Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI UMUM II

ANATOMI JARINGAN TUMBUHAN

Oleh :

Kelompok 3

1. Ika Desiariani 15312241041


2. Farida 15312241045
3. Rika Silviana 15312241051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2016
A. TOPIK
Anatomi Jaringan Tumbuhan

B. TUJUAN
1. Mengidentifikasi ciri-ciri spesifik struktur anatomi sel penyusun tiap jaringan pada
tumbuhan.
2. Membedakan struktur sel penyusun jaringan antara tumbuhan dikotil dan
monokotil beserta konsekuensinya.
3. Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan.

C. LATAR BELAKANG

Kehidupan merupakan hal yang mendasar di alam, berbagai bentuk kehidupan


yang ada, membuat manusia tak henti-hentinya mempelajari tentang kehidupan, atau
dengan kata lain mempelajari makhluk hidup. Ilmu mengenai makhluk hidup akan
terus digali, karena kemajuan ilmu dan teknologi yang mampu menemukan hal-hal
baru dari suatu organisme, baik secara morfologi maupun anatomi.
Suatu organisme pasti memiliki karakteristik masing-masing yang
membedakan dengan organisme lain, misalnya tumbuhan, hewan, manusia, jamur, dan
lain-lain masing-masing akan memiliki ciri yang berbeda. Dengan adanya perbedaan-
perbedaan tersebut, maka para ahli telah mengklasifikasikan menjadi beberapa
kingdom, dalam satu kingdom juga akan diklasifikasikan lagi dengan parameter yang
berbeda pula, demikian juga seterusnya.
Di lingkungan sekitar kita, berbagai macam tumbuhan akan memiliki caranya
masing-masing untuk menyesuaikan dengan lingkungan, serta untuk mempertahankan
kehidupan. Hal tersebut sangat berkaitan dengan struktur tubuh dari masing-masing
organisme. Berdasarkan strukturnya, Angiospermae dikelompokkan menjadi
tumbuhan dikotil (berkeping dua), dan tumbuhan monokotil (berkeping satu). Masing-
masing memiliki cirinya, terutama dalam struktur anatomi akar dan batang. Melalui
praktikum Struktur dan Fungsi Sel Tumbuhan, maka diharapkan dapat memahami
struktur anatomi akar dan batang tumbuhan secara langsung dan membedakannya,
dalam hal ini tumbuhan monokotil dan dikotil.
D. DASAR TEORI

Anatomi tumbuhan adalah kajian tentang letak dan fungsi organ pada
tumbuhan. Anatomi tumbuhan mengkaji tentang susunan dan bentuk-bentuk bagian
dalam organ-organ tumbuhan. Anatomi tumbuhan juga mengkaji fungsi tumbuhan
yang dinamis dan disertai pemahaman mengenai sel dan jaringan (Hidayat. 1995 : 7)

As in other organisms, teh basic structural and functional unit plants is the
cell. Plants have envolved a variety of cell types, each specialized for particular
functions. Like animal cells, plants cells are organized into tissues. A tissues is a
group of cells that forms a structural and functional unit. Simple tissues are composed
of only one kind of cell, where as complex tissues have two or more kinds of cells
(Solomon. 2008 : 700). Jaringan adalah sekelompok sel sel yang memiliki struktur dan
fungsi sama. Berdasarkan aktivitas pembelahan selselama fase pertubuhan dan
perkembangan sel/jaringan tumbuhan (Kurnadi. 1988 : 83). Pada organisme mutlisel
seperti tumbuhan, sel sel penyusun tubuhya disusun menjadi rakitan yang bekerjasama
yang disebut jaringan. Selanjutnya dengan gabungan yang bervariasi, jaringan-
jaringan tersebut disusun menjadi kesatuan fungsional yang disebut organ
(Reksoatmodjo. 1993 : 227).

Pada tumbuhan, terdapat 2 jaringan utama yaitu jaringan meristem dan jaringan
dewasa. Jaringan meristem ialah jaringan yang sel sel penyusunnya aktif membelah.
Berdasarkan letaknya, meristem dibagi menjadi 3 yaitu meristem apikal, lateral dan
interkalar. Lalu, jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah tidak aktif membelah
lagi, yaitu jaringan parenkim, jaringan penyokong, jaringan periderm dan jaringan
transport (Claudes. 1984 : 59). Masing-masing organ muda pada daun, batang atau
akar memiliki tiga sistem jaringan yaitu sistem jaringan dermal. Sistem jaringan
pembuluh (vaskuler) dan sistem jaringan dasar. Masing-masing jaringan berhubungan
diseluruh tumbuhan (Campbell. 2008 : 319). Berikut adalah tabel mengenai sistem
jaringan dan fungsinya
Tabel 1. Tissue system and main functions of tissue

Tissue system Tissue Main functions of tissue


Ground tissue system Parenchyma tissue Storage, secretion,
photosynthesis
Collenchyma tissue Support
Sclerenchyma tissue Support, strength
Vascular tissue system Xylem Conduction of water and
nutrient minerals
Phloem Conduction of sugar in
solution
Dermal tissue system Epidermis Protective covering over
surface of plant body
Periderm Protective tissues called
periderm replace the
epidermis in older regions of
stems & roots
Sumber : Solomon. 2008 : 703

1. Sistem jaringan dermis


Sistem jaringan dermal merupakan lapisan tunggal sel-sel yang terbungkus
rapat dan menutup serta melindungi bagian muda tumbuhan dan suatu bentuk
pertahanan dari serangan patogen atau kerusakan fisik. Selain itu juga memiliki
fungsi sesuai dengan organ yang ditutupi (Campbell. 2003 : 303). Sistem jaringan
dermal juga berperan dalam pengambilan air dan ion ion pada akar, dan
pengaturan pertukaran gas pada daun dan batang (Syamsuri. 2004 : 92). Sistem
jaringan dermal terdiri dari :
1) Jaringan Epidermis
Jaringan epidermis merupakan jaringan paling luar yang menutup
permukaan organ tumbuhan seperti daun, bagian bunga, buah dan biji serta
batang dan akr sebelum mengalami penebalan sekunder. Jaringan epidermis
berfungsi sebagai pelindung jaringan yang ada di bagian dalamnya. Bentuk,
ukuran, susunan dan fungsi sel epidermis berbeda-beda pada berbagai jenis
organ tumbuhan (Syamsuri. 2004 : 94). Ciri-ciri jaringan epidermis pada
tumbuhan umumnya sebagai berikut :
Terdiri dari sel sel hidup
Berbentuk persegi panjang
Sel selnya rapat dan tidak memiliki ruang antar sel
Tidak memiliki klorofil
Di dinding sel jaringan epidermis bagian luar, yang berbatasan dengan
lapisan udara mengalami penealan, namun dinding sel jaringan
epidermis bagian dalam yang berbatasan dengan jaringan lain tetap
tipis
Mampu membentuk derivat epidermis (Fahn. 1995 : 71)

