Anda di halaman 1dari 17

BAB 10

BATANG

A. KAJIAN TEORI
1. STRUKTUR ANATOMI BATANG
Secara anatomi, jaringan pada batang dapat dibagi menjadi jaringan dermal, jaringan
dasar dan jaringan pembuluh. Berikut tiga sistem jaringan yang dimaksud.
a. Sistem jaringan dermal
Sistem jaringan dermal terdiri dari epidermis dan periderm. Epidermis biasanya terdiri
dari satu lapisan sel dan sering kali memiliki stomata dan trikoma. Sel-sel epidermis ini mampu
melebar ke arah tangensial dan mampu bermitosis. Sifat epidermis seperti ini amat sangat
penting untuk merespon apabila terjadi tekanan sebagai akibat pertumbuhan sekunder. Pada
batang yang telah mengalami pertumbuhan sekunder, stomata dapat hilang dan digantikan oleh
lentisel. Lentisel merupakan pori yang menghubungkan ruang antar sel dalam tumbuhan dengan
dunia luar setelah epidermis digantikan oleh periderm. Biasanya lentisel dibentuk di bawah
stoma. Felogen pada daerah lentisel membentuk jaringan pengisi, yaitu jaringan di mana sel-sel
tidak berlekatan satu sama lain. Kadang-kadang terdapat lapisan penutup pada jaringan pengisi
tersebut.
b. Sistem jaringan dasar
Sistem jaringan dasar terdiri dari jaringan parenkim, kolenkim dan sklerenkim. Jaringan
dasar biasa ditemukan di daerah korteks atau di daerah empulur. Di bawah epidermis terdapat
daerah korteks. Korteks batang biasanya mengandung jaringan parenkim. Sel-sel parenkim ini
biasanya mengandung banyak kloroplas. Pada korteks juga dapat ditemukan adanya jaringan
kolenkim dan sklerenkim. Kedua jaringan ini biasanya terdapat di bagian luar korteks. Di
sebelah bawah korteks terdapat jaringan pembuluh. Batas antara korteks dan daerah jaringan
pembuluh kurang jelas, karena batang tidak memiliki endodermis sebagaimana pada akar. Pada
beberapa tumbuhan, sel-sel parenkim korteks bagian dalam dapat mengandung pati. Sel-sel ini
biasa disebut sebagai seludang pati.
c. Sistem jaringan pembuluh
Jaringan pembuluh terdiri dari xylem dan phloem. Jaringan pembuluh berkembang dari
prokambium yang dapat terpisah satu sama lain atau membentuk silinder prokambium. Jaringan

Anatomi Tumbuhan 127


prokambium ini berdiferensiasi membentuk phloem dan xylem primer, sehingga terbentuklah
berkas-berkas ikatan pembuluh atau silinder pembuluh. Xylem terbentuk secara exarch dan
phloem secara endarch. Pada tumbuhan dikotil dan Coniferae, jaringan pembuluh biasanya
berbentuk silinder berongga yang dibatasi oleh korteks di sebelah luar dan empulur di sebelah
dalam. Jaringan pembuluh ini dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang masing-masing disebut
berkas ikatan pembuluh (vasicular). Di antara berkas ikatan pembuluh terdapat parenkim yang
disebut parenkim jari-jari empulur. Di dalam setiap berkas ikatan pembuluh terdapat berkas
phloem dan berkas xylem. Berdasarkan susunan berkas phloem dan berkas xylem dalam ikatan
pembuluh, berkas ikatan pembuluh pada batang dapat dibedakan menjadi ikatan pembuluh
kolateral, bikolateral, konsentris, dan radial.
Akibat aktivitas kambium pada dikotil, batang muda biasanya sedikit mengandung
berkas pembuluh sedangkan batang yang sudah tua mengandung banyak ikatan pembuluh.
Dengan demikian, kerapatan ikatan pembuluh pada batang tua dan muda berbeda. Rumus
untukmenghitung kerapatan berkas pembuluh sebagai berikut:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑘𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑢𝑙𝑢ℎ


𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 =
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑙𝑖𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 (µ𝑚)2

Luas penampang batang = luas lingkaran : ¼ πd2 dengan satuan µm2

Selain dipengaruhi oleh daun, berkas ikatan pembuluh pada batang juga dipengaruhi
oleh dahan/cabang yang tumbuh dari tunas aksilar. Dengan demikian, selain jalan daun
ditemukan pula berkas ikatan pembuluh yang menghubungkan berkas ikatan pembuluh pada
batang dengan berkas ikatan pembuluh pada dahan/cabang. Berkas ikatan pembuluh ini disebut
sebagai jalan dahan (branch trace). Jalan dahan biasanya terdapat di kiri dan kanan jalan daun.

