Anda di halaman 1dari 16

STEREOM

LAPORAN PRAKTIKUM

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Anatomi Tumbuhan

dosen pengampu:

Dr. Amprasto, M. Si

Dr. Hj. Sri Anggraeni, M. S

oleh:

Kelas A 2015

Kelompok 3

Aulia Fuji Yanti (1501665)

Husna Dita Rahmah (1506468)

Naufal Ahmad Muzakki (1505601)

Zakia Nurhasanah (1505985)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2017
A. Judul
Stereom (Kolenkim dan Skelerenkim)

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari, Tanggal : Selasa, 7 Maret 2017
Waktu : Pukul 09.30 – 11.10 WIB
Tempat : Laboratorium Struktur Tumbuhan, FPMIPA UPI

C. Tujuan
1. Untuk mengidentifikasi jaringan (kolenkim angular, lamelar, anular, atau lakunar)
dan sel-sel pembangunnya pada berbagai jenis tumbuhan.
2. Untuk mengidentifikasi jaringan sklerenkim (serabut dan sklereid) dan sel-sel
pembangunnya pada berbagai jenis tumbuhan.

D. Landasan Teori
Menurut Rustaman, dkk (2017) stereom adalah jaringan penguat pada tumbuhan.
Stereom terdiri dari kolenkim dan sklerenkim. Jaringan kolenkim umumnya
memberikan pengokohan kepada bagian tumbuhan yang masih muda. Kolenkima
terbentuk oleh sejumlah sel memanjang menurut sumbu panjang organ tumbuhan dan
berasal dari sel-sel memanjang serupa prokambium yang terbentuk pada awal
diferensiasi jaringan dasar. Sel-sel kolenkim merupakan sel hidup, bentuknya
memanjang dan pada umumnya memiliki dinding yang tidak merata penebalannya.
Ujung sel-selnya mungkin siku, serong, atau meruncing. Dinding kolenkim hanya
memiliki dinding primer dan mengandung selulisa, hemiselulosa, pektin, dan air
dengan kadar air tinggi. Dinding sel umumnya tak mengandung zat kayu dan bersifat
plastis, yaitu berkembang dan menyesuaikan diri dengan pertumbuhan memanjang
organ dan dapat merengang secara permanen bersama dengan pertumbuhan organ
tempat berada. Sel-sel kolenkim dapat mengandung kloroplas sehingga mampu
melakukan proses fotosintesis dan dapat mengandung tanin (Setjo, dkk. 2004).
Jaringan kolenkim berfungsi sebagai penguat pada organ muda dan tua (terutama
pada tumbuhan lunak). Jaringan kolenkim pada umumnya terdapat di daerah perifer,
misalnya langsung berada di sebelah epidermis atau di daerah korteks yang
dipisahkan dari epidermis oleh beberapa lapis parenkim. Bila epidermis langsung
berbatasan dengan kolenkim, dinding selnya akan menebal seperti kolenkim itu.
Kolenkim ada yang berbentuk lingkaran tertutup pada batang contohnya pada tangkai
daun seledri (Apium graveolens). Jaringan penguat ini terdapat di hampir semua
bagian tumbuhan batang, daun, bagian-bagian bunga, buah, dan akar yang terkena
cahaya matahari (Setjo, dkk. 2004).
Ukuran dan bentuk sel kolenkim beragam, sel dapat berupa prisma atau dapat
pula panjang seperti serat dengan ujung meruncing. Namun antara kedua bentuk
tersebut terdapat bentuk peralihan. Menurut penebalan dindingnya, ada beberapa tipe
kolenkim, diantaranya yaitu:
1. Kolenkim tipe angular (kolenkim sudut): penebalan dinding sel terdapat pada
susut sel dan memanjang mengikuti sumbu sel. Pada penampang melintang,
penebalan sudut terlihat di tempat pertemuan tiga sel atau lebih. Contoh pada
batang Solanum tuberosum, batang Salvia, tangkai daun dan batang Dahlia,
tangkai daun dan batang kecubung, batang Cucurbita moschata, batang Aster sp.,
tangkai daun seledri (Apium graveolens).
2. Kolenkim tipe lamelar (Kolenkim lempeng atau papan): penebalan dinding sel
terutama pada dinding tangensial (sejajar permukaan organ), dinding radial relatif
tidak menebal, susunan sel teratur menurut deretan tangensial, dan tidak terdapat
ruang antar sel. Pada penampang melintang terlihat seperti papan berderet-deret.
Contohnya pada batang Sambucus javanica, tangkai daun selada air (Lactuca
sativa), tangkai daun Tithonia diversifolia (paitan), batang Allamanda catchartica
(bunga alamanda).
