Disusun Oleh :
KELOMPOK I
FAKULTAS PERTANIAN
PRODI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
TAHUN 2020
1
KATA PENGANTAR
Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat
kami harap kanguna kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan
terimakasih kepada Bapak Dosen dan Kepada pihak yang sudah menolong
turut dan dalam penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami
sampaikan banyak terima kasih.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Rumusan
Masalah.....................................................................................................................5
1.3 Tujuan.................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan......................................................................................................23
3.1 Saran.................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................24
BAB 1
3
PENDAHULUAN
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu pengertian fisiologi tanaman
dan ruang lingkup fisiologi tumbuhan.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pengertian fisiologi tanaman dan ruang lingkup ilmu yang
dikaji oleh fisiologi tumbuhan
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sel
Sel merupakan organisasi kehidupan yang terkecil dan lengkap, atau unit
struktural dan unit fungsional yang menjadi satu kesatuan hereditas dalam
pertumbuhan makhluk hidup. Dalam ilmu biologi, ada cabang yang secara
khusus mempelajari tentang sel, mulai dari struktur sel, fungsi sel, dan bagian
bagian sel. Cabang ilmu biologi tersebut terkenal dengan sebutan biologi sel
atau sitologi.
Dalam sebuah sel yang merupakan bagian terkecil dalam kehidupan sudah
mewakili kehidupan pada organisasi kehidupan yang lebih tinggi. sebuah sel
dapat berkembang biak, memperoleh nutrisi, menghasilkan energi, dan
6
melakukan fungsi kehidupan yang lainnya. Sehingga, setiap makhluk hidup
pasti memiliki sel, minimal satu sel saja, sehingga makhluk tersebut dapat hidup
secara mandiri. Jika makhluk telah kehilangan fungsi selnya, maka makhluk
tersebut telah berubah menjadi makhluk mati.
2. Proses transpirasi
Sebagian besar dari air, sekitar 99 persen, yang masuk kedalam tumbuhan
meninggalkan daun dan batang sebagai uap air. Proses tersebut dinamakan
transpirasi. Sebagian besar dari jaringan yang terdapat dalam daun secara
langsung terlibat dalam transpirasi. Pada waktu transpirasi, air menguap dari
permukaan sel palisade dan mesofil bunga karang ke dalam ruang antar sel.
Dari ruang tersebut uap air berdifusi melalui stomata ke udara. Air yang hilang
dari dinding sel basah ini diisi air dan protoplas. Persediaan air dari protoplas,
pada gilirannya, biasanya diperoleh dari gerakan air dari sel-sel sekitarnya, dan
akhirnya tulang daun, yang merupakan bagian dari sistem pembuluh yang
meluas ke tempat persediaan air dalam tanah. Sebatang tumbuhan yang tumbuh
di tanah dapat dibayangkan sebagai dua buah sistem percabangan, satu di bawah
dan satu lagi di atas permukaan tanah. Kedua sistem ini dihubungkan oleh
sebuah sumbu utama yang sebagian besar terdapat di atas tanah. Sistem yang
ada dalam tanah terdiri atas akar yang bercabang-cabang menempati hemisfer
tanah yang besar, terutama akar-akar terkecil yang menempati bagian luar
hemisfer tersebut. Karena sumbu yang menghubungkan akar dan daun
memungkinkan air mengalir dengan tahanan wajar, maka tidak dapat dielakkan
lagi bahwa air akan mengalir sepanjang gradasi tekanan air yang membentang
dari tanah ke udara dalam tubuh tumbuhan. Tumbuhan menyerap air dari tanah
melalui akar, mengalirkannya melalui batang dan kemudian menguapkannya ke
udara dari daun-daun. Aliran air ini dikenal dengan istilah alur transpirasi.
