Anda di halaman 1dari 31

Modul 4

Morfologi Bunga
Dra. Nina Ratna Djuita, M.Si.

PE N DA H UL U AN

P ada modul sebelumnya Anda telah mempelajari tentang organ vegetatif


pada tumbuhan. Selanjutnya, Anda akan mempelajari organ generatif
tumbuhan. Organ generatif tumbuhan terdiri atas bunga, buah, dan biji.
Semuanya akan disajikan dalam 3 modul. Pada modul yang keempat akan
dibahas tentang morfologi bunga. Di sini Anda dapat mempelajari tentang
bagian-bagian bunga dan istilah-istilah yang digunakan untuk menerangkan
bagian-bagian tersebut. Penjelasan dalam modul ini sebagian mengikuti
Tjitrosoepomo (1989), dilengkapi dengan buku-buku lain yang relevan dengan
topik ini.
Modul ini disajikan dalam 2 kegiatan belajar sebagai berikut.
Kegiatan Belajar 1: Bagian dan Macam Bunga
Kegiatan Belajar 2: Jumlah dan Tata Letak Bunga.
Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat:
1. menjelaskan bagian-bagian bunga;
2. memberikan contoh macam-macam bunga majemuk;
3. menunjukkan tata letak bunga;
4. menjelaskan bermacam-macam peninggian pada dasar bunga;
5. menjelaskan letak daun-daun kelopak pada saat masih kuncup;
6. menjelaskan diagram bunga;
7. menjelaskan rumus bunga.

Agar Anda dapat lebih memahami modul ini, hendaknya Anda


mempelajarinya dengan seksama, kemudian Anda coba untuk mengerjakan
setiap tugas, latihan, dan tes formatif yang telah disediakan.

Selamat Belajar, Semoga Sukses!


4.2 Morfologi Tumbuhan 

Kegiatan Belajar 1

Bagian dan Macam Bunga

B unga merupakan organ generatif pada tumbuhan. Pada umumnya bunga


mempunyai bentuk dan warna yang menarik agar polinator dapat datang
mengunjunginya dan membantu penyerbukan. Bagian bunga yang mencolok
umumnya adalah mahkota yang biasanya berwarna-warni. Apabila Anda
melihat ke sekeliling, mungkin Anda pernah menemukan bunga yang berbentuk
terompet, tabung, corong, atau bentuk-bentuk lainnya dengan warna-warni yang
memikat. Mungkin juga Anda pernah melihat tumbuhan yang hanya mempunyai
satu bunga, sementara tumbuhan lainnya mempunyai banyak bunga. Untuk
mengenal bunga secara lebih mendalam, marilah kita mempelajari bagian-
bagiannya.

A. BAGIAN-BAGIAN BUNGA

Bunga dapat dibedakan menjadi bunga tunggal dan bunga majemuk. Pada
bunga tunggal, tangkai bunga hanya mendukung satu bunga (Gambar 4.1),
sedangkan pada bunga majemuk, tangkai bunga mendukung banyak bunga.

Kepala sari

Tangkai Kepala putik


sari

Tangkai putik

Bakal buah
Daun mahkota

Daun mahkota
Kelenjar nektar
Dasar bunga Bakal biji
Tangkai daun

Gambar 4.1
Bunga Tunggal (Simpson, 2006)
 PEBI4107/MODUL 4 4.3

Pada bunga majemuk (Gambar 4.2) dapat dijumpai bagian-bagian seperti:


ibu tangkai bunga yang mendukung bunga-bunga di atasnya, tangkai bunga
yang mendukung tiap-tiap bunga, daun pelindung (braktea), daun tangkai
(brakteola), dan bunga.

bunga

daun tangkai (brakteola)

tangkai bunga

ibu tangkai bunga


Gambar 4.2
Bunga Majemuk (Judd et al. 2002)

Berdasarkan keberadaan tangkai bunga, bunga dapat dibedakan menjadi


bunga bertangkai (pedicellate) (Gambar 4.3a) dan bunga tidak bertangkai
(sessile) (Gambar 4.3b). Pada umumnya, tumbuhan mempunyai bunga yang
bertangkai, misalnya kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), sidaguri (Sida
rhombifolia), bunga lili (Lilium sp.), dan mawar (Rosa sp.). Tumbuhan yang
bunganya tidak bertangkai contohnya bunga Rafflesia sp.

a b
Gambar 4.3
Bunga: a. Bertangkai, b. Tidak Bertangkai (Simpson 2006)
4.4 Morfologi Tumbuhan 

1. Bagian-Bagian Bunga Tunggal


Bunga tunggal memiliki bagian-bagian bunga sebagai berikut.
a. Braktea (daun pelindung)
Braktea merupakan modifikasi dari daun, berasosiasi dengan struktur
reproduktif seperti bunga tunggal atau bunga majemuk.

b. Tangkai bunga ( pedicelus)


Tangkai bunga merupakan bagian bunga yang masih bersifat seperti batang,
berfungsi untuk mendukung bunga.

c. Dasar bunga (reseptacle)


Dasar bunga merupakan ujung batang yang menebal atau melebar dan
menjadi pendukung kelopak, mahkota, benang sari, dan putik.

d. Hiasan bunga (perianth)


Hiasan bunga terdiri atas kelopak dan mahkota. Pada beberapa bunga
dijumpai kelopak dan mahkota yang tidak dapat dibedakan, baik bentuk maupun
warnanya, hal ini disebut perigonium. Contoh bunga yang mempunyai
perigonium ialah bay starvine (Schisandra coccinea) dan carolina allspice
(Calycanthus floridus).
Kadang-kadang bunga tidak mempunyai hiasan bunga. Hal ini disebut
sebagai bunga telanjang, contohnya pada bunga saladaan (Peperomia pellucida).

e. Kelopak (calyx)
Kelopak umumnya tersusun dalam satu lingkaran, biasanya berwarna hijau,
bentuknya menyerupai daun, lebih kecil, dan lebih kasar daripada mahkota.
Kelopak berfungsi untuk melindungi bunga pada waktu bunga masih kuncup.
Setelah bunga mekar, umumnya kelopak akan luruh, walaupun pada beberapa
tumbuhan kelopaknya tetap ada, misalnya pada buah manggis (Garcinia
mangostana), bahkan pada ciplukan (Physalis angulata) kelopak ikut
membentuk bagian buah.
Kelopak tersusun dari bagian-bagian yang disebut daun kelopak (sepal).
Kumpulan sepal disebut calyx. Calyx yang bebas disebut juga polysepalous/
aposepalous (Gambar 4.4.a), sedangkan calyx yang berlekatan disebut
gamosepalous/ synsepalous (Gambar 4.4.b).
Ukuran kelopak bermacam-macam, dari kecil sampai agak besar. Sifat-sifat
kelopak seperti jumlah, warna, dan bentuk lazim digunakan dalam identifikasi
 PEBI4107/MODUL 4 4.5

tumbuhan. Kadang-kadang kelopak dapat tereduksi, seperti sisik atau rambut-


rambut, seperti yang terdapat pada anggota familia Compositae. Pada beberapa
tumbuhan seperti kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) terdapat kelopak
tambahan yang disebut epicalyx.

