-cabang biologi) makin pesat temuan-
temuannya. Objek kajian biologi adalah mempelajari tentang kehidupan pada
berbagai tingkatan organisme. Tingkatan organisme kehidupan tersebut meliputi
sel, jaringan, orang, sistem organ, individu, populasi, komunitas, ekosistem
bahkan juga tingkatan yang lebih tinggi yaitu Biosfer.

Manfaat pengetahuan tentang makhluk hidup untuk memecahkan berbagai


masalah dan meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Berbagai masalah yang
berkaitan dengan pangan, sandang, papan, energi, lingkungan bahkan sosial dapat
diatasi dengan biologi. Biologi banyak digunakan untuk berbagai bidang
kehidupan seperti pertanian, peternakan, perikanan, kedokteran, dan lain
sebagainya.

ii
Sejarah Mikrosop

Menurut sejarah orang yang pertama kali berpikir untuk membuat alat
yang bernama mikroskop ini adalah Zacharias Janssen. Janssen sendiri sehari-
harinya adalah seorang yang kerjanya membuat kacamata. Dibantu oleh Hans
Janssen mereka membuat mikroskop pertama kali pada tahun 1590 saat itu
berhasil menciptakan sebuah mikroskop dengan menggunakan lensa cembung dan
cekung untuk memperbesar tampilan benda-benda yang sangat kecil ukurannya.
Mekanisme penyetelan fokus yang pertama untuk mikroskop tersebut di buat dan
disempurnakan oleh Campini,seorang ilmuwan yang berasal dari Italia pada tahun
1668.

Temuan mikroskop saat itu mendorong ilmuan lain,seperti Galileo Galilei


(Italia). Pada tahun 1604, Galileo mencoba untuk mempelajari pembuatan
mikroskop dan teleskop di Belanda. Sebuah teleskop besar telah berhasil dia buat,
dan memberikannya kejutan seru yakni bisa melihat objek di langit dengan jelas.
Saat itulah dia menemukan adanya satelit di planet Yupiter dan Venus. Bahkan
Galileo Galilei mengeklaim dirinya sebagai pencipta pertamanya yang telah
membuat alat ini pada tahun 1610 dan di beri nama yang sama dengan
penemunya,yaitu mikroskop Galileo. Mikroskop jenis ini menggunakan lensa
optik,sehingga disebut mikroskop optik mikroskop ini memiliki kemampuan
terbatas dalam memperbesar ukuran objek. Hal ini disebabkan oleh limit difraksi
cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang cahaya. Secara teoritis,panjang
gelombang cahaya hanya mencapai sekitar 200 nanometer.

Setelah itu Antony Van Leeuwenhoek (1632-1723) yang berasal dari


Belanda mengembangkan pembesaran mikroskop. Antony Van Leewenhoek
sebenarnya bukan peneliti atau ilmuwan yang profesional. Ia bisa menggunakan
kaca pembesar untuk mengamati serat-serat pada kain,tetapi rasa ingin tahunya
yang besar terhadap alam semesta menjadikannya salah seorang penemu
mikrobiologi. Meski begitu,keahlian yang dikembangkannya amat luar biasa,jauh
melampaui kebiasaan para profesional pada saat itu. Leeuwenhoek mampu

iii
menghasilkan mikroskop yang sudah ada. Salah satu dari lensa yang masih ada
punya kapasitas membesarkan sekitar 270 kali,bahkan ada pertanda dia berhasil
membuat lebih sempurna dari itu.

A. Mikroskop

Istilah mikroskop berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata micron yang
berarti kecil dan scopos yang artinya tujuan. Mikroskop dapat di artikan sebagai
alat yang di buat atau di pergunakan untuk melihat secara detail obyek yang
terlalu kecil apabila dilihat oleh mata telanjang dalam jarak yang dekat.

Jenis-jenis Mikroskop

1. Mikroskop Optik

Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang
memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh di bidang
fokal dari lensa tersebut. Leeuwenhoek telah membuat lebih dari 500 gambar
mikroskop, dalam desain dasar mikroskop Leeuwenhoek sebagain orang
menganggap itu hanyalah kaca pembesar (karena hanya terbuat dari 1 lensa saja)
namun mikroskop buatannya adalah perangkat yang sederhana,hanya
menggunakan satu lensa,terpasang dalam lubang kecil di piring kuningan yang
membentuk tubuh instrumen. Spesimen dipasang pada titik fokus yang menempel
didepan lensa,dan posisi fokus bisa disesuaikan dengan memutar dua sekrup.
Dengan keterampilan Leeuwenhoek dalam membuat lensa,dia berhasil membuat
mikroskop yang mampu memperbesar objek sampai lebih dari 200 kali sehingga
gambar yang dihasilkan lebih jelas dan lebih terang .

iv
Fungsi mikroskop optik adalah:

 Untuk memvisualisasi detail yang sangat kecil dalam struktur suatu obyek
 Untuk menampilkan gambar dari obyek yang diperbesar
 Untuk mengukur panjang,sudut,area,dll pada suatu obyek
 Sebagai alat analisa untuk menentukan bagian optik suatu obyek seperti
indeks,reflektansi,dan perubahan fase
 Untuk mendapatkan informasi histokimia suatu obyek dengan
menggunakan pewarnaan

2. Mikroskop Stereo

Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk
benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo memiliki perbesaran 7
hngga 30 kali, benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat dilihat secara 3
dimensi. Lensa ini terdiri atas lensa okuler dan lensa objektif.

Contoh gambar mikroskop dan hasil pengamatannya

v
3. Mikroskop Cahaya

Mikroskop cahaya atau dikenal juga dengan nama “ Compound light microscope”
adalah sebuah mikroskop yang menggunakan cahaya lampu sebagai pengganti
cahaya matahari sebagaimana yang digunakan pada mikroskop konvensional.
Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali,memiliki tiga
sistem lensa,yaitu lensa obyektif,lensa okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan
lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada
mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada
ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa obyektif yang bisa
dipasangi tiga lensa atau lebih. Dibawah tabung mikroskop terdapat meja
mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah
kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan lensa-lensa
mikroskop yang lain.

Contoh gambar mikroskop dan hasil pengamatannya

vi
4. Mikroskop medan-gelap

Mikroskop ini digunakan untuk mengamati bakteri hidup khususnya


bakteri yang begitu tipis yang hampir mendekati batas daya mikroskop majemuk.
Mikroskop medan-gelap berbeda dengan mikroskop cahaya majemuk biasa hanya
dalam hal adanya kondensor khusus yang dapat membentuk kerucut hampa berkas
cahaya yang dapat dilihat. Berkas cahaya dari kerucut hampa ini dipantulkan
dengan sudut yang lebih kecil dari bagian atas gelas preparat.

Contoh gambar mikroskop dan hasil pengamatannya

5. Mikroskop Pender ( Flourenscence Microscope )

Mikroskop pender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau
antigen (seperti bakteri,ricketsia, atau virus) dalam jaringan. Dalam teknik ini
protein antibodi yang khas mula-mula dipisahkan dari serum tempat terjadinya
rangkaian atau dikonjungsi dengan pewarna pender.

Mikroskop ini sering digunakan untuk:

 Menampilkan komponen struktural spesimen kecil, sepeerti sel


 Melakukan studi viabilitas pada populasi sel (apakah mereka hidup
atau mati)
 Menampilkan materi genetik pada sel (DNA dan RNA)

vii
 Melihat sel-sel spesifik dalam populasi yang lebih besar dengan
teknik khusus seperti FISH
Contoh gambar mikroskop dan hasil pengamatannya

6. Mikroskop Ultraviolet

Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa adalah mikroskop ultraviolet,karena


cahaya ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari pada
cahaya yang dapat dilihat,penggunaan cahaya ultraviolet untuk pencahayaan dapat
meningkatkan daya pisah menjadi 2 kali lipat dari pada mikroskop biasa.

