Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PSDAL

“FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
TERJADINYA PERMASALAHAN
LINGKUNGAN ”

Oleh
Injilia T. Emor (18505020)
Pendidikan Fisika / Kelas A / Semester V

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUA ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MANAO

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa , yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Penggelolaan Sumber Daya
Alam dan Lingkungan di Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Manado
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki, dan kurangnya
referensi yang kami gunakan. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini.
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN PENULISAN

BAB II : ISI
FAKTOR FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PERMASALAHAN
LINGKUNGAN
- DI LIHAT DARI FAKTOR ALAM
- DI LIHAT DARI FAKTOR MANUSIA

BAB III : PENUTUP


1. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………..

2. DAFTAR PUSTAKA……………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Lingkungan adalah tempat hidup semua makhluk yang ada di bumi, khususnya
manusia. Apabila seseorang membicarakan lingkungan hidup, biasanya yang terpikirkan
adalah hal-hal atau segala sesuatu yang berada di sekitar manusia (Soekanto, 2007:339),
karena setiap makhluk memiliki hubungan timbal balik dengan alam sekitarnya. Menurut
Muhammad Fadli (dalam www.frozpedia.com, diunduh tanggal 28 November 2013) manusia
adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa individu yang lain dan lingkungan
sekitarnya. Artinya manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk
berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia yang lain, yang selanjutnya terbentuklah
sebuah kelompok manusia yang saling membutuhkan satu sama lain, bahkan membuat
kelompok-kelompok kecil dalam bermasyarakat. Kelompok kelompok kecil itu nantinya akan
membentuk sebuah satu kesatuan yang luas yang disebut masyarakat negara dan peradaban.
Manusia mendapatkan unsur-unsur yang diperlukan dalam hidupnya dari lingkungan,
karena manusia merupakan makhluk yang dianugerahi akal sehat. Dengan adanya
pengelompokan individu-individu masyarakat, terciptalah suatu budaya. Dan budaya itu
sendiri merupakan wujud dari perilaku masyarakat yang sudah tertanam dalam dalam
kehidupan dan tidak terlepas dari perubahan zaman yang pada hakikatnya membawa dampak
positif atau negatif bagi kelangsungan hidup.
Kalau memperhatikan kehidupan lingkungan, mungkin dapat dirasakan atau akan
tampak adanya lingkungan yang berbeda-beda di dalam kehidupan manusia. Misalnya,
lingkungan perkotaan dan lingkungan pedesaan, lingkungan pertanian, dan seterusnya. Sudah
tentu lingkungan-lingkungan tersebut tidak terjadi demikian saja atau secara kebetulan.
Lingkungan terjadi karena adanya hubungan timbal balik antara organisme-organisme hidup
tertentu, yang membentuk suatu keseimbangan tertentu (Soekanto, 2007:340-341).
Menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat adalah tanggung jawab bersama,
khususnya masyarakat yang ada di sekitar lingkungan. Ada satu fenomena yang menarik di
masyarakat, di mana tingkat kepedulian dan kesadaran masyarakat akan lingkungan hidup
dan alam masih rendah. Dan itu berpengaruh pada kehidupan masyarakat di lingkungan
sekitar pemukiman. Pada dasarnya dukungan penuh pemanfaatan lingkungan sesungguhnya
ada dalam Undang undang dan peraturan-peraturan tentang lingkungan. Seperti pada pasal
28H ayat 1 UUD 1945, dijelaskan “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan”.
Berdasarkan Undang-undang No 4 Tahun 1982 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup, yang kemudian disempurnakan dengan keluarnya UU No. 23 Tahun 1997.
Selanjutnya UU No. 32 Tahun 2009 yang mengatur perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup. Sementara itu, terdapat undang-undang terkait UU Hutan, pengelolaan
sampah, tanah, ruang terbuka hijau, dan lain-lain (Susilo, 2012: 40-41).
Dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 pasal (1) tentang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup ayat 6-7 dijelaskan bahwa pelestarian fungsi lingkungan hidup
adalah rangkaian upaya memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup. Dan daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup
untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan
antarkeduanya.
Dengan adanya undang-undang ini, masyarakat diharuskan untuk memiliki, menjaga
dan melestarikan lingkungan tempat tinggalnya, karena jika tidak maka perusakan dan
pencemaran yang terjadi tidak dapat terelakkan. Dan hal itu dapat mengakibatkan terjadinya
gangguan terhadap lingkungan tempat tinggal manusia.
Pencemaran dan perusakan lingkungan kadang-kadang tampak jelas pada kehidupan
kita seperti timbunan sampah di jalan dan pasar-pasar, pendangkalan sungai yang penuh
dengan kotoran, ataupun sesak nafas karena asap knalpot ataupun cerobong asap pabrik. Ada
juga yang kurang nampak misalnya terlepasnya gas hidrogen sulfida dari sumber minyak tua.
Begitu pula musik yang memekakan telinga yang keluar dari peralatan elektronik modern
(Sastrawijaya, 1991: 2). Dampak negatif lain dari pencemaran itu adalah sampah rumah
tangga yang menumpuk hasil konsumsi sehari-hari masyarakat yang menimbulkan bau tidak
sedap, jika di lihat dari segi kesehatan masyarakatnya pun jika membuangnya sembarangan
dan menumpuk akan menjadi sarang berkembangbiaknya berbagai penyakit, dan jika dilihat
dari segi keindahannya pun menjadi tidak sedap dipandang.
Dengan adanya dampak dan akibat dari perusakan dan pencemaran alam lingkungan
ini, masyarakat diharuskan untuk dapat mengurangi dan mencegah dampak terburuk yang
dapat dialami. Akan tetapi, karena kurangnya pengetahuan bagaimana cara pengelolaan dari
pencemaran lingkungan tersebut masyarakat seharusnya tahu jika hal itu terus dibiarkan
dampaknya akan terasa nanti setelah beberapa dekade atau tahun yang akan datang dengan
membawa bencana yang tidak diduga sebelumnya, seperti banjir, longsor, atau saat terjadi
musim kemarau yang terjadi adalah kekeringan.

