Anda di halaman 1dari 60

Modul Ajar

MATERI
LINGKUNGAN DAN
ALAM SEMESTA

Untuk Siswa SD/MI


Disusun Oleh:
KELOMPOK 6

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
______________________
PEMBELAJARAN 10. LINGKUNGAN DAN
ALAM SEMESTA

______________________
A. Lingkungan
Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk
hidup tinggal, mencari, dan memiliki karakter serta fungsi
yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan
keberadaan makhluk hidup yang menempatinya,
terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih
kompleks dan riil. Lingkungan hidup menurut Pasal 1
ayat (1) Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah
kesatuan ruang yang terdiri dari benda, daya, keadaan,
makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan hidup
dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Dan dapat dikatakan ingkungan merupakan suatu media
di mana makhuk hidup tinggal, mencari
penghidupannya, dan memiliki karakter serta fungsi yang
khas yang mana terkait secara timbal balik dengan
keberadaan makhluk hidup yang menempatinya,
terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih
kompleks dan rill. Komponen lingkungan terdiri dari
faktor abiotik (tanah, air, udara, cuaca, suhu) dan faktor
biotik (tumbuhan, hewan, dan manusia). Lingkungan bisa
terdiri atas lingkungan alam dan lingkungan buatan,
sedangkan lingkungan alam adalah keadaan yang
diciptakan Tuhan untuk manusia.
Lingkungan alam terbentuk karena kejadian alam.
Jenis lingkungan alam antara lain air, tanah, pohon,
udara, sungai dll. Lingkungan buatan dibuat oleh
manusia. Misalnya jembatan, jalan, bangunan rumah,
taman kota, dll. Lingkungan sosial adalah wilayah tempat
berlangsungnya berbagai kegiatan, yaitu interaksi sosial
antara berbagai kelompok beserta pranatanya dengan
simbol dan nilai, serta etrkait dengan ekosistem (sebagai
komponen lingkungan alam) dan tata ruang atau
peruntukan ruang (sebagai bagian dari lingkungan
binaan/buatan). Lingkungan merupakan tempat hidup
manusia. Manusia hidup, berada, tumbuh, dan
berkembang di atas bumi sebagai lingkungan.
Lingkungan memberi sumber- sumber penghidupan
manusia. Lingkungan mempengaruhi sifat, karakter, dan
perilaku manusia yang mendiaminya. Lingkungan
memberi tantangan bagi kemajuan peradaban manusia.
Manusia memperbaiki, mengubah, bahkan menciptakan
lingkungan untuk kebutuhan dan kebahagiaan hidup.
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan tuhan dengan
segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan
hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan,
perkembangan, dan mati, dan seterusnya, serta terkait
serta berinteraksi dengan alam dan lingkungannya
dalam sebuah hubungan timbal balik itu positif maupun
negatif.
Pola- pola berfikir yang dimiliki manusia sejatinya
akan mempengaruhi tingkah laku dan sikaspnya, yang
mempunyai kecenderungan-kecenderungan untuk
melalukan atau tidak melakukan sesuatu terhadap
benda ataupun mahkluk hidup lainnya. Manusia sedikit
demi sedikit mulai menyesuaikan diri pada alam
lingkungan hidupnya. Komunitas biologis di tempat
mereka hidup.perubahan alam lingkungan hidup
manusia tampak jelas di kota-kota, di bandingkan
dengan di hutan rimba di mana penduduknya masih
sedikit dan primitif. Perubahan alam lingkungan hidup
manusia akan berpengaruh baik secara positif ataupun
negatif. Berpengaruh bagi manusia karena manusia
mendapatkan keuntungan dari perubahan tersebut, dan
berpengaruh tidak baik karena dapat dapat mengurangi
kemampuan alam lingkungan hidupnya untuk
menyokong kehidupannya. Manusia bertindak sosial
dengan cara memanfaatkan alam dan lingkungan untuk
menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan
hidupnya demi kelangsungan hidup sejenisnya. Manusia
mempunyai pengaruh penting dalam kelangsungan
ekosistem habitat manusia itu sendiri, tindakan-tindakan
yang diambil atau kebijakan-kebijakan tentang hubungan
dengan lingkungan akan berpengaruh bagi lingkungan
dan manusia itu sendiri.
Pengertian Dan Macam-Macam Pencemaran
Lingkungan
a. Pengertian Pencemaran Lingkungan
Pencemaran menurut SK Menteri Kependudukan
Lingkungan Hidup No 02/MENKLH/1988, adalah masuk
atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam air/udara, dan/atau berubahnya
tatanan (komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia dan
proses alam, sehingga kualitas air/udara menjadi kurang
atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya.(OJ Sumampouw, 2015) Untuk
mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan
oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia,
maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran
lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan.
Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang
diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar terdapat
di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan
terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya.
Pada saat ini, pencemaran terhadap lingkungan
berlangsung di mana-mana dengan laju yang sangat
cepat. Sekarang ini beban pencemaran dalam lingkungan
sudah semakin berat dengan masuknya limbah industri
dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat.
Pencemaran lingkungan dapat dikategorikan menjadi:
Pencemaran Air. Pencemaran Udara. Pencemaran Tanah.
Macam-macam Pencemaran Lingkungan
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, pencemaran
lingkungan dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Pencemaran Air

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di


suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai,
lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun
fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa
bumi juga mengakibatkan perubahan yang besar
terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai
pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh
berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-
beda. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah
pada eutrofikasi. Sampah organic seperti air comberan
(sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen
pada air yang menerimanya yang mengarah pada
berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah
terhadap seluruh ekosistem. Industri membuang
berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti
logam berat, toksinorganik, minyak, nutrien dan padatan.
Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang
dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga
mengurangi oksigen dalam air.(Penyebab, Dampak Dan
Pengendalian Pencemaran Air – Sanitarian Kit, n.d.)
Macam-macam Pencemaran Lingkungan
b. Pencemaran Udara

Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan


Lingkungan hidup RI No.KEP-03/MENKLH/II/1991
menyebutkan: “Pencemaran udara adalah masuknya
atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain
ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia atau
proses alam, sehingga mutu udara ambien turun sampai
ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara menjadi
kurang atau tidak dapat memenuhi fungsinya lagi sesuai
dengan peruntukannya.(Nurhaedah Hasan, 2020)
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih
substansifisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam
jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia,
hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan
kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara
dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun
kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik
seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya
dianggap sebagai polusi udara.
Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran
udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional,
maupun global. Pencemar udara dibedakan menjadi
pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar
primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan
langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon
monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara
primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran.
Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang
terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di
atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog fotokimia
adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.
Atmosfer merupakan sebuah sistem yang kompleks,
dinamik, dan rapuh. Belakangan ini pertumbuhan
keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam
konteks global dan hubungannya dengan pemanasan
global, perubahan iklim dan deplesi ozon di stratosfer
semakin meningkat.
Macam-macam Pencemaran Lingkungan
c. Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan


kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan
tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena:
kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau
fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air
permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-
permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak,
zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi
syarat (illegal dumping). Ketika suatu zat
berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah,
maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau
masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke
dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia
beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat
berdampak langsung kepadamanusia ketika
bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara
di atasnya.(Muslimah, 2015)
Penyebab Terjadinya Pencemaran
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Undang-
Undang No. 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Alam
yang menimbang bahwa dalam menghadapi
ketidakseimbangan antara ketersediaan air yang
cenderung menurun dan kebutuhan air yang semakin
meningkat, sumber daya air perlu dikelola dengan
memperhatikan fungsi sosial, lingkungan hidup, dan
ekonomi secara selaras untuk mewujudkan sinergi dan
keterpaduan antar wilayah, sektor, dan generasi guna
memenuhi kebutuhan rakyat.(Wayan Eka Artajaya &
Kadek Felyanita Purnama Putri, 2021) Lingkungan
penyebab terjadinya pencemaran lingkungan sebagian
besar disebabkan oleh tangan manusia. Pencemaran air
dan tanah adalah pencemaran yang terjadi di perairan
seperti sungai, kali, danau, laut, air tanah, dan
sebagainya. Sedangkan pencemaran tanah adalah
pencemaran yang terjadi di darat baik di kota maupun di
desa. Alam memiliki kemampuan untuk mengembalikan
kondisi air yang telah tercemar dengan proses
pemurnian atau purifikasi alami dengan jalan pemurnian
tanah, pasir, bebatuan dan mikro organisme yang ada di
alam sekitar kita. Jumlah pencemaran yang sangat masal
dari pihak manusia membuat alam tidak mampu
mengembalikan kondisi ke seperti semula. Alam menjadi
kehilangan kemampuan untuk memurnikan pencemaran
yang terjadi. Sampah dan zat seperti plastik, DDT,
deterjen dan sebagainya yang tidak ramah lingkungan
akan semakin memperparah kondisi pengrusakan alam
yang kian hari kian bertambah parah.
Sebab Pencemaran Lingkungan di Air dan di Tanah: Erosi
dan curah hujan yang tinggi. Sampah buangan manusia
dari rumah-rumah atau pemukiman penduduk. Zat kimia
dari lokasi rumah penduduk, pertanian, industri, dan
sebagainya. Salah satu penyebab pencemaran di air yang
paling terkenal adalah akibat penggunaan zat kimia
pemberantas hama DDT. DDT digunakan oleh para
petani untuk mengusir dan membunuh hama yang
menyerang lahan pertanian. DDT tidak hanya berdampak
pada hama namun juga binatang-binatang lain yang ada
di sekitarnya dah bahkan di tempat yang sangat jauh
sekalipun akibat proses aliran rantai makanan dari satu
hewan ke hewan lainnya yang mengakumulasi zat DDT.
Dengan demikian seluruh hewan yang ada pada rantai
makanan akan tercemar oleh DDT termasuk pada
manusia. DDT yang telah masuk ke dalam tubuh akan
larut dalam lemak, sehingga tubuh kita akan menjadi
pusat polutan yang semakin hari akan terakumulasi
hingga mengakibatkan efek yang lebih menakutkan.
Akibat adanya biological magnification/pembesaran
biologis pada organisme yang disebabkan oleh
penggunaan DDT, antara lain: Satu, merusak jaringan
tubuh makhluk hidup. Dua, menimbulkan otot kejang,
otot lehah dan bisa juga kelumpuhan Menghambat
proses pengapuran dinding telur pada hewan bertelur
sehingga telurnya tidak dapat menetas. Tiga, lambat laun
bisa menyebabkan penyakit kanker pada tubuh.
Dampak Pencemaran Lingkungan
Dalam perkembangan globalisasi banyak bermunculan
teknologi canggih yangmendorong kehidupan manusia,
namun dalam perkembangan teknologi memiliki dampak
terhadap lingkungan. Dampaknya adalah Pemcemaran
lingkungan yang disebabkan oleh limbah dan sampah
sisa dari proses produksi tersebut. Limbah dan sampah
berpotensi besar dalam pencemaran lingkungan karena
menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan hidup
serta merusak ekosistem alaminya. Dampak negatif dari
menurunnya kualitas lingkungan hidup, baik karena
terjadinya pencemaran atau kerusakannya sumber daya
alam adalah timbulnya ancaman atau dampak negatif
terhadap kesehatan, menurunnya nilai estetika, kerugian
ekonomi (economic cost), dan terganggunya sistem alami
(natural system).(Made et al., 2013) Dampak pencemaran
tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan,
jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi
yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan
herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua
populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak,
karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta
kerusakan ginjal pada seluruh populasi. Paparan kronis
(terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi
tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena
leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal
dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan
tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada
keracunan hati.
Organofosfat dan karmabat dapat dapat menyebabkan
ganguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang
mengandung klorin merangsang perubahan pada hati
dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat
beberapa macam dampak kesehatan yang tampak
seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam
kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas.
Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah
dapat menyebabkan kematian. Pencemaran tanah juga
dapat memberikan dampak terhadap ekosistem.
Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari
adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada
dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat
menyebabkan perubahan metabolisme dari
mikroorganisme endemic dan antropoda yang hidup di
lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat
memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai
makanan, yang dapat memberi akibat yang besar
terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai
makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk
kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah
piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing
yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-
makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek
ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada
burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur,
meningkatnya tingkat kematian anakan dan
kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan
metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat
menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat
menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi
tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan
lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini
memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain
bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan
pencemar tanah utama.
Penanganan Pencemaran Lingkungan
a. Pencegahan
Kerugian lingkungan dan kesehatan akibat
pencemaran dan pengrusakan lingkungan dapat bersifat
tidak terpulihkan (Irreversible). Oleh sebab itu,
pengelolaan lingkungan semestinya lebih didasarkan
pada upaya pencegahan daripada pemulihan. Hukum
lingkungan administrasi memiliki fungsi preventif dan
fungsi korektif terhadap kegiatan-kegiatan yang tidak
memenuhi ketentuan atau persyaratan-persyaratan
pengelolaan lingkungan. Fungsi preventif terhadap
timbulnya masalah-masalah lingkungan yang bersumber
dari kegiatan usaha diwujudkan dalam bentuk
pengawasan yang dilakukan oleh aparat yang berwenang
di bidang pengawasan lingkungan. Hakekatnya setiap
kebijaksanaan yang dilakukan oleh pimpinan suatu
badan mempunyai fungsi tertentu yang diharapkan
dapat terlaksana sejalan dengan tujuan kebijaksanaan
tersebut. Demikian pula halnya dengan pelaksanaan
pengawasan pada suatu lingkungan kerja atau suatu
organisasi tertentu. Pengawasan yang dilaksanakan
mempunyai fungsi sesuai dengan tujuannya.(Nurhaedah
Hasan, 2020) Upaya-upaya pemerintah dalam hal peduli
terhadap pencemaran lingkungan hidup dilakukan
melalui pencegahan dan perlindungan. Secara hukum
pemerintah memiliki Undang-Undang tentang
lingkungan yaitu: Undang-Undang No 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
b. Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan
permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis
remediasi tanah, yaitu in-situ (on-site) dan ex-situ (off-
site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi.
Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri
dari pembersihan,venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off- site meliputi penggalian tanah yang
tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman.
Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan
dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut
disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat
pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut.
Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak
yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air
limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan
rumit.(Pengertian Pencemaran Tanah Dan Cara
Penanganan – Envirotama, n.d.)
c. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran
tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur,
bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang
beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
(Pengertian Pencemaran Tanah Dan Cara Penanganan –
Envirotama, n.d.)
______________________
______________________
B. Alam Semesta
Manusia merupakan mahluk yang diciptakan Tuhan
dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Salah satu
kelebihan yang diberikan kepada manusia adalah akal.
Dengan akalnya manusia bisa berfikir, sehingga muncul
ilmu pengetahuan- ilmu pengetahuan baru yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf kehidupan
manusia. Meskipun demikian ilmu pengetahuan yang
dihasilkan manusia memiliki keterbatasan, yaitu
kebenaran ilmu yang dihasilkan manusia bersifat
tentative dan sementara. Artinya apabila suatu saat
ditemukan ilmu pengetahuan baru dengan bukti-bukti
yang kuat, maka ilmu pengetahuan lama tidak berlaku
lagi. Adanya keterbatasan ini menuntut manusia untuk
terus berfikir dan berfikir, sehingga lahir teori-teori baru
yang menjelaskan atau melengkapi teori-teori
sebelumnya. Ilmu yang mempelajari mengenai sifat,
evolusi dan asal alam semesta (universe) disebut
kosmologi. Beberapa teori yang menjelaskan proses
terbentuknya alam semesta antara lain teori big bang,
teori keadaan tunak, serta teori Osilasi.
1. Teori Big Bang
Teori big bang dikemukakan oleh ilmuwan Belgia Abbè
Georges Lemaitre pada tahun 1927. Menurut teori Big
Bang, alam semesta berasal dari keadaan panas dan
padat yang mengalami ledakan dahsyat dan
mengembang.
Semua galaksi di alam semesta akan memuai dan
menjauhi pusat ledakan. Pada model big bang, alam
semesta berasal dari ledakan sebuah konsentrasi materi
tunggal milyaran tahun yang lalu secara terus menerus
berkembang sehingga lama kelamaan menjadi lebih
dingin seperti sekarang. Mengenai teori big bang orang-
orang banyak yang bertanya, dimana dentuman besar
(big bang) itu terjadi? Pertanyaan ini muncul karena pada
saat terjadi ledakan, susunan big bang merupakan
seluruh alam semesta. Ledakan tersebut tidak
melemparkan materi ke ruangan. Ruangan mengembang
dengan waktu tertentu dan terbentuklah alam semesta.
Pemahaman mengenai teori big bag ini dapat di
analogikan dengan mengembangnya permukaan balon
mainan yang ditiup. Apabila pada balon mainan tersebut
diberi beberapa titik yang menggambarkan galaksi,
kemudian balon itu ditiup, maka anda akan mengamati
letak titik-titik yang menjauhi anda. Anda tidak peduli
mengamati titik yang mana, namun hasilnya akan sama.
Titik-titik pada balon tersebut tidak ada pusatnya.
Demikian pula pada galaksi tidak ada bagian pusat dalam
alam semesta. Anda dapat memperhatikan pula bahwa
permukaan balon tersebut tidak mempunyai tepi. Ini
juga menjelaskan bahwa alam semesta juga tidak
mempunyai tepi. Fakta menjauhnya bintang-bintang
dapat digambarkan sebagai suatu balon karet yang
ditiup, dimana setiap titik pada permukaan balon karet
akan saling menjauh .
2. Teori Keadaan Tunak
Meskipun teori big bang merupakan salah satu teori yang
paling mungkin dalam menjelaskan terbentuknya alam
semesta, namun muncul pula teori lain yaitu teori
keadaan tunak. Teori ini dikemukakan oleh ilmuwan dari
universitas Cambridge pada tahun 1948, yaitu H. Bondi,
T. Gold, dan F. Hoyle. Menurut teori keadaan tunak, alam
semesta tidak ada awalnya dan tidak ada akhirnya. Alam
semesta selalu tetap seperti sekarang. Materi yang ada
selalu terus menerus datang berbentuk atom-atom
hidrogen dalam angkasa yang membentuk galaksi baru
dan menggantikan galaksi lama yang bergerak menjauhi
kita dalam ekspansinya.
3. Teori Osilasi
Teori osilasi hampir sama dengan teori keadaan tunak.
Menurut teori osilasi, alam semesta tidak ada awalnya
dan tidak ada akhirnya. Menurut teori osilasi, sekarang
alam semesta tidak konstan, melainkan berekspansi
dimulai dengan adanya dentuman besar (big bang). Alam
semesta mungkin telah memulai dalam sebuah
dentuman besar atau mungkin berada dalam keadaan
tetap dalam keadaan berosilasi.
Susunan Tata Surya
Tata surya (Solar System) terdiri dari matahari, planet,
serta benda-benda langit lainnya seperti satelit, komet,
meteor, dan asteroid. Tata surya dipercaya terbentuk
sejak 4.600 juta tahun yang lalu, yang merupakan hasil
penggumpalan gas debu di angkasa yang membentuk
matahari dan kemudian planet-planet yang mengelilingi
matahari. Matahari mengandung sekitar 99,87% bahan
pembentuk seluruh tata surya. Ada dua paham yang
berhubungan dengan tata surya, yaitu paham geosentris
dan paham heliosentris. Paham geosentris
dikembangkan oleh Claudius Ptolemaeus (Ptolemy)
sekitar tahun 150 T.M. Menurut paham geosentris, bumi
merupakan pusat dari jagad raya. Bulan berputar
mengelilingi bumi dengan orbit yang paling dekat,
sementara bintang-bintang terletak pada bulatan
angkasa yang besar dan berputar pada orbit yang paling
jauh. Paham geosentris bertahan hingga abad ke-16.
Baru pada sekitar tahun 1543 terjadi revolusi ilmiah
besar-besaran yang dilakukan oleh Copernicus.
Copernicus menggantikan paham geosentris dengan
paham baru yang disebut paham heliosentris. Menurut
paham heliosentris, yang menjadi pusat jagat raya
bukanlah bumi, melainkan matahari. Matahari berada
pada pusat alam semesta, sedangkan bumi beserta
planet-planet yang lainnya bergerak mengelilingi
matahari pada orbitnya masing-masing. Paham
heliosentris mendapat dukungan dari Kepler.
Pada tahun 1609 Kepler mendukung gagasan tersebut
dengan mengemukakan tiga hukumnya yang selain
menyebutkan bahwa matahari sebagai pusat dari tata
surya, juga memperbaiki orbit planet menjadi elips. Pada
tahun yang sama Galileo menemukan teleskop. Melalui
pengamatan dengan teleskop Ia menarik kesimpulan
bahwa yang menjadi pusat tata surya bukan bumi,
melainkan matahari. Penemuan teleskop oleh Galileo
tidak hanya menguatkan paham heliosentris dari
Cpernicus, tetapi membuka lembaran baru dalam
perkembangan ilmu astronomi.
Terbentuknya Tata Surya
Menurut paham heliosentris, matahari dielilingi oleh
planet-planet dengan bentuk orbit hamper menyerupai
lingkaran. Arah peredaran semua planet sama, yaitu
berlawanan dengan arah jarum jam. Beberapa teori yang
menjelaskan terbentuknya tata surya antara lain teori
nebulae, teori planetesimal, serta teori pasang surut.
Teori nebulae disebut pula teori kondensasi merupakan
salah satu teori pembentukan tata surya yang paling
terkenal. Menurut teori nebulae (teori kondensasi),
planet-planet dan matahari berasal dari kabut pijar yang
terpilin dalam jagad raya. Karena perputaran, maka
sebagian massa kabut terlepas dan membentuk gelang-
gelang di sekeliling bagian utama gumpalan kabut
tersebut. Suhu gelang-gelang tersebut lambat laun akan
turun, sehingga akan membeku membentuk gumpalan
yang lama-kelamaan akan memadat menjadi planet.
Bagian dalam gelang-gelang tersebut ternyata masih
berupa gas pijar dan disebut matahari. Teori nebulae
dikemukakan oleh salah seorang filusuf Yunani yaitu
Immanuel Kant, dan dalam waktu yang hampir
bersamaan fisikawan Perancis Pierre Simon de Laplace
juga mengemukakan hal yang hampir sama. Oleh karena
itu, teori nebule atau teori kondensasi sering disebut
dengan teori Kant- Laplace. Teori nebula menceritakan
kejadian tersebut dalam tiga tahap, yaitu:
a. Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk
gas, kabut yang begitu pekat dan besar.
b. Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, di
msns pemadatan terjadi pada pusat lingkatan yang
kemudian membenntuk matahari. Pada saat yang
bersamaan materi lain juga terbentuk menjadi massa
yang lebih kecil dari matahari yang disebut planet.
c. Materi-materi tersebut tumbuh semakin besar dan
terus melakukan gerakan-gerakan secara teratur
mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan
membentuk susunan keluarga matahari. Teori lain yang
menjelaskan proses terbentuknya tata surya adalah teori
planetesimal yang dikemukakan oleh dua orang ilmuwan
Amerika, yaitu Thomas C. Chamberlin dan Forest R.
Moulton. Teori ini disebut teori planetesimal (planet-
planet kecil) karena planet-planet terbentuk dari benda
padat yang telah ada sebelumnya. Menurut teori
planetesimal, matahari telah ada sebagai salah satu dari
bintang-bintang yang sangat banyak. Pada suatu ketika
ada bintang yang berpapasan pada jarak dekat, sehingga
terjadi pasang surut pada permukaan matahari maupun
bintang tersebut. Ada sebagian dari massa matahari
yang tertarik ke arah bintang. Pada waktu bintang
menjauh, sebagian dari massa matahari ada yang jatuh
ke permukaan matahari dan sebagian yang lainnya
berhamburan ke ruang angkasa. Teori pembentukan tata
surya yang hampir sama dengan teori planetesimal
adalah teori pasang surut.
Teori pasang surut dikemukakan oleh dua orang
ilmuwan Inggris yaitu Sir James Jeans dan Harold Jefreys.
Mereka melukiskan bahwa setelah bintang yang
berpapasan berlalu, massa matahari yang lepas akan
membentuk cerutu yang menjolok ke arah bintang.
Akibat bintang menjauh, maka massa cerutu terlepas
dan akan membentuk gumpalan gas di sekitar matahari.
Gumpalan-gumpalan inilah yang selanjutnya akan
membentuk planet-planet.
Planet
Istilah planet di ambil dari bahasa Yunani Asteres
Planetai yang berarti bintang pengelana. Hal ini
disebabkan karena planet dari waktu ke waktu selalu
berkelana (berpindah-pindah) dari rasi bintang satu ke
rasi bintang lainnya. Menurut terminologi astronomi,
planet merupakan benda langit dengan ukuran relatif
besar yang mengelilingi matahari. Planet tidak
dikategorikan sebagai bintang, karena planet merupakan
salah satu benda langit padat yang tidak bercahaya dan
berevolusi (berputar) mengelilingi matahari. Planet hanya
menerima cahaya dari matahari, kemudian cahaya itu
dipantulkan kembali. Lintasan planet mengelilingi
matahari tidak bulat, melainkan berbentuk telur.
Menurut IAU (International Astronomi Union), sampai
saat ini telah dikenal sembilan planet, yaitu Merkurius,
Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus,
dan Pluto. Meskipun ahir-ahir ini telah ditemukan
beberapa objek yang dapat dianggap sebagai planet, hal
ini masih mengandung kontroversi di kalangan
astronom, dan IUA sendiri belum memutuskan hasilnya.
Diperkirakan IAU akan memutuskan masalah ini pada
pertengan tahun 2006.
1.Merkurius

