Anda di halaman 1dari 23

Biologi 03

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGENALAN MIKROSKOP DAN PENGAMATAN TANAMAN
HYDRILLA

Dosen Pembimbing:
ERDA MUHARTATI

Oleh:
1.
2.
3.
4.
5.

Romy
Feni yunika
Sri wahyuni
Juliah
Fitriani

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDIKAN


UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANGA
2015

KATA PENGANTAR

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai mahkluk hidup. Dari
yang hidup dalam tanah sampai yang hidup di udara. Dari uniseluler sampai
multiseluler. Tumbuhan, hewan, manusia dan alam hidup berdampingan
bersama-sama menciptakan lingkungan yang seimbang. Oleh karena itu
diperlukan adanya ilmu yang mempelajari tentang manusia, tumbuhan, hewan
dan alam. Ilmu tersebut adalah Biologi.
Biologi berasal dari kata Yunani yaitu bios hidup dan logos ilmu
adalah merupakan ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup dan proses
kehidupan di alam. Banyak teori-teori yang mengemukakan asal-usul makhluk
hidup, tetapi dalam bahan belajar ini hanya akan dibahas ciri-ciri atau
karakteristik makhluk hidup dan peran makhluk hidup dalam kelangsungan
atau keberadaan alam. Di alam kita menjumpai banyak sekali keberagaman
makhluk hidup, dari yang kasat mata hingga yang tidak kasat mata.
1.2 Tujuan Praktikum
1. Mengetahui tentang mikroskop.
2. Mengmati bagian-bagian sel yang hidup yaitu nukleus, sitoplasma,
kloroplas dan aliran sitoplasma pada tanaman hydrilla.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop


2.1.1 Sejarah mikroskop
Kata mikroskop (microscope) berasal dari bahasa Yunani, yaitu
kata micron=kecil dan scopos=tujuan, yang maksudnya adalah alat
yang digunakan untuk melihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat
oleh mata telanjang. Dalam sejarah, yang dikenal sebagai pembuat
mikroskop pertama kali adalah 2 ilmuwan Jerman, yaitu Hans
Janssen dan Zacharias Janssen (ayah-anak) pada tahun 1590.
Pada tahun 1683 dunia mikroorganisme yang tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang. Ini ditemukan oleh seorang saudagar belanda
yang bernama Antonie Van leewenhoek (1632-1723). Leewenhoek
adalah seorang ilmuan amatir yang mencurahkan sebagian waktunya
untuk kegemarannya mengasah lensa. Dengan sarana ini ia
mengamati mikroorganisme dalam air hujan, air laut, bahan
pengorean dari sela-sela gigi, campuran yang sedang berfermentasi
dan berbagai bahan lainnya.
Antonie Van leewenhoek adalah seorang yang pertama melihat
jenis kehidupan yang lebih kecil dari kutu yang baru akan terlihat
apabila mata kita dibantu dengan alat optik yang mampu
mempebesar objek pengamatan.
2.1.2 Jenis-jenis mikroskop
Mikroskop terdiri atas empat macam yaitu mikroskop biasa ,
mikroskop

fluorisasi,

mikroskop

kohtrafase,

dan

mikroskop

polarisasi (Abdul, 1994).


Berdasarkan sistem pencahayaannya mikroskop dibagi menjadi
dua yaitu mikroskop optik dan mikroskop bukan optik. Mikroskop
optik adalah mikroskop yang proses pencahayaannya menggunakan
cahaya tampak (cahaya biasa). Misalnya mikroskop cahaya dan

