Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 1

PERAN AIR BAGI TUMBUHAN


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah : Fisiologi Tumbuhan
Dosen Pengampu : Nanik Lestariningsih, M. Pd

Disusun Oleh:

NUR ANNISA
NIM. 1901140016
ARA AULIA NADA
NIM. 1901140017
BRENDA MILA AGRIANA
NIM. 1901140020

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
TAHUN 2021 / 1442 H
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji semata hanya milik Allah SWT. Berkat limpahan rahmat, karunia dan
nikmat-Nya. Serta shalawat dan salam untuk baginda Nabi Besar Muhammad SAW dan para
sahabat-sahabat beliau yang telah berjuang menegakkan dan menyebarkan ajaran agama Islam.
Selanjutnya kami sampaikan, bahwa disusunnya makalah yang berjudul “Peran Air Bagi
Tumbuhan” ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan yang diampu oleh
dosen Ibu Nanik Lestariningsih, M. Pd. Oleh karena itu, dengan penuh rasa syukur kami
mengucapkan terima kasih tentunya dengan iringan do’a dan semoga apa yang telah dilakukan
mendapatkan balasan dari Allah SWT, pastinya sesuai dengan amal ibadah yang diniatkan.
Kemudian tidak lupa kami sampaikan, sebagai hamba yang jauh dari kata sempurna tentunya
memiliki kesalahan, keterbatasan dan kekurangan kami dalam menyajikan makalah ini. Oleh
karena itu dengan segenap dan kerendahan hati, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Akhirnya, dengan mengharap ridho Allah SWT, kami berharap semoga makalah mata
kuliah Fisiologi Tumbuhan tentang “Peran Air Bagi Tumbuhan” ini dapat bermanfaat dan dapat
menambah ilmu pengetahuan, serta semoga makalah ini juga dapat berperan dan dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Palangka Raya, 18 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................2

C. Tujuan.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3

A. Sifat dan Peran Air Bagi Tumbuhan...............................................................3

B. Pengertian Difusi............................................................................................5

C. Pengertian Osmosis........................................................................................6

D. Pengertian Imbibisi.........................................................................................7

BAB III PENUTUP......................................................................................................9

A. Kesimpulan.....................................................................................................9

B. Saran...............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Air merupakan pelarut yang sangat baik dan mempertahankan
komposisi kimia yang seimbang dalam metabolisme sel. Air merupakan
komponen utama dalam darah, yang berfungsi sebagai media transpor,
membawa oksigen dan nutrisi ke jaringan, mengeluarkan karbondioksida dan
metabolit dari jaringan. Darah juga membawa antibodi dan sel darah putih
untuk melindungi sel dari penyakit. Air juga berperan penting dalam regulasi
suhu tubuh, melalui berbagai jalan. Pertama, darah akan membawa panas dari
jaringan atau organ yang bekerja menuju ke vena superfisial untuk
mentransper panas tubuh ke kulit yang selanjutnya dilepas ke lingkungan
melalui proses radiasi, konveksi dan konduksi. Kedua, Pengeluaran panas
juga dapat ditingkatkan melalui evaporasi air dari respirasi (Hall, 1983).
Makhluk hidup mengalami poses metabolisme, salah satunya adalah
transportasi. Seperti halnya manusia tumbuhanpun memerlukan zat-zat dari
luar untuk kelangsungan hidupnya. Untuk itu dalam mewujudkan keserasian
dalam tubuh, setiap makhluk hidup perlu adanya sirkulasi zat. Dimana
sirkulasi zat ini terjadi dalam gerakan sitoplasma atau dalam bentuk diffusi
dan osmosis. Proses pengangkutan zat-zat dari dalam dan keluar sel disebut
transportasi, Pada sel tumbuhan terdapat membran sel yang berfungsi untuk
mengatur keluar masuknya zat. Dengan pengaturan itu sel akan memperoleh
pH yang sesuai. Konsentasi zat-zat akan terkendali, sel dapat memperoleh
masukan zat-zat dari ion-ion yang diperlukan. Serta membuang zat-zat yang
tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh. Perpindahan molekul atau ion melewati
membran disebut tranport lewat membran (Syamsuri, 1999 : 22).
Pada tumbuhan, air dan mineral diserap oleh akar dari dalam tanah.
Sedangkan gas-gas seperti O2 dan CO2 diambil oleh stomata daun dari udara
disekelilingnya. Air dan garam mineral masuk ke akar melalui epidermis akar
secara difusi dan osmosa. Hal ini dapat terjadi karena adanya perbedaan
konsetrasi sel-sel akar dan tanah di lingkungannya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah sifat dan peran air bagi tumbuhan?
2. Apakah pengertian difusi?
3. Apakah pengertian osmosis?
4. Apakah pengertian imbibisi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami sifat dan peran air bagi tumbuhan.
2. Untuk mengetahui dan memahami pengertian difusi.
3. Untuk mengetahui dan memahami pengertian osmosis.
4. Untuk mengetahui dan memahami pengertian imbibisi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sifat dan Peran Air Bagi Tumbuhan