Merkurius merupakan planet terkecil dan sinarnya


paling lemah. Planet ini letaknya paling dekat dengan
matahari, dengan jarak sekitar 150 juta kilometer. Karena
jaraknya ke matahari sangat dekat, maka pada planet ini
tidakada udara dan tidak ada air, dengan suhu pada
bagian yang terang sekitar 5.0000C. Semua planet
berputar pada sumbunya yang disebut rotasi. Rotasi
merkurius sangat lambat sehingga satu putaran
membutuhkan waktu 58,6 hari. Berbeda dengan
rotasinya, revolusi merkurius tergolong cepat, yaitu 88
hari, dan periode rotasinya 59 hari. Merkurius tergolong
planet kecil, dengan ukuran sekitar 27% dari ukuran
bumi. Permukaan planet ini berupa benjolan- benjolan
yang mirip seperti permukaan bulan. Benjolan-benjolan
ini muncul akibat terjadinya benturan dengan meteor.
2. Venus

Venus merupakan planet yang cahayanya paling terang


setelah matahari dan bulan, sehingga sering disebut
sebagai bintang terang atau bintang senja. Planet ini
sering nampak pada pagi hari dan sore hari, dan dikenal
dengan nama bintang kejora. Pada pagi hari yang cerah,
anda bisa melihat di sebelah timur sebuah benda langit
yang cukup terang. Demikian juga pada sore hari saat
matahari tenggelam, akan terlihat benda langit yang
bercahaya terang. Benda langit yang bercahaya terang ini
merupakan planet venus. Planet venus mempunyai
cahaya paling terang di bandingkan dengan planet
lainnya karena planet ini mempunyai atmosfir berupa
awan tebal yan berwarna putih. Awan inilah yang
memantulkan cahaya matahari sehingga akan terlihat
cerah dan berkilau. Planet venus letaknya paling dekat
dengan bumi, dan ukurannya juga sedikit lebih kecil dari
ukuran bumi dengan diameter sekitar 121.000 kilometer.
Planet venus berotasi dalam waktu 243 hari, sedangkan
revolusinya 255 hari. Komposisi zat yang ada pada planet
ini adalah 97% gas karbon dioksida (CO2), dan 3% gas
nitrogen (N2). Dengan komposisi gas semacam ini, maka
tidak mungkin terdapat kehidupan dalam planet Venus.
3.Bumi

Bumi merupakan planet ke tiga dalam tata surya.


Pada planet inilah manusia, hewan, dan tumbuhan dapat
hidup. Bumi merupakan salah satu planet yang di
dalamnya terdapat berbagai keindahan dan Mars
merupakan salah satu planet yang paling dekat ke
matahari, dengan jarak sekitar 228 juta kilometer. Mars
merupakan planet yang berwarna kemerah-merahan.
Ukuran planet mars lebih kecil dibandingkan planet
bumi. Meskipun sedikit, pada planet mars terdapat
lapisan udara. Oleh karena itu keadaan di planet Mars
lebih bersahabat bagi manusia. Akan tetapi keadaan di
planet mars belum bisa dijadikan sebagai tempat tinggal
oleh manusia. Hal ini disebabkan karena pada planet
mars suhu udara dan tekanan udaranya cukup rendah,
serta komposisi gas yang ada pada planet mars sebagian
besar berupa gas karbon dioksida. Planet mars
mempunyai dua satelit, yaitu Phobos dan Deimos. Planet
mars dapat mengelilingi matahari dalam waktu 686
hari.kelengkapan untuk kehidupan. Jarak bumi ke
matahari sekitar 150 juta kilometer.
Pada zaman dahulu, orang menganggap bahwa bentuk
bumi adalah datar dan langit melengkung. Anggapan ini
ternyata keliru, setelah diketahui bukti-bukti oleh
ilmuwan Yunani Aristoteles. Lebih dari 70% bumi kita
berupa lautan, dan sisanya berupa daratan yang
permukaannya tidak rata. Bumi dapat bergerak
mengelilingi sumbunya (disebut rotasi) dan bergerak
mengelilingi matahari (disebut revolusi). Periode rotasi
bumi adalah 23 jam 56 menit (dibulatkan menjadi 24
jam) dari barat ke timur. Akibat rotasi bumi dari barat ke
timur, maka seolah-olah benda-benda langit bergerak
dari timur ke barat. Selain mengalami rotasi, bumi juga
dapat mengalami revolusi, dengan periode 365,3 hari.
4.Mars

Mars merupakan salah satu planet yang paling


dekat ke matahari, dengan jarak sekitar 228 juta
kilometer. Mars merupakan planet yang berwarna
kemerah-merahan. Ukuran planet mars lebih kecil
dibandingkan planet bumi. Meskipun sedikit, pada planet
mars terdapat lapisan udara. Oleh karena itu keadaan di
planet Mars lebih bersahabat bagi manusia. Akan tetapi
keadaan di planet mars belum bisa dijadikan sebagai
tempat tinggal oleh manusia. Hal ini disebabkan karena
pada planet mars suhu udara dan tekanan udaranya
cukup rendah, serta komposisi gas yang ada pada planet
mars sebagian besar berupa gas karbon dioksida. Planet
mars mempunyai dua satelit, yaitu Phobos dan Deimos.
Planet mars dapat mengelilingi matahari dalam waktu
686 hari.
5.Jupiter

Jupiter merupakan planet terdekat kelima dari


matahari, yang ukurannya paling besar dalam tata surya,
sehingga disebut planet raksasa. Jarak antara planet
Jupiter dengan matahari sekitar 780 juta kilometer.
Planet Jupiter dapat berputar pada sumbunya (berotasi)
dengan periode 9 jam 50 menit, sedangkan perioda
revolusinya 11,86 tahun. Rotasi planet yang sangat cepat
ini merupakan rotasi tercepat dalam tata surya.
Meskipun Jupiter merupakan planet yang paling besar
dengan diameter 11 kali diameter bumi, tetapi ternyata
planet ini hanya mempunyai berat 2 ½ kali berat bumi.
Hal ini disebabkan karena planet ini lembek seperti
bubur, yang permukaannya berupa gas helium (He) dan
hydrogen cair yang terbungkus awan bergolak.
6.Saturnus