2. STRUKTUR ANATOMI BATANG MONOKOTIL DAN DIKOTIL


Pada penampang melintang, batang monokotil memiliki ikatan pembuluh yang
menempati area yang cukup luas, tidak terbatas dalam satu lingkaran. Ikatan pembuluh tersebut
dapat berada dalam dua lingkaran atau tersebar.

Anatomi Tumbuhan 128


Batang jagung merupakan salah satu contoh yang representatif untuk menggambarkan
struktur batang monokotil. Bagian luar batang jagung ditutupi oleh epidermis yang memiliki
stomata. Di bawah epidermis terdapat seludang sklerenkim yang berfungsi untuk mengokohkan
batang. Ikatan pembuluh letaknya tersebar dan tidak teratur. Pada bagian tepi batang , ikatan
pembuluh lebih banyak dan lebih rapat dibandingkan dengan ikatan pembuluh di bagian tengah
batang. Akibat banyaknya ikatan pembuluh di bagian tepi batang, korteks dan silinder pusat
(stele) tidak dapat dibedakan. Ikatan pembuluh bertipe kolateral. Phloem terdiri dari pembuluh
tapis dan sel pengantar, sedangkan xylem terdiri dari trakea, trakeid dan parenkim xylem. Di
dalam jaringan xylem terdapat rongga reksigen. Setiap ikatan pembuluh dikelilingi oleh
seludang sklerenkim. Jaringan dasar merupakan bagian terbesar yang mengisi batang.
Batang dikotil sangat berbeda dengan batang monokotil. Pada batang dikotil ikatan
pembuluh biasanya ada dalam satu lingkaran dan letaknya teratur. Bagian korteks dan silinder
pusat dapat dibedakan dengan jelas. Pada batang dikotil muda, bagian luar umumnya dilapisi
oleh selapis sel epidermis. Di bawah epidermis terdapat sel-sel kolenkim dan sklerenkim.
Sklerenkim dapat membentuk berkas atau tersebar di bawah jaringan kolenkim. Ikatan
pembuluh bertipe kolateral dan terdiri dari phloem di sebelah luar dan xylem di sebelah dalam.
Di antara phloem dan xylem primer terdapat kambium yang berkembang dari prokambium.
Kambium ini disebut sebagai kambium vasikuler. Di antara dua ikatan pembuluh terdapat
parenkim intervasikuler. Parenkim intervasikuler ini menghubungkan bagian korteks dengan
empulur. Pada parenkim intervasikuler ini akan dibentuk kambium intervasikuler yang
bersambungan dengan kambium vasikuler.
Pertumbuhan sekunder terjadi sebagai akibat aktivitas kambium vasikuler dan kambium
intervasikuler. Aktivitas kambium ini pada umumnya bersifat bidireksional, ke arah luar
menghasilkan phloem sekunder, dan ke arah dalam menghasilkan xylem sekunder. Di dalam
phloem maupun xylem sekunder terdapat berkas-berkas parenkim ke arah radial. Parenkim ini
disebut sebagai parenkim jari-jari empulur.
Pada beberapa tumbuhan, reaksi jaringan sebelumnya terhadap pembentukan jaringan
sekunder yang menyebabkan bertambahnya diameter batang tampak sangat jelas. Pada Tilia
reaksi terhadap pertumbuhan sekunder terjadi di daerah phloem. Pada daerah ini parenkim jari-
jari empulur melebar tangensial dan mengalami pembelahan antiklinal, sehingga ke arah luar

Anatomi Tumbuhan 129


jari-jari empulur tampak melebar. Pelebaran jari-jari empulur seperti ini disebut dilatasi jari-jari
empulur.

