Anda di halaman 1dari 23

2.

ANATOMI BATANG

LAPORAN

Oleh :

ROMADA DENNI MESLIANI/ 160308011

KETEKNIKAN PERTANIAN/TEP B

LABORATORIUM BOTANI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017
2.

ANATOMI BATANG

LAPORAN

Oleh :

ROMADA DENNI MESLIANI/ 160308011


KETEKNIKAN PERTANIAN/TEP B

Laporan Sebagai Salah Satu Komponen Penelitian di Laboratorium Botani,


Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara, Medan

LABORATORIUM BOTANI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017
2.

Judul : Anatomi Batang Monokotil dan Dikotil

Nama : Romada Denni Mesliani

NIM : 160308011

Jurusan : Keteknikan Pertanian

DiketuhiOleh DiperiksaOleh
AsistenKoordinator AsistenKorektor

(Rizky Wulan Ndari) (Amaluddin Syahputra, SP)


NIM : 130301256

DitugaskanOleh :

(Ir. Ratna Rosanti Lahay S.P M.P)


NIP.196301919890302002
2.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala berkat dan rahmat-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan

ini tepat pada waktunya.

Adapun judul darilaporan ini adalah“ Anatomi Batang ” yang merupakan

salah satu komponen penilaian dilaboratoriumBotani, Program Studi

Agroekoteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, dan

diharapkan berguna bagi pihak yang membutuhkan.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada

Ibu Ir. RatnaRosantiLahay M.P., Ir. Meyriani M.P., Ir, Lisa Mawarni M.P.,

sebagai dosen matakuliahBotanidan orang tua yang

mendukungpenulissertaAbangdanKakak yang telah meluangkan waktu untuk

mengarahkan dan membimbing penulis hingga penyelesaian laporanini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih dan semoga laporan ini

bermanfaat bagi kita semua

Medan, Mei 2017

Penulis
2.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

PENDAHULUAN
Latar Belakang.............................................................................................1
Tujuan Penelitian ........................................................................................2
Kegunaan Penulisan.....................................................................................2

TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE


Tempat dan Waktu Percobaan .................................................................12
Bahan dan Alat...........................................................................................12

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil....................................................................................................................13
Pembahasan.........................................................................................................14

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan.........................................................................................................15
Saran..........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
2.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Batang pohon atau diameternya bertambah besar disebabkan oleh titik

pertumbuhan sekunder yang terdapat pada kambium, ke arah sisi luar akan

membentuk jaringan Phloem dan ke arah dalam membentuk jaringan Xylem.

Jaringan xylem pada batang sering disebut jaringan pembuluh kayu yang

berfungsi mengangkut air dan unsur hara dari tanah melalui akar ke daun dan

terjadi proses fotosintesis di daun. Hasil dari proses fotosintesis berupa zat

makanan (karbohidrat) disebarkan ke seluruh bagian tanaman melalui jaringan

phloem atau juga disebut jaringan pembuluh ayak/tapis.

Penampang melintang batang pohon yang berkayu mempunyai anatomi

yang lebih rumit dibandingkan tumbuhan herba monokotil dan dikotil.

Penampang melintang batang pohon berkayu terdiri dari : Kulit batang, phloem

primer, phloem sekunder, kambium, xylem primer, xylem sekunder, korteks, pith

dan lingkaran pertumbuhan/growth ring (lingkaran tahunan).

Lingkaran tahunan dapat dilihat dengan jelas pada pohon-pohon di daerah

subtropis (temperate) yang mempunyai empat musim yaitu semi (spring), panas

(summer), gugur (autum) dan dingin (winter). Hal ini terjadi karena pada musim

dingin terjadi pertumbuhan yang sangat lambat bahkan bisa terjadi dormansi

menghasikan warna kayu lingkaran pertumbuhan yang lebih gelap. Namun pada

daerah tropis hanya terdapat musim hujan dan panas dimana pertumbuhan dapat

berlangsung terus.

Batang merupkan organ tumbuhan yang sangat penting bagi tanaman, di

dalam batang terdapat berbagai jaringan didalamnya yang menyususn segala


2.

aktifitas batang, antara batang dikotil dan monokotil terdapat perbedaan sistem

penyusun batang.

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari laporan penelitian ini adalah untuk mempelajari

jaringan xilem, dan floem pada batang dikotil, dan monokotil. Dan Untuk

mengetahui susunan anatomi tumbuhan batang.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan laporan penelitian ini adalah sebagai salah

satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penelitian di Laboratorium Botani,

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,

Medan.
2.