Contoh gambar mikroskop dan hasil pengamatannya

viii
7. Mikroskop Elektron

Merupakan mikroskop yang mampu melakukan pembesaran obyek sampai dua


juta kali,yang menggunakan elektro statik dan elektro maknetik untuk mengontrol
pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek
serta resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop cahaya. Ada 2 jenis
mikroskop elektron yang biasa digunakan,yaitu transmission electron microscopy
(TEM) dan scanning electron microscopy (SEM).

Contoh gambar mikroskop dan hasil pengamatannya

Bagian Bagian Mikroskop

Bagian-bagian mikroskop dapat dikelompokan menjadi 3 bagian,yaitu bagian


optik,penerangan, dan mekanis.

ix
Gambar 1. Mikroskop cahaya monokuler dengan cermin

1. Statip, terdiri dari:

a. Kaki : datap berbentuk persegi atau tapal kuda, atau bentuk lain, terdapatknop
yang terbuat dari karet untuk menjaga posisi mikroskop tetap stabil, tidak
bergeser.

b. Lengan : merupakan pendukung mikroskop, menghubungkan kaki dan lengan


mikroskop atau dapat merupakan satu kesatuan.

c. Meja benda : tenpat untuk meletakkan preparat yang akan diamati. Pada meja
benda terdapat lubang yang berguna meneruskan cahaya dari bawah meja benda.

d. Sekrup penggerak meja : berjumlah 2 buah yang posisinya bertumbuk, terdapat


dibagian bawah meja benda, berguna menggerakkan preparat ke kanan-kiri dan
depan-belakang, sehingga preparat dapat diletakkan tepat dibawah lenda dan
dapat dilihat bayangan objeknya.

e. Penjepit : terdapat pada bagian atas meja benda, berfungsi untuk menjepit
preparat sehingga dapat diatur posisinya melalui sekrup penggerak meja.

f. Sekrup pengatur jarak preparat dengan lensa objek : terdapat 2 skup, 1)


pengatur kasar (makrometer skrup) dan 2) pengatur halus (mikrometer skrup)
yang mengatur pergerakan lambat.

 Bagian Optik
Bagian ini berupa lensa-lensa yang mampu membuat bayangan benda
menjadi lebih besar. Ada dua macam lensa, lensa yang dekat dengan mata
disebut lensa okuler atau lubang pengintai. Lensa yang dekat dengan
benda atau objek pengamatan disebut lensa objektif dan terpasang pada
revolver. Kekuatan perbesaran berbeda-beda misalnya 10x,20x maupun
40x. Lensa kondensor yang berfungsi mengumpulkan cahaya atau
menerangi objek yang diamati.

x
 Bagian Penerangan
Salah satu syarat sediaan (preparat) dapat diamati dengan jelas adalah
pencahayaan yang cukup. Untuk menangkap dan memantulkan cahaya
yang masuk,mikroskop dilengkapi dengan reflektor berupa cermin.
Cermin tersebut memiliki 2 sisi,datar dan cekung.
 Bagian Mekanis

Gambar 2. Mikroskop cahaya binokular

a. Lensa Okuler

Lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi untuk
membentuk bayangan maya,tegak,dan diperbesar dari lensa objektif.

b. Lensa Objektif

Lensa ini berada dekat pada objek yang diamati, lensa ini
membentuk bayangan nyata,terbalik,di perbesar. Di mana lensa ini diatur
oleh revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif.

c. Tabung Mikroskop ( TUBUS)

Tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungkan lensa


objektif dengan lensa okuler.

d. Makrometer ( Pemutar Kasar)

xi
Makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop
secara cepat

e. Mikrometer ( Pemutar Halus )

Pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop


secara lambat,dan bentuknya lebih dari kecil daripada makrometer.

f. Revolver

Revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan


cara memutarnya.

g. Reflektor

Terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung.
Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja
objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata
pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya yang di butuhkan
terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin
cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.

h. Diafragma

Berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.

i. Kondensor

Kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat


ini dapat diputar dan di naik turunkan.

j. Meja Mikroskop

Berfungsi sebagai tempat meletakan objek yang akan diamati.

k. Penjepit Kaca

Penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar
tidak mudah bergeser.

xii
l. Lengan Mikroskop

Berfungsi sebagai pegangan pada mikroskop.

m. Kaki Mikroskop

Berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.

Cara Penggunaan Mikroskop

1. Mencari bidang pengelihatan

a. Arahkan buluh teropong pada mata

b. Pilih lensa objektif perbesaran lemah untuk digunakan,dengan memutar


revolver sehingga lensa objektif memiliki posisi yang lurus dengan teropong dan
lensa okuler. Putar hingga berbunyi ‘klik’ atau posisi terkunci.

c. Buka diafragma selebar-lebarnya.

2. Mencari bayangan preparat

a. Atur jarak dengan lensa objektif sedikit jauh dengan makrometer skrup.

b. Letakan preparat spesimen (sampel) dengan menjepitnya.

c. Atur letak spesimen (sampel) ditengah lubang cahaya dan tempat


dibawah lubang lensa objektif.

d. Naikkan atau turunkan meja sehingga bayangan sampel atau objek


terlihat.

e. Perjelas fokus bayangan objek dengan mikrometer skrup.

f. Anda dapat menurunkan kondensor dan mengurangi peusatan cahaya


untuk memperjelas objek pengamatan.

xiii
B. Object Glass

Sepotong kaca yang berbentuk persegi panjang, tempat meletakkan sampel


preparat yang akan diamati. Tambahkan air atau cairan kimia pada bagian
preparat sebelum ditutup dengan kaca penutup.

C. Deck Glass

Kaca tipis berbentuk persegi ukuran 1x1 cm sampai 2x2 cm yang


digunakan untuk menutup sampel pengamatan agar lensa tidak bersentuhan
dengan sampel preparat langsung. Hindari terbentuknya gelembung paada saat
penutupan deck glass dengan cara:

1. Letakan salah satu sisi deck glass pada kaca benda dengan posisi miring

2. Turunkan secara perlahan, hati-hati sambil seddikit ditekan supaya


udara dalam cairan keluar.

3. Sebelum diamati, bersihkan dulu cairan yang berlebihan pada preparat.

xiv
D. Jarum Preparat

Terbuat dari logam dengan ujung runcing seperti jarum, untuk


memindahkan sampel preparat pada posisi yang diinginkan dan untuk membantu
penutupan deck glass supaya tidak terdapat gelembung udara.

E. Pinset

Berfungsi menjepit sampel atau deck glass. Untuk meletakan sampel dan
deck glass di atas kaca benda.

F. Pisau/Cutter/Silet

Berfungsi membuat irisan sampel, gunakan pemotong yang berbahan tipis


dan tajam untuk membuat irisan yang tipis sempurna.

G. Kertas Penghisap/Tissu

xv
Gunakan kertas hisap/tissu untuk membersihkan cairan yang berlebihan
pada object glass saat membuat preparat.

H. Lampu Spirtus

Gunakan spirtus untuk menghangatkan preparat pada berbagai warna.

xvi
MATERI 1 : SITOLOGI

1. Waktu dan Tempat

Praktikum biologi dengan judul “ SITOLOGI” yang dilaksanakan


pada hari Senin, 7 November 2022 pukul 13.00-15.00 WIB bertempatan di
Laboratorium Mikrobiologi Gedung V lantai 2 Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Semarang

2. Tujuan Praktikum

 Untuk mengetahui bentuk sel,inti sel, an komponen-komponen sel


lain dalam sel tumbuhan
 Mengetahui aliran sitoplasma dalam Hydrilla verticillata

3. Manfaat Praktikum

Adapun manfaat diadakannya praktikum ini agar mahasiswa mengetahui


bentuk-bentuk sel,jaringan serta komponen.