B. PENGANTAR PRAKTIKUM
Batang merupakan salah satu organ utama tumbuhan yang berfungsi sebagai jalan
transportasi air dan zat-zat terlarut. Secara morfologi batang dapat dikenali dengan mudah
karena memiliki buku dan ruas. Pada buku terdapat daun dan tunas aksilar (tunas ketiak/tunas
samping). Menuju ke arah ujung batang, letak daun satu sama lain menjadi lebih rapat sebagai
akibat semakin pendeknya ruas batang. Pada ujung batang daun-daun tersebut semakin rapat
letaknya dan membentuk pucuk. Adanya daun menyebabkan sturktur batang berbeda dari
struktur akar.
Daun pada batang dibentuk secara eksogen, yaitu dari sel-sel meristem apeks bagian
tepi. Sel-sel meristem ini membelah periklinal membentuk tonjolan bakal daun (primordia
daun). Selang beberapa waktu setelah pembentukan primordia daun, dibentuklah primordia
tunas aksilar. Pembentukan primordia tunas aksilar terjadi pada ketiak primodrial daun yang
telah tumbuh memanjang.
Batang tersusun atas jaringan dermal, jaringan dasar dan jaringan pembuluh. Keadaan
susunan dan struktur jaringan-jaringan ini dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitar.
Pada dikotil dan monokotil, karakteristik dan susunan jaringan jaringan penyusun organ batang
sangat khas sehingga digunakan sebagai kunci determinasi. Pada batang muda dan dewasa pun
menunjukkan perbedaan yang menunjukkan perkembangannya.

C. TUJUAN
1. Mengidentifikasi struktur meristem apeks batang dan mengidentifikasi jaringan-jaringan
derivat meristem yang terdapat pada apeks pucuk Coleus.
2. Mengidentifikasi struktur lentisel
3. Mengidentifikasi karakteristik kualitatif. dan kuantitatif pada struktur umum batang
monokotil melalui pengamatan pada preparat melintang batang jagung.
4. Mengidentifikasi karakteristik kualitatif dan kuantitatif pada struktur primer batang dikotil
melalui pengamatan pada preparat melintang batang Helianthus sp atau dikotil lainnya.

Anatomi Tumbuhan 130


5. Mengidentifikasi pembentukan dilatasi jari-jari empulur pada Hibiscus sebagai tanggapan
terhadap pertumbuhan sekunder.

D. KEGIATAN
KEGIATAN 1
Mengidentifikasi struktur meristem apeks batang dan mengidentifikasi jaringan-jaringan
derivat meristem yang terdapat pada apeks pucuk Coleus
1. Amati penampang median longitudinal pucuk Coleus (preparat awetan).
2. Gunakan perbesaran rendah terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan perbesaran
tinggi (gunakan LOS).
3. Amati secara detail dari apeks hingga ke bagian basal dan tunjukkan daerah meristem
apeks, primordia daun, ruas, buku, prokambium, daerah perpanjangan batang, protoxylem,
metaxylem, tunas aksilar, korteks, dan epidermis.
4. Identifikasi juga bagian tunica dan corpus.
5. Buatlah tabel hasil pengamatan Anda.

KEGIATAN 2
Mempelajari struktur lentisel dan mengidentifikasi jaringan/sel-sel yang membentuk
lentisel
1. Buatlah sayatan melintang batang Sambucus tua (sudah keras) melalui lenti sel
Cara membuat sayatan melintang untuk pengamatan lentisel sedikit berbeda. Caranya
adalah
a. Temukan terlebih dahulu bagian batang yang banyak lentisel nya (terlihat seperti
tonjolan-tonjolan hitam keras dan ukuran kecil).
b. Sayat kulit batangnya terlebih dahulu secara membujur, sehingga Anda hanya
mendapatkan bagian kulit luar batangnya saja yang dipenuhi lenti sel.
c. Sayat melintang tepat di tengah-tengah lenti selnya dengan sangat tipis
d. Letakkan pada kaca objek.
2. Gunakan Sudan III sebagai reagennya.
3. Amati pada perbesaran rendah terlebih dahulu, kemudian perbesaran tinggi (gunakan LOS).

Anatomi Tumbuhan 131


4. Amati lapisan-lapisan yang membentuk lenti sel dan tunjukkan sel-sel penutup, jaringan
pengisi, felem, felogen, feloderm, dan rongga lenti sel.
5. Representasikan hasil pengamatanmu ke dalam tabel hasil pengamatan.

KEGIATAN 3
Mengidentifikasi karakteristik kualitatif dan kuantitatif pada struktur umum batang
monokotil melalui pengamatan pada preparat melintang batang jagung
1. Amati preparat awetan sayatan melintang batang jagung.
2. Gunakan perbesaran rendah terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan perbesaran
tinggi (gunakan LOS).
3. Pada perbesaran rendah, tentukan penyebaran letak ikatan pembuluh dan tipe ikatan
pembuluhnya.
4. Amati dari bagian tepi batang hingga ke bagian tengah, dan tunjukkan letak daerah korteks
dan empulur (jaringan dasar), jaringan epidermis, kolenkim, dan parenkim, dan seludang
sklerenkim.
5. Tentukan:
a. bentuk sel epidermis
b. tipe kolenkim
c. bentuk dan jenis parenkim
6. Representasikan hasil pengamatan Anda dalam bentuk tabel.

