Anda di halaman 1dari 20

Laporan Tetap Praktikum

ANATOMI TUMBUHAN
ACARA V
“STRUKTUR ANATOMI AKAR, BATANG DAN DAUN”

OLEH :
NAMA : FATHURRAHMAN
NIM : 200104063
SEMESTER/KELAS : III/C

LABORATORIUM TADRIS IPA BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Tetap Praktikum ”Anatomi Tumbuhan” Ini Disusun Menjadi Salah Satu Syarat
Untuk Mengikuti Praktikum Selanjutnya.

Mataram, Oktober 2021

Disahkan Oleh:

Laboran Co.Assisten

(Yuliatin S.Pd) (Ahmad Fauzan Hadi)


NIM: 1902040030

ii
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita panjatkan Puji Syukur kehadirat AllahSWT yang telah
melimpahkan Nikmat dan Karunianya sehingga saya selaku penulis dapat melakukan
aktivitas dengan baik dalam menyelesaikan laporan praktikum pengetahuan lingkungan
tentang ”Struktur anatomi akar, batang, dan daun” ini tepat pada waktu yang telah
dijadwalkan meski jauh dari kata sempurna.
Shalawat dan Salam tak lupa kita haturkan kepada jujungan Alam Nabi Besar
Muhammad SAW,yang telah membawa ummat nya dari zaman jahiliyah menuju zaman
islamiyah yang masyaallah penuh kemuliaan. Adapun Laporan ini,yang telah saya
usahakan semaksimal mungkin,dan tentunya bantuan dari beberapa pihak,sehingga
memperlancar pembuatan laporan ini.
Namun tak lepas dari semua hal tersebut,,saya selaku penyusun menyadari
sepenuhnya bahwa akan ada kekurangan,baik dari segi penulisan,bahasa dan lain
sebagainya. oleh karena itu saya berharap pembaca untuk menyampaikan saran atau
kritik yang membangun demi terciptanya laporan yang lebih baik lagi. Saya ucapkan
terima kasih sebanyak-banyak nya untuk Dosen, Co.Assisten, dan teman-teman
seperjuangan yang telah mendukung dan membantu dalam penyusunan laporan ini.