mikroskop stereo. Sedangkan mikroskop bukan optic adalah


mikroskop yang memperbesar benda dengan bantuan radiasi panjang
gelombang sinar pendek. Misalnya mikroskop electron.
Berikut sebagian dari jenis-jenis mikroskop yang dapat kami
jelaskan :
Mikroskop Cahaya mikroskop ini meggunakan cahaya untuk melihat
spesimen, memiliki dua buah lensa yaitu Lensa Obyektif (lensa yang
dekat dengan spesimen) dan Lensa Okuler (lensa yang dekat dengan
mata). Mikroskop cahaya bisa dikelompokkan kembali menjadai
beberapa jenis, yakni mikroskop medan terang, mikroskop medan
gelap, mikroskop Fase kontras, mikroskop fluoresensi.
Mikrokop electron ditemukan pertama kali oleh Knoll dan Ruska
(1932), mempergunakan electron sebagai pemantul bayangan
obyek.Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu
untuk melakukan pembesaran objek sampai 2 juta kali, yang
menggunakan elektro statik dan elektro magnetik untuk mengontrol
pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan
pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada
mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih
banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek
dibandingkan mikroskop cahaya.dibagi menjadi Transmission
Electron Microscopy, Scanning Electron Microscopy, Scanned Probe
Microscopy.
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa
digunakan untuk benda yang berukuran relative besar. Mikroskop
stereo memiliki perbesasran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati
dengan mikroskop ini dapat dilihat secara 3 dimensi. Komponen
utama mikroskop stereo hamper sama dengan mikroskop cahaya.
Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa objektif. Beberapa
perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah: (1) ruang ketajaman
lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan denan
mikroskop cahaya ssehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi

benda yang diamati, (2) sumber cahaya berasal dari atas sehingga
objek yang tebal dapat diamati.
Mikroskop Konfokal Berdasarkan Tortora (2001), prinsip kerja
dari mikroskop ini mirip seperti pada mikroskop fluorosensi.
Pertama, spesimen diwarnai dengan fluorochrome supaya mereka
memantulkan cahaya. Mikroskop ini meggunakan penerangan
berupa sinar laser dan dapat dihubungkan dengan komputer sehingga
mampu menghasilkan gambar tiga dimensi. Menurut Jurnal
Advances in Dental Research (1997) oleh Duchner dikatakan bahwa
mikroskop konfokal perlahan sudah mulai digunakan dalam
penelitian

di

Kedokteran

Gigi.

Biasanya

digunakan

untuk

mempelajari struktur enamel dan dentin.


Mikroskop pender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda
asing atau Antigen (seperti bakteri, ricketsia, atau virus) dalam
jaringan. Dalam teknk ini protein anttibodi yang khas mula-mula
dipisahkan dari serum tempat terjadinya rangkaian atau dikonjungsi
dengan pewarna pendar. Karena reaksi Antibodi-Antigen itu besifat
khas, maka peristiwa pendar akanan terjadi apabila antigen yang
dimaksut ada dan dilihat oleh antibody yang ditandai dengan
pewarna pendar.
Mikroskop Fase kontras adalah Cara ideal untuk mengamati
benda hidup adalah dalam kadaan alamiahnya : tidak diberi warna
dalam keadan hidup, namun pada galibnya fragma bend hidup yang
mikroskopik (jaringan hewan atau bakteri) ttembus chaya sehingga
pada masing-masing tincram tak akan teramati, kesulitan ini dapat
diatasi dengan menggunakan mikroskop fasekontras. Prinsip alat ini
sangat rumit.. apabila mikroskop biasa digunakan nuklus sel hidup
yang tidak diwarnai dan tidak dapat dilihat, walaupun begitu karena
nucleus dalam sel, nucleus ini mengubah sedikit hubungan cahaya
yang melalui meteri sekitar inti.
2.1.3 Bagian-bagian dan fungsi komponen mikroskop

Mikroskop memiliki bagian-bagian yang mempunyai fungsi


berbeda-beda.
a. Lensa Okuler untuk memperbesar benda yang dibentuk oleh lensa
objektif
b. Tabung Mikroskop Untuk mengatur fokus, dapat dinaikkan dan
diturunkan.
c. Tombol pengatur fokus kasar Untuk mencari fokus bayangan objek
secara cepat sehingga tabung mikroskop turun atau naik dengan
cepat.
d. Tombol pengatur fokus halus Untuk memfokuskan bayangan objek
secara lambat, sehingga tabung mikroskop turun atau naik dengan
lambat.
e. Revolver Untuk memilih lensa obyektif yang akan digunakan
f. Lensa Objektif Untuk menentukan bayangan objektif serta
memperbesar benda yang diamati. Umumnya ada 3 lensa objektif
dengan pembesaran 4x, 10x, dan 40x.
g. Lengan Mikroskop untuk pegangan saat membawa mikroskop
h. Meja Preparat Untuk meletakkan objek (benda) yang akan diamati
i. Penjepit Objek Glass Untuk menjepit preparat di atas meja preparat
agar preparat tidak bergeser.
j. Kondensor Merupakan lensa tambahan yang berfungsi untuk
mengumpulkan cahaya yang masuk dalam mikroskop
k. Diafragma Berupa lubang-lubang yang ukurannya dari kecil
sampai selebar lubang pada meja objek. Berfungsi untuk mengatur
banyak sedikitnya cahaya yang akan masuk mikroskop
l. Reflektor/cermin untuk memantulkan dan mengarahkan cahaya ke
dalam mikroskop. Ada 2 jenis cermin, yaitu datar dan cekung. Bila
sumber cahaya lemah, misalkan sinar lampu, digunakan cermin
cekung tetapi bila sumber cahaya kuat, misalnya sinar matahari
yang menembus ruangan, gunakan cermin datar.
M. Kaki Mikroskop Untuk menjaga mikroskop agar dapat berdiri
dengan mantap di atas meja.
2.1.4 Sifat lensa pada mikroskop
Sifat lensa pada mikroskop adalah sebagai berikut :