kelopak bebas kelopak berlekatan

a b

Gambar 4.4
Kelopak: a. Aposepalous, b. Synsepalous (Simpson 2006)

f. Mahkota atau tajuk bunga (corolla)


Mahkota terletak di antara kelopak dan benang sari. Mahkota pada
kebanyakan bunga berada pada posisi membuka ketika bunga mekar. Setelah
mencapai umur tertentu, terutama setelah fertilisasi, biasanya gugur. Umumnya,
mahkota lebih besar daripada kelopak dan lebih menarik dengan adanya warna-
warna yang terang dan tekstur yang lembut. Ini bermanfaat untuk menarik
serangga yang membantu penyerbukan. Setelah penyerbukan selesai, biasanya
mahkota menjadi layu, kemudian gugur.
Bagian-bagian mahkota disebut daun mahkota (petal). Kumpulan petal
disebut corolla. Corolla bisa terdapat dalam satu lingkaran atau lebih. Seperti
halnya calyx, corolla juga bisa bebas atau berlekatan. Corolla bebas disebut
polypetalous/apopetalous, sedangkan corolla yang berlekatan disebut
gamopetalous/sympetalous (Gambar 4.5). Pada beberapa tumbuhan kadang-
kadang tidak dijumpai mahkota, dengan demikian bunganya disebut apetalous.
4.6 Morfologi Tumbuhan 

mahkota bebas
mahkota
berlekatan

a b

Gambar 4.5
Mahkota: a. Apopetalous dan b. Sympetalous
(a dari Soerjani et al. 1987; b dari Hickey & King, 1997)

Pada corolla yang berlekatan, ada beberapa istilah yang digunakan untuk
menggambarkan kedalaman lekukan daun mahkota. Apabila lekukan corolla
sangat pendek, disebut toothed. Bila lekukannya kurang dari setengah panjang
corolla disebut lobed. Jika lekukannya meliputi setengah panjang corolla disebut
cleft. Jika lekukannya melampaui setengah panjang corolla disebut parted.
Kalau lekukannya hampir mencapai dasar disebut divided.
Corolla yang berlekatan mempunyai bentuk yang bervariasi, misalnya bibir,
tabung, lonceng, dan terompet (Gambar 4.6).
Apabila suatu hiasan bunga, seperti kelopak dan mahkota dapat kita bagi
menjadi dua bagian yang sama, kita dapat mengatakan bahwa hiasan bunga
tersebut simetris satu sama lain. Berdasarkan simetri pada kelopak dan mahkota
dikenal bunga dengan simetri beraturan (aktinomorfik), simetri setangkup
tunggal (zigomorfik), dan bunga yang tidak bersimetri (Gambar 4.7).
 PEBI4107/MODUL 4 4.7

a b c d

e f g h

Gambar 4.6
Beberapa Bentuk Corolla yang Berlekatan:
a. Berbibir 2, b. Terompet, c. Corong, d. Lonceng, e. Tabung
f. Buyung, g. Bintang, h. Menyilang
(a-g dari Hickey & King, 1997, h dari Simpson, 2006)

a b c

Gambar 4.7
Simetri Bunga: a. Aktinomorfik, b.zigomorfik c.tidak bersimetri
(Judd et al. 2002)
4.8 Morfologi Tumbuhan 

Pada simetri aktinomorfik, hiasan bunga dapat dibagi menjadi dua bagian
yang sama melalui beberapa bidang pembelahan. Contoh bunga yang
mempunyai simetri aktinomorfik adalah bunga alamanda (Allamanda
cathartica), soka (Ixora sp.), ubi jalar (Ipomoea batatas), dan pepaya (Carica
papaya).
Pada simetri zigomorfik, hiasan bunga hanya dapat dibagi menjadi dua
bagian yang sama melalui satu bidang pembelahan. Hal ini disebut juga simetri
bilateral. Bunga yang mempunyai simetri zigomorfik misalnya anggrek, orok-
orok (Crotalaria sp.) dan jawer kotok (Coleus sp.). Pada bunga yang tidak
bersimetri, bunga tidak dapat dibagi menjadi dua bagian yang sama.

f. Benang sari (stamen).


Benang sari merupakan alat reproduksi jantan pada bunga, letaknya ada di
sebelah luar putik dan di sebelah dalam mahkota. Secara kolektif, kumpulan
benang sari disebut androecioum. Benang sari terdiri atas tangkai sari (filament),
kepala sari (anther), dan penghubung ruang sari (connective) (Gambar 4.8).
Tangkai sari merupakan bagian yang berbentuk benang, yang mendukung
kepala sari. Kepala sari merupakan bagian benang sari yang terdapat di bagian
ujung tangkai sari. Penghubung ruang sari merupakan lanjutan tangkai sari yang
menghubungkan kedua bagian kepala sari.

kepala sari penghubung ruang sari

tangkai sari

Gamba 4.8
Benang Sari dan Bagian-bagiannya (Hickey & King, 1997)

Cara perlekatan kepala sari ke tangkai sari bervariasi, misalnya dorsifix,


basifix, versatile (Gambar 4.9), dan adnate. Pada dorsifix, tangkai sari melekat
pada bagian punggung kepala sari; pada basifix, tangkai sari melekat pada
pangkal kepala sari adnate, kepala sari semuanya melekat pada tangkai sari.
 PEBI4107/MODUL 4 4.9

Versatile, tangkai sari melekat pada satu titik punggung kepala sari sehingga
kepala sari mudah bergoyang.

a b d
c

Gambar 4.9
Tipe Perlekatan Kepala Sari a.Basifix b.Dorsifix c.Versatile d. Adnate (a,d
dari Heywood 1979 ; b,c dari Hickey & King, 1997)

Kepala sari umumnya mempunyai dua ruang sari (theca). Di dalamnya


terdapat serbuk sari (pollen). Apabila serbuk sari telah masak maka kepala sari
akan membuka untuk mengeluarkan serbuk sari. Cara membukanya kepala sari
dapat bermacam-macam, misalnya melalui pori, katup, celah melintang, dan
celah membujur.
Kepala sari yang membuka dengan celah membujur, dapat menghadap ke
arah dalam (introrse), misalnya pada bunga matahari (Helianthus annuus), atau
menghadap ke arah luar (extrorse), misalnya pada bunga semprit (Belamcanda
chinensis).
Jumlah benang sari pada bunga bisa bermacam-macam, bergantung pada
jenisnya. Ada tumbuhan yang mempunyai benang sari yang sama jumlahnya
dengan jumlah hiasan bunga, ada yang jumlahnya dua kali lipat hiasan bunga,
ada juga yang jumlah benang sarinya banyak.