Mataram, 03 Oktober 2021

Fathurrahman

iii
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................................................iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan masalah..............................................................................................................1
C. Tujuan................................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................2
BAB III METEDOLOGI.............................................................................................................4
A. Pelaksanaan.......................................................................................................................4
B. Alat dan Bahan..................................................................................................................4
C. Cara kerja..........................................................................................................................4
BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................................................5
A. Hasil pengamatan..............................................................................................................5
B. Analisis prosedur..............................................................................................................7
C. Analisis hasil.....................................................................................................................8
BAB V PENUTUP.........................................................................................................................14
A. Kesimpulan........................................................................................................................14
B. Saran..................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keragaman bentuk dan struktur akar sering terkait dengan fungsinya.
Karena itu dikenal akar penyimpan, akar sukulen, akar udara,
pneumatofur, akar panjat, akar pembelit, akar tunjang, dan akar yang
hidup bersimbiosis dengang jamur. Kondisi lingkungan sering
mempengaruhi sistem akar. Ditanah kering tumbuhan biasanya memiliki
sistem akar yang berkembang dengan lebih baik. Banyak tumbuhan yang
tumbuh ditanah berpasir menghasilkan akar lateral yang horizontal dan
tidak dalam, menyebar dekat dibawah permukaan tanah hingga berpuluh
meter panjangnya minsalnya pada tamarix.
Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis,
sistem jaringan dasar berupa korteks, endodermis, dan empulur; serta
sistem berkas pembuluh. Pada akar sistem berkas pembuluh terdiri atas
xilem dan floem yang tersusun berselang-seling. Struktur anatomi akar
tumbuhan monokotil dan dikotil berbeda.
Anatomi akar tanaman ini terdiri atas sel gabus, kortek, perisikel,
floem, floem intraselular, sel inti, dan kanal laticiferous. Struktur anatomi
akarnya mengikuti garis dan membentuk  dengan floem intrasirkular. Sel
gabusnya selalu tumbuh hanya sampai permukaan saja tidak mendalam
tapi melebar dan diding selnya tipis. Sel gabus diisi dengan kristal.
Kortexnye sangat kuat atau masuk grup sel batu. Perisikel umumnya
seperti papan, berwarna putih, seperti getah dan tidak berserat. Floemnya
termasuk sel batu.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana mengetahui struktur anatomi akar, batang dan daun tamanan?
C. Tujuan
Untuk mengetahui struktur anatomi akar, batang dan daun tamanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sebagai salah satu organ tanaman, akar berperan penting pada saat tanaman
merespons kekurangan air dengan cara mengurangi laju transpirasi untuk
menghemat air. Pada umumnya tanah mengering dari  permukaan tanah  hingga
ke lapisan  tanah  bawah selama musim kemarau. Sel pada organisme multi sel
tidak sama satu dengan lainnya tetapi masing-masing mempunyai struktur dan
fungsi yang berbeda. Pada awalnya struktur dinding sel yang ada pada tumbuhan
dianggap sebagai sel mati hasil ekskresi zat hidup dalam sel akan  tetapi baru-baru
ini makin banyak ditemui bukti bahwa ada satuan organik yang ada diantara
protoplas dan dinding, khususnya pada sel muda. (Torrey, 2013, Vol. 2(1).
Hal.11-18).
Pengaruh NaCl terhadap perubahan morfologi dan ultra struktur bervariasi
pada masing-masing varietas. Secara visual, umumnya eksplan yang mendapat
perlakuan konsentrasi NaCl tinggi, pembentukan dan pertumbuhan akarnya
terhambat, akar menjadi lebih sedikit, kurus dan kecil, akar menggulung dengan
rambut akar yang sedikit dan warna akar cenderung kuning kecoklatan.(Lubis,
2005: 85).
Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang
sama serta mengadakan hubungan dan koordinasi satu dengan yang lainya yang
mendukun pertumbuhan pada tumbuhan. Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang
berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama.
Tumbuhan berpembuluh matang dapat dibedakan menjadi beberapa tipeyang
semua dikelompokkan menjadi jaringan. Jaringan adalah kumpulan struktur,
fungsi, cara pertumbuhan, dan cara perkembangan.(Elsa, 2009:31).
Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berguna untuk transportasi hasil
asimilasi dari daun ke seuruh bagian tumbuhan dan pengangkutan air serta garam-
garam mineral. Jaringan pengangkut dibagi menjadi dua yaitu xilem dan floem,
xilem merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari sel mati maupun hidup.
Floem merupakan jaringan kompleks yang tediri dari berbagai unsur dengan tipe

2
berbeda yaitu pembuluh lapisan, parenkim serabut, dan kloroid. Sel-sel terpenting
di dalam floem adalah tabung tapis.( Mulyani. 2006;35-36 ).
Xilem merupakan jaringan campuran yang terdiri atas beberapa sel yang
mempunyai tipe tertentu yang paling khas. Xilem mempunyai dinding sel yang
tebal. Dindingnya menebal dalam pola-pola berkas Xilem dan floem merupakan
alat transportasi zat-zat pada tumbuhan berpembuluh. Floem berfungsi sebagai
alat transportasi bagi zat-zat hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh
tumbuhan. Jaringan floem dibangun oleh beberapa jenis sel yaitu pembuluh tapis,
parenkim, dan serabut floem. Selnya berbentuk tabung dan bagian ujung
berlubang.Tumbuhan dapat dibedakan atau dibagi menjadi dua macam, yaitu
tumbuh-tumbuhan berbiji keping satu atau yang disebut dengan monokotil /
monocotyledonae dan tumbuhan berbiji keping dua atau yang disebut juga dengan
dikotil / dicotyledonae. (Santoso A, D. 2011. Vol. 5 (2). Hal.144)

