Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGY A

GENETIKA ; PENURUNAN SIFAT

Ervina Trivena Nadia Senduk

472014030

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KRIATEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017
BAB I

PENDAHULUAN

Fisiologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari tentang proses, fungsi, dan aktifitas suatu
organisme dalam menjaga dan mengatur kehidupannya. Seperti halnya cabang ilmu biologi lain,
fisiologi tumbuhan juga mempelajari proses kehidupan yang sering mirip atau identik pada banyak
organisme. Fisiologi tumbuhan sebenarnya merupakan terapan dari fisika dan kimia modern untuk
memahami tumbuhan.karena itu kemajuan fisiologi tumbuhan hampir seluruhnya bergantung pada
kemajuan bidang fisika dan kimia. Kini teknologi ilmu fisika terapan menyumbangkan peratan untuk
membantu penelitian bidang fisiologi tumbuhan serta pengetahuan dasar yang dipakai untuk
menafsirkan berbagai hasilnya (Campbell, 2000).
Dalam mempelajari fisiologi tumbuhan,yang paling mendasar perlu di pelajari adalah ilmu
tentang sel. Tumbuhan termasuk organisme miltiseluler yang terdiri dari berbagai jenis sel
terspesialisasi yang bekerja sama melakukan fungsinya. Sel tumbuhan meliputi berbagai organel
seperti dinding sel, sitoplasma,membrane plasma, reticulum endoplasma, badan golgi, vakula, badan
mikro, sferosom, rangka sel dan nucleus. Masing-masing organel memiliki struktur dan fungsi yang
berbeda. Dan dalam tumbuhan itu terdapat sel hidup dan sel mati sel hidup adalah sel yang masih
menunjukkan aktifitas kehidupan yang di tunjukkan dengan adanya bagian-bagian protoplas dalam sel
atau dengan adanya hasil metabolisme yang berupa bahan ergastik, sedangkan sel mati hanya berupa
ruang kosong yang dibatasi oleh dinding sel (Yustia.A, 2007).
BAB II

1.1. Latar Belakang


Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat untuk
melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda
kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil,
tidak mudah terlihat oleh mata. Dalam perkembangannya mikroskop mampu mempelajari
organisme hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang,
sehingga mikroskop memberikan kontribusi penting dalam penemuan mikroorganisme dan
perkembangan sejarah mikrobiologi (Pramesti, 2000).

Salah satu penemu sejarah mikrobiologi dengan mikroskop adalah Antonie Van Leeuwenhock
(1632-1723) . Tahun 1675 Antonie membuat mikroskop dengan kualitas lensa yang cukup baik,
dengan menumpuk lebih banyak lensa sehingga ia bisa mengamati mikroorganisme yang terdapat
pada air hujan yang menggenang dan air jambangan bunga, juga dari air laut dan bahan
pengorekan gigi (Purba, 1999).
Terdapat berbagai tipe mikroskop yang masing-masing mempunyai tujuan penggunaan tertentu
dan dengan berbagai macam kelengkapannya pula. Mikroskop yang sering digunakan dalam
biologi adalah mikroskop cahaya, Baik yang berlensa okuler tunggal atau dikenal dengan
mikroskop monokuler, maupun yang berlensa okoler ganda atau yang disebut mikroskop
binokuler (Krisno, 2011).