KEGIATAN 4
Mengidentifikasi karakteristik kualitatif dan kuantitatif pada struktur primer batang
dikotil melalui pengamatan pada preparat melintang batang Helianthus sp atau dikotil
lainnya.
Batang dikotil muda
1. Amati preparat awetan sayatan melintang batang muda dikotil (Helianthus atau tumbuhan
yang yang lain).
2. Gunakan perbesaran rendah terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan perbesaran
tinggi (gunakan LOS).

Anatomi Tumbuhan 132


3. Pada perbesaran rendah, tentukan penyebaran letak ikatan pembuluh dan tipe ikatan
pembuluhnya.
4. Hitung kerapatan ikatan pembuluh pada keseluruhan penampang melintang batang muda
dikotil dengan menggunakan rumus.
5. Amati dari bagian tepi batang hingga ke bagian tengah, dan tunjukkan letak daerah korteks
dan empulur (jaringan dasar), jaringan epidermis, ikatan pembuluh, parenkim
intervasikuler, kambium vasikuler, kolenkim, dan parenkim, dan seludang sklerenkim.
6. Tentukan:
a. bentuk sel epidermis
b. tipe kolenkim
c. bentuk dan jenis parenkim
7. Representasikan hasil pengamatan Anda dalam bentuk tabel.

Batang dikotil tua


1. Amati preparat awetan sayatan melintang batang dewasa dikotil (Helianthus atau yang
lainnya).
2. Gunakan perbesaran rendah terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan perbesaran
tinggi (gunakan LOS).
3. Pada perbesaran kecil, tentukan penyebaran letak ikatan pembuluh dan tipe ikatan
pembuluhnya.
4. Hitung kerapatan ikatan pembuluh pada keseluruhan penampang melintang batang muda
dikotil.
5. Amati dari bagian tepi batang hingga ke bagian tengah, dan tunjukkan letak daerah korteks
dan empulur (jaringan dasar), jaringan epidermis, ikatan pembuluh, parenkim
intervasikuler, kambium vasikuler, kolenkim, dan parenkim, dan seludang sklerenkim.
6. Tentukan:
a. bentuk sel epidermis
b. tipe kolenkim
c. bentuk dan jenis parenkim
7. Representasikan hasil pengamatan Anda pada tabel hasil pengamatan.

Anatomi Tumbuhan 133


KEGIATAN 5
Mengidentifikasi pembentukan dilatasi jari-jari empulur pada Tilia atau Hibiscus sebagai
tanggapan terhadap pertumbuhan sekunder.
1. Amati sayatan melintang batang Tilia muda dan dewasa (preparat awetan) atau dapat
menggunakan preparat awetan Hibiscus.
2. Amati dengan mikroskop, mula-mula pada perbesaran rendah kemudian dengan perbesaran
tinggi (gunakan LOS).
3. Fokuskan pengamatan Anda pada daerah jari-jari empulur phloem. Bandingkan daerah jari-
jari empulur tersebut pada batang muda dan dewasa.
4. Amati dari bagian tepi batang hingga ke bagian tengah, dan tunjukkan letak ikatan daerah
xylem primer, xylem sekunder, phloem primer, phloem sekunder, dilatasi jari-jari empulur,
dan korteks.
5. Amati detail daerah dilatasi dengan meningkatkan perbesaran pada mikroskop Anda.
Perhatikan sel-sel yang membentuk dilatasi tersebut.
6. Representasikan hasil pengamatan Anda dalam bentuk tabel.

Anatomi Tumbuhan 134


E. HASIL PENGAMATAN

Anatomi Tumbuhan 135


Anatomi Tumbuhan 136
Anatomi Tumbuhan 137
Anatomi Tumbuhan 138
PERTANYAAN KEGIATAN 1
1. Apakah sel-sel pada bagian meristem tampak lebih gelap dibandingkan dengan sel-sel yang
terletak di bawahnya? Jelaskan apa sebabnya hal ini dapat terjadi!
2. Di bagian mana primordial daun dan tunas aksilar dibentuk?
3. Di bagian mana prokambium dan jaringan pembuluh primer ditemukan? Jelaskan
hubungannya dengan pembentukan jaringan pembuluh primer!
4. Apakah Anda menemukan bagian berkas ikatan pembuluh yang terputus pada daerah buku
sebagai akibat membeloknya berkas ikatan pembuluh ke arah daun? Jelaskan bagaimana hal
ini dapat terjadi!