3
BAB III
METODOLOGI
A. Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Rabu/29 September 2021
Waktu : 10.30 WITA - Selesai
Tempat : Laboraturium Tadris ipa Biologi UIN Mataram
B. Alat dan Bahan
1. Tanaman Amaratus sp 7. Mikroskop
2. Tanaman zea mays 8. Silet atau pisau
3. Daun Tanaman Hibiscus tiliaceus 9. Kaca benda
4. Daun tanaman Eichornia crassipes 10. Kaca penutup
5. Air 11. Pinset
6. Cawan petri 12. Pipet tetes
C. Cara Kerja
1. Preparat penampamh melintang akar amaranthus sp dan Zea mays
a. Mengiris secara melintang akar tanaman amaranthus sp dan Zea
mays lalu meletakkannya pada kaca benda dan meneteskan dengan
air. Menutup dengan menggunakan kaca penutup.
b. Menggambar jaringn akar kedua tanaman tersebut.
2. Preparat penampang melintang batang amaranthus sp dan Zea mays
a. Mengiris secara melintang batang tanaman amaranthus sp dan Zea
mays, lalu meletakkan pada kaca benda dan meneteskan dengan air.
Menutup dengan kaca penutup.
b. Menggambar jaringan batang kedua tanaman tersebut.
3. Preparat penampang melintang daun hibiscus tiliaceus dan Eichornia
crassipes.
a. Mengiris secara melinyang daun hibiscus tiliaceus dan Eichornia,
lalu meletakkan pada kaca benda dan meneteskan air, menutup
dengan kaca penutup.
b. Menggambar jaringan daun kedua tanaman tersebut dan
memperhatikan keberadaan derivat epidermi daun.

4
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Gambar hasil pengamatan
a. Batang Zea mays
Batang Zea mays (Jagung)
Gambar Gambar Camera Keterangn
Pengawetan

1. Pada tanaman zea


mays Nampak
jaringan batang.

b. Akar Zea mays


Akar Zea mays (Jagung)
Gambar Pengawetan Gambar Camera Keterangn

1. Pada tanaman
nampak jaringan
akar.

c. Batang Amaratus sp
Batang (Bayam)
Gambar Pengawetan Gambar Camera Keterangn
1. Pada tanamam
Amarantus sp
terdapat jaringan
batang.

d. Akar Amaratus sp

5
Akar Amaratus sp (Bayam)
Gambar Pengawetan Gambar Camera Keterangn

1. Pada tanaman
Amarantus sp
terdapat jaringan
akar.

e. Daun Eichornia crassipes


Daun Eceng Gondok (Eichornia crassipes)
Gambar Pengawetan Gambar Camera Keterangn
1. Pada daun
Eichornia crassipes
terdapatderivate
epidermis.

f. Daun Hibiscus tiliaceus


Daun Tanaman Hibiscus tiliaceus (Waru)
Gambar Pengawetan Gambar Camera Keterangn

1. Pada daun
hibiscus tiliaceus
terdapat derivate
epidermis.

B. Analisis Prosedur

6
Berdasarkan hasil pengamtan yang telah dilaksanakan di laboratoriun.
Pada pengamatan pertama pada batang zea mays (jagung), pertama-tama
yang dilakukan adalah mengiris tipis batang zea mays dengan cara
melintang agar dapat mengambil irisan yang paling tipis dengan
menggunakan silet, lalu meletakkan pada preparat dan teteskan air
secukupnya, tutup preparat dengan menggunakan kaca penutup dam
mengamatinya pada mikroskop.
Pada pengmatan yang kedua pada akar zea mays (jagung), yang
dilakukan pertama kali adalah mengiris akar zea mays dengan cara
melintang agar mendapatkan irisan yang tipis dengan menggunakan silet,
lalu meletakkan pada preparat dan diteteskan air secukupnya, tutup
preparat dengan menggunakan kaca penutup dan mengamati pada
mikroskop.
Pada pengamatan yang ketiga pada batang bayam (Amarathus sp),
yang pertama kali dilakukan adalah melakukan pemotongan atau
pengirisan dengan cara melintang dengan menggunakan silet, untuk
mendapatkan irisan yang paling tipis perlu berkali-kali pengirisan, setelah
mendapatkan irisan yang paling tipis lalu meletakkan pada preparan dan
memberikan setetes air dengn pipet tetes, menutup preparat dengan
menggunakan kaca penutup dan mengamatinya.
Pada pengamatan yang keempas pada amarathus sp (Bayam),
pertama-tama yang dilakukan adalah mengiris tipis akar amarathus sp
dengan cara melintang, setelah mendapatkan irisan yang sangat tipis, lalu
meletakkan pada preparat serta meneteskan air secukupnya dan menutup
preparat dengan menggunakan kaca penutup dan mengamati bagian pada
akar Amarathus sp di mikroskop.
Pada pengamatan yang kelima pada Eceng gondok (Eichornia
crassipes), pertama-tama yang dilakukan praktikan adalah melakukan
pengirisan pada daun Eceng gondok (Eichornia crassipes), dengan cara
meintang setelah mendapatkan irisan yang paling tipis, lau meletakkan