7
Pada transpirasi, hal yang penting adalah difusi uap air dari udara yang
lembab di dalam daun ke udara kering di luar daun. Kehilangan air dari daun
umumnya melibatkan kekuatan untuk menarik air ke dalam daun dari berkas
pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem pembuluh dari akar ke pucuk, dan
bahkan dari tanah ke akar. Ada banyak langkah dimana perpindahan air dan
banyak faktor yang mempengaruhi pergerakannya. Air diserap ke dalam akar
secara osmosis melalui rambut akar, sebagian besar bergerak menurut gradien
potensial air melalui xilem. Air dalam pembuluh xilem mengalami tekanan
besar karena molekul air polar menyatu dalam kolom berlanjut akibat dari
penguapan yang berlangsung di bagian atas. Sebagian besar ion bergerak
melalui simplas dari epidermis akar ke xilem, dan kemudian ke atas melalui
arus transportasi.
Air memiliki karakteristik khas karena sifat kimia dan fisika yang
dimiliki. Beberapa karakteristik molekul air adalah sebagai berikut:
a. Berbentuk cair pada suhu ruang. Semakin besar ukuran molekul suatu
senyawa, maka senyawa tersebut akan memiliki kecenderungan untuk
berbentuk cair atau padat pada suhu ruang. Jika senyawa memiliki ukuran
molekul yang kecil, senyawa tersebut cenderung berbentuk gas atau cair. Air
sebenarnya memiliki berat molekul yang kecil, hanya sekitar 18 gram/mol.
Tetapi air berbentuk cair pada suhu ruang. Hal ini karena dalam molekul-mlekul
air terdapat ikatan-ikatan hidrogen yang menyebabkan molekul-molekulnya
tidak mudah terlepas dan berubah bentuk menjadi gas. Penting untuk
diperhatikan bahwa senyawa lain yang memiliki berat molekul kecil dan
berbentuk cair pada suhu kamar adalah molekul yang bersifat polar.
c. Panas laten vaporasi dan fusi yang tinggi. Panas laten vaporasi adalah
energi yang dibutuhkan untuk menguapkan 1 gram air murni pada suhu 20®C.
8
Panas laten fusi adalah energi yang digunakan untuk mencairkan 1 gram es pada
suhu 0°C. Tingginya energi yang dibutuhkan disebabkan oleh ikatan hidrogen
pada molekul air. Pada tumbuhan panas vaporasi yang tingg penting untuk
menjaga stabilitas suhu daun melalui proses transpirasi. Viskositas rendah
Ikatan-ikatan hidrogen yang harus diputus agar air dapat mengalir
memunculkan anggapan bahwa air memiliki viskositas (hambatan pengaliran)
yang tinggi. Namun, pada kenyataannya, air memiliki viskositas yang rendah.
Pada keadaan cair, ikatan hidrogen dimiliki bersama oleh 2 molekul air yang
lainnya yang menyebabkan ikatan hidrogen tersebut lemah dan mudah putus.
Air dapat dengan mudah mengalir pada jaringan tumbuhan. Viskositas air akan
menurun pada suhu yang lebih tinggi.
d. Adanya gaya kohesi dan adhesi. Adanya gaya kohesi menjadikan air dapat
diangkut dalam pembuluh xilem dari akar ke daun. Karena berifat polar maka
akan mudah terjadi tarik-menarik antara molekul air dengan berbagai molekul
lainnya, misalnya dengan protein dan polisakarida penyusun dinding sel. Daya
tarik-menatik antar molekul yang tidak sejenis disebut adhesi. Daya tarik-
menatik antara molekul yang sejenis disebut kohesi. Kohesi antar molekul air
menyebabkan tegangan permukaan di mana molekul air pada bagian permukaan
ditari oleh molekul air di bagian bawah. Dari peristiwa ini, butiran tetasan air
akan tampak seolah-olah dilapisi oleh kulit ang bersifat elastis dan butiran air
akan cenderung berbentuk bulat.
KARBON (C)
Bentuk tersedia : CO2, diambil dari atmosfir dalam bentuk karbon dioksida
(CO2) oleh daun melalui proses fotosintesis.
HIDROGEN (H)
9
OKSIGEN (O)
Bentuk tersedia : O2, diambil dari atmosfir dalam bentuk oksigen (O2) dan dari
pemecahan CO2 dalam proses fotosintesis oleh daun.