Mikroskop ditemukan pertama kali oleh Antony Van Leuwenhoek (1632-1723)seorang ahli
mikrobiologi yang berkebangsaan Belanda. Beliau membuat mikroskop dengan kualitas lensa
yang cukup baik, dengan menumpuk lebih banyak lensa sehingga ia bisa mengamati
mikroorganisme yang lebih kecil dan tak kasat mata (Purba, 1999).
Mikroskop pada prinsipnya adalah alat pembesar yang terdiri dari dua lensa cembung yaitu
sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat dengan benda). Baik objektif
maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada
roda berputar, yang disebut gagang putar (Volk, 1984).
Terdapat berbagai tipe mikroskop yang masing-masing mempunyai tujuan penggunaan
tertentu dan dengan berbagai macam kelengkapannya pula. Benda atau organisme yang akan
diamati dengan mikroskop harus brukuran kecil dan tipis agar dapat ditembus oleh cahaya.
Macam-macam mikroskop, yaitu :
a. Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop mempunyai kaki
yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya
memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa objektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa objektif
dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop
bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah
mikroskop terdapat tempat dudukan lensa objektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih.
Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat.
Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi objek dan
lensa-lensa mikroskop yang lain.
b. Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda yang
berukuran relatif besar. Mikroskop stereo mempunyai perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda
yang diamati dengan mikroskop ini dapat terlihat secara tiga dimensi. Komponen utama
mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya (Champbell, 2000).
c. Mikroskop Pendar
Mikroskop pender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau antigen (seperti
bakteri, ricketsia, atau virus) dalam jaringan. Dalam teknik ini protein antibodi yang khas
mula-mula dipisahkan dari serum tempat terjadinya rangkaian atau dikonjungsi dengan
pewarna pendar. Karena reaksi antibodi-antigen itu besifat khas, maka peristiwa pendar akan
terjadi apabila antigen yang dimaksud ada dan dilihat oleh antibodi yang ditandai dengan
pewarna pendar (Volk, 1984).
d. Mikroskop Medan Gelap
Mikroskop ini digunakan untuk mengamati bakteri hidup, khususnya bakteri yang begitu tipis
yang hampir mendekati batas daya pisah mikroskop majemuk.
e. Mikroskop Fase Kontras
Mikroskop ini digunakan untuk mengamati benda hidup dalam keadaan alaminya, tanpa
menggunakan bahan pewarna. Pada bawah meja objeknya dan pada lensa objektifnya
terpasang perlengkapan fase kontras (Volk, 1984).
f. Mikroskop Elektron
Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100 ribu kali, elektron digunakan sebagai
pengganti cahaya. Mikroskop elektron mempunyai dua tipe, yaitu mikroskop elektron
scanning (SEM) dan mikroskop elektron transmisi (TEM). SEM digunakan untuk studi detil
arsitektur permukaan sel (atau struktur renik lainnya), dan obyek diamati secara tiga dimensi.
Sedangkan TEM digunakan untuk mengamati struktur detil internal sel.
g. Mikroskop Elektron Pemayaran
Mikroskop ini menggunakan berkas elektron, tetapi yang seharusnya ditransmisikan secara
serempak ke seluruh medan elektron difokuskan sebagai titik yang sangat kecil dan dapat
digerakkan maju mundur pada spesimen (Winatasasmita, 1986).
Struktur mikroskop
Ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop, yaitu:
1. Bagian optik, yang terdiri dari kondensor, lensa objektif, dan lensa okuler.
2. Bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja
objek, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek, dan sumber cahaya.

Pembesaran
Tujuan mikroskop cahaya dan elektron adalah menghasilkan bayangan dari benda yang dimikroskop
lebih besar. Pembesaran ini tergantung pada berbagai faktor, diantaranya titik fokus kedua lensa
(objektif f1 dan okuler f2), panjang tubulus atau jarak (t) lensa objektif terhadap lensa okuler dan yang
ketiga adalah jarak pandang mata normal (sn).