7
pada preparat dan ditetesi air secukupnya dan menutup preparat dengan
menggunakan kaca penutup dan mengamatinya pada mikroskop.
Pada pengamatan yang keenam pada daun (Hibiscus tiliaceus),
sama seperti yang dilakukan pada tanaman yang lainnya, pertama-tama
yang dilakukan adalah mengiris tipis daun tersebut dengan cara melintang,
setelah mendapatkan irisan yang paling tipis, lalu meletakkannya pada
preparan teteskan air secukupnya dengan menggunakan pipet tetes dam
menutup preparat dengan menggunakan kaca penutup dan mengamati
bagian daun tersebut dengan menggunakan mikroskop.
C. Analisis Hasil
Pada praktikum kali ini dengan, digunakan preparat Preparat Preparat
batang Zea mays (Jagung), Preparat daun Zea mays (Jagung), preparat
batang Amaranthus sp (Bayam), preparat Akar amaranthus sp (Bayam),
preparat daun Hibiscus tiliaceus (Waru), preparat daun Eichornia
crassipes (Eceng gondok).Pada percobaan kali ini, bertujuan untuk
mengamati anatomi tanaman batang, daun dan akar dari bahan yang akan
diamati. Dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 10 x 10.
Preparat Batang Zea mays. Zea mays merupakan tumbuhan
monokotil, maka struktur anatomi batangnya memiliki struktur batang
monokotil. Pada preparat batang Zea mays terdapat epidermis yang
letaknya ada pada lapisan terluar pada sel batang jagung, selain itu pada
preparat Zea mays terdapat berkas pengangkut yang terletak pada lapisan
tengah-tengah dari preparat Zea mays, selanjutnya ialah pada preparat
tersebut juga terdapat korteks. Epidermis pada batang monokotil terdiri
dari selapis sel, fungsi epidermis pada batang monokotil ialah untuk
melindugi jaringan-jarigan yang ada didalam, selain itu fungsi epidermis
ialah untuk menjaga agar tumbuhan tersebut tidak kehilangan air. Korteks
batang Zea mays berukuran cukup luas, bagian dalam korteks utamanya
terdiri dari parenkim dan beberapa lapis terdiri dari sklerenkim (tepat di
bawah epidermis). Sklerenkim juga terdapat pada sekeliling berkas
pengangkut. Sel sklerenkim memiliki fungsi untuk mendukung batang dan

8
melindungi berkas pengangkut. Sel sklerenkim memiliki ukuran yang
kecil, dan memiliki dinding sel yang kuat dan tebal. Dinding sel dipenuhi
dengan lignin, maka dari itu dinding sel memiliki sifat kaku.
Jaringan pengangkut terdiri dari dua jaringan yaitu xilem dan floem.
Xilem selalu berada lebih dalam daripada floem dan memiliki ukuran sel
yang lebih lebar dibandingkan dengan floem. Fungsi xilem adalah
menyalurkan air dan mineral yang terlarut dari akar ke bagian tubuh yang
melakukan fotosintesis. Sedangkan fungsi dari floem adalah untuk
menyalurkan makanan hasil fotosintesis dari bagian tanaman yang
melakukan fotosintesis ke bagian lain yang membutuhkan suplai makanan.
Preparat Akar Zea mays. Struktur akar Zea mays dari lapisan paling
luar ke lapisan terdalam adalah: epidermis, korteks, endodermis, floem,
xilem, dan empulur. Struktur anatomi akar Zea mays adalah dikotil, karena
susunan jaringannya teratur.Endodermis pada akar Zea mays terdiri dari
satu lapis sel, yang tersusun secara padat. Pada jaringan epidermis dapat
ditemukan derivat epidermis berupa rambut akar, yang terutama terdapat
pada zona diferensiasi. Fungsi dari epidermis yaitu melindungi kerusakan
mekanis pada jaringan lunak yang berada di sebelah dalam jaringan
epidermis dan mencegah penguapan air yang berlebihan pada jaringan
dalam.
Di bawah epidermis terdapat jaringan yang terdiri dari beberapa lapis
sel yang disebut jaringan korteks. Sel-sel yang menyusun jaringan korteks
memiliki ruang antar sel. Di dalam korteks akar Zea mays membentuk
serabut sklerenkim dari berbagai sel yang berdinding tebal sebagai
penguat.Di sebelah dalam korteks terdapat endodermis yang terdiri atas
satu lapis sel dengan dinding tebal yang mengandung suberin dan lignin.
Endodermis berfungsi untuk mengatur pemasukan air ke dalam jaringan
angkut (xilem).
Kingdom        :Plantae 
Subkingdom  :Tracheobionta 