Sifat lensa kondenser : sifat ini terletak dibawah specimen.


Fungsinya adalah mengumpulkan dan mengoleksi berkas cahaya dari
objek yang diletakkan pada mikroskop.
Sifat lensa objektif yang berada dekat dan diatas specimen.
Fungsi untuk menghasilkan memperbesar citra specimen.
Sifat lensa bagian mata atau sistem lensa okuler, berada didekat
mata pengamat dan memperbesar serta mata pengamat dan
memperbesar serta membentuk citra (citra kedua dari citra utama)
yang sebelumnya dihasilkan oleh lensa obyektif.
2.1.5 Daun Hidrilla Verticillata
Hydrilla adalah tumbuhan spematophyta yang hidup di air,
sehingga ia memiliki bentuk adaptasi yang berbeda dengan
spermatophyta darat. Diding selnya tebal, yang bertujuan untuk
mencegah osmosis air yang dapat menyebabkan lisisnya sel. Sel
hidrilla berbentuk segiempat beraturan yang tersusun seperti batu
bata. Memiliki kloroplas dan klorofil yang terdapat didalamnya.
Pada daun hidrilla dapat pula diamati proses aliran sitiplasma, yaitu
pada bagian sel- sel penyusun ibu tulang daun yang memanjang di
tengah- tengah daun. Pada hidrilla juga terdapat trikoma yang
berfungsi untuk mencegah penguapan yang berlebih.
Aliran sitoplasma dalam tumbuhan akan menggerakkan plastid
melewati beberapa vakuola ke segala arah yang disebut dengan
sirkulasi, aliran ini biasanya terdapat pada tumbuhan yang masih
muda, karena dalam tumbuhan muda sel- sel masih dalam tahapan
pertumbuhan dna perkembangan, sehingga masih membutuhkan
bahan- bahan organic untuk sintesis komponen- komponen sel.
Sedang aliran sitoplasma yang mengelilingi vakuola disebut aliran
rotasi, terjadi pada sel tua karena sel tua sudah tidak terlalu banyak
membutuhkan senyawa organic lagi, maka bahan organic tersebut
dibawa ke vakuola untuk disimpan sebagai cadangan makanan, jika
suatu saat tumbuhan membutuhkannya, misalnya dalam kondisi
kekeringan atau musim kemarau.

Tumbuhan Hidrilla Verticillata adalah tumbuhan tenggelam di


dalam danau, kolam atau air yang mengalir lambat. Tumbuhan ini
biasanya membentuk banyak batang yang dapat mencapai dua meter.
Hidrilla Verticillata terbagi atas Hidrilla Jantan dan hidrilla betina.
Tumbuhan hidrilla ini mempunyai daerah penyebaran luas di semua
tempat yang berupa gulam pada daerah pengairan, kolam dan danau.
Apabila tumbuhan ini kering, maka dalam waktu singkat mereka
akan langsung membasah dan menjadi selasah sehingga akan
mempercepat proses pendangkalan habitatnya.Tumbuhan ini srring
digunakan sebagai hiasan didalam aquarium.

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum tentang pengenalan mikroskop dan pengamatan tanaman
hydrilla ini dilaksanakan pada: Senin, 27 April 2015. Pukul 13.00 s/d 15.00.
Di laboratorium FIKP.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat:
1. Mikroskop binokuler
2. Kaca benda dan kaca penutup
3. Pipet
Bahan:
1. Tanaman hydrilla
3.3 Prosedur Kerja
1. Mempersiapakan alata dan bahan.
2. Mengambil sehelai daun Hidrilla Verticillata, dan letakkan pada objek
gelas.
3. Mengamati susunan sel yang terdapat pada kaca objek
4. Menggambar hasil pengamatan dan membuat keterangan dari struktur sel
yang diamati.
5. Lepaskan kaca objek dari penjepit objek
6. Menyimpan Mikroskop di tempat yang aman.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan

Praktikum I
Bentuk-bentuk Sel dan Bagian-bagian Yang Hidup
Tujuan : 1.
I.

