Anda di halaman 1dari 27

DAUN

KELOMPOK II

Indah Riski K.S A 221 15 024

Riki Rianto A 221 15 017

Syarifa Nur A.I A 221 15


A. Perkembangan Daun

B. Tata Letak Daun

C. Bentuk Daun
A. Perkembangan Daun
Daun baru berkembang dari primordial daun yang dibentuk pada meristem apeks.
Primordial daun pada tumbuhan dikotil biasanya terbentuk pada sebagian kecil dari diameter
meristem apeks pucuk, sedangkan pada tumbuhan monokotil, primordial daun terbentuk dan
berkembang pada sekeliling meristem apeks pucuk. Jadi, daun dikotil yang sangat muda tampak
berbentuk seperti pasak, sedangkan daun monokotil tampak seperti kerah baju yang menutupi
seluruh apek pucuk .
Aktifitas diferensial dari meristem daun yang menyebabkan terbentuknya bentuk-bentuk
daun yang berbeda.
Perpanjangan daun
Pelebaran daun
Perkembangan daun seperti inilah yang merupakan dasar bagi terbentuknya basal daun, ujung
daun, tepi daun, dan bentuk geometri daun yang berbeda-beda.
B. Tata Letak Daun atau Filotaksis
Untuk mengetahui bagaimana tata letak daun pada batang, harus ditentukan terlebih dahulu
berapa jumlah daun yang terdapat pada satu buku-buku batang, yang kemungkinan ialah:
1. Pada setiap buku-buku hanya terdapat satu daun saja.
2. Pada tiap-tiap buku-buku batang terdapat dua daun yang berhadap-hadapan.
3. Pada setiap buku-buku batang terdapat lebih dari pada dua daun.
Tipe-tipe Filotaksis
Berdasarkan jumlah daun pada buku-buku batang yang memperlihatkan tiga kemungkinan
diatas dapatlah disebut suatu tipe-tipe mengenai tata letak daun sebagai berikut:
- Folia sparsa (tersebar)
- Berhadapan-berseling (folia decussata)
- Berkarang (folia verticillata)
- Berhadapan-berseling (folia decussata)

Daun mengkudu (Morinda citrifolia L.)

Soka (Ixora paludosa Kurz.)


- Berkarang (folia verticillata)

alamanda (Allamanda cathartica L.)


Deskripsi khusus bagi Filotaksis daun tersebar
Jika pada tiap buku-buku batang hanya terdapat satu daun, maka tata letak daun
dinamakan tersebar (folia sparsa). Walaupun dinamakan tersebar, tetapi jika diteliti justru
akan kita jumpai hal-hal yang sangat menarik, dan akan ternyata bahwa ada hal-hal yang
bersifat beraturan. Jika misalnya pada suatu tumbuhan, batangnya kita anggap mempunyai
bentuk silinder, buku-buku batang sebagai lingkaran-lingkaran dengan jarak yang teratur pada
silinder tadi, dan tempat duduknya daun adalah suatu titik pada lingkaran itu, maka akan kita
temukan hal-hal berikut.
Kalau kita mengambil salah satu titik (tempat duduk daun) sebagai titik tolak, dan kita
bergerak mengikuti garis yang menuju ke titik duduk daun pada buku-buku batang diatasnya
dengan mengambil jarak terpendek, demikian seterusnya, pada suatu saat kita akan sampai pada
suatu daun yang letaknya tepat pada garis vertikal diatas daun pertama yang kita pakai sebagai
pangkal tolak, dan sementara itu kita berputar mengikuti suatu garis spiral yang melingkari
batang tadi. Pada perjalanan melingkar sampai tercapainya daun yang tegak lurus diatas pangkal
tolak, telah kita lewati sejumlah daun yang tertentu.
Jika untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan garis spiral tadi
mengelilingi batang a kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah b, maka
perbandingan keduan bilangan tadi akan merupakan pecahan a/b, yang dinamakan juga:
rumus daun atau divergensi.
Diatas telah diterangkan, bahwa untuk mencapai dua daun yang tegak lurus satu sama lain
telah dilewati sejumlah b daun, berarti pada batang terdapat pula sejumlah b garis-garis tegak
lurus (garis vertikal)yang dinamakan: ortostik.
Garis spiral yang kita ikuti melingkar batang, merupakan suatu garis yang menghubungkan
daun-daun berturut-turut dari bawah ke atas, jadi menurut urut-urutan tua mudanya. Garis
spiral ini dinamakan spiral genetik.
Pecahan a/b selanjutnya dapat menunjukan, jarak sudut antara dua daun berturut-turut, jika
diproyeksikan pada bidang datar. Jarak sudut antara dua daunberturut-turut pun tetap dan
besarnya adalah a/b x besarnya lingkaran =a/b x 360 , yang disebut sudut divergensi.
Jika kita memeriksa berbagai jenis tumbnuhan dengan tata letak daun tersebar, akan ternyata,

