Anda di halaman 1dari 25

PRAKTIKUM

BIOLOGI

LAPORAN RESMI
MIKROSKOP, SEL TUMBUHAN, SEL HEWAN, DAN MIKROORGANISME

NABITA MALIYYA FARHANA

21033010127

H/B

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA


TIMUR

SURABAYA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak hal di dunia ini yang perlu diteliti dan dipecahkan, namun karena
keterbatasan manusia dalam melakukan hal tersebut diperlukanlah alat untuk
menunjang dan membantu pengamatan terhadap sesuatu yang tidak bisa dipecahkan
hanya dengan panca indra manusia, salah satunya yaitu mikroskop. Mikroskop
merupakan alat yang membantu manusia untuk dapat melihat dan mengamati suatu
objek dengan gerakan yang sangat halus yang tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang.

Ada berbagai macam mikroskop, yaitu mikroskop berdasarkan pada


kenampkan objek yang diamati, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan
mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo), mikroskop berdasarkan sumber cahayanya
yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop electron dan lain-lain. Mikroskop cahaya
memiliki dua macam mikroskop yaitu mikroskop berdasarkan jumlah lensanya adalah
mikroskop monokuler dan mikroskop binokuler.

Fungsi dari mikroskop yaitu untuk mengamati objek yang tidak bisa dilihat
manusia dengan mata telanjang, seperti mengamati mikroorganisme kecil, selain itu
juga bisa digunakan untuk mengamati sel-sel hidup, seperti sel hewan, sel tumbuhan,
dan sel dalam tubuh manusia. Sel merupakan unit terkecil penyusun tubuh makhluk
hidup yang mampu melakukan ekskresi, transportasi, dan koordinasi sel. Sel memiliki
ukuran beragam mulai dari yang berdiameter 1 μm – 100 μm dengan volume 1 – 1.000
μm3 dan bentuknya juga bermacam-macam tergantung organismenya yang tidak
dapat dilihat manusia dengan mata telanjang.

1.2 Tujuan

1. Mempelajari cara menyiapkan bahan-bahan yang akan diamati di bawah


mikroskop.
2. Memperkenalkan mikroskop dan bagian-bagiannya serta fungsinya dan cara
penggunaannya.
3. Mengamati sel hewan, sel darah manusia, sel tumbuhan, dan sel
mikroorganisme.
4. Mengidentifikasi struktur fungsi organel sel.
1.3 Manfaat

1. Mengetahui fungsi dan cara penggunaan mikroskop


2. Mengetahui bentuk dari sel hewan (ovarium dan usus halus), sel tumbuhan
(beras dan hydrilla), serta mikroorganisme (tempe)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Mikroskop dari bahasa Yunani Kuno: μικρός, mikrós, "kecil" dan σκοπεῖν,
skopeîn, "melihat" adalah sebuah alat laboratorium yang digunakan untuk mengamati
benda yang sangat kecil dan benda yang tidak tampak oleh indra penglihatan secara
langsung. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut
mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.
Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan, adalah mikroskop
optis. Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang
memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh di bidang fokal
dari lensa tersebut. Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua,
yaitu, mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi
menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan
kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan kegiatan pengamatannya,
mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bagian
permukaan dan mikroskop monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam
sel (anonim, 2011)

Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang hanya memiliki satu lensa


yaitu lensa okuler, mikroskop ini digunakan dengan menggunakan satu mata, sehingga
banyangan yang terlihat hanya memiliki panjang dan lebar serta hanya sedikit
gambaran mengenai tingginya objek yang akan diselidiki dengan menggunakan
mikroskop ini, harus memiliki ukuran yang kecil dan tipis sehingga dapat ditembus
cahaya. Cara pengamatan ini menggunakan cahaya yang ditembuskan. Adapun fungsi
dari mikroskop monokuler adalah untuk mengamati secara lebih terperinci struktur di
dalam sel. Adapun sumber cahaya yang digunakan adalah lampu. Dan penggunaan
mikroskop monokuler terbilang sangat mudah dibandingkan mikroskop binokuler.

Mikroskop binokuler adalah mikroskop yang digunakan untuk pengamatan


benda-benda yang tidak terlalu besar, transparan atau tidak. Penyinaran dapat diatur
dari atas maupun dari bawah dengan sinar alam atau lampu (Tim Pengajar Jurusan
Biologi 2011).