Beberapa ahli telah mencoba menyelidiki tentang struktur dan fungsi sel, dan kemudian muncullah
beberapa teori tentang sel. Sejarah diytemukannya teori tentang sel diawali penemuan mikroskop
yang menjadi sarana untuk mempermudah untuk melihat struktur sel (Psasaja, 2009).
Menurut Psasaja (2009) berbagai penelitian ahli biologi antara lain sebagai berikut:
1. Robert Hook (1635-1703)
Ia mencoba meliahat struktur sel pada sayatan gabus di bawah mikroskop. Dari hasil pengamatannya
diketahui terlihat rongga-rongga yang dibatasi oleh dinding-dinding tebal. Jika dilihat secara
keseluruhan, strukturnya mirip sarang lebah. Satuan terkecil dari rongga tersebut dinamakan sel.
2. Schleiden (1804-1881) dan T.Scheann (1810-1882)
Mereka mengamati sel-sel hewan dan tumbuhan. Schleiden mengadakan penelitian terhadap
tumbuhan.setelah mengamati tubuh tumbuhan, ia menemukan bahwa banyak sel yang menyusun
tubuh tumbuhan. Akhirnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tumbuhan adalah sel.
Schwann melakukan penelitian terhadap hewan. Ternyata dalam pengamatannya tersebut ia melihat
bahwa tubuh hewah juag tersusun dari banyak sel. Selanjutnya ia menyimpulkan bahwa satuan
terkecil dari tubuh hewan adalah sel.
3. Robert Brown
Pada tahun 1831, brown mengamati struktur sel pada jaringan tanaman anggrek dan melihat benda
kecil tang terapung-apung dalam sel yang kemudian diberi nama inti sel selalu terdapat dalam sel
hidup dan kehadiran inti sel itu sangat penting. Yaitu untuk mengatur segala proses yang terjadi di
dalam sel.
4. Felix Durjadin dan Johannes Purkinye
Pada tahun 1835, setelah mengamati struktur sel, Felix Durjadin dan Johannes Purkinye melihat ada
cairan dalam sel , kemudian cairan itu diberinya nama protoplasma
5. Max Schultze (1825-18740)
Ia menegaskan bahwa protoplasma marupakan dasar-dasar fisik kehidupan. Protoplasma merupakan
tempat terjadinya proses hidup. Dari pendapat beberapa ahli biologi tersebut akhirnya melahirkan
beberapa teori sel antara lain:
a) Sel merupakan unit struktural makhluk hidup
b) Sel merupakan unit fungsional makhluk hidup
c) Sel merupakan unit reproduksi makhluk hidup
d) Sel merupakan unit hereditas
Beberapa teori sel itu menunjukkan betapa pentingnya peranan sel karena hampir semua proses
kehidupan dan kegiatan makhluk hidup dipengaruhi oleh sel.

Pengertian Sel
Adapun pengertian Sel adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu mahluk hidup yang secara
independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan kehidupan lainnya yang
menunjang kelansungan hidup sel itu sendiri. Ssuatu sel dikatakan hidup apabila sel tersebut
menunjukkan cirri-ciri kehidupan antara lain, melakukan aktifitas metabolism, mampu beradaptasi
dengan lingkungannya, peka terhadap ransang, dan cirri hidup lainnya. Suatu sel hidup harus
memiliki protoplas, yaitu bagian sel yang ada di bagian dalam dinding sel. Protoplas di bedakan atas
komponen protoplasma dan non protoplasma. Komponen protoplasma yaitu terdiri atas membrane sel,
inti sel, dan stoplasma (terdiri dari organel-organel hidup). Komponen non protoplasma dapat pula
disebut sebagai benda agrestik (Subandi, 2008).

1.2. Tujuan Praktikum

- Tujuan praktikum ini adalah agar mahasiswa mengetahui berbagai macam bakteri dan
mahasiwa mampu terampil dalam menggunakan mikroskop dan melihat preparat kering.
- Mahasiswa mampu membedakan karakteristik masing-masing preparat.
- Mahasiwa mampu membuat preparat basah.
BAB III
METODELOGI

2.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada selasa, 2 desember 2017 11.00 – 13.00, di Laboratorium
Dasar Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana.

2.2. Alat dan Bahan


Mikroskop, 10 Preparat, Tempe ,Slides, Kaca penutup.

2.2. Prosedur Kerja

1. Peganglah lengan mikroskop dengan salah satu tangan dan tangan lain menyangga kaki
mikroskop. Letakkan mikroskop di atas meja pengamatan dengan bagian lengan tepat berada
di hadapanmu. Lalu, lensa dan cermin dengan menggunakan kertas tisu. Setelah dibersihkan,
pasangkan lensa okuler dengan perbesaran lemah.
2. Agar didapat medan penglihatan yang baik, putarlah revolver sehingga diperoleh perbesaran
terkecil pada lensa objektif yang searah dengan lensa okuler dan tubus okuler.
3. Putarlah cermin mikroskop ke arah sumber cahaya sambil melihat melalui lensa okuler
sehingga diperoleh medan yang terang tanpa bayangan benda lain.
4. Letakkan preparat yang akan kalian amati di atas meja benda, lalu jepitlah dengan penjepitnya
sehingga cahaya yang terkumpul dalam kondensor menembus kaca benda.
5. Untuk mencari fokus, lakukanlah dengan dua cara berikut ini.
 Perbesaran lemah. Lensa okuler dengan perbesaran 5 kali dan lensa objektif dengan
perbesaran 10 kali dapat diartikan bahwa preparat diamati dengan perbesaran 50 kali. Dengan
cara menurunkan lensa okuler serendah mungkin, lensa objektif juga diturunkan sampai
berjarak kira-kira 8 mm dari kaca preparat. Setelah itu, arahkan salah satu mata kalian ke
lubang lensa okuler sambil memutar-mutar makrometer sampai diperoleh gambaran preparat
yang jelas.
 Perbesaran kuat. Lensa okuler dengan perbesaran 12,5 dan lensa objektif dengan perbesaran
60 kali sehingga preparat dapat diamati dengan perbesaran 750 kali. Mulailah dengan
menutup preparat dengan kaca penutup, lalu naikkan kondensor sampai mau menyentuh kaca
preparat (objek), kemudian bukalah diafragma selebar-lebarnya dan turunkan lensa objektif
sampai hampir menyentuh kaca penutup preparat. Setelah itu, dengan makrometer, naikkan
lensa objektif sampai diperoleh gambaran preparat yang jelas.
6. Setelah mikroskop selesai digunakan, bersihkanlah lensa objektif dengan menggunakan xylol.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil

No Nama Perbesaran Gambar Preparat Gambar Pustaka

1 Staphy-av 4x10

Pseudohifo
2 4x10
candida

3 Aspergillus 4x10

4 Basil & Coccus 4x10

5 Esch.Coli 4x10
6 Tempe basah 4x10

7 Larva C.Tambang 4x10

8 BTA (+) ZN 4x10

9 Rhizopus 4x10

10 Telur C.Tambang 4x10

3.2. Pembahasan
Secara umum, sifat kuman tuberkulosis memiliki ukuran panjang 1 – 10  dan lebar 0,2 – 0,6 
dengan bentuk batang tipis, lurus atau agak bengkok, tidak meiliki selubung, tetapi memiliki lapisan
luar yang tebal dan terdiri dari lipoid. Bakteri ini memiliki sifat istimewa, yaitu dapat bertahan
terhadap pewarnaan dan tidak akan luntur dengan bahan kimia apapun termasuk asam alkohol
sehingga sering disebut Basil Tahan Asam (BTA), serta tahan terhadap zat kimia dan fisik, kuman ini
juga tahan dalam keadaan kering dan bersifat dorman dan aerob. Kuman ini akan mati pada
pemanasan 600C selama 30 menit, dan dengan kadar alkohol 70 – 95% selama 15 – 30 detik, bakteri
ini tahan selama 1 – 2 jam di udara terutama ditempat yang lembab dan gelap, namun kuman
tuberkulosis tidak tahan terhadap sinar ultraviolet langsung ataupun aliran udara (Kunoli, 2013).
Mycobacterium tuberculosis merupakan penyebab dari TB paru. kuman ini bersifat aerob sehingga
sebagian besar kuman menyerang jaringan yang memiliki konsentrasi tinggi seperti paru-paru. Kuman
ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, oleh karena
itu disebut sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman ini cepat mati dengan sinar matahari langsung,
tetapi dapat bertahan hidup sampai beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan
tubuh kuman ini dapat dorman (tertidur lama) selama beberapa tahun (Depkes RI, 2002; Aditama,
2002).