bahwa pecahan , 1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21 dst. Jika kita amati dengan seksama angka-angka

yang membentuk pecahan-pecahan tadi, maka deretan angka-angka pecahan yang masing-

masing dapat merupakan rumus dari suatu jenis tumbuhan itu, memperlihatkan sifat berikut:
Tiap suku di belakang suku kedua jadi suku ketiga dst. Merupakan suatu pecahan, yang
pembilangnya dapat diperoleh deangan menjumlah kedua pembilang dua suku yang ada di
depannya, demikian pual penyebutnya, yang merupakan hasil penjumlahan kedua penyebut
dua suku yang didepannya tadi.
Tiap suku dalam deret itu merupakan suatu pecahan yang penyebutnya merupakan selisih
antara penyebut dan pembilang suku yang didepannya, sedang penyebutnya adalah jumlah
penyebut suku didepannya dengan pembilang suku itu sendiri.

Deretan rumus-rumus daun yang memperlihatkan sifat yang begitu karakteristik dinamakan deret
fibonacci.
Penyimpangan dalam Filotaksis
Kadang-kadang pada batang/cabang/ranting yang tumbuh mendatar (plagiotrop), terdapat suatu
penyimpangan pola duduk daun dari pola asalnya. Hal ini dikarenakan pada batang/cabang/ranting
yang tumbuh plagiotrop, daun-daun teratur sedemikian rupa sehingga permukaan daun berada
pada satu bidang datar (horizontal). Dengan demikian setiap helai daun memungkinkan untuk
memperoleh sinar matahari sebanyak mungkin. Daun-daun yang demikian ini dikatakan telah
membentuk mozaik daun.

Bagi cabang-cabang yang mendatar mosaik daun terjadi karena semua daun terlentang ke kiri dan

ke kanan menggunakan bidang datar tersebut seefektif mungkin. Letak daun-daun yang demikian

misalnya pada pohon Alnus.

Bagi cabang-cabang yang tumbuh serong ke atas, daun-daun yang tata letaknya tersebar

menempatkan helaian-helaian daun pada suatu bidang datar pada ujung cabang, helaian daun

muda di tengah dan ke pinggir daun-daun yang lebih tua (biasanya lebih lebar). Hal tersebut

karena tangkai daun-daun menuju ke ujung cabang menjadi semakin pendek. Contohnya pada