4. Dasar Teori

Bagian hidup dalam sel tumbuhan terdiri dari:

a. Protoplasma

Protoplasma adalah bidang hidup dari sebuah sel yang dikelilingi oleh
membran plasma. Ini adalah istilah umum Sitoplasma. Protoplasma terdiri dari
campuran molekul kecil seperti ion, asam amino, monosakarida dan cairan, dan
makromolekul seperti asam nukleat, protein, lipid dan polisakarida. Pada
eukariota protoplasma yang mengelilingi inti sel dikenal sebagai sitoplasma dan
bahwa di dalam inti sebagai nucleoplasm tersebut. Dalam prokariota bahan di
dalam membran plasma adalah sitoplasma bakteri, sementara di bakteri gram
negatif wilayah di luar membran plasma tetapi di dalam membran luar periplasm
tersebut.

xvii
b. Dinding sel (bersifat nonprotoplasmik).

Sel lapisan di luar membran sel yang mengelilingi jenis sel tertentu.
Biasanya dinding sel ini terdapat pada tumbuhan, jamur, bakteri, dan jamur.
fungsi dinding sel, yaitu sebagai pelindung komponen di dalam sel, yang
memberikan bentuk sel, bantu jaga keseimbangan cairan (regulasi osmotik), dan
juga mencegah sel kehilangan air.

Komponen protoplasmik terdiri atas sitoplasma, inti sel, plastida, dan


mitokondria. Sedangkan komponen nonprotoplasmik terdiri dari bagian yang
bersifat cair yang terdapat di dalam vakuola, serta bagian-bagian di dalam plasma
maupun plastida.

Sitoplasma disebut juga plasma sel atau plasma, terdiri atas cairan sel
dengan butir-butir atau ukuran-ukuran yang berbeda di dalamnya. Inti sel
adalah organel atau struktur subselular besar yang dibatasi oleh membran. Di
dalamnya pun terdapat materi genetik dalam bentuk molekul DNA. Molekul DNA
linier ini terdiri dari beberapa lapisan dan tersusun dalam struktur yang disebut
kromosom.Inti sel (nukleus) sewaktu tidak terjadi pembelahan (nucleus
metabolic) bentuknya bulat/ jorong atau seperti lensa, kadang bentuknya agak
berlekuk-lekuk dan seluruh permukaannya diliputi sitoplasma.

Plastida adalah organel yang spesifik pada sel tumbuhan dengan struktur
dan fungsi khusus dan tidak larut dalam cairan sel. Fungsi plastida adalah sebagai
organel utama penyelenggara proses fotosintesis. Pada prinsipnya terdapat 3
bentuk plastida yaitu kloroplas, kromoplas dan leukoplas. Perbedaan satu sama
lainya tergantung dari ada dan tidaknya pigmen yang dikandung dan jenis
pigmennya.

Kloroplas adalah plastida umum pada tumbuhan terutama bagian daun


yang bertugas melakukan foto sintesis CO2 dengan adanya sinar matahari,
umumnya berwarna hijau dan umunya berbentuk lensa dengan diameter 2 – 6 µ

xviii
dan tebal 0,5 – 1 µ. Kloroplas berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
fotosintetis dengan bantuan sinar matahari. Pigmen dalam tilakoid menangkap
sinar matahari untuk fotosintetis melalui bantuan pigmen fotosintetis. Tetapi
bentuknya bisa bermacam-macam, seperti cawan, bulat dan spiral misalnya yang
ada pada Spirongyra. Di dalam kloroplas, klorofil terletak di dalam grana
(granum).

Di dalam kloroplas dan kromoplas terdapat dua golongan zat


warna/pigmen yaitu:

a. Klorofil

- klorofil a = C55H72O5N4Mg + ½ H2, berwarna hijau kebiruan.

- klorofil b = C55H70O6N4Mg , berwarna hijau kekuningan

b. Karotenoid

- karotin = CO4H56, berwarna jingga-merah

- xantofil = C4H56O2, berwarna kuning

Kromoplas merupakan plastida yang menyebabkan warna kuning, merah,


atau orange, karena danya karotenoid di dalam sel. Sedangkan Leukoplas adalah
plastida yang tidak berpigmen dan berfungsi sebagai penyimpan cadangan
makanan (terutama pati), contohnya amiloplas pada umbi dan elaioplast yang
menyimpan minyak pada jagung, alpukat, kacang- kacangan dan biji-bijian.
Plastida tersebar di seuruh bagian tumbuhan.

Selain zat warn ayang terdapat pada plastid, ada juga zat warna yang larut
dalam cairan sel, dan bukan merupakan organel. Contohnya, Anthocyanin yang
menyebabkan warna merah jambu, merah, ungu, biru, dan jingga muda dan
dipengaruhi oleh pH cairan sel. Perbedaan zat warna pada tumbuhan yang
merupakan plastida dan non-plastida atau larut dalam cairan sel.

xix
xx
A. Materi 1 : Bentuk dan bagian-bagian hidup didalam sel tumbuhan

A.1. Alat dan Bahan

a. Alat

- Mikroskop - Pinset

- Kaca benda (object glass) - Beaker glass

- Kaca penutup (deck glass) - Pipet tetes

- Silet - Tissu

- Spidol

b. Bahan

- Bawang Merah

- Daun Hydrilla verticillata

A.2. Prosedur Kerja

a. Dibersihkan kaca benda dan kaca penutup menggunakan air dan tissu.

b. Disiapkan sampel:

- Bawang Merah : kupas kulit luas dan ambil kulitnya arinya dengan
silet.

- Daun hydrilla : ambil satu buah daun hydrilla.

c. Diletakan masing-masing sampel pada kaca obyek berbeda .

d. Diberi air sebanyak 1-2 tetes atau sebanyak yang diperlukan.

e. Ditutupkan deck glass perlahan. Hindari adanya gelembung .

f. Apabila air berlebihan keluar dari kaca penutup, hisap dengan tissu.

1
g. Diamati preparat dibawah mikroskop dengan lensa objektif perbesaran
40x.

h. Pengamatan

- Bawang Merah : Inti sel

- Daun Hydrilla : Kloroplas dan aliran sitoplasma

A.3. Hasil dan Pembahasan

Bawang Merah

Nama Bawang Merah


Nama ilmiah Alliumcepavar aggregatum
Bagian yang diamati Kulit ari
Bentuk sel Memanjang, ujung meruncing
Warna Merah muda
Benda hidup di dalam sel Inti sel
Ciri-ciri Bentuk bulat, transparan

a. Sel kulit
a
b. Inti sel
a
c. Membran sel
b

c
c
Perbesaran 40x
c

2
Daun Hydrilla

Nama Daun Hydrilla verticillata


Nama ilmiah Hydrilla verticillata
Bagian yang diamati Daun
Bentuk sel Memanjang
Warna Hijau
Benda lain di dalam sel Kloroplas
Ciri Transparan

a. Kloroplas
a
b. Sel daun Hidrila

Perbesaran 40x

Pembahasan

Dari hasil pengamatan sampel maka dapat kita ketahui bahwa Bawang
Merah termasuk preparat segar. Bawang Merah memiliki nama lain Allium
cevapar aggregentum. Tujuan pengamatan ini adalah untuk mengetahui inti sel
yang terdapat pada bawang merah. Selain inti sel kita dapat melihat sel dan juga
membran sel, bagian tersebut terlihat jelas saat perbesaran 40x.

Selanjutnya daun hydrilla merupakan jenis preparat segar. Hydrilla sendiri


memiliki nama lain yaitu Hydrilla vercillata. Tujuan pengamatan ini adalah untuk
mengetahui aliran sitoplasma dari daun hydrilla. Dari pengamatan tersebut
terdapat metaxilem,floem,proboxilem,endodermis, dan perycilt yang dapat dilihat
jelas menggunakan perbesaran 40x.