TINJAUAN PUSTAKA

Pada tumbuhan dikotil, berkas pembuluh tersusun dalam suatu lingkaran

sehingga korteks terdapat di bagian luar lingkaran dan empulur di bagian dalam

lingkaran. Pada tumbuhan dikotil ini, xilem tersusun di bagian dalam lingkaran.

Di antara floem dan xilem terdapat kambium yang menyebabkan pertumbuhan

sekunder pada tumbuhan dikotil. Kambium merupakan jaringan meristem lateral

yang berfungsi dalam pertumbuhan sekunder (Hidayat, 1995).

Anatomi batang tumbuhan dikotil terdiri atas kulit kayu, kayu dan

empulur. Empulur sangat sulit ditemukan pada batang kayu yang sudah tua.

Bagian terluar dari batang tumbuhan dikotil adalah kulit kayu yang terdiri atas

jaringan epidermis, kambium gabus, korteks, dan floem. Felogen dapat ditemukan

di bagian bawah epidermis (Napitupulu, 1999).

Pada kulit batang, terdapat bagian yang tidak tertutupi oleh lapisan gabus.

Bagian tersebut inamakan lentisel. lentisel berfungsi sebagai tempat terjadinya

peristiwa penguapan dan pertukaran gas. Selain jaringan epidermis dan gabus,

pada batang dijumpai pula jaringan parenkima, kolenkima, sklerenkima, floem

dan xilem. Berkas pembuluh floem letaknya berdampingan dengan pembuluh

xilem. Diantara berkas pembuluh xilem, dan floem, terdapat kambium pembuluh

(kambium vaskular). kambium pembuluh merupakan bagian yang memisahkan

kulit kayu dengan kayu (Xilem) (Napitupulu, 1999).

Jika letak floem dan xilem berdampingan, ikatan pembuluh yang terletak

dinamakan ikatan kolateral. Tipe ikatan kolateral tertutup. pada ikatan kolateral

terbuka terdapat Kambium diantara berkas pembuluh. Adapun ikatan kolateral

tertutup tiak terdapat kambium diantara berkas pembuluh ( Tjitrosoepomo, 2005).


2.

Batang dikotil memiliki struktur khas. Batang dikotil muda dan batang

dikotil tua memiliki struktur yang sedikit berbeda. Kayu tersususn atas trakea.

Trakea merupakan saluran-saluran yangterbentuk oleh sel-sel yang telah mati dan

bagian ujung-ujungnya saling menyambung. Saluran tersebut berfungsi

menyalurkan air dan garam mineral dari akar ke daun. Pada kayu terdapat juga

trakeid yang bentuk selnya memanjang, ujung-ujungnya runcing, dan ukurannya

kecil daripada trakea. Trakeid berfungsi sebagai penyokong atau memperkuat

batang (Heddy, 1990).

Pembelahan sel kambium vaskular ke arah dalam memebentuk kulit kayu.

Aktivitas pembentukan kayu lebih aktif daripada pembentukan kulit kayu.

Aktivitas tersebut mengakibatkan bagian kayu lebih besar daripada kulit kayu. Hal

inilah yang menyebabkan pada kulit kayu sering terjadi pengelupasan.

Pembentukan kayu oleh kambium pada musim hujan lebih aktif dan menghasilkan

sel-sel yang lebih besar daripada musim kemarau. Akibatnya, timbul batas

perbedaan pada kedua aktifitas pembentukan kayu, dinamakan lingkaran dalam.

Dinegara yang memiliki 4 musim, stiap tahunnya akan didapatkan 4 batas

lingkaran tahun ( Hidayat, 1995).

Empulur adalah jaringan parinkima yang berfungsi menyimpan makanan

cadangan. Empulur ditemukan pada batang yang muda. Empulur tidak ditemukan

pada batang yang tua karena empulur semakin hilang sejalan dengan pertambahan

diameter batang. (Fried, 2010).

Dua macam kambium yang menghasilkan jaringan sekunder tumbuhan

dikotil, yaitu:Kambium pembuluh (vascular cambium) yang menghasilkan xylem

sekunder (kayu) ke arah dalam dan floem sekunder ke arah luar dan kambium
2.

gabus (cork cambium) yang menghasilkan suatu penutup keras dan tebal yang

menggantikan epidermis pada batang dan akar (Fahn, 1992).

