Anda di halaman 1dari 25

FISIOLOGI TANAMAN

“Ruang Lingkup Fisiologi Tanaman”

Dosen Pengampuh : Muhammad Naim, S.P., M.P.

Disusun Oleh :

KELOMPOK I

 Nur Nilam Sari (1902406138)


 Asyia Nurjanna (1902406130)
 Naila Fauzia (1902406104)
 Anita M. (1902406106)
 Dimas Ali Nurohman (1902406157)
 Dimas Arif Kusuma (1902406123)
 Abd. Hafis S (1902406113)

FAKULTAS PERTANIAN
PRODI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
TAHUN 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah


melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami bisa membuat
Tugas Makalah Fisiologi Tanaman ini dengan baik serta tepat waktu. Tugas ini
kami buat untuk memberikan ringkasan tentang Ruang Lingkup Fisiologi
Tanaman. Mudah- mudahan makalah yang kami buat ini bisa meningkatkan
pengetahuan kita jadi lebih luas lagi. Kami menyadari kalau masih banyak
kekurangan dalam menyusun makalah ini.

Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat
kami harap kanguna kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan
terimakasih kepada Bapak Dosen dan Kepada pihak yang sudah menolong
turut dan dalam penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami
sampaikan banyak terima kasih.

Palopo, 02 Desember 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................4

1.2 Rumusan
Masalah.....................................................................................................................5

1.3 Tujuan.................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ruang Lingkup Fisiologi


Tanaman...................................................................................................................6

2.2 Ruang Lingkup Fisiologi


Tanaman………………….......................................................................................6

2.3 Ruang Lingkup Fisiologi Tanaman Secara


Umum.......................................................................................................................17

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan......................................................................................................23

3.1 Saran.................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................24

BAB 1

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses, fungsi, dan


aktivitas suatu organisme dalam menjaga dan mengatur kehidupannya. Dengan
mempelajari fisiologi kita akan memperoleh gambaran serta wawasan yang luas
terhadap banyak hal yang terjadi di dalam suatu organisme. Ratusan macam
reaksi kimia terjadi di dalam setiap sel hidup untuk mengubah dan
menghasilkan bahan-bahan yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan
organisme. Dalam fisiologi juga dipelajari tentang bagaimana lingkungan
mempengaruhi kehidupan suatu organisme.

Dengan mempelajari fisiologi tumbuhan , kita akan lebih dapat


memahami bagaimana sinar matahari dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan
untuk menghasilkan karbohidrat dari bahan baku anorganik berupa air dan
karbondioksida, mengapa tumbuhan membutuhkan banyak air, bagaimana biji
berkecambah, mengapa tumbuhan layu ketika kekeringan, dan berbagai macam
gejala lainnya yang ditampakkan oleh tumbuhan.

Dengan meyakini bahwa setiap proses metabolisme pada tumbuhan dapat


dijelaskan secara kimia dan fisika, maka jelas bahwa pengetahuan
dasar tentang prinsip prinsip reaksi kimia dan fisika merupakan bekal utama
untuk mengkaji secara mendalam setiap fenomena Fisiologi Tumbuhan.

Organisme Yang menjadi sasaran dalam kajian Fisiologi


Tumbuhan meliputi semua jenis tumbuhan,dari tumbuhan satu sel sampai pada
tumbuhan tingkat tinggi. Walaupun demikian,pada kenyataannya yang menjadi
sasaran utama ahli Fisiologi tumbuhan adalah organisme dalam kelompok
plantae,terutama ganggang hijau, tumbuhan Berdaun jarum dan
angiospermae,Termasuk tumbuhan monokotil dan Dikotil.

Struktur tumbuhan pada umumnya relative homogeny, tumbuhan dapat


dianggap sebagai suatu komunitas struktur mikroskopik atau unit-unit yang
disebut sel. Semua unit-unit sel ini bekerja harmonis dan memberikan
kehidupan pada tumbuhan yang multi seluler.

Ukuran dan bentuk suatu tumbuhan sebagian besar ditentukan oleh


jumlah morfologi dan penyusunan sel-selnya. Sebagai contoh misalnya jaringan
pengangkut pada tumbuhan, tersusun oleh sel-sel yang secara structural
dilengkapi untuk keperluan angkutan sejumlah besar air dan nutrisi dengan
4
cepat. Dengan demikian juga ada hubungan yang jelas antara struktur dengan
fungsi sel yang terdapat pada daun dan akar tumbuhan. Oleh karena itu,sangat
penting untuk mengkaji ruang lingkup fisiologi tumbuhan ini dalam
mengembangkan pengetahuan baru sehingga dapat digunakan oleh masyarakat
sekitar.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu pengertian fisiologi tanaman
dan ruang lingkup fisiologi tumbuhan.

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui pengertian fisiologi tanaman dan ruang lingkup ilmu yang
dikaji oleh fisiologi tumbuhan

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ruang Lingkup Fisiologi tanaman

Fisiologi tanaman merupakan bagian cabang ilmu botani yang


mempelajari tentang berbagai proses metabolise untuk membuat tanaman tetap
bertahan hidup. Proses tersebut terjadi dalam tubuh tanaman.