3
B. Materi 2 : Benda-benda egastik dalam sel tumbuhan

B.1. Alat dan Bahan

a. Alat

- Mikroskop

- Kaca benda (object glass)

- Kaca penutup (deck glass)

- Silet

- Pinset

- Beaker glass

- Pipet tetes

- Tissu

b. Bahan

- Bayam, bagian batang

- Kentang, bagian umbi

B.2. Prosedur Kerja

a. Dibersihkan kaca benda dan kaca penutup menggunakan air dan tissu

b. Disiapkan sampel :

- Bayam : dipotong batangnya secara melintang

- Kentang : dibelah umbi dan potong tipis

c. Diletakan masing-masing sampel pada kaca obyek berbeda

d. Diberi air sebanyak 1-2 tetes atau sebanyak yang diperlukan

e. Ditutupkan deck glass perlahan, hindari adanya gelembung

4
f. Apabila air berlebihan keluar dari kaca penutup, hisap dengan tissu

g. Diamati preparat dibawah mikroskop, lensa objektif perbesaran 40x

h. Pengamatan :

-Batang bayam : kristal kalsium oksalat

Kristal kalsium oksalat merupakan senyawa anorganik berbentuk seperti


amplop, hasil akhir atau hasil sekresi dari suatu pertukaran zat yang terjadi dalam
sitoplasma. Berbagai bentuk kristal Ca Oksalat diantaranya: kristal pasir, kristal
tunggal besar, rafida/jarum, kristal majemuk. Mereka dapat ditemukan dalam
sedimen urin pada orang normal dan juga ditemukan pada yang menderita batu
saluran kemih.

- Kentang : butir-butir amilum

Amilum hasil cadangan makanan pada sebagian sel tumbuhan dalam


bentuk butiran padat yang terdiri dari amilosa dan amilopektin. Berdasarkan
bentuknya dibagi menjadi 2 yaitu, amilum konsentris yang posisi hilusnya berada
di tengah, dan amilum eksentris yang posisi hilusnya berada di tepi. Amilum
eksentris biasanya berbnetuk lonjong.

B.3. Hasil dan Pembahasan

Bayam

Nama Bayam
Nama ilmiah Amaranthus spp
Bagian yang diamati Batang
Bentuk sel dan susunan sel Bintang (drush), terdapat ruang antar
sel
Warna Putih kecoklatan
Benda lain di dalam sel Kristal ca oksalat
Ciri-ciri a. Bulat tidak beraturan
b. Bentuk sel memanjang dan

5
terdapat kristal ca oksalat yang
berada ditengah
Membujur
a. Kristal ca oksalat Drusen/bintang
a
b. Kristal ca oksalat rafida/jarum

Melintang

Perbesaran 100x

Kentang

Nama Kentang
Nama ilmiah Solanum Tuberosum L.
Bagian yang diamati Umbi
Bentuk sel dan susunan sel Oval
Warna Putih kekuningan (sebelum)
Merah keunguan (sesudah)
Benda lain di dalam sel Amilum
Ciri-ciri Bulat dan lonjong
a. Pati
b. Amella
a c. Hylium

b
c

6
Perbesaran 40x

Pembahasan

Dapat kita ketahui bahwa batang bayam terdapat kristal ca oksalat,


jaringan pembuluh, kortex, epidermis, dan xilem. Bagian tersebut dapat dilihat
saat menggunakan perbesaran 10x10. Bayam merupakan jenis preparat segar yang
memiliki nama latin Amaranthus, Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
kristal ca oksalat yang terdapat pada bayam.

Kentang merupakan preparat segar. Kentang memiliki nama latin Solanum


tuberosum. Tujuan pengamatan ini adalah untuk mengetahui amilum yang
terdapat pada kentang. Pada pengamatan ini selain amilum juga terdapat berkas
pembuluh,epidermis,jaringan dasar, dan floem yang dapat dilihat jelas pada
perbesaran 40x.

5. Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
bayam, bawang merah, kulit pisang. hydrilla dan kentang merupakan preparat
segar karena sampel tersebut hanya dipakai untuk sekali pengamatan. Sedangkan
Zea mays merupakan preparat awetan karena sudah diawetkan dan dapat dipakai
berkali-kali. Bentuk sel yang terdapat pada masing-masing sampel juga berbeda-
beda. Tidak hanya persegi panjang dan oval namun ada juga yang berbentuk bulat
dan tak beraturan.

Daftar Pustaka

Firza.2011."Batang Zea mays".(online).i( http://firza-


zone.blogspot.co.id/2011/10/batang-zea-mays.html?m=1 , diakses 4 November
2017).

Hadianti, wiwin.2015."Lampiran Praktikum Struktur dan Perkmbang


Tumbuhan", (online) ( http: www.academica.edu//16875463/lapora n_sitologi
diakses 5 November 2017).

7
Anonim. ..... (online) https://biofar.id/fungsi-kloroplas-dalam-sel-
tumbuhan / diunduh, 11/5/2020.

Protoplasma - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


https://id.m.wikipedia.org/wiki/Protoplasma

8
MATERI 2 : HISTOLOGI

1. Waktu dan Tempat

Praktikum biologi dengan judul “ HISTOLOGI” yang dilaksanakan pada


hari Jumat, 11 November 2022 pukul 13.00-15.00 WIB bertempatan di
Laboratorium Mikrobiologi Gedung V lantai 2 Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Semarang.

2. Tujuan Praktikum

Mengetahui berbagai jaringan dalam tumbuhan

3. Manfaat Praktikum

Mampu mengamati berbagai struktur jaringan pada tumbuhan

4. Dasar Teori

Histologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jaringan penyusun


makhluk hidup, termasuk

a. Jaringan Muda (meristem)

Jaringan meristem merupakan jaringan tumbuhan yang masih muda dan


belum terdiferensiasi, sehingga mampu melakukan pembelahan. Berdasarkan
letaknya, jaringan meristem dibagi menjadi tiga, yaitu jaringan meristem apikal,
yang berada di ujung batang dan ujung akar. Jaringan meristem lateral terdapat
pada batang dan sisi lateral batang,jaringan ini juga ditemukan di akar. Terakhir
jaringan meristem interkalar terdapat pada ruas tanaman,seperti rumput dan
bambu maupun dipangkal daun,seperti pada tumbuhan pinus.

Jaringan meristem terdiri dari sel-sel embrional , cirinya yaitu dindingnya


tipis,kaya akan plasma,vokuola kecil atau sedikit besar,bentuk menyebar ke segala
arah dan sama besar ( bentuk : isodiametrik atau seperti prisma,tetapi ada yang
berbentuk pipih atau panjang).

1
b. Jaringan Dewasa

Jaringan dewasa adalah jaringan yang bersifat non-meristematik atau tidak


aktif membelah. Jaringan dewasa berasal dari pembelahan sel-sel meristem primer
dan sekunder yang telah mengalami diferensiasi atau perubahan bentuk sehingga
memiliki fungsi tertentu.

Sel-sel pada jaringan dewasa umumnya tidak membelah,memiliki ukuran


yang lebih besar dari sel-sel jaringan muda,memiliki plasma yang relatif lebih
sedikit, dan kaya akan vakuola. Terkadang selnya telah mati dan terisi udara.
Penebalan dinding sel bermacam-macam sesuai dengan fungsi sel yang
bersangkutan. Diantara selnya mungkin tidak terdapat ruang antar sel dan sering
kali merupakan jaringan majemuk.

Menurut asalnya, jaringan dewasa dibedakan menjadi:

a. Jaringan Primer ( sel-selnya berasal dari meristem primer )


Jaringan primer merupakan jaringan lanjutan dari promeristem yang
sel-selnya masih aktif membelah.
b. Jaringan Sekunder ( sel-selnya berasal dari meristem sekunder )
Jaringan sekunder merupakan jaringan yang telah berdiferensiasi dan
berfungsi sebagai jaringan dewasa dan dapat membelah kembali
menjadi meristem lagi.

Menurut jenis sel penyusunnya serta fungsinya, dibedakan menjadi:

a. Sistem Jaringan Dasar/Parenkim

Jaringan dasar merupakan jaringan yang terdapat diseluruh tubuh


tumbuhan dan tidak mempunyai tugas tertentu, sedangkan jaringan-jaringan lain
berada di dalam atau diantara jaringan dasar. Jaringan dasar umumnya disebut
jaringan parenkim,sedangkan sel-sel penyusunnya adalah sel-sel parenkim.
Bentuk sel-sel parenkim bermacam-macam : isodiametrik, memanjang,silindrik
atau bentuk lain teergantung fungsinya.

