Pada poola yang pertama, di mana pada satu buku batang duduk hanya stu tanggkai daun. Maka
pola seperti ini dikenal sebagai pola daun duduk tersebar(folia spara). Biasanya daun tersusun
bersalang-seling. Susuna tanggkai daun dapat berselang –selang teratur tau tidak teratur. Contoh
tumbuhan ini yaitu
a. Alang-alang (imperata cylindrica)
b. Mangga (mangifera indica)
c. Belimbing wuluh (averhoa belimbi)
Duduk daun folia spara juga berlaku untuk daun majemuk menyirip.contonya yaitu:
a. Angsana (pterocarpus indicus)
b. Cemarai (phyllanthus arcidus)
c. Belimbing wuluh (averhoa belimbi)
Sedangkan daun folia spara majemuk menjari antara lain :
a. Wali songo (schefflera grandiflora)
b. Karet (hevea bransiliensis)
2. Folia Opposida
Pada pola kedua, setiap buku daun diduduki dua tangkai daun. Pada pola ini daun duduk
berpasang-pasangan atau berhadap-hadapan sehingga disebut juga Folia Opposida. Contonya
dapat ditemukan pada beberpa jenis tumbuhan bakau seperti ;
a. Bakau (Rhizophora mucronata)
b. Salam (syzygium polyanthum)
c. Jambu air (eugania aquatica)
d. Jambu biji (pisdium guajava)
Ada juga beberapa daun memiliki Folia Opposida yang saling bersilangan antara dengan satu
buku dengan buku yang lainnya. Mialnya pada buku pertama , ketiga, kelima , dan seterusnya
posisi daun saling berhadapan. Pada buku kedua, keempat , kelima posisi daun yang berhadapan
memutar 900 dari posisi daun yang berada pada di atas dan di bawahnyatersebut. Duduk daun
seperti ini dinamakan brhadapan bersilangancontonya:
a. .mengkudu (Morinda citrifolia L.)
b. soka (Ixora poludosa Kurz.)
3. Folia Verticillata
Pada pola yang ketiga, pada setiap daun terdapat tiga atau lbih daun yang duduk di sana. Pola
seperti ini dinamankan sebagai daun yang berkarang Folia Verticillata. Pada beberapa buku
determinasi tumbuhan , pola berkarang sering di sebut karang daun. Contoh daun berkarng
dengan tiga daun dengan satu buku dapat ditemukan pada :
a. Oleander (nerium olender)
Sedangkan tumbuhan berkarang lebih dari tiga daun pada satu buku dapat ditemukan pada :
a. alamanda (Allamanda cathartica L.),
b. Pulai (alstonia schorllis)
c. Istilah- Istilah Dalam Phyllotaxis
Beberapa istilah yang dipakai dalam phyllotaxis antara lain:
a. roset akar, yaitu jika batang amat pendek, sehingga semua daun berjejal-jejal diatas tanah,
contohnya pada lobak (Raphanus sativus L.) dan tapak liman (Elephantopus scaber L.), lidah
buaya (aloe vera),kubis (brassica aloeraccea).
b. roset batang, jika daun yang rapat berjejal-jejal itu terdapat pada ujung batang, contohnya pada
pohon kelapa (Cocos nucifera L.) dan bermacam –macam palma lainnya.
Pada cabang-cabang yang mendatar atau serong keatas, daun-daun dengan tata letak
tersebar dapat teratur sedemikian rupa pada suatu bidang datar, dan membentuk suatu pola
seperti mosaik (pola karpet). Susuna daun yang demikian itu disebut mosaik daun.
Garis-garis tegak lurus (Garis vertikal) yang menghubungkan antara 2 daun pada batang
dinamakan : Ortostik.
Garis piral melingkari batang yang menghubungkan daun-daun berturut-turut dari bawah ke atas
menurut urutan tua mudanya dinamakan : Spiral genetik.
Sudut divergensi
• jarak sudut antara 2 daun berturut- turut
a/b × 360
Tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, ternyata pecahan a/b nya, dapat terdiri atas pecahan-
pecahan : ½, 1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21 dst. yang disebut deret Fibonacci.
Angka-angka diatas memperlihatkan sifat berikut :
- Tiap suku dibelakang suku kedua (jadi suku ketiga dst.) merupakan suatu pecahan, yang
pembilangnya dapat diperoleh dengan menjumlah kedua pembilang dua suku yang ada di
depannya, dan penyebutnya merupakan hasil penjumlahan kedua penyebu dua suku yang di
depannya, atau Tiap suku dalam deretan itu merupakan suatu pecahan yang pembilangnya
merupakan selisih antara penyebut dan pembilang suku yang di depannya, dan penyebutnya
adalah jumlah penyebut suku di depanya dengan pembilang suku itu sendiri. Pada tumbuhan
dengan tata letak daun tersebar, kadang-kadang duduk daun rapat berjejal-jejal
karena ruas-ruas batang amat pendek, sehingga duduk daun pada batang tampak hampir sama
tinggi, dan sangat sukar untuk menentukan urut-urutan tua mudanya. Daun-daun yang mempuyai
susunan demikian disebut suatu : roset (rosula).
Roset ada 2 macam :
a. roset akar, yaitu jika batang amat pendek, sehingga semua daun berjejal-jejal diatas tanah,
contoh. pada lobak (Raphanus sativus L.) dan tapak liman (Elephantopus scaber L.).
Lobak (Raphanus sativus L.)
b. roset batang, jika daun yang rapat berjejal-jejal itu terdapat pada ujung batang,
contoh. Pada pohon kelapa (Cocos nucifera L.) dan bermacam –macam palma lainnya.
Pada cabang-cabang yang mendatar atau serong keatas, daun-daun dengan tata letak tersebar
dapat teratur sedemikian rupa pada suatu bidang datar, dan membentuk suatu pola seperti mosaik
(pola karpet). Susuna daun yang demikian itu disebut mosaik daun.