Mikroskop merupakan alat utama dalam melakukan pengamatan dalam bidang


biologi, karena dapat digunakan untuk mempelajari struktur dari benda- benda kecil.
Ada 2 prinsip dasar yang berbeda untuk mikroskop, yaitu mikroskop optik dan
mikroskop elektron. Mikroskop optik dapat dibedakan menjadi mikroskop biologi dan
mikroskop stereo.(Tim Pengajar Biologi Dasar UNDIP,2004)

Mikroskop biologi umumnya memiliki lensa okuler dan lensa objektif dengan kekuatan
pembesaran sebagai berikut.

1. Objektif 4x dengan okuler 10x, pembesaran 40x


2. Objektif 10 dengan okuler 10x, pembesaran 100x
3. Objektif 40x dengan okuler 10x, Pembesaran 400x
4. Objektif 100x dengan okuler 10x, pembesaran 1000x

Objektif yang paling kuat pada mikroskop optik 1000x disebut objektif emersi, karena
penggunaannya harus dengan minyak emersi dan cara memakainya khusus pula.

Baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung.
Secara garis besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang
mempunyai sifat semu, terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula, lalu
yang menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada
mikroskop cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti bayangan,
semu, terbalik, dan lebih lagi diperbesar (Saras Dian Pramudita, 2012, 02). Bagian-
bagian dari mikroskop dan fungsinya :

Sumber http://staffnew.uny.ac.id/upload/132319972/pengabdian/MIKROSKOP.pdf
Bagian-bagian optik adalah sebagai berikut :

 Lensa Okuler, yaitu lensa yang terdapat di bagian ujung atas tabung pada
gambar, pengamat melihat objek melalui lensa ini. Lensa okuler berfungsi untuk
memperbesar kembali bayangan dari lensa objektif. Lensa okuler biasanya
memiliki perbesaran 6, 10, atau 12 kali.
 Lensa Objektif, yaitu lensa yang dekat dengan objek. Biasanya terdapat 3 lensa
objektif pada mikroskop, yaitu dengan perbesaran 10, 40, atau 100 kali. Saat
menggunakan lensa objektif pengamat harus mengoleskan minyak emersi ke
bagian objek, minyak emersi ini berfungsi sebagai pelumas dan untuk
memperjelas bayangan benda, karena saat perbesaran 100 kali, letak lensa
dengan objek yang diamati sangat dekat, bahkan kadang bersentuhan.
 Kondensor, yaitu bagian yang dapat diputar naik turun yang berfungsi untuk
mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh cermin dan memusatkannya ke
objek.
 Diafragma, yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya
cahaya yang masuk dan mengenai preparat.
 Cermin, yaitu bagian yang berfungsi untuk menerima dan mengarahkan cahaya
yang diterima. Cermin mengarahkan cahaya dengan cara memantulkan cahaya
tersebut.

Bagian-Bagian Mekanik (Non-Optik) adalah sebagai berikut :


 Revolver, yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa
objektif yang diinginkan.
 Tabung Mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi untuk menghubungkan lensa
objekti dan lensa okuler mikroskop.
 Lengan Mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi untuk tempat pengamat
memegang mikroskop.
 Meja Benda, yaitu bagian yang berfungsi untuk tempat menempatkan objek
yang akan diamati, pada meja benda terdapat penjepit objek, yang menjaga
objek tetap ditempat yang diinginkan.
 Makrometer (pemutar kasar), yaitu bagian yang berfungsi untuk menaikkan
atau menurunkan tabung secara cepat untuk pengaturan mendapatkan
kejelasan dari gambaran objek yang diinginkan.
 Mikrometer (pemutar halus), yaitu bagian yang berfungsi untuk menaikkan atau
menurunkan tabung secara lambat untuk pengaturan mendapatkan kejelasan
dari gambaran objek yang diinginkan.
 Kaki Mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi sebagai penyagga yang menjaga
mikroskop tetap pada tempat yang diinginkan, dan juga untuk tempat
memegang mikroskop saat mikroskop hendak dipindahkan.

Sel merupakan unit(satuan) terkecil dari makhluk hidup yang dapat


melaksanakan kehidupan. Secara struktural,tubuh makhluk hidup tersusun atas sel-
ssel sehingga sel disebut satuan struktural makhluk hidup. Secara Fungsional, tubuh
makhluk hidupmdapat menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel penyusun itu
berfungsi. Karena itu sel juga disebut satuan fungsional makhluk hidup. Sel
mengandung arti genetik, sifat makhluk hidup dapat diwariskan kepada keturunan
(Cartono dan Hizqiyah, 2010)

Struktur sel hewan dan tumbuhan yaitu ;