Teori Dasar

Ilmu yang mempelajari tentang sel disebut sitologi. Semua organisme yang hidup
terdiri atas sel, dapat berupa organisme bersel tunggal atau bersel banyak. Setiap
sel merupakan unit fungsional dan struktural dari bentuk hidup ( Sumardi dan
Agus, 1992 ).
Pada organisme bersel banyak tidak semata-mata merupakan kulpulan sel, tetapi
saling berhubungan dan berkoordinasi secara harmonis. Sel-sel sangat bervariasi
ukurannya, bentuknya, struktunya, serta fungsinya. Ada yang berukuran micron,
milimeter bahkan ad yang berukuran sentimeter ( serat dalam tumbuhan etrtentu ).
Beberapa sel yang ada relatif sederhana organisasi bagian dalamnya tetapi ada
pula yang kompleks. Beberapa sel ada yang mempunyai fungsi bermacam-macam
tetapi ada juga yang terspesialisasi aktivitasnya. Robert Hooke adalah orang yang
pertama kali melihat adanya ruang-ruang yang di batasi oleh dinding sel pada
sayatan jaringan gabus yang ia sebut sebagai sel. Kemudian ia melihat cairan yang
terdapat didalam sel , isi sel tersut selanjutnya diinterpretasikan sebagai materi
hidup yang disebut sitoplasma ( Suradinata, 1998 ). Nama sel di ambil dari bahasa
Yunani, yaitu Kytos yang berarti ruangan kosong, sedangkan sella dalam bahasa
latin berarti ruang kosong.

Protoplas merupakan bagian sel yang ada isebelah dalam didnding sel. Protoplas
disusun oleh bahan hidup dalam bentuk sederhana, yang disebut protoplasma.
Pada sel tumbuhan protoplas terdiri atas : komponen protoplasma dan non
protoplasma.
Komponen protoplasma terdiri atas :
1.

Sitoplasma yaitu bahan protoplasma yang meyelubungi badan protoplasmaik

dan nonprotoplasmaik
2.

Inti sel ( nukleus ) yaitu suatu badan yang merupakan pusat sintesis dan

pengaturn aktivitas sel, serta menetukan sifat-sifat hereditas suatu organisme


3.

Plastida merupakan komponen protoplasmik yang mempunyai stuktur dan

fungsi yang khusus.


4.

Mitokondria yaitu badan yang lebih kecil dari plastida yang mempunyai

fungsi repirasi ( Sumardi dan Aus, 1992 )


II.

Alat dan Bahan

Bahan-bahan :
1.

Empulur Manihot utilissima

2.

Rambut buah Ceiba pentandra

3.

Rambut biji Grossypium sp

4.

Hydrilla

5.

Ganggang Spirogira

6.

Umbi Allium cepa

7.

Air

III.

Cara kerja

1.

Membuat irisan tipis dari empulur Manihot Utilissima secara melintang

2.

Meletakkan masing-masing yaitu irisan Manihot Utilissima, rambut buah

Cieba petandra dan rambut biji Gossypium sp diatas kaca objek glass selanjutnya
ditetesi air dan menutupnya dnegan gelas penutup.

3.

Mengambil sehelai daun Hydrilla spdan ganggang spiroghyra kemudian

meletakkan pada kaca benda dan menutupnya dengan kaca penutuplalau


mengamatinya dibawah mikroskop.
4.

Menyayat secara melintang umbi Allium cepa selanjutnya meletakkan diatas

kaca benda dan memberi setetes air kemudian menutupnya dengan kaca penutup
lalu mengamatinya di bawah mikroskop
5.

IV.

Menggambar hasil pengamatan dan emberi keterangan.

Hasil Pengamatan

Preparat 1 : Umbi Allium cepa


Keterangan :
1.

Dinding sel

2.

Ruang sel

Preparat 2 : Empulur Manihot Utilissima

Keterangan :
1.

Dinding sel

2.

Ruang yang dihasilkan dari pengikatan antar sel satu dngan sel yang lain

3.