pohon Kemiri (Aleurites moluccana Willd.) dan berbagai jenis Begonia tertentu.
Bentuk Roset
Pada berbagai jenis tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, kadang-kadang kelihatan daun-
daun yang duduknya rapat berjejal-jejal, yaitu jika ruas-ruas batang amat pendek, sehingga
duduk daun pada batang tampak hampir sama tinggi, dan sangat sukar untuk menentukan urut-
urutan tua mudanya. Daun-daun yang mempunyai susunan demikian disubut suatu roset (rosula).
Kita membedakan:
Roset akar, yaitu jika batang amat pendek, sehingga semua daun berjejal-jejal di atas tanah,
jadi roset itu amat dekat dengan akar, misalnya pada lobak (Raphanus sativus L.) dan tapak
liman (Elephantopus scaber L.)
Rose batang, jika daun yang rapat berjejal-jejal itu terdapat pada ujung batang, misalnya
pada pohon kelapa (Cocos nucifera L.) dan bermacam-macam palma lainnya.
Roset akar Roset batang
C. Bentuk Daun
Daun tumbuhan memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi, mulai dari yang berbentuk duri
kecil pada kaktus hingga yang berbentuk lebar pada palm. Pada dasarnya daun terdiri dari tiga
bagian, yaitu bagian basal yang berkembang menjadi pelepah (vagina), tangkai daun (petiolus)
dan helaian daun (lamina). Daun yang memiliki ketiga bagian tersebut dinamakan daun
lengkap. Pada sebagian besar tumbuhan, daun hanya terdiri dari satu atau dua bagian saja, yakni
helai daun saja, tangkai dan helai daun, pelepah dan helai daun, atau tangkai daun saja. Daun-
daun yang demikian dinamakan sebagai daun tak lengkap.
Berdasarkan letak bagian daun terlebar, bentuk umum daun dapat dibedakan atas 4
golongan yaitu :
A. Bagian yang terlebar berada di tengah-tengah helaian daun
1. Jika panjang : lebar = 1: 1 disebut bulat atau bundar (orbicularis). Contoh : pada teratai
besar (Jatropa curcas).
2. Jika panjang : lebar = (1,5-2) : (1) disebut jorong (ovalisatau ellipticus) seperti pada
nangka (Arthrocarpus communis).
3. Jika panjang : lebar = (2,5-3) : (1) disebut memanjang (oblongus), seperti pada srikaya
(Annona squamosa).
4. Jika panjanag :lebar = (3,5) : (1) disebut lanset ( lanceolatus).
5. Jika tangkai daun tertanam pada bagian tengah disebut bangun perisai (peltatus), contoh
pada keladi (Caladium bicolor).
B. Bagian yang terlebar terdapat di bawah tengah-tengah daun
1. Pangkal daun tidak bertoreh
a. Bulat telur (ovatus), contoh pada daunkembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
b. Segi tiga (triangularis), segi tiga sama kaki, seperti pada kembang bunga pukul empat
( Mirabilis jalapa)
c. Delta (deltoids), segi tiga sama sisi, seperti pada daun air mata pengantin (Antigonon leptopus)
d. Belah ketupat (rhomboiides), bangun segi empat tetapi sisinya tidaskl sama panjang, contoh
pada anak daun yang di ujung pada bengkuang (Pachyrrhizus erosus)
2. Pangkal daun bertoreh atau berlekuk
a. Jantung (cordatus), seperti bulat telur tapi pangkalnya berlekuk, seperti pada daun waru
(Hibiscus tilliaceus).
b. Ginjal atau kerinjal (reniformis), seperi pada pgagan (Centela asiatica).
c. Anak panah (sagitatus), seperti pada enceng (Saginataria shitifolia)
d. Tombak (hastatus), pada wewehan (Monocharia hastata)
e. Bertelinga (auriculatus), pada tempuyung (Sonchus arvensis)
C. Bagian yang terlebar terdapat di atas tengah-tengah helaian daun

1. Bulat telur sungsang (obovatus), pada sawo kecik (Manikara kauki)

2. Jantung sungsang (obcordatus), seperti pada sidaguri (Sida retusa)

3. Segi tiga terbalik (cuneatus), pada anak daun semanggi (Marsilea crenata)

4. Sudip (sphatulatus), pada daun tapak liman (Elephantopus scaber)

D. Tidak ada bagian yang terlebar, dari pangkal sampai ke ujung hamper sama lebar

1. Garis (linearis), contoh pada daun padi (Oryza sativa)

2. Pita (ligulatus), serupa garis tetapi lebih panjang lagi dan agak lebar, contoh pada jagung (Zea

mays)

3. Pedang (ensiformis), seperti bangun garis tetapi daun tebal dibagian tengahnya dan tipis dibagian

tepinya, pada nenas seberang (Agave sisalana).

4. Paku atau dabus (subulatus), bentuk daun seperti silindr, ujung runcing, seluruh bagian kaku,

pada daun cemara (Araucaria cuninghamii)

5. Jarum (acerosus), serupa paku lebih kecil dan meruncing panjang, pada Pinus merkusii.
Terimakasih....

Anda mungkin juga menyukai