Fungsi pertama dari air adalah sebagai senyawa utama penyusun
protoplasma. Protoplasma merupakan cairan utama penyusun sel, baik yang
terdapat di dalam sitoplasma maupun vakuola sel. Dalam kultur jaringan juga
dikenal istilah kultur protoplas, yaitu apabila sel yang telah dihilangkan
dinding selnya (tinggal membran plasma dan seluruh komponen di dalamnya
meliputi sitoplasma, inti sel, dan vakuola) ditumbuhkan di dalam media
kultur jaringan. Dengan demikian jelaslah betapa penting air bagi organisme,
termasuk tumbuhan. Karena organisme tersusun oleh sel-sel dan jaringan,
sementara komponen utama dari sel itu sendiri adalah air. Adapun perbedaan
kadar air dari masing-masing jaringan dan organ tumbuhan, seperti tersebut di
bagian sebelumnya adalah karena perbedaan dari sel-sel penyusunnya. Sel-sel
penyusun buah yang memiliki vakuola besar yang berisi cadangan makanan
akan banyak mengandung air, sementara sel-sel biji yang kering memiliki
karakteristik yang berbeda, sel-selnya kecil dan telah mengalami dehidrasi
sehingga kadar airnya rendah. Selain itu air juga berfungsi sebagai pelarut
hara mineral yang dibutuhkan bagi tumbuhan. Secara umum hara mineral
merupakan ion bermuatan positif (seperti K+, Ca++, NH4+) maupun negatif
(NO3-, SO3=, HPO4=) yang terlarut di dalam air. Ion-ion tersebut bisa
berasal dari bahan mineral tanah, dari hasil dekomposisi bahan organik atau
mungkin berasal dari pupuk yang kita berikan.
Air berperan penting dalam melarutkan ion-ion tersebut dari sumbernya
sehingga bisa diserap oleh tumbuhan dan masuk ke dalam jaringan tumbuhan.
Selain itu air yang cukup juga menjadi sarana yang baik bagi ion dan pupuk
untuk berdifusi atau bergerak melalui aliran masa sehingga menjadi dekat dan
tersedia bagi tumbuhan. Itulah sebabnya kekurangan air sering kali juga
menyebabkan kekurangan hara pada tumbuhan karena kelarutan hara di
dalam tanah menjadi sangat rendah. Dalam proses biokimia tumbuhan, air
juga berfungsi penting sebagai medium reaksi maupun bahan bagi reaksi-

