Anda di halaman 1dari 7

DAMPAK PENCEMARAN AIR TERHADAP LINGKUNGAN

MAKALAH PROYEK
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Pencemaran Lingkungan
yang dibina oleh Bapak Dr. H. Sueb, M.Kes
(Email: sueb.fmipa@um.ac.id)

Oleh:
Moch. Sholeh (170342615546)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Januari 2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan sumber daya alam abiotik yang sangat penting bagi
keberlangsungan kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Air juga memiliki siklus
hidrologi sehingga air merupakan sumberdaya yang terbarukan (Hasbiah & Kurniasih,
2019). Planet Bumi yang kita huni, terdiri dari 70% lautan dan 30% daratan. Namun dari
keseluruhan air di bumi, hanya sekitar 1% air yang bisa dikonsumsi, 97% merupakan air
asin dan sisanya terjebak dalam salju dan es (Effendi, 2010). Sayangnya meski terjadi
jumlah peningkatan konsumsi air akibat meningkatnya laju pertumbuhan manusia di
muka bumi tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas air. Segala permasalahan
tersebut tidaklah lepas dari pengaruh manusia. Manusia dengan kemajuan pemikirannya,
semakin memperbarui segala teknologi untuk mendukung dan mempermudahnya dalam
menjalankan aspek kehidupannya (Kane et al., 2016). Akan tetapi tanpa disadari, segala
aktivitas tersebut meninggalkan residu yang merusak lingkungan bahkan limbah yang
dibuang ke aliran air, misalnya sungai dan laut. Air menjadi kotor karena tercemari oleh
polutan sehingga menciptakan lingkungan hidup yang buruk dan meningkatkan angka
mortalitas pada seluruh makhluk hidup penghuninya (Tampubolon et al., 2019).
Terdapat banyak ragam pengaruh yang ditimbulkan akibat pencemaran air, seperti
air minum yang mengandung racun, hewan potong yang beracun (akibat akumulasi
organisme beracun dalam tubuh mereka yang berasal dari lingkungan sekitamya),
ekosistem sungai dan danau yang tak lagi seimbang untuk mendukung keaneka-ragaman
hayati, penggundulan hutan akibat hujan asam (acid rain), dan masih banyak lainnya ( et
al., 2015). Air yang tercemar oleh polutan akan menimbulkan dampak yang merugikan
seperti dampak terhadap biota air, kualitas air tanah, kesehatan dan estetika lingkungan
(BPPT, tanpa tahun) (Xie et al., 2019). Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban kita
untuk menjaga kelestarian air bersih, diharapkan dengan adanya makalah ini mahasiswa
khususnya dapat mengetahui dampak pencemaran air terhadap lingkungan serta cara
penanggulangannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah dampak pencemaran air terhadap lingkungan ?
2. Bagaimana cara penangulangan penecemaran air terhadap lingkungan ?
3. Bagaimana peran warga dan pemerintah terhadap pencemaran air ?
1.3 Manfaat
Bagi Mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa mengenai dampak
pencemaran air terhadap lingkungan dan cara menanggulanginya sehingga dapat menjadi
salah pihak yang mampu menerapkannya.

Bagi Warga
Makalah ini diharapkan dapat menjadi media sosialisasi mengenai dampak
pencemaran air terhadap lingkungan dan cara penanggulangannya.

Bagi Pemerintah
Makalah ini diharapkan dapat membantu pemerinta membuat peraturan perundangan
yang jelas mengenai pencemaran air terhadap lingkungan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pencemaran Lingkungan


Pengertian Pencemaran Lingkungan berdasarkan Undang-undang No. 32 Tahun
2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain ke dalam lingkungan
hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang
telah ditetapkan. Sedangkan Pengertian perusakan lingkungan sebagaimana dirumuskan
dalam Pasal 1 angka 16 UU No 32 Tahun 2009 adalah tindakan orang yang menimbulkan
perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat-sifat fisik lingkungan sehingga
melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. Apabila dilihat dari segi ilmiah,
suatu lingkungan dapat disebut sudah tercemar bila memiliki beberapa unsur. Unsur-
unsur tersebut adalah:
a. Kalau suatu zat, organisme, atau unsur-unsur yang lain (seperti gas, cahaya, energi)
telah tercampur (terintroduksi) ke dalam sumber daya atau lingkungan tertentu
b. Karenanya menghalang atau menggangu ke dalam sumber daya atau lingkungan
tersebut.