1. Membran Sel
Membran sel berfungsi juga untuk memelihara perbedaan- perbedaan pokok
antara isi sel dengan lingkungannya. Membran sel mempunyai kemampuan
memilih bahan-bahan yang melintasinya dengan tetap memlihara perbedaan
kadar ion diluar dan didalam sel. (Nurhayati dan Wijayanti, 2016, hlm.
11).Struktur utama yang membentuk membran sel adalah momolekul-molekul
fosfolipid yang tersusun dalam dua lapis. Selain itu terdapat juga molekul
kolesterol sehingga membran sel agak kaku, Untuk menjalankan fungsinya
dengan baik,membran sel dilengkapi dengan molekul-molekul protein dan
karbohidrat. (Nurhayati dan Wijayanti, 2016).
2. Nukleus
Inti sel merupakan pusat berbagai aktifitas sel. Nukleus mengandung DNA
dalam jumlah besar yang disebut gen. Gen yang terdapat pada kromosom
berfungsi untuk sintesa RNA yang mengatur karakteristik dari protein yang
diperlukan untuk berbagai aktifitas enzimatik, serta mengatur reproduksi
sel.(Utari dan Tresnawati, 2011). Jadi nukleus memiliki arti penting bagi sel
karena mempunyai beberapa fungsi berikut:
a) Pengatur pembelahan sel
b) Pengendalianseluruhkegiatansel,misalnyadenganmemasukkanRNAdan
unit ribosom ke dalam sitoplasma
c) Pembawa informasi genetic (Nurhayati &Wijayanti, 2017)
3. Lisosom
Merupakan gelembung kecil yang memiliki selaput.Bentuknya bulat atau
lonjong bahkan kadang-kadang tidak berbentuk(bentuknya tidak
teratur).Lisosom ini berfungsi sebagai penghasil enzim-enzim pencernaan.
(Cartono dan Nahdiah, 2010).
Organel ini berbentuk seperti gembungan (Vakuola kecil) yang berselaput
selapis membran, berada didalam sitoplasma dan berisi berbagai macam
enzim untuk melakukan lysis (Mencerna atau merombak). Salah satu enzimnya
itu bernama Lisozym.
Secara umum dikenal sebagai sistem pembuangan kotoran sel, dengan cara
menghancurkan materi yang tidak berguna atau dikenal sebagai musuh
didalam sel. (Utari dan Tresnawati, 2011).
4. Sitoplasma
Merupakan cairan sel atau zat seperti gel. Sitoplasma terdiri atas protein dan
air. Berfungsi untuk tempat berlangsungnya metabolisme sel.
5. Sentrosom
Terletak dekat inti, mengandung dua buah sentriol yang selama pembelahan
sel sentriol ini akan memisah dan membentuk benang-benang gelendong yang
membantu pemisahan dan pergerakan kromosom. (Cartono dan Nahdiah,
2010).
6. Retikulum Endoplasma
Merupakan organel sel yang terdapat dalam mitokondria. Ada dua macam Re
yaitu RE kasar dan RE halus. Untuk yang kasar berfungsi sebagai protein yang
terbentuk di mikroskop. RE berfungsi untuk mengangkut sintesis sterolit dan
lemak, untuk menyimpan fosfolipid, steroid, dan glikolipid.
7. Ribosom
Merupakan organel sel yang padat serta kecil dengan ukuran diameter 20nm.
Berfungsi untuk tempat berlangsung proses fotosentesis.
8. Peroksisom
Merupakan kantong kecil yang berfungsi untuk menguraikan peroksida (𝐻2 𝑂2)
yang merupakan sisa dari metabolism. Berfungsi untuk merubah lemak juga
menjadi kerbohidrat.
9. Badan Golgi
Merupakan organel sel yang bisa ditemui di semua sel eukariotik. Fungsinya
ialah untuk membentuk lisosom, memproses protein, serta membentuk
membran plasma.
10. Sitoskeleton
Merupakan struktur intraseluler yang ditemukan pada seluruh sel eukariotik dan
beberapa sel prokariotik (bakteri). Sitoskeleton ini memberi bentuk pada sel,
mengatur dan menimbulkan gerakan sitoplasma yang beruntun dan berkaitan
serta membentuk jaring-jaring kerja yang membantu mengatur reaksi- reaksi
enzimatik. (Utari dan Tresnawati, 2011)
11. Mitokondria
Tempat berlangsunya respirasi sel sehingga tempat ini pula dibentuk energi.
Ukurannya bermacam-macam meyerupai batang atau bulat, umumnya
berdiameter 0,5-1,0 um dan panjangnya 1-2 um. Mempunyai lipatan-lipatan
membentuk membran yang rangkap, didalamnya terdapat matriks(cairan yang
wterdapat dalam mitokondria)dan Krista (lembaran-lembaran atau tonjolan-
tonjolan). (Cartono dan Nahdiah, 2010).
Krista dapat memperluas permukaan sehingga dapat menyerap oksigen lebih
banyak, juga berfungsi dalam mengatur translokasi enzim dan energi. Di dalam
matriks terkandung banyak protein,lipid,DNA, serta enzim pernapasan atau
sitokrom. (Cartono dan Nahdiah, 2010, hlm. 39). Fungsi mitokondria adalah
sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi),
karena itu mitokondria diberi julukan ‘The Power House”. (Utari dan Tresnawati,
2011).
12. Kloroplas
Merupakan salah satu jenis organel yang disebut plastid pada tumbuhan dan
alga. Kloroplas mengandung klorofil, pigmen hijau yang menangkap energi
cahaya untuk fotosintesis, yaitu serangkaian reaksi yang mengubah energi
cahaya menjadi energi kimiawi yang disimpan dalam molekul karbohidrat dan
senyawa organic lain.
13. Vakuola
Kebanyakan fungsi lisosom sel hewan dilakukan oleh vakuola pada sel
tumbuhan. Vakuola berasal dari kata latin “vacuolum” yang berarti kosong dan
dinamai demikian karena organel ini tidak memiliki struktur internal. Umumnya
vakuola lebih besar daripada vesikel, dan kadang kala terbentuk dari gabungan
banyak vesikel.
14. Dinding sel pada tumbuhan
Merupakan matriks ekstraseluler yang menyelubungi tiap sel tumbuhan.
Terususn atas serabut selulosa yang tertanam dalam polisakarida lain serta
protein dan berukuran jauh lebih tebal daripada membrane plasma, yaitu 0,1
ɥm hingga beberapa micrometer. Dinding sel melindungi tumbuhan,
mempertahankan bentuknya, dan mencegah pengisapan air secara berlebihan.
15. Plastida
Plastida adalah organel yang hanya terdapat pada sel tumbuhan.Organel ini
merupakan hasil perkembangan proplastida yang terdapat dijaringan yang
bersifat meristematik. Berbentuk oval, tersusun atas sistem membran. Plastida
dibagi menjadi 3 bagian yaitu: Leukoplas, kloroplas dan kromoplas. ( Cartono
dan Nahdiah, 2010).