Ruang sel

Preparat 3 : Hydrilla

Keterangan :
1.

Dinding sel

2.

Ruang sel

3.

Kloroplas

Preparat 4 : Gossipyum sp

Keterangan :
1.

Dinding sel

2.

Ruang sel

Preparat 5 : Ceiba petandra

Keterangan :
1.

Dinding sel

2.

Ruang sel

3.

Ruang udara

Preparat 6 : spirogira sp

Keterangan :
1.

Dinding sel

2.

Ruang sel

3.

Ruang udara

4.

Kloroplas
V.

1.

Analisa Data
Umbi Allium cepa

Klasifikasi :
Kingdom

: Plantae.

Divisio

: Magnoliopsida.

Classis

: Liliopsida.

Ordo

: Liliales.

Familia

: Liliaceae.

Genus

: Allium.

Spesies

: Allium cepa.

Allium cepa (bawang merah) merupakan tanaman berumpun dan berumbi yang
umbinya sering dijadikan bahan baku bumbu masakan. Tanaman bawang merah
banyak ditanam di ladang ataupun di sawah dengan intensitas cahaya yang tinggi.
Tanaman bawang merah tidak berbatang dan daunnya berwarna hijau panjang,
berbentuk tabung yang ujungnya lancip.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan dengan mengamati sel Allium cepa yang
sebelumnya telah dipotong bagian dalam dari umbinya, kemudian diamati di

bawah mikroskop , diketahui bahwa sel umbi Allium cepa mempunyai bentuk
persegi panjang. Bagian yang dapat diamati adalah dinding sel inti sel, dan
sitoplasma. Pada sel ini juga terdapat vakuola dan plastida yang mengandung zat
warna.
Sel bagian dalam umbi lapis bawang merah (Allium cepa) adalah sel hidup karena
terdapatnya protoplasma, yaitu plastida, plasma sel, inti sel, dan sitoplasma.
Bagian sitoplasma pada sel bisa diamati karena berbentuk butiran-butiran halus.
Inti sel terdapat pada sitoplasma. Sel Allium cepa tersusun rapat dengan ruang
antar sel diantara sel yang satu dengan sel yang lain yang merupakan jalan
transportasi antar sel.
2.

Empulur Manihot Utilissima

Berdasarkan hasil pengamatan pada tumbuhan ini terdapat empelur pada bagian
batang, sel ini merupakan sel yang telah mati karena tidak ditemukannya adanya
protoplasma, yang terlihat hanyalah dinding sel yang membatasi tiap-tiap sel,
serta ruang antar sel, sedangkan ruang antar selnya sendiri terlihat kosong.
Sel empelur tersebut berasal dari jaringan parenkim yang sudah mati.
Padabeberapa tumbuhan sel empulur dapat berfungsi sebagai penyimpanan air
(teratai) dan menyimpan cadangan makanan (sagu.
Klasifikasi Ilmiah
Regnum

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Ordo

: Euphorbiales

Family

: Euphorbiaceae

Genus

: Manihot

Species

:Manihot utillisima

3.

Hydrilla

Klasifikasi :
Kingdom

: Plantae.

Divisio

: Magnoliophyta.

Classis

: Liliopsida.

Ordo

: Hydrocharitales.

Familia

: Hydrocharitaceae.

Genus

: Hydrilla

Spesies :

Hydrillla verticillata

Daun Hydrillla verticillata adalah daun majemuk berukuran kecil yang memiliki
tepi bergerigi. Daun Hydrillla verticillata berwarna hijau dengan pangkal daun
berwarna kemerahan jika pada keadaan segar.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan dengan mengamati daun Hydrillla
verticillata diketahui bahwa sel daun Hydrilla verticillata ini tersusun atas dinding
sel yang tebal, inti sel, kloroplas yang berbentuk lensa, klorofil dan sitoplasma.
Sel daun Hydrilla verticillata berbentuk segiempat beraturan yang tersusun seperti
batu bata. Pada juga sel daun Hydrilla verticillata terdapat trikoma yang berfungsi
untuk mencegah penguapan yang berlebih.Sel daun Hydrilla verticillata ini
merupakan sel hidup karena terdapatnya sel protoplasma yaitu dinding sel,
kloroplas dan vakuola serta inti sel.

4.