9
Divisi            :Magnoliophyta 
Kelas            : Liliopsida   
Ordo    :Poales
Famili   :Poaceae 
Genus    :Zea
Spesies : Zea mays L.

Preparat Batang Bayam (Amaranthus sp). Struktur batang terdiri atas


epidermis, korteks, endodermis,dan silinder pusat. Silinder pusat pada
batang ini terdiri atas beberapa jaringan yaitu empulur, perikardium dan
berkas pengangkut yaitu xilem dan floem dan pada batang berkayu
memiliki kambium. Kambium mengalami dua arah pertumbuhan yaitu ke
arah dalam dan ke arah luar. Ke arah dalam, kambium membentuk
kayu ,sedangkan ke arah luar membentuk kulit. Karena pertumbuhan
kambium inilah batang tumbuhan bertambah besar. Fungsi batang bagi
tumbuhan memiliki beberapa kegunaan antara lain: menjaga agar
tumbuhan tetap tegak sebagai penopang,pengangkut air dan zat zat
makanan,penyimpan makanan cadangan,serta sebagai alat
perkembangbiakan.
Preparat akar amaranthus sp. Akar pertama pada tumbuhan berbiji
berkembang dari meristem apeks diujung akar embrio dalam biji yang
berkecambah. Akar embrio juga dinamakan radikula. Pada dikotil, akar
lembaga terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada
Monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang akan
tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga
membentuk akar serabut. Pada akar tersusun dari jaringan-jaringan
epidermis, parenkim, endodermis, kayu, pembuluh dan kambium pada
tumbuhan dikotil. Permukaan akar seringkali terlindung oleh lapisan gabus
tipis. Bagian ujung akar memiliki jaringan tambahan yaitu tudung akar.
Ujung akar juga diselimuti oleh lapisan mirip lendir yang

10
disebut  mycel yang berperan penting dalam pertukaran hara dan
memperkukuh tumbuhan serta interaksi dengan organisme lain.
Klasifikasi Amaranthus sp (Bayam)
Kingdom : Plantae atau tumbuhan
Divisi atau fillum : Tracheophyta
Kelas : Magnoliophyta
Famili atau suku : Amaranthaceae (suku bayam – bayaman)
Genus : Spinacia L.
Spesies atau jenis : Spinacia oleracea L.
Daun  Hibiscus spPada pengamatan struktur batang Hibiscus sp,
dapat dilihat gambar berkas pembuluhnya tampak tersusun rapi bagian
yang terlihat diantaranya adalah epidermis, korteks, endodermis, floem,
xilem, dan empulur. Struktur anatomi batang Hibiscus sp adalah dikotil
karena jaringannya tersusun rapi.Tumbuhan ini mempunyai sistem
pembuluh kolateral.Pada daun tanaman Hibiscus sp memiliki duri halus
pada permukaan daunnya, pada umumnya pada daun memiliki zat hijau
(kloropil), atau rapi karena tanaman Hibiscus sp tergolong tanaman
dikotil.
Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )

Divisi : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga )

Kelas : Magnoliopsida ( berkeping dua/ dikotil )

Ordo : Malvales

Famili : Malvaceae ( suku kapas – kapasan )

Genus : Hubiscus

Spesies : Hibiscus tiliaceus L.


Preparat daun Eceng gondok (Eichornia crassipes). Tingginya
sekitar 0,4 - 0,8 meter. Tidak mempunyai batang. Daunnya tunggal dan
berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun
menggelembung. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau. Bunganya
termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung.