2
Menurut fungsinya, jaringan parenkim dibedakan menjadi: parenkim
asimilasi,parenkim penimbun,parenkim air,parenkim pengangkut, dan parenkim
penyimpan udara (aerenkim).

b. Sistem Jaringan Epidermis

Jaringan epidermis adalah jaringan yang tersusun dari lapisan sel-sel yang
menutupi permukaan organ tumbuhan. Jaringan epidermis disebut seagai jaringan
pelindung karena berfungsi melindungi bagian tumbuhan dari segala pengaruh
luar yang merugikan, misalnya perubahan suhu,kerusakan mekanika,hilangnya air
melalui penguapan, dan hilangnya zat-zat makanan.

Tumbuhan bersel banyak yang tumbuh di daratan seluruh atau sebagian


tubuhnya memerlukan perlindungan dari kekurangan air (dehidrasi), kerusakan
mekanis,perubahan cuaca,dan lain-lain. Jaringan ini terdapat pada permukaan
organ-organ primer tumbuhan seperti akar,batang,daun,buah,dan biji. Jaringan
epidermis berfungsi melindungi bagian dalam tumbuhan dari pengaruh faktor luar
yang merugikan pertumbuhannya. Jaringan epidermis berfungsi sebagai pelindung
jaringan yang ada di bagian dalamnya. Bentuk,ukuran,susunan,dan fungsi sel
epidermis berbeda-beda pada berbagai jenis organ tumbuhan. Sel-sel ini dapat
berkembang menjadi alat-alat tambahan lain ( derivat epidermis ), misalnya
stomata (daun),trikoma,sel kipas,sistolit,sel silica,dan sel gabus (batang).

Ciri-ciri dari sel-sel epidermis adalah:

1. Sel-selnya hidup,biasanya terdiri dari satu lapis sel tunggal.

2. Sel-sel rapat satu sama lain, membentuk bangunan padat tanpa ruang antar sel.

3. Memiliki beragam bentuk,ukuran,dan susunan.

4. Tidak memiliki klorofil.

5. Dinding sel ada yang tipis dan ada yang mengalami penebalan di bagian yang
menghadap ke permukaan dan ada pula yang semua sisi dindingnya tebal
berliginin.

3
c. Sistem Jaringan Pengangkut

Jaringan pengangkut adalah suatu jaringan yang merupakan salah satu dari
tiga kelompok jaringan dewasa (permanen) yang memiliki oleh tumbuhan hijau
yang berpembuluh (Tracheophyta). Jaringan ini juga disebut sebagai pembuluh
dan mempunyai fungsi utama sebagai saluran utama transportasi berbagai zat hara
yang dibutuhkan oleh tumbuhan dalam proses vital pada tumbuhan.

Jaringan pengangkut pada tumbuhan tingkat tinggi berupa xilem dan


floem. Xilem adalah jaringan kompleks yang terdiri dari sel hidup maupun sel
mati. Jaringan ini memilik fungsi sebagai tempat untuk mengangkut air beserta zat
mineral mulai dari akar hingga pada daun tumbuhan tersebut. Susunan dari
jaringan ini merupakan sebuah jaringan pengangkut kompleks, terdiri dari
berbagai macam bentuk sel. Di samping itu, sel-sel tersebut ada yang sudah mati
ataupun yang masih tetap hidup, tapi pada umumnya sel yang menyusun jaringan
xilem sendiri sudah mati beserta membran sel yang lebih tebal serta mempunyai
kandungan lignin. Xilem terdiri atas unsur-unsur trakeal (unsur-unsur faal).
Cirinya yaitu sel-selnya telah mati. Unsur-unsur ini tersusun membujur,biasanya
sekatnya telah hilang. Sel-sel tersebut berbentuk segibanyak
(pentagram,heksagram, dan lain-lain), atau membulat. Sel-sel ini berguna sebagai
pengangkut, terdiri atas trakeida dan trakea. Disamping itu, pada xilem masih
terdapat serabut-serabut trakeida (serabut xilem) dan parenkim kayu.

 Trakeida
Trakeida merupakan jaringan yang susunan sel-sel sempit, dimana
penebalan-penebalan dalam dindingnya akan berlangsung menjadi
lebih tebal jika dibandingkan yang sudah terjadi dalam trakea.
Tipe fundamental unsur di dalam xilem, yaitu sel memanjang
dengan ujung yang runcing. Pada keadaan dewasa sel-selnya mati
dan tidak mengandung protoplas. Dindingnya keras tetapi tidak
tebal dan biasanya berkayu. Penampang melintang trakeida
berbentuk angular walaupun tidak ada yang bentuknya membulat.
 Trakea

4
Trakea merupakan komponen pembuluh yang terdiri atas sel-sel
yang berbentuk silinder dimana sesudah dewasa pun akan mati
dengan ujungnya semakin bersatu untuk membentuk tabung
penghantar untuk air yang bersel banyak yang bisa dinamakan juga
sebagai lempeng perforasi. Trakeida yang berubah bentuk dan
berfungsi sebagai pengangkut yang lebih baik dibanding trakea.
 Serabut atau Trakeida sekunder
Serat xilem merupakan sel panjang berdinding sekunder, yang
memiliki kandungan lignin. Yaitu serat trakeida yang noktah-
noktahnya menyempit bahkan saling menutup satu sama lain
sehingga tidak terjadi pengaliran. Trakeida yang noktahnya
berimpit disebut serabut.
 Parenkim Kayu
Parenkim kayu tersusun dari sel-sel hidup, umumnya terdapat pada
xilem sekunder atau xilem primer. Terdapat pada sel-sel yang
memanjang dan bersambung pada ujungnya. Sedangkan sel-sel ke
arah radikal merupakan seluruh atau sebagian jari-jari kayu disebut
parenkim jari-jari kayu atau parenkim jari-jari xilem. Sel-sel
parenkim kayu dapat berdinding tebal atau tipis,yang berdinding
tebal dan mengandung lignin adalah xilem sekunder. Parenkim
kayu berfungsi sebagai tempat cadangan makanan dan mungkin
berhubungan dengan pengangkutan langsung atau tidak langsung.

Floem memiliki fungsi membawa dan menyebarkan zat makanan sebagai hasil
dari proses fotosintesis pada bagian-bagian yang bisa terletak dibawahnya.
Susunan dari jaringan ini bersifat sangat kompleks, dan terdiri atas
beranekaragaman bentuk sel yang dimana diantara sel-sel tersebut ada yang masih
aktif dan ada juga sel yang sudah mati. Floem adalah jaringan pengangkut hasil-
hasil asimilasi yang diangkut ke bagian jaringan tubuh tanaman yang lain, misal :
batang,akar (tuber), dan sebagainya. Komponen dasar floem yaitu unsur-unsur
tapisan (unsur-unsur kribal), berbagai sel parenkim,serabut-serabut dan skelrerida.
Floem terdiri atas buluh tapis,unsur-unsur tapis,sel pengirin,parenkim floem, dan
serabut floem.

5
d. Jaringan Penyokong

Jaringan penyokong adalah jaringan yang menunjang bentuk tubuh


tumbuhan. Pada tumbuhan tingkat tinggi yang berbatang besar dan tinggi,
pengaruh kekurangan kandungan air pada sel-sel tumbuhan tersebut dapat diatasi
dengan adanya jaringan mekanika ini, sehingga tumbuhan tetap tegak tanpa
mengalami kelayuan,bahkan pada pohon yang berbatang kecil walaupun
kekurangan air dan diterpa angin tetap kokoh berdiri dan tidak layu. Ciri-ciri
jaringan penyokong yaitu sel-selnya merupakan sel hidup,berdinding tebal dan
kuat, serta telah mengalami spesialisasi. Fungsi jaringan penyokong diantaranya
yaitu menegakan batang dan menguatkan daun,melindungi embrio biji,melindungi
tumbuhan dari gangguan mekanis,memperkuat jaringan aerenkim (parenkim
penyimpanan udara), dan melindungi jaringan pengangkut.