NITROGEN (N)
Fungsi :
Unsur utama pada pembentukan asam nukleat, asam amino yang membentuk
protein serta berbagai enzim.
Note : Atmosfir mengandung nitrogen yang begitu banyak, sekitar 78% dari
komposisi udara. Namun unsur tersebut tidak dapat diambil secara langsung
oleh tanaman karena dua atom nitrogen (N) membentuk ikatan stabil yang sulit
dipecahkan yaitu N2. Pemanfaatannya dilakukan melalui proses yang disebut
fiksasi nitrogen yang menghasilkan bentuk-bentuk N yang tersedia.
POSFOR (P)
Fungsi :
Berperan penting dalam proses transfer energi pada proses metabolisme sel
10
KALIUM / POTASSIUM (K)
Fungsi :
Note : Walaupun kalium penting untuk semua tumbuhan akan tetapi unsur ini
bukan merupakan bagian penyusun tubuh tumbuhan.
SULFUR (S)
KALSIUM (Ca)
Fungsi :
MAGNESIUM (Mg)
Fungsi :
11
Komponen dari klorofil
BESI (Fe)
Fungsi : Berperan pada sintesis klorofil dan transfer elektron pada enzim
BORON (B)
Fungsi :
TEMBAGA (Cu)
Fungsi : Sebagai katalis pada proses respirasi, komponen dari berbagai enzim
MANGAN (Mn)
MOLIBDENUM (Mo)
Fungsi :
12
Berperan dalam mengubah nitrat menjadi amonium dalam tubuh tanaman.
Sebelum digunakan dalam sintesis asam amino, protein atau molekul organik
lainnya, maka nitrat harus diubah dahulu menjadi amonium.
SENG (Zn)
KLOR (Cl)
NIKEL (Ni)
Fungsi : Diperlukan dalam proses kerja enzim, urease dan perkecambahan benih
5. Fotosintesis
Tahapan pada reaksi terang meliputi penyerapan cahaya dan transpor elektron,
pemecahan air, dan pembentukan energi tinggi intermediet ATP
(fotofosforilasi). Hasil dari reaksi terang kemudian dimanfaatkan dalam reaksi
gelap, yaitu fase biosintetik.
13
gula. Reaksi gelap juga bergantung pada hasil dari reaksi terang, yaitu ATP dan
NADPH.
Reaksi gelap juga merupakan jalur fiksasi karbon dalam gelap melalui senyawa
intermediet yang menyebabkan pembentukan gula dan pati. Melvin Calvin dan
rekannya menggunakan radioaktif-14 CO2 dalam fotosintesis Clorella sp. (alga
hijau uniseluler). Jalur fiksasi karbon kemudian terdeteksi dengan bantuan
teknik pelacakan radioaktif. Hal ini rupanya terjadi pada semua tumbuhan yang
berfotosintesis. Berikut adalah bagan reaksi gelap atau siklus Calvin.
6. Respirasi
Secara sederhana, reaksi kimia yang terjadi dalam respirasi dapat dituliskan
sebagai berikut:
14
meningkat.Ketersediaan Oksigen. Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi
laju respirasi, tetapi besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing
spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi
normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi,
karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berrespirasi jauh lebih
rendah dari oksigen yang tersedia di udara. b) Suhu. Pengaruh faktor suhu bagi
laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya laju
reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, tetapi
hal ini tergantung pada masing-masing spesies.Tipe dan umur tumbuhan.
Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolsme, dengan
demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-
masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi
dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang
sedang dalam masa pertumbuhan.
respirasi adalah proses oksidasi yang dialami SET sebagai unit penyimpan
energi kimia pada organisme hidup. SET, seperti molekul gula atau asam-asam
lemak, dapat dipecah dengan bantuan enzim dan beberapa molekul sederhana.
Karena proses ini adalah reaksi eksoterm (melepaskan energi), energi yang
dilepas ditangkap oleh ADP atau NADP membentuk ATP atau NADPH. Pada
gilirannya, berbagai reaksi biokimia endotermik (memerlukan energi) dipasok
kebutuhan energinya dari kedua kelompok senyawa terakhir ini.
Secara sederhana, reaksi kimia yang terjadi dalam respirasi dapat dituliskan
sebagai berikut:
15
Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: a)
Ketersediaan substrat Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang
penting dalam melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang
rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian
sebliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan
meningkat.Ketersediaan Oksigen. Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi
laju respirasi, tetapi besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing
spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi
normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi,
karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berrespirasi jauh lebih
rendah dari oksigen yang tersedia di udara. b) Suhu. Pengaruh faktor suhu bagi
laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya laju
reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, tetapi
hal ini tergantung pada masing-masing spesies.Tipe dan umur tumbuhan.
Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolsme, dengan
demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-
masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi
dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang
sedang dalam masa pertumbuhan.
7. Metabolisme tumbuhan.
16
dalam mengendalikan dan mengkoordinasi pertumbuhan dan
perkembangannya. Dalam tumbuhan pun terdapat proses metabolisme
tumbuhan yang terdiri dari anabolisme (pembentkan senyawa yang lebih besar
dari molekul-molekul yang lebih kecil, molekul ini terdiri dari pati, selulose,
protein, lemak dan asam lemak. Prioses ini membutuhkan energi). Sedang
katabolisme merupakan senyawa dengan molekul yang besar membentuk
senyawa-senyawa dengan molekul yang lebih kecil dan menghasilkan energy.
1. Anabolisme
2. Katabolisme
1. Fisiologi tanaman
17
tersebut. Adapun ruang lingkup yang dipelajari antara lain tentang sel, proses
transpirasi, karakteristik molekul air, unsur esensial tumbuhan, fotosintesis,
respirasi serta metabolisme tumbuhan. Akan tetapi secara umum, fisiologi
tumbuhan dapat digolongkan menjadi beberapa ruang lingkup yaitu fisiologi
tanaman, fisiologi lepas panen, ekofisiologi dan fisiologi benih.
Sedangkan pada suhu berfluktuasi daya tahan 6 minggu untuk masing masing
buah pear. Pada suhu dingin buah-buahan mampu bertahan lama yaitu 10
minggu untuk buah pear. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meyakinkan
bahwa suhu dingin yang konstan selama penyimpanan, transportasi dan
penjualan perlu untuk meminimalkan susut bobot dan mutu buah-buahan.
3. Ekofisiologi
Dalam ekofisiologi, terdapat 3 (tiga) pilar utama, dimana Semua pilar utama ini
saling berinteraksi, yakni :
1. Tanah (Edafik)
18
2. Tumbuhan (Biotik)
3. Lingkungan (Abiotik)
1. Fotosintesis
2. Metabolisme Nitrogen
3. Respirasi
Aktivitas dari respirasi yakni : dari kambium menuju ujung akar, lalu kebatang,
dan selanjutnya ke dorman (proses dari yang tertinggi).
4. Transpirasi
Transpirasi adalah proses air menguap pada siang hari melalui stomata,
kultikula, lentisel, yang berguna untuk menurunkan suhu permukaan tanaman
tersebut.
5. Gutasi
Gutasi adalah proses keluarnya air garam gula cair pada malam hari yang
melalui stomata dan hydatoda.
6. Asimilasi
7. Penimbunan Garam
19
Penimbunan garam adalah proses pengumpulan garam di sel sel jaringan
yang disebabkan mekanisme transport aktif.
8. Pengangkutan
9. Penyerapan
Penyerapan adalah proses menyerap air mineral dari tanah dan menyerap
O2 dan CO2 dari udara.
11. Hormon
Bagian-Bagian Biji
Biji atau semen merupakan bakal biji dari tumbuhan yang terbentuk
setelah proses penyerbukan dan pembuahan. Biji merupakan calon tumbuhan
baru yang akan tumbuh jika kondisi lingkungan mendukung. Umumnya biji
pada tumbuhan terdiri dari tiga bagian. Bagian-bagian biji tersebut yaitu kulit
biji, tali pusar, dan inti biji.