Struktur sel mikroorganisme :


1) Flagellum
Struktur ini merupakan embel-embel seperti rambut. Struktur ini amat
tipis (satuannya pengukurannya adalah nano meter). Flagellum tumbuh
dari suatu tubuh dasar struktur granular tepat di bawah membran sel di
dalam sitoplasma, kemudian menembus dinding sel. Flagellum sering
dijumpai pada sel bakteri yang berbentuk basil, dan jarang dijumpai
pada sel bakteri yang berbentuk kokus. Flagellum memungkinkan
motilitas (pergerakan) sel bakteri. Terkait dengan pergerakan flagella
bakteri, Nishiyama, et al., (2012) mengatakan bahwa mesin flagellar
bakteri adalah mesin molekul reversibel yang mengubah pengaliran ion
khusus untuk rotasi flagel. Pergerakan rotasi reguler terdiri dari 26
langkah per satu putaran. Ion perangkai berbeda sesuai dengan jenis
pergerakan dan atau spesies bakteri. Kecepatan rotasi dipengaruhi oleh
kondisi fisik dan kimia, seperti beban kekentalan, tempertur, dan pH.
2) Pili dan fimbriae
Banyak bakteri Gram negatif, memiliki apendiks mirip rambut, yang lebih
pendek, lebih lurus dari flagella, dan digunakan untuk perlekatan dan
transfer Deoxyribonucleic Acid (DNA) daripada untuk motilitas. Struktur
ini mencakup protein, yang disebut pilin. Struktur pilin terdiri atas dua
tipe yaitu pili dan fimbriae (Tortora, et al., 2010). Selanjutnya Tortora, et
al. (2010) menjelaskan bahwa fimbriae (tunggal = fimbria) dapat terjadi
pada kutub sel bakteri atau dapat secara merata terdistribusi pada
permukaan sel bakteri. Fimbriae berjumlah sedikit sampai beberapa
ratus buah persel bakteri. Fimbriae berperan lebih ke perlekatan antara
satu sel dengan sel bakteri lain, dan ke suatu permukaan. Sedangkan
Pili (tunggal = pilus) biasanya lebih panjang dari fimbriae dan jumlahnya
hanya satu atau dua buah per sel bakteri. Pili dilibatkan dalam hal
motilitas dan transfer DNA pada sel bakteri. Beberapa pili digunakan
untuk membawa bakteri bersama-sama yang memungkinkan transfer
DNA dari satu sel ke sel lain, yang mana proses ini dinamakan
konyugasi. Pili yang terlibat dalam proses konyugasi dinamakan pili
(seks) konyugasi.
3) Kapsul
Beberapa sel bakteri, dikelilingi oleh suatu bahan kental yang disebut
kapsul atau lapisan lendir. Kapsul ini dapat dilihat di bawah mikroskop
setelah sel bakteri tersebut diwarnai dengan pewarna negatif. Kapsul
sel bakteri penting sebagai bahan pelindung sel bakteri. Selain itu juga,
kapsul berfungsi sebagai gudang makanan cadangan bagi sel bakteri.
Bagi bakteri penyebab penyakit tertentu, kapsul menambah
kemampuan bakteri tersebut untuk menginfeksi makhluk hidup lain. Bila
bakteri tersebut kehilangan kapsulnya, maka akan kehilangan juga
virulensinya (kemampuan menginfeksi).