- Fisiologi Tumbuhan : ilmu yang membahas proses-proses yang terjadi di


dalam tubuh tumbuhan pada tingkatan molekuler dan seluler

- Fisiologi Tanaman : ilmu yang membahas proses-proses yang terjadi di dalam


tubuh tanaman pada tingkatan individu dan populasi

- Tanaman adalah tumbuhan yang dibudidayakan

Fisiologi tumbuhan merupakan cabang dari ilmu biologi yang mempelajari


tentang proses metabolisme pada tubuh tumbuhan dimana proses dari
metabolisme ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan mikro di sekitar tumbuhan
tersebut. Adapun ruang lingkup yang dipelajari antara lain tentang sel, proses
transpirasi, karakteristik molekul air, unsur esensial tumbuhan, fotosintesis,
respirasi serta metabolisme tumbuhan. Akan tetapi secara umum, fisiologi
tumbuhan dapat digolongkan menjadi beberapa ruang lingkup yaitu fisiologi
tanaman, fisiologi lepas panen, ekofisiologi dan fisiologi benih.

2.2 Ruang lingkup fisiologi tanaman :

Ruang lingkup fisiologi tumbuhan :

1. Sel

Sel merupakan organisasi kehidupan yang terkecil dan lengkap, atau unit
struktural dan unit fungsional yang menjadi satu kesatuan hereditas dalam
pertumbuhan makhluk hidup. Dalam ilmu biologi, ada cabang yang secara
khusus mempelajari tentang sel, mulai dari struktur sel, fungsi sel, dan bagian
bagian sel. Cabang ilmu biologi tersebut terkenal dengan sebutan biologi sel
atau sitologi.

Dalam sebuah sel yang merupakan bagian terkecil dalam kehidupan sudah
mewakili kehidupan pada organisasi kehidupan yang lebih tinggi. sebuah sel
dapat berkembang biak, memperoleh nutrisi, menghasilkan energi, dan

6
melakukan fungsi kehidupan yang lainnya. Sehingga, setiap makhluk hidup
pasti memiliki sel, minimal satu sel saja, sehingga makhluk tersebut dapat hidup
secara mandiri. Jika makhluk telah kehilangan fungsi selnya, maka makhluk
tersebut telah berubah menjadi makhluk mati.

2. Proses transpirasi

Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk


uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Transpirasi merupakan
pengeluaran berupa uap H2O dan CO2, terjadi siang hari saat panas, melaui
stomata (mulut daun) dan lentisel (celah batang). Transpirasi berlangsung
melalui bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara luar, yaitu melalui
pori-pori daun seperti stomata, lubang kutikula, dan lentisel oleh proses fisiologi
tanaman. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian
tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangna tersebut sangat
kecil dibanding dengan yang hilang melalui stomata.

Sebagian besar dari air, sekitar 99 persen, yang masuk kedalam tumbuhan
meninggalkan daun dan batang sebagai uap air. Proses tersebut dinamakan
transpirasi. Sebagian besar dari jaringan yang terdapat dalam daun secara
langsung terlibat dalam transpirasi. Pada waktu transpirasi, air menguap dari
permukaan sel palisade dan mesofil bunga karang ke dalam ruang antar sel.
Dari ruang tersebut uap air berdifusi melalui stomata ke udara. Air yang hilang
dari dinding sel basah ini diisi air dan protoplas. Persediaan air dari protoplas,
pada gilirannya, biasanya diperoleh dari gerakan air dari sel-sel sekitarnya, dan
akhirnya tulang daun, yang merupakan bagian dari sistem pembuluh yang
meluas ke tempat persediaan air dalam tanah. Sebatang tumbuhan yang tumbuh
di tanah dapat dibayangkan sebagai dua buah sistem percabangan, satu di bawah
dan satu lagi di atas permukaan tanah. Kedua sistem ini dihubungkan oleh
sebuah sumbu utama yang sebagian besar terdapat di atas tanah. Sistem yang
ada dalam tanah terdiri atas akar yang bercabang-cabang menempati hemisfer
tanah yang besar, terutama akar-akar terkecil yang menempati bagian luar
hemisfer tersebut. Karena sumbu yang menghubungkan akar dan daun
memungkinkan air mengalir dengan tahanan wajar, maka tidak dapat dielakkan
lagi bahwa air akan mengalir sepanjang gradasi tekanan air yang membentang
dari tanah ke udara dalam tubuh tumbuhan. Tumbuhan menyerap air dari tanah
melalui akar, mengalirkannya melalui batang dan kemudian menguapkannya ke
udara dari daun-daun. Aliran air ini dikenal dengan istilah alur transpirasi.

7
Pada transpirasi, hal yang penting adalah difusi uap air dari udara yang
lembab di dalam daun ke udara kering di luar daun. Kehilangan air dari daun
umumnya melibatkan kekuatan untuk menarik air ke dalam daun dari berkas
pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem pembuluh dari akar ke pucuk, dan
bahkan dari tanah ke akar. Ada banyak langkah dimana perpindahan air dan
banyak faktor yang mempengaruhi pergerakannya. Air diserap ke dalam akar
secara osmosis melalui rambut akar, sebagian besar bergerak menurut gradien
potensial air melalui xilem. Air dalam pembuluh xilem mengalami tekanan
besar karena molekul air polar menyatu dalam kolom berlanjut akibat dari
penguapan yang berlangsung di bagian atas. Sebagian besar ion bergerak
melalui simplas dari epidermis akar ke xilem, dan kemudian ke atas melalui
arus transportasi.

3. Karateristik molekul air

Air memiliki karakteristik khas karena sifat kimia dan fisika yang
dimiliki. Beberapa karakteristik molekul air adalah sebagai berikut:

a. Berbentuk cair pada suhu ruang. Semakin besar ukuran molekul suatu
senyawa, maka senyawa tersebut akan memiliki kecenderungan untuk
berbentuk cair atau padat pada suhu ruang. Jika senyawa memiliki ukuran
molekul yang kecil, senyawa tersebut cenderung berbentuk gas atau cair. Air
sebenarnya memiliki berat molekul yang kecil, hanya sekitar 18 gram/mol.
Tetapi air berbentuk cair pada suhu ruang. Hal ini karena dalam molekul-mlekul
air terdapat ikatan-ikatan hidrogen yang menyebabkan molekul-molekulnya
tidak mudah terlepas dan berubah bentuk menjadi gas. Penting untuk
diperhatikan bahwa senyawa lain yang memiliki berat molekul kecil dan
berbentuk cair pada suhu kamar adalah molekul yang bersifat polar.

b. Panas spesifik tinggi. Panas spesifik adalah jumlah energi yang


dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air murni sebesar 1°C. panas spesifik
air lebih tinggi dari dari semua senyawa lain kecuali amonia cair. Panas spesifik
tinggi pada air disebabkan oleh susunan molekul air yang memungkinkan atom-
atom O dan H bergerak secara bebas sehingga dapat menyerap banyak energi
tanpa diikuti oleh kenaikan suhu. Dalam kaitannya dengan tumbuhan, panas
spesifik yang tinggi berguna untuk menstabilkan suhu tumbuhan walaupun
menerima atau kehilangan sejumlah energi.

c. Panas laten vaporasi dan fusi yang tinggi. Panas laten vaporasi adalah
energi yang dibutuhkan untuk menguapkan 1 gram air murni pada suhu 20®C.
8
Panas laten fusi adalah energi yang digunakan untuk mencairkan 1 gram es pada
suhu 0°C. Tingginya energi yang dibutuhkan disebabkan oleh ikatan hidrogen
pada molekul air. Pada tumbuhan panas vaporasi yang tingg penting untuk
menjaga stabilitas suhu daun melalui proses transpirasi. Viskositas rendah
Ikatan-ikatan hidrogen yang harus diputus agar air dapat mengalir
memunculkan anggapan bahwa air memiliki viskositas (hambatan pengaliran)
yang tinggi. Namun, pada kenyataannya, air memiliki viskositas yang rendah.
Pada keadaan cair, ikatan hidrogen dimiliki bersama oleh 2 molekul air yang
lainnya yang menyebabkan ikatan hidrogen tersebut lemah dan mudah putus.
Air dapat dengan mudah mengalir pada jaringan tumbuhan. Viskositas air akan
menurun pada suhu yang lebih tinggi.

d. Adanya gaya kohesi dan adhesi. Adanya gaya kohesi menjadikan air dapat
diangkut dalam pembuluh xilem dari akar ke daun. Karena berifat polar maka
akan mudah terjadi tarik-menarik antara molekul air dengan berbagai molekul
lainnya, misalnya dengan protein dan polisakarida penyusun dinding sel. Daya
tarik-menatik antar molekul yang tidak sejenis disebut adhesi. Daya tarik-
menatik antara molekul yang sejenis disebut kohesi. Kohesi antar molekul air
menyebabkan tegangan permukaan di mana molekul air pada bagian permukaan
ditari oleh molekul air di bagian bawah. Dari peristiwa ini, butiran tetasan air
akan tampak seolah-olah dilapisi oleh kulit ang bersifat elastis dan butiran air
akan cenderung berbentuk bulat.

4. Unsur esensial tumbuhan

KARBON (C)

Bentuk tersedia : CO2, diambil dari atmosfir dalam bentuk karbon dioksida
(CO2) oleh daun melalui proses fotosintesis.

Konsentrasi dalam jaringan kering : sekitar 45%

Fungsi : membentuk karbohidrat, substrat utama dalam fotosintesis

HIDROGEN (H)

Bentuk tersedia : H2O, diperoleh dari air (H2O)

Konsentrasi dalam jaringan kering : sekitar 6%

Fungsi : Menjaga keseimbangan osmosis, berperan penting dalam sejumlah


proses biokimia, membentuk karbohidrat

9
OKSIGEN (O)

Bentuk tersedia : O2, diambil dari atmosfir dalam bentuk oksigen (O2) dan dari
pemecahan CO2 dalam proses fotosintesis oleh daun.