3
reaksi metabolisme dalam tumbuhan. Banyak sekali reaksi-reaksi kimia di
dalam sel tumbuhan memerlukan media air. Dengan adanya kekurangan air
menyebabkan terhambatnya banyak reaksi-reaksi metabolisme sehingga
menghambat pertumbuhan tanaman. Dalam proses hidrolisis pati misalnya,
pemecahan pati menjadi glukosa diperlukan air. Demikian juga reaksi-reaksi
hidrolisis lainnya. Air juga mempunyai peran penting dalam proses reaksi
terang fotosintesis. Dalam proses tersebut air merupakan sumber elektron,
yaitu ketika molekul air dipecah untuk menghasilkan O2, H+, dan elektron.
Walaupun proporsi kebutuhan air dalam reaksi sangat kecil dibandingkan
dengan kebutuhan pada reaksi-reaksi biokimia lainnya.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah fungsi air dalam
mempertahankan turgiditas sel, pertumbuhan sel dan pergerakan struktur
tertentu dari tumbuhan. Turgiditas sel atau dikenal dengan istilah sel turgor
adalah tekanan sel akibat masuknya air ke dalam sel. Ketika sel tanaman
mengalami banyak kehilangan air sehingga menjadi layu maka pada saat
tersebut sel mempunyai nilai tekanan turgor yang sama dengan nol. Ketika air
masuk ke dalam sel maka tekanan turgor akan meningkat (positif) dan sel
akan mengembang sehingga sel mencapai ukuran yang maksimum. Ketika ini
terjadi maka sel tumbuhan berada dalam keadaan turgor penuh. Pada pagi
hari ketika air tanah atau media tanam cukup, biasanya sel-sel tumbuhan ada
dalam keadaan turgor penuh. Pada tengah hari, saat matahari terik dan
tumbuhan telah kehilangan banyak air akibat penguapan mungkin tumbuhan
akan mengalami kehilangan tekanan turgor atau bahkan sampai mencapai nol
(layu). Itulah peran air dalam hubungannya dengan turgiditas sel-sel
tumbuhan. Peran air yang demikian itu sangat penting karena tekanan turgor
biasanya ada hubungannya dengan tingkat metabolisme tumbuhan. Ketika
tumbuhan memiliki tekanan turgor yang tinggi (penuh) maka kemampuan
metabolismenya juga tinggi, sebaliknya ketika tumbuhan kehilangan tekanan
turgor (misalnya saat layu) maka kemampuan metabolismenya seperti
fotosintesis dan respirasi juga rendah. Dengan demikian upaya
mempertahankan turgor merupakan hal yang penting bagi tumbuhan Selain
tekanan turgor, air juga penting dalam proses pembesaran dan pemanjangan

4
sel. Apabila tumbuhan kekurangan air maka tumbuhan biasanya kerdil,
daunnya menjadi kecil-kecil dan jarak antar ruas-ruas batangnya juga menjadi
lebih pendek. Keadaan itu terkait dengan fungsi air dalam pembesaran atau
pemanjangan sel dan jaringan. Jika dibandingankan dua tumbuhan dengan
usia yang sama, namun yang satu mengalami kekurangan air dan yang
lainnya memperoleh cukup air maka secara kuantitatif jumlah selnya
mungkin tidak terlalu berbeda. Namun, apabila diperhatikan ukuran selnya
akan berbeda sehingga tumbuhan yang hidup pada keadaan cukup air akan
memiliki ukuran sel yang lebih besar atau panjang dari pada tumbuhan yang
kekurangan air. Proses pemanjangan sel tersebut disebabkan karena
masuknya air ke dalam sel.

B. Pengertian Difusi
Difusi adalah penyebaran molekul suatu zat yang ditimbulkan oleh
suatu gaya yang identik dengan energi kinetik dari molekul, ion atau atom-
atom. Kontrasi larutan itu sendiri merupakan banyaknya jumlah zat terlarut
dalam pelarut. Difusi bergerak melalui molekul atau ion dari dengan daerah
konsentrasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah yang disebabkan oleh
energi kinetik. Difusi dapat terjadi akibat perbedaan konsentrasi, dimana
perbedaan konsentrasi ini bisa ada karena perbedaan sejumlah partikel per
unit volume dari suatu keadaan ke keadaan lain. Selain karena perbedaan
konsentrasi, perbedaan dalam sifat juga dapat menyebabkan difusi (Aqil,
2013).
Contoh difusi pada tumbuhan dapat dilihat pada proses pertukaran gas
pada tumbuhan yang berlangsung di daun. Di dalam proses ini gas CO2 dari
atsmofer masuk ke dalam rongga antar sel pada mesofil daun, yang
selanjutnya digunakan untuk proses fotosintesis. Karena pada siang hari CO2
yang masuk ke daun selalu digunakan untuk fotosintesisi, maka kadar CO2 di
dalam rongga antar sel daun akan selalu lebih rendah dari atsmofer, akibatnya
pada siang hari akan terjadi aliran difusi gas CO2 dari atsmofer ke daun.
Bersamaan dengan itu terjadi pula difusi das O2 dari rongga antar sel daun
menuju atsmofir. Hal ini dikarenakan pada proses fotosintesis dihasilkan O2,