1) Jumlah benang sari sama banyak dengan jumlah mahkota atau kurang
Dalam keadaan seperti ini, kedudukan benang sari dapat berhadapan
dengan mahkota, atau berseling dengan mahkota (Gambar 4.10.ab). Pada
keadaan lain, kadang-kadang benang sari menempel pada mahkota, kondisi
demikian disebut epipetalous (Gambar 4.10c).
4.10 Morfologi Tumbuhan 

c
a b
tempat pelekatan
benang sari
Gambar 4.10
Posisi Benang Sari Terhadap Mahkota a. Berseling dengan Mahkota
b.Berhadapan dengan Mahkota c. Benang Sari Melekat pada Mahkota
(Hickey & King, 1997)

2) Jumlah benang sari dua kali lipat jumlah daun mahkota


Pada kondisi seperti ini, biasanya benang sari tersusun dalam dua
lingkaran, yaitu lingkaran luar dan lingkaran dalam. Benang sari seperti ini
dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu diplostemon dan
obdiplostemon (Gambar 4.11).

benang sari
lingkaran luar benang sari
lingkaran
dalam

a b
Gambar 4.11
Benang Sari: a. Diplostemon, b. Obdiplostemon
(a dari Simpson 2006; b dari Hickey & King, 1997)

a) Diplostemon yaitu benang sari lingkaran luar berseling dengan daun


mahkota. Benang sari diplostemon dapat dijumpai pada kembang
merak (Caesalpinia pulcherrima).
 PEBI4107/MODUL 4 4.11

b) Obdiplostemon yaitu benang sari lingkaran dalam berseling dengan


daun mahkota. Benang sari obdiplostemon dapat dilihat pada bunga
geranium (Pelargonium odoratissimum).

3) Jumlah benang sari banyak


Benang sari dikatakan banyak jika dalam satu bunga terdapat lebih dari 20.
Bunga dengan benang sari banyak umumnya terdapat pada familia Myrtaceae,
contohnya jambu batu (Psidium guajava).
Umumnya benang sari yang terdapat dalam satu bunga mempunyai panjang
yang sama. Namun demikian, pada beberapa bunga dari tumbuhan tertentu
terdapat benang sari yang lebih panjang atau lebih pendek. Berdasarkan panjang
pendeknya benang sari maka ia dapat dibedakan menjadi benang sari
didynamous dan tetradynamous.

a b
Gambar 4.12
Benang Sari: a. Didynamous, b.Tetradynamous
(Hickey & King, 1997)

Didynamous (Gambar 4.12.a) adalah benang sari yang terdiri atas dua
benang sari panjang dan 2 benang sari pendek, dapat dijumpai pada anggota
familia Labiatae contohnya jawer kotok (Coleus sp.) Tetradynamous (Gambar
4.12.b) adalah benang sari yang terdiri atas 4 banang sari panjang dan 2 benang
sari pendek, terdapat pada anggota familia Brassicaceae, contohnya pada bunga
lobak (Raphanus sativus).
Kumpulan benang sari dapat berada dalam kondisi bebas atau berlekatan.
Bila kepala sarinya bebas tapi tangkai sarinya berlekatan disebut adelphous. Jika
kumpulan benang sari berlekatan menjadi satu berkas, disebut monadelphous
(Gambar 4.13a), contohnya pada kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis).
4.12 Morfologi Tumbuhan 

Kumpulan benang sari yang berlekatan menjadi 2 berkas disebut diadelphous


(Gambar 4.13b), misalnya pada kacang kapri (Pisum sativum). Jika berlekatan
menjadi banyak berkas disebut polyadelphous, misalnya pada kapuk (Ceiba
pentandra). Pada keadaan lain kadang-kadang dijumpai benang sari yang kepala
sarinya berlekatan tetapi tangkai sarinya bebas, hal ini disebut syngenesious
(Gambar 4.13c). Hal ini bisa dijumpai pada bunga seruni gunung (Wedelia
biflora).

a b c
Gambar 4.13
Beberapa Tipe Penggabungan Benang Sari
a. Monadelphous b. Diadelphous c. Syngenesious (a,b dari Hickey &
King, 1997; c dari Simpson, 2006)

Kadang-kadang benang sari tidak mempunyai serbuk sari atau mandul. Hal
ini disebut staminodia atau benang sari steril. Bentuk staminodia bermacam-
macam, ada yang berupa garis, ada juga yang berbentuk seperti daun mahkota,
misalnya staminodium petaloid pada bunga tasbih (Canna sp).

g. Putik (pistil)
Putik merupakan alat reproduksi betina pada bunga. Letaknya ada di pusat
bunga. Putik tersusun dari daun-daun yang telah mengalami modifikasi yang
disebut daun buah (carpel). Apabila putik tersusun dari sehelai daun buah,
dinamakan putik tunggal. Apabila putik tersusun oleh lebih dari satu daun buah
dinamakan putik majemuk. Apabila daun-daun buah tersebut saling bebas,
dinamakan apocarpous, apabila saling berlekatan, disebut syncarpous. Daun-
daun buah secara keseluruhan yang menyusun putik disebut gynoecium. Daun
buah inilah yang kelak akan menjadi bagian buah paling luar. Untuk mengetahui
jumlah daun buah pada suatu bunga, dapat dilakukan dengan cara mengiris
bakal buah secara melintang.
 PEBI4107/MODUL 4 4.13

Putik terdiri atas bakal buah (ovary), tangkai putik (stylus), dan kepala putik
(stigma) (Gambar 4.14).

kepala putik

tangkai putik

bakal buah

Gambar 4.14
Putik dan Bagian-bagiannya (Soerjani et al. 1987)