Apabila disimpulkan maka Pencemaran adalah suatu keadaaan yang terjadi


karena perubahaan kondisi tata lingkungan (tanah, udara dan air) yang tidak
menguntungkan (merusak dan merugikan kehidupan manusia, binatang dan tumbuhan)
yang disebabkan oleh kehadiran benda- benda asing (seperti sampah kota, sampah
industri, minyak bumi, sisa-sisa biosida dan sebagainya) sebagai akibat perbuatan
manusia, sehingga mengakibatkan lingkungan itu tidak berfungsi seperti semula Selain
pencemaran air, pencemaran udara, dan pencemaran suara (kebisingan) seperti
disebutkan di atas, di tambahkan satu jenis pencemaran yaitu pencemaran tanah.
Pencemaran tanah dapat terjadi melalui bermacam-macam akibat, ada yang langsung dan
ada yang tidak langsung. Pencemaran yang langsung dapat berupa tertuangnya zat-zat
kimia berupa pestisida atau insektisida yang melebihi dosis yang ditentukan. Sedangkan
pencemaran tidak langsung dapat terjadi akibat dikotori oleh minyak bumi. Sering tanah
persawahan dan kolam-kolam ikan tercemar oleh buangan minyak, bahkan sering pula
suatu lahan yang berlebihan dibebani dengan zat-zat kimia (pestisida, insektisida,
herbisida), sewaktu dibongkar oleh bulldozer pada musim kering, debu tanahnya yang
bercampur zat- zat kimia itu ditiup angin, menerjang ke udara, dan mencemari udara.
2.2 Pencemaran Air
Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Ketergantungan manusia pada
air sangat tinggi, air dibutuhkan untuk keperluan hidup sehari hari seperti untuk minum,
memasak, mandi, mencuci dan sebagainya. Air juga dijadikan sebagai sumber mata
pencarian seperti menangkap ikan, membudidayakan ikan, dan lain-lain. Bahkan air juga
berguna bagi prasarana pengangkutan (Id et al., 2020). Adapun penggolongan air
menurut Ricki (2005) peruntukannya adalah sebagai berikut :
a. Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa
pengolahan terlebih dahulu
b. Golongan B: Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum
c. Golongan C: Air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan
d. Golongan D: Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di
perkotaan, industri dan pembangkit listrik tenaga air.

Apabila suatu sumber air yang termasuk ke dalam golongan B (air yang dapat
digunakan sebagai air baku air minum) mengalami penc emaran yang berasal dari air
limbah suatu industri sehingga tidak dapat lagi dimanfaatkan untuk air minum maka
dapat dikatakan sumber air tersebut telah tercemar. Secara umum, menurut Ricki (2005)
pencemaran air dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Bahan pencemar yang paling sering menyebabkan gangguan kesehatan manusia
adalah mikroorganisme patogen. Penyakit bawaan air umumnya disebabkan
pencemar air yang berasal dari kategori ini. Sumber utama mikroorganisme
patogen ini berasal dari excreta manusia dan hewan yang tidak dikelola dengan
baik.
b. Sedimen meliputi tanah dan pasir yang umumnya masuk ke air akibat erosi atau
banjir. Sedimen dapat mengakibatkan pendangkalan air (misalnya sungai).
Disamping itu, keberadaan sedimen di dalam air mengakibatkan terjadinya
peningkatan kekeruhan air.
c. Pencemar anorganik, seperti logam, garam, asam, dan basa dapat masuk ke air
melalui proses alam ataupun sebagai akibat manusia. Beberapa logam seperti
merkuri, timbal, cadmium dan nikel. Keberadaan asam di dalam air umumnya
berasal dari produk samping proses industri. Asam dan basa menyebabkan
perubahan pH air.
d. Pencemar organik, yang digunakan di dalam industri kimia untuk membuat
pestisida, plastik, produk farmasi, pigmen dan produk lainnya. Kontaminasi air
permukaan dan air tanah dengan zat kimia organik dapat mengancam kesehatan
manusia. Sumber utama zat kimia organik berbahaya adalah limbah industri dan
rumah tangga.
e. Kenaikan temperatur sebagai akibat pembuangan air limbah yang mengandung
panas juga menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut dalam air. Penurunan
oksigen disebabkan oleh keberadaan air panas pada lapisan air yang lebih atas.
Manusia dapat menyebabkan perubahan temperatur air dengan membuang air
limbah yang mengandung panas ke sungai atau danau.
DAFTAR RUJUKAN
Halder, J., & Islam, N. (2015). Water Pollution and its Impact on the Human Health. Journal
of Environment and Human, 2(1), 36–46. https://doi.org/10.15764/eh.2015.01005
Hasbiah, A. W., & Kurniasih, D. (2019). Analysis of water supply and demand management
in Bandung City Indonesia. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science,
245(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/245/1/012030
Id, Q. C., Id, C. S., Zhao, L., Cao, W., & Yan, X. (2020). Marine resource congestion in
China : Identifying , measuring , and assessing its impact on sustainable development of
the marine economy. PLoS ONE, 15(1), 1–18.
Kane, S. N., Mishra, A., & Dutta, A. K. (2016). Water allocation for agriculture complex
terrain under changing climate. Journal of Physics: Conference Series, 755(1), 1–7.
https://doi.org/10.1088/1742-6596/755/1/011001
Tampubolon, R., Harahap, R. H., & Nababan, E. S. M. (2019). Medical waste water
management in Bhayangkara General Hospital at Medan city towards green hospital
concept. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 348(1).
https://doi.org/10.1088/1755-1315/348/1/012128
Xie, X., Zhang, H., Wang, C., Wu, J., Wei, Q., Du, H., Li, J., & Ye, H. (2019). Are river
protected areas sufficient for fish conservation ? Implications from large ‑ scale
hydroacoustic surveys in the middle reach of the Yangtze River. BMC Ecology, 1–14.
https://doi.org/10.1186/s12898-019-0258-4
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. 2010. Teknologi IPAL yang Efektif dan Efisien.
Jakarta : BPPT.
Effendi, Hefri, 2010. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan. Yogyakarta : Kanisius.
Ricki M, Mulia, 2005. Kesehatan Lingkungan, Yogyakarta: Graham Ilmu

Undang-Undang Republik Indonesia, 2009. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan


Hidup. (Online) jdih.menlh.go.id

Berlian, D. (2010). Peran pemerinntah dalam pemberdayann usaha kecil dan menegah ada
kegiatan industri marmer.

Salim, E. (2008). Lingkungan Hidupdan Pembangunan. Peran badan lingkungan hidup dalam
pengendalian pencemaran perusahaan dan perusakan lingkungan di kabupaten Seleman,
2.

Anda mungkin juga menyukai