Empulur batang tersusun atas jaringan parenkim yang mungkin

mengandung kloroplas. Empulur mempunyai ruang antarsel yang nyata dan

tersusun atas perikambium yang disebut perisikel. Perikambium dibatasi oleh

floem primer di sebelah dalam dan endodermis di sebelah luarnya. Jari-jari

empulur berupa pita radier yang terdiri atas sederet sel, mulai dari empulur sampai

dengan floem. Fungsi utamanya adalah melangsungkan pengangkutan makanan

ke arah radial. Pada tumbuhan dikotil, jari-jari empulur tampak berupa garis-garis

halus yang membentuk lingkaran tahun (Fried, 2010).

Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar kedalam yaitu

Epidermis yang terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai

ruang antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan dibawahnya. Pada

batang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh

lapisan gabus yang terbentuk dari kambium gabus (Napitupulu, 1999).

Kemudian Korteks, Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari

bebrapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan

kolenkim, makin kedalam tersusun atas jaringan parenkim (Lakitan, 1996).

Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel,

merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan

angiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada tumbuhan

gymnospermae( Mulyani, 2006).

Stele/ silinder pusat merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapisan

terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. Ikatan pembuluh pada stele
2.

disebut tipe kolateral yang artinya letak bersiisan xilem disebelah dalam dan

floem disebelah luar. Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler,

pada perkembanagn selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas

pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang disebut

kambiumintravasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder

yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang (Aryuliana, 2009).

Pada tumbuhan dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan

menebal sekunder tidak berlangsung terus menerus, tetapi hanya pada saat air dan

zat hara tersedia cukup, sedang pada muim kering tidak terjadi pertumbuhan

sehingga pertumbuhan menebalnya pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis

menunjukan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis lingkaran

tersebut dinamakan lingkaran tahun (Soeprapto, 1994).

Pada batang monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara

korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan

pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya diantara

xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada

monokotil meneybabkan tumbuhan monokotil tidak dapat tumbuh besar, dengan

kata lain tidak mengalami pertumbuhan sekunder. Meskipun demikian da

tumbuhan monokotil yang mengalami pertumbuhan sekunder misalnya pada

hanjuang dan pohon nenas sebrang (Tjitrosomo, 1983).

Batang adalah organ pokok pada golongan tumbuhan Cormophyta, di

samping akar dan daun. Fungsi utama batang adalah pada system percabangan

yang mendukung perluasan bidang fotosintesis serta merupakan transportasi

utama dari air, unsur hara, dan bahan organik sebagai fotosintesis. Sehingga
2.

dengan fotosintesis pada batang tumbuhan tersebut bisa menghasilkan

makanan untuk kehidupan tumbuhan (Nugroho, 2006).

Anatomi batang monokotil sangat berbeda dengan anatomi batang dikotil.

Epidermis tanaman Monokotil memiliki dining sel yang tebal. Dibagian dalam

epidermis batang monokotil, terspat jaringan tipis, yakni jaringan sklerenkima

yang merupakan kulit batang. Jaringan skelerenkima berperan memperkuat dan

melindungi batang monokotil (Sastrodinoto, 1990).

Ikatan pembuluh menyebar pada seluruh batang monokotil tetapi yang

paling banyak terdapat didaerah mendekati kulit batang. Ikatan pembuluh floem

berdampingan dengan xilem dan dikelilingi oleh seludang sklerenkima. Pada

monokotil, tidak terdapat kambium sehingga pertumbuhan yang terjadi hanya

memanjang. Pembesaran batang sangat terbatas. Hal ini disebabkan pembesaran

batang terjadi melalui pembentukan rongga oksigen. Berbeda dengan batang

dikotil, anatomi atau struktur batang monokotil muda dan monokotil tua memiliki

struktur yang persis sama (Savitri, 2009).

Batang tumbuhan memiliki bagian buku (node) dan ruas (internode).

Batang berbentuk silindris atau yang lain, tetapi biasanya mempunyai

penampang melintang yang bersimetri regular, pertumbuhannya fototropi

atau heliotrope. Batang selalu mengalami pertumbuhan di ujung (pertumbuhan

tidak terbatas), mengadakan pencabangan dari pertumbuhandan perkembangan

kuncup samping (lateral), dan umumnya tidak berwarnahijau. Batang tumbuhan

berfungsi untuk mendukung tajuk tumbuhan, termasuk daun, bunga, buah dan

biji. Selain memperluas bidang fotosintesis melalui pola percabangannya, batang

juga merupakan jalan pengangkutan air dan unsur hara dari dalam tanah ke daun
2.