3. Kolenkim tipe lakunar (Kolenkim tubuler): mirip pada kolenkim sudut, namun
banyak ruang antar sel. Penebalan dinding terjadi di sekitar ruang antar sel itu.
Contohnya pada batang Lactuca sp., daun Rheum sp., batang Ambrosia, batang
Aster sp., tangkai daun dan batang Ipomoea batatas (ketela rambat).
4. Kolenkim tipe anular : Penebalan dinding merata sehingga ruang antar sel (lumen)
menjadi bentuk pipa. Contohnya pada tangkai daun Allamanda catchartica,
tangkai daun dan batang Nerium oleander (bunga mentega) (Setjo, dkk. 2004).
Gambar 1.1 Tipe-Tipe Kolenkim (a). Kolenkim angular, (b). Kolenkim lamelar,
(c). Kolenkim anular, (d). Kolenkim lakunar
(Leroux, 2012)
Bentuk sel penyusun sklerenkim bermacam-macam karena asal dan
perkembangannya berbeda-beda, tetapi pada dasarnya dapat dibagi atas dua
kelompok yaitu serabut atau serat dan sklereid. Serabut atau serat terdiri atas sel yang
panjang sedang sklereid adalah sel sel pendek, meskipun bentuk sebaliknya juga
ditemukan. Dengan demikian ukuran sel tidak cukup digunakan sebagai pembeda.
Sklereid dibentuk dari sel parenkim yang dindingnya mengalami penebalan sekunder
sedangkan serabut berkembang dari sel-sel meristem (Setjo, dkk. 2004).
1. Serabut sklerenkim
Serabut sklerenkim terdapat di berbagai bagian tumbuhan dapat berupa sel
tunggal diantara jaringan dasar, tetapi pada umumnya bergerombol membentuk
pita, anyaman, atau anyaman padat berbentuk silinder sejajar permukaan tubuh.
Sel-sel serabut sklerenkim memanjang dengan ujung meruncing. Ruang antar sel
atau lumennya sempit dan letaknya di tengah serabut. Noktah-noktahnya kecil
berbentuk bulat atau seperti celah. Jika sel telah dewasa dan tidak mengandung
protoplas, noktah-noktah itu tidak berfungsi lagi. Pada serabut yang dindingnya
sangat tebal mungkin noktah sudah tidak nyata lagi. Pada perkembangan serabut,
protoplas biasanya menjadi berinti banyak. Jika telah dewasa, pada umumnya
protoplas hilang, sel mati dan lumennya kosong (Setjo, dkk. 2004).
Serabut sklerenkim terdapat di akar, batang, daun, buah ataupun dalam
jaringan yang lain. Mungkin serabut terdapat di antara xilem dan floem sebagai
berkas atau sebagai sarung yang menyelubungi berkas pengangkut ataupun di
jaringan-jaringan yang bersifat seperti parenkim di daerah empulur dan korteks.
Pada daun tumbuhan monokotil, serabut sklerenkim tidak hanya terdapat sebagai
selubung berkas pengangkut, tetapi juga mengelompok di antara berkas
pengangkut dengan epidermis atas maupun bawah dari tulang daunnya (Setjo, dkk.
2004).
2. Sklereid
Sklereid sangat beragam dalam hal bangun, ukuran, dan ciri khas dindingnya.
Karena itu tidak terelakkan lagi dlam perjalanan telaah sklereid dikembangkan
terminologi secara ekslusif. Tipe sklereid dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Brakisklereid atau sel batu: pendek, kurang lebih isodiametris berbentuk mirip
sel parenkim, tersebar luas di korteks, floem, dan empulur batang, dan pada
daging buah (misalnya Pyrus communis).
b. Makrosklerid: sel-sel seperti tongkat panjang, sklereid tipe ini sering terdapat
sebagai lapisan berkesinambungan, misal sklereid yang membentuk lapisan
epidermis seperti palisade pada biji polong.
c. Osteosklereid: sel terbangun seperti tulang, sel ramping atau berbentuk
gelendong dengan ujung-ujungnya membengkak, berlekuk dan kadang-kadang
bercabang, sebagai yang terdapat pada daun banyak tumbuhan dikotil dan
dalam bungkus (kulit) biji.
d. Asterosklereid: menurut arti biasa adalah sklereid bintang. Sel bercabang-
cabang dalam berbagai tingkat membentuk seperti jaring-jaring, sering terdapat
pada daun tumbuhan dikotil.
e. Sklereid filiform: sel langsing, panjang mirip serabut.
f. Trikosklereid: sklereid berdinding tipis bercabang, mirip rambut tumbuhan,
cabang-cabang menjulur ke ruang-ruang antar sel (Setjo, dkk. 2004).