4) Dinding sel bakteri


Kokohnya dinding sel bakteri, disebabkan oleh adanya lapisan
peptidoglikan yang ada pada struktur dinding sel tersebut. Polimer yang
sangat besar ini, terdiri atas tiga macam bahan pembangun, yaitu: N-
asetilglukosamin (AGA), asam N-asetilmuramat (AAM), dan suatu
peptide yang terdiri atas empat/lima asam amino, yaitu L-alanin, D-
alanin, asam D-glutamant, dan lisin atau asam diaminopimelat. Dinding
sel bakteri Gram positif memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih besar
daripada sel bakteri Gram negatif.
5) Sitoplasma
Struktur membran sitoplasma berada di sebelah dalam dari dinding sel.
Oleh karena itu, jika dilihat dari struktur lapisan pada sel sel bakteri,
membran plasma dilindungi oleh dinding sel bakteri, yang mana sifat
dinding sel bakteri yang lebih kaku jika dibandingkan dengan membran
sitoplasma. Membran sitoplasma penting untuk mengendalikan lalu
lintas substansi kimiawi dalam larutan, masuk ke dalam dan keluar sel.
Susbtansi-substansi (solut) dapat melewati membran sitoplasma, dapat
dengan cara difusi pasif dan angkutan aktif.
6) Mesosom
Mesosom merupakan struktur di mana membran sitoplasma yang
melipat ke dalam (invaginasi) sitoplasma. Struktur ini berbelitbelit, yang
dinamakan mesosom. Mesosom berfungsi dalam sintesis dinding sel,
dan pembelahan nukleus sel bakteri.
7) Ribosom
Partikel Ribonucleic Acid (RNA-protein) yang disebut ribosom terkemas
padat di seluruh daerah sitoplasma. Ribosom merupakan tempat
biosintesis protein. Ribosom terdapat baik pada sel prokariotik maupun
sel eukariotik, yang berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Menurut
Tortora, et al. (2010) bahwa ribosom disusun oleh dua subunit, setiap
subunit mengandung protein dan sebuah tipe dari RNA disebut
ribosomal RNA (rRNA). Ribosom prokariotik berbeda dari ribosom
eukariotik dalam kandungan jumlah protein dan molekul rRNA, ribosom
prokariotik juga lebih kecil dan kurang padat jika dibandingkan dengan
ribosom sel eukariotik. Ribosom sel prokariotik (termasuk sel bakteri)
disebut ribosom 70S, dan sel eukariotik dikenal sebagai ribosom 80S.
Selanjutnya Zinsser, et al. (1988) menguraikan bahwa ribosom bakteri
70S, dari kira-kira 800.000 dalton, dipisahkan ke dalam subunit 30S dan
50S. Subunit 30S mengandung RNA 16S, sebaliknya subunit 50S
mengandung keduanya RNA 23S dan 5S. Huruf S menujukkan unit
Svedberg, yang menunjukkan laju relatif sedimentasi (pengendapan)
selama sentrifuge kecepatan tinggi.
8) Nukleus
Sel bakteri tidak memiliki kromosom yang diskrit (tersendiri), alat mitosis
untuk pembelahan sel, nukleolus, dan membran nukleus. Bahan
nukleus (DNA) terikat pada sistem mesosom sitoplasma. Bahan nukleus
sel bakteri disebut kromosom bakteri atau nukleoid.
9) Spora
Beberapa spesies bakteri mampu menghasilkan spora di luar sel
vegetatifnya, (eksosopora), atau di dalam sel vegetatif (endospora).
Spora ini tahan terhadap perlakuan fisik maupun kimia yang ekstrim
(lingkungan yang panas, kekeringan, bahan kimia yang toksik). Spora
berada dalam keadaan dorman (tidur). Pada keadaan lingkungan yang
sesuai dengan faktor pertumbuhan selnya (keadaan lingkungan yang
membaik bagi pertumbuhan bakteri), spora dapat tumbuh lagi menjadi
bentuk sel vegetatif. Eksospora merupakan spora eksternal. Tidak
semua bakteri memiliki eksospora. Contoh kuman yang menghasilkan
eksospora adalah Streptomyces viridochromogens. Proses
pembentukan eksospora sama dengan proses pembentukan spora
pada cendawan. Endospora hanya terdapat pada sel bakteri. Spora
jenis ini mulai terbentuk pada fase pertumbuhan logaritmik. Ukuran
diameter endospora bervariasi. Ada endopora yang memiliki ukuran
diameternya lebih besar dri sel vegetatif, ada yang lebih kecil dari sel
vegetatifnya. Letak endospora dalam sel vegetatifnya bervariasi. Ada
endospora yang letaknya di tengah sel vegetatifnya (sentral), di ujung
sel vegetatif (terminal), dan di dekat ujung sel vegetatifnya
(subterminal).