(xylem) dan dari daun ke bagian tumbuhan yang lain (floem). Kadang kala

batang juga menjadi tempat penimbunan zat makanan cadangan.Batang

merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting, dan mengingat tempat

serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan

sumbu tubuh tumbuhan (Kimball, 1994).

Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut:Umumnya berbentuk

panjang bulat seperti silinder atau dapat pulamempunyai bentuk lain, akan tetapi

selalu bersifat aktinomorf, artinya dapatdengan sejumlah bidang dibagi menjadi

dua bagian yang setangkup, terdiri dari atas ruas-ruas yang masing-masing

dibatasi oleh buku-buku, dan pada buku-buku inilah terdapat daun, tubuhnya

biasanya ke atas, menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop), selalu

bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan bahwa batang

mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas, mengadakan percabangan, dan

selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau

ranting yang kecil, umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang

umurnya pendek misalnya rumput dan waktu batang masih muda (Lakitan, 1996).

Sebagai bagian tumbuh tumbuhan, batang mempunyai tugas untuk:

mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah, yaitu: daun,

bunga, dan buah, dengan percabangannya memperluas bidang asimilasi, dan

menempatkan bagian-bagian tumbuhan di dalam ruang sedemikian rupa, hingga

dari segi kepentingan tumbuhan bagian-bagian tadi terdapat dalam posisi yang

paling menguntungkan, jalan pengankutan air dan zat-zat makanan dari

bawah ke atas dan jalan pengankutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah,

menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan ( Fried, 2010).


2.

Jika kita membandingkan beberapa jenis tumbuhan, ada di antaranya

yang jelas kelihatan batangnya, tetapi ada pula yang tampaknya tidak berbatang.

Oleh sebab itu kita membedakan:Tumbuhan yang tidak berbatang (planta

acaulis).Tumbuh-tumbuhan yang benar tidak berbatang sesungguhnya tidak

ada hanya tampaknya saja tidak ada. Hal itu disebabkan karena batang amat

pendek, sehingga semua daunnya seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya dan

tersusun rapat satu sama lain merupakan suatu roset (rosula), seperti

misalnya lobak (Raphanus sativus L), sawi (Brassica juncea L). Lihatlah

perihal tata letak daun. Tumbuhan semacam ini akan memperlihatkan batang

dengan nyata pada waktu berbunga. Dari tengah-tengah roset daun akan

muncul batang yang tumbuh cepat dengan daun-daun yang jarang-jarang,

bercabang-cabang, dan mendukung bunga-bunganya (Heddy, 1990).

Tumbuhan yang jelas berbatang.Batang tumbuhan dapat dibedakan seperti

berikut:Batang basah (hebaceus), yaitu batang yang lunak dan berair,

misalnya pada bayam (Amaranthus spinosus L.), krokot (Portulaca oleracea

L.).Batang berkayu (lignosus), yaitu batang yang biasa keras dan kuat, karena

sebaguan besar terdiri atas kayu, yang terdapat pohon-pohon (arbores) dan semak-

semak (frutices) pada umumnya. Pohon adalah tumbuhan yang tinggi besar,

batang berkayu dan bercabang jauh dari permukaan tanah, sedang semak adalah

tumbuhan yang tak seberapa besar, batang berkayu, bercabang-cabang dekat

permukaan tanah atau malahan dalam tanah. Contoh pohon: mangga (Mangifera

indica L.), semak: sidaguri (Sida rhombifolia L.) (Mulyani, 2006).


2.

Batang rumput (calmus), yaitu batang yang tidak keras, mempunyai ruas-

ruas yang nyata dan seringkali berongga, misalnya pada padi (Oryza sativa

L.) dan rumput (Gramaneae) pada umumnya (Soeprapto, 1994).

Batang mendong (calamus), seperti batang rumput, tetapi mempunyai ruas-

ruas yang lebih panjang, misalnya pada mendong (Fimbristylis globulosa

Kunth.), wlingi (Scirpus grossus L.) dan tumbuhan sebangsa teki

(Cyperaceae) lain-lainnya. (Soeprapto, 1994).

Selain itu permukaan batang terdapat pula:Berambut ( pilosus ), seperti

pada tembakau, berduri ( spinosus ), misalnya mawar, memperlihatkan bekas-

bekas daun , misalnya pada pepaya dan kelapa, memperlihatkan bekas-bekas

daun penumpu, misalnya nagka dan keluwih, memperlihatkan banyak lentisel,

misalnya pada sangon, keadaan-keadaan lain, misalnya lepasnya kerak seperti

terlihat pada jambubiji (Psidium guajava L)dan pohon kayu putih (Melaleuca

leucadendraon L) (Nugroho 2006).