Bagian-Bagian dari Putik


1) Bakal buah (ovary)
Bakal buah merupakan bagian putik yang membesar, terletak pada bagian
dasar putik. Di dalam bakal buah terdapat bakal biji (ovul). Ovul inilah
yang kelak akan menjadi biji. Berdasarkan letaknya terhadap bunga, bakal
buah (Gambar 4.15) dapat digolongkan sebagai berikut.
a) Bakal buah menumpang (superior). Hal ini terjadi bila letak bakal buah
lebih tinggi atau sama tinggi dengan dasar bunga. Contoh tumbuhan
yang memiliki dasar buah menumpang, misalnya kembang merak
(Caeslpinia pulcherrima). Pada bakal buah menumpang, bagian-bagian
bunga seperti kelopak, mahkota, dan benang sari posisinya lebih
rendah daripada bakal buah. Oleh sebab itu, bunganya disebut
hypogynous.
b) Bakal buah tenggelam (inferior). Bakal buah tipe ini terletak di bawah
hiasan bunga dan bagian samping bakal buah seluruhnya berlekatan
dengan dasar bunga yang berbentuk mangkuk. Tipe ini dapat dijumpai
pada bunga pisang (Musa paradisiaca). Apabila bakal buahnya
tenggelam, hiasan bunga dan benang sari posisinya lebih tinggi
daripada bakal buah. Oleh karena itu, bunganya disebut epigynous.
c) Bakal buah setengah tenggelam (semi inferior). Pada tipe ini bakal
buah terletak lebih bawah daripada dasar bunga dan sebagian dinding
bakal buah berlekatan dengan dasar bunga. Apabila bakal buahnya
4.14 Morfologi Tumbuhan 

setengah tenggelam maka bagian bunga lainnya letaknya ada di sekitar


bakal buah atau agak sedikit ke atas.

a b c
Gambar 4.15
Bakal Buah: a. Menumpang, b. Tenggelam, c. Setengah Tenggelam
(a, b dari Judd et al. 2002; c dari Simpson 2006)

Berdasarkan ruangannya, bakal buah ada yang mempunyai 1 ruang, 2,3,


atau banyak ruang. Bakal buah beruang satu umumnya tersusun dari sehelai
daun buah, akan tetapi bisa juga tersusun dari banyak daun buah. Coba
Anda perhatikan buah pepaya. Ada berapakah ruangan di dalamnya? Buah
ini hanya mempunyai satu ruang, tetapi memiliki banyak daun buah.
Bakal buah beruang dua biasanya tersusun dari dua daun buah, contoh
tumbuhannya adalah anggota dari familia Brassicaceae, misalnya kol
(Brassica oleracea).
Bakal buah beruang tiga tersusun dari tiga daun buah yang melipat ke
dalam dan berlekatan sehingga menghasilkan tiga sekat. Tipe ini bisa
dijumpai pada kastuba (Euphorbia sp.) atau anggota familia Euphorbiaceae
lainnya.
Bakal buah beruang banyak terdiri atas banyak daun buah yang berlekatan
dan membentuk sekat-sekat sehingga terjadi banyak ruang. Pernahkah
Anda makan durian? Coba perhatikan, ada berapakah sekatnya? Betul.
Durian mempunyai banyak sekat.
Di dalam bakal buah terdapat bakal biji (ovul). Jumlahnya bervariasi, dari
satu sampai banyak. Bakal biji ini kelak akan berkembang menjadi biji.
Kalau Anda makan tomat, coba perhatikan, berapa jumlah bijinya? Banyak
sekali bukan? Pada kesempatan lain cobalah amati alpukat (Persea
americana). Biji yang terdapat di dalamnya hanya satu. Pada buah lain
seperti salak (Salacca zalacca) kadang-kadang dijumpai dua atau tiga biji.
Jadi, jumlah biji pada buah memang bisa bervariasi.
 PEBI4107/MODUL 4 4.15

Bakal biji menempati bagian tertentu pada bakal buah. Ada yang letaknya
di tepi, di tengah, di atas, atau di bawah. Bakal buah yang menjadi tempat
duduknya bakal biji disebut tembuni (plasenta). Tipe plasentasi (Gambar
4.16 dan 4.17) bermacam-macam, misalnya:
a) Pendulous (menggantung). Pada posisi ini, letak plasenta dan bakal
biji berada di bagian atas bakal buah, posisinya menghadap ke bawah
sehingga terlihat seperti mengggantung.
b) Basal (bawah). Pada tipe ini, plasenta dan bakal biji terleak di bagian
bawah bakal buah.
c) Marginal (pinggir). Plasenta dan bakal biji terletak di bagian tepi
bakal buah.
d) Central (tengah). Hal ini terjadi apabila plasenta terletak di tengah-
tengah bakal buah beruang satu sehingga bakal biji menghadap ke arah
dinding bakal buah.
e) Axile (sudut tengah). Plasenta terdapat pada bakal buah beruang 3 atau
lebih. Letaknya terdapat pada sudut pertemuan daun buah yang melipat
ke dalam.
f) Parietal (di dinding). Plasenta berada di dinding bakal buah.
g) Laminate. Plasenta terdapat pada helaian daun buah.

a b c d
Gambar 4.16
Tipe Plasentasi Dilihat pada Irisan Melintang:
a. Sentral, b. Parietal, c. Axile, d. Marginal (Hickey & King, 1997)
4.16 Morfologi Tumbuhan 

a b
Gambar 4.17
Tipe Plasentasi Dilihat pada Irisan Membujur
a. Basal b. Apical (Hickey & King, 1997)

2) Tangkai putik (stylus)


Tangkai putik merupakan bagian yang memanjang, menghubungkan bakal
buah dengan kepala putik. Beberapa bunga ada yang tidak mempunyai
tangkai putik sehinggga kepala putik langsung duduk pada bakal buah.
Tangkai putik biasanya mudah dibedakan dari tangkai sari karena ukuran
tangkai putik umumnya lebih besar. Bentuk tangkai putik bermacam-
macam, ada yang pipih misalnya pada bunga tasbih (Canna sp.), ada juga
yang seperti benang. Posisi tangkai putik (Gambar 4.18) dapat berupa
terminal (di ujung), lateral (di pinggir), dan gynobasic (di bagian dasar
tengah bakal buah).

a b c

Gambar 4.18
Posisi Tangkai Putik:
a. Terminal, b. Lateral, c. Gynobasic (Simpson 2006)
 PEBI4107/MODUL 4 4.17

3) Kepala putik (stigma).