1.2 TUJUAN
- Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya permasalah lingkungan baik melalui
faktor-faktor alam, maupun faktor-faktor yang disebabkan oleh manusia sendiri.
BAB II
ISI

2.1 Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Lingkungan Di Lihat Dari Faktor Alam

1. BANJIR
Selain karena ulah manusia, banjir juga dapat terjadi karena faktor alam, misalnya
hujan yang terus-menerus. Curah hujan seperti ini akan membuat sungai meluap atau
membuat tanggul jebol karena tidak mampu lagi menampung debit air. Banjir yang sering
terjadi saat musim penghujan dapat membuat bangunan dan tempat tinggal makhluk
hidup rusak, lapisan tanah yang subur hilang terbawa air, serta tanaman-tanaman rusak.
2. GEMPA BUMI
Gempa bumi terjadi karena adanya pergerakan lempeng bumi atau aktivitas gunung
berapi dan dampaknya bergantung pada besarnya kekuatan gempa. Gempa bumi akan
mengakibatkan banyak bangunan yang roboh, terjadi tanah longsor, dan terputusnya jalur
transportasi. Jika kekuatan gempa sangat besar, kemungkinan akan menimbulkan
tsunami.
3. GUNUNG BERAPI MELETUS
Saat meletus, gunung berapi akan mengelurkan abu vulkanik, lahar, lava, uap panas,
dan material lainnya yang dapat merusak lingkungan. Dampak dari letusan tersebut dapat
berlangsung lama bergantung pada besarnya kekuatan letusan, tetapi saat kembali normal,
daerah yang terdampak letusan akan menjadi subur. Letusan gunung berapi akan
mengakibatkan gangguan pernapasan, gas beracun, kerusakan lingkungan, bahkan dapat
mematikan lingkungan sekitar.
2.2 Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Lingkungan Di Lihat Dari Faktor
Manusia