Jaringan penyokong merupakan jaringan yang memberi kekuatan bagi


tumbuhan. Berdasarkan bentuk dan sifatnya,jaringan penyokong dibedakan
menjadi 2 yaitu:

Jaringan kolenkim

Jaringan kolenkim merupakan jaringan penguat pada organ-organ


tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan.
Fungsinya sebagai penguat terutama pada tumbuhan muda dan tanaman herba.
Jaringan ini terdapat pada batang, daun, bagian-bagian bunga dan buah, serta
akar yang terkena cahaya matahari. Jaringan ini terdiri atas sel-sel hidup yang
memiliki bentuk memanjang dan bagian sudut dinding selnya dan selulosanya
mengalami penebalan. Kolenkim tidak memiliki protoplas dan dinding
sekunder, tapi dinding primernya mengalami penebalan. Jaringan kolenkim
biasa berkelompok dalam bentuk untaian atau silinder. Oleh karena itu tidak
memiliki dinding sekunder dan lignin (bahan penguat), maka kolenkim dapat
menyokong batang tanpa menghalangi pertumbuhan. Kolenkim tumbuh
memanjang mengikuti daun dan akar yang disokongnya. Pada kolenkim tua,
dinding mengeras atau berlignin dan berubah menjadi sklerenkim.

6
Jaringan Sklerenkim

Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penguat pada organ tumbuhan


yang sudah berhenti melakukan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan
skelerenkim tersusun atas sel-sel mati yang seluruh dindingnya mengalami
penebalan sehingga memiliki sifat kuat. Jaringan ini hanya dijumpai pada
bagian tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan
perkembangan atau tua. Jaringan skelerenkim dibagi menjadi dua berdasarkan
bentuknya, yaitu fiber (serat-serat sklerenkim) dan sklereid (sel batu). Fiber
atau serabut umumnya dalam bentuk untaian seperti pita panjang atau dalam
bentuk lingkaran (dari potongan melintang), bagian ini dapat dimanfaatkan
sebagai tali, contohnya kulit bambu, rotan dan kulit kayu liat yang lain. Di
dalam berkas pengangkut, fiber biasanya berhubungan dengan berkas
pengangkut atau dalam kelompok yang tersebar di dalam xilem dan floem.
Sedangkan skelereid memiliki bentuk yang tidak beraturan, umumnya lebih
pendek dari fiber, contohnya pada kulit yang melindungi biji tanaman.

A. Materi

A.1. Alat dan Bahan

a. Alat

- Mikroskop - Silet

- Kaca benda (object glass) - Pinset

- Beaker glass

- Kaca penutup (deck glass) - Pipet tetes

- Tissu

b. Bahan

- Kulit pisang : pisang ( musa paradisiaca )

7
- Preparat awetan:

- Daun Jagung ( Zea Mays )

- Akar Bawang Merah ( Allium cepa L. )

A.2. Prosedur Kerja

a. Dibersihkan kaca dan kaca penutup menggunakan air dan tissu.

b. Disiapkan sampel preparat :

Kupas pisang, kerik sedikit bagian dalam kulitnya dengan silet atau jarum.

c. Diletakan sampel pada kaca benda.

d. Diberi air sebanyak 1-2 tetes atau sebanyak yang diperlukan.

e. Ditutupkan deck glass, dengan cara menutupkan perlahan, hindari


adanya gelembung di dalam air.

f. Apabila air berlebihan keluar dari kaca penutup,hisap dengan tissu.

g. Diamati preparat di bawah mikroskop dengan lensa objektif perbesaran


10x.Bila kurang jelas dapat menggunakan objektif 40x.

h. Diamati sel-sel penyusun jaringan parenkim pada kulit. Lihat bentuk sel
penyusun dan ciri-ciri lainnya.

Prosedur Kerja Awetan

a. Disiapkan alat dan bahannya

b. Diamati preparat awetan menggunakan mikroskop, putar perbesarannya


sampai terlihat jelas bentuknya

c. Digambar hasil pengamatannya.

8
A.3. Hasil dan Pembahasan

Kulit Pisang

Nama Pisang
Nama ilmiah Musa paradisiaca
Bagian yang diamati Kulit dalam
Bentuk sel dan susunan sel Bulat-memanjang, menyebar tidak
beraturan
Warna Transparant
Benda lain di dalam sel Butir amilum
Ciri-ciri Butir-butir transparan

a. Amilum
a b. Jaringan dasar
c. Jaringan parenkim
b

Perbesaran 4x

Daun Awetan/Jagung

Nama Daun awetan / jagung


Nama ilmiah Zea Mays
Bagian yang diamati Stomata
Bentuk sel dan susunan sel Memanjang
Warna Hijau
Benda lain di dalam sel Jaringan epidermis
Ciri-ciri # Memiliki bentuk stomata yang
memanjang dengan bagian ujung

9
membesar
# berdinding tipis
# berbentuk kecil di bagian tengah
a. Stomata

b Stomata dibangun oleh sel penjaga dan


sel tetangga. Fungsinya sebagai tempat
pertukaran gas, seperti CO2 yang
a diperlukan oleh tumbuhan dalam proses
fotosintesis
Perbesaran 40x b. Jaringan epidermis

Akar awetan / mitosis

Nama Akar awetan / bawang merah


Nama ilmiah Allium cepa
Bagian yang diamati Akar ( mitosis)
Bentuk sel dan susunan sel Berbentuk butiran-butiran
Warna Merah Kecoklatan
Benda lain di dalam sel Floem dan Xylem
a. Inti sel
b. Jaringan epidermis
a
c. Sitoplasma

Perbesaran 40x

10
Pembahasan

Pisang juga termasuk preparat segar. Objek yang diamati pada percobaan
ini sebenarnya bukan buah pisangnya, tetapi kulit pisangnya. Nama latin dari kulit
pisang ini ialah Musa Paradisiaca. Tujuan pengamatan ini adalah untuk
mengetahui serat amilum serta jaringan dasar atau parenkim yang dapat dilihat
saat menggunakan perbesaran 4x.

Sampel selanjutnya yaitu jagung. Jagung merupakan preparat awetan.


Jagung memiliki nama latin Zea mays. Tujuan pengamatan ini adalah untuk
mengetahui sel yang terdapat pada jagung. Pada pengamatan ini terdapat stomata
dan jaringan epiderms. Stomata sendiri berfungsi sebagai tempat proses
fotosintesis yang berguna untuk mengambil karbondioksida pada atmosfir.
Perbesaran yang digunakan yaitu 40x.

Preparat awetan Akar Allium cepa, Pada penampang berbetuk bulat


terdapat inti sel, jaringan epidermis dan sitoplasma dan yang melintang akar
primer dijumpai tiga sistem jaringan pokok, yaitu sistem jaringan kulit
(epidermis), sistem jaringan dasar (korteks), dan sistem jaringan pengangkut
(berbentuk gilig atau pipa). Perbesaran yang digunakan yaitu 40x dan 10x.

11
5. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa jaringan adalah


sekelompok sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan tumbuhan
dibedakan menjadi 2 yaitu jaringan muda dan jaringan dewasa.

Jaringan yang menyusun akar yaitu epidermis, eksodermis, endodermis,


korteks, stele dan berkas pengangkut. Akar merupakan bagian bawah dari sumbu
tumbuhan dan biasanya berkembang dibawah pemukaan tanah, meskipun terdapat
juga akar yang tumbuh di atas tanah. Jadi selain floem yang terdapat di bagian
luar xylem, juga terdapat floem dalam. Cambium terdapat diantara floem luar
dengan xylem sehingga pertumbuhan skunder hanya terjadi di daerah anatara
floem luar dan xylem saja. Korteks terdiri atas parenkim dan kolenkim.