Kepala putik merupakan bagian ujung dari putik. Bagian ini berperan
penting dalam penyerbukan. Kepala putik yang telah matang umumnya
mempunyai perekat sehingga bila ada serbuk sari yang jatuh ke sini dapat
melekat dengan kuat. Pada anggota familia Orchidaceae (anggrek)
umumnya dijumpai kepala putik yang unik yaitu berupa cekungan ke dalam
yang licin dan berperekat. Pada tumbuhan lainnya, bentuk kepala putik
bermacam-macam, misalnya berbentuk cakram, bulat, garis, atau berambut
(Gambar 4.19).

a b c d
Gambar 4.19
Beberapa Bentuk Kepala Putik:
a.Cakram, b. Bulat, c. Garis, d. Berambut (Simpson 2006)

2. Bagian-Bagian Bunga Majemuk


Bunga majemuk mempunyai bagian-bagian berupa ibu tangkai bunga, daun
pelindung, daun tangkai, tangkai bunga, dan bunga.
a. Ibu tangkai bunga (peduncle)
Ibu tangkai bunga merupakan terusan batang atau cabang yang mendukung
bunga majemuk. Ibu tangkai bunga kadang-kadang tidak bercabang, tetapi
pada beberapa tumbuhan tertentu ada yang bercabang-cabang.
b. Daun pelindung (braktea)
Daun pelindung umumnya terdapat pada bagian pangkal ibu tangkai bunga.
Contoh tanaman yang mempunyai daun pelindung, misalnya kastuba
(Euphorbia sp.). Kadang-kadang daun pelindung dapat berukuran besar dan
menyelubungi bunga majemuk yang belum mekar. Contoh tumbuhan yang
memiliki daun pelindung seperti ini adalah talas (Xanthosoma sp.). Pada
beberapa tumbuhan dijumpai daun-daun pelindung yang tersusun dalam
satu lingkaran, hal ini disebut involucrum. Contoh bunga yang mempunyai
involucrum ialah bunga matahari (Helianthus annuus).
4.18 Morfologi Tumbuhan 

c. Daun tangkai (brakteola)


Daun tangkai merupakan daun-daun kecil yang terdapat pada sumbu bunga
majemuk. Ukurannya lebih kecil daripada braktea.
d. Tangkai bunga dan bunga
Bagian-bagian ini sama seperti yang terdapat pada bunga tunggal.

B. MACAM-MACAM BUNGA MAJEMUK

Bunga majemuk dapat dibedakan menjadi bunga majemuk terbatas


(inflorescencia cymosa) dan bunga majemuk tidak terbatas (inflorescencia
racemosa). Pada bunga majemuk terbatas, ujung ibu tangkainya diakhiri dengan
bunga sehingga ibu tangkai mempunyai pertumbuhan yang terbatas. Ibu tangkai
dapat mempunyai percabangan dan cabang-cabang ini mendukung suatu bunga.
Bunga yang mekar pertama terdapat pada ibu tangkai. Jadi, mekarnya bunga
mulai dari arah tengah ke pinggir. Oleh karena itu, disebut pula inflorescencia
sentrifuga.
Pada bunga majemuk tidak terbatas, ibu tangkainya dapat tumbuh terus.
Bila ibu tangkai mengadakan percabangan, bunga majemuk tersebut mempunyai
susunan acropetal yaitu semakin ke atas semakin muda, dan semakin dekat
dengan ibu tangkainya. Bunga yang pertama mekar terletak di bagian bawah,
kemudian bunga mekar berturut-turut ke bagian atas. Jadi, bunga yang paling
tua terlatak di bagian pinggir bawah, sedangkan bunga yang muda terletak di
bagian ujung atau bagian atas. Melihat cara mekarnya bunga dari pinggir
menuju ke pusat maka tipe bunga ini disebut pula inflorescencia sentripetala.

1. Bunga Majemuk Terbatas


a. Monochasium
Pada bunga monochasium (Gambar 4.20), sumbu utama berakhir dengan
bunga, dan bunga lain tumbuh pada bagian lateral, masing-masing jumlahnya
satu. Pada bunga monochasium tunggal terdapat 2 bunga yang terdiri atas bunga
terminal di ujung dan bunga lateral di samping. Bunga terminal mekar pertama
kali, baru diikuti oleh bunga lateral. Kadang-kadang percabangan bunga terjadi
berulang-ulang sehingga menghasilkan banyak bunga. Hal ini disebut
monochasium majemuk. Berdasarkan perkembangan bunganya, monochasium
dapat diklasifikasikan menjadi bunga sekrup (bostryx atau helicoids) dan bunga
bercabang seling (cincinnus atau scorpioid).
 PEBI4107/MODUL 4 4.19

Bunga sekrup memiliki ibu tangkai yang bercabang-cabang, tetapi setiap


kali bercabang hanya terbentuk satu cabang yang semuanya terbentuk ke kiri
atau ke kanan, arah perkembangan bunganya seperti gerakan sekrup atau spiral
(Gembong 1989). Bunga bercabang seling memiliki tangkai bunga yang
berselang-seling dari kiri ke kanan pada sumbu bunga. Bila bunga pertama
terdapat di sebelah kiri maka bunga berikutnya terdapat di sebelah kanan, dan
seterusnya. Bunga majemuk sekrup dapat dijumpai pada bunga takokak
(Solanum torvum), sedangkan bunga bercabang seling dapat dilihat pada bunga
pisang hias (Heliconia sp.).

tampak
atas

tampak atas

tampak tampak
samping samping

a b

Gambar 4.20
Bunga Monochasium: a. Sekrup, b. Bercabang Seling (Simpson 2006)
Nomor Menunjukkan Urutan Mekarnya Bunga

b. Dichasium
Pada tipe ini, sumbu bunga berakhir dengan bunga, dan pada bagian
samping sumbu terdapat sepasang bunga. Tipe dichasium dapat dibagi menjadi
dichasium tunggal dan dichasium majemuk. Pada dichasium tunggal (Gambar
4.21.a) terdapat 3 bunga yang terdiri atas 1 bunga terminal dan 2 bunga lateral.
Bunga terminal mekar pertama kali diikuti oleh bunga lateral. Bunga dichasium
majemuk (Gambar 4.21.b) pada hakikatnya merupakan pengulangan dari
dichasium tunggal pada cabang lateral. Bunga majemuk dichasium tunggal
dapat dijumpai pada melati (Jasminum sambac), sedangkan bunga dichasium
majemuk terdapat pada bunga soka (Ixora sp.).
4.20 Morfologi Tumbuhan 

a
b

Gambar 4.21
Bunga: a. Dichasium Tungggal, b. Dichasium Majemuk
(Hickey & King, 1997 hal 10)

c. Bunga sabit (Drepanium)


Bunga ini mirip dengan bunga sekrup, tetapi percabangannya hanya terletak
pada satu sisi sehingga bunga berbentuk seperti bulan sabit (Gambar 4.22).

tampak atas

tampak samping

Gambar 4.22
Bunga Sabit (Simpson 2006)
Nomor Menunjukkan Urutan Mekarnya Bunga

2. Bunga Majemuk Tidak Terbatas


Bunga majemuk tidak terbatas dapat digolongkan menjadi dua berdasarkan
ada tidaknya percabangan pada ibu tangkainya. Bila ibu tangkainya tidak
bercabang maka bunga atau tangkai bunga secara langsung terletak pada ibu
tangkai tersebut. Bila ibu tangkai bunga bercabang, maka bunga secara tidak
langsung duduk pada ibu tangkai bunga. Beberapa contoh bunga majemuk tidak
terbatas dapat dilihat pada Gambar 4.23.
 PEBI4107/MODUL 4 4.21

a. Bunga majemuk dengan ibu tangkai tidak bercabang


Beberapa contoh bunga majemuk seperti tipe di atas dapat dilihat pada
Gambar 4.23.
1) Tongkol (spadix)
Bunga ini mirip bulir tetapi ibu tangkainya besar, berdaging dan tebal,
contohnya bunga talas (Xantosoma sp.). Bunga tongkol pada talas
merupakan bunga uniseksual, terdiri atas bunga betina di bagian pangkal,
bunga jantan di bagian atas, dan bunga netral yang terletak di antara
keduanya. Pada bunga tongkol sering terdapat daun pelindung yang indah
yang disebut spatha. Bagian ini berfungsi untuk melindungi bunga sewaktu
masih kuncup.
2) Bulir (spike).
Bunga tidak bertangkai, langsung duduk pada ibu tangkai bunga. Contoh
tumbuhan yang mempunyai bunga bulir adalah boroco (Celosia argen-tea)
dan bunga jarong (Stachytarpheta jamaicensis).
3) Untai (catkin/ament)
Bunga mirip dengan bulir, tetapi hanya mendukung bunga uniseksual
(berkelamin tunggal). Apabila bunga jantan telah mekar maka bunga
tersebut akan gugur semuanya, sedangkan bunga betina akan berkembang
menjadi buah. Contoh bunga untai terdapat pada willow (Salix alba) dan
oaks (Querqus robur).
4) Tandan (raceme)
Pada tipe ini, masing-masing bunga mempunyai tangkai bunga yang
terletak pada ibu tangkai bunga. Contoh bunga tandan misalnya kembang
merak (Caesalpinia pulcherrima).
4.22 Morfologi Tumbuhan 

b d
a

e f

Gambar 4.23
Beberapa Tipe Bunga Majemuk Tidak Terbatas
a. Tongkol, b. Bulir, c. Untai, d. Tandan, e. Payung, f. Bongkol
(a dari Hickey & King, 1997; b, d dari Judd et al. 2002, c dari Raven et
al. 2005, e, f dari Genin 1994)

5) Bunga payung (umbel)


Pada bunga tersebut, sumbu bunga diakhiri dengan beberapa tangkai bunga.
Bunga payung dapat dijumpai pada genjer (Limnocharis flava).
6) Bunga bongkol (Capitulum/ head)
Sumbu utama pada bunga ini menjadi rata atau membulat. Di sini terdapat
sekelompok bunga yang tidak bertangkai. Bunga di bagian tengah adalah
bunga yang paling muda, sedangkan bunga di bagian pinggir adalah bunga
yang mekar pertama kali. Contoh bunga bongkol misalnya putri malu
(Mimosa pudica) dan bunga matahari (Helianthus annuus).
7) Bunga periuk (Hypanthodium)
Pada bunga ini, ujung tangkainya mengalami penebalan dan berdaging,
bentuknya seperti periuk atau gada. Bunga tersusun pada dasar bunga yang
tertutup oleh hypantium. Bagian dalam hypantium membentuk rongga dan
 PEBI4107/MODUL 4 4.23

pada bagian ujungnya terdapat suatu lubang. Contoh bunga tipe ini dapat
dijumpai pada awar-awar (Ficus septica).

b. Bunga majemuk dengan ibu tangkai bercabang


Beberapa contoh bunga majemuk tidak terbatas dengan ibu tangkai yang
bercabang misalnya seperti yang tercantum berikut ini.
1) Malai (panicle) (Gambar 4.24.a)
Sumbu utama pada bunga mengadakan percabangan, dari cabang ini
muncul lagi cabang-cabang lain sehingga malai dapat disamakan dengan
tandan majemuk. Contoh malai terdapat pada bunga mangga (Mangifera
indica).
2) Malai rata
Ibu tangkai pada bunga ini mengadakan percabangan. Dari cabang ini ke
luar lagi cabang berikutnya sehingga semua bunga tampaknya ada pada
satu bidang datar atau agak melengkung. Bunga malai rata dapat dijumpai
pada kirinyu (Sambucus javanica).
3) Bulir majemuk (compound spike)
Ibu tangkai bunga bercabang-cabang dan tiap cabang mendukung bunga
dengan susunan bulir, contohnya terdapat pada kelapa (Cocos nucifera).
4) Payung majemuk (compound umbel) (Gambar 4.24.b)
Bunga ini mirip dengan bunga payung yang mengadakan percabangan dan
tiap cabang tersebut membentuk payung-payung kecil. Pada pangkal
percabangan sumbu utama terdapat daun pembalut (involucrum),
sedangkan pada percabangan selanjutnya terdapat daun pembalut yang
ukurannya lebih kecil yang disebut involucellum. Bunga payung majemuk
dapat ditemukan pada wortel (Daucus carota).

a b
Gambar 4.24
Bunga: a. Malai, b. Payung Majemuk
(a dari Judd et al. 2002, b dari Raven et al. 2005)
4.24 Morfologi Tumbuhan 

3. Tipe Bunga Majemuk Lainnya


Di atas telah disebutkan bermacam-macam bunga majemuk baik yang
terbatas maupun yang tidak terbatas. Selain itu, ada pula bunga majemuk
lainnya (Gambar 4.24) sebagai berikut.
a. Karangan semu (verticillaster)
Pada tipe ini tampak bunga yang seolah-olah tersusun berkarang pada ibu
tangkai bunga, padahal pada ibu tangkai tersebut terdapat cabang-cabang
berupa anak payung menggarpu. Jadi, sebenarnya bunganya sendiri tidak
berkarang. Bunga seperti ini dapat dijumpai pada kumis kucing
(Orthosiphon spicatus).
b. Cyathium
Cyathium merupakan bunga majemuk yang terdiri atas involucrum
berbentuk mangkuk dengan beberapa bunga di dalamnya. Pada tipe ini, satu
bunga betina dikelilingi oleh beberapa bunga jantan. Semua bunga
didukung oleh tangkai yang pendek. Bunga tidak mempunyai hiasan bunga
seperti kelopak dan mahkota, jadi merupakan bunga telanjang. Bunga
betina terdiri atas satu buah putik, sedangkan bunga jantan terdiri atas
benang sari. Bunga majemuk ini dilindungi oleh daun pelindung berbentuk
mangkuk yang disebut involucrum bract. Contoh bunganya adalah patikan
(Euphorbia sp.).

bunga betina

bunga jantan

braktea

b c d
a

Gambar 4.24
Bunga: a. Karangan Semu, b. Cyathium, c. Berkas, d. Tukal (Simpson 2006)
 PEBI4107/MODUL 4 4.25

c. Berkas (fasicle)
Berkas merupakan bunga majemuk terbatas dengan ibu tangkai pendek dan
bunganya tidak sama panjang, biasanya berada dalam satu kelompok yang
dilindungi oleh daun pelindung. Contoh bunga berkas, misalnya gewor
(Commelina benghalensis).
d. Tukal (glomerulus)
Tukal merupakan bunga majemuk terbatas yang terdiri atas beberapa
kelompok bunga yang tidak bertangkai, tersusun rapat pada cabang bunga
majemuk. Contoh bunga tukal ialah rami (Boehmeria nivea).

C. KELENGKAPAN BAGIAN BUNGA

Di atas telah diuraikan tentang bagian-bagian pokok dari bunga yang


meliputi hiasan bunga berupa daun kelopak dan daun mahkota, serta alat
kelamin bunga yang terdiri atas benang sari dan putik. Pada umumnya,
tumbuhan memiliki semua bagian tersebut, namun demikian, ada juga yang
hanya memiliki sebagian saja. Berdasarkan hal tersebut, bunga dibagi menjadi:
1. Bunga lengkap (complete flower), (Gambar 4.26.a) yaitu bunga yang
mempunyai daun kelopak, daun mahkota, benang sari, dan putik.
2. Bunga tidak lengkap (incomplete flower), (Gambar 4.26.b) yaitu bunga
yang mempunyai benang sari dan putik serta salah satu hiasan bunga,
misalnya kelopak saja atau mahkota saja.

benang sari

mahkota

putik

kelopak
b
a

Gambar 4.26
Bunga: a. Lengkap, b. Tidak Lengkap (Judd et al. 2002)
4.26 Morfologi Tumbuhan 

3. Bunga sempurna (perfect flower) yaitu bunga yang mempunyai benang sari
dan putik, hiasan bunga bisa ada bisa juga tidak. Bunga seperti ini disebut
pula bunga biseksual, bunga hermafrodit, atau bunga berkelamin dua
(Gambar 4.27.a)
4. Bunga tidak sempurna (imperfect flower) yaitu bunga yang hanya memiliki
putik saja atau benang sari saja, hiasan bunga bisa ada bisa pula tidak.
Bunga tidak sempurna disebut juga bunga uniseksual atau bunga
berkelamin tunggal (Gambar 4.27.b). Bunga tidak sempurna dapat dibagi
menjadi 2 yaitu bunga jantan (staminate flower) dan bunga betina
(carpellate flower). Bunga jantan, yaitu bunga yang memiliki benang sari,
tetapi putiknya tidak ada atau tidak berfungsi. Bunga betina yaitu bunga
yang mempunyai putik, tetapi benang sarinya tidak ada atau tidak
berfungsi.

a b c
bunga jantan bunga betina

Gambar 4.27
Bunga: a. Biseksual, b,c. Bunga Uniseksual (Simpson 2006)

Dalam beberapa kasus, ada bunga yang tidak mempunyai putik dan benang
sari, tapi hanya mempunyai hiasan bunga. Struktur morfologi demikian tidak
disebut sebagai bunga karena tidak mempunyai alat kelamin, tetapi dalam
deskripsi taksonomi hal ini disebut bunga netral atau bunga steril.

D. DISTRIBUSI BUNGA PADA TUMBUHAN

Berdasarkan distribusi bunga yang terdapat pada tumbuhan, tumbuhan


dapat digolongkan menjadi:
 PEBI4107/MODUL 4 4.27

1. Monoecious atau tumbuhan berumah satu, yaitu tumbuhan yang memiliki


bunga jantan dan bunga betina dalam satu individu yang sama, contohnya
jagung (Zea mays).
2. Dioecious atau tumbuhan berumah dua, yaitu tumbuhan yang mempunyai
bunga betina pada satu individu, sedangkan bunga jantannya ada pada
individu yang berbeda. Contohnya pala (Myristica fragrans).
3. Polygamous, yaitu tumbuhan yang memiliki bunga uniseksual dan
biseksual. Istilah polygamous digunakan untuk sifat tumbuhan yang
memperlihatkan suatu kombinasi bukan berumah satu dan bukan berumah
dua. Contoh tumbuhan polygamous adalah seruni gunung (Wedelia biflora)
yang mempunyai bunga tepi berupa bunga betina (bunga uniseksual), dan
bunga tabung berupa bunga hermafrodit (bunga biseksual). Berdasarkan
letaknya pada tumbuhan, tipe polygamous dapat dibagi lagi menjadi:
a. Gynodioecious. Pada tipe ini terdapat bunga betina pada satu individu,
sedangkan pada individu lainnya terdapat bunga hermafrodit.
b. Androdioecious. Pada satu individu terdapat bunga jantan saja,
sedangkan pada individu lain terdapat bunga hermafrodit.
c. Monoecopolygamous. Pada satu individu terdapat bunga jantan,
bunga betina, dan bunga hermafrodit.
d. Gynomonoecious. Pada satu individu terdapat bunga betina dan bunga
hermafrodit.
e. Trioecious atau trieco polygamous. Pada tipe ini, bunga jantan, bunga
betina, dan bunga hermafrodit masing-masing berada pada tumbuhan
yang berbeda.

LAT IH A N

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

1) Coba Anda perhatikan kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) dan


kembang merak (Caesalpinia pulcherrima). Apa persamaan dan perbedaan
di antara keduanya? Jelaskan!
2) Coba Anda perhatkan bunga soka (Ixora sp.) dan amati bagian-bagian
bunganya. Apakah kelopaknya aposepalous atau synsepalous? Apakah
mahkotanya apopetalous atau sympetalous? Berapa jumlah benang sarinya?
4.28 Morfologi Tumbuhan 

Apakah benang sari tersebut bebas atau menempel pada mahkota?


Berapakah jumlah putiknya?
3) Jelaskan perbedaan antara simetri aktinomorfik dan zigomorfik!
4) Sebutkan macam-macam tipe bunga majemuk!
5) Cobalah Anda amati bunga alamanda (Allamanda cathartica). Berapakah
jumlah daun mahkotanya? Bagaimanakah bentuknya?

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Untuk menjawab pertanyaan ini, Anda perlu memahami terlebih dahulu


tentang pengertian bunga tunggal dan bunga majemuk. Pada kembang
sepatu, satu tangkai bunga hanya mendukung satu bunga, jadi termasuk
bunga tunggal. Pada kembang merak, satu tangkai mendukung banyak
bunga, jadi termasuk bunga majemuk. Sekarang cobalah Anda lihat bagian-
bagian bunganya seperti kelopak, mahkota, benang sari, dan putik, lalu
Anda bandingkan jumlahnya. Lihat pula apakah bagian-bagian tersebut
bebas atau berlekatan. Dari sini Anda bisa melihat apa saja persamaan dan
perbedaan di antara keduanya.
2) Bunga soka (Ixora sp.) mempunyai 4 daun kelopak yang saling berlekatan,
jadi kelopaknya synsepalous. Daun mahkota ada 4 saling berlekatan, jadi
mahkotanya sympetalous. Untuk memahami istilah ini coba Anda baca
kembali tentang pengertian aposepalous dan synsepalous serta apopetalous
dan sympetalous. Setelah membaca hal tersebut, kami yakin Anda bisa
memahaminya. Setelah itu Anda perhatikan benang sarinya. Benang sari
pada bunga soka menempel pada mahkota, hal ini disebut epipetalous.
Sekarang Anda tinggal menghitung jumlah putiknya.
3) Untuk menjawab pertanyaan ini, Anda sebaiknya mengkaji kembali tentang
pengertian simetri aktinomorfik dan zigomorfik, lalu Anda berikan contoh
tanamannya.
4) Coba Anda baca kembali tentang macam-macam bunga majemuk yang
terdiri atas bunga majemuk dengan ibu tangkai yang tidak bercabang-
cabang dan bunga majemuk dengan ibu tangkai yang bercabang-cabang.
5) Bunga alamanda mempunyai daun mahkota yang saling berlekatan. Untuk
mengetahui jumlahnya, Anda tinggal menghitung pancung-pancung bagian
mahkota yang paling ujung. Jumlahnya ada 5. Bentuk mahkota yang
berlekatan bermacam-macam, ada yang disebut lonceng, corong, buyung
 PEBI4107/MODUL 4 4.29

dan sebagainya. Coba Anda baca kembali bagian yang membahas tentang
bentuk-bentuk mahkota sympetalous atau mahkota yang berlekatan.

R A NG KU M AN

Bunga merupakan organ reproduktif pada tumbuhan. Berdasarkan


tipenya, bunga dibagi menjadi bunga tunggal dan bunga majemuk. Pada
bunga tunggal, satu tangkai hanya mendukung satu bunga, sedangkan pada
bunga majemuk satu tangkai mendukung banyak bunga.
Bagian-bagian bunga tunggal terdiri atas tangkai bunga, dasar bunga,
kelopak, mahkota, benang sari, dan putik. Bagian-bagian bunga majemuk
terdiri atas ibu tangkai bunga, daun pelindung, daun tangkai, tangkai bunga,
dan bunga.
Bunga majemuk dapat dibedakan menjadi bunga majemuk terbatas dan
bunga majemuk tidak terbatas. Contoh bunga majemuk terbatas, misalnya
monochasium, dichasium, dan bunga sabit.
Bunga majemuk tidak terbatas dibedakan menjadi bunga majemuk
dengan ibu tangkai tidak bercabang dan bunga majemuk dengan ibu tangkai
bercabang-cabang. Contoh yang pertama adalah bunga bulir, tongkol, dan
bongkol. Contoh yang kedua adalah bunga malai, bulir majemuk, dan
payung majemuk.
Berdasarkan kelengkapan bagian bunga, bunga dibedakan menjadi
bunga lengkap, bunga tidak lengkap, bunga sempurna, dan bunga tidak
sempurna. Berdasarkan kelamin bunga yang terdapat pada tumbuhan,
tumbuhan dibedakan menjadi monoecious, dioecious, dan polygamous.

TES F OR M AT IF 1

1) Tumbuhan yang mempunyai bunga tunggal adalah ....


A. bunga mangga (Mangifera indica)
B. kelapa (Cocos nucifera)
C. padi (Oriya sativa)
D. kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)

2) Tumbuhan yang mahkotanya tidak berlekatan (apopetalous) contohnya ....


A. alamanda (Allamanda cathartica)
B. genjer (Limnocharis flava)
4.30 Morfologi Tumbuhan 

C. ubi jalar (Ipomoea batatas)


D. seruni gunung (Wedelia sp.)

3) Kelopak bunga yang berlekatan disebut ....


A. aposepalous
B. synsepalous
C. apopetalous
D. sympetalous

4) Bunga dengan simetri aktinomorfik ....


A. dapat dibagi menjadi dua bidang yang sama melalui beberapa kali
pembelahan
B. dapat dibagi menjadi dua bidang yang sama melalui satu kali
pembelahan
C. tidak dapat dibagi menjadi dua bidang yang sama
D. dapat dibagi menjadi tiga bagian yang sama melalui tiga kali
pembelahan

5) Benang sari yang ukurannya berbeda, berupa 2 benang sari panjang dan 2
benang sari pendek disebut ....
A. didynamous
B. tetradynamous
C. diplostemon
D. obdiplostemon

6) Bunga pisang mempunyai tipe bakal buah ....


A. superior
B. inferior
C. semi inferior
D. inferior dan superior

7) Bunga majemuk terbatas disebut juga ....


A. inflorescencia sentrifuga
B. inflorescencia sentripetala
C . inflorescemcia racemosa
D. inflorescencia botryoides

8) Kembang merak mempunyai bunga majemuk berupa ….


A. bulir
B. tandan
C. malai
D. payung
 PEBI4107/MODUL 4 4.31

9) Bunga talas mempunyai bunga majemuk berupa ....


A. tongkol
B. bongkol
C. bulir
D. monochasial

10) Bunga talas mempunyai daun pelindung yang disebut ....


A. braktea
B. involucrum braktea
C. spatha
D. brakteola

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian,
gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
materi Kegiatan Belajar 1.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan =  100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda
harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum
dikuasai.

Anda mungkin juga menyukai