Arah tumbuh batang pokok tumbuhan dapat bersifat genetis atau

karena pengaruh factor luar secara sesaat, bahkan pengaruh cahaya dirasakan

cukup dominan. Penjelasan berikut dapat memperluas pemahaman tentang

arah tumbuh batang pokok dan cabang batang (Kimball, 1994).

Umumnya orang membedakan arah tumbuh cabang seperti berikut: Tegak

( fastigiatus ), yaitu jika sudut antara batang dan cabang amat kecil, sehingga arah

tumbuh cabang hanya pada pangkalnya saja sedikit serong ke atas, tetapi

selanjutnya hampir sejajar dengan batang pokoknya, misalnya wiwilan pada

kopi ( Coffea sp.), tegak lurus ( erectus ) jika arahnya lurus keatas, misalnya

pepaya. condong ke atas ( patens ), jika cabang dengan batang pokok membentuk
2.

sudut kurang lebih 45 derajat, misalnya pada pohon cemara ( Casuarina

equisetifolia L.), mendatar (horizontalis ),jika cabang dengan batang pokok

membentuk sudut sebesar kurang lebih 90 derajat C, misalnya pada pohon randu (

Ceiba pentandra Gaertn.), terkulai( declinatus ), jika cabang pada pangkalnya

mendatar,tetapi ujungnya lalu melengkung ke bawah, misalnya kopi robusta

( Coffea robusta Lindl.), bergantung ( pendulus ), cabang-cabang yang

tumbuhnya ke bawah, misalnya cabang-cabang tertentu pada Salix. Berbaring

( humifusus ), batang terletak pada permukaan tanah, hanya ujungnya saja

yang membengkok keatas, misalnya semangka, enjalar dan merayap ( repens ),

batang berbaring tetapi pada buku- bukunya keluar akar-akar, misalnya batang

ubi jalar. Mengangguk (nutans) batang tumbuh tegak lurus keatas

tetapiujungnya membengkok kbawah, misalnya bunga matahari, memenjat

(scandens), jika batang tumbuh keats dengan menggunakan (Kimball, 1994).


2.

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Percobaan

Percobaan dilakukan dilaboratorium Botani, Program Studi

Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Yang

dilakukan pada hari Rabu 17 Mei 2017 pukul 13.00 WIB sampai dengan Selesai

Bahan dan Alat

Adapun bahan – bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah peparat

batang tanaman monokotil dan dikotil

Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :Mikroskop

yang berfungsi untuk mengamati objek praktikum , Deck Glass yang berfungsi

untuk menutup sediaan mikroskop , Lampu yang berfungsi untuk memberikan

cahaya terhadap objek yang akan diamati , Serbet yang berfungsi untuk alas saat

mengangkat mikroskop , Alat tulis berfungi untuk menulis data yang telah

diketahui saat pratikum berlangsung , Buku Penuntut yang berfungsi sebagai

panduan prosedur kerja.

ProsedurKerja

 Diatur masuknya cahaya pada mikroskop

 Diletakkan preparat abadi pada meja preparat

 Dilihat dengan objek 10x tentukan posisi epitel yang akan diperiksa

 Dibuat pembesaran dengan objektif 40x


2.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil

ANATOMI BATANG MONOKOTIL

KeteranganGambar:

1. Epidermis

2. Kortex

3. Empulur

4. Floem

5. Xylem
2.

ANATOMI BATANG DIKOTIL

3
4
5

KeteranganGambar:

1. Epidermis

2. Kortex

3. Empulur

4. Floem

5. Xylem

6. Kambium
2.

Pembahasan

Anatomi adalah bentuk atau struktur fisik keseluruhan bagian-bagian yang

secara fungsional berbeda hal ini menurut literature (Fahn,1992) Dapat pula

dikatakan,Anatomi merupakan ilmu yang mempelajari susunan organ makhluk

hidup. Pada tumbuhan angiospermae, terdapat prebedaan antara anatomi batang

monokotil dan dikotil.