Rambut biji Gossypium sp

Pengamatan pada rambut biji/kapas Gossypium sp. Sel memiliki batas-batas yang
jelas yang disebut sigma. Sel Gossypium sp sel mati karena tidak memiliki
protoplasma lagi didalam selnya, bentuk kapas hamper sama dengan rambut buah
randu, tetapi yang membedakannya yaitu pada randu terdapatgelembung udara
sedangkan pada kapas tidak ada namun pada kapas terdapat torsi atau pilinan.
Torsi padakapas ini dapat membantu dalam memperkuat serat-serat kapas, dan
karena seratnya yang kuat kapas dapat dijadikan benang. Dan terdapa pula
dinding sel yang berfungsi untuk memberi bentuk pada sel dan melindungi isi sel
serta memperkuat isi sel.
Klasifikasi Ilmiah
Regnum

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Ordo

: Malvales

Family

: Bombaceae

Genus

: Gossypium

Species

: Gossypium sp.

5.

Rambut buah Ceiba petandra

Pada pengamatan selanjutnya kami mengamati serabut kapuk randu yang mana
sel nya berbentuk panjang. Sel kapuk randu seperti halnya sel kapas berbentuk
memanjang, perbedaannya; pada sel kapuk tidak terdapat torsi, sehingga sel kapas
hanya berupa lumen (rongga sel) yang dibatasi oleh dinding sel dengan
lingkungan luar. Oleh karena itu sel kapuk mampu menyimpan udara sehingga
baik digunakan sebagai bahan isolasi. Dalam sel kapuk randu terdapat dinding sel,
ruang antar sel yang berfungsi untuk pertukaran gas, serta terdapat gelembung
udara untuk menyimpan udara. Sel kapuk randu adalah sel mati yang
membutuhkan udara lebih banyak maka dari itu memiliki ruang antar sel dan
gelembung udara didalam selnya.
Klasifikasi :
Regnum

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Ordo

: Malvales

Family

: Malvaceae

Genus

: Ceiba

Spesies

: Ceiba pentandra

6.

Ganggang Spirogira

Klasifikasi :
Regnum

: Plantae

Divisi

: Chlorophyta

Kelas

: Chlorophyceae

Ordo

: Zygnematales

Family
Genus
Spesies

: Zygnemataceae
: Spyrogyra
: Spyrogyra sp

Berdasarkan hasil pengamatan pada Spyrogyra sp dapat dilihat bagian-bagian sel


yang hidup yaitu sitoplasma dan kloroplas. Kloroplas mengandung klorofil
sehingga memberi warna hijau pada ganggang Spyrogyra sp. bentuk kloroplas
pada Spyrogyra sp adalah berbentuk pita.
Sitoplasma pada Spyrogyra sp tampak transparan. Selain kloroplas dan
sitoplasma, terdapat pula dinding sel.
VI.

Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan untuk mengetahui bentuk-bentuk
sel dan bagian-bagian hidupnya dengan bahan empulur Manihot utilissima ,
rambut buah Ceiba petandra, rambut biji Gossypium sp , Hydrilla, ganggang
Spirogira, dan umbi Allium cepa, dapat di simpulkan bahwa sel Allium cepa , sel
Hydrilla, dan sel ganggang Spirogira merupakan sel hidup karena memiliki
sitoplasma , inti sel ,kloroplas, dan bagian hidup lainnya. Sedangkan sel Manihot
utilissima, sel Gossypium sp dan sel Cieba petandra adalah sel mati karena tidak
memiliki bagian hidup sel yaitu seperti sitoplama kloroplas , nukleus dan lainlain.
VII.
1.

Pembahasan
Ciri sel tumbuhan yang tidak terdapat pada sel hewan adalah :

Dinding sel merupakan bagian terluar sel tumbuhan. Dinding sel ini bersifat
kaku dan tersusun atas polisakarida. Polisakarida ini terdiri atas selulosa,
hemiselulosa, dan pektin. Dinding sel dibentuk oleh diktiosom. Dinding sel
bersamasama dengan vakuola berperan dalam turgiditas sel atau kekakuan sel.
Vakuola atau rongga sel ialah organel sitoplasmik yang berisi cairan dan
dibatasi membran yang mungkin identik dengan membran sel. Sel tumbuhan
muda memiliki banyak vakuola kecil-kecil. Semakin dewasa jumlah vakuola
berkurang, tetapi ukuran membesar. Sel-sel tumbuhan yang memiliki vakuola

besar biasanya adalah sel-sel parenkim dan kolenkim. Vakuola tersebut dibatasi
oleh membran yang disebut tonoplas.
Plastida merupakan organel yang hanya terdapat pada sel tumbuhan. Plastida
berasal dari perkembangan proplastida di daerah meristematik
Kloroplas yaitu plastida yang mengandung pigmen hijau disebut klorofil,
karotenoid, dan pigmen fotosintetik lainnya. Kloroplas hanya dijumpai pada sel
autotrof yang eukariotik. Kloroplas dimiliki oleh sel-sel yang berklorofil misalnya
Algae, lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan bunga.
2.