Saturnus merupakan planet keenam dalam tata


surya dan merupakan planet kedua terbesar setelah
planet Jupiter. Planet ini letaknya sangat jauh dari
matahari, yaitu sekitar 1.425 juta kilometer. Oleh karena
itu planet Saturnus apabila dilihat dari bumi tidak begitu
terang. Menurut para akhli astronomi, planet Saturnus
dilingkari dengan cincin raksasa yang merupakan
butiran-butiran es. Oleh karena itu planet ini disebut juga
sebagai planet bercincin. Kerapatan planet Saturnus
sangat rendah, karena sebagian besar zat penyusunnya
berupa gas dan cairan. Atmosfir saturnus tersusun oleh
gas ammonia (NH3) dan gas metana (CH4). Oleh karena
itu tidak mungkin ditemukan kehidupan dalam planet ini.
Planet Saturnus berevolusi selama 29,46 tahun, dan
berotasi selama 10,14 jam.
7.Uranus

Uranus merupakan merupakan planet yang letaknya


sangat jauh dari matahari, yaitu sekitar 2880 juta
kilometer dengan diameter mencapai 51.118 kilometer.
Periode rotasi planet Uranus adalah 17,25 hari,
sedangkan periode revolusinya 84 tahun. Menurut para
akhli astronomi, planet ini sebagian besar terdiri dari gas
hydrogen dan keadaannya sangat dingin dengan suhu di
permukaan planet ini antara -2330C sampai 2130C.
Seperti halnya planet saturnus, planet Uranus juga
memiliki cincin. Hanya cincin pada planet Uranus sangat
tipis. Planet Uranus dilapisi oleh udara yang jernih, serta
mempunyai 9 satelit.
8.Neptunus

Neptunus merupakan planet yang ukurannya lebih


kecil dari planet Uranus. Planet ini jaraknya dari bumi
sangat jauh, sehingga tidak dapat dilihat manusia dengan
mata telanjang. Jarak planet Neptunus dengan matahari
sekitar 4510 juta kilometer. Planet neptunus berotasi
dengan periode 16,1 jam sedangkan revolusinya 164,8
tahun. Bentuk permukaan planet Neptunus hamper
sama seperti bulan, dengan permukaan yang pada
permukaannya terdapat lapisan tipis silikat.
9.Pluto

Pluto merupakan planet yang jaraknya paling jauh dari


matahari, yaitu 5920 juta kilometer, dan merupakan
planet paling kecil dalam tata surya. Keberadaan planet
Pluto masih diragukan oleh beberapa akhli astronomi,
dan mereka menganggap Pluto sebagai sebuah satelit
Neptunus yang terlepas. Meskipun demikian, planet
Pluto dapat berotasi dengan waktu rotasi 6,3 hari, dan
berevolusi selama 248 tahun.
Komet

Komet merupakan salah satu benda angkasa yang


ukurannya relatif kecil. Komet disebut juga bintang
berekor, karena jenisnya hampir sama dengan bintang
yang berkelip-kelip dan memiliki ekor panjang yang juga
bercahaya bahkan cahayanya nampak seperti menyala.
Ekor komet sangat panjang, sampai puluhan juta
kilometer. Orbit komet kebanyakan seperti parabola,
sehingga hanya dapat melihat komet sesekali saja.
Komet terdiri atas dua bagian, yaitu bagian kepala dan
bagian ekor. Pada dasarnya ekor komet merupakan
bagian kepala komet yang terlempar akibat gaya dorong
matahari. Energi matahari inilah yang menyebabkan ekor
komet bercahaya. Saat komet yang cemerlang dapat
terlihat, cirri yang paling mencolok adalah ekornya.
Panjang ekor komet sekitar 1 sampai 100 juta kilometer.
Ekor komet terbentuk dari gas dan coma yang selalu
menunjuk kea rah yang berlawanan dengan matahari.
Meteor

Meteor disebut pula sebagai bintang jatuh. Hal ini karena


benda-benda angkasa adakalanya tertarik oleh gaya tarik
bumi, sehingga masuk ke dalam atmosfir bumi dan
bergesekan dengan udara sehingga menjadi panas dan
berpijar yang nampak seperti bintang jatuh. Benda-
benda langit yang beterbangan secara tidak teratur
dengan orbit tidak tetap dan tidak bercahaya disebut
meteorid. Meteor yang jatuh apabila kita lihat akan
mempunyai cahaya yang melewati langit seperti bola api
Sebelum sampai ke bumi, biasanya meteor itu hancur di
udara. Pecahan meteor ini disebut batu meteor atau
meteorit yang sangat keras. Kandungan bahan kimia
yang terdapat dalam meteorit adalah nikel, besi, silisium,
magnesium dan alumunium. Batu meteor ada yang
sampai ke permukaan bumi, seperti di Mexico yang
beratnya sampai 25 ton, di Siberia yang beratnya sampai
33 ton, serta di selatan Yogyakarta, namun tidak terlalu
besar.
Asteroid