Daftar Pustaka

laporan praktikum histologi | Bagas Rezadi - Academia.edu


https://www.academia.edu/19032840/laporan_praktikum_histologi

Profitgo. 30 Mei 2013, "Organologi Tumbuhan" (online), (https://biolog-

indonesia.blogspot.co.id/2013/05/organologi-tumbuhan.html/diakses, Jumat, 3
November 2017.

12
MATERI 3 : ORGANOLOGI

1. Waktu dan Tempat

Praktikum biologi dengan judul “ ORGANOLOGI” yang dilaksanakan


pada hari Jumat, 11 November 2022 pukul 13.00-15.00 WIB bertempatan di
Laboratorium Mikrobiologi Gedung V lantai 2 Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Semarang.

2. Tujuan Praktikum

Mengetahui struktur sel pada organ tumbuhan dan mengamati jaringan


penyusun organ tumbuhan.

3. Manfaat Praktikum

Dapat mengetahui bagian apa saja yang ada pada organ tumbuhan serta
penyusun organ tumbuhan.

4. Dasar Teori

Organologi adalah cabang ilmu Biologi yang khusus mempelajari struktur


dan fungsi organ baik pada tanaman, hewan, maupun. Pada tanaman, organ yang
dimaksud adalah akar, batang, daun, bunga, buah atau kacang.

A. Batang

Struktur anatomi batang yang dengan berkas pengangkut sangat beragam


sehingga sulit dibuat ciri umum. Pada garis besarnya, jaringan penyusun organ
batang tumbuhan terdiri dari:

a. epidermis

Epidermis terdiri dari selapis sel berbentuk persegi, dinding sel


penyusunnya dilapisi kutikula, kadang masih dijumpai stomata dan trikoma pada
batang yang masih muda. Terkadang dijumpai pula hipodermis, yaitu satu lapis
jaringan di bawah epidermis yang merupakan sel inisial dan memiliki fisiologi
yang sama dengan epidermis.

1
b. Korteks

Terdiri dari parenkim sebagai jaringan dasar. Di bagian tepi korteks


terdapat kolenkim yang pada beberapa batang tumbuhan mengandung kloroplas
(klorenkim). Selain itu terdapat skelerenkim yang berfungsi sebagai penguat.pada
bagian dalam dijumpai endodermis sehingga sulit membedakan anatar korteks dan
stele. Pada batang muda, lapisan korteks terdalam mengandung banyak tepung,
yang disebut sarung tepung, yang dianggap sebagai batas antara korteks dan stele.

c. Stela (sistem jaringan pengangkut)

Berdasarkan letak xylem dan floem pada batang, tipe berkas pengangkut
digolongkan menjadi 4 :

 Tipe Kolateral : xylem dan floem berdampingan


 Tipe bikolateral : berkas pengangkut mempunyai floem luar dan
dalam,sedangkan xylem terletak diantaranya.
 Tipe ampivasal : xylem mengelilingi floem
 Tipe ampikrioral : floem mengelilingi xylem

Gambar 19. Tipe letak xylem-floem pada Jaringan pengangkut tumbuhan

Berdasarkan strukturnya stele dibagi menjadi beberapa tipe :

 Protostele : stele terdiri dari jaringan padat tanpa empulur, xylem terdapat
di tengah floem.

2
 Sifonostele : stele berbentuk pipa, tanpa jendela daun. Berdasarkan
penyebaran xylem dan floem, dibedakan menjadi :
1) Sifonostele ektoflois : floem di luar xylem

2) Sifonostele amfiflios : floem terdapat di dalam dan di luar xylem

 Disktiostele : stele berbentuk pipa dengan jendela daun yang besar dan
berhimpitan sebagai sistem jaringan pengangkut tersusun seperti jala dan
tiap segmen berupa berkas pengangkut.
 Eustele : stele yang sistem jaringan pengangkutnya kolateral dan
bikolateral dengan jendela daun dan jaringan interfaskuler tidak dapat
dipisahkan satu sama lain.
 Atakostele : stele dengan sistem jaringan pengangkut menyebar. Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 20.

d. Empulur dan jari-jari empulur

Empulur tersusun dari kumpulan sel parenkima. Pada batang kayu,


empulur terletak di sisi bagian dalam. terletak diantara berkas pengangkut batang
(pada tumbuhna monokotil). Biasanya korteks dan empulur tidak dapat dibedakan
dan disebut jaringan dasar. Fungsi empulur yaitu sebagai tempat menyimpan
cadangan makanan, seumber karbohidrat dan pengganti makanan pokok
tumbuhan itu sendiri.

3
Gambar 20. Tipe stele

B. Daun

Pada penampang melintang, susunan anatomi daun dapat terlihat simetris


(isobilateral) dan asimetris (dorsiventral).

Daun isobilateral menggantung vertical sehingga kedua permukaan daun


menerima sinar matahari langsung dg jumlah yg seimbang. • Struktur seragam pd
permukaan atas dan bawah. • Sangat sedikit tumbuhan dikotil yg berdaun
isobilateral, dan sebagian besar tumbuhan monokotil mempunyai daun
isobilateral.

Daun dorsiventral adalah daun yang tumbuh secara horizontal, bagian atas
dan bawahnya terlihat berbeda, bagian hal ini terjadil karena bagian atas daun
menerima sinar matahari paling banya, jaringan tiang hanya terdapat pada bagian
ventral. Selain itu ada pula susunan sentris, yaitu daun dengan mesofil yang
tersusun radial simetris ke segala arah.

Secara umum, struktur organ daun yaitu, kulit/epidermis, vaskular, dan


jaringan dasar.

a. Epidermis

4
Epidermis dibedakan aras epidermis atas dan epidermis bawah. Lapisan
sel atas biasanya lebih banyak dibandingkan lapisan sel bawah, dan umumnya
hanya terdiri dari satu lapis sel. Dinding epidermis terkadang mengandung lignin,
tetapi umumnya mengandung kutin di dinding sel epidermis yang menghadap
keluar, atau disebut kutikula. Pada epidermis dijumpai derivat-derivatnya yaitu
stomata dan trikoma.

b. Mesofil

Mesofil biasanya berdiferensiasi menadi jaringan tiang dan jaringan bunga


karang. Sel-sel penyusun jaringan ini berbentuk silindris, memanjang pada sumbu
transfersal daun, mengandung banyak kloroplas, tersusun dalam ikatan padat
dalam satu alapis atau lebih. Pada daun dorsiventral, jaringan tiang hanya terdapat
di sisi atas, sedangkan pada daun isobilateral, jaringan tiang terdapat pada sisi atas
dan bawah.

Jaringan bunga karang tersusun atas sel-sel yang tidak teratur, bercabang-
cabang dan berisi kloroplas. Jaringin ini memiliki ruang antar sel yang besar,
sehingga volume ruang antar sel lebih besar dari pada volume selnya.

c. Jaringan Pembuluh ( Vaskular )

Tipe berkas pengangkut pada daun dapat bervariasi berdasarkan tipe


berkas pengangkut pada batang. Pada tulang daun yang lebih kecil, berkas
pegangkut lebih sederhaa, hanya terdiri dari xylem saja atau floem saja.

d. Jaringan Tambahan

Jaringan tambahan pada daun ini tidak selalu dimiliki oleh semua jenis
tanaman. Biasanya terselip diantara mesofil, misalnya : kelenjar minyak (sereh),
saluran getah (pepaya), sel-sel getah (cocor bebek, lidah buaya), dan lain-lain.

C. Materi

A.1. Alat dan Bahan

a. Alat

5
- Mikroskop

- Pipet tetes

- Tissu

b. Bahan

Preparat Awetan

- Daun jagung ( Zea Mays Follium )

- Batang tebu ( Saccharum Officinarum )

- Akar rimpang kunyit ( Curcuma Domestica Val )

A.2. Prosedur Kerja

a. Diletakan sampel preparat awetan pada meja preparat

b. Lalu dijepit menggunakan jepit meja preparat

c. Diamati preparat dibawah mikroskop dengan lensa objektif


pembesaran 4x. Bila kurang jelas dapat menggunakan objektif 10x.