R, oligosporus merupakan kapang yang banyak digunakan dalam pembuatan , banyak terdapat dialam
kaena kehidupan bersifat saproit (Surtleff & Aoyogi, 1979). Kapang ini dikenal sebagai kapang yang
mempunyai enzim lipase untuk merombak lemak media (Aunstrop,1979). Kapang ini juga mampu
menghasilkan asam lemak omega 3 rantai panjang khususnya linoleat, selain itu, R, oligosporus
mampu juga menghasilkan asam lonoleat pada proses fermentasi cair ampas kelapa sawit (Affandi,
2012)
Menurut Pelezat & Chan 1986 dan Fardiaz 1992 struktru morfologi kapang tersusun atas dua bagian
yaitu misselium dan spora. Misselium merupakan kumpulan dari hifa, Hifa kapang biasanya
kumpulan dari serabut halus seperti kapas dan dapat tumbuh diatas atau dibawah permukaan medium.
Zpertumbuhan hifa berasal dari spora yang telah ber germinasi membentuk tuba gem yang akan
tumbuh terus menjadi misselium Menurut Susilowati 2001. R, oligosporus dapat tumbuh pada suhu
maksimum 30-35⁰C dan memiliki ciri hifa seperti benang berwarna putih sampai kelabu hitam serta
tidak bersekat memiliki rizhoid serta sporangiospora.
Spora kapang sebagai unit reproduksi sangat membantu kapang dalam siklus hidupnya dan mampu
bertahan hidup dalam keadaan tidak menguntungkan. Tahapan yang melubatkan spora yaitu spora
dibentuk pada miselium atau sporokarp dan pelepasannya dari induk spora.Spora melakukan
penyebaran yang merupakan masa dominasi. Spora kapang menemukan kondisi yang sesuai
kemudian melakukan germiasi untuk menjadi thalus baru (Landecker-moore, 1996).
E.coli merupakan bakteri Gram negatif bersifat anaerob fakultatif dan tidak dapat membentuk spora.
Bakteri ini dapat hidup pada berbagai substrat dengan melakukan fermentasi anaerobik menghasilkan
asam laktat, suksinat, asetat, etanol, dan karbondioksida (Anonim 2008). E. coli termasuk family
Enterobacteriaceae, bentuknya batang atau koma, terdapat tunggal atau berpasangan dalam rantai
pendek. (Whittam., et al, 2011).
Bakteri E. coli merupakan merupakan bakteri Gram negatif, bentuk batang, memilki ukuran 2,4 mikro
0,4 hingga 0,7 mikro, bergerak, tidak berspora, positif pada tes indol, glukosa, laktosa, sukrosa
(Greenwood et al., 2007). Dinding sel bakteri gram negatif tersusun atas membran luar, peptidoglikan
dan membran dalam. Peptidoglikan yang terkandung dalam bakteri gram negatif memiliki struktur
yang lebih kompleks dibandingkan gram positif. Membran luarnya terdiri dari lipid, liposakarida dan
protein. Peptidoglikan berfungsi mencegah sel lisis, menyebabkan sel kaku dan memberi bentuk
kepada sel (Purwoko, 2007).

Tempe adalah makanan hasil fermentasi yang sangat terkenal di Indonesia. Tempe yang biasa dikenal
oleh masyarakat Indonesia adalah tempe yang menggunakan bahan baku kedelai. Fermentasi kedelai
dalam proses pembuatan tempe menyebabkan perubahan kimia maupun fisik pada biji kedelai,
menjadikan tempe lebih mudah dicerna oleh tubuh. Tempe segar tidak dapat disimpan lama, karena
tempe tahan hanya selama 2 x 24 jam, lewat masa itu, kapang tempe mati dan selanjutnya akan
tumbuh bakteri atau mikroba perombak protein, akibatnya tempe cepat busuk ( Sarwono, 2005).
Fermentasi adalah perubahan kimia dalam bahan makanan yang disebabkan oleh enzim dari kedelai
yang mengandung enzim lipoksidase. Bahan pangan umumnya merupakan medium yang baik untuk
pertumbuhan berbagai jenis mikroorganisme (Buckle, 2007). Selain meningkatkan mutu gizi,
fermentasi kedelai menjadi tempe juga mengubah aroma kedelai yang berbau langu menjadi aroma
khas tempe. Jamur yang berperanan dalam proses fermentasi tersebut adalah Rhizopus oligosporus.
Beberapa sifat penting dari Rhizopus oligosporus antara lain meliputi: aktivitas enzimatiknya,
kemampuan menghasilkan antibiotika, biosintesa vitamin vitamin B, kebutuhannya akan senyawa
sumber karbon dan nitrogen, perkecambahan spora, dan penertisi miselia jamur tempe ke dalam
jaringan biji kedelai (Kasmidjo, 1990). Proses fermentasi pembuatan tempe memakan waktu 36 – 48
jam. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan kapang yang hampir tetap dan tekstur yang lebih kompak.
Jika proses fermentasi terlalu lama, menyebabkan terjadinya kenaikan jumlah bakteri, jumlah asam
lemak bebas, pertumbuhan jamur juga menurun dan menyebabkan degradasi protein lanjut sehingga
terbentuk amoniak. Akibatnya, tempe yang dihasilkan mengalami proses pembusukan dan aromanya
menjadi tidak enak. Hal ini terjadi karena senyawa yang dipecah dalam proses fermentasi adalah
karbohidrat (Winarno, 1980). Tempe segar mempunyai aroma lembut seperti jamur yang berasal dari
aroma miselium kapang bercampur dengan aroma lezat dari asam amino bebas dan aroma yang
ditimbulkan karena penguraian lemak makin lama fermentasi berlangsung, aroma yang lembut
berubah menjadi tajam karena terjadi pelepasan amonia (Astawan, 2004).

Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif berbentuk bulat berdiameter 0,7-1,2 μm,
tersusun dalam kelompok-kelompok yang tidak teratur seperti buah anggur, fakultatif anaerob, tidak
membentuk spora, dan tidak bergerak. Bakteri ini tumbuh pada suhu optimum 37 ºC, tetapi
membentuk pigmen paling baik pada suhu kamar (20-25 ºC). Koloni pada perbenihan padat berwarna
abu-abu sampai kuning keemasan, berbentuk bundar, halus, menonjol, dan berkilau. Lebih dari 90%
isolat klinik menghasilkan S. aureus yang mempunyai kapsul polisakarida atau selaput tipis yang
berperan dalam virulensi bakteri. Berbagai derajat hemolisis disebabkan oleh S. aureus dan kadang-
kadang oleh spesies stafilokokus lainnya. (Jawetz et al., 2008).

Aspergillus sp adlah salah satu jenis mikroorganisme yang termasuk jamur dan termasuk dalam
mikroorganisme eukariotik. Aspergilus sp secara mikroskopis dicirikan seperti hifa bersepta dan
bercabang kondiofora muncul daro food cell (mislium yang bengkak dan dinding yang tebal )
membawa sikmata dan akan tumbuh konidia yamng membentuk warna hijau, coklat atau hitam
(Srikandi F, 1992)
Aspergillus sp secara mikroskopis mempunyai hifa feril yang muncul dipermukaan dan hifa vegetatif
di bawah permukaan. Jamur tumbuh membentuk koloni mooth berserabut, smoth cembung seta
koloni yang kompak berwarna hijau kelabu, hijau cokalt,hitam putih. Warna koloni dipengaruhi
warna spora misalnya spora berwarna hujai maka koloni hijau yang semula berwarna tidaktamaka lagi
(Srikandi F,1992)
KESIMPULAN

Dari praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa mengetahui fungsi dan cara penggunaan mikroskop
fungsi dan cara penggunaan preparat, jenis-jenis jamur, bakteri, cacing. Melihat bentuk langsung
penampakan langsung bentuk jamur,bakteri dan cacing melalui mikroskop.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Nail A.2000.Biologi.Jakarta.Erlangga

Campbell, N.A. Jane B. Reece and Lawrence G. Mitchell. 2000. Biologi. edisi 5. jilid 3. Alih Bahasa:
Wasman manalu. Erlangga. Jakarta.

Greenwood, A ,et al. (2007). A Prospective Survey of The Outcome of Pregnancy in Rural Area of
Gambia. Bullettin of the world Health Organization 65(5):635-643

Krisno, A. 2011. Perkembangan mikroskop sebagai penemu sejarah mikrobiologi.http://aguskrisnoblo


g.wordpress.com/2011/01/14/perkembangan-mikroskop-sebagai-penemu-sejarah-
mikrobiologi. Diakses tanggal 23 September 2012.

Moore-Landecker, M.E. (1996), Fundamentals of the fongi, Fourth edition, PrenticeHall, Inc., New
Jersey.

Pramesti, H, T. 2000. Mikroskop dan Sel FK. Unlam. Banjarbaru.

Purwoko. T. 2007. Fisiologi Mikroba. Bumi Aksara. Jakarta

Purba, M. 1999. Kimia. Erlangga. Jakarta.

Volk dan Wheeler. 1984. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid I. Erlangga. Jakarta.
Winatasasmita, Djamhur. 1986. Fisiologi Hewan dan Tumbuhan. Universitas Indonesia. Jakarta.

Yustia.A.zakaria,Dkk.2007.UJI AKTIFITAS SITOTOSKIK EKSTRAK KARANG LUNAK sarcophyton


glaucum (QUOY & GAIMARD) TERHADAP SEL LESTARI TUMUR Hela. Vol.2 no.1. ISSN 1907-
9133.Pascasarjana Bioteknologi.diakses tanggal 2-11-2015. Pukul 13:35 WITA

Anda mungkin juga menyukai