5
yang makin lama terakumulasi di dalam rongga antar sel daun, sehingga
kadarnya melebihi kadar oksigen di atmosfir. Dalam kondisi seperti ini
memungkinkan oksigen untuk berdifusi dari daun ke atmosfir (Heddy, 1990).
Sedangkan pada malam hari terjadi proses difusi yang sebaliknya, pada
malam hari tidak terjadi proses fotosintesis namun proses respirasi terus
berjalan, sehingga kandungan CO2 dalam rongga antar sel menjadi
meningkat. Laju difusi tergantung pada suhu dan densitas (kepadatan)
medium. Gas berdifusi lebih cepat dibandingkan dengan zat cair, sedangkan
zat padat berdifusi lebih lambat dibandingkan dengan zat cair. Molekul
berukuran besar lebih lambat pergerakannya dibanding dengan molekul yang
lebih kecil (Heddy, 2010).

C. Pengertian Osmosis
Osmosis adalah bergeraknya molekul air melalui membran
semipermiabel (selektif permiabel) dari larutan berkadar rendah menuju
larutan berkadar tinggi hingga kadarnya sama. Seluruh membran sel dan
kapiler permeabel terhadap air, sehingga tekanan osmotik cairan tubuh
diseluruh bagian tubuh sama. Membran semipermiabel adalah membran yang
dapat dilalui air, namun tidak dapat dilalui oleh zat terlarut seperti protein
(Hartanto, 2007). Tekanan yang diperlukan untuk menghentikan proses
osmosis disebut tekanan osmosis (Guyton dan Hall, 2006).
Osmosis pada dasarnya hampir sama dengan difusi, hanya saja osmosis
adalah proses difusi tapi melalui membran semipermeabel. Dimana molekul-
molekul tersebut akan berpindah dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah. Proses Osmosis ini akan berhenti jika konsentrasi zat di
kedua sisi membran tersebut telah mencapai keseimbangan (Suhartono,
2008).
Osmosis memegang suatu peran yang sangat penting di dalam hidup
tumbuhan diantaranya:
a. Penyerapan air oleh tumbuhan dari tanah melalui rambut akar, melalui
mekanisme osmotik.

6
b. Air yang diserap dibagi-bagikan sepanjang seluruh jaringan yang hidup,
dilakukan dengan proses osmosis dari sel ke sel.
c. Cahaya merangsang peningkatan osmosis pada sel pengawal, sehingga
menyebabkan pengambilan air ketika stomata membuka.
d. Pertumbuhan sel yang muda sampai pemanjangan sel disempurnakan
oleh kemampuan osmotik dan tekanan turgor dari sel.

Proses masuknya larutan ke dalam sel-sel endodermis merupakan


contoh proses osmosis. Dalam tubuh organisme multiseluler, air bergerak dari
satu sel ke sel lainnya dengan leluasa. Selain air, molekul-molekul yang
berukuran kecil seperti O2 dan CO2 juga mudah melewati membran sel
Osmosis juga dapat terjadi dari sitoplasma ke organel-organel bermembran
(Santoso, 2010).

D. Pengertian Imbibisi
Imbibisi dari asal kata imbibire, yang berarti minum. Berhubungan
dengan pengambilan zat pada tumbuhan maka imbibisi dapat diartikan
kemampuan dinding sel dan plasma sel untuk menyerap air. Imbibisi
merupakan peristiwa masuknya air ke dalam suatu zat melalui pori-pori. Air
yang masuk ke dalam biji membuat biji mengalami perubahan, baik bentuk,
warna, tekstur, maupun berat biji. Proses imbibisi berguna untuk mematahkan
dormansi dan memicu perkecambahan biji. Imbibisi adalah tahap pertama