Berdasarkan jaraknya terhadap matahari, planet-planet


dikelompokkan menjadi planet dalam dan planet luar.
Planet dalam merupakan planet yang jaraknya dekat ke
matahari, sedangkan planet luar merupakan planet yang
jaraknya ke matahari sangat jauh. Planet yang
dikategorikan sebagai planet dalam adalah Merkurius,
Venus, Bumi dan Mars. Sedangkan planet yang
dikategorikan sebagai planet luar adalah Jupiter,
saturnus, Uranus, neptunus, dan Pluto.
______________________
KEARIFAN LOKAL LINGKUNGAN
______________________
DAN ALAM SEMESTA
Manusia merupakan mahluk yang diciptakan Tuhan
dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Salah satu
kelebihan yang diberikan kepada manusia adalah akal.
Dengan akalnya manusia bisa berfikir, sehingga muncul
ilmu pengetahuan- ilmu pengetahuan baru yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf kehidupan
manusia. Meskipun demikian ilmu pengetahuan yang
dihasilkan manusia memiliki keterbatasan, yaitu
kebenaran ilmu yang dihasilkan manusia bersifat
tentative dan sementara. Artinya apabila suatu saat
ditemukan ilmu pengetahuan baru dengan bukti-bukti
yang kuat, maka ilmu pengetahuan lama tidak berlaku
lagi. Adanya keterbatasan ini menuntut manusia untuk
terus berfikir dan berfikir, sehingga lahir teori-teori baru
yang menjelaskan atau melengkapi teori-teori
sebelumnya. Ilmu yang mempelajari mengenai sifat,
evolusi dan asal alam semesta (universe) disebut
kosmologi. Beberapa teori yang menjelaskan proses
terbentuknya alam semesta antara lain teori big bang,
teori keadaan tunak, serta teori Osilasi.
1. Teori Big Bang
Teori big bang dikemukakan oleh ilmuwan Belgia Abbè
Georges Lemaitre pada tahun 1927. Menurut teori Big
Bang, alam semesta berasal dari keadaan panas dan
padat yang mengalami ledakan dahsyat dan
mengembang.
1. Kearifan Lokal Lingkungan.
Di Indonesia, ada banyak kearifan lokal yang berkaitan
dengan lingkungan. Salah satunya adalah konsep "Hutan
Adat" di mana masyarakat setempat menjaga hutan
sebagai bagian dari warisan budaya dan keberlanjutan
lingkungan. Hutan Adat terletak di berbagai daerah di
Indonesia, terutama di wilayah-wilayah yang ditinggali
oleh masyarakat adat atau pribumi. Mereka sering kali
mendiami kawasan pedalaman yang masih memiliki
hutan lebat dan kaya akan keanekaragaman hayati.
Beberapa contoh daerah di Indonesia yang memiliki
Hutan Adat adalah Sumatera, Kalimantan, Papua, Nusa
Tenggara, dan Sulawesi. Hutan-hutan ini sering kali
menjadi pusat kehidupan masyarakat lokal dan memiliki
nilai penting dalam budaya serta kehidupan sehari-hari
mereka.
Di Indonesia, konsep Hutan Adat mewakili sebuah
kearifan lokal yang telah terjaga selama berabad-abad.
Hutan Adat adalah area hutan yang dikelola oleh
masyarakat lokal sesuai dengan kearifan dan tradisi
mereka. Masyarakat setempat tidak hanya melihat hutan
sebagai sumber daya alam, tetapi juga sebagai bagian
integral dari identitas budaya mereka.
Mereka mempraktikkan sistem keberlanjutan yang
menjaga keseimbangan ekologi, sumber daya alam, dan
kebutuhan masyarakat. Konsep Hutan Adat
mencerminkan pemahaman mendalam akan pentingnya
menjaga ekosistem untuk keberlangsungan hidup.
Masyarakat lokal memiliki pengetahuan yang kaya
tentang tanaman obat-obatan, tumbuhan pangan, dan
hewan liar yang hidup di hutan. Mereka menggunakan
pengetahuan ini secara bijak, memastikan bahwa
eksploitasi sumber daya alam tidak merusak lingkungan.
Selain itu, Hutan Adat juga memiliki nilai- nilai sosial dan
budaya yang kuat. Hutan seringkali diançam sebagai
tempat suci atau keramat, di mana masyarakat
menjalankan ritual dan tradisi adat mereka. Hal ini
memperkuat keterhubungan spiritual antara manusia
dan alam, serta antara satu generasi dengan generasi
berikutnya. Pengakuan dan perlindungan terhadap
Hutan Adat sangat penting untuk keberlanjutan
lingkungan di Indonesia. Upaya untuk mengintegrasikan
pengetahuan lokal dalam pengelolaan hutan dapat
membantu melindungi keanekaragaman hayati, menjaga
ekosistem yang sehat, serta mendukung
keberlangsungan mata pencaharian masyarakat lokal.
Dengan memahami dan menghargai kearifan lokal
seperti Hutan Adat, kita dapat menciptakan solusi
berkelanjutan untuk tantangan lingkungan masa kini.
2. Kearifan Lokal Alam Semesta.
Di Indonesia, ada banyak kearifan lokal yang terkait
dengan alam semesta dan tata surya. Salah satunya
adalah kepercayaan masyarakat Baduy di Banten
tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam, yang
dapat dihubungkan dengan harmoni antara bumi dan
langit. Selain itu, banyak masyarakat adat di Indonesia
yang memiliki mitos atau legenda tentang bintang-
bintang dan planet yang dapat dikaitkan dengan
pengetahuan tentang tata surya. Ada banyak lagi contoh
kearifan lokal di Indonesia yang terkait dengan alam
semesta dan tata surya. Misalnya, di masyarakat Suku
Dayak di Kalimantan, terdapat kepercayaan yang kuat
terhadap hubungan spiritual antara manusia, alam, dan
langit. Mereka meyakini bahwa segala sesuatu di alam
semesta saling terhubung, termasuk bintang-bintang dan
planet- planet. Mereka percaya bahwa arah dan posisi
benda langit dapat memengaruhi nasib roh orang yang
meninggal.
Di Papua, terdapat kepercayaan pada "anggrek bulan"
atau "anggrek hitam" yang diyakini sebagai simbol alam
semesta yang suci. Anggrek ini diyakini masyarakat
setempat memiliki kaitan dengan gerhana bulan dan
siklus langit lainnya. Semua kepercayaan dan tradisi ini
menunjukkan betapa kaya dan dalamnya hubungan
antara masyarakat Indonesia dengan alam semesta dan
tata surya, serta bagaimana pengetahuan tentangnya
disalin dalam warisan budaya mereka.
______________________
MISKONSEPSI LINGKUNGAN
______________________
DAN ALAM SEMESTA
Miskonsepsi Pada Alam Semesta
Berdasarkan jurnal yang berjudul "Menggali Pemahaman
Siswa Tentang Surya kelas VI SD Negeri 11 Jerenjang
Kecamatan Seberuang Kabupaten Kapuas Hulu pada
materi Tata Surya secara lisan." yang ditulis oleh
Stepanus Jumadi yang telah melakukan penelitian di
Sekolah Dasar yang berada di Desa Jerenjang Kecamatan
Seberuang Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Adapun miskonsespsi yang terjadi antara lain siswa
beranggapan bahwa tata surya merupakan tenaga
matahari, ada siswa yang beranggapan tata surya ialah
kumpulan planet-planet, terdapat pula yang menyatakan
tata surya kumpulan planet- planet yang mengelilingi
matahari, selanjutnya tata surya merupakan kumpulan
benda langit, dan tata surya matahari itu sendiri, bahkan
masih ada siswa yang berpandangan geosentris yaitu
tata surya iyalah planet-planet yang ngelilin bumi (tata
surya kumpulan planet-planet yang mengelilingi bumi).
Faktor-faktor yang mempengaruhi sumber
miskonsensi tersebut antaralain, yaitu:

1. Pendidikan Astronomi : Pendidikan astronomi yang


tidak memadai atau kurang efektif dalam
menjelaskan konsep dasar seperti model heliocentrik
(Bumi dan planet-planet lainnya berputar di sekitar
matahari yang berada di tengah alam semesta) dan
geosentris (Bumi berada di tengah alam semesta, dan
semua benda langit lainnya, termasuk matahari dan
planet-planet, berputar di sekitar bumi) dapat
menyebabkan kebingungan dan miskonsespsi di
kalangan siswa. Pendidikan yang baik harus
mencakup penjelasan yang jelas tentang posisi dan
pergerakan benda langit, termasuk matahari, planet,
dan bumi, serta perbedaan antara model heliocentrik
dan geosentris.
2. Pemahaman Konsep Posisi : Konsep posisi dan
pergerakan benda langit adalah konsep dasar yang
penting dalam pemahaman tata surya. Jika siswa
memiliki pemahaman yang salah atau tidak jelas
tentang konsep ini, mereka mungkin akan memiliki
pandangan yang salah tentang tata surya. Pendidikan
yang efektif harus menekankan pada pemahaman
konsep posisi dan pergerakan, termasuk penggunaan
model dan simulasi untuk membantu siswa
memahami konsep ini.
3. Pengalaman Pribadi dan Pengamatan :
Pengalaman pribadi dan pengamatan siswa tentang
fenomena langit dan benda langit juga dapat
mempengaruhi pemahaman mereka tentang tata
surya. Jika siswa memiliki kesempatan untuk
mengamati langit dan benda langit secara langsung,
mereka mungkin akan memiliki pemahaman yang
lebih baik tentang bagaimana tata surya bekerja.
4. Pendidikan yang Berpusat pada Pengalaman :
Pendidikan yang berpusat pada pengalaman dapat
membantu siswa memahami konsep tata surya
dengan lebih baik. Ini termasuk penggunaan
pengalaman pribadi dan pengamatan langsung
sebagai bagian dari pendidikan. Pendidikan yang
berpusat pada pengalaman dapat membantu siswa
menghubungkan konsep yang diajarkan dengan
pengalaman mereka sendiri, yang pada gilirannya
dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang
tata surya .
Adapun solusi dari miskonsepsi tersebut yaitu sebagai
berikut :
1. Menyediakan pendidikan astronomi yang
komprehensif dan mencakup penjelasan yang jelas
tentang model Menggunakan model dan simulasi
dalam pengajaran untuk membantu siswa
memahami konsep posisi dan pergerakan benda
langit. Ini dapat membantu siswa memahami
bagaimana benda langit bergerak dan berinteraksi
satu sama lain, serta memahami perbedaan antara
model heliocentrik dan geosentris.
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengamati langit dan benda langit secara langsung.
Pengalaman langsung ini dapat membantu siswa
memahami bagaimana tata surya bekerja dan
mengurangi kebingungan mereka tentang konsep ini.
3. Mengintegrasikan pengalaman pribadi dan
pengamatan langsung sebagai bagian dari
pendidikan. Ini dapat membantu siswa
menghubungkan konsep yang diajarkan dengan
pengalaman mereka sendiri, yang pada gilirannya
dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang
tata surya.
4. Menggunakan teknologi interaktif dalam pengajaran
untuk membantu siswa memahami konsep tata
surya. Teknologi ini dapat menyediakan visualisasi
yang jelas dan interaktif dari benda langit dan
pergerakan mereka, yang dapat membantu siswa
memahami konsep ini dengan lebih baik.
Miskonsepsi Pada Lingkungan