Gambar 1.2 Sklerenkim Serabut


(Tanpa nama, 2016)
Gambar 1.3 Tipe-tipe Sklereid
(Tanpa nama, 2016)

E. Alat dan Bahan


Tabel 1. Alat-alat yang digunakan
No. Alat-alat Jumlah

1. Mikroskop Dua buah

2. Object glass Sepuluh buah

3. Cover glass Sepuluh buah

4. Kamera handphone Dua buah

5. Tisu Beberapa lembar

6. Silet Dua buah

Tabel 2. Bahan-bahan yang digunakan


No. Bahan-bahan Jumlah

1. Petiolus Carica papaya Disesuaikan

2. Batang Agerataum conyzoides Disesuaikan

3. Batang / petiolus Sambucus Disesuaikan

4. Endocarp Cocos nucifera Disesuaikan

5. Batang / petiolus Camellia sp. Disesuaikan

6. Reagen aquades Disesuaikan

7. Reagen anilin sulfat Disesuaikan


F. Langkah Kerja
Diagram 1. Mengamati sel kolenkim pada tumbuhan

Bahan yang akan digunakan Sayat bahan-bahan setipis


dipersiapakan. Bahan yang mungkin yang akan digunakan
digunakan yaitu: petiolus Carica pada saat praktikum
papaya, batang Ageratum conyzoides
dan petiolus Sambucus.

Bahan ditetesi dengan aquades dan


anilin sulfat sebagai reagen, Letakan bahan yang telah
kemudian tutup menggunakan disayat pada object glass
coverglass

Bahan diamati di bawah mikroskop Hasil pengamatan dicatat dan


dan di dokumentasikan digambar

Diagram 2. Mengamati sel sklerenkim pada tumbuhan

Bahan yang akan digunakan Sayat bahan-bahan setipis


disiapkanBahan yang digunakan mungkin yang akan digunakan
yaitu: endokarp Cocos nucifera, pada saat praktikum
petiolus Camellia sp, dan batang
Ageratum conyzoides.

Bahan ditetesi dengan aquades dan Letakan bahan yang telah


anilin sulfat sebagai reagen, disayat pada object glass
kemudian tutup menggunakan
coverglass

Bahan diamati di bawah mikroskop Hasil pengamatan dicatat dan


dan di dokumentasikan digambar
G. Hasil Pengamatan
Tabel 3. Hasil Pengamatan Streom
Gambar Pengamatan
No Nama Preparat Gambar Manual Keterangan
Menggunakan Aquades Menggunakan Anilin Sulfat

Sayatan melintang
1 Ptiolus Carica
papaya

Perbesaran: 10 × 40
Perbesaran: 10 × 40
Gambar 1.Sayatan melintang
Gambar 6.Sayatan melintang Ptiolus
Ptiolus Carica papaya.
Carica papaya.
(Dok. Kelompok 3A, 2017)
(Dok. Kelompok 1A, 2017)

Sayatan melintang
2 batang Ageratum
conyzoides

Perbesaran: 10 × 40 Perbesaran: 10 × 10
Gambar 2. Sayatan melintang Gambar 7. Sayatan melintang
Ageratum conyzoides Ageratum conyzoides
(Dok. Kelompok 3A, 2017) (Dok. Kelompok 3A, 2017)
Gambar Pengamatan
No Nama Preparat Gambar Manual Keterangan
Menggunakan Aquades Menggunakan Anilin Sulfat

Sayatan melintanng
3
Ptiolus Sambucus

Perbesaran: 10 × 40 Perbesaran: 10 × 40
Gambar 3.Sayatan melintang Gambar 8.Sayatan melintang
Ptiolus Sambucus Ptiolus Sambucus
(Dok. Kelompok 3A, 2017) (Dok. Kelompok 3A, 2017)

Sayatan melintang
4 endokarp Cocos
nucifera

Perbesaran: 10 × 40 Perbesaran: 10 × 40
Gambar 4.Sayatan melintang Gambar 9.Sayatan melintang
endokarp Cocos nucifera endokarp Cocos nucifera
(Dok. Kelompok 5A, 2017) (Dok. Kelompok 1A, 2017)

