Anda di halaman 1dari 25

LKPI

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

INTERAKSI MAKLUK HIDUP

(INTRAKSI MAHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN NYA)

NAMA : NOVA LINDA Y SINAGA

NIM :4193351015

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PEGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2020

1
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama Mahasiswa : Nova Linda Y Sinaga


NIM : 4193351015
Program Studi : Pendidikan IPA

Dengan ini menyatakan bahwaLaporan Kegiatan Praktikum Biologi ini


merupakan hasil karya saya sendiri dan tidak melakukan plagiarisme atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlakudalam
keilmuan. Atas pernyataan ini saya menerimatindakan/sanksi yang diberikan
kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran akademik dalam
karya saya ini atau ada klaim atas karya saya ini.

Medan, November 2020

Nova Linda Y Sinaga

2
DATA MAHASISWA

Nama : Nova Linda Y Sinaga


NIM/ID Lainya : 4193351015
Program Studi : Pendidikan IPA
Nama Sekolah : Universitas Negeri Medan

FOTO BERSERI HASIL PRAKTIKUM

3
 Tahap awal/Pembukaan

 Peyediaan alat tulis


 Alat ukur suhu, kelembapan,
dan intensitas cahaya
 Penentuan lokasi

 Proses kegiatan
 Ekosistem lingkungan halaman

 Ekosistem pertanian jeruk

 Ekosistem kolam ikan

 Mencatan komponen abiotik

4
Tahap Akhir dan biotic yang ada pada
setiab ekosistem

A. Judul Percobaan:
“Komponen Biotik dan Abiotik”

B. Tujuan Percobaan.
a) Mengidentifikasi komponen biotik dan komponen abiotik pada suatu
ekosistem yang ada di sekolah
b) Menganalisis hubungan komponen biotik dengan komponen abiotic
c) Mengidentifikasi rantai makanan yang terjadi

C. Alat dan Bahan


a) Alat tulis
b) Tabel pengamatan
c) Lingkungan alam sekitar tempat tinggal
d) Alat mengukur kelembaban dan temperatur, intensitas cahaya (bisa
menggunakan HP)

D. Landasan Teori

Ekosistem adalah suatu sistem di alam di mana di dalamnya terjadi hubungan


timbal balik antara organisme dengan organisme yang lainnya, serta kondisi
lingkungannya. Ekosistem lengkap terdiri atas komponen abiotik dan biotik.

Eksistem dapat didefinisikan sebagai suatu kelompok organisme yang saling


berinteraksi satu sama lain, dan berinteraksi pula terhadap lingkungannya secara terus
menerus (Sudarmadji, 2004 : 19).

Berdasarkan sistem energinya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem tertutup


dan ekosistem terbuka. Sedangkan berdasarkan habitatnya, ekosistem dibedakan menjadi
ekosistem daratan (hutan, padang rumput, semak belukar, ekosistem tegalan) dan
ekosistem perairan (tawar, payau, asin) (Joko Waluyo, 2013 : 23).

5
Ekosistem terdiri dari komponen biotik dan abiotik,

1.       Komponen Biotik

Biotik adalah mahluk hidup. Lingkungan biotik suatu mahluk hidup adalah seluruh
mahluk hidup, baik dari spesiesnya sendiri maupun dari spesies berbeda yang hidup di
tempat yang sama. Dengan demikian, dalam suatu tempat , setiap mahluk hidup
merupakan lingkungan hidup bagi mahluk hidup lain. Komponen-komponen biotic terdiri
dari berbagai jenis mikroorganisme, jamur, ganggang, lumut, tumbuhan paku, tumbuhan
tingkat tinggi, invertebrata dan vertebrata serta manusia (Aryulina, 2004 : 268).

2.       Komponen Abiotik

Abiotik adalah bukan mahluk hidup atau komponen tak hidup. Komponen abiotik
merupakan komponen fisik dan kimia tempat hidup mahluk hidup. Contoh komponen
abiotik antara lain suhu, cahaya, air, kelembapan, udara, garam-garam mineral, dan tanah
(Aryulina,  2004 : 268).

a.       Suhu

Suhu atau temperatur adalah derajat energi panas. Sumber utama energi panas adalah
radiasi matahari. suhu merupakan komponen abiotik di udara , tanah, air. Suhu sangat
diperlukan oleh setiap mahluk hidup, berkaitan dengan reaksi kimia yang terjadi dalam
tubuh makhluk hidup (Aryulina, 2004 : 268).

b.      Cahaya

Cahaya merupakan salah satu energi yang bersumber dari radiasi matahari. cahaya
matahari terdiri dari beberapa macam panjang gelombang. Jenis panjang gelombang,
intensitas cahaya, dan lama penyinaran cahaya matahari dengan panjang gelombang
tertentu untuk proses fotosintesis (Aryulina, 2004 : 269).

c.       Air

Air terdiri dari molekul-molekul H 2O. Air dapat berbentuk padat, cair dan gas. Di
alam, air dapat berbentuk gas berupa uap air. Dalam kehidupan, air sangat diperlukan
oleh makhluk hidup karena sebagian besar tubuhnya mengandung air (Aryulina, 2004 :
269).

d.      Kelembapan

6
Kelembapan merupakan salah satu komponen abiotik di udara dan tanah.
Kelembapan di udara berarti kandungan uap air di udara, sedangkan kelembapan di tanah
berarti kandungan air dalam tanah. Kelembapan diperlukan oleh mkhluk hidup agar
tubuhnya tidak cepat kering karena penguapan. Kelembapan yang diperlukan setiap
makhluk hidup berbeda-beda (Aryulina, 2004 : 269).

e.       Udara

Udara terdiri dari berbagai macam gas, yaitu nitrogen (78,09%), oksigen (20,93%),
karbon dioksida (0,03%) dan gas-gas lainnya. Nitrogen diperklukan makhluk hidup untuk
membentuk protein. Oksigen digunakan mahluk hidup untuk bernapas. Karbin dioksida
digunakan tumbuhan utnuk fotosintesis (Aryulina, 2004 : 269).

f.       Garam-garam mineral

Garam-garam mineral antara lain ion-ion nitrogen. Fosfat, sulfur,kalsium dan


natrium. Komposisi garam mineral tertentu menentukan sifat tanah dan air (Aryulina,
2004 : 269).

g.      Tanah

Tanah merupakan hasil pelapukan batuan yang disebabkan oleh iklim atau lumut, dan
pembusukan bahan organic. Tanah memilki sifat,tekstur dan kandungan garam mineral
tertentu (Aryulina, 2004 : 269).

Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut


semakin ke tengah, laut dibedakan sebagai berikut.

a.         Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200 m.

b.        Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalaman 200-1000 m.


Hewannya misalnya ikan hiu.

c.         Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m. Hewan


yang hidup di daerah ini misalnya gurita.

d.        Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000m; tidak terdapat


tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak mampu menembus daerah ini.

e.         Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000 m.
Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan ikan Taut yang dapat mengeluarkan cahaya.

7
Sebagai produsen di  tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu
(Purnomo, dkk. 2005 : 117).

Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang
hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan
cara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara
osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang secara aktif
(Purnomo, dkk. 2005:117).

Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia utnuk memenuhi


kebutuhannya. Contohnya bendungan, agroekosistem berupa sawah tadah hujan, sawah
irigasi (Aryulina, 2004 : 278).

Hubungan antara organisme satu dengan yang lainnya dan dengan semua
komponen lingkungannya sangat kompleks (rumit), dan bersifat timbale
balik  (Resosoedarmo, 1986).

Ekosistem merupakan konsep sentral dalam ekologi karena ekosistem (sistem


ekologi) itu terbentuk oleh hubungan timbale balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya (Soemarwoto, 1983).

Istilah ekosistem pertama kali diusulkan oleh seorang ahli ekologi berkebangsaan
Inggris bernama A.G. Transley pada tahun 1935, meskipun tentu saja konsep itu sama
sekali bukan merupakan konsep yang baru. Terbuktu bahwa sebelum akhir tahu 1800-an,
pernyataan resmi tentang istilah dan konsep yang berkaitan dengan ekosistem mulai terbit
cukup menarik dalam literature-literatur ekologi di Amerika, Eropa, dan Rusia (Odum,
1993).

Suatu ekosistem dapat diibaratkan sebuah pesawat antariksa yang didesain untuk
menjaga kehidupan para astronot pada kurun waktu tertentu. Secara teori pemeliharaan
pesawat antariksa dapat dilakukan sangat sederhana, yaitu sebuah tangki besar yang di
dalamnya disediakan algae mikroskopis yang diletakkan di jendela pesawat tersebut. Hal
ini dimaksudkan agar algae yang diletakkan di jendela terkena sinar matahari sehingga
dapat melakukan fotosintesis. Dalam proses ini algae menyerap karbon dioksida dan air,
dan dengan menggunakan energi dari sinar matahari untuk membuat bahan dasar menjadi
glucose yang kaya akan energy. Pada tahap selanjutnya, algae menggunakan glucose dan
nutrisi tambahan yang berasal dari larutan yang ada dalam tangki untuk memelihara
pertumbuhannya dan pembelahan sel. Pada proses fotosintesis, algae juga menghasilkan
oksigen yang dapat dimanfaatkan oleh astronot untuk bernafas dalam tangki

8
tersebut.  Astronot bernafas juga memerlukan oksigen dan melepaskan karbon dioksida,
dan merupakan gas yang dibutuhkan oleh algae dalam proses fotosintesis. Begitu juga
ketika astronot lapar dan haus, mereka juga dengan mudah memanfaatkan algae yang ada
dalam tangki untuk sup sebagai makanan mereka. Pada waktu akan membuat sup
berikutnya, algae akan memproduksi sejumlah bagian algae yang telah dimanfaatkan oleh
astronot. Tentu saja astronot mengeluarkan kotoran dan dalam kurun waktu tertentu
terjadi penguraian (dekomposisi), akhirnya akan menghasilkan air dan nutrisi ke dalam
tangki yang dibutuhkan algae sebagai bahan kehidupannya (Nebel, 1981).

Organisme terdapat di laut, di padang pasir, di hutan atau sebagainya. Setiap


organisme hidup dalam lingkungan masing-masing. Lingkungan biotik dan abiotik
(Soemarwoto. 1989 : 73).

Siklus nutrisi adalah perpindahan unsure kimia dari lingkungan ke dalam tubuh
organisme hidup, dan dari organisme hidup kembali ke lingkungan. Secara keseluruhan
pengertian siklus nutrisi dapat dijelaskan dengan konsep organik dan anorganik. Istilah
organic adalah berasal dari kata organisme, yang menunjukkan suatu kehidupan, apakah
sebagai kehidupan: tumbuhan, hewan, atau mikroba. Jadi organik dalam pengertian
umum berarti semua benda yang hidup (organisme) yang meliputi monera, protista, fungi,
tumbuhan, dan hewan. Sebaliknya anorganik menunjukkan segala sesuatu yang berasal
bukan dari organisme hidup. Contoh batuan, mineral, metal, udara, dan air yang
senantiasa dibutuhkan oleh makhluk hidup tetapi ini semua bukan makhluk hidup, karena
disebut anorganik (Sudarmadji, 2004 : 16).

Prinsip kedua dalam ekosistem adalah kebutuhan energy bagi organisme.


Kebutuhannya dapat dimengerti dengan mudah atau dengan menganalogikan, jika kita
hendak membangun sebuah rumah, yang oertama kali kita butuhkan tentu kebutuhan
dasar rumah. Misalnya batu, pasir, batu merah, semen, paku, dan lain-lain; kemudian kita
baru menyusun material tersebut menjadi sebuah rumah. Tentu saja kegiatan membangun
rumah ini membutuhkan energi (Sudarmadji, 2004 : 17).