Preparat Beras (Fatma Zahra, 2016)


Preparat Hydrilla Sumber https://www.fttm.itb.ac.id/wp-
content/uploads/sites/168/2018/02/Format-Laporan-Fispertum-2017-REVISI.pdf

Preparat Ovarium (Khazanah, 2014)

Preparat Usus Halus (Sofhya, 2017)


Preparat Tempe (Agong, 2010)
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

No. Sample Perbesaran 10x Keterangan


Preparat

1. Beras Selnya berbentuk bulat. Ada yang


bergerombol dan ada yang
tunggal.

2. Hydrilla Selnya berbentuk seperti batang


dengan daun

3. Ovarium Serabut selnya terlihat seperti


membentuk akar dalam jumlah
banyak

4. Usus Selnya berbentuk serat-serat


Halus halus yang rapat
5. Tempe Selnya berbentuk seperti akar
tunggal yang tipis dan panjang.

3.2 Pembahasan

Seperti yang sudah dijabarkan di atas, fungsi dari mikroskop itu sendiri yaitu
membantu manusia dalam meniliti atau mengamati sel-sel makhluk hidup yang sangat
kecil ukurannya yang tidak dapat dilihat manusia dengan mata telanjang, mikroskop
memiliki peran penting dalam dan sangat dibutuhkan dalam dunia sains. Saat
digunakan untuk mengamati sebuah objek, ada baiknya hal pertama yang harus
dilakukan oleh seluruh praktikan adalan menyiapkan alat dan bahan yang akan
dibutuhkan dan diteliti. Dalam praktikum kali ini, praktikan diminta untuk mengamati sel
tumbuhan (beras dan hydrilla), sel hewan (ovarium dan usus halus), serta
mikroorganisme (tempe). Untuk langkah pertama, persiapkan alat meliputi mikroskop,
gelas objek, gelas penutup, mortar, alu, pisau, telenan, pipet tetes, dan pinset serta
bahannya ada lima preparat yaitu preparat beras, hydrilla, usus halus, ovarium, dan
tempe serta aquades. Ke lima preparat tersebut diamati secara bergantian mulai dari
sel tumbuhan, sel hewan, lalu mikroorganisme.

Untuk sel beras, hal pertama yang harus dilakukan adalah menumbuk beras,
kemudian ambil sedikit beras yang sudah ditumbuk mnggunakan pinset ke gelas objek,
menetesi beras yang sudah ditumbuk dengan sedikit aquades, dan menutup dengan
gelas penutup (jangan sampai ada gelembung udara dibawah penutup gelas), lalu
mengamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10x. Dari hasil percobaan
tersebut didapatkan bahwa sel tepung padi dengan nama ilmiah Oryza sativa memiliki
koponen nonprotoplasmik padat yaitu amilum. Amilum yang terlihat, berbentuk bulat
telur, ada yang bergerombol dan ada juga yang tunggal. Biji padi memiliki komponen
nonptotoplasmik padat yaitu amilum. Amilum merupakan cadangan makanan yang
tersimpan dalam umbi, rizoma, batang, buah, dan biji. Berdasarkan letak hilus/hilum,
biji padi termasuk ke dalam butir amilum majemuk (poliadelf) (Nugroho, Purnomo, &
Sumardi, 2012). Amilum majemuk atau poliadelf adalah butir amilum yang mempunyai
lebih dari satu hilum, masing-masing dikelilingi oleh lamella, dan diluarnya tidak
dikelilingi oleh lamella bersama, misalnya pada padi. Menjawab pertanyaan :
periksalah dengan pembesaran lemah, ada beberapa macam butir amylum yang anda
temukan? Gambarlah dengan pembesaran kuat beberapa butir amylum. Apakah
terdapat perbedaan butir amylum, antara perbedaan butir amylum, antara oryza sativa
dengan solanum tuberasum, dan ipomoea batatas?