Berdasarkan jurnal yang berjudul "Profil Perubahan


Konseptual Siswa pada Materi Kependudukan dan
Pencemaran Lingkungan", menggunakan
metodedeskriptif pada siswa kelas VI SD Negeri 139 Desa
Sukarasa Kota Bandung. Jurnal tersebut ditulis oleh
Lusiana Dwi Hastuti Muchyar yang telah melakukan
penelitian di SD Negeri 139 Sukarasa Kota Bandung, Jawa
Barat. Adapun miskonsepsi yang terjadi antara lain ada
siswa yang menganggap bahwa peristiwa efek rumah
kaca disebabkan oleh cahaya matahari yang dipantulkan
dari rumah-rumah kaca sehingga dapat melubangi
atmosfer,Siswa memahami siklus air hilang dari bumi
tanpa adanya aliran kembali, siswa memahami konsep
energi sebagai sesuatu yang hanya terkait dengan
penggunaan listrik atau bahan bakar fosil, perubahan
iklim sebagai sesuatu yang hanya terjadi karena aktivitas
manusia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sumber miskonsensi
tersebut diantaranya sebagai berikut :

1. Kurangnya materi pembelajaran yang mencakup


berbagai aspek dari kependudukan dan pencemaran
lingkungan, termasuk siklus energi, siklus air, dan
perubahan iklim, dapat menyebabkan siswa memiliki
pemahaman yang tidak lengkap atau salah.
2. Metode pembelajaran yang kurang interaktif dan
menarik dapat mengurangi keterlibatan siswa,
sehingga mereka mungkin tidak mengambil
pemahaman secara efektif dari materi yang
disampaikan.
3. Media dan informasi yang salah atau tidak akurat
tentang topik-topik seperti efek rumah kaca,
pencemaran lingkungan, dan perubahan iklim dapat
mempengaruhi pemahaman siswa.
4. Kurangnya kesempatan untuk mengamati dan
berpartisipasi dalam aktivitas praktis yang berkaitan
dengan kependudukan dan pencemaran lingkungan
dapat membatasi pemahaman siswa tentang topik-
topik ini.
5. Kurangnya waktu yang dihabiskan untuk diskusi dan
refleksi tentang materi yang diajarkan dapat
mengurangi kemampuan siswa untuk mengkritis dan
memahami konsep-konsep yang diajarkan.
Adapun solusi dari miskonsepsi tersebut antara lain
sebagai berikut:
1. Menggunakan metode pembelajaran yang interaktif
dan menarik, seperti diskusi kelompok, eksperimen,
dan simulasi, untuk membantu siswa memahami
konsep siklus energi dan bagaimana aktivitas
manusia mempengaruhi atmosfer dan lingkungan.
2. Menyediakan materi pembelajaran yang up-to-date
dan relevan tentang pencemaran lingkungan dan
perubahan iklim, termasuk sumber energi terbarukan
dan non-terbarukan, serta dampaknya terhadap
lingkungan.
3. Menggunakan visualisasi dan model untuk
membantu siswa memahami bagaimana air bergerak
dan berkembali ke sumbernya dalam siklus air
4. Menyediakan materi pembelajaran yang mencakup
solusi untuk mengatasi perubahan iklim dan
bagaimana siswa dapat berkontribusi dalam menjaga
lingkungan yang sehat.
______________________
SOAL LATIHAN
______________________
PEMBELAJARAN 10
A. PILIHAN BERGANDA
1 . Perhatikan pernyataan berikut:
1) pembakaran sampah
2) pembuangan sampah organic
3) pemakaian pupuk kandang
4) limbah rumah tangga
5) limbah industry
Faktor yang menyebabkan pencemaran tanah yaitu nomor
…..
A. 2), 3) dan 5)
B. 1), 2) dan 3)
C. 1), 3) dan 5)
D. 1), 2) dan 4)
E. 1), 4) dan 5)
Jawab : E. 1), 4) dan 5)
2. Di bawah ini yang bukan merupakan tujuan pengelolaan
lingkungan adalah ...
A. Terlindungnya negara dari kerusakan lingkungan
B. Mengekploitasi sumber daya alam untuk memenuhi
kebutuhan hidup
C. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara
bijaksana
D. Tercapainya keselarasan hubungan antara manusia
dengan lingkungan
E. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai pembina
lingkungan hidup
Jawab : B. Mengekploitasi sumber daya alam untuk
memenuhi kebutuhan hidup
3. Berikut ini merupakan egiatan pada sektor pertanian
yang dapat menyebabkan pencemaran air yaitu ...
A. Tumpahan minyak dari kapal tanker
B. Penggunaan pupuk kimia dan pestisida
C. Pembuangan limbah pabrik
D. Penggunaan pupuk organik
E. Pembuangan limbah industry
Jawab : B. Penggunaan pupuk kimia dan pestisida

4. Kualitas lingkungan dapat diukur dengan menggunakan


kualitas hidup sebagai acuan. Beberapa komponen kualitas
hidup yang dapat kita lihat untuk menentukan kualitas
lingkungan yang baik diantaranya, kecuali...
A. Derajat konsumsi masa tinggi
B. Derajat terpenuhinya kebutuhan hayati
C. Derajat kebebasan kepemilikan
D. Derajat terpenuhinya kebutuhan hidup manusiawi
E. Derajat kebersihan dan kenyamanan
Jawab : A. Derajat konsumsi masa tinggi
5. Manusia mempunyai peranan penting untuk
menciptakan kelestarian lingkungan karena…
A. Lingkungan hidup sepenuhnya dikuasai oleh manusia
B. Kebutuhan manusia semakin meningkat seiring
pertumbuhan penduduk
C. Manusia merupakan satu-satunya makhluk yang mampu
menciptakan kelestarian lingkungan Perilaku manusia
dalam memanfaatkan lingkungan hidup berpengaruh pada
kelestarian lingkungan hidup
D. hidup
E. Lingkungan yang sudah rusak tidak dapat diperbaiki lagi
Jawab : C. Manusia merupakan satu-satunya makhluk yang
mampu menciptakan kelestarian lingkungan Perilaku
manusia dalam memanfaatkan lingkungan hidup
berpengaruh pada kelestarian lingkungan hidup
B. ESSAI
1. Jelaskan Apa yang Dimaksud dengan Lingkungan Hidup!

Lingkungan hidup adalah segala hal yang memengaruhi


organisme dan berhubungan dengan banyak faktor luar
berupa makhluk hidup dan tidak hidup yang kemudian
terikat pada berbagai macam komponen, termasuk energi,
bahan-bahan kimia, dan lainnya.

2. Bagaimana Usaha dalam Menjaga Lingkungan?

Banyak cara yang bisa dilakukan dalam menjaga


lingkungan, antara lain:
Selalu membuang sampah di tempatnya.
Bawa sampah ke dalam tas atau kantong terlebih
dahulu bila memang tidak menemukan tempat sampah
(jangan ditinggalkan).
Meminimalisir penggunaan plastik dan kresek, serta
bahan lainnya yang sulit terurai.
Bisa coba membawa tempat makan dan minum sendiri
jika memang ingin membeli makanan dan minuman di
luar dan ingin dibungkus.
3. Mengapa dan bagaimana alam semesta bisa ada?