Energy yang dimiliki oleh setiap organisme hidup adalah energy kimia yang
diperoleh dari makanannya dalam bentuk protein, karbohidrat, lemak, dan sebagainya.
Energy tersebut diciptakan pertama kali pada tingkatan produsen, yaitu tum buhan hijau
dengan mengubah energy matahari ke dalam bentuk energy potensial. Energy potensial
adalah energy yang tersimpan dan dapat digunakan untuk melakukan kerja, contohnya
protein, karbohidrat, dan lemak. Adapun energi kinetik merupakan energy yang

9
terlepaskan atau energy yang dibebaskan oleh organisme berupa energy gerak
(Indriyanto, 2010 : 29).

Komunitas dari suatu ekosistem berinteraksi satu sama lain dan juga berinteraksi
dengan lingkungan abiotik. Interaksi suatu organisme dengan lingkungannya terjadi
utnuk kelangsungan hidupnya. Struktur trifik terdiri dari tingkat-tingkat trofik. Tingkat
trofik pertama adalah kelompok organisme autotrof. Tingkat trofik kedua dan selanjutnya
adalah kelompok organisme heterotrof. Organisme autotrof disebut juga produsen.
Organisme heterotrof disebut juga konsumen. Konsumen primer adalah organisme
pemakan produsen atau disebut herbivore. Konsumen sekunder merupakan organisme
pemakan konsumen primer (karnivora). Konsumen tersier adalah organisme pemakan
konsumen sekunder (Aryulina, 2004 : 279-280).

Cahaya matahari merupakan sumber utama energy bagi kehidupan. Energy


cahaya matahari masuk ke dalam komponen biotic melalui produsen. Oleh produsen,
energy cahaya matahri di ubah menjadi energy kimia. Energy kimia mengalir dari
produsen ke konsumen dari berbagai tingkat trofik melalui jalur rantai makanan. Energy
kimia yang diperoleh organisme digunakan untuk kegiatan hiduonya sehingga dapat
tumbuh dan berkembang (Aryulina, 2004 : 281).

Kekekalan struktur suatu ekosistem menghasilkan satu macam organisme dalam


suatu kelompok yang diwakili tidak hanya individu-individu yang statis, melainkan oleh
perkembangbiakan populasi. Masing-masing populasi adalah dapat berubah pada
perubahan genetika, sebagai respon terhadap perubahan lingkungan yang berlangsung
sedikit demi sedikit; sebagi dasar generika dari perubahan populasi, maka seluruh struktur
ekosistem dapat secara berangsur-angsur mengalami perubahan pula (Nebel, 1981).

Materi, seperti energi, tidak bisa diciptakan atau dihancurkan. Hukum kekekalan
masaa (law of conservation mass) ini sama pentingnya dengan hukum-hukum
termodinamika bagi para ahli ekologi ekosistem. Karena massa bersifat kekal, kita dapat
menentukan seberapa banyak unsur kimia yang didaur di dalam suatu ekosistem, atau
diperoleh atau hilang dari ekosistem itu seiring waktu (Campbell, 2008 : 407).

Ekosistem merupakan kesatuan dari seluruh komponen yang membangunnya. Di


dalam suatu ekosistem terdapat proses yang saling terkait dan memeranguhi antar sema
komponen. Pada suatu ekosistem terdapat komponen yang hidup (biotic) dan komponen
tak hidup (abiotik).

10
Dalam ekosistem, keberadaan komponen abiotik sangat mempengaruhi
komponen bitik. Misal: tumbuhan dapat hidup baik apabila lingkungan memberikan
unsur-unsur yang dibutuhkan tumbuhan tersebut, yaitu air, udara, cahaya, dan garam-
garam mineral. Begitu juga sebaliknya komponen biotik sangat mempengaruhi komponen
abiotik. Misal: tumbuhan yang ada di hutan sangat memengaruhi keberadaan air,
sehingga mata air dapat bertahan dan tanah menjadi subur. Tetapi apabila tidak ada
tumbuhan, air tidak dapat tertahan sehingga dapat menyebabkan tanah longsor dan
menjadi tandus (Rahmawati, 2012 : 58).

Ketergantungan antar komponen biotic dapat terjadi melalui :

1.      Rantai makanan

Yaitu perpindahan materi dan energy melalui proses makan dan dinamakan dengan
urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi.
Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan,
maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen.

2.      Jaring-jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama
lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperti jaringan-jaringan. Jaringan-jaringan
makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis
makhluk hidup lainnya.

Ketergantungan antara komponen biotic dan abiotik dapat terjadi melalui siklus
materi seperti :

1.      Siklus karbon

2.      Siklus air

3.      Siklus nitrogen

4.      Siklus sulphur

Siklus ini berfungsi untuk mencegah suatu bentuk materi menumpuk pada suatu
tempat. Ulah manusia telah membuat suatu sistem yang awalnya siklis menjadi nonsiklis,
manusia cenderung mengganggu kesetimbangan lingkungan (Hutagalung, 2010 :  14-15).

Telah dijelaskan bahwa interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya


membentuk ekosistem. Dengan beranekaragamnya kondisi lingkungan dan
keanekaragaman hayati, maka terbentuklah keanekaragaman ekosistem. Masing-masing

11
ekosistem memiliki keanekaragaman makhluk hidup tertentu pula. Beberapa ekosistem
itu antara lain :

1.      Ekosistem hutan bakau, terdapat di daerah pantai.

2.      Ekosistem hutan hujan tropis, terdapat di sebagian besar kepulauan Indonesia.

3.      Ekosistem padang rumput (Savana).

4.      Ekosistem sawah, terdapat di daerah pertanian.

5.      Ekosistem kota, terdapat di perkotaan (Syamsuri, 2004 : 99).

Tahapan pokok bekerjanya ekosistem adalah sebagai berikut :

a.       Penerimaan radiasi energy matahari.

b.      Penyusunan bahan organik dari bahan anorganik oleh produsen.

c.       Pemanfaatan produsen oleh konsumen dan selanjutnya diolah dengan sangat teliti.

d.      Setelah produsen dan konsumen mati senyawa organic kompleks diubah dan akhirnya
menjadi bentuk yang tersedia untuk digunakan kembali oleh produsen (Sedhana, 1983 :
49-50).