Oryza sativa berdasarkan letak hilus/hilum, biji padi termasuk ke dalam butir amilum
majemuk (poliadelf), berdasarkan jumlah hilus maka butir amilum tepung beras
merupakan amilum poliadelf (majemuk) yang terdiri dari banyak butiran tepung yang
bersatu.

Solanum tuberasum berdasarkan letak hilus amilum Solanum tuberasum merupakan


tipe eksentris yakni hilus berada pada tepi, berdasarkan jumlah hilus maka kentang
merupakan amilumsetengah majemuk (diadelf). Saat ditetesi larutan KI menyebabkan
adanya warna ungu sehingga amilum lebih jelas terlihat. Hal ini dikerenakan larutan KI
merupakan indikator untuk meihat adanya amilum.

Ipomea batatas bentuk sel yaitu hilus yang terbentuk dari luar ke dalam dan berbentuk
eksentris. Pada Ipomea batatas tidak ditemukan adanya epidermis, melainkan terdapat
perinderm yang juga berfungsi sebagai pelindung. Parenkim penimbun banyak
terdapat pada daerah korteks yang berfungsi untuk menimbun cadangan makanan.
Berkas pengangkut pada akar penyimpan Ipomea batatas bertipe radial. Pada Ipomea
batatas terdapat kambium pembuluh, selain itu juga terdapat kambium yang terbentuk
disekitar xylem yang disebut kambium anomal.

Untuk sel hydrilla, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengambil pucuk
hydrilla menggunakan pinset, kemudian meletakkan pucuk hydrilla tersebut pada gelas
objek dan menetesi sedikit aquades dengan pipet tetes, dan menutup dengan gelas
penutup, lalu mengamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10x. Dari hasil
pengamatan tersebut didapatkan bentuk sel hydrilla yang seperti batang dengan daun
kecil, kemudian jika lebih diperbesar maka betuk selnya menjadi bergaris-garis rapat
dan banyak dan terdapat bitnik-bintik yang bergerak dalam sitoplasma. Menjawab
pertanyaan : Amatilah apakah ada butir – butir benda yang bergerak dalam
cytoplasma? Benda – benda tersebut dinamakan apa? Ya, ada butir-butir yang
bergerak di sitoplasma dinamakan kloroplas terutama pada sel-selnya yang letaknya
dekat ibu tulang daun. Kloroplas disini berbentuk bulat-bulat seperti lensa.

Untuk sel ovarium, kami telah mengamati 2 objek preparat ovarium yang tertera
diatas bahwa jaringannya lebih terlihat jelas pada sumber literature. Hal ini karena
perbesarannya 40 x sehingga terlihat jelas beberapa inti sel. Dijelaskan bahwa ovarium
domba juga berguna dalam riset reproduksi manusia sebab ovarium domba cocok
sebagai model ovarium manusia karena persamaan ukuran dan kondisi jaringan
(Oktay et al., 2000; Picton et al., 2008). Kriopreservasi potongan jaringan korteks atau
ovarium utuh memungkinkan penyimpanan jaringan ovarium jangka panjang
diaplikasikan di antaranya untuk mempertahankan fungsi ovarium, mempertahankan
spesies yang terancam punah, dan menyelidiki fenomena folikulogenesis awal dan
mempertahankan fertilitas pada pasien kemoterapi kanker (Donnez et al., 2006).
Metode slow freezing menggunakan mesin pembekuan terprogram adalah metode
konvensional kriopreservasi jaringan ovarium. Proses pembekuan tersebut
membutuhkan waktu beberapa jam. Vitrifikasi merupakan metode alternatif terhadap
slow freezing untuk kriopreservasi jaringan ovarium , konsentrasi krioprotektan yang
digunakan lebih tinggi dan laju pendinginan lebih cepat, dan tidak menimbulkan
terbentuknya kristal es serta tidak membutuhkan peralatan khusus (Yoeman et al. 2005). Lama
paparan jaringan kedalam larutan mengandung krioprotektan memperhitungkan dua hal yaitu
penetrasi krioprotektan ke dalam sel dan toksisitas krioprotektan terhadap sel. Kedua hal
tersebut mempengaruhi keberhasilan vitrifikasi dalam mempertahankan keutuhan sel-sel
dalam jaringan (Donnez et al. 2006)

Untuk sel usus halus, dari pengamatan menggunakan mikroskop dengan


perberasan 10x didapatkan hasil yaitu bentuk selnya seperti serabut-serabut halus
yang rapat, setelah diperbesar ternyata bentuk selnya tetap berserabut halus namum
bercabang dan terdapat bintk-buntik yang menyebar.