Beberapa bentuk khusus sel epidermis yang terdiferensiasi struktur dan


fungsinya antara lain :

1) Stomata (mulut daun)


Stomata merupakan suatu celah pada bagian jaringan epidermis yang
dibatasi oleh dua sel penjaga. Sel penjaga berisi kloroplas dan mempunyai
bentuk yang berlainan dengan sel epidermis sebagai sel asalnya. Stomata
berfungsi sebagai pintu:
a. Masuknya CO2 dan udara serta keluarnya O2 pada waktu fotosintesis
b. Penguapan (transpirasi)
c. Pernapasan (respirasi)
(Fahn. 1995 : 86)
2) Trikoma
Trikoma merupakan apendik yang berasal dari sel sel epidermis.
Trikoma terdapat dalam bentuk yang bervariasi dan biasanya ditemukan pada
seluruh bagian tumbuhan. Rambut akar juga merupakan bentuk lain dari
trikoma yang memiliki dinding sel tipis dan vakuola yang besar (Syamsuri.
2004 : 57). Fungsi lain trikoma antara lain :
a. Sebagai kelenjar yang mengeluarkan zat seperti terpen, garam dan gula
b. Mengurangi penguapan (pada epidermis daun)
c. Meneruskan rangsang
d. Melindungi tumbuhan dari gangguan hewan
e. Membantu penyebaran biji
f. Sebagai penghasil nektar
(Albert. 1989 :112)
3) Lentisel
Lentisel berfungsi seperti stomata yaitu sebagai tempat keluar
masuknya gas gas ke dalam tumbuhan yang terdapat pada batang (Albert.
1989 :114)

4) Periderm

The periderm consist of phellem, phellogen and phelloderm. The


phellogen develops in the epidermis, the cortex, the phloem or the root
phericycle and produce phellem toward the outside and the phelloderm toward
the inside (Pandey. 1982 :8). Pada tumbuhan yang sudah mengalami
pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan
epidermis. Jaringan periderm ini telah menggantikan epidermis di daerah-
daerah yang lebih tua pada batang dan akar (Campbell. 2008 : 219)

2. Sistem jaringan dasar


Sistem jaringan dasar ini terletak diantara jaringan dermis dan jaringan
vaskular. Jaringan ini juga bertanggung jawab untuk sebagian besar fungsi
metabolik tumbuhan itu sendiri. Jaringan dasar yang terletak dibagian internal dari
jaringan vaskuler disebut empulur, lalu jaringan yang terletak dibagian eksternal
jaringan vaskular disebut korteks (Campbell. 2008 : 320-321). Sistem jaringan
dasar terdiri dari :
a) Parenkim
Jaringan parenkim merupakan suatu jsringsn yang terbentukdari sel-sel hidup,
dengan struktur morfologi yang bervariasi dan masih melakukan segala
kegiatan proses fisiologis (Kurniadi, 1998:87).
Parenkim merupakan bagian utama sistem jaringan dasar dan terdapat pada
berbagai organ tumbuhan. Parenkim terdiri dari sel hidup yang bermacam-
macam bentuk sesuai fungsinya. Karena merupakan sel hidup, sel parenkim
masih dapat membelah, jadi parenkim berperan penting dalam penyembuhan
luka dan regenerasi. Bentuk sel parenkim besar-besar dan memiliki dinding sel
tipis. Fungsi utamanya adalah sebagai tempat cadangan makanan dan sebagai
jaringa penyokong (Hidayat,1995: 55).
Sel-sel parenkim dewasa memiliki dinding sel primer relatif tipisdn lentur,
dan sebagian besar tidak memiliki dinding sekunder. Sel parenkim melakukan
metabolik tumbuhan, mensintesis, danmenyimpan produk organik. Sel
parenkim pada daun melakukan fotosintesis di kloroplas, beberapa sel
parenkim pada batang dan akar menyimpan pati di plastida yang tidak meiliki
warna. Semua sel tumbuhan yang berkembang pada umumnya memiliki
struktur sel parenkim yang sama, dan akan mengalami spesialisasi struktur dan
fungsi (Campbell dkk, 2003:299).
Berdasarkan bentuknya, parenkim dibedakan menjadi:
1. Parenkim palisade, merupakan parenkim penyusun mesofil, kadang pada biji
berbentuk sel yang panjang, tegak, dan mengandung banyak koroplas.
2. Parenkim bunga karang, juga merupakan parenkim penyusun mesofil daun.
Bentuk dan ukurannya tidak teratur dengan ruang antarsel yang lebih besar.
3. Parenkim bintang (aksinenkim), berbentuk seperti bintang bersambugan
ujungnya dijumpai pada tangkai daun Canna sp.
4. Parenkim lipatan, dinding selnya mengadakan lipatan ke arah dalam serta
banyak mengandung koroplas, dijumpai pada mesofil daun pinus dan padi
(Hidayat, 1995:213).

b) Kolenkim
Kolenkim terbentuk oleh sejumlah sel memanjang yang menyerupai sel
prokambium. Sel kolenkim adalah sel hidup, bentuknya sedikit memanjang,
dan pada umumnya memiliki dinding yang tak teratur penebalannya. Sel
kolenkim hanya memiliki dinding primer, lunak, lentur tak berlignin.
Kolenkim bertugas sebagai penyokong pada tumbuhan muda. Kolenkim
bersifat plastis dan dapat merenggang (Hidayat,1995: 58)
Jaringan kolenkim berperan penting sebagai jaringan penguat terutama pada
organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan
perkembangan (Kurniadi, 1988: 90).
c) Skelerenkim
Sklerenkim adalah jaringan yang terdiri dari sel dengan dinding sekunder yang
tebal, yang dapat berlignin atau tidak. Fungsi utamanya sebagai penyokong.
Sel sklerenkim memiliki sifat elastis, biasanya skleenkim diagi menjadi serat
dan sklereid, serat sklerenkim adalah sel panjang, sedangkan sklereid adalah
sel pendek. Dinding sel skerenkim pada waktu dewasa umumnya sel bersifat
mati (Hidayat,1995:62).
Ciri-ciri jaringan skerenkim:
a. Selnya telah patah dengan dinding sel tebal
b. Dinding sekunder yang tebal
c. Bersifat kenyil, pada umumnya tidak lagi mengandung kloroplas
d. Sel-selnya lebih kaku daripada kolenkim, sel sklerenkim tidak dapat
memanjang (Syamsuri, 2004:213).