Sayatan melintang
5
Ptiolus Camellia sp

Perbesaran: 10 × 40 Perbesaran: 10 × 40
Gambar 5.Sayatan melintang Ptiolus Gambar 10.Sayatan melintang
Camellia sp Ptiolus Camellia sp
(Dok. Kelompok 6A, 2017) (Dok. Kelompok 3A, 2017)
Tabel 4. Hasil Pengamatan Stereom menggunakan preparat laboratorium
No Nama Preparat Gambar Pengamatan Gambar Manual Keterangan

1 Sayatan Camellia sp

Perbesaran: 10 × 40
Gambar Sayatan Camellia sp
(Dok. Kelompok 3A, 2017)
H. Pembahasan
1. Camellia sp
Berdasarkan hasil pengamatan pada petiolus Camellia terdapat kolenkim
berbentuk lamelar dibawah jaringan epidermis. Terbentuknya kolenkim lamelar
diakibatkan penebalan dindingnya terutama pada dinding tangensial (sejajar
permukaan organ) sehingga pada irisan melintang terlihat seperti papan berderet.
Pada daun Camellia yang diberi reagen anilin sulfat akan terlihat sel sklereid yang
terwarnai dan jaringan pembuluh. Sel sklereid pada daun Camellia berbentuk
asterosklereid Karena seperti bintang atau bercabang-cabang. Sklereid yang
ditemukan pada daun Camellia berupa sel tunggal (soliter).
2. Cocos nucifera
Berdasarkan hasil pengamatan pada sayatan melintang endokarp Cocos nucifera,
jaringan sklerenkim yang terdapat pada endokarp Cocos nucifera adalah tipe
brakisklereid dan letak sklereidnya berdekatan (koloni atau kelompok). Bentuk
selnya pipih memanjang, berujung runcing. saling berdekatan, di setiap tengah-
tengah sel terdapat lingkaran kecil. Bagian-bagian yang terdapat pada endokarp
Cocos nucifera yaitu dinding primer, dinding sekunder, dan lumen yang berfungsi
sebagai tempat terjadinya pertukaran udara.
3. Ageratum conyzoides
Berdasarkan hasil pengamatan pada sayatan melintang batang Ageratum
conzyzoides yang ditetesi reagen aquades terlihat adanya jaringan kolenkim dan
jaringan pembangun lainnya. Kolenkim ini ditemukan di bawah epidermis dan
berwarna hijau karena mengandung kloroplas.Berdasarkan penebalan dinding
selnya kolenkim pada sayatan melintang batang Ageratum conzyzoides termasuk
kedalam kolenkim lamelar (lempeng atau papan), penebalan dindingnya terutama
pada dinding tangensial (Rustaman, dkk. 2017). Sedangkan ketika ditetesi reagen
anilin sulfat, sel-sel kolenkim pada sayatan melintang batang Ageratum
conzyzoides tidak berwarna, namun tetap saja terlihat adanya kolenkim lamelar.
4. Carica papaya
Berdasarkan hasil pengamatan pada sayatan melintang ptiolus Carica papaya
yang diamati dibawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 40 x 10 terlihat adanya
sel kolenkim tepat dibawah epidermis dengan tipe angular, yaitu penebalan
dindingnya di sudut-sudut tempat bertemunya tiga atau lebih sel.
5. Sambucus
Berdasarkan hasil pengamatan pada sayatan melintang ptiolus Sambucus yang
diamati dibawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 40 x 10 terlihat adanya sel
kolenkim tepat dibawah epidermis dengan tipe lamelar, yaitu penebalan dindingnya
terutama pada dinding tangensial (sejajar permukaan organ) sehingga pada irisan
melintang terlihat seperti papan berderet.

I. Hasil Diskusi
1. Dimana jaringan kolenkim dari setiap organ tumbuhan tersebut di atas berada?
Apakah sel-selnya masih hidup? Bagaimana ciri-cirinya?
Jawab:
Jaringan kolenkim berada dibawah epidermis. Masih hidup karena jaringan
kolenkim mengalami penebalan dan masih terlihat sitoplasma dalam sel.

2. Bagaimana bentuk dan ukuran sel kolenkim pada setiap bagian tumbuhan di atas
dibandingkan sel epidermis dan sel parenkim di sekitarnya?
Jawab:
Sel epidermis lebih kecil dan rapat, pada sel kolenkim dinding selnya menebal,
parenkim lebih besar dan juga lebih renggang.

