Anda di halaman 1dari 15

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pencemaran

Pencemaran adalah masuknya bahan dan senyawa dari kegiatan manusia ke


lingkungan sehingga menyebabkan berkurangnya nilai guna, baik ditinjau secara fisik, kimia,
biologi dan estetika. Pencemaran memerlukan penilaian yang subjektif. Sebagai contoh
pencemaran bahan organik yang menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi
unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman di dalam air. Satu sisi adalah sisi positif,
yaitu berupa terjadinya peningkatan kesuburan perairan yang berarti pula peningkatan potensi
guna perairan. Di sisi lain, dampak buruk dari peningkatan unsur hara akan menganggu
keseimbangan ekosistem perairan dan memerlukan penanganan yang serius (Santoso,
2011).
Sumber pencemaran dapat dibagi menjadi dua, bersumber pada lokasi tertentu (point
source) dan yang sumbernya tersebar (non point/diffuse source). Point source memiliki
dampak yang ditimbulkan dapat ditentukan berdasarkan karakteristik spasial kualitas air.
Volume pencemar dari point source biasanya relatif tetap. Sumber non- point source dapat
berupa point source dalam jumlah yang banyak. Misalnya: limpasan dari daerah pertanian yang
mengandung pestisida dan pupuk, limpasan dari daerah pemukiman (domestik), dan
limpasan dari daerah perkotaan (Effendi 2003). Menurut Davis & Cornwell (1991) masalah
pencemaran merupakan masalah besar dan pada umumnya merupakan salah satu dampak
negatif dari kemajuan bidang industri dan domestik. Limbah industri jika tidak ditangani dengan
baik akan berdampak negatif bagi lingkungan, dan berakibat buruk pada organisme yang
hidup di dalam ekosistem tersebut dan pada akhirnya akan berdampak buruk pada manusia.
Bahan cemaran logam berat berasal dari berbagai kegiatan, namun kegiatan industri umumnya
menghasilkan logam berat dalam limbahnya dalam jumlah yang lebih banyak dibanding kegiatan
lainnya.

2.1.1 Pencemaran Air

Air merupakan salah satu sumber kekayaan alam yang dibutuhkan oleh mahluk hidup
untuk menopang kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, apabila air tidak dikelola dengan baik
maka dapat menimbulkan kerusakan maupun kehancuran bagi mahluk hidup (Syahdiash, 2008).
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau,
sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah
bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus
hidrologi. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan
terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air
minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi
sebagai objek wisata (Kristianto, 1995).
Menurut Undang – undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan
lingkungan hidup, yang dimaksud dengan pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya
mahluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air dan berubahnya tatanan
(komposisi) air oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya.
Air dapat tercemar oleh komponen-komponen anorganik, diantaranya berbagai logam berat
yang berbahaya. Komponen logam berat ini berasal dari kegiatan industri. Kegiatan industri yang
melibatkan penggunaan logam berat antara lain industri tekstil, pelapisaan logam, cat atau tinta
warna, percetakan, bahan agrokimia dll. Logam berat ternyata telah mencemari air, melebihi
batas yang berbahaya bagi kehidupan. Adanya logam berat dalam lingkungan perairan telah
diketahui dapat menyebabkan beberapa kerusakan pada kehidupan air. Di samping itu terdapat
fakta bahwa logam berat membunuh mikroorganisme. Hampir semua garam logam berat dapat
larut dalam air dan membentuk larutan sehingga tidak dapat dipisahkan dengan pemisahan fisik.
Seiring dengan peningkatan pertumbuhan penduduk, maka semakin meningkat pula usaha untuk
memenuhi berbagai kebutuhan yang mengikutinya. Sehingga semakin variatif pula aktivitas
manusia. Salah satunya aktivitas industri. Akan tetapi pertumbuhan industri ini memiliki efek
samping yang kurang baik. Sebab industri kecil tersebut pada umumnya membuang limbahnya
langsung ke selokan atau badan air tanpa pengolahan terlebih dahulu. Hal ini dapat
menyebabkan pencemaran air karena dalam limbah tersebut mengandung unsur toksik yang
tinggi ( Wisnu, 1995).
Macam limbah dari hasil kegiatan rumah tangga, industri, maupun kegiatan lainnya yang
dapat mencemari suatu perairan adalah:
a. Limbah Cair
Limbah cair merupakan gabungan atau campuran dari air dan bahan – bahan pencemar
yang terbawa oleh air, baik dalam keadaan terlarut maupun tersuspensi yang terbuang dari
sumber pertanian, sumber industri, dan sumber domestik (perumahan, perdagangan, dan
perkantoran), dan pada saat tertentu tercampur dengan air tanah, air permukaan, atau air
hujan. Limbah jenis ini dapat dihasilkan dari kegiatan atau proses di dalam rumah tangga,
industri, bahkan kegiatan atau proses di dalam pertambangan. Limbah cair lebih dikenal
sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai
ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah cair terdiri dari bahan kimia senyawa organik
dan senyawa anorganik. Limbah cair ini umumnya dibuang melalui saluran atau got menuju
sungai maupun laut. Terkadang dalam perjalanannya menuju laut, limbah cair ini dapat
mecemari sumber air bersih yang dipergunakan oleh manusia. Limbah cair ini bersumber dari
aktivitas manusia dan aktivitas alam, yang dapat dibedakan menjadi tiga yaitu limbah rumah
tangga, limbah industri dan limbah pertanian (Zain, 2005).
b. Detergen
Sebelum tahun 1965, detergen generasi awal muncul menggunakan bahan kimia
pengaktif permukaan (surfaktan) Alkyl Benzene Sulfonat (ABS) ysng mampu menghasilkan
busa. Dikarenakan sifat ABS yang sulit diurai oleh mikroorganisme dipermukaan tanah,
menghasilkan limbah busa di sungai dan danau. Setelah 10 tahun dilakukan penelitian (1965),
ditemukan Linear Alkalybenzene Sulphonate (LAS) yang lebih ramah lingkungan. Bakteri
dapat lebih cepat menguraikan molekul LAS, sehingga tidak menghasilkan limbah busa. 15
LAS saat ini banyak digunakan sebagai surfaktan anionik yang sangat komersial. Akan tetapi,
walaupun surfaktan LAS dapat dibiodegradasi oleh lingkungan, sifat bidegradablenya
membutuhkan waktu yang lama untuk menguraikan (Matheson, 1996).
Menurut Maswan (2011) detergen mengandung bahan-bahan sebagai :
1. Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung
berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Surfaktan ialah molekul organik
dengan bagian lifofilik dan bagian polar, yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan air
sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan. Surfaktan
membentuk bagian penting dari semua detergen komersial.
2. Builder (pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara
menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air. Bahan ini ditambahkan untuk
menyingkirkan ion kalsium dan magnesium (kesadahan) dari air pencuci. Pembangun dapat
melakukan hal ini lewat pengkelatan (pembentukan kompleks) atau lewat pertukaran ion-ion
ini dengan natrium. Pembangun juga meningkatkan pH untuk membantu emulsifikasi minyak
dan bufer terhadap perubahan pH. Pembangun yang paling lazim ialah natrium tripolifosfat
5-
(5Na+ P3O10 ), tetapi karena limbah fosfat dapat mencemari lingkungan, jumlah yang 16
digunakan dibatasi oleh peraturan; baru-baru ini, natrium sitrat, natrium karbonat, dan natrium
silikat mulai menggantikan natrium tripolifosfat sebagai pembangun.
3. Zeolit (natrium aluminosilikat) digunakan sebagai penukar ion, terutama untuk ion kalsium.
4. Filler (pengisi) adalah bahan tambahan Detergen yang tidak mempunyai kemampuan
meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contoh Sodium sulfat.
5. Bahan antiredeposisi (antiedeposition agent) ialah senyawa yang ditambahkan ke detergen
pakaian untuk mencegah pengendapan kembali kotoran pada pakaian. Contoh yang paling
lazim ialah selulosa eter atau ester.
6. Aditif adalah bahan suplemen atau tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya
pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak berhubungan langsung dengan daya cuci
Detergen. Additives ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk. Contoh : Enzim,
Boraks, Sodium klorida, Carboxy Methyl Cellulose (CMC).
c. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaianya, dalam proses alam
sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk yang dihasilkan setelah dan
selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia
didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Berdasarkan sumbernya :
1) Sampah alam
2) Sampah manusia
3) Sampah konsumsi
4) Sampah nuklir
5) Sampah industri
6) Sampah pertambangan
Berdasarkan sifatnya :
1) Sampah organik dapat diurai (degradable) Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah
membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini
dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos
2) Sampah anorganik tidak terurai (undegradable) Sampah Anorganik, yaitu sampah yang
tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik
mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat
dijadikan sampah 11 komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk
lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus
makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran,
HVS, maupun karton.
d. Limbah Bahan Makanan Limbah bahan makanan pada dasarnya bersifat organik yang sering
menimbulkan bau busuk yang menyengat hidung dan dapat didegradasi oleh mikroorganisme.
Apabila limbah bahan makanan mengandung protein, maka pada saat didegradasi oleh
mikroorganisme akan terurai menjadi senyawa yang mudah menguap dan menimbulkan bau
busuk.
e. Limbah Organik Limbah organik biasanya dapat membusuk atau terdegradasi oleh
mikroorganisme. Oleh karena itu, bila limbah industri terbuang langsung ke air lingkungan
akan menambah populasi mikroorganisme di dalam air. Bila air lingkungan sudah tercemar
limbah organik berarti sudah terdapat cukup banyak mikroorganisme di dalam air, maka tidak
tertutup kemungkinan berkembangnya bakteri patogen.
f. Limbah Anorganik Limbah anorganik biasanya tidak dapat membusuk dan sulit didegradasi
oleh mikroorganisme. Limbah anorganik pada umumnya berasal dari industri yang
menggunakan unsur-unsur logam seperti Arsen (As), Kadmium (Cd), Timbal (Pb), Krom
(Cr), Kalsium (Ca), Nikel (Ni), Magnesium (Mg), Air Raksa (Hg), dan lain-lain. Industri yang
mengeluarkan limbah anorganik seperti industri electroplating, industri kimia, dan lain-lain.
Bila limbah anorganik langsung dibuang di air lingkungan, maka akan terjadi peningkatan
jumlah ion logam di dalam air. Ion logam yang berasal dari logam berat, bila terbuang ke air
lingkungan sangat berbahaya bagi kehidupan khususnya manu
Menurut Darmano (1995), pencemaran air terdiri dari bermacam-macam jenis, antara lain:
a. Pencemaran Mikroorganisme dalam Air
Berbagai kuman penyebab penyakit pada makhluk hidup seperti bakteri, virus,
protozoa, dan parasit sering mencemari air. Kuman yang masuk ke dalam air tersebut
berasal dari buangan limbah rumah tangga maupun buangan dari industri peternakan,
rumah sakit, tanah pertanian dan lain sebagainya. Pencemaran dari kuman penyakit ini
merupakan penyebab utama terjadinya penyakit pada orang yang terinfeksi. Penyakit yang
disebabkan oleh pencemaran air ini disebut water-borne disease dan sering ditemukan
pada penyakit tifus, kolera, dan disentri.
b. Pencemaran Air oleh Bahan Anorganik Nutrisi Tanaman
Penggunaan pupuk nitrogen dan fosfat dalam bidang pertanian telah dilakukan sejak
lama secara meluas. Pupuk kimia ini dapat menghasilkan produksi tanaman yang tinggi
sehingga menguntungkan petani. Tetapi dilain pihak, nitrat dan fosfat dapat mencemari
sungai, danau, dan lautan. Sebetulnya sumber pencemaran nitrat ini tidak hanya berasal
dari pupuk pertanian saja, karena di atmosfer bumi mengandung 78% gas nitrogen . Pada
waktu hujan dan terjadi kilat dan petir, di udara akan terbentuk amoniak dan nitrogen
terbawa air hujan menuju permukaan tanah. Nitrogen akan bersenyawa dengan komponen
yang kompleks lainnya.
c. Pencemar Bahan Kimia Anorganik
Bahan kimia anorganik seperti asam, garam dan bahan toksik logam lainnya seperti timbal
(Pb), kadmium (Cd), merkuri (Hg) dalam kadar yang tinggi dapat menyebabkan air tidak
enak diminum. Disamping dapat menyebabkan matinya kehidupan air seperti ikan dan
organisme lainnya, pencemaran bahan tersebut juga dapat menurunkan produksi tanaman
pangan dan merusak peralatan yang dilalui air tersebut (karena korosif).
d. Pencemar Bahan Kimia Organik
Bahan kimia organik seperti minyak, plastik, pestisida, larutan pembersih, detergen dan
masih banyak lagi bahan organik terlarut yang digunakan oleh manusia dapat
menyebabkan kematian pada ikan maupun organisme air lainnya. Lebih dari 700 bahan
kimia organik sintetis ditemukan dalam jumlah relatif sedikit pada permukaan air tanah
untuk diminum di Amerika, dan dapat menyebabkan gangguan pada ginjal, gangguan
kelahiran, dan beberapa bentuk kanker pada hewan percobaan di laboratorium. Tetapi
sampai sekarang belum diketahui apa akibatnya pada orang yang mengkonsumsi air
tersebut sehingga dapat menyebabkan keracunan kronis.
Sumber Pencemaran air dapat ditandai oleh turunnya mutu, baik air daratan (sungai, danau,
rawa, dan air tanah) maupun air laut sebagai suatu akibat dari berbagai aktivitas manusia modern
saat ini sangat beragam sesuai karakteristiknya. Menurut Sunu (2001), adapun sumber
pencemaran air yaitu:
a. Pencemaran Air oleh Pertanian Air limbah pertanian sebenarnya tidak menimbulkan
dampak negatif pada lingkungan, namun dengan digunakannya fertilizer sebagai pestisida
yang kadang-kadang dilakukan secara berlebihan, sering menimbulkan dampak negatif
pada keseimbangan ekosistem air. Sektor pertanian juga dapat berakibat terjadinya
pencemaran air, terutama akibat dari penggunaan pupuk dan bahan kimia pertanian
tertentu seperti insektisida dan herbisida.
b. Pencemaran Air oleh Peternakan dan Perikanan Penanganan yang tidak tepat terhadap
kotoran dan sisa makanan ternak dapat berpotensi sebagai sumber pencemaran.
Karakteristik terhadap pencemaran air yang diakibatkan oleh kegiatan peternakan antara
lain: - Komposisi dan jumlah kotoran ternak bervariasi tergantung pada tipe, jumlah dan
metode pemberian makan dan penyiramannya. - Tingkat pencemaran sangat bervariasi
tergantung pada lokasi lahan yang digunakan untuk peternakan, sistem dan skala operasi
serta tingkat teknik pengembangbiakan.
c. Pencemaran Air oleh Industri Air limbah industri cenderung mengandung zat berbahaya,
oleh karena itu harus dicegah agar tidak dibuang ke saluran umum. Karakteristik
pencemaran air dari industri manufaktur antara lain: - Limbah cair - Industri makanan -
Industri tekstil - Industri pulp dan kertas - Industri kimia - Industri kulit - Industri
electroplating
d. Pencemaran Air oleh Aktivitas Perkotaan Aktivitas manusia di perkotaan memberikan
andil dalam menimbulkan pencemaran lingkungan yang tinggi. Ledakan jumlah
penduduk yang tidak terkendali mengakibatkan laju pencemaran lingkungan melampaui
laju kemampuan alam. Penyebab pencemaran air karena limbah perkotaan seperti air
limbah, kotoran manusia, limbah rumah tangga, limbah gas, dan limbah panas.
2.1.2. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. Menurut Darmono (2001) menyatakan bahwa ada dua sumber
utama kontaminasi tanah yaitu kebocoran bahan kimia organik dan penyimpanan bahan kimia
dalam bunker yang disimpan dalam tanah, dan penampungan limbah industri yang ditampung
dalam suatu kolam besar yang terletak di atas atau di dekat sumber air tanah. Pencemaran tanah
biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial;
penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan;
kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak
memenuhi syarat (illegal dumping). Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari
permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.
Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah.
Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau
dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya (Veegha, 2008).
Menurut Sadrach (2008) limbah industri yang bisa menyebabkan pencemaran tanah berasal
dari: pabrik, manufaktur, industri kecil, industri perumahan, bisa berupa limbah padat dan cair.
1. Limbah industri yang padat atau limbah padat yang adalah hasil buangan industri berupa
padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik
gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
2. Limbah cair yang adalah hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa
pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak,
khrom, arsen dan boron adalah zat hasil dari proses industri pelapisan logam.
Limbah yang telah mencemari lingkungan akan membawa dampak yang merugikan
manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerugian secara langsung, apabila
pecemaran tersebut secara langsung dan cepat dapat dirasakan akibatnya oleh manusia. Kerugian
secara tidak langsung, apabila pencemaran tersebut mengakibatkan lingkungan menjadi rusak
sehingga daya dukung lingkungan terhadap kelangsungan hidup manusia menjadi menurun.
Kondisinya dapat lebih parah lagi apabila daya dukung lingkungan sudah tidak mampu lagi
menopang kebutuhan manusia, sehingga malapetaka bagi kehidupan manusia tidak terhindar.
Sebagai contoh adalah kesuburan tanah sangat menurun sehingga mengganggu sektor pertanian
yang berakibat menurunnya produksi pangan dan juga sumber air minum yang sehat sudah sulit
didapatkan sehingga masyarakat kekurangan air untuk kebutuhan hidup sehari-hari (Sunu, 2001).
Menurut Darmono (2001) pada dasarnaya kontaminasi logam dalam tanah bergantung pada:
1). Jumlah logam yang ada pada batuan tempat tanah terbentuk.
2). Jumlah mineral yang ditambahkan pada tanah sebagai pupuk.
3). Jumlah deposit logam dari atmosfer yang jatuh ke dalam tanah.
4). Jumlah yang terambil pada proses panen ataupun merembes ke dalam tanah yang lebih
dalam.
Sumber bahan pencemar tanah mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara
dan pencemaran air, makan sumber pencemar udara dan sumber pencemar air pada
umumnya juga merupakan sumber pencemar tanah. Sebagai contoh gas-gas oksida
karbon, oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang larut
dalam air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga
menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah. Air permukaan tanah yang
mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zat radioaktif, logam berat dalam limbah
industri, sampah rumah tangga, limbah rumah sakit, sisa pupuk dan pestisida dari daerah
pertanian, limbah deterjen, akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada
tanah daerah tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang dilalui air
permukaan tanah yang tercemar tersebut.
BAB III PEMBAHASAN

Dampak Pencemaran Air dan Tanah.


A. Dampak pencemaran tanah
Menurut Muslimah (2015) dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran tanah adalah:
1. Timbunan sampah yang berasal dari limbah domestik dapat mengganggu/ mencemari
karena: lindi (air sampah), bau dan estetika. Timbunan sampah juga menutupi permukaan
tanah sehingga tanah tidak bisa dimanfaatkan. Timbunan sampah bisa menghasilkan gas
nitrogen dan asam sulfida, adanya zat mercury, chrom dan arsen pada timbunan sampah bisa
timbulkan pencemaran tanah / gangguan terhadap bio tanah, tumbuhan, merusak struktur
permukaan dan tekstur tanah. Limbah lainnya adalah oksida logam, baik yang terlarut
maupun tidak menjadi racun di permukaan tanah
2. Tinja, deterjen, oli bekas, cat, adalah limbah cair rumah tangga; peresapannya kedalam tanah
akan merusak kandungan air tanah dan zat kimia yang terkandung di dalamnya dapat
membunuh mikro-organisme di dalam tanah, inilah salah satunya yang disebutkan sebagai
pencemaran tanah.
3. Padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan adalah limbah padat hasil
buangan industri. Adanya reaksi kimia yang menghasilkan gas tertentu menyebabkan
penimbunan limbah padat ini busuk selain itu pencemaran tanah juga menyebabkan
timbulnya bau di sekitarnya. Karena tertimbunnya limbah ini dalam jangka waktu lama
menyebabkan permukaan tanah menjadi rusak dan air yang meresap ke dalam tanah
terkontaminasi bakteri tertentu dan berakibat turunnya kualitas air tanah pada musim
kemarau oleh karena telah terjadinya pencemaran tanah. Timbunan yang mengering akan
dapat mengundang bahaya kebakaran.
4. Sisa hasil industri pelapisan logam yang mengandung zat-zat seperti tembaga, timbal,
perak,khrom, arsen dan boron adalah limbah cair yang sangat beracun terhadap
mikroorganisme. Peresapannya ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi
mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah dan dalam
hal ini pun menyebabkan pencemaran tanah. Pupuk yang digunakan secara terus menerus
dalam pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah
berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin
berkurang. Dalam kondisi ini tanpa disadari AGRISAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol.2 No.
1 Januari – Juni 2015 16 justru pupuk juga mengakibatkan pencemaran tanah. Pestisida yang
digunakan bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna
di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya.
Selain pencemaran tanah penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan
hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.
Menurut Muslimah (2015) berbagai bidang dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran
tanah, diantaranya adalah:
1. Pada kesehatan Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe
polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium,
berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua
populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan
kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi. Paparan kronis (terus-
menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan
terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan
kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada
keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf
otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan
ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan
yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan
bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah
dapat menyebabkan Kematian.
2. Ekosistem Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem.
Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia
beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat
menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda
yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan
beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar
terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek
kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida
makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi
pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada
saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur,
meningkatnya tingkat Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya
dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak
lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah
dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada
kasus lain bahanbahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
b. Dampak pencemaran air.
Menurut Warlina (2004), dampak pencemaran air adalah:
1. Dampak terhadap kehidupan biota air
Banyaknya zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen
terlarut dalam air tersebut. Sehingga akan mengakibatkan kehidupan dalam air yang
membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya. Selain itu kematian
dapat pula disebabkan adanya zat beracun yang juga menyebabkan kerusakan pada tanaman
dan tumbuhan air. Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah
yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah menjadi sulit
terurai. Panas dari industri juaga akan membawa dampak bagi kematian organisme, apabila
air limbah tidak didinginkan dahulu.
2. Dampak terhadap kualitas air tanah
Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah terjadi
dalam skala yang luas, hal ini telah dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal di Jakarta.
Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.
3. Dampak terhadap kesehatan
Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain : - air sebagai
media untuk hidup mikroba pathogen - air sebagai sarang insekta penyebar penyakit - jumlah
air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat membersihkan diri - air
sebagai media untuk hidup vector penyakit Ada beberapa penyakit yang masuk dalam
katagori water-borne diseases, atau penyakit-penyakit yang dibawa oleh air, yang masih
banyak terdapat di daerah-daerah. Penyakit-penyakit ini dapat menyebar bila mikroba
penyebabnya dapat masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Sedangkan jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air antara lain,
bakteri, protozoa dan metazoa.
4. Dampak terhadap estetika lingkungan
Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang ke lingkungan perairan, maka
perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat
disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak
atau lemak juga dapat mengurangi estetika. Selain bau, limbah tersebut juga menyebabkan
tempat sekitarnya menjadi licin. Sedangkan limbah detergen atau sabun akan menyebabkan
penumpukan busa yang sangat banyak. Inipun dapat mengurangi estetika.

Langkah Penanganan Pemerintah atau masyarakat dalam menghadapi pencemaran


lingkungan
Menurut Erwin (2011) langkah pemerintah yang harus dilakukan dalam menghadapi pencemaran
yaitu:
1. Pemerintah yaitu Badan Lingkungan Hidup melakukan pembinaan mengenai pentinganya
menjaga lingkungan hidup kepada lurah atau kepala desa yang dihadiri oleh aparat desa,
pemuka masyarakat serta para pengusaha industri.
2. Pemerintah sebagai motivator dengan memberikan fasilitas pembuangan limbah dan
memberitahukan tata cara pengolahan limbah sablon bagi para pengusaha sablon.
3. Pemerintah mengajak pengusaha industri dan LSM peduli lingkungan secara bersama-
sama meningkatkan mutu pengelolaan lingkungan hidup.
4. Petugas Satpol PP ditugaskan setiap hari untuk mengadakan patrol di daerah rawan
tercemar maupun yang belum tercemar.
5. Memberikan peringatan secara administratif terhadap para pelanggar pencemaran
lingkungan dengan mengeluarkan Surat Peringatan
6. Pengajuan pelanggaran terhadap lingkungan yang dilaksanakn oleh Penyidik Pegawai
Negeri Sipil yang memperoleh informasi dari Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup
Daerah bahwa benar sudah terjadi pencemaran atau perusakan lingkungan yang
dilakukan oleh perusahaan tertentu.
Menurut Warlina (2004) peran masyarakat dalam menanggulangi pencemaran lingkungan
yaitu:
1. penanggulangan pencemaran air dapat dimulai dari diri kita sendiri. Dalam keseharian,
kita dapat mengurangi pencemaran air dengan cara mengurangi produksi sampah
(minimize) yang kita hasilkan setiap hari. Selain itu, kita dapat pula mendaur ulang
(recycle) dan mendaur pakai (reuse) sampah tersebut.
2. Kitapun perlu memperhatikan bahan kimia yang kita buang dari rumah kita. Karena saat
ini kita telah menjadi masyarakat kimia, yang menggunakan ratusan jenis zat kimia dalam
keseharian kita, seperti mencuci, memasak, membersihkan rumah, memupuk tanaman,
dan sebagainya. Kita harus bertanggung jawab terhadap berbagai sampah seperti 21
makanan dalam kemasan kaleng, minuman dalam botol dan sebagainya, yang memuat
unsur pewarna pada kemasannya dan kemudian terserap oleh air tanah pada tempat
pembuangan akhir. Bahkan pilihan kita untuk bermobil atau berjalan kaki, turut
menyumbangkan emisi asam atu hidrokarbon ke dalam atmosfir yang akhirnya
berdampak pada siklus air alam.
3. Menjadi konsumen yang bertanggung jawab merupakan tindakan yang bijaksana. Sebagai
contoh, kritis terhadap barang yang dikonsumsi, apakah nantinya akan menjadi sumber
bencana yang persisten, eksplosif, korosif dan beracun atau degradable (dapat didegradasi
alam)? Apakah barang yang kita konsumsi nantinya dapat meracuni manusia, hewan, dan
tumbuhan aman bagi makhluk hidup dan lingkungan
DAFTAR PUSTAKA

Darmono. 1995, Logam dalam Sistem Makhluk Hidup. Jakarta: UI Press.

Darmono.1995. Lingkungan Hidup dan Pencemaran: Hubungannya dengan Toksikologi


Senyawa Logam. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press).

Davis, M.L., &D.A. Cornwell. 1991. Introduction To Environtmental Enginering. Second


Edition. NewYork : Mc-Graw-Hill. Inc.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan.
Kanisius, Yogyakarta.

Erwin,M. 2011. Hukum Lingkungan Dalam Sistem kebijaksanaan Pembangunan Lingkungan


Hidup. Bandung: , Refika Aditama.

Kristanto, P. 1995. Ekologi Industri. Yogyakarta: Andi offset.

Maswan, F. 2011. Bahan Kimia untuk Skala Rumah Tangga. Jakarta: PT. Gramedia.

Matheson, K. L. 1996. Surfactant Raw Materials : Classification, Synthesis and Uses. In : Spitz,
L. (Ed). Soap and Detergents : A Theoretical and Practical Review. AOCS Press, Champaign.
Illinois.

Muslimah. 2015. Dampak Pencemaran Tanah Dan Langkah Pencegahan.Jurnal Penelitian


AGRISAMUDRA, 2(1): pp. 11-20.

Sadrach, B. 2008. Pencemaran Tanah dan Dampaknya. Yogyakarta: Gadjah Mada University.
Santoso, A. D. 2011. Kualitas Nutrien Perairan Teluk Hurun, Lampung. Jurnal Teknologi
Lingkungan, 7(2): pp. 140-144.

Sunu, P. 2001. Melindungi Lingkungan Dengan Menerapkan ISO 1400. Jakarta: PT. Gramedia
Widia Sarana Indonesia.

Warlina, L. 2004. Pencemaran Air: Sumber, Dampak Dan Penanggulangannya. Bogor: IPB.

Anda mungkin juga menyukai