Bagian-bagian biji yang pertama adalah kulit biji. Kulit biji atau spermodermis
berasal dari selaput bakal biji (integumentum). Umumnya kulit biji pada
tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) terdiri dari dua lapisan, yaitu:
Lapisan kulit luar (testa). Lapisan ini berfungsi sebagai pelindung utama dari
bagian dalam biji. Lapisan ini mempunyai bentuk yang bervariatif, ada yang
tipis, kaku seperti kulit, ada juga yang keras seperti kayu atau batu.
20
Lapisan kulit dalam (tegmen). Lapisan ini lebih tipis seperti selapur dan lebih
dikenal dengan kulit ari.
Pada tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae) terdapat tiga lapisan kulit biji,
yaitu
Kulit luar (sarcotesta). Kulit yang tebal dan berdaging serta mengalami
perubahan warna dari muda hingga tua.
Kulit tengah (scleroresta). Kulit yang kuat dan keras, berkayu dan menyerupai
kulit dalam (endocarpium) pada buah batu
Kulit dalam (endotesta). Lapisan kulit ini biasanya melekat pada bagian bagian
biji dan berbentuk seperti selaput tipis.
Tali pusar atau funiculus adalah bagian bagian biji berbentuk menyerupai
tangkai yang menghubungkan biji dengan tembui. Bila biji masak, biasanya biji
akan terlepas dari tali pusarnya ini, dan pada biji hanya tampak bekasnya saja,
atau yang lebih dikenal dengan istilah pusar biji.
Bagian-bagian biji yang terakhir adalah inti biji. Inti biji merupakan bagian inti
pada biji yang dikelilingi oleh kulit biji. Inti biji terdiri dari:
a. Lembaga (embrio)
Lembaga merupakan calon individu baru yang akan tumbuh dari biji pada
kondisi lingkungan yang menguntungkan. Pada lembaga ini terdapat calon akar
(radicula), daun lembaga (kotiledon), batang lembaga (cauliculus), dan putih
lembaga (albumen).
Calon akar yang berasal dari biji disebut dengan akar lembaga. Pada tumbuhan
dikotil, akar ini akan tumbuh terus hingga membentuk akar tunggang.
Daun lembaga merupakan daun pertama yang tumbuh pada saat perkecambahan
setelah keluarnya akar lembaga. Fungsi dari daun lembaga ini adalah sebagai
21
tempat penimbunan makanan, sebagai alat untuk melakukan fotosintesis, dan
sebagai alat penghisap makanan dari putik lembaga untuk lembaga.
Berdasarkan posisinya, batang lembaga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ruas
batang lembaga yang terletak di atas daun lembaga (internodium epicotylum)
dan ruas batang lembaga yang terletak di bawah daun lembaga (internodium
hypocotylum).
Putih lembaga merupakan bagian bagian biji yang berisi cadangan makanan
untuk waktu awal pertumbuhan (pada saat perkecambahan) sebelum dapat
membuat makanannya sendiri. Tidak semua tumbuhan berbiji mempunyai putih
lembaga. Misalnya saja pada tumbuhan polong-polongan (Leguminosae),
cadangan makanan disimpan pada daun lembaga (kotiledon).
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
Salisbury, FB, and CW Ross. Plant Physiology, 3rd ed. Salisbury, FB, dan CW
Ross Tanaman Fisiologi., 3rd ed. Belmont, CA: Wadsworth Publishing, 1985.
Belmont, CA: Wadsworth Publishing, 1985.
Taiz Lincoln, and Eduardo Zeiger. Plant Physiology, 2nd ed. Taiz Lincoln, dan
Eduardo Zeiger Tanaman Fisiologi., 2nd ed. Sunderland, MA: Sinauer
Associates, 1998. Sunderland, MA: Sinauer Associates, 1998.
24
25