Konsentrasi dalam jaringan kering : sekitar 45%

Fungsi : membentuk karbohidrat, substrat utama pada proses respirasi

NITROGEN (N)

Bentuk tersedia : amonium (NH4+) dan nitrat (NO3– )

Konsentrasi dalam jaringan kering : 1 – 5%

Fungsi :

Unsur utama pada pembentukan asam nukleat, asam amino yang membentuk
protein serta berbagai enzim.

Komponen utama dari klorofil tempat terjadinya fotosintesis

Komponen penting pada beberapa vitamin

Note : Atmosfir mengandung nitrogen yang begitu banyak, sekitar 78% dari
komposisi udara. Namun unsur tersebut tidak dapat diambil secara langsung
oleh tanaman karena dua atom nitrogen (N) membentuk ikatan stabil yang sulit
dipecahkan yaitu N2. Pemanfaatannya dilakukan melalui proses yang disebut
fiksasi nitrogen yang menghasilkan bentuk-bentuk N yang tersedia.

POSFOR (P)

Bentuk tersedia : posfat (H2PO4– ) dan (HPO4-2 )

Konsentrasi dalam jaringan kering : 0,1 – 0,5%

Fungsi :

Membentuk protein, koenzim, asam nukleat dan sebagai substrat metabolisme.

Berperan penting dalam proses transfer energi pada proses metabolisme sel

Note : Fosfor merupakan unsur yang sangat labil karena ketersediaannya


dipengaruhi oleh pH. Pada pH rendah posfor terfiksasi oleh ion aluminium (Al)
sedangkan pada pH tinggi terfiksasi oleh besi (Fe).

10
KALIUM / POTASSIUM (K)

Bentuk tersedia : ion kalium (K+)

Konsentrasi dalam jaringan kering : 0,5 – 0,8%

Fungsi :

Terlibat dalam proses fotosintesis, translokasi karbohidrat dan sintesis protein

Berperan utama pada pergerakan tumbuhan, misalnya buka tutup stomata.

Note : Walaupun kalium penting untuk semua tumbuhan akan tetapi unsur ini
bukan merupakan bagian penyusun tubuh tumbuhan.

SULFUR (S)

Bentuk tersedia : sulfat (SO4-2)

Konsentrasi dalam jaringan kering : 0,1 – 0,4%

Fungsi : Merupakan komponen penting pada pembentukan protein, koenzim


dan vitamin

KALSIUM (Ca)

Bentuk tersedia : ion kalsium (Ca2+ )

Konsentrasi dalam jaringan kering : 0,2 – 1 %

Fungsi :

Komponen pembentuk dinding sel, berperan dalam struktur dan permeabilitas


membran.

Berperan penting dalam proses pembelahan sel

MAGNESIUM (Mg)

Bentuk tersedia : Mg2+

Konsentrasi dalam jaringan kering : 0,1 – 0,4%

Fungsi :

Sebagai aktivator enzim,

11
Komponen dari klorofil

BESI (Fe)

Bentuk tersedia : ferrous (Fe2+) dan ferit (Fe3+)

Konsentrasi dalam jaringan kering : 50 -250 ppm

Fungsi : Berperan pada sintesis klorofil dan transfer elektron pada enzim

BORON (B)

Bentuk tersedia : asam borit (H3BO3) dan borat (H2BO3–)

Konsentrasi dalam jaringan kering : 6 -60 ppm

Fungsi :

Diyakini berperan dalam translokasi gula dan metabolisme karbohidrat

Berperan pada pembelahan dan pemanjangan sel dan berkontribusi terhadap


ketegaran struktur dari dinding sel

TEMBAGA (Cu)

Bentuk tersedia : Cu2+

Konsentrasi dalam jaringan kering : 5 – 20 ppm

Fungsi : Sebagai katalis pada proses respirasi, komponen dari berbagai enzim

MANGAN (Mn)

Bentuk tersedia : ion mangan (Mn2+)

Konsentrasi dalam jaringan kering : 20 – 200 ppm

Fungsi : Mengontrol beberapa proses oksidasi-reduksi dan fotosintesis

MOLIBDENUM (Mo)

Bentuk tersedia : ion molibdat (MoO42-)

Konsentrasi dalam jaringan kering : 0,05 – 0,2 ppm

Fungsi :

Elemen utama pada fiksasi nitrogen

12
Berperan dalam mengubah nitrat menjadi amonium dalam tubuh tanaman.
Sebelum digunakan dalam sintesis asam amino, protein atau molekul organik
lainnya, maka nitrat harus diubah dahulu menjadi amonium.

SENG (Zn)

Bentuk tersedia : Zn2+

Konsentrasi dalam jaringan kering : 25 – 150 ppm

Fungsi : Berperan pada berbagai aktivitas enzim yang mengontrol berbagai


aktivitas metabolik.

KLOR (Cl)

Bentuk tersedia : ion klorit (Cl–)

Konsentrasi dalam jaringan kering : 0,1 – 1%

Fungsi : Berperan dalam produksi oksigen pada proses fotosintesis.

NIKEL (Ni)

Bentuk tersedia : Ni2+

Konsentrasi dalam jaringan kering : 0,1 – 1 ppm

Fungsi : Diperlukan dalam proses kerja enzim, urease dan perkecambahan benih

5. Fotosintesis

Proses fotosintesis melibatkan dua rangkaian reaksi yang berurutan, yaitu


reaksi terang dan reaksi gelap. Seperti namanya, reaksi terang bergantung pada
cahaya, disebut juga dengan reaksi Hill. Sementara itu, reaksi gelap tidak
bergantung pada cahaya dan disebut sebagai siklus Calvin-Benson.

Tahapan pada reaksi terang meliputi penyerapan cahaya dan transpor elektron,
pemecahan air, dan pembentukan energi tinggi intermediet ATP
(fotofosforilasi). Hasil dari reaksi terang kemudian dimanfaatkan dalam reaksi
gelap, yaitu fase biosintetik.

Reaksi gelap adalah bagian sintesis dari fotosintesis, artinya pembentukan


energi terjadi di reaksi gelap. Reaksi gelap terjadi di stroma oleh serangkaian
enzim katalis. Reaksi gelap memfiksasi CO2 dan menyintesis karbohidrat atau

13
gula. Reaksi gelap juga bergantung pada hasil dari reaksi terang, yaitu ATP dan
NADPH.

Reaksi gelap juga merupakan jalur fiksasi karbon dalam gelap melalui senyawa
intermediet yang menyebabkan pembentukan gula dan pati. Melvin Calvin dan
rekannya menggunakan radioaktif-14 CO2 dalam fotosintesis Clorella sp. (alga
hijau uniseluler). Jalur fiksasi karbon kemudian terdeteksi dengan bantuan
teknik pelacakan radioaktif. Hal ini rupanya terjadi pada semua tumbuhan yang
berfotosintesis. Berikut adalah bagan reaksi gelap atau siklus Calvin.

6. Respirasi

respirasi adalah proses oksidasi yang dialami SET sebagai unit


penyimpan energi kimia pada organisme hidup. SET, seperti molekul gula atau
asam-asam lemak, dapat dipecah dengan bantuan enzim dan beberapa molekul
sederhana. Karena proses ini adalah reaksi eksoterm (melepaskan energi),
energi yang dilepas ditangkap oleh ADP atau NADP membentuk ATP atau
NADPH. Pada gilirannya, berbagai reaksi biokimia endotermik (memerlukan
energi) dipasok kebutuhan energinya dari kedua kelompok senyawa terakhir ini.

Kebanyakan respirasi yang dapat disaksikan manusia memerlukan oksigen


sebagai oksidatornya. Reaksi yang demikian ini disebut sebagai respirasi aerob.
Namun, banyak proses respirasi yang tidak melibatkan oksigen, yang
disebut respirasi anaerob. Yang paling biasa dikenal orang adalah dalam proses
pembuatan alkohol oleh khamir Saccharomyces cerevisiae. Berbagai bakteri
anaerob menggunakan belerang (atau senyawanya) atau beberapa logam sebagai
oksidator.

Respirasi dilakukan pada satuan sel. Proses respirasi pada organisme


eukariotik terjadi di dalam mitokondria.

Secara sederhana, reaksi kimia yang terjadi dalam respirasi dapat dituliskan
sebagai berikut:

C6H12O6 + 6O2 → 6 CO2 + 6H2O + ATP

Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: a)


Ketersediaan substrat Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang
penting dalam melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang
rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian
sebliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan

14
meningkat.Ketersediaan Oksigen. Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi
laju respirasi, tetapi besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing
spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi
normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi,
karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berrespirasi jauh lebih
rendah dari oksigen yang tersedia di udara. b) Suhu. Pengaruh faktor suhu bagi
laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya laju
reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, tetapi
hal ini tergantung pada masing-masing spesies.Tipe dan umur tumbuhan.
Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolsme, dengan
demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-
masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi
dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang
sedang dalam masa pertumbuhan.

respirasi adalah proses oksidasi yang dialami SET sebagai unit penyimpan
energi kimia pada organisme hidup. SET, seperti molekul gula atau asam-asam
lemak, dapat dipecah dengan bantuan enzim dan beberapa molekul sederhana.
Karena proses ini adalah reaksi eksoterm (melepaskan energi), energi yang
dilepas ditangkap oleh ADP atau NADP membentuk ATP atau NADPH. Pada
gilirannya, berbagai reaksi biokimia endotermik (memerlukan energi) dipasok
kebutuhan energinya dari kedua kelompok senyawa terakhir ini.

Kebanyakan respirasi yang dapat disaksikan manusia memerlukan oksigen


sebagai oksidatornya. Reaksi yang demikian ini disebut sebagai respirasi aerob.
Namun, banyak proses respirasi yang tidak melibatkan oksigen, yang
disebut respirasi anaerob. Yang paling biasa dikenal orang adalah dalam proses
pembuatan alkohol oleh khamir Saccharomyces cerevisiae. Berbagai bakteri
anaerob menggunakan belerang (atau senyawanya) atau beberapa logam sebagai
oksidator.

Respirasi dilakukan pada satuan sel. Proses respirasi pada organisme


eukariotik terjadi di dalam mitokondria.

Secara sederhana, reaksi kimia yang terjadi dalam respirasi dapat dituliskan
sebagai berikut:

C6H12O6 + 6O2 → 6 CO2 + 6H2O + ATP

15
Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: a)
Ketersediaan substrat Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang
penting dalam melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang
rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian
sebliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan
meningkat.Ketersediaan Oksigen. Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi
laju respirasi, tetapi besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing
spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi
normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi,
karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berrespirasi jauh lebih
rendah dari oksigen yang tersedia di udara. b) Suhu. Pengaruh faktor suhu bagi
laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya laju
reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, tetapi
hal ini tergantung pada masing-masing spesies.Tipe dan umur tumbuhan.
Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolsme, dengan
demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-
masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi
dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang
sedang dalam masa pertumbuhan.

7. Metabolisme tumbuhan.

Metabolisme dalam bahasa Yunani metabolismos yang berarti perubahan


adalah semua reaksi kimia yang terjadi dalam organism termasuk yang terjadi di
tingkat seluler. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme
terjadi selalu menggunakan katalisator enzim. Reaksi-reaksi tersebut adalah
dasar dari kehidupan, yang membuat sel dapat tumbuh dan bereproduksi,
mempertahankan strukturnya, dan merespon lingkungannya. Secara
keseluruhan, metabolisme bertanggung jawab terhadap pengaturan materi dan
sumber energi dari sel. Tugas metabolisme inilah yang menjadikan metabolisme
suatu reaksi yang sangat penting bagi kelangsungan hidup makhluk hidup.

Tumbuhan menghasilkan metabolit sekunder yang berfungsi untuk


melindungi tumbuhan tersebut dari serangan bakteri, jamur, serangga dan jenis
pathogen lainnya serta tumbuhan mampu menghasilkan vitamin untuk
kepentingan tumbuhan itu sendiri serta hormone-hormon yang merupakan
sarana bagi tumbuhan untuk berkemunikasi antara organnya atau jaringannya

16
dalam mengendalikan dan mengkoordinasi pertumbuhan dan
perkembangannya. Dalam tumbuhan pun terdapat proses metabolisme
tumbuhan yang terdiri dari anabolisme (pembentkan senyawa yang lebih besar
dari molekul-molekul yang lebih kecil, molekul ini terdiri dari pati, selulose,
protein, lemak dan asam lemak. Prioses ini membutuhkan energi). Sedang
katabolisme merupakan senyawa dengan molekul yang besar membentuk
senyawa-senyawa dengan molekul yang lebih kecil dan menghasilkan energy.

Sel dalam tubuh tumbuhan mampu mengatur lintasan-lintasan metabolik


yang dikendalikannnya agar terjadi dan dapat mengatur kecepatan reaksi
tersebut dengan cara memproduksi suatu katalisator dalam jumlah yang sesuai
dan tepat pada saat dibutuhkan. Katalisator inilah yang disebut dengan enzim
yang mampu mempercepat laju reaksi yang berkisar antara 108 sampai 1020.

Secara umum, metabolisme terdiri atas 2 proses yaitu anabolisme (reaksi


penyusunan) dan katabolisme (reaksi pemecahan).

1. Anabolisme

Anabolisme adalah suatu peristiwa penyusunan senyawa kompleks dari


senyawa sederhana, nama lain dari anabolisme adalah peristiwa sintesis atau
penyusunan. Anabolisme memerlukan energi, misalnya energi cahaya untuk
fotosintesis, energi kimia untuk kemosintesis.

2. Katabolisme

Katabolisme adalah reaksi pemecahan/pembongkaran senyawa kimia


kompleks yang mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana yang
mengandung energi lebih rendah. Tujuan utama katabolisme adalah untuk
membebaskan energi yang terkandung di dalam senyawa sumber.

Berlangsung dalam 3 tahapan yaitu : glikolisis, siklus kreb dan

2.3 Ruang lingkup fisiologi tumbuhan secara umum

Ruang lingkup fisiologi tumbuhan secara umum yaitu :

1. Fisiologi tanaman

Fisiologi tanaman merupakan cabang dari ilmu biologi yang mempelajari


tentang proses metabolisme pada tubuh tanaman dimana proses dari
metabolisme ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan mikro di sekitar tumbuhan

17
tersebut. Adapun ruang lingkup yang dipelajari antara lain tentang sel, proses
transpirasi, karakteristik molekul air, unsur esensial tumbuhan, fotosintesis,
respirasi serta metabolisme tumbuhan. Akan tetapi secara umum, fisiologi
tumbuhan dapat digolongkan menjadi beberapa ruang lingkup yaitu fisiologi
tanaman, fisiologi lepas panen, ekofisiologi dan fisiologi benih.

2. Fisiologi lepas panen

Yang di maksud disini adalah Hasil secara umum menunjukkan bahwa


penyimpanan pada suhu rendah (dingin) yang dipertahankan konstan dapat
memperpanjang mutu fisik (warna dan penampilan/ kesegaran, tekstur dan cita
rasa) serta kandungan vitamin C dan kadar total asam maupun padatan.
Sedangkan penyimpanan pada suhu dingin, namun sesekali difluktuasikan atau
diekspose pada suhu ruang menyebabkan penurunan mutu fisik/organoleptik
dan nilai gizi yang lebih cepat dibandingkan suhu stabil.

Penyimpanan pada suhu ruang (dibiarkan sesuai dengan suhu lingkungan)


menyebabkan penurunan mutu fisik-organoleptik dan mutu nilai gizi sangat
cepat yang diikuti dengan proses pembusukan. Sementara susut bobot lebih
tinggi terjadi pada suhu ruang dan suhu berfluktuasi, dibandingkan dengan suhu
dingin yang dipertahankan stabil. Pada penyimpanan suhu ruang, daya tahan
buah pear “layak konsumsi” hanya sampai 4 minggu .

Sedangkan pada suhu berfluktuasi daya tahan 6 minggu untuk masing masing
buah pear. Pada suhu dingin buah-buahan mampu bertahan lama yaitu 10
minggu untuk buah pear. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meyakinkan
bahwa suhu dingin yang konstan selama penyimpanan, transportasi dan
penjualan perlu untuk meminimalkan susut bobot dan mutu buah-buahan.

3. Ekofisiologi

adalah ilmu tentang respon fisiologis tumbuhan terhadap lingkungannya


(ekologi). Tujuan dari ekofisiologi adalah berguna untuk pengontrolan
pertumbuhan, reproduksi, kemampuan bertahan hidup dari tumbuhan tersebut,
dan penyebaran geografinya.

Dalam ekofisiologi, terdapat 3 (tiga) pilar utama, dimana Semua pilar utama ini
saling berinteraksi, yakni :

1. Tanah (Edafik)

18
2. Tumbuhan (Biotik)

3. Lingkungan (Abiotik)

Adapun Proses fisiologi terdiri dari berbagai macam, yakni:

1. Fotosintesis

Fotosintesis memiliki faktor faktor seperti : klorofil, stomata, daun,


karbohidrat, cahaya, suhu, CO2, pohon, air, dan unsur hara.

Fotosintesis terdapat beberapa jenis, yakni : C3 (contohnya tanaman kehutanan)


dan C4 (contohnya tanaman pertanian).

2. Metabolisme Nitrogen

Metabolisme nitrogen adalah proses mengubah nitrogen anorganik


menjadi nitrogen organik (contohnya protein dan protoplasma).

3. Respirasi

Respirasi memiliki beberapa faktor faktor, yakni : umur dari fisiologi


jaringan, substrat, ransangan adanya luka, zat kimia tertentu, cahaya, air tanah,
suhu, CO2 dan O2, dan nutrisi

Aktivitas dari respirasi yakni : dari kambium menuju ujung akar, lalu kebatang,
dan selanjutnya ke dorman (proses dari yang tertinggi).

4. Transpirasi

Transpirasi adalah proses air menguap pada siang hari melalui stomata,
kultikula, lentisel, yang berguna untuk menurunkan suhu permukaan tanaman
tersebut.

5. Gutasi

Gutasi adalah proses keluarnya air garam gula cair pada malam hari yang
melalui stomata dan hydatoda.

6. Asimilasi

Asimilasi adalah proses perubahan makanan menjadi protoplasma baru,


dinding sel, dan bahan bahan lainnya.

7. Penimbunan Garam

19
Penimbunan garam adalah proses pengumpulan garam di sel sel jaringan
yang disebabkan mekanisme transport aktif.

8. Pengangkutan

Pengangkutan adalah proses perpindahan air mineral, makanan, dan


hormon hormon dari tempat satu ke tempat satu lainnya.

9. Penyerapan

Penyerapan adalah proses menyerap air mineral dari tanah dan menyerap
O2 dan CO2 dari udara.

10. Reproduksi Vegetatif

Reproduksi vegetatif adalah reproduksi dengan menggunakan bagian


vegetatif.

11. Hormon

Hormon adalah pengontrolan seluruh daur hidup tumbuhan tersebut


(contohnya perkecambahan, pembungaan, dll.).

4. Fisiologi benih/ biji

Bagian-Bagian Biji

Biji atau semen merupakan bakal biji dari tumbuhan yang terbentuk
setelah proses penyerbukan dan pembuahan. Biji merupakan calon tumbuhan
baru yang akan tumbuh jika kondisi lingkungan mendukung. Umumnya biji
pada tumbuhan terdiri dari tiga bagian. Bagian-bagian biji tersebut yaitu kulit
biji, tali pusar, dan inti biji.

1. Kulit biji (spermodermis)

Bagian-bagian biji yang pertama adalah kulit biji. Kulit biji atau spermodermis
berasal dari selaput bakal biji (integumentum). Umumnya kulit biji pada
tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) terdiri dari dua lapisan, yaitu:

Lapisan kulit luar (testa). Lapisan ini berfungsi sebagai pelindung utama dari
bagian dalam biji. Lapisan ini mempunyai bentuk yang bervariatif, ada yang
tipis, kaku seperti kulit, ada juga yang keras seperti kayu atau batu.

20
Lapisan kulit dalam (tegmen). Lapisan ini lebih tipis seperti selapur dan lebih
dikenal dengan kulit ari.

Pada tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae) terdapat tiga lapisan kulit biji,
yaitu

Kulit luar (sarcotesta). Kulit yang tebal dan berdaging serta mengalami
perubahan warna dari muda hingga tua.