E. Prosedur Percobaan
a) Lakukan pengukuran suhu dan intensitas cahaya di tiga tempat dalam satu
area. (Ekosisitem Sawah, Ekosistem Buatan/taman/kolam, Ekosistem
ladang)
b) Lakukan pengukuran suhu dan intensitas cahaya di area yang berbeda
dengan area sebelumnya. Pengukuran juga dilakukan di tiga tempat, persis
seperti langkah ke-1.
c) Hitung semua organisme pada setiap area, kelompokkan menjadi produsen
dan konsumen.
d) Catat data pengamatan yang dilakukan.
e) Buatlah data ke dalam bentuk tabel lalu ubah ke dalam bentuk diagram.

F. Hasil Pengamatan

12
Tabel 1. Hasil pengamatan terhadap kondisi mikroklimat lokasi pengamatan
Parameter
Ulangan ke Intensitas cahaya
Suhu (0C ) Kelembaban (%)
(cd)
1 240C 80% 1029 cd
2 240C 85% 1290 cd
3 250C 85% 1345 cd

Tabel 2. Hasil pengamatan ekosistem


No Lokasi Pengamatan Komponen Biotik Komponen Abiotik
1  Bunga (a,b.c,dll)  Air
Ekosistem  Rumput(a,b,c.dll)  Suhu
lingkungan  Lumut  Tanah
Halaman  Ayam  Pasir
 Anjing  Suhu
 Lalat  Cahaya
 Serangga matahari
 Kupu-kupu  Kelembapan
 Suara ayam
 Suara anjing
 Batu
2  Pohon jeruk  Air
Ekosistem  Tikus  Suhu
pertanian jeruk  Tupai  Kelembapan
 Rumput (a,b,c,dll)  Cahaya
 Belalang matahari
 Ulat  Suara burung
 Anjing  Suara anjing
 Burug  Tanah
 Ular  Pasir
 Keong  Batu
 Kupu-kupu

13
3  Ikan  Air
Ekosistem Kolam  Laba-laba  Suhu
Ikan  Lalat  Cahaya
 Serangga matahari
 Kupu-kupu  Tanah
 Cacing  Pasir
 Semut  Batu
 Belalang  Kelembapan
 Jangkrik  Suara air
 Burung  Suara kodok
 Ular  Suara burung
 Kodok  Suara jangkrik
 Tikus
 Tupai

Tabel 3. Hasil Pengamatan Rantai Makanan


No Lokasi Pengamatan Rantai Makanan yang terjadi
1  Rumput/bunga -> serangga,
Ekosistem lingkungan Halaman ayam

2  Tupai -> biji-bijian dan
Ekosistem pertanian jeruk buah-buahan -> Rubah/
tupai -> Tikus -> Serangga
-> anjing

3  Pohon -> Burung Gereja ->


Burung Elang Pohon ->
Jangkrik -> Burung Pipit ->
Burung Elang.
 Rumput -> Jangkrik ->
Tikus -> Burung Elang.

14
Ekosistem Kolam Ikan  Rumput -> Jangkrik ->
Tikus -> Ular -> Burung
Elang.
 Rumput -> Tikus -> Burung
Elang.
 Pohon -> Jangkrik -> Tikus
-> Burung Elang.
 Pohon -> Jangkrik -> Tikus
->Ular -> Burung Elang.
 Rumput -> Jangkrik ->
Burung Pipit -> Burung
Elang.

Rumput -> Tikus -> Ular ->


Burung Elang

G. Pertanyaan – Pertanyaan
1. Berdasarkan diagram yang kalian buat, bagaimana kaitan antara komponen biotik
dengan komponen abiotik?.
Jawaban:
Hubungan antara biotik dan abiotik merupakan dua komponen yang saling
berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. karena abiotik terdiri dari
suhu,air,sinar matahari dll sendangkan biotik terdiri dari hewan, tumbuhan dan
mikroorganisme. hewan tidak bisa hidup tanpa adanya air
Komponen abiotik mempengaruni komponen biotik, menjadi sumber energi, dan
kelansungna hidup komponen biotik
Biotik, hewan tumbuhan, sangat perlu air, O2, tempat hidup. Jumlah komponen
abiotik sangat dipengaruhi komponen biotik. Uap air, gas O2, O2, jumlahnya
dipengaruhi komponen biotik.

2. Apa perbedaan rantai makanan dan jaring makanan?


Jawaban:
Perbedaan rantai makanan dengan jaring jaring makanan: Pada rantai
makanan organisme hanya memakan satu jenis organisme saja, sedangkan
pada jaring jaring makanan organisme memakan organisme lainnya yang tidak hanya
satu jenis saja.

15
a. Perbedaan secara umum antar rantai makanan dengan jaring-jaring makanan
adalah rantai makanan merupakan bagian dari jaring jaring makanan atau rantai
makanan hanya proses makan di makan dengan sekala lebih kecil, sedangkan jaring
jaring makanan merupakan proses  atau sekumpulan dari rantai makanan dengan
skala yang lebih besar dan luas.
b. Didalam jejaring makanan stabilitas peningkatan ekosistem dikarenakan oleh
kehadiran jaring-jaring makanan yang kompleks.
Rantai makanan tidak berpegaruh pada peninggkatan adaptasi dan daya saing
makhluk hidup sementara yang lebih kompleks jaring-jaring makanan dapat
meningkatkan kemampuan adaptasi dan daya saing untuk bisa bertahan hidup.

3. Apa yang terjadi jika produsen berkurang?


Jawaban:

Yang akan terjadi jika produsen dalam suatu ekosistem punah adalah rantai makanan
dalam ekosistem tersebut akan berhenti dan lama-kelamaan punah. Produsen
menduduki tingkat trofi I dalam ekosistem akan mempengaruhi tingkat trofi
selanjutnya. Pada intinya jika jumlah suatu individu dalam suatu ekosistem tidak
semestinya, maka akan mengganggu jumlah individu pada rantai makanan dan jaring
makanan ekosistem tersebut. Jika kondisi tersebut terus terjadi akan terjadi
kepunahan pada ekosistem tersebut.

Ekosistem sangat penting untuk kelangsungan hidup semua makhluk hidup.  Ekosistem
merupakan interaksi antara organisme dan lingkungan. Ekosistem tersusun atas dua
komponen yaitu kompone biotik dan abiotik.  

Di dalam ekosistem organisme berperan sebagai produsen, konsumen, dekomposer dan


detritivor. Di dalam ekosistem juga organisme-organisme tersebut terbagi menjadi tingkat
trofik I, II, III dan seterusnya.

Berdasarkan  tingkat trofiknya, maka organisme dalam ekosistem dikelompokkan sebagai


berikut:

1. Tingkat trofik pertama, yaitu semua organisme sebagai produsen. Diduduki oleh
tumbuhan hijau dan alga fotosintetik.
2. Tingkat trofik kedua, yaitu semua organisme yang berstatus sebagai herbivora.
Semua herbivora (konsumen primer) membentuk tingkat trofik kedua.
3. Tingkat trofik ketiga, yaitu semua organisme yang berstatus sebagai karnivora
kecil (konsumen sekunder).
4. Tingkat trofik keempat, yaitu semua organisme yang berstatus sebagai karnivora
besar (karnivora tingkat tinggi).

16
5. Tingkat trofik kelima, yaitu semua organisme yang berstatus sebagai perombak
(dekomposer) atau semua mikroorganisme.

Jika produsen dalam suatu ekosistem habis, maka konsumen I,konsumen II,konsumen III
dan komponen biotik ekosistem tersebut akan mengalami gangguan.  

Gangguan yang dimaksud adalah terjadi ketidakseimbangan jumlah komponen biotik.


Konsumen I sebagai urutan setelah produsen dalam rantai makanan akan mengalami
penurunan yang akan berakibat pada penurunan komponen ekosistem setelahnya, dan
seterusnya.

Sehingga, seiring waktu komponen ekosistem lainnya akan punah atau habis karena
kekurangan makanan dalam rantai makanan ekosistem tersebut.

Dalam suatu ekosistem, baik produsen, konsumen I, konsumen II dan seterusnya jika
jumlahnya mengalami ketidakseimbangan/ salah satunya mengalami kepunahan maka
akan mempengaruhi komponen biotik ekosistem yang lain.

Agar semua komponen ekosistem dan seisinya berjalan dengan teratur, maka dibutuhkan
ekosistem yang bersifat dinamis dan seimbang.

Ekosistem dapat dikatakan seimbang jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut:  

1. Terdapat interaksi di dalamnya meliputi aliran energi, rantai makanan, jaring-


jaring makanan, piramida ekologi, daur biogeokimia dan produktivitas lingkungan
tersebut. Dari pola-pola tersebut pertumbuhan dan perkembangan organisme berlangsung
alami sehingga tidak ada organisme yang mendominasi terhadap organisme lainnya.
2. Lingkungan yang mampu mempertahankan terhadap gangguan alam, baik
gangguan secara alami maupun buatan.
3. Terbentuknya lingkungan yang klimaks, yaitu lingkungan yang banyak
ditumbuhi pohon-pohon (terbentuknya hutan).
4. Lingkungan yang memiliki daya dukung lingkungan, yaitu lingkungan yang
mampu mendukung semua kehidupan organisme, karena dalam lingkungan terdapat
berbagai sumber daya alam (hayati dan non hayati).

Lingkungan atau ekosistem seimbang tersebut dapat sewaktu-waktu mengalami


perubahan. Adanya perubahan pada salah satu komponen dalam lingkungan
menyebabkan segala proses dalam ekosistem terganggu.  

17
Terdapat dua faktor penting yang menyebabkan tergangunya ekosistem, yaitu:

Faktor alam  

Faktor alam adalah faktor yang terjadi akibat bencana alam.  

 Misalnya : banjir, gempa bumi, gunung meletus, tsunami dan lain sebagainya. Jika
suatu lingkungan terkena bencana biasanya akan terdapat salah satu komponen yang
rusak sehingga menyebabkan lingkungan menjadi tidak seimbang.

Faktor manusia

Dengan bertambahnya populasi manusia, munculah konflik antara kebutuhan untuk


memenuhi keperluan dan keharusan untuk melindungi alam sekitar.  
Aktivitas manusia yang tidak direncanakan dengan baik dapat merusak lingkungan.

H. Pembahasan

Pada pratikum kali ini pada komponen biotic dan abiotik saya mengambil 3
ekosistem diantaranya ekosistem lingkungan halaman, ekosisem pertanian jeruk, dan
ekosistem kolam ikan. Dimana di setiab ekosistem memiliki suhu, kelembapan,
cahaya matahari dan daya angin yang berbeda beda. Serta jaringan dan hasil
komponen biotic rata-rata berbedadan ada sebagian sama seperti yang dilihat pada
hasil di atas.

Di dalam sebuah ekosistem yang saya ambil, terdapat pengaruh-pengaruh abiotik


yang kadang tidak kasat mata atau tidak dapat kita hitung jumlahnya. Pengaruh
abiotik yang pertama adalah cahaya matahari. Cahaya matahari adalah komponen
abiotik utama yang berguna sebagai sumber energi primer bagi kehidupan. Terlebih
bagi tumbuhan dan makhluk hidup autotrof lainnya untuk berfotosintesis. Sehingga
kebutuhan mendasar dari sebuah aliran energy dapat terpenuhi. Cahaya matahari
dapat kita lihat secara kasat mata, tetapi tidak dapat kita sentuh dan kita hitung
jumlahnya. Cahaya matahari memiliki beberapa spectrum yang bebeda-beda. Tak
semua spektrum sinar matahari bermanfaat untuk fotosintesis, hanya cahaya tampak
merah, nila dan biru yang mampu membantu turut berjalannya proses fototsintesis.
Penyebaran cahaya matahari dipermukaan bumi juga tak merata. Adanya penyusupan
cahaya lain ke dalam air juga terbatas, oleh sebab itu setiap organisme memiliki cara

18
tersendiri untuk beradaptasi terhadap unsur-unsur cahaya tersebut. Faktor cahaya juga
berkaitan dengan faktor suhu. Meskipun suhu dapat kita rasakan, namun suhu
tersebut tidak dapat kita sentuh dan kita lihat secara kasat mata. Makhluk hidup
memiliki suhu optimum tertentu untuk kelangsungan hidupnya. Reaksi kimia dalam
tubuh organisme juga sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Sempitnya sebaran
suhu yang memungkinkan proses biokimia dapat berlangsung secara efisien,
menunjukan jika organisme di manapun mereka hidup. Suhu adalah komponen yang
sangat berpengaruh terhadap proses fisiologis yang berlangsung dalam tubuh
makhluk hidup. Proses fisiologis dalam tubuh makhluk hidup memerlukan enzim.
Aktivitas enzim sendiri sangat dipengaruhi oleh suhu. Enzim bisa bekerja dengan
kisaran toleransi suhu yang relatif sempit. Oleh sebab itu, setiap makhluk hidup
selalu menghindari perubahan suhu lingkungan yang ekstrim dan berusaha untuk
mendapatkan suhu optimum supaya tak menggangu proses fisiologis dalam
tubuhnya.

Selain cahaya matahari dan suhu, juga terdapat abiotik lainnya yaitu air. Air
juga merupakan komponen besar bagi penyusun tubuh makhluk hidup selain
menjadi tempat hidup bagi makhluk hidup yang tinggal dalam air. Oleh sebab itulah
air adalah salah satu komponen yang juga menjadi penentu kelangsungan hidup
makhluk hidup penyusun ekosistem.Beberapa fungsi air adalah sebagai pelarut
mineral-mineral, sebagai tempat hidup atau habitat bagi organisme yang hidup di air,
pertumbuhan tumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji, beberapa dalam
fotosintesis, bagi manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain,
misalnya transportasi bagi manusia, bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah dan
batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk,mengabsorbsi temperature dengan
baik/ mengatur temperature di dalam tanaman, menciptakan situasi emperatur yang
konstan. Perubahan kehidupan dari air ke darat pada beberapa organisme atau siklus
organisme selalu terbentuk pada cara mengatasi kekurangan  air. Masalah lain yang
dihadapi organisme darat di daerah kering adalah tanpa air tidak ada kehidupan dan
sebaliknya, jika ada air maka aka nada kehidupan. Adapun sifat air terdiri atas sifat
kimia air. Kepekatan air berhubungan dengan salinitas air, karena bervariasinya
garam mineral yang terlarut dalam air. Hal ini sangat mempengaruhi pola kehidupan
organisme. Pola kehidupan orgnisme di air yang salinitasnya rendah sangat berbeda
dengan pola kehidupan organism di air yang salinitasnya tinggi. Selain itu ada sifat
jelek air, yaitu aliran air yang deras, suhu air yang tinggi dan keadaan air lain yang

19
merugikan organisme lain.     Keberadaan air dalam setiap ekosistem sangat
menentukan kelangsungan hidup semua organisme yang ada di dalamnya..
kandungan air di berbagai lingkungan berbeda. Oleh karena itu, pada kondisi
lingkungan yang kandungan airnya berbeda akan ditemukan organisme yang
berbeda.Seperti ikan yang hidup di air tawar berbeda dengan ikan yang hidup di laut.

Pengaruh abiotik lainnya yang juga sangat berpengaruh terhadap ekosistem


yaitu udara. Udara atau gas merupakan komponen penyusun atmosfer bumi yang
hanya dapat kita rasakan dan tidak dapat kita sentuh dan lihat secara kasat mata.
Komponen udara seperti oksigen, karbon dioksida, nitrogen dan hidrogen juga
termasuk komponen terpenting untuk kehidupan makhluk hidup baik untuk
pernafasan, metabolisme tubuh dan siklus-siklus lain. Sebagian gas-gas yang ada
diudara akan turun ke tanah dan mampu bersenyawa dengan tanah sehingga
menyebabkan tanah lebih subur karena kaya akan zat dan mineral. Pengaruh abiotik
yang selanjutnya adalah kelembaban. Kelembaban adalah jumlah kadar air yang
terdapat di udara dan biasanya dapat diukur dengan alat bernama Hygrometer yang
memiliki satuan persen (%). Kelembaban udara ini sangat berpengaruh terhadap
evapotranspirasi (penguapan air). Evapotranspirasi yang terjadi pada makhluk hidup
memiliki pengaruh terhadap kesediaan air dalam tubuh makhluk hidup. Ketersediaan
air dalam tubuh makhluk hidup ini tentu memberikan pengaruh yang begitu besar
terhadap proses metabolisme tubuh. Pengaruh abiotik lainnya adalah arus angin. 
Angin adalah pergerakan udara yang disebabkan oleh perbedaan suhu antara tempat-
tempat tertentu. Arus angin juga disebut dengan aliran angin yang mengalir di alam.
Arus angin ini berfungsi untuk menjaga kesuburan tanah, dimana arus angin
memiliki pengaruh terhadap penguapan air dari daun tumbuhan dan hewan.
Ekosistem juga dipengaruhi faktor abiotik berupa pH (potensial Hidrogen/Derajat
Keasaman). Kondisi tanah atau air maupun media hidup makhluk hidup
dilingkungan disebut juga dengan pH. pH memiliki pengaruh terhadap kecepatan
metabolisme dan kemampuan adaptasi makhluk hidup yang mendiaminya sehingga
dapat berpengaruh terhadap distribusi makhluk hidup dimuka bumi. Iklim juga turuh
mempengaruhi ekosistem. Iklim adalah keadaan cuaca (kelembaban udara, suhu,
curah hujan dan sebagainya). Sepanjang tahun, suhu disuatu tempat akan
berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah dan distribusi tumbuhan dan hewan.
Topografi juga turut mempengaruhi sebuah ekosistem. Topografi merupakan faktor
altitude (ketinggian suatu tempat dari permukaan laut) dan latitude (letak lintang
suatu tempat yang diukur dari khatulistiwa) suatu tempat. Topografi juga disebut

20
dengan kombinasi antara posisi lintang suatu tempat dipermukaan bumi dengan
tinggi rendahnya permukaan laut. Topografi ini berpengaruh terhadap ikilm,
sedangkan iklim sendiri sangat mempengaruhi tingkat kesuburan tanah yang juga
akan memberikan pengaruh terhadap persebaran makhluk hidup. Arus dan ombak
juga mempengaruhi sebuah ekosistem terutama ekosistem air. Arus air dan ombak
merupakan pola pergerakan air yang disebabkan oleha rus angin ataupun gaya
gravitasi bumi. Arus air dan ombak ini memiliki pengaruh terhadap pola adaptasi
makhluk hidup sehingga dapat bertahan dalam ekosistemnya. Dan komponen abiotik
lain yang mempengaruhi sebuah ekosistem adalah salinitas.Kepentingan salinitas
dapat dilihat secara tajam di spesies laut dan air tawar. Salinitas juga berpengaruh
terhadap distribusi hewan-hewan di daerah pasang surut atau pertemuan sungai dan
laut. Hewan-hewan di area ini mempunyai kemampuan untuk adaptasi fisiologi atau
adaptasi tingkah laku untuk dapat bertahan terhadap turun naiknya (fluktuasi)
salinitas harian yang mengikuti irama psang surut air laut. Tak lupa pengaruh tanah
bagi ekosistem, keberadaan suatu ekosistem juga dipengaruhi oleh kondisi
tanah.Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme terutama tumbuhan.Adanya
tumbuhan akan menjadikan suatu daerah memiliki berbagai organisme pemakan
tumbuhan dan organisme lain yang memakan pemakan tumbuhan tersebut, artinya
tanah mempengaruhi kelangsungan hidup organisme dalam suatu ekosistem. Jenis
tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda.
Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme,
terutama tumbuhan. Manusia dapat memanfaatkan tanah lebih besar dibandingkan
dengan organism lain, namun perlakuan manusia yan berlebihan pada tanah dapat
menyebabkan hilangnya kesuburan tanah dan tanah menjadi gersang. Tanah
terbentuk dari proses pengahncran atau pelapukan dari batuan induk menjadi bentuk-
bentuk berupa partikel yang sangat halus. Hujan, angin, air, suhu, aliran sungai, salju
serta lumut kerak (Lichenes) merupakan factor-faktor yang berperan dalam proses
terjadinya tanah. Proses ini dikenal dengan istilah hancuran iklim. Tanah tersusun
atas bahan-bahan mineral 45%, bahan organik 5%, air 25%, dan udara 25%, Bagi
kehidupan tanaman, tanah dengan komponen penyusunnya yang menyatu berfungsi
sebagai media tempat geraknya tanaman, gudang unsur hara bagi keperluan nutrisi
tanaman, tempat pesediaan air bagi tanaman, dan tempat persediaan oksigen tanah.
Tanah meupakan medium yang porous. Dapat menahan air, dapat meneruskan
sebagian yang berasal dari air hujan maupun air dalam tanah itu sendiri. Kualitas
tanah bisa dilihat dari derajat keasaman (pH),tekstur (komposisi partikel tanah), dan
kandungan garam mineral atau unsur haranya.

21
            Sesuai dengan teori yang ada, bahwa antara komponen biotik dan
komponen abiotik dimanapun itu akan selalu membentuk sebuah rantai makanan,
jaring-jaring makanan, aliran energy, maupun siklus nutrisi. Rantai makanan adalah
peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan urutan tertentu. Dalam
rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai produsen,  konsumen, dan
dekomposer. Pada rantai makanan tersebut terjadi proses makan dan dimakan dalam
urutan tertentu.  Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut
tingkat trofik. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu
menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof
dengan kata lain sering disebut produsen. Organisme yang menduduki tingkat tropik
kedua disebut konsumen  primer atau konsumen I. Konsumen I biasanya diduduki
oleh hewan herbivora. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut
konsumen sekunder atau Konsumen II, diduduki oleh hewan pemakan daging yang
disebut karnivora dan seterusnya. Organisme yang menduduki tingkat tropik
tertinggi disebut konsumen puncak. Jaring-jaring makananadalah gabungan dari
rantai-rantai makanan yang berhubungan dikombinasikan atau digabung, yang
tumpang tindih dalam ekosistem. Aliran energi dalam ekosistem adalah proses
berpindahnya energi dari suatu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya yang dapat
digambarkan dengan rantai makanan atau dengan piramida biomasa. Ekosistem
mempertahankan diri dengan siklus energi dan nutrisi yang diperoleh dari sumber
eksternal. Pada tingkat trofik pertama, produsen primer (tumbuhan, alga, dan
beberapa bakteri) menggunakan energi matahari untuk menghasilkan bahan tanaman
organik melalui fotosintesis. Hewan Herbivora yang makan hanya pada tanaman
membuat tingkat trofik kedua. Predator yang memakan herbivora terdiri dari tingkat
trofik ketiga, jika predator yang lebih besar hadir, mereka mewakili tingkat trofik
lebih tinggi lagi. Organisme yang makanan pada beberapa tingkat trofik (misalnya,
beruang grizzly yang memakan buah dan salmon) diklasifikasikan pada tertinggi
tingkat trofik di mana mereka makan. Ada pula dekomposer, yang meliputi bakteri,
jamur, jamur, cacing, dan serangga, memecah limbah dan organisme mati dan
kembali nutrisi ke dalam tanah.
Suatu ekosistem sangat memerlukan adanya kesetimbangan di dalamnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan ekosistem yang pertama adalah
penggunaan bahan kimia, misalnya untuk meningkatkan hasil pertanian, para petani
melakukan pemupukan dan pemberantasan hama. Pupuk dari bahan kimia saat ini
lebih banyak dipakai daripada pupuk alami. Contoh pupuk dari bahan kimia adalah

22
urea, NPK, dan ZA. Adapun contoh pupuk alami adalah pupuk kandang dan
kompos. Faktor yang kedua adalah penebangan hutan.Jika penebangan hutan
dilakukan secara besar-besaran tanpa terkendali, terjadilah hutan gundul yang dapat
menyebabkan banjir, erosi, dan tanah longsor. Akibat yang lebih merugikan lagi
adalah punahnya beberapa jenis makhluk hidup yang ada di hutan. Oleh karena itu,
harus ada keseimbangan antara penebangan hutan dan penanaman hutan kembali.
Faktor yang ketiga yaitu pemburuan liar. Perburuan liar dapat menyebabkan hewan
menjadi punah. Akibatnya keseimbangan ekosistem menjadi terganggu. Faktor yang
keempat adalah penggunaan kendaraan bermotor. Bahan bakar dibutuhkan untuk
menjalankan kendaraan bermotor. Bahan bakar dapat berupa bensin dan solar.
Pembakaran bahan bakar menyebabkan polusi udara. Pembakaran tersebut
menghasilkan gas karbon diokasida. Akibatnya, jumlah karbon dioksida semakin
banyak. Bumi pun menjadi makin panas, sehingga menyebabkan beberapa makhluk
hidup kesulitan untuk menyesuaikan diri. Keseimbangan lingkungan menjadi
terganggu. Faktor kelima adalah pengeboran minyak bumi. Pengeboran minyak
bumi dapat merusakan lingkungan terutama di laut. Pencemaran akan makin parah
jika selama prose pengeboran dan pengangkutan terjadi kebocoran. Kebocoran itu
membuat laut menjadi tercemar, dan menyebabkan banyak biota-biota laut yang
teracuni oleh zat-zat yang sedang dibor. Faktor selanjutnya adalah perusakan
terumbu karang. Terumbu karang memiliki bentuk dan warna yang indah. Itulah
sebabnya, ada sebagian orang mengambil terumbu karang untuk dijadian hiasan.
Akibatnya ikan-ikan di laut kahilangan tempat tinggal. Jika dibiarkan, lama-
kelamaan ikan yang bertempat tinggal di terumbu karang dapat punah karena sudah
tidak ada tempat yang dapat digunakan untuk mempertahankan dirinya dari serangan
predator ataupun untuk kegiatan lainnya. Faktor yang terkhir adalah pembuangan
limbah sampah. Jika pengolahan sampah tidak dilakukan dengan benar, terjadilah
kerusakan lingkungan. Sungai yang kotor dan berbau busuk merupakan hasil
pembuangan sampah dan limbah di sungai. Lingkungan sungai rusak dan hewan
yang hidup di dalamnya mati karena keracunan limbah-limbah dan sampah tersebu.

I. Kesimpulan
Ekosistem adalah suatu sistem di alam di mana di dalamnya terjadi hubungan
timbale balik antara organisme dengan organisme yang lainnya, serta kondisi
lingkungannya. Ekosistem lengkap terdiri atas komponen abiotik dan biotik.

23
Keduanya saling berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung, serta saling
mempengaruhi satu sama lain.

J. Daftar Pustaka

Aryulina,  Dyah. 2004. Biologi I. Jakarta : Erlangga.

Campbell, Neil. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Hutagalung. 2010. Ekologi Dasar. Jakarta : PT Pustaka.

Indriyanto. 2010. Ekologi Hutan. Jakarta : Bumi Aksara.

Waluyo,  Joko. 2013. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jember : Jember University


Press.

Nebel, B. J. 1981. Environmental Science, the way the world works.Englewood Cliffs:


Prentice-Hall, Inc.

Odum, E. HLM. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Terjemahan oleh Tjahjono Samingan


dari bukuFundamentals of Ecology. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Purnomo, dkk. 2005. Biologi. Jakarta : Sunda Kelapa Muda Pustaka.

Rahmawati, Zuliana. 2012. 50 Reaksi Biologi. Jakarta Timur: Nectar.

Resosoedarmo, S., K. Kartawinata, dan A Soegiarto. 1986. Pengantar Ekologi.


Bandung : Remadja Rosda Karya.

Sedhana, Made. 1983. Ekologi Tumbuhan.Jember : Universitas Jember.

Soemarwoto, Idjah. 1980. Biologi Umum, Biosfer, Aneka Makhluk Hidup. Jakarta :


PT. Gramedia.

Soemarwoto, O. 1983. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan.Jakarta :


Penerbit Djambatan.

Sudarmadji. 2004. Pengantar Ilmu Lingkungan. Jember : Universitas Jember.

Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga.

Tim Dosen Pembina. 2013. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember: Universitas


Jember.

24
K. Kesulitan yang dialami: Saran dan Masukan

Sebaiknya para mahasiswa mengetahui dengan mendalam mengenai bab


ekosistem ini. Karena disinilah kita hidup dan berinteraksi dengan segala ciptaan
Tuhan, agar tidak saling merugikan satu sama lain.

25

Anda mungkin juga menyukai