11
Bijinya berbentuk bulat dan berwarna hitam. Buahnya kotak beruang tiga
dan berwarna hijau. Akarnya merupakan akar serabut. Secara fisiologis
eceng gondok dapat berperan secara tidak langsung dalam mengatasi
bahan pencemar perairan karena dapat bertahan hidup dengan cara
membentuk rumpun. Akar tumbuh subur dan lebat serta berwarna hitam
dengan permukaan ungu. Oksigen hasil fotosintesis di daun dan tangkai
daun ditransfer ke akar yang permukaannya luas serta air di sekitarnya. Ini
membuat rizosfer menyediakan lingkungan mikro dengan kondisi yang
kondusif bagi bakteri nitrit. Oleh karena itu aktivitas dekomposisi oleh
bakteri jenis ini yaitu perubahan amoniak menjadi nitrat lebih meningkat.
Tumbuhan air, mengapung, tumbuhan berumpun, dengan tinggi 4-8 cm.
Bagian akar serabut, batang tidak memiliki, daun tunggal, bertangkai,
tersusun berjejal diatas akar, berwarna hijau dengan panjang 7-25 cm,
berbentuk bulat telur, bagian ujung meruncng, pangkal meruncing, tepi
merat, permukan mengkilat, tangkai menggelembung.Bunga majemuk,
bentuk bulir, panjang mahkota 2-3 cm, daun mahkota berlekatan. Buah
kotak sejati, beruang tiga, warna hijau, bentuk biji bulat berwarna
kehitaman dan tumbuhan ini dapat diperbanyak dengan mengunakan
sistem generatif ( melalui biji )
Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )

Divisi : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga )

Kelas : Liliopsida ( berkeping satu / monokotil )

Ordo : Alsmatales

Famili : Butamaceae

Genus : Eichornia

Spesies : Eichornoa crassipes ( Mart.) Solms

12
13
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Praktikum pengamatan terhadap daun dan akar dapat
disimpulkan, pada pengamatan daun yaitu daun jagung Zea mays dan
daun beringin Ficus sp sedangkan pada akar yaitu pada akar
jagung Zea mays dan akar Amaranthus Sp. Pada daun monokotil yaitu
pada daun jagung Zea mays terdapat jaringan epidermis atas, klorofil,
stomata yang berderat diantara urat daun. Pada daun dikotil yaitu daun
bringin Ficus sp terdapat jaringan epidermis, sel parenkim yang akan
membentuk menjadi jaringan palisade, kloroplas dan
Stomata anomositik terdapat diantara sel epidermis bawah. Sedangkan
pada akar monokotil yaitu pada akar jagung terdapat
jaringan epidermis, floem atau pembuluh tapis, xilem atau pembuluh
kayu, xilem dan floem tidak terdapat cambium dan terdapat empulur
yang di kelilingi oleh xylem.
B. Saran
Untuk mencapai praktikum yang lebih baik waktu harus dipergunakan
sebaik-baiknya serta keaktifan para praktikan dalam melakukan
praktikum harus diperhatikan, dan untuk para praktikan agar
mempersiapkan materi-materi yang akan di praktikkan agar dalam
kegiatan praktikum tidak terjadi dan tidak lupa kami ucapkan terima
kasih kepada kakak co’ass atas kesabaran nya membimbing kami
dalam penyusunan laporan ini semoga menjadi lebih baik lagi
kedepannya.

14
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, A, Neil. 2005. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Lubis,Kertasapoetra. 2005. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan. Jakarta : PT.
Rhineka Cipta
Mulyani. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius
Sunardi, Isserep. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta :
UGM Press
Elsa, Sutrian, Yayan. 2009. Pengantar Anatomi Tumbuhan Tentang Sel dan
Jaringan. Jakarta : PT. Rhineka Cipta

Santoso A, D. 2011. “Kualitas Nutrien Perairan Teluk Harun”, Lampung. Jurnal

Teknologi Lingkungan, Vol. 5(2). Hal.144

Torrey,Fahn, A.. 2013. “Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan”, Jurnal Penelitian

AGRI SAMUDRA. Vol.2(1). Hal.11-18

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai