Anda di halaman 1dari 7

KAJIAN PENCEMARAN AIR SUNGAI KAPUAS DI KOTA PONTIANAK

( Studi Kasus: Kelurahan Bansir Laut Kecamatan Pontianak Tenggara )


Masetaduliretri Tarigas Indri1), Nur Kumala Sari2), Aliiffillya Javada3), Dinda Maulidya4), Aldo Restu Aminullah5),
1)
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tanjungpura, Pontianak
Email: f1241211016@student.untan.ac.id

ABSTRAK
Air merupakan sumber utama bagi kehidupan, sehingga tidak ada kehidupan jika
tidak ada air di bumi. Namun, air dapat menjadi musibah jika tersedia dalam kondisi
yang tidak benar, baik kualitas maupun kuantitas airnya. Air bersih sangat dibutuhkan
manusia untuk keperluan sehari-hari, industri, kebersihan sanitasi kota dan sebagainya.
Pencemaran air sungai merupakan masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energy dan komponen lainnya kedalam air sungai yang disebabkan oleh kegiatan
manusia, sehingga kualitas air menurun sampai ke titik tertentu yang menyebabkan air
tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Fenomena alam seperti gunung
berapi, gempa bumi, badai tidak dapat dikatakan pencemaran, walaupun telah terjadi
perubahan yang besar terhadap kualitas air. Hal tersebut dikarenakan pada prakteknya
masukan zat pada sumber air tersebut berupa buangan yang bersifat rutin seperti
membuang limbah cair dan sejenisnya. Pada dasarnya, dalam kehidupan sehari-hari
makhluk hidup membutuhkan air yang bersih dan sehat, terutama manusia yang dapat
membedakan kualitas air yang akan dikonsumsi tentu akan sangat terganggu dengan
adanya pencemaran air tersebut.
Kata Kunci : air bersih, pencemaran air, limbah
ABSTRACT

Water is the main source for life, so there is no life if there is no water on earth.
However, water can be a disaster if it is available in improper conditions, both in terms
of quality and quantity. Clean water is needed by humans for daily needs, industry, city
sanitation and so on. River water pollution is the entry or inclusion of living things,
substances, energy and other components into river water caused by human activities,
so that the water quality decreases to a certain point which causes the water to not
function according to its designation. Natural phenomena such as volcanoes,
earthquakes, storms cannot be said to be pollution, even though there have been major
changes to water quality. This is because in practice the input of substances to the
water source is in the form of routine waste such as disposing of liquid waste and the
like. Basically, in everyday life living things need clean and healthy water, especially
humans who can distinguish the quality of the water to be consumed will certainly be
very disturbed by the presence of water pollution.
Keywords: clean water, water pollution, waste

1
PENDAHULUAN
Permasalahan pencemaran air di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Berdasarkan data
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), mulai tahun 2016 diketahui bahwa
dari 140 sungai di 34 provinsi, sebanyak 73,24% dalam status tercemar (Tim, 2017).
Pencemaran air yang terjadi di Indonesia mayoritas disebabkan oleh aktivitas manusia,
sampah pertanian, limbah industri, dan limbah pertambangan. Sampah pemukiman memiliki
bahan pencemar yang dibuat oleh wilayah permukiman atau rumah tangga. Sampah
permukiman dapat berbentuk sampah organik (kayu, daun, dan lain-lain), dan sampah non
organik (plastik, logam, dan detergent). Sampah pertanian memiliki bahan pencemar yang
dibuat oleh aktivitas pertanian, seperti pemakaian pestisida dan pupuk secara berlebihan.
Sedangkan limbah industri memiliki bahan pencemar yang dibuat oleh aktivitas industry
yang menghasilkan bahan beresiko dan beracun (B3) (Prarikeslan, 2016).
Sungai Kapuas merupakan sungai yang terpanjang di Indonesia dan Sungai Kapuas
juga melewati Kota Pontianak Propinsi Kalimantan Barat yang bermuara di laut (Kuala
Jungkat). Selain itu, Sungai Kapuas juga menjadi muara dari saluran-saluran drainase yang
ada di Kota Pontianak. Jadi, kualitas air Sungai Kapuas ini dipengaruhi oleh kualitas air
saluran drainase sedangkan kualitas air saluran drainase berhubungan dengan aktivitas
manusia yang ada di dalamnya seperti membuang limbah rumah tangga langsung ke saluran
drainase dan melakukan kegiatan mandi dan cuci langsung pada sumber air. Selain itu,
perubahan kualitas air juga dipengaruhi oleh perubahan tata guna lahan yang ada seperti
perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Kota Pontianak yaitu perubahan dari daerah
hutan atau lahan pertanian menjadi kawasan pemukiman. Keadaan ini menyebabkan
tingginya jumlah air buangan yang disebabkan tidak tersedianya Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) di kawasan pemukiman.
Berdasarkan paparan dan data diatas, artikel bertujuan untuk membahas mengenai
pencemaran air yang terjadi di Indonesia terutama di Kalimantan barat. Dalam artikel ini juga
akan membahas komponen, penyebab dan akibat, dampak, dan cara mengatasi pencemaran
air. Adanya penjelasan mengenai dampak pencemaran air serta cara penanggulannya, maka
akan timbul kesadaran untuk menjaga lingkungan sekitar. Sehingga pada akhirnya
pencemaran air dapat dikurangi dan akan dapat sumber air yang bersih, sehat, serta aman
untuk di konsumsi.

2
PEMBAHASAN

1. Pencemaran Air Sungai


Pencemaran air sungai merupakan masuk atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energy dan komponen lainnya kedalam air sungai yang disebabkan oleh
kegiatan manusia, sehingga kualitas air menurun sampai ke titik tertentu yang
menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya (PP
No.20/2019). Fenomena alam seperti gunung berapi, gempa bumi, badai tidak dapat
dikatakan pencemaran, walaupun telah terjadi perubahan yang besar terhadap
kualitas air. Hal tersebut dikarenakan pada prakteknya masukan zat pada sumber air
tersebut berupa buangan yang bersifat rutin seperti membuang limbah cair dan
sejenisnya.
Pada dasarnya, dalam kehidupan sehari-hari makhluk hidup membutuhkan air
yang bersih dan sehat, terutama manusia yang dapat membedakan kualitas air yang
akan dikonsumsi tentu akan sangat terganggu dengan adanya pencemaran air
tersebut. Adapun ciri-ciri air bersih dan sehat adalah seperti tidak berwarna, tidak
berbau, tidak berasa dan bersifat netral secara kimia dalam arti tidak bersifat basa
atau asam.
2. Komponen Pencemaran Air Sungai
Komponen dalam pencemaran air akan menyebabkan terjadinya indicator
pencemaran air sungai. Pembuangan limbah industry, limbah rumah tangga, dan
kegiatan masyarakat lainnya yang tidak peduli akan kelestarian dan daya dukung
lingkungan akan sangat berpotensi terjadinya pencemaran air sungai. Menurut sunu
(2001) mengatakan bahwa terdapat komponen-komponen pencemaran air yang
dikelompokkan sebagai berikut.
a. Limbah zat kimia
Limbah zat kimia yang dibuang langsung ke air seperti pada sungai, danau, laut
tanpa diolah sebelumnya dapat membahayakan bagi kehidupan organisme di
dalam air. Adapaun limbah zat kimia sebagai bahan pencemaran air
dikelompokkan sebagai berikut.
1) Insektisida
Insektisida berfungsi sebagai bahan pemberantas hama yang banyak
digunakan oleh masyarakat khususnya pada sector pertanian. Apabila
pemakaian insektisida dilakukan secara berlebihan, maka dapat
memberikan dampak pada linkungan sekitarnya.
2) Pembersih
Zat kimia yang digunakan sebagai pembersih seperti shampoo,
detergen, dan bahan pembersih lainnya dapat mengakibatkan
penceamran apabila digunakan secara berlebihan. Hal ini dapat dilihat
dari timbulnya buih-buih pada permukaan air yang disebabkan oleh
adanya limbah zat pembersih tersebut.
3) Larutan penyamak kulit senyawa krom (Cr)

3
Larutan ini merupakan bahan yang digunakan pada industry
penyamakan kulit, sisa-sisa larutan dapat menambah jumlah ion logam
dalam air. Dengan demikian, industry penyamakan kulit seharusnya
mempunyai instalasi pengolahan air limbah (IPAL) agar dapat
mengelola sisa-sisa larutan penyemakkulit sehingga tidak merusak
lingkungan lagi terkhusus pencemaran air.
4) Zat warna kimia
Penggunaan zat warna semakin meningkat sejalan dengan
perkembangan industry yang menggunakan zat warna pada produk yang
diproduksi. Pada dasarnya, semua zat warna merupakan racun bagi
kesehatan tubuh manusia.
b. Limbah padat
Limbah padat yang dimaksud ini merupakan limbah hasil dari proses IPAL
yamg berupa endapan (Slude) hasil dari proses filter press. Slude dapat
dikategorikan tidak berbahaya dan dapat pula dikategorikan sebagai limbah
bahan berbahaya dan beracun (B3). Apabila limbah padat yang berbentuk
sangat halus dibuang ke air tidak dapat larut dan tidak dapat mengendap
dalam air, melainkan membentuk sebauh koloid yang melayang-layang di
dalam air. Kemudian, koloid tersebut akan merubah air menjadi keruh
sehingga dapat menghalangi penetrasi sinar matahari ke dalam air dan dapat
mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis tanaman yang terdapat di
dalam air. Kandungan oksigen yang terlarut dalam air akan mengalami
penurunan sehingga dapat mempengaruhi kehidupan yang terdapat di dalam
air.
c. Limbah bahan makanan
Pada dasarnya, limbah bahan makanan bersifat organic yang erring
menimbulkan bau busuk yang menyengat hidung dan dapat didegradasi oleh
mikroorganisme akan terurai menjadi senyawa yang mudah menguap dan
menimbulkan bau busuk.
d. Limbah organik
Limbah organik dapat mengalami pembusukan atau terdegradasi oleh
mikroorganisme. Oleh sebab itu, apabila limbah industry langsung dibuang
kedalam air, maka lingkungan akan menambah populasi mikrorganisme di
dalam air. Jika lingkungan sudah tercemar maka dapat dipastikan sudah
terdapat banyak mikroorganisme di dalam air, maka tidak menutup
kemungkinan bahwa bakteri pathogen akan berkembang.
e. Limbah anorganik
Limbah anorganik sulit untuk didegradasi atau tidak dapat membusuk oleh
mikroorganisme. Pada umumnya, limbah anorganik berasal dari industry
yang menggunakan unsur-unsur logam seperti Arsen (As), Kedamium (Cd),
timbal (Pb), Krom (Cr), Kalsium (Ca), Nikel (Ni), Magnesium (Mg) Air
Raksa (Hg), dan lain sebagainya. Apabila limbah anorg anik dibuang
langsung ke sungai, maka akan mengalami peningkatan pada jumlah ion
logam dalam air. Ion logam yang berasal dari logam berat dapat

4
mengakibatkan lingkungan menjadi tercemar dan dapat berbahaya bagi
kehidupan khususnya manusia.

3. Penyebab dan Akibat Pencemaran Air Sungai


Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai factor. Salah satu dari
penyebab pencemaran air adalah karena adanya aktivitas manusia yang
menciptakan limbah (sampah) permukiman atau limbah rumah tangga. Limbah
permukiman mengandung limbah domestic berupa sampah organic dan sampah
anorganik. Selain itu, penyebab lain juga berasal dari limbah industry yang dibuang
ke dalam air seperti logam berat, toksin, minyak, nutrient, dan padatan. Air limbah
tersebut memiliki termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang
dapat mengurangi oksigen di dalam air. Kemudian, limbah pertanian dan limbah
yang berasal dari pertambangan juga memiliki limbah yang dapat mencemari
lingkungan, terutama air.
Akibat dari pencemaran air tersebut dapat mengakibatkan kurangnya
sumberdaya air, menjadi sumber penyakit, terganggunya lingkungan hidup,
ekosistem, dan keanekaragaman hayati. Limbah yang terus meningkat akan
mengakibatkan air semakin tercemar dan akan sulit bagi masyarakat untuk
mendapatkan air bersih karena air yang tercemar akan meresap ke dalam tanah. Air
yang tercemar tidak hanya masuk ke dalam tanah, tetapi juga mengalir pada sungai
bahkan laut dan mengakibatkan terganggunya lingkungan hidup, ekosistem, dan
keanekaragaman hayati. Seperti halnya yang terjadi pada tepian sungai kapuas jalan
imam bonjol, kelurahan bansir laut, dimana masyarakat banyak yang membuang
sampah sembarangan dan langsung membuang ke sungai Kapuas. Setelah itu,
sampah yang terbuang tidak langsung menghanyut ke hilir sebab sampah-sampah
tersebut tersangkut ditiang-tiang rumah panggung atas air milik masyarakat tepian
sungai kapuas. Kemudian, masyarakat tersebut menggunakan air sungai Kapuas
tersebut sebagai kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci piring, mencuci baju,
dan lain sebagainya.
4. Dampak Pencemaran Air Sungai
Pencemaran air sungai sangat berdampak luas bagi lingkungan sekitar, seperti
dapat meracuni sumber air minum, meracuni makanan hewan, ketidakseimbangan
ekosistem sungai dan danau, pengerusak hutan akibat hujan asam, lain sebgainya.
Pada badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat (kegiatan pertanian) dapat
menyebabkan pertumbuhan tanaman air menjadi tidak terkendali. Ledakan
pertumbuhan tersebut menyebabkan oksigen yang seharusnya digunakan bersama
oleh seluruh hewan dan tumbuhan air menjadi sangat berkurang. Ketika tanaman-
tanaman air mati, dekomposisi mereka menyedot lebih banyak oksigen. Sehingga,
mengakibatkan ikan akan mati dan aktivitas bakteri menurun. Seperti yang terjadi
pada hewan-hewan di tepian sungai Kapuas tepatnya yang terdapat di jalan imam
bonjol, dimana banyak ikan-ikan kecil yang mati dan membusuk akibat dari
banyaknya sampah yang menghalangi ikan-ikan kecil tersebut.
Selain itu, dampak pencemaran air pada umumnya terbagi menjadi 4
kelompok, yaitu sebagai berikut :

5
a. Dampak terhadap kehidupan biota air
Zat pencemaran air limbah banyak yang menyebabkan menurunnya kadar air
oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga, menyebabkan kehidupan air yang
membutuhkan oksigen sangat terganggu perkembangannya. Akibat dari
banyaknya bakteri-bakteri yang mati, proses penjernihan air secara alamiah
yang terjadi pada sir limbah menjadi sangat terhambat. Panas yang disebabkan
dari industry juga akan membawa dampak bagi kematian organisme.
b. Dampak terhadap kesehatan
Air yang tercemar berperan sebagai pembawa penyakit menular antara lain air
sebagai media untuk hidup mikroba pathogen, sebagai sarang insekta penyebar
penyakit, dan sebagai media untuk hidup vector penyakit.
c. Dampak terhadap estetika lingkungan
Semakin banyaknya zat organic yang terbuang ke lingkungan perairan, maka
semakin tercemarlah perairan tersebut. Selain menimbulkan bau yang
menyengat, pencemaran tersebut juga mengakibatkan berkurangnya ke-estetikan
lingkungan.

5. Upaya Mengatasi Pencemaran Air Sungai


Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi pencemaran air sungai adalah
sebagai berikut.
a. Melestarikan hutan di hulu sungai
Agar tidak menimbulkan adanya erosi tanah, sebaiknya disekitaran hulu sungai
tidak digunduli atau ditebang. Dengan adanya erosi, otomatis akan membawa
tanah, pasir, dan sebagainya ke aliran sungai dari hulu ke hilir sehingga
menyebabkan pendangkalan sungai.
b. Tidak membuang sampah di sungai
Sampah yang dibuang sembarangan pada sungai akan menyebabkan aliran air di
sungai terhambat. Selain itu, sampah akan menyebabkan sungai menjadi cepat
dangkal dan akhirnya memicu terjadinya banjir pada musim penghujan. Selain
itu, sampah juga membuat sungai menjadi sangat tampak kotor dan
terkontaminasi.
c. Tidak membuang limbah rumah tangga dan industry
Tempat yang paling mudah untuk membuang limbah industry dan limbah
rumah tangga berupa cairan adalah dengan membuang limbah-limbah tersebut
ke sungai, namun apakah perbuatan tersebut benar dan aman? Tentu saja tidak,
limbah yang dibuang secara asal-asalan tentu dapat menimbulkan pencemaran
mulai dari bau yang tidak sedap, pencemaran air, gangguan penyakit kulit serta
masih banyak lagi.

KESIMPULAN

Pencemaran air dapat disebebakan berbagai hal. Salah satunya yang terjadi di Sungai
Kapuas yaitu akibat dari aktivitas manusia yang menciptakan limbah (sampah) pemukiman
atau limbah rumah tangga. Selain itu, pencemaran air Sungai Kapuas juga disebabkan dari

6
limbah industry yang dibuang sembarangan di tepiah Sungai Kapuas. Hal itu mengakibatkan
terjadinya bencana banjir, lingkungan yang kotor, dan menimbulkan berbagai penyakit.
Upaya dalam penanggulangan pencemaran air Sungai Kapuas dimulai dari pengertian yang
baik dan perubahan dari masyarakat sekitar. Dimulai dengan tidak membuang sampah rumah
tangga sembarangan di sungai sampai pada pengertian untuk mengolah sampah agar tidak
mencemari sungai.

DAFTAR PUSTAKA

Andrini, V. S. (2021). Artikel: Solusi Pencemaran Air Menggunakan Teknik Fitoremediasi


Sebagai Bentuk Penerapan Model Project Based Learning di Masa Pandemi Covid-
19. DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik, 5(1), 158-166.

Dadan Rukandar. Pencemaran Air, Pengertian, Penyebab dan Dampaknya.


https://dlhk.bantenprov.go.id/upload/articlepdf/PENCEMARAN%20AIR%2C
%20PENGERTIAN%2C%20PENYEBAB%20DAN%20DAMPAKNYA.pdf
Diakses pada 24 November 2022 pukul 21.22 WIB

-.-. Komponen Pencemaran Air. Diakses pada tanggal 24 November 2022. Diakses dari
https://www.psychologymania.com/2013/05/komponen-pencemaran-air.html

Saragih. B. R. (2012). Pencemaran Air. Kesehatan Lingkungan. Politeknik Kesehatan


Kementrian Kesehatan Tanjung Karang.

Hanan abdul. (2019). Makalah Upaya Mengatasi Pencemaran Air Sungai. Diakses tanggal 25
November 2022. Diakses dari Makalah upaya mengatasi pencemaran air sungai
(slideshare.net)

Artajaya. I. W. E., dkk. (2021). Factor-Faktor Penyebab Terjadinya Pencemaran Air Di


Sungai Bindu. Jurnal Hukum Saraswati (JHS), Vol 03 No 02. Fakultas Hokum
Unmas Denpasar.

Anda mungkin juga menyukai