PERTANYAAN KEGIATAN 2
1. Berapa lapisan jenis sel yang membentuk lenti sel pada pengamatan Anda?
2. Adakah lapisan-lapisan sel-sel yang berwarna merah? Apa fungsi sel tersebut?
3. Dengan melihat struktur sel sel dan dindingnya, menurut Anda jaringan apa saja yang
membentuk lentisel tersebut?
4. Apakah ada rongga pada lenti sel yang Anda amati? Apa fungsi rongga tersebut?
5. Berdasarkan hasil pengamatan dan jawaban pertanyaan-pertanyaan di atas, apakah lenti sel
terdapat pada batang yang belum mengalami pertumbuhan sekunder? Jelaskan alasannya!
6. Di bagian mana saja pada tumbuhan kita dapat temukan lentisel?

PERTANYAAN KEGIATAN 3
1. Apakah penyebaran ikatan pembuluh di bagian tengah dan tepi batang berbeda? Jelaskan
berdasarkan hasil pengamatan Anda!
2. Di bagian mana saja Anda menemukan sklerenkim? Apa fungsi sklerenkim tersebut?
3. Apakah Anda dapat menemukan bagian korteks? Bila ada, jelaskan ciri-cirinya!
4. Apakah Anda menemukan parenkim intervasikuler? Bila ada, bagaimana keadaannya?
5. Dari hasil pengamatan Anda, buatlah kesimpulan tentang karakteristik kualitatif dan
kuantitatif batang jagung sehingga dapat menggambarkan pola umum batang monokotil.

Anatomi Tumbuhan 139


PERTANYAAN KEGIATAN 4
1. Bagaimana letak ikatan pembuluh pada batang muda dikotil? Apa perbedaanya dengan
batang tua dikotil?
2. Apakah terdapat perbedaan kerapatan berkas pembuluh antara batang tua dan batang muda?
3. Jika berbeda, faktor-faktor apa yang menyebabkannya?
4. Dapatkah Anda membedakan ikatan pembuluh pada batang dikotil dan batang monokotil?
5. Apakah Anda dapat menemukan korteks pada batang dikotil muda? Tunjukkan ciri-ciri
korteks tersebut!
6. Apakah sklerenkim terlihat membentuk seludang yang membungkus ikatan pembuluh atau
hanya berupa berkas-berkas atau bagaimana? Jelaskan sesuai dengan hasil pengamatan
Anda!
7. Apakah Anda menemukan parenkim intervasikuler pada batang dikotil muda? Jelaskan
keadaannya dan apa bedanya dengan batang monokotil?
8. Di bagian mana kambium pada batang dikotil tua terbentuk?
9. Bagaimana bentuk jaringan pembuluh sekunder yang dihasilkan oleh aktivitas kambium?
Apa bedanya dengan jaringan pembuluh sekunder pada Cordyline?
10. Bagaimana keadaan korteks setelah terjadi aktivitas kambium pada batang dikotil tua?
11. Apakah xylem primer masih dapat diamati pada batang dikotil tua? Apakah ada perbedaan
dengan xylem primer pada batang muda?
12. Buatlah uraian singkat tentang pola umum batang dikotil muda dan dikotil tua berdasarkan
hasil pengamatan Anda.
13. Buatlah uraian singkat tentang pertumbuhan sekunder pada batang dikotil tua dan
pengaruhnya pada jaringan primer!

PERTANYAAN KEGIATAN 5
1. Menurut Anda, bagian apa yang membentuk dilatasi tersebut? Apa buktinya?
2. Apa sebabnya dilatasi tersebut terbentuk? Jelaskan alasannya!
3. Apakah dilatasi tersebut bersinambungan dengan jari-jari empulur yang terdapat pada daerah
xylem?
4. Buatlah suatu uraian tentang dilatasi yang Anda amati!

Anatomi Tumbuhan 140


............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................

Anatomi Tumbuhan 141


............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................

Anatomi Tumbuhan 142


............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................

Anatomi Tumbuhan 143

Anda mungkin juga menyukai