Bentuk sel yang saya dapatkan dari hasi pengamatan adalah :

Sel umbi Allium cepa mempunyai bentuk persegi panjang.


Sel empulur Manihot utilissima terlihat dinding selnya lebih tebal, ruang sel
yang relatif besar, dan berbentuk segi enam atau bersegi banyak.
Sel daun Hydrilla verticillata berbentuk segiempat beraturan yang tersusun
seperti batu bata.
Sel rambut biji Gossypium sp, terlihat selnya panjang terpilih-pilih atau yang
disebut dengan torsi.
Sel Rambut buah Ceiba petandra berbentuk selnya seperti benang yang
memanjang
Sel ganggang Spirogira bentuknya memanjang.

3.

Fungsi dari dinding sel adalah

Secara ringkas, fungsi dinding sel adalah sebagai berikut:


Mempertahankan dan menentukan bentuk sel (analog dengan sebuah kerangka
eksternal untuk setiap sel).
Dukungan dan kekuatan mekanik (memungkinkan tanaman untuk dapat tumbuh
tinggi, membuat helaian daun yang tipis dapat diposisikan secara baik untuk
mendapatkan cahaya).
Mencegah membran sel meledak saat berada di dalam medium hipotonik (yaitu,
tahan tekanan air).

Mengendalikan laju dan arah pertumbuhan sel dan mengatur volume sel.
Bertanggung jawab dalam desain dan mengendalikan morfogenesis tanaman sejak
dinding tanaman berkembang hingga penambahan sel.
Memiliki peran metabolisme (yaitu, beberapa protein di dinding sel adalah enzimenzim untuk transportasi, sekresi).
Penghalang fisik untuk: (a) patogen, dan (b) air dalam sel bergabus. Namun, harus
diingat pula bahwa dinding sel sebenarnya sangat berpori dan memungkinkan
molekul kecil, termasuk protein hingga 60.000 MW dapat bebas. Pori-pori pada
dinding sel berukuran sekitar 4 nano meter.
Penyimpanan karbohidrat - komponen dinding ini dapat digunakan kembali dalam
proses metabolisme lainnya (terutama dalam biji). Dengan demikian, di satu sisi
dinding sel dapat berfungsi sebagai repositori penyimpanan untuk karbohidrat.
Sinyal - fragmen dinding, disebut oligosakarin, bertindak sebagai hormon.
Oligosakarin, yang didapat dari hasil perkembangan normal atau karena serangan
patogen, melakukan berbagai fungsi termasuk: (a) merangsang sintesis etilen, (b)
mendorong sintesis fitoaleksin (pertahanan kimia yang diproduksi sebagai respon
terhadap infeksi jamur / bakteri), (c) merangsang enzim kitinase dan (d)
meningkatkan kadar kalsium sitoplasma dan (d) menyebabkan "ledakan
oksidatif". Ledakan ini menghasilkan hidrogen peroksida, superoksida dan
oksigen aktif lain yang dapat menyerang patogen secara langsung atau
menyebabkan peningkatan lintas-hubungan di dinding sel, membuat dinding lebih
keras untuk ditembus.
4.

Sel yang bersifat hidup yang dapat saya amati terdapat pada preparat sel

Allium cepa, Hydrilla, dan Spirogira yaitu sitoplasma dan kloroplas .


VIII. Daftar Pustaka

http://nls11.blogspot.com/2013/06/laporan-praktikum-bentuk-dan-struktur.html
http://maryampido92.blogspot.com/2012/11/bentuk-bentuk-sel.html
http://rikabahite.blogspot.com/2012/11/praktikum-antum.html

Sumardi,I, Agus,P.1993.Struktur dan Perkembangan tumbuhan. Depdikbud Dirjen


Pendidikan Tinggi. Proyek Pembinaan Tenaga Kerja Kependidikan Tinggi.

Anda mungkin juga menyukai