Dan yang terakhir adalah untuk sel mikroorganisme pada tempe, hal pertama yang
harus dilakukan adalah mengambil hifa tempe menggunakan pinset, kemudian
meletakkan pada gelas objek dan menetesi dengan sedikit aquades menggunakan
pinset, dan menutup menggunakan gelas penutup, lalu mengamati preparat tempe
tersebut di bawah mikroskop menggunakan perbesaran 10x. Dari pengamatan
tersebut didapatkan hasil bahwa jamur pada tempe memiliki cabang-cabang berupa
hifa yang banyak. Hifa pada jamur tempe disebut Rhizopus Oryazae yang berfungsi
untuk menyerap makanan, Diujung hifa tersebut terdapat spongarium sebagai kotak
spora. Spongarium dan spora sendiri merupakan organ perkembangbiakan bagi jamur.
Berdasarkan pengamatan (Tifani, 2015) pada jamur tempe dengan pembesaran
1,5x10 diketahui bahwa misellium pada jamur tempe ini tidak bersekat. Misellium yang
tidak bersekat merupakan ciri utama dari family Mucoraceae.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Praktikan dapat menggunakan dan mengetahui fungsi mikroskop dengan


benar.
2. Praktikan dapat mengetahui struktur dari sel tumbuhan, hewan, dan
mikroorganisme.
3. Dapat mengetahui perbedaan antara sel tumbuhan, sel hewan, dan sel
mikroorganisme.
4. Praktikan dapat mengamati jaringan yang ada pada makhluk hidup dengan
baik.
5. Perbedaan sel tumbuhan, sel hewan, dan sel pada mikroorganisme
Tumbuhan Hewan Mikroorganisme
Bentuk Tetap Tidak tetap Tetap
Dinding sel Punya dari Tidak punya Punya dari
selulosa lipoprotein
Plastida Punya Tidak punya Tidak punya
Vakuola Punya Tidak punya Tidak punya
Tenaga Dalam bentuk Dalam bentuk Tidak punya
butiran (granul) butiran (granul)
pati glikogen
Sentrosom Tidak punya Punya Tidak punya

4.2 Saran

1. Ketika meletakkan preparat harus hati-hati agar tidak jatuh.


2. Praktikum yang dilakukan jangan sampai ada yang terlewat.
3. Ketika meneliti gunakan cahaya matahari atau berada di tempat terang untuk
melihat objek yang diamati agar hasil lebih jelas.
4. Sebagai praktikan harus lebih cermat dan berhati-hati serta teliti saat
melakukan pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/ibeth/Downloads/551-Article%20Text-610-1-10-20181215.pdf

http://eprints.polsri.ac.id/1798/3/BAB%20II.pdf

https://repository.unmul.ac.id/bitstream/handle/123456789/4237/Buku%20Bakteriologi
%20Konsep-Konsep%20Dasar%202017.pdf?sequence=1&isAllowed=y

http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/20422/1/f4ef046ce45021f1a9cb18b4b5fffc09.pdf

http://repository.unpas.ac.id/43756/4/BAB%20II.pdf

file:///C:/Users/ibeth/Downloads/toaz.info-laporan-praktikum-anatomi-tumbuhan-iii-
pr_ac2cbe49d97d5be8c48fffae98aaffdf.pdf

https://dokumen.tips/documents/sel-dan-bentuk-sel.html

https://pt.slideshare.net/MonalisaPirade/praktikum-ketiga-kelompok-4
LAMPIRAN
No. Sample Perbesaran 10x Keterangan
Preparat

1. Beras Selnya berbentuk bulat. Ada yang


bergerombol dan ada yang
tunggal.

2. Hydrilla Selnya berbentuk seperti batang


dengan daun

3. Ovarium Serabut selnya terlihat seperti


membentuk akar dalam jumlah
banyak

4. Usus Selnya berbentuk serat-serat


Halus halus yang rapat
5. Tempe Selnya berbentuk seperti akar
tunggal yang tipis dan panjang.

Anda mungkin juga menyukai