Pada batang dikotil memiliki Ikatan pembuluh tersusun dalam 1 lingkaran,

floem terletak disebelah luar xylem, terdapat kambium di antara floem dan,

xylem, mengalami pertumbuhan sekunder. Menurut(Mulyani,2006) (Pertambahan

diameter batang akibat perkembangan kambium),jaringan dasar dapat dibedakan

menjadi korteks dan empulur,tidak terdapat sel-sel seludang pembuluh (sel-sel

khusus yang membungkus xilem dan floem seperti yang terdapat pada daun).

Tumbuhan dikotil dan monokotil memiliki struktur anatomi batang yang

berbeda. Batang dikotil dapat tumbuh besar dan tinggi, sedangkan batang

monokotil umumnya tidak sebesar dan setinggi dikotil. Perbedaan utama pada

batang dikotil dan monokotil adalah pada struktur jaringan pembuluhnya.

Pada batang monokotil memiliki ikatan pembuluh tersebar,floem dan

xilem bersebelahan,tidak terdapat kambium di antara floem dan xylem,tidak

mengalami pertumbuhan sekunder,jaringan dasar tidak dibedakan menjadi korteks

dan empulur,terdapat sel-sel seludang pembuluh.

Jaringan-jaringan penyusun batang baik monokotil maupun dikotil

memiliki fungsi sebagai berikut:epidermis,lapisan ini berfungsi sebagai lapisan

yang melindungi jaringan yang berada didalamnya. Korteks berfungsi sebagai

penyokong yang tersusun berupa lingkaran ataupun berkas-berkas yang tumbuh


2.

dibawah epidermis.(Tjitrosoepomo,2005)Jaringan pembuluh,jaringan ini

berfungsi sebagai jaringan pengangkut.Pada batang, berkas xylem dan floem

terletak bersebelahan dan dalam radius yang sama.Empulur ini terdiri dari sel-sel

parenkimatis yang tersusun longgar dengan ruang antara sel yang nyata. Sel-sel

pada empulur ini sering mengalami perubahan, misalnya berubah menjadi

cadangan makanan.
2.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Secara anatomi tumbuhan terdiri atas pembuluh xilem dan floem dan

jaringan-jaringan pada tumbuhan seperti jaringan meristematik dan

jaringan permanen.

2. Batang merupakan organ tumbuhan yang sangat penting bagi tanaman

yang berfungsi sebagai alat transportasi zat makanan dari akar ke daun dan

hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh, alat

perkembangbiakan vegetatif, alat penyimpan bahan makanan cadangan,

tempat tumbuhnya daun, bunga dan buah.

3. Jaringan pembuluh pada batang berfungsi sebagai pengangkut air,

mineral, dan zat organik pada tumbuhan dilaksanakan oleh jaringan

pengangkut (pembuluh).

4. Jaringan pembuluh pada tumbuhan terbagi atas dua daintaranya ada xilem

dan floem.

5. Perbedaan batang monokotil dan dikotil yaitu pada batang monokotil

berkas pembuluh tampak tersebar, ikatan pembuluh angkut tipe literal

tetutup dan tidak terdapat kambium sedangkan pada batng dikotil ikatan

pembuluh angkut tipe literal terbuka dan terdapat kambium

Saran

Dalam kegiatan praktikum sebaik nya menggunakan alat dan bahan yang

bersih dan teliti dalam pengamatan. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya

mempelajari buku penuntun terlebih dahulu.


2.

DAFTAR PUSTAKA

Aryuliana, D. 2009. Biologi 3. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Fahn. A. 1992. Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.

Fried, H.G. 2010. Teori dan Soal-soal Biologi Edisi Kedua. Penerbit Erlangga.
Jakartra.

Heddy, S. 1990. Biologi Pertanian. Rajawali Pers. Jakarta.

Hidayat, B.E. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Institut Teknologi Bandung.


Bandung.

Kimball, J.W. 1994. Biologi Edisi kelima Jilid 2. Erlangga. Jakarta.

Lakitan, A. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan. Rajawali


Pers. Jakarta.

Mulyani, S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Napitupulu, J.A.1999. Anatomi Tumbuhan. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Nugroho, L.H. 2006. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Penebar Swadaya.


Jakarta.

Sastrodinoto, S. 1990. Biologi Umum Kedua. Penerbit PT. Gramedia. Jakarta.

Savitri, S. 2009. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Penebar Swadaya.


Jakarta.

Soeprapto. 1994. Biologi Jilid I. Universitas Diponegoro Press. Semarang.

Tjitrosoepomo. G. 2005. Mofologi Tumbuhan. Gadjah Mada University.


Yogyakarta.

Tjitrosomo, S.S. 1983. Botani Umum 1. Angkasa Press. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai