Disusun Oleh
2019
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
KataPengantar…………………………………………………………………..
Daftar Isi…………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………….…….……………….
B. RumusanMasalah………………………………………………………..
C. Manfat……………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ikatan Metalik………………………………….………..….
B. Pengertian Ikatan Ionik……………………………………………
BAB III PENUTUPAN
A. Kesimpulan……………………………………………..………………
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam ilmu kimia kita mengenal berbagai macam ikatan, salah satu
diantaranya ialah ikatan metalik. Teori ikatan metalik manapun harus mampu
menjelaskan sifat utama logam, khususnya sifat hantaran listriknya yang sangat
tinggi. Selain itu, teori tersebut juga harus mampu menjelaskan sifat logam dalam
hal hantaran bahang (kalor) atau konduktivitas termal dan sifat pantulan atau
reflektivitas yang tinggi.
Diantara teori ikatan metalik yang ada, yang paling sederhana adalah
model lautan elektron. Dalam model ini, setiap elektron valensi mampu bergerak
bebas di dalam tumpukan bangun logam, dan oleh karena itu dipakai dipakai
istilah lautan elektron, dan bahkan meninggalkannya sehingga menghasilkan ion
positif. Elektron valensi inilah yang membawa dan menyampaikan arus listrik.
Gerakan elektron valensi ini juga memindahkan bahang dalam logam.
Kelemahannya, model ini tidak menjelaskan sifat logam yang berkaitan dengan
daya pantul yang tinggi.
B. Rumusan Masalah
C. Manfaat
4
BAB II
PEMBAHASAN
Adalah orbital yang rapatan elektron ikat terpusat mendekat pada daerah
antara kedua inti atom yang bergabung. Teori orbital molekular mengandaikan
bahwa apabila dua atom atau lebih bergabung membentuk suatu spesies, maka
spesies ini tidak lagi memiliki sifat orbital atomik secara individual, melainkan
membentuk orbital molekular yang elektron-elektronnya dipengaruhi secara
serentak oleh kedua inti atom yang bergabung.
5
Pada kristal semikonduktor instrinsik Si, sel primitifnya berbentuk kubus.
Ikatan yang terjadi antar atom Si yang berdekatan adalah ikatan kovalen. Hal ini
disebabkan karena adanya pemakaian 1 buah electron bersama () oleh dua atom Si
yang berdekatan.
Menurut teori pita energi, pada T = 0 K pita valensi semikonduktor terisi
penuh elektron, sedangkan pita konduksi kosong. Kedua pita tersebut dipisahkan
oleh celah energi kecil, yakni dalam rentang 0,18 - 3,7.
Silikon dan germanium merupakan dua jenis semikonduktor yang sangat
penting dalam elektronika. Keduanya terletak pada kolom empat dalam tabel
periodik dan mempunyai elektron valensi empat. Struktur kristal silikon dan
germanium berbentuk tetrahedral dengan setiap atom memakai bersama sebuah
elektron valensi dengan atom-atom tetangganya. Gambar 2.1 memperlihatkan
bentuk ikatan kovalen dalam dua dimensi. Pada temperatur mendekati harga nol
mutlak, elektron pada kulit terluar terikat dengan erat sehingga tidak terdapat
elektron bebas atau silikon bersifat sebagai insulator.
6
Energi yang diperlukan mtuk memutus sebuah ikatan kovalen adalah
sebesar 1,1 eV untuk silikon dan 0,7 eV untuk germanium. Pada temperatur ruang
(300K), sejumlah elektron mempunyai energi yang cukup besar untuk melepaskan
diri dariikatan dan tereksitasi dari pita valensi ke pita konduksi menjadi elektron
bebas (gambar 2.2). Besarya energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron
dari pita valensi ke pita konduksi ini disebut energi terlarang (energy gap). Jika
sebuah ikatan kovalen terputus, maka akan terjadi kekosongan atau lubang (hole).
Pada daerah dimana terjadi kekosongan akan terdapat kelebihan muatan positif,
dan daerah yang ditempati elektron bebas mempunyai kelebihan muatan negatif.
Kedua muatan inilah yang memberikan kontribusi adanya aliran listrik pada
semikonduktor murni. Jika elektron valensi dari ikatan kovalen yang lain mengisi
lubang tersebut, maka akan terjadi lubang baru di tempat yang lain dan seolah-
olah sebuah muatan positif bergerak dari lubang yang lama ke lubang baru.
Proses aliran muatan ini, yang biasa disebut sebagai “arus drift” dapat
dituliskan sebagai berikut “Peristiwa hantaran listrik pada semikonduktor adalah
akibat adanya dua partikel masing-masing bermuatan positif dan negatif yang
bergerak dengan arah yang berlawanan akibat adanya pengaruh medan listrik”.
J npqn p
7
Dimana:
Karena timbulnya lubang dan elektron terjadi secara serentak, maka pada
semikonduktor murni, jumlah lubang sama dengan jumlah elektron.
8
Mekanisme ini dilakukan dengan jalan memberikan atom pengotor ke bahan
semikonduktor murni sehingga apabila atom pengotor memiliki kelebihan
elektron valensi (valensi 5) akan terdapat elektron bebas yang dapat berpindah.
Karena mengandung atom-atom pengotor, pembawa muatan didominasi oleh
elektron saja atau lubang saja. Apabila semikonduktor murni diberikan pengotor
dengan valensi kurang (valensi 3) maka akan terbentuk area kosong (hole) yang
menjadi pembawa muatan. Mekanisme ini menentukan jenis semikonduktor yang
dibentuk (tipe – N atau tipe – P).
a. Semikonduktor tipe-n
Dapat dibuat dengan menambahkan sejumlah kecil atom pengotor
pentavalen (antimony, phosphorus atau arsenic) pada silikon murni. Atom-atom
pengotor (dopan) ini mempunyai lima elektron valensi sehingga secara efektif
memiliki muatan sebesar +5q. Saat sebuah atom pentavalen menempati posisi
atom silikon dalam kisi kristal, hanya empat elektron valensi yang dapat
membentuk ikatan kovalen lengkap, dan tersisa sebuah elektron yang tidak
berpasangan (lihat gambar 2.3). Dengan adanya energi thermal yang kecil saja,
sisa elektron ini akan menjadi elektron bebas dan siap menjadi pembawa muatan
dalam proses hantaran listrik. Material yang dihasilkan dari proses pengotoran ini
disebut semikonduktor tipe-n karena menghasilkan pembawa muatan negatif dari
kristal yang netral. Karena atom pengotor memberikan elektron, maka atom
pengotor ini disebut sebagai atom donor.
9
a. Semikonduktor tipe-p
Kita tinjau suatu atom netral. Atom ini mempunyai elektron dan proton
yang sama jumlahnya. Misalkan bahwa ialah satu elektronnya disingkirkan.
10
Sebagai akibatnya, atom tersebut mempunyai suatu muatan positif dan disebut ion
positif. Sebaliknya, jika suatu atom netral diberi satu elektron tambahan, atom
akan bermuatan negatif dan dikenal sebagai ion negatif.
11
Pe
mbawa-pembawa mayoritas dan ion-ion. Gb.1.lubang-lubang dan ion-ion
negative. Gb.2. elektron-elektron bebas dan ion-ion positif
12
Kita dapat memasukkan pengotor berupa atom-atom dari kolom tiga atau lima
dalam tabel periodik (memberi doping) ke dalam silikon atau germanium murni.
Elemen semikonduktor beserta atom pengotor yang biasa digunakan
diperlihatkan pada berikut:
b. Resistansi
Semikonduktor tipe-p atau tipe-n jika berdiri sendiri tidak lain adalah
sebuah resistor. Sama seperti resistor karbon, semikonduktor memiliki
resistansi. Cara ini dipakai untukmembuat resistor di dalam sebuah
komponen semikonduktor. Namun besar resistansi yang bisa didapat kecil
karena terbatas pada volume semikonduktor itu sendiri.
2. IKATAN IONIK
Ikatan ionik adalah hasil dari gaya tarik-menarik satu ion dengan ion-ion
berlawanan muatan di sekelilingnya dalam kisi kristal.
a. PEMBENTUKAN IKATAN IONIK
Persyaratan untuk terjadi ikatan ionik adalah salah satu atom unsur harus
mampu melepas satu atau dua elektron tanpa memerlukan banyak energi, dan
atom unsur lain harus mampu menerima satu atau dua elektron tanpa memerlukan
banyak energi.
b. KARAKTERISTIKA SENYAWA IONIK
1. Senyawa ionik cenderung mempunyai konduktivitas listrik sangat
rendah dalam bentuk padatan, tetapi menghantar listrik sangat baik
pada keadaan leburannya.
13
2. Senyawa ionik cenderung mempunyai titik leleh tinggi.
3. Senyawa ionik biasanya sangat keras tetapi rapuh.
4. Senyawa ionik biasanya larut dalam pelarut polar dengan permitivitas
(tetapan dielektrikum) tinggi.
c. MODEL IONIK DAN UKURAN ION
Menurut model ionik murni, satu atau dua eletron valensi telah berpindah
dari atom berelektonegativitas rendah ke atom berelektronegativitas tinggi.
Perubahan atom menjadi ion mengakibatkan perubahan yang komparatif
besar pada ukurannya. Pembentukan ion logam (kation) dari atomnya biasanya
melibatkan pelepasan semua elektron valensi, sehingga ukuran kation akan
menjadi jauh lebih kecil ketimbang ukuran atom induknya. Sedangkan anion
berlaku sebaliknya. Ukuran ion negatif lebih besar ketimbang atom induknya.
d. KECENDERUNGAN PADA JARI-JARI IONIK
Jari-jari kation semakin kecil untuk sederet spesies isoelektronik dalam
satu periode dengan kenaikan muatan ion. Jari-jari anion semakin kecil untuk
sederet spesies isoelektonik dalam satu periode dengan penurunan muatan ion.
e. KECENDERUNGAN PADA TITIK LELEH
Proses pelelehan melibatkan pemutusan parsial gaya tarik-menarik satu
ion dengan ion-ion yang berlawanan muatan dan mengizinkan ion-ion dapat
bergerak bebas dalam fase cairnya.
Perbedaan titik leleh secara mencolok dapat terjadi karena perbedaan
muatan, yaitu semakin tinggi muatan semakin tinggi pula titik lelehnya.
f. POLARISASI DAN KOVALENSI
Apabila elektron terluar dari anion tertarik begitu kuat ke arah kation
sehingga mengakibatkan terbentuknya ikatan kovalen hingga derajat kovalensi
tertentu, artinya rapatan anion terdistorsi ke arah kation. Distorsi (penyimpangan)
dari bentuk ideal anion ini, yaitu spherical (bentuk bola), disebut polarisasi.
Semakin besar sifat polarisasi anion semakin besar derajat ikatan kovalensinya.
g. Hidrasi Ion
Molekul air bersifat polar (dwikutub), dengan muatan negative lebih terpusat
pada atom oksigen dan muatan positif pada atom hydrogen. Pada proses pelarutan
senyawa ionoik kutub negative oksigen dari molekul air akan mengepung dan
menarik kation, dan kutub positif atom hydrogen dari molekul air mengepung dan
menarik anion.
14
Zat padat dapat diklasifikasi atas dasar tipe ikatan, yaitu ioniok, kovalen,
metalik dan van der Waals, dan atas dasar simetri keistal dalam hal hubungan
antar panjang dan sumbu-sumbu Kristal yaitu kubus, tetragonal, ortorombik,
helsagonal, rombohedral, monoklinik, dan triklinik.
Struktur rutil
Siklus Born-Haber
Salah satu uji manfaat deskripsi model ionik tersebut adalah
kemampuannya menghasilkan perhitungan harga entalpi pembentukan yang
15
akurat, misalnya bagi NaCl. Perlu dicatat bahwa pada proses reaksi pembentukan
−
NaCl(s) dari ion-ionnya, Na (g) dan Cl ( g ) , secara prinsip memungkinkan
+¿¿
1. ΔH A selalu positif, tetapi biasanya relatif kecil dari besar besaran yang
lain dan tidak besar variasinya untuk berbagai senyawa.
2. ΔH IE (energi ionisasi) selalu positif (endotermik) dan besar nilainya
3. ΔH EA (afinitas elektron) halogen selalu eksotermik, tetapi untuk
kalkogen endotermik, hal ini terjadi karena gaya tarik inti terhadap
elektron kedua
4. Dalam berbagai kasus, jumlah energi ionisasi ( ΔH EA ) , ditambah
afinitas elektron ( ΔH EA ) selalu positif (endotermik) dan kestabilan
senyawa ionik terhadap sifat disosiasi menjadi unsur-unsurnya menjadi
bertambah karena adanya kelebihan eksotermik yang ditimbulkan oleh
gaya atraktif antar ion-ion yang berlawanan.
16
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Ikatan metalik model ikatan ialah suatu ikatan antara atom untuk
membentuk senyawa dalam ilmu kimia kita mengenal berbagai macam ikatan
metalik. Diantara teori ikatan metalik yang ada. Yang paling sederhana adalah
model larutan elektron.
Ikatan ionik adalah hasil dari gaya tarik-menarik satu ion dengan ion-ion
berlawanan muatan di sekelilingnya dalam kisi kristal.
17
DAFTAR PUSTAKA
Sugiarto, K.H., Suyanti, R.D. 2010. Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
18
SOAL-SOAL
4. Jelaskan magnesium dan ion tembaga (II) mempunyai jari-jari ionic yang
hampir sama. Ramalkan spesies mana yang mempunyai titik leleh lebih tinggi
antara MgCl₂ dan CuCl₂? Jelaskan
Penyelesaian: MgCl₂ mempunyai ikatan ionic yang sangat kuat hal ini
menyebabkan senyawa MgCl₂ tersebut membutuhkan energi besar sehingga titik
leleh lebih besar dari CuCl₂ MgCl₂ meleleh pada suhu 714ºC dan CuCl₂ meleleh
pada sushu 498ºC.
Penyelesaian:tidak larut, karenah NaCL bersifat polar jadi hanya larut dalam
pelarut polar seeperti air sementara CCL4 bersifat non polar
Penyelesaian : karnah gaya tarik antar molekul kalsium karbonat lebih besar dari
gaya tarik antara molekul kalsium karbonat dengan molekul air
7. Ramalkan spesies mana yang mudah terhidrasi dalam fase padatanyya antara
NaCl dan MgCl₂? Jelaskan.
Penyelesaian:Jawabannya NaCl
Penyelesaian :
19
10. Jelaskan mengapa padatan MgCl₂ lebih mudah larut dalam air sedangkan
MgO tidak?
Penyelesaian: Karena MgO adalah padatan mineral putih yang secara fisik serta
kimiawi stabil pada suhu tinggi. Sedangkan MgCl₂ mudah larut dalam air karna
terjadi gaya tolak menolak, akibatnya MgCl₂ menjadi mudah terpecah-belah.
20