3. Kolenkim apakah (angular, lamelar, anular, lakunar) yang dimiliki oleh masing-
masing tumbuhan tersebut diatas? Bagaimana ciri sel-sel kolenkim tersebut
(bagaimana penebalan dinding selnya dan apakah ada ruang antarselnya?
Jawab:
 Sambucus: Kolenkim lamelar, penebalan dindingnya pada dinding tangensial.
Penebalannya seperti papan berderet.
 Ageratum conyzoides: Kolenkim lamelar, penebalan dindingnya pada dinding
tangensial. Penebalannya seperti papan berderet.
 Carica papaya: kolenkim angular, penebalan dindingnya di sudut dan terdapat
ruang antar sel.
 Camellia: Kolenkim lamelar, penebalan dindingnya pada dinding tangensial.
Penebalannya seperti papan berderet.

4. Dari setiap objek yang diamati, apakah anda menemukan serabut dan skelreidnya?
Bagaimana ciri yang dapat anda temukan (bentuk sel, lumen, penebalan dinding,
dan saluran noktahnya)?
Jawab:
 Endokarp Cocos nucifera: Pada kelapa sklerenkim berbentuk sel serabut panjang
dan bergerombol membentuk pita.
 Daun Camellia: Sklereid berbentuk bintang (Asterosklereid) ukurannya besar.

5. Pada jaringan apa anda menemukan serabut dan skelreid? Apakah sel serabut dan
sel sklereid yang anda temukan berupa sel tunggal atau berada dalam kelompok-
kelompok (bergerombol)?
Jawab:
Sklereid yang ditemukan pada Camellia di jaringan dasar, terletak pada jaringan
pembuluh atau pada bagian bawah kolenkim. Sklereid yang ditemukan berupa sel
tunggal. Sel serabutnya panjang ditemukan pada jaringan dasar, bergerombol
sehingga membentuk pita.

6. Apakah serabut dan sklereid yang anda temukan berupa sel hidup atau sel mati?
Jelaskan ciri-ciri yang dapat anda temukan untuk menyatakan bahwa sel tersebut
sel hidup atau mati?
Jawab:
Organ tumbuhan dewasa pada umumnya sel mati, namun adapun sel hidup apabila
organ yang ditempatinya masih hidup dan mengalami penebalan sekunder.

7. Apakah serabut yang anda temukan berupa serabut xilar atau ekstra xilar? Coba
jelaskan perbedaanya?
Jawab:
Xilar terbentuk dari xilem, dan ekstra xilar terbentuk dari jaringan dasar dan floem.
Serabut xilar terbentuk dari sel initial (pemula) yang sama dengan xilem. Serabut
ekstra xilar berasal dari floem atau jaringan dasar tempat keberadaannya.
8. Pada tumbuhan apa saja sklereid dapat anda temukan? Bagaimana bentuknya dan
apakah nama sklereid itu?
Jawab:
Camellia sklereidnya bertipe Asteroskleid, bentuknya seperti bintang atau
bercabang-cabang. Sklereid yang terdapat pada endokarp Cocos nucifera adalah
tipe brakisklereid dan letak sklereidnya berdekatan (koloni atau kelompok

J. Kesimpulan
1. Ptiolus Carica papaya memiliki jaringan kolenkim tipe angular, Sambucus
memiliki jaringan kolenkim tipe lamelar, Ptiolus Ageratum memiliki jaringan
kolenkim tipe lamelar, dan Camellia memiliki jaringan kolenkim tipe lamelar.
2. Endokarp Cocos nucifera memiliki jaringan sklerenkim tipe serabut, ptiolus
Camellia memiliki jaringan sklerenkim tipe asterosklereid dan batang Ageratum
conyzoides memiliki jaringan sklerenkim tipe.
DAFTAR PUSTAKA

Rustaman, N. dkk. (2017). Petunjuk Praktikum Anatomi Tumbuhan. Bandung:


Universitas Pendidikan Indonesia.
Setjo, S. dkk. (2004). Common Textbook: AnatomiTumbuhan. Malang: Universitas
Negeri Malang.
DAFTAR PUSTAKA GAMBAR

Gambar 1.1 Tipe-Tipe Kolenkim


https://academic.oup.com/aob/article/110/6/1083/111108/Collenchyma-a-versatile-
mechanical-tissue-with
Gambar 1.2 Sklerenkim serabut
http://www.plantscience4u.com/2016/04/different-types-of-sclerenchyma-
fiberes.html#.WMSLt2dRPIU
Gambar 1.3 Tipe-tipe Sklereid
http://www.plantscience4u.com/2016/04/different-types-of-sclerenchyma-
fiberes.html#.WMSLt2dRPIU

Anda mungkin juga menyukai