Menurut sains, alam semesta ada akibat Big Bang atau


Ledakan Dahsyat yang pernah terjadi sekitar 13,8 miliar
tahun lalu. Dari kejadian itu, partikel dan energi pembentuk
alam semesta dimuntahkan dan akhirnya membentuk
sebuah pola (hukum) alam yang konsisten hingga saat ini.
Namun, ilmuwan tidak pernah tahu kapan dan bagaimana
alam semesta berakhir.
Secara umum, pendapat ilmuwan pun juga terbelah
menjadi dua bagian besar. Pertama, alam semesta tidak
diciptakan dan bersifat abadi. Adapun, proses Big Bang
hanyalah pengulangan dari proses-proses Big Bang
sebelumnya. Kedua, alam semesta memiliki penyebab
utama. Dengan kata lain, ada yang menciptakan alam
semesta. So, kita tak perlu berdebat panjang lebar tentang
keduanya. Biarlah alam semesta bekerja sesuai dengan
hukum alam yang berlaku.

4. Apakah di luar angkasa itu gelap gulita?

Menurut ilmuwan, astronaut, dan ahli astronomi, zona luar


angkasa memang gelap namun tidak segelap yang
dibayangkan sebelumnya. Seperti diberitakan dalam
National Public Radio, luar angkasa yang selama ini menjadi
tempat kerja bagi para astronaut rupanya tidaklah benar-
benar gelap gulita.
Dalam alam semesta, terdapat jumlah bintang dan galaksi
yang nyaris tanpa batas. Cahaya-cahaya mereka terlihat
dan bisa tampak dalam gelapnya alam semesta. Hal
tersebut juga dibuktikan oleh wahana antariksa yang telah
melakukan eksplorasi pada jarak yang sangat jauh dari
Bumi.
Namun, secara umum, kondisi luar angkasa memang
sangat berbeda dengan kondisi di Bumi atau di dalam
planet lainnya. Jika di Bumi, cahaya akan dibiaskan melalui
lapisan atmosfer sehingga mata kita akan melihat pancaran
cah

5. Terbuat dari apakah awan?

Awan terbentuk dari miliaran tetesan air kecil dan kristal es


kecil yang mengapung bersama di langit. Setiap tetesan di
awan berukuran sekitar 100 kali lebih kecil dari tetesan
hujan. Secara umum, awan tingkat rendah, atau awan yang
berada lebih rendah dari 6.000 kaki (sekitar 1.800 meter) di
atas permukaan tanah, sebagian besar terdiri dari tetesan
air. Namun dalam cuaca dingin, mereka juga bisa
mengandung salju kecil dan kristal es. Awan tingkat
menengah, atau awan antara 6.000 kaki dan 20.000 kaki
(sekitar 6.000 meter), terdiri dari tetesan air selama bulan-
bulan musim panas, namun awan tersebut memiliki
konsentrasi kristal es yang tinggi selama musim dingin.
Awan tingkat tinggi, yang berada di atas 20.000 kaki,
sebagian besar terbuat dari kristal es. Selain membawa air
dan kristal es, banyak awan yang mengandung sejumlah
kecil partikel padat seperti asap dan debu.
______________________
______________________
GLOSARIUM
Lingkungan : kombinasi antara kondisi fisik yang
mencakup keadaan sumber daya alam seperti
tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan
fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam
lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan
manusia seperti keputusan bagaimana
menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Primitif : kebudayaan masyarakat atau individu
tertentu yang belum mengenal dunia luar atau jauh
dari keramaian teknologi.
Biotik : komponen lingkungan yang terdiri atas
makhluk hidup.
Abiotik : komponen fisik ekosistem yang bentuknya
tidak hidup dari lingkungan.
Biologis :utama successful aging dengan terbebas
dari penyakit dan kecacatan, serta meningkatnya
fungsi fisik.
eutrofikasi : proses di mana seluruh badan air, atau
sebagian darinya, secara bertahap mengalami
peningkatan kadar mineral dan nutrien, terutama
nitrogen dan fosforus.
ambeien : Vena bengkak dan meradang di rektum
dan anus yang menyebabkan ketidaknyamanan dan
perdarahan.
·
______________________
______________________
GLOSARIUM
estetika : tentang seni dan keindahan, beserta
tanggapan manusia tentang hal tersebut.
primer : pokok
ozon : molekul anorganik radikal yang terdiri dari
tiga atom oksigen
stratosfer : lapisan kedua dari atmosfer bumi,
terletak di atas troposfer dan di bawah mesosfer.
karbon monoksida : gas yang tak berwarna, tak
berbau, dan tak berasa
Erosi :pindahnya atau terangkutnya tanah atau
bagian- bagian tanah dari suatu tempat lain oleh
media alami.
mikro organisme : organisme yang berukuran
sangat kecil sehingga untuk mengamatinya
diperlukan alat bantuan.
Irreversible : proses yang tidak dapat diubah
galaksi : sebuah sistem masif yang terikat gaya
gravitasi yang terdiri atas bintang, gas dan debu
medium antarbintang, dan materi gelap–komponen
yang penting namun belum begitu dimengerti.
asteroid : benda berukuran lebih kecil daripada
planet, tetapi lebih besar daripada meteoroid
astronomi : ilmu alam yang mempelajari benda
langit dan fenomena alam yang terjadi di luar Bum
mitos : budaya yang menempatkan subjek dengan
objek belum ada pemisah jelas.
______________________
______________________
DAFTAR PUSTAKA

Burdett,S & Ginn (1991), Science Horizons, Denny McMains:


USA

Hardjana HP. (1998), Mengenal Ruang Anngkasa dan Isinya,


Kebayoran Widya Ripta: Jakarta

Rosidi, I (1983), Jagat Raya, Ghalia Indonesia: Jakarta

Tjasyono, B. (2006), Ilmu Kebumian dan Antariksa, Remaja


Rosdakarya: Bandung

Tanudidjaja,M.M (1996), Ilmu Pengetahuan Bumi dan


Antariksa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan:
Jakarta

A.Rusdina, 2015, Membumbikan Etika Lingkungan Bagi


Upaya Membudayakan Pengelolaan Lingkungan yang
Bertanggungjawab, ISSN 1979-8911, Vol IX No 2, hlm. 247

Yosef Anata Christie, La Sina dan Rika Erawaty, Dampak


Kerusakan Lingkungan Akibat Aktivitas Pembangunan
Perumahan (Studi Kasus di Perumahan Palaran City oleh PT
Kusuma Hady Property), Jurnal Beraja Niti, ISSN 2337-4608,
Vol 2 No 11, 2013, hlm. 6
______________________
______________________
DAFTAR PUSTAKA

Muslimah. (2015). DAMPAK PENCEMARAN TANAH DAN


LANGKAH PENCEGAHAN. GRISAMUDRA, Jurnal Penelitian,
2(1), 11–20.
https://ejurnalunsam.id/index.php/jagris/article/view/224/1
69

Nurhaedah Hasan, I. F. R. (2020). ANALISIS PENCEMARAN


UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL BERDASARKAN PERATURAN
PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG
PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA. Madani Legal
Review, 4(2), 108– 123.
https://doi.org/10.3185/MALREV.V4I2.681

Wayan Eka Artajaya, I., & Kadek Felyanita Purnama Putri, N.


(2021). FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA
PENCEMARAN AIR DI SUNGAI BINDU. Jurnal Hukum
Saraswati (JHS), 3(2), 122–135.
https://doi.org/10.36733/JHSHS.V3I2.2961

Lusiana Dwi Hastuti Muchyar, Ari Widodo, dan Riandi.


(2021). Profil perubahan konseptual siswa pada materi
kependudukan dan pencemaran lingkungan. Jurusan
Pendidikan Biologi, Fakultas Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Bandung.
______________________
______________________
DAFTAR PUSTAKA

Rauf, M, A. 2021. Konsep Pengelolaan Hutan Adat di


Indonesia. Jurnal Konstitusi.11(1), 47-55.

Arafah, N. Darusman, D. Suharjito, D. Sundawati, L. 2019.


Dinamika Pengelolaan Hutan Adat di Pulau Kecil. Jurnal
Ilmu Kehutanan. 5(1), 30-39.

Suryani, I. 2019. Menggali Keindahan Alam dan Kearifan


Lokal Suku Baduy. Jurnal Musawa. 13(2), 1-16.

Anda mungkin juga menyukai