Kulit tengah (scleroresta). Kulit yang kuat dan keras, berkayu dan menyerupai
kulit dalam (endocarpium) pada buah batu

Kulit dalam (endotesta). Lapisan kulit ini biasanya melekat pada bagian bagian
biji dan berbentuk seperti selaput tipis.

2. Tali pusar (funiculus)

Tali pusar atau funiculus adalah bagian bagian biji berbentuk menyerupai
tangkai yang menghubungkan biji dengan tembui. Bila biji masak, biasanya biji
akan terlepas dari tali pusarnya ini, dan pada biji hanya tampak bekasnya saja,
atau yang lebih dikenal dengan istilah pusar biji.

3. Inti biji (nucleus seminis)

Bagian-bagian biji yang terakhir adalah inti biji. Inti biji merupakan bagian inti
pada biji yang dikelilingi oleh kulit biji. Inti biji terdiri dari:

a. Lembaga (embrio)

Lembaga merupakan calon individu baru yang akan tumbuh dari biji pada
kondisi lingkungan yang menguntungkan. Pada lembaga ini terdapat calon akar
(radicula), daun lembaga (kotiledon), batang lembaga (cauliculus), dan putih
lembaga (albumen).

b. Calon akar (radicula)

Calon akar yang berasal dari biji disebut dengan akar lembaga. Pada tumbuhan
dikotil, akar ini akan tumbuh terus hingga membentuk akar tunggang.

c. Daun lembaga (kotiledon)

Daun lembaga merupakan daun pertama yang tumbuh pada saat perkecambahan
setelah keluarnya akar lembaga. Fungsi dari daun lembaga ini adalah sebagai

21
tempat penimbunan makanan, sebagai alat untuk melakukan fotosintesis, dan
sebagai alat penghisap makanan dari putik lembaga untuk lembaga.

d. Batang lembaga (cauliculus)

Berdasarkan posisinya, batang lembaga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ruas
batang lembaga yang terletak di atas daun lembaga (internodium epicotylum)
dan ruas batang lembaga yang terletak di bawah daun lembaga (internodium
hypocotylum).

e. Putih lembaga (albumen)

Putih lembaga merupakan bagian bagian biji yang berisi cadangan makanan
untuk waktu awal pertumbuhan (pada saat perkecambahan) sebelum dapat
membuat makanannya sendiri. Tidak semua tumbuhan berbiji mempunyai putih
lembaga. Misalnya saja pada tumbuhan polong-polongan (Leguminosae),
cadangan makanan disimpan pada daun lembaga (kotiledon).

Berdasarkan jaringan yang menjadi tempat penimbunan cadangan makanan,


keberadaan putih lembaga dapat dibedakan menjadi:

]Putih lembaga dalam (endospermium). Biji dengan putih lembaga dalam


biasanya terdapat pada tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). Jaringan ini
terdiri dari sel-sel yang berasal dari inti kandung lembaga sekunder yang setelah
dibuahi akan terbelah-belah menjadi jaringan penimbun makanan. Misalnya biji
pada jagung (Zea mays L.), rerumputan (Graminae). Putih lembaga luar
(perispermium). Bagian ini berasal dari bagian luar biji di luar kandung
lembaga. Misalnya biji pada lada (Piper nigrum L.)

22
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Mata kuliah ini mengkaji mengenai gambaran awal fisiologi


tumbuhan serta ruang lingkup fisiologi tumbuhan, tentang proses metabolisme
yang terjadi didalam tubuh tumbuhan yang menyebabkan tumbuhan tersebut
dapat hidup. Adapun ruang lingkup yang dipelajari antara lain tentang sel,
proses transpirasi, karakteristik molekul air, unsur esensial tumbuhan,
fotosintesis, respirasi, gerak pada tanaman, dan fisiologi lingkungan.

3.2 Saran

Penulis mengharapkan adanya kritikan yang membangun untuk makalah


ini agar dapat lebih baik lagi dalam membuat suatu makalah untuk kedepannya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Salisbury, FB, and CW Ross. Plant Physiology, 3rd ed. Salisbury, FB, dan CW
Ross Tanaman Fisiologi., 3rd ed. Belmont, CA: Wadsworth Publishing, 1985.
Belmont, CA: Wadsworth Publishing, 1985.

Taiz Lincoln, and Eduardo Zeiger. Plant Physiology, 2nd ed. Taiz Lincoln, dan
Eduardo Zeiger Tanaman Fisiologi., 2nd ed. Sunderland, MA: Sinauer
Associates, 1998. Sunderland, MA: Sinauer Associates, 1998.

Pranoto, H.S., Mugnisjah, W.Q., Murniati, E. 1990. Biologi Benih. Depdikbud,


Dirjen Dikti, PAU Ilmu Hayat IPB Bogor. Justice, L., Bass, L.N. 1990. Prinsip
dan Praktek Penyimpanan Benih. Rajawali Pers. J akarta. Kartasapoetra, A.G.
2003. Teknologi Benih. Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum.

24
25

Anda mungkin juga menyukai