3. Sistem Jaringan Vaskular


Sistem jaringan vaskular erguna untuk trnsportasi bahan-bahan atau zat-zat
yang dibutuhkan tumbuhan. Jaringan vaskular akaratau batang secara kolektif
disebut stele. Sedangkan sistem jaringan vaskular terdiri dari xylem dan floem
(Campbell, 2008:320).
Ciri yang membedakan tumbuhan vaskular dengan non-vaskular terletak pada
jaringan yang terspeialisasi konduktif dan sebuah mekanisme khusus yang
memungkinkan transportasi air serta garam dan mineral pada jarak yang jauh.
Sistem ini adalah xylem dan floem (Dickison,2000:86).
Tipe berkas berdasarkan letak floem terhadap xilem:
a. Berkas kolateral
Floem dan xylem berdampingan, terdapat 2 tipe:
1) Berkas kolateral terbuka, terdapat kambium antara floem dan xilem. Berkas
ini ada pada tumbuhan dikotil.
2) Berkas kolateral tertutup, tidak terdapat kambium, dan letak berkasnya
tersebar, contoh tumbuhan monokotil.
b. Berkas bikolateral, xilem diapit floem luar dan floem dalam, batas xilem dan
floem luar adalah kambium, sedangkan antara xilem dan floem dalam adalah
parenkim penghubung.
c. Berkas konsentris
1) Konsentris amfivasal, xilem mengelilingi floem.
2) Konsentris amfikribal, xilem dikelilingi floem.
d. Berkas radial, yakni pada akar, letak xilem dan floem berganti-ganti
(Sumardi,1992:58-59).

a) Xylem
Xylem merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari sel mati ataupun hidup. Sel
yang paling karakteristik adalah trakeid dan trakea yang berfungsi mengangkut air,
sekaligus berfungsi pula sebagai penguat karena dindingnya mengalami penebalan.
(Sumardi, 1993:49).
Susunan xilem:
1) Trakeid adalah sel-sel tumbuhan yang dindingnya mengalami lignifikasi dan
selnya akan mati setelah dewasa. Trakeid ini berfungsi untuk unsur penopang
dan pengangkut air. Trakeid merupakan komponen penyusun berkas vaskuler
xilem yang berbenuk lancip dan panjang,serta memiliki dinding sel berlubang-
lubang atau yang disebut pit(celah).
2) Komponen pembuluh, merupakan sel-sel silinder yang mati setelah dewasa
dan tidak mengandung protoplas, dengan bagian ujungnya saling bersatu
membentuk sebuah tabung pengangkut air bersel banyak. Komponen
pembuluh mencakup berbagai tipe sempit dengan papan perforasi skaliform
(Syamsuri, 2004:111-112).

b) Floem
Floem tersusun atas buluh tapisan, sel pengiring parenkim, serat dan sklereida.
Merupakan jaringan pengangkut hasil fotosintesis, yang berasosiasi dengan xilem
(Sumardi, 1993:53).
Floem memiliki dinding yang berpori, dan selnya akan tetp hidup saat terjadi
kematangan fungsional, akan tetapi tidak memiliki nukleus (Campbell dkk,
2003:301).
1) Komponen pembuluh tapis, merupakan sel-sel memanjang yang ujungnya
bersatu membentuk suatu pembuluh. Komponen pembuluh tapis terdiridari sel-
sel yang hanya berfungsi selama sel-sel tersebut hidup.
2) Sel pengiring, merupakan sel yang berukuran lebih kecil dibandingkan sel
penyusun komponen pembuluh tapis. Sel pengiring berperan untuk memberi
makan sel sel penyusun komponen pembuluh tapis yang masih hidup (Albert,
1989 : 124- 126)
Tumbuhan dapat dibedakan menjadi tumbuhan monokotil dan dikotil.
Tumbuhan dikotil adalah tumbuhan yang berbiji belah atau berkeping dua. Sedangkan
tumbuhan monokotil adalah tumbuhan biji berkeping satu.

Jenis Embrio Tulang daun Batang Akar Bunga


Monokotil Satu Umumnya Berkas Serabut Umumnya
kotiledon paralel atau vaskuler kelipatan
sejajar umumnya tiga
tersusun
secara
kompleks
Dikotil Dua Umumnya Berkas Tunggang Umumnya
kotiledon menjari vaskuler kelipatan
umumnya empat atau
tersusun lima
dalam
bentuk
lingkaran
Tabel 1. Perbandingan Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

Sumber: Campbell dkk,2003:294.

Berikut adalah perbedaan penampang secara melintang batang dan akar pada
tumbuhan dikotil dan monokotil:

a) Batang
b) Akar

Klasifikasi bahan praktikum


a. Jagung (Zea mays)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobranta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.

Morfologi tanaman jagung:


1) Daun
Sesudah koleoptri muncul di atas permukaan tanah, daun jagung mulai
terbuka. Setiap daun terdiri atas helaian daun, ligula, dan pelepah daun
yang erat melekat pada batang. Beberapa genotipe jagung memiliki
antocyanin pada helai daunnya, yang bisa terdapat pada pinggir daun
atau tulang daun.
2) Batang
Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk
silindris, dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Batang memiliki
tiga komponen jaringan utama, yaitu kulit (epidermis), jaringan
pembuluh (vascular), dan pusat batang. Genotipe jagung yang
mempunyai batang kuat memiliki lebih banyak lapisan jaringan
sklerenkim berdinding tebal dibawah epidermis batang dan sekeliling
vaskular.
3) Akar
Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar yaitu akar
seminal, akar adventif, dan jakar kait / penyangga (Paliwal, 2000:.....).
b. Kacang Tanah (Arachis hypogea)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Leguminales
Famili : Papilinaceae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogea

Morfologi tanaman kacang tanah:


1. Daun
Daun pertama yang tumbuh dari biji adalah plumula. Daun ini terangkat
ke atas permukaan tanah selagi biji kacang berkecambah. Permukaan
daunnya ada yang berbulu, dan ada yang tidak berbulu.
2. Batang
Batang kacang tanah berukuran pendek, berbuku-buke, dengan tipe
pertumbuhan tegak atau mendatar. Buku /ruas-ruas batang yang terletak
didalam tanah merupakan tempat melekat akar, bunga, dan buah.
3. Akar
Perakaran tanaman ini terdiri dari akar lembaga, akar tunggang, dan akar
cabang (Pitojo, 2005:74).

c. Kapas (Gossypium sp.)


Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Viridiplantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Gossipium L
Spesies : Gossypium hirsutum L.

Epidermis biji kapas mempunyai dua macam bulu bersel satu yakni bulu
pendek dan bulu panjang (serat kapas). Pertumbuhan serat kapas berlangsung
malam hari, yakni 25 hari yang pertama pada masa pemasakan buah. Kondisi
lingkungan saat ini menentukan panjang serat. Pertumbuhan tebal serat mulai
terjadi pada malam ke-21 dan seterusnya hinga buah membuka (Suparman,
2001:86).

E. ALAT DAN BAHAN


Alat : 1. Mikroskop Bahan : 1. Batang , daun , dan akar Zea
2 Object glass mays
3. Cover glass 2. Batang, daun , dan akar Arachis
4. Penjepit / pinset hypogea
5. Silet 3. Serat Gossypium sp
6. Bekker glass 4. Lem
7. Tissu dan alat tulis 5.Eosin

F. CARA KERJA

Membuat preparat penampang membujur daun Zea mays dan Arachis


hypogea

Mengamati preparat dibawah mikroskop

Menggambar hasil pengamatan

Membuat preparat penampang melintang akar Zea mays dan Arachis


hypogea
Mengamati preparat dibawah mikroskop

Menggambar hasil pengamatan

Membuat preparat penampang melintang batang Zea mays dan Arachis


hypogea

Mengamati preparat dibawah mikroskop

Menggambar hasil pengamatan

Membuat preparat serat Gossypium sp

Mengamati preparat dibawah mikroskop

Menggambar hasil pengamatan

G. HASIL KEGIATAN

Nama Preparat :
Perbesaran :
Keterangan :
Nama Preparat :
Perbesaran :
Keterangan :

Nama Preparat :
Perbesaran :
Keterangan :

Nama Preparat :
Perbesaran :
Keterangan :

Nama Preparat :
Perbesaran :
Keterangan :

Nama Preparat :
Perbesaran :
Keterangan :
Nama Preparat :
Perbesaran :
Keterangan :

H. PEMBAHASAN

Praktikum Biologi Umum II dengan judul Anatomi Jaringan Tumbuhan


yang bertujuan untuk mengidentifikasi ciri-ciri spesifik struktur anatomi sel penyusun
tiap jaringan pada tumbuhan, membedakan struktur sel penyusun jaringan antara
tumbuhan dikotil dan monokotil beserta konsekuensinya, dan menjelaskan keterkaitan
antara struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan.

Praktikum ini dilakukan pada hari Senin, 29 Februari 2016 pada pukul 09.20
11.00 WIB di laboratorium IPA 2, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Yogyakarta. Adapun alat yang digunakan praktikan pada
praktikum antara lain mikroskop, object glass, cover glass, penjepit / pinset, silet,
bekker glass, tissu dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini
adalah batang , daun , dan akar Zea mays, batang, daun , dan akar Arachis hypogea,
serat Gossypium sp, lem dan eosin.

Sedangkan langkah kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah pertama-
tama praktikan membuat preparat penampang membujur daun Zea mays dan Arachis
hypogea, kemudian mengamati dibawah mikroskop dan menggambar hasil
pengamatan. Langkah kedua, praktikan membuat preparat penampang melintang akar
Zea mays dan Arachis hypogea, kemudian mengamati dibawah mikroskop dan
menggambar hasil pengamatan. Langkah yang ketiga, praktikan membuat preparat
penampang melintang batang Zea mays dan Arachis hypogea, kemudian mengamati
dibawah mikroskop dan menggambar hasil pengamatan. Langkah yang terakhir adalah
praktikan membuat preparat serat Gossypium sp, kemudian mengamati dibawah
mikroskop dan menggambar hasil pengamatan.
1. Preparat segar penampang membujur daun
a. Zea mays atau jagung

Zea mays atau jagung secara klasifikasi termasuk kedalam golongan tumbuhan
monokotil, dimana memiliki daun berbentuk sejajar. Pada pengamatan anatomi daun
Zea mays, praktikan harus membuat preparat penampang membujur daun Zea mays
terlebih dahulu. Anatomi daun Zea mays tidak dapat dilihat langsung dengan mata,
maka praktikan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 18 x 10 untuk
melihatnya.

Pertama - tama preparat daun Zea mays yang telah disiapkan tadi diletakkan di
object glass. Karena tekstur daun Zea mays yang kaku atau keras menyebabkan daun
Zea mays sulit untuk menempel di object glass. Maka dari itu praktikan menggunakan
lem sebagai alat perekat pada preparat agar preparat dapat menempel pada object glass
dan dapat dengan mudah diamati. Selanjutnya menutup preparat tadi dengan cover
glass. Proses penutupan ini harus secara hati-hati dan pelan-pelan karena cover glass
ini sangat tipis dan bersifat rapuh dan juga agar tidak menimbulkan gelembung-
gelembung dari lem yang akan mengganggu pengamatan.

Sebelum diamati di mikroskop, preparat tadi harus ditetesi dengan larutan


eosin dari sela-sela object glass dan cover glass. Larutan eosin ini berfungsi untuk
memperjelas anatomi dari daun Zea mays dan mempermudah praktikan dalam
membedakan bagian-bagian anatomi daun. Alasan kenapa harus menetesi eosin dari
sela-sela object glass dan cover glass agar tidak perlu membuka cover glass lagi.

Dari hasil pengamatan pada mikroskop, praktikan hanya menemukan beberapa


jaringan saja. Bagian jaringan yang terlihat itu adalah jaringan epidermis dan stomata.
Gambar yang terbentuk di mikroskop adalah sebagai berikut :
Sedangkan gambar yang seharusnya terlihat adalah sebagai berikut :

Sumber : abisjatuhbangunlagi.wordpress.com

Pada anatomi daun Zea mays ini terlihat berkas pengangkutnya menyebar.
Berdasarkan literatur, fungsi dari jaringan epidermis ini adalah melindungi jaringan
yang ada dibawahnya. Jaringan epidermis ini dapat berdiferensiasi menjadi trikoma,
sel-sel kipas, dan stomata. Sedangkan stomata sendiri berfungsi sebagai pintu
masuknya CO2 dan udara serta keluarnya O2 pada waktu fotosintesis, tempat
penguapan (transpirasi), dan untuk pernapasan pada tumbuhan.

b. Arachis hypogea atau kacang tanah

Arachis hypogea atau kacang tanah secara klasifikasi termasuk kedalam


golongan tumbuhan dikotil, dimana memiliki daun berbentuk menjari. Pada
pengamatan anatomi daun Arachis hypogea, praktikan harus membuat preparat
penampang membujur daun Arachis hypogea terlebih dahulu. Anatomi daun Arachis
hypogea pun tidak dapat dilihat secara langsung dengan mata, maka dari itu praktikan
juga menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10 x 10 untuk melihatnya.

Yang pertama, preparat penampang membujur daun Arachis hypogea yang


telah disiapkan tadi diletakkan di object glass. Selanjutnya, menetesi preparat tersebut
dengan air dan menutup preparat tadi dengan cover glass. Sebelum diamati di
mikroskop, preparat tadi juga harus ditetesi dengan larutan eosin dari sela-sela object
glass dan cover glass.

Dari hasil pengamatan pada mikroskop, praktikan menemukan beberapa


jaringan. Bagian jaringan yang terlihat itu adalah jaringan epidermis, jaringan
parenkim dengan stomata.
Gambar yang terbentuk di mikroskop adalah sebagai berikut :

Pada anatomi daun Arachis hypogea terlihat berkas pengangkutnya tersusun


secara teratur atau melingkar. Berdasarkan literatur jaringan epidermis memiliki
fungsi melindungi jaringan yang ada dibawahnya. Jaringan epidermis ini dapat
berdiferensiasi menjadi trikoma, sel-sel kipas, dan stomata. Jaringan parenkim
memiliki fungsi fotosintesis, menyimpan cadangan makanan, dan sekresi. Sedangkan
stomata memiliki sebagai pintu masuknya CO2 dan udara serta keluarnya O2 pada
waktu fotosintesis, tempat penguapan (transpirasi), dan untuk pernapasan pada
tumbuhan.

c. Perbedaan daun tumbuhan monokotil (Zea mays) dan daun tumbuhan dikotil
(Arachis hypogea) terletak pada berkas pengangkutnya. Pada Zea mays berkas
pengangkutnya tersusun secara menyebar dan tidak teratur sedangkan pada Arachis
hypogea berkas pengangkutnya tersusun secara teratur. Sebenarnya perbedaan juga
terletak pada lapisan epidermis, pada daun monokotil hanya memiliki jaringan
epidermis luar sedangkan pada daun dikotil memiliki jaringan epidermis luar dan
dalam. Tetapi hal ini tidak dapat terlihat pada percobaan yang hanya melihatkan
bagian-bagian tertentu saja. Adapun bagian anatomi tumbuhan yang harusnya terlihat
yaitu, epidermis (atas dan bawah), berkas pengangkut, stomata, palisade dan jaringan
spons.

Keadaan ini bisa terjadi karena berbagai faktor yang dua diantaranya
disebabkan praktikan belum cukup tipis atau terlalu tebal dalam mengiris
preparat,sedangkan faktor yang kedua adalah pada daun Zea mays bagian-bagian
jaringan pada preparat tertutup oleh lapisan lem yang digunakan untuk bahan perekat
preparat dengan object glass.
2. Preparat segar penampang melintang batang
a. Batang Zea mays
Struktur anatomi batang Zea mays yang terlihat pada praktikum dengan
perbesaran 10 x 10 adalah jaringan parenkim, dan vascular bundle (berkas
pembuluh), namun tidak terlihat secara jelas bagian xilem dan floemnya.
Apabila diperhatikan gambar yang di kajian pustaka menurut ( Hidayat,
1995:156 ) mengenai irisan melintang monokotil tersebut, di mana berkas
pembuluh yang tersebar pada jaringan dasar empulur masing-masingnya
dikelilingi sebuah seludang sel.

Hasil pengamatan menunjukkan adanya jaringan parenkim dan jaringan


pembuluh. Jaringan parenkim termasuk dalam sistem jaringan dasar. Pada
tumbuhan monokotil, jaringan dasar tidak dibatasi oleh endoderm dan memiliki
bentuk yang tidak teratur serta bervariasi. Jaringan dasar berfungsi sebagai
penyokong, juga sebagai tempat jaringan pembuluh.

Pada batang Zea mays, walaupun jaringannya tidak terlihat secara jelas,
namun dapat dilihat bahwa jaringan pembuluh terletak di seluruh jaringan
dasar (tersebar). Berdasarkan klasifikasinya, Zea mays merupakan tumbuhan
monokotil. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa berkas vaskuler pada
tumbuhan monokotil tersusun secara menyebar atau kompeks, dan bertipe
kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan
kambium (Campbell, dkk: 2003:294). Tidak adanya kambium pada monokotil
menyebabkan batang monokotil tidak dapat tumbuh membesar (tidak terjadi
pertumbuhan menebal sekunder). Namun, ada juga monokotil yang dapat
mengadakan pertumbuhan menebal sekunder.
Berdasarkan pengamatan, hasil gambar memiliki kemiripan dengan
gambar literatur, namun gambar di literatur memiliki tingkat kejelasan yang
lebih tinggi, sehingga mudah menganalisis bagian-bagiannya. Berikut
merupakan perbedaan yang mendasar dibanding tumbuhan dikotil, menurut
hasil pengamatan:

a. Jaringan pembuluh tersusun menyebar.


b. Tidak terdapat kambium.
c. Secara morfologi, batang lunak dan beruas.

b. Batang Arachis hypogea

Struktur anatomi batang Arachis hypogea yang terlihat melalui


mikroskop perbesaran 5 x 16 adalah epidermis, parenkim, xilem, dan floem.

1. Epidermis, sebagai pelindung, termasuk dalam sistem jaringan dermal


2. Parenkim, termasuk dalam sistem jaringan dasar, yang memiliki fungsi
sebagai penyokong, pada batang berfungsi untuk menyimpan produk
organik.
3. Xilem dan floem, termasuk dalam sistem jaringan pembuluh. Xilem
berfungsi untuk mengangkut air, sedangkan floem berfungsi untuk
mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh tubuh. Sel penyusun xilem yang
telah mati tersusun dari zat lignin sehingga xilem berfungsi juga sebagai
jaringan penguat (Fahn, 1998:66).
Pada gambar irisan melintang dikotil menurut ( Hidayat, 1995:156 ),
berkas pembuluh membentuk lingkaran dengan empulur di bagian dalam, dan
korteks di bagian luar di bawah epidermis. Berdasarkan hasil pengamatan,
maka ada kesesuaian antara pengamatan dengan literatur, yakni pada berkas
pembuluh tumbuhan dikotil membentuk lingkaran, dan susunannya teratur.

Pada batang Arachis hypogea, jaringan dewasa primer berasal dari


sistem apikal (protoderm, ground meristem, dan prokambium) dan terdiri dari
jaringan epidermis, korteks, endodermis, dan ikatan pembuluh ( floem, xylem,
dan kambium ).

Berikut merupakan perbedaan penampang melintang tumbuhan


monokotil (Zea mays) dan dikotil (Arachis hypogea):

1) Berkas pembuluh pada tumbuhan monokotil tersusun secara kompleks


atau menyebar, sedangkan pada tumbuhan dikotil tersusun membentuk
lingkaran.
2) Berkas pembuluh tumbuhan monokotil bertipe kolateral tertutup,
sedangkan tumbuhan dikotil tipe kolateral terbuka.
3) Tidak terdapat kambium pada tumbuhan monokotil, sedangkan tumbuhan
dikotil terdapat kambium, akan tetapi dalam pengamatan, praktikan tidak
menemukan bagian kambium, hal tersebut dikarenakan preparat yang
digunakan kurang tipis, dan penggunaan mikroskop yang kurang teliti.

3.Penampang melintang akar Zea mays dan Arachis hypogea


Pengamatan selanjutnya adalah pengamatan penampang melintang akar Zea
mays dan Arachis hypogea. Anatomi kedua akar ini tentunya berbeda karena Zea
mays termasuk dalam kelompok monokotil dan Arachis hypogea termasuk dalam
kelompok monokotil. Berikut adalah struktur anatomis hasil irisan penampang
melintang akar Zea mays hasil pengamatan dan berdasarkan literatur
Preparat yang digunakan dalam praktikum ini adalah preparat segar. Dan pada
penampang melintang akar Zea mays digunakan perbesaran 5 x 10. Stuktur anatomis
akar Zea mays yang berhasil teramati dengan mikroskop masih belum dapat
menggambarkan secara detail stuktur-struktur yang ada di bagian akar Zea mays,
namun dengan melihat pada literatur praktikan dapat mengidentifikasi jaringan apa
saja yang ada dalam penampang melintang akar Zea mays tersebut. Bagian bagian
yang berhasil diidentifikasi oleh praktikan adalah epidermis, korteks, endodermis dan
jaringan vaskuler, namun tidak bisa diamati dengan jelas bagian bagian yang terdapat
pada jaringan vaskuler seperti perisikel, xilem dan floem. Dalam irisan melintang akar
Zea mays ini, akar tampak tersusun atas serangkaian silinder yang konsentris.
Epidermis pada akar Zea mays ini terletak pada bagian paling luar penampang
akar. Epidermis pada bagian akar disebut sebagai rhizoderma atau epiblem.Epidermis
ini berasal dari meristem primer. Lapisan epidermis ini hanya terdiri dari satu lapisan
saja dan seperti yang tampak pada hasil pengamatan, epidermis ini tidak mempunyai
ruang antar sel dan tersusun rapat. Fungsi dari epidermis ini sendiri adalah untuk
melindungi jaringan yang ada didalamnya. Lalu selanjutnya adalah korteks. Korteks
ini berasal dari jaringan parenkim yang belum mengalami penebalan. Berdasarkan
pengamatan, korteks ini berada dibawah lapisan epidermis, bentuk selnya bulat dan
susunanya tidak terlalu rapat sehingga memiliki ruang antar sel. Menurut Fried (2005),
fungsi dari korteks sendiri adalah untuk memfasilitasi lewatnya air dan mineral yang
melalui sel-sel dan akan menuju ke pusat akar. Lapisan korteks yang terdalam atau
terdekat dengan pusat akar disebut endodermis. Endodermis ini sel selnya tersusun
secara rapat. Endodermis ini merupakan pemisah antara bagian korteks dan empulur
seperti yang dapat terlihat pada gambar. Endodermis ini bisa mengalami penebalan
pada dindingnya dan dapat membentuk seperti titik-titik yang disebut titik caspary.
Titik caspary tersebut tersusun atas lamela tengah dan dinding primer . Dengan
adanya titik caspary tersebut, endodermis ini berfungsi sebagai penghalang atau
pemisah ion yang akan masuk dalam empulur atau stele. Agar dapat masuk ke stele
yang selanjutnya menuju ke xylem, ion harus melewati plasmalema sel endodermis.
Jadi, disinilah seleksi antara ion yang dapat masuk dan ion yang harus tetap di luar
terjadi. Selanjutnya, pada hasil praktikum yang dapat teramati hanya bagian pada
jaringan vaskulernya saja. Bagian bagian yang berada dalam jaringan tersebut tidak
bisa teramati dengan jelas dikarenakan perbesaran yang kurang saat melihat dengan
mikroskop. Berdasarkan gambar yang ada diliteratur, jaringan vaskuler ini terdiri dari
perisikel, xilem dan floem. Perisikel ini merupakan lapisan tunggal yang terdapat di
sebelah dalam endodermis, terdiri dari sel sel parenkimatis yang letaknya berbatasan
dengan jaringan pengangkut. Perisikel berfungsi untuk menghasilkan primordia akar
lateral, dan sebagian dari kambium pembuluh yang menghasilkan xilem dan floem
sekunder. Pada tumbuhan monokotil pada khusunya, perisikel ini kadang terdiri lebih
dari satu lapisan sel dan berdinding tebal (Sumardi. 1993 : 72). Lalu terdapat juga
xilem. Xilem ini terdiri dari trakeid dan trakea yang berfungsi mengangkut air
sekaligus berfungi pula sebagai penguat karena dindingnya mengalami penebalan.
Trakea ini panjang seperti bentuk tulang yang memanjang lalu trakeid selnya panjang
dan ujungnya runcing sehingga dapat memudahkan dalam mengangkut air dari tanah
serta zat zat terlarut yang ada didalamnya. Selanjutnya adalah floem yang bertugas
mengangkut dan mendistribusikan zat zat makanan hasil fotosintesis. Floem ini terdiri
dari bukuh tapisan, sel pengiring, serat dan sklereida namun dalam hasil praktikum
tidak terlihat bagian floem. Namun berdasarkan literatur, komponen pembuluh tapis
ini merupakan sel sel memanjang yang ujungnya bersatu membentuk suatu pembuuh.
Lalu sel pengiring merupakan sel yang berukuran lebih kecil daripada pembuluh
tapis. Sel pengiring ini berfungsi untuk memberi makan sel sel penyusun komponen
pembuluh tapis yang masih hidup.
Pengamatan selanjutnya adalah pengamatan pada penampang melintang akar
Arachis hypogea. Berikut ini adalah hasil pengamatan struktur anatomis pada
penampang melintang akar Arachis hypogea dengan perbesaran 160 x hasil praktikum
dan berdasarkan literatur
Dari hasil pengamatan penampang melintang akar Arachis hypogea, bagian
bagian akar masih belum bisa diidentifikasi secara sempurna karena hasil yang
didapatkan menunjukan bahwa gambar masih kurang fokus dan ada bagian yang
terpotong jadi tidak bisa diidentifikasi semua bagian-bagiannya. Namun dengan
melihat literatur, bagian bagian yang bisa diitentifikasi adalah epidermis, korteks,
endodermis dan perisikel. Praktikan belum dapat mengidentifikasi bagian xilem dan
floem. Seperti halnya akar Zea mays, epidermis pada akar Arachis hypogea terletak
pada lapisan paling luar yang berfungsi untuk melindungi bagian bagian yang ada
didalamnya. Lalu dibawah epidermis ada korteks yang berfungsi untuk memfasilitasi
lewatnya air dan mineral yang melalui sel-sel dan akan menuju ke pusat akar.
Selanjutnya dibawah korteks terdapat endoderm. Endoderm pada hasil pengamatan ini
menunjukan adanya penebalan. Sel sel endodermis mengalami penebalan suberin pada
dinding dinding radial dan vertikalnya. Endodermis pada akar Arachis hypogea yang
termasuk dalam tumbuhan dikotil ini fungsinya sama seperti pada Zea mays yaitu
untuk meneruskan zat zat yang akan masuk dalam jaringan vaskuler. Selanjutnya
adalah perisikel. Perisikel ini letaknya dibawah endodermis. Disekitar perisikel ini
nantinya terdapat xilem dan floem, namun pada hasil pengamatan masih belum bisa
diidentifikasi bagian xilem dan floemnya. Namun xilem dan floem pada akar Arachis
hypogea ini fungsinya sama seperti xilem dan floem pada umumnya yaitu xilem untuk
mengangkut air dari tanah serta zat yang terlarut didalamnya sedangkangkan floem
fungsi utamanya mengangkut zat makanan hasil fotosintesis kesemua bagian
tumbuhan.
Terdapat perbedaan antara stuktur anatomis akar Zea mays yang termasuk
dalam monokotil dan Arachis hypogea yang termasuk dalam dikotil pada susunan
xilem dan floemnya. Pada irisan melintang akar tumbuhan monokotil, biasanya
silinder vaskularnya tersusun dari sebuah inti ditengah yang disebut empulur dan
empulur ini dikelilingi oleh vaskular yaitu xilem dan floem yang letaknya berselang
seling seperti membentuk lingkaran. Lalu pada akar dikotil, berkas pembuluh xilem
menyebar membentuk sebuah pola seperti jari-jari seperti bintang namun hanya
mempunyai 4 jari dan terbentuk dari pusat akar. Floem terletak diantara jari jari xilem
tersebut.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan praktikan dapat dihasilkan
sebuah data perbedaan antara struktur anatomis akar dikotil dan monokotil yaitu
seperti berikut :
Jaringan Monokotil Dikotil
Epidermis Terletak dibagian paling Terletak dibagian paling
luar akar luar akar
Korteks Terletak disebelah dalam Terletak disebelah dalam
epidermis epidermis
Endodermis Terletak di sebelah Terletak di sebelah
dalam korteks dan dalam korteks dan
di luar perisikel di luar perisikel
Perisikel Terletak di sebelah dalam Terletak di sebelah dalam
lapisan lapisan
endodermis endodermis
Xilem Berselang seling dengan Terletak di bagian tengah
floem akar membentuk jari jari
bintang 4
Floem Berselang seling dengan Di antara jari-jari
xilem yang dibentuk oleh
xilem

4. Preparat segar penampang serat Gossypium sp


Gossypium sp ini termasuk dalam kelompok tumbuhan dikotil. Pada pengamatan
penampang serat Gossypium sp, perbesaran yang digunakan adalah 160 kali.
Berikut ini adalah gambar hasil pengamatan dan gambar pada literatur :

Berdasarkan gambar tersebut, praktikan berhasil mengidentifikasi adanya


dinding sel dan lumen namun tidak terlihat begitu jelas karena gambar yang
didapatkan masih menggunakan perbesaran yang kurang. Sel kapas ini berbentuk
memanjang. Pada literatur sel sel tersebut membentuk puntiran puntiran dibeberapa
bagian, namun pada hasil pengamatan tidak terlihat. Sel kapas ini termasuk dalam sel
mati karena didalam selnya tidak mengandung organel-organel sel seperti jaringan
vaskular. Serat Gossypium sp ini merupakan pemanjangan sebuah sel tunggal dari
epidermis atau selaput luar biji yang sudah tua dan membentuk lumen. Lumen ini
merupakan suatu saluran atau rongga sel. Sedangkan dinding sel pada sel kapas ini
fungsinya sama seperti dinding sel pada umumnya yaitu untuk memberi bentuk sel
dan melindungi sel.

Hasil pengamatan yang dilakukan praktikan masih jauh dari kata sempurna.
Bagian bagian jaringan tidak dapat teramati dan teridentifikasi seluruhnya. Hal
tersebut dikarenakan ada beberapa kesalahan yang dilakukan praktikan seperti kurang
teliti dalam melakukan identifikasi, kurang tipis dan rata saat membuat preparat,
kurang cakapnya praktikan dalam menggunakan mikroskop.

Berdasarkan literatur,

I. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan, praktikan dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Ciri spesifik struktur anatomi sel penyusun tiap jaringan pada tumbuhan
a. Jaringan dermal adalah jaringan paling luar yang menutup permukaan organ,
dan memilik fungsi sebagai pelindung.
b. Jaringan vaskular
1) Xylem, berfungsi untuk mengangkut air dari tanah, tersusun atas trakeid
yang runcing dan unsur pembuluh yang tersusun dalam pengaturan ujung
ke ujung. Pada tanaman dikotil letaknyamelingkar, pada monokotil
letaknya menyebar dalam stele.
2) Floem, mempunyai pembuluh tapis yang berbentuk silinder dan sel
pengiring. Floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis.
c. Jaringan dasar
1) Parenkim, berbentuk tidak beraturan (bervariasi), sel-selnya hidup dan
banyak dijumpai pada tumbuhan. Sel parenkim melakukan metabolik
tumbuhan, mensintesis, dan menyimpan produk organik.
2) Kolenkim, memiliki dinding primer yang lebih tebal dan berfungsi untuk
menyokong bagian tumbuhan yang muda, selnya berbentuk tak beraturan.
3) Sklerenkim, berfungsi sebagai penyokong pada tumbuhan dan dinding sel
sekundernya tebal yang diperkuat lignin.
2. Perbedaan struktur sel penyusun jaringan
a. Jaringan dermal
1) Tumbuhan monokotil memiliki epidermis luar.
2) Tumbuhan dikotil mempunyai epidermis luar dan endodermis.
b. Jaringan vaskular
1) Tumbuhan monokotil, berkasnya tersebar dalam jaringan dasar dan
diselubungi seth. Terdiri dari xilem dan floem.
2) Tumbuhan dikotil, berkasnya membentuk lingkaran, terdiri dari perisikel,
xilem, floem, kambium, dan empulur.
c. Jaringan dasar
1) Tumbuhan monokotil, menyeluruh dan tidak dibatasi selain epidermis.
2) Tumbuhan dikotil, terletak diantara epidermis dan endodermis.
3. Keterkaitan antara struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan
a. Jaringan dermal, memiliki struktur yang rapat dan tidak mempunyai ruang
antar sel, sehingga berfungsi untuk melindungi sel di bawahnya.
b. Jaringan vaskular, memiliki struktur memanjang dan berbentuk silinder,
sehingga memudahkan proses transportasi zat-zat yang diperlukan tumbuhan.
c. Jaringan dasar, memiliki bentuk segi banyak, dinding selnya tebal dan
memiliki ruang, sehingga berfungsi sebagai penyokong.
J. DAFTAR PUSTAKA
Albert, B. 1989. Molecular Biology of The Cell 2. New York: Garland Pub Inc.
Campbell, Neil. A, dkk.2008. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Campbell, Neil. A, dkk.2003. Biologi Jilid 2 Terjemahan. Jakarta: Erlangga.
Claudes, Ville A.1984. Biologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Dickson, William. 2000. Interogative Plant Anatomy. USA: Academic Press.
Fahn, A. 1995. Anatomi Tumbuhan Edisi 3. Yogyakarta: UGM Press.
Hidayat, Estiti B.1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB.
Kurniadi, K.A. 1998. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia.
Bandung: Biologi Press.
Paliwal, R.L. 2000. Tropical Maize Morphology. Rome: United Nations.
Pandey. 1982. Plant Anatomy. New Delhi: S.Chand.
Pitojo. 2005. Kacang Tanah. Jakarta: Erlangga.
Reksoatmodjo, Issoegianti.1993. Biologi Sel. Yogyakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Solomon. 2008. Biology Eight Edition. USA: Thomson Brooks/Cole.
Sumardi, Issirep dan Pudjoarinto, Agus. 1992. Struktur dan Perkembangan
Tumbuhan. Yogyakarta: UGM.
Sumardi, Issirep. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Suparman, L.C. 2001. Serat Kapas dan Pembudidayaannya. Bandung: Elang
Production.
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga
K. PERTANYAAN
1. Bagaimana ciri ciri jaringan tumbuhan menurut teori?
a. Jaringan dermal, memiliki struktur yang rapat dan tidak mempunyai ruang
antar sel, sehingga berfungsi untuk melindungi sel di bawahnya.
b. Jaringan vaskular, memiliki struktur memanjang dan berbentuk silinder,
sehingga memudahkan proses transportasi zat-zat yang diperlukan
tumbuhan.
c. Jaringan dasar, memiliki bentuk segi banyak, dinding selnya tebal dan
memiliki ruang, sehingga berfungsi sebagai penyokong.
2. Berapa jumlah tipe tipe berkas pengangkut ? Beri penjelasan tentang tipe tipe
nya?
Tipe berkas berdasarkan letak floem terhadap xilem:
d. Berkas kolateral
Berkas kolateral terbuka, terdapat kambium antara floem dan xilem.
Berkas kolateral tertutup, tidak terdapat kambium, dan letak berkasnya
tersebar.
e. Berkas bikolateral, xilem diapit floem luar dan floem dalam, batas xilem
dan floem luar adalah kambium, sedangkan antara xilem dan floem dalam
adalah parenkim penghubung.
f. Berkas konsentris
Konsentris amfivasal, xilem mengelilingi floem.
Konsentris amfikribal, xilem dikelilingi floem.
g. Berkas radial, letak xilem dan floem berganti-ganti.

3. Bagaimanakan ciri ciri masing masing unsur penyusun xylem?

Trakeid memiliki bentuk yang lancip dan panjang, dan memiliki dinding sel
berlubang-lubang. Dinding selnya primer dan sekunder.

Trakea, memiliki ciri-ciri pendek, tebal, dan ujung yang tumpul dan berlubang,
hanya memiliki dinding sekunder.

4. Bagaimanakan ciri ciri masing masing unsur penyusun floem?


Buluh tapis, merupakan sel-sel memanjang yang ujungnya bersatu membentuk
pembuluh.
Sel pengiring, berukuran lebih kecil daripada buluh tapis yang berfungsi memberi
makan sel penyusun buluh tapis yang masih hidup.

Anda mungkin juga menyukai