A.3. Hasil dan Pembahasan

Nama Daun awetan / jagung


Nama ilmiah Zea Mays
Bagian yang diamati Follium
Bentuk sel dan susunan sel Bulat beraturan
Warna Coklat kemerahan
Benda lain di dalam sel Bunga karang
Ciri-ciri Epidermis terletak pada lapisan
permukaan atas dan bawah daun
Mesofil terletak pada cekungan diantara
urat daun
a. Epidermis bawah
b. Bunga karang + jaringan pembuluh

6
c. Mesofil
a
d. Epidermis atas

Perbesaran 40x

Nama Tebu
Nama ilmiah Saccharum officinarum linn
Bagian yang diamati Batang
Bentuk sel dan susunan sel Membulat dan menyatu
Warna Hijau
Benda lain di dalam sel Sel gabus dan silika
Ciri-ciri Terdiri dari sel panjang dan dua macam
sel pendek yaitu sel silica yang berisi
SiO2 dan sel gabus yang dinding selnya
mengandung suberin
a Epidermis
a b. Korteks
c. Jaringan pembuluh
b

Perbesaran 4x

7
Nama Akar rimpang kunyit
Nama ilmiah Curcuma d. Val
Bagian yang diamati Akar rimpang
Bentuk sel dan susunan sel Rimpangannya bercabang-cabang
Warna Hijau tosca dan kuning
Benda lain di dalam sel Terdapat butir-butir amilum
Ciri-ciri Rimpang berbentuk bulat dan
memanjang
a. Tudung akar

a
b. Serabut akar
c. Jaringan dasar
b d. Epidermis

Perbesaran 4x

Pembahasan

Pada pengamatan preparate awetan kunyit bagian akar terdapat

jaringan organ penyusun, yaitu epidermis, serabut akar, tudung akar dan

jaringan dasar.

A. Epidermis adalah jaringan terluar pada akar yang memiliki dinding

tipis. Dinding tipis pada lapisan epidermis ini berfungsi untuk menyerap

air dan mineral dari tanah untuk diteruskan ke korteks. Sel epidermis yang juga
terletak di rambut akar berfungsi untuk memperluas bidang

penyerapan.

8
B. Akar serabut adalah akar yang memiliki rambut kecil atau serabut dari

bawang batang. Tumbuhan yang memiliki akar serabut adalah

tumbuhan monokotil. Ribuan serabut atau rambut kecil pada akar

serabut akan memanjang ke dalam tanah, baik itu ke arah bawah

maupun kesamping. Akar serabut ini tidak memilliki kabium di antara

xylem (pembuluh kayu) dan floem (pembuluh tapis). Sehingga

menyebabkan akar serabut tidak dapat membentuk cabang. Namun

pembuluh xylem dan floem pada akar serabut tersebar acak dan tersusun

di sepanjang akar seperti pada batang tanaman monokotil.

C. Tudung akar adalah bagian akar yang melindungai ujung akar saat

tumbuh menembus tanah. Posisi tudung akar ini ada di bagian ujung

akar. Karena tugas tudung akar untuk menembus tanah, maka sel pelapis

yang dimiliki cepat rusak dan terkelupas.

Pada pengamatan preparate awetan jagung bagian daun terdapat

jaringan organ penyusun, yaitu epidermis atas, epidermis bawah, , jaringan

pengangkut dan parenkim, mesofil palisade.

A. Epidermis dibedakan atas epidermis atas dan bawah.

Lapisan sel atas biasanya lebih banyak dibandingkan lapisan sel bawah, dan
umumnya terdiri dari satu lapis sel. Dinding epidermis kadang mengandung
lignin, tetapi umunya mengandung kutin di dinding sel epidermis yang
menghadap keluar, atau disebut kutikula. Pada epidermis dijumpai derivate-
derivatnya yaitu stomata dan trikoma.

B. Mesofil palisade biasanya berdiferensiasi menjadi jaringan tiang dan

9
jaringan bunga. Sel-sel penyusun jaringan ini berbentuk silindris,

memanjang pada sumbu transfersal daun, mengandung kloroplas, tersusun

dalam ikatan padat dalam satu lapis atau lebih. Pada daun dorsivental,

jaringan tiang hanya terdapat di sisi atas, sedangkan pada daun isobilateral,

jaringan tiang terdapat pada sisi atas dan bawah. Jaringan bunga karang

tersusun atas sel-sel yang tidak teratur, bercabang-cabang dan berisi kloroplas.
Jaringan ini memiliki ruang antar sel yang besar, sehingga

volume ruang antar sel lebih besar daripada volume selnya.

C. Jaringan pembuluh. Tipe berkas pengangkut pada daun dapat

bervariasi berdasarkan tipe berkas pengangkut pada batang. Pada tulang

daun yang lebih kecil, berkas pengangkut lebih sederhana, hanya terdiri dari

xylem atau floem saja.

Pada pengamatan preparate awetan tebu bagian batang terdapat

jaringan organ penyusun, yaitu epidermis, jaringan pembuluh dan korteks.

A. Epidermis batang terdiri dari selapis sel, yang tersusun rapat tanpa adanya

ruang antar sel. Fungsi epidermis yang utama adalah melindungi batang dari

kekeringan, karena dinding sel pada batang bagian luar, dilengkapi kutikula

yang dapat melindungi batang dari kekeringan. Epidermis batang

Saccharum officinarum terdiri dari sel panjang dan dua

macam sel pendek yaitu sel-sel silika yang berisi SiO2 dan sel-sel gabus

yang dinding selnya mengandung suberin. Sel silika yang berkembang

mengandung badan silika yang berupa massa silika yang isotropik dan

10
ditengahnya berupa granula renik. Sel gabus dindingnya mengandung

suberin dan sering mengandung bahan organik yang padat. Distribusinya

menyebabkan pengerasan pada kulit batang.

B. Jaringan pembuluh. Pembuluh kayu dan tapis biasanya tersusun konsentris:

pembuluh kayu berada di bagian dalam sedangkan pembuluh tapis di bagian


luarnya. Terdapat beberapa perkecualian pada susunan ini. Sebagian

anggota Asteraceae memiliki posisi yang terbalik. Di antara keduanya

terdapat lapisan kambium pembuluh/vaskular. Kambium inilah yang

merupakan jaringan meristematik yang membentuk kedua jaringan

pengangkut tadi.

C. Korteks adalah bagian terluar dari batang atau akar tumbuhan yang dibatasi

di bagian luar oleh epidermis dan di bagian dalam oleh endodermis. Korteks

tersusun dari jaringan penyokong yang tidak terdiferensiasi dan menyusun


jaringan dasar. Fungsi sel kolenkim dan sel parenkim sebagai penyusun dari

korteks luar pada batang. Korteks bagian luar terdiri dari bagian sel-sel

kolenkim yang berkoloni. Bagian sel-sel kolenkim yang kemudian

bercampur menjadi satu dengan bagian sel-sel parenkim. Setelah itu

mengalami proses pembentukan lingkaran yang tertutup.

11
5. Kesimpulan

Pada pengamatan organologi mengambil sample preparate awetan jagung


bagian daun(folium), kunyit bagian akar, dan tebu bagian batang. Pada preparate
awetan jagung bagian daun(folium) hasil dari pengamatan yaitu pembahasan
epidermis bawah dan atas, bunga karang dan jaringan pembuluh, mesofil palisade.
Pada pengamatan preparate kunyit bagian akar hasil dari pengamatan yaitu
pembahasan epidermis, serabut akar, tudung akar, dan jaringan dasar. Pada bagian
preparate tebu bagian batang hasil dari pengamatan yaitu jaringan epidermis,
jaringan pembuluh dan korteks.

Daftar Pustaka

https://www.slideshare.net/MuhammadAbdulRohman/organologi-
tumbuhan

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/bcac4e16154917
98d8066dc0a362fd46.pdf

https://www.academia.edu/36367691/ORGANOLOGI_I_docx?source=sw
p_share

12
13
14
15

Anda mungkin juga menyukai