7
yang sangat penting karena menyebabkan peningkatan kandungan air benih
yang diperlukan untuk memicu perubahan biokimiawi dalam benih sehingga
benih berkecambah (Asiedu et al., 2000). Jika proses ini terhambat maka
perkecambahan juga akan terhambat.
Masuknya air ke dalam biji dapat melalui transport pasif simplas
maupun apoplas, air masuk ke dalam kulit biji kemudian menembus dinding
sel biji dan air masuk ke dalam sel-sel biji.Air yang masuk membuat kulit biji
robek dan mengelupas, sehingga air masuk dan membuat biji membesar
karena sel-selnya berisi air. Warna dari biji yang telah direndam air selama 24
jam menjadi lebih pucat dikarenakan air menembus plastida yang semula
pekat menjadi lebih pudar karena telah bercampur air. Air yang masuk ke
dalam sel-sel biji mengaktifkan enzim-enzim yang digunakan untuk
merombak bahan-bahan dari endosperm maupun kotiledon dan memindahkan
nutrien-nutrien ke bagian embrio yang digunakan untuk pertumbuhan embrio
tersebut.
Contohnya pada tumbuhan yaitu kacang tanah yang direndam air akan
mengembang sampai volume tertentu. Menunjukan benda yang pada waktu
imibibisi mengembang dengan terbatas, artinya setelah mencapai volume
tertentu tidak dapat memembang lagi. Penyerapan air pada benih, menuju
perkecambahan Menunjukan benda yang pada waktu imbibisi mengembang
dengan tidak terbatas, artinya bagian-bagian yang menyusunnya akhirnya
terlepas dan bercampur air menjadi koloid dalam fase sol.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan di atas yaitu bahwa air
memiliki peran dan fungsi sebagai pelarut hara mineral yang dibutuhkan
bagi tumbuhan, sebagai senyawa utama penyusun protoplasma, sebagai
pelarut ion-ion dari sumbernya sehingga bisa diserap oleh tumbuhan dan
masuk ke dalam jaringan tumbuhan, serta berperan dalam pembesaran atau
pemanjangan sel dan jaringan.
Difusi adalah penyebaran molekul suatu zat yang ditimbulkan oleh
suatu gaya yang identik dengan energi kinetik dari molekul, ion atau atom-
atom. Osmosis adalah bergeraknya molekul air melalui membran
semipermiabel (selektif permiabel) dari larutan berkadar rendah menuju
larutan berkadar tinggi hingga kadarnya sama. Imbibisi merupakan
peristiwa masuknya air ke dalam suatu zat melalui pori-pori

B. Saran
Semoga dengan pembuatan makalah ini, para pembaca dapat
menambah pengetahuannya mengenai peran air bagi tumbuhan. Adapun,
semoga dari teori tersebut dapat dijadikan sebagai referensi dalam
mengetahui peran dan fungsi air pada tumbuhan serta peristiwa difusi,
osmosis, dan imbibisi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anthara, Made Suma dan I Nyoman Suartha. 2011. Homeostasis Cairan Tubuh
pada Anjing dan Kucing. Buletin Veteriner Udayana, 3 (1), 23-27.

Hamim. 2008. Fisiologi Tumbuhan In: Fungsi Air dan Perannya pada Tingkat
Selular dan Tumbuhan secara Utuh. Jakarta: Universitas Terbuka di
http://repository.ut.ac.id/4312/2/PEBI4313-M1.pdf.diakses (Diakses pada
16 September 2021 Pukul 15.01 WIB)

Hidayat, B. Estiti. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB Press.

Rizky, Annisa Mahda, dan Akbar Handoko. 2020. Buku Ajar Fisiologi
Tumbuhan. Lampung: UIN Raden Intan Lampung.

Widyawati, Nugraheni, dkk. 2009. Permeabilitas dan Perkecambahan Benih Aren


(Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.). Jurnal Agron. Indonesia, 37 (2), 152 –
158.

Yahya. 2015. Perbedaan Tingkat Laju Osmosis Antara Umbi Solonum tuberosum
dan Doucus carota. Jurnal Biology Education, 4 (1), 198-206.

10

Anda mungkin juga menyukai