1. Polusi
Masalah lingkungan hidup yang pertama adalah polusi atau pencemaran lingkungan
hidup. Polusi udara, air dan tanah memerlukan waktu jutaan tahun agar dapat normal
kembali. Sektor Industri dan asap kendaraan bermotor adalah sumber pencemaran utama.
Logam berat, nitrat dan plastik beracun bertanggung jawab atas berbagai pencemaran yang
ada. Sementara polusi air disebabkan oleh tumpahan minyak, hujan asam, limpasan
perkotaan. Dilain pihak, pencemaran udara disebabkan oleh berbagai gas dan racun yang
dikeluarkan oleh industri dan pabrik-pabrik serta sisa pembakaran bahan bakar fosil;
pencemaran tanah terutama disebabkan oleh limbah industri yang merusak unsur hara dan zat
nutrisi di tanah yang penting bagi tumbuhan.
2. Perubahan iklim
Perubahan iklim atau pemanasan global. Perubahan iklim seperti pemanasan global
adalah hasil dari praktik manusia seperti emisi gas rumah kaca. Pemanasan global
menyebabkan meningkatnya suhu lautan dan permukaan bumi sehingga menyebabkan
mencairnya es di kutub dan kenaikan permukaan air laut. Ia juga mengubah pola alami
musim dan curah hujan seperti banjir bandang, salju berlebihan atau penggurunan. Akibat
perubahan cuaca tersebut, produksi pertanian sering mengalami gagal panen dan
memperbesar peluang terjadinya kebakaran hutan akibat terjadinya musim kering
berkepanjangan.
3. Populasi
Kelebihan populasi. Populasi planet ini mencapai tingkat yang tidak berkelanjutan karena
menghadapi kekurangan sumber daya seperti air, bahan bakar dan makanan. Ledakan
populasi di negara-negara maju dan berkembang yang terus menyebabkan semakin langkanya
sumber daya. Pertanian intensif yang bertujuan untuk meningkatkan produksi makanan
dengan menggunakan pestisida justru pada akhirnya menimbulkan masalah baru. Kerusakan
itu berupa menurunnya kualitas tanah dan kesehatan manusia.
4. Penipisan sumber daya alam
Penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi bertanggung jawab menciptakan
pemanasan global dan perubahan iklim. Secara global, mulai banyak fihak yang mulai beralih
menggunakan sumber daya terbarukan, seperti listrik tenaga surya, biogas, mobil tenaga
matahari, yang diterapkan oleh negara maju. Walaupun dalam jangka pendek, instalasi
peralatan fasilitas teknologi ramah lingkungan ini akan terlihat cukup mahal, tetapi dalam
jangka panjang akan sangat murah dibandingkan penggunaan energi fosil dan tidak
terbarukan.
5. Pembuangan limbah
Permasalahan lingkungan hidup selanjutnya adalah pembuangan limbah. Hal ini terutama
limbah plastik dan sampah perkotaan seperti di Kali Ciliwung di Jakarta atau kota-kota di
Indonesia. Selain limbah rumah tangga, limbah dari sektor industri yang sering dibuang ke
sungai juga menyebabkan ikan-ikan mati dan hancurnya ekosistem sungai. Padahal sungai-
sungai ini penting bagi ekonomi masyarakat dan penting untuk memasok sumber makanan
bagi masyarakat. Pembuangan limbah ini akhirnya akan menyebabkan pencemaran laut di
indonesia dan merusak ekosistem laut, sumber perikanan. Tidak kalah penting adalah
pembuangan limbah nuklir. Pembuangan limbah nuklir memiliki bahaya kesehatan yang luar
biasa, terutama akibat radiasi. Plastik, makanan cepat saji, kemasan dan limbah elektronik
murah mengancam kesejahteraan manusia. Pembuangan limbah merupakan salah satu
masalah lingkungan hidup yang mendesak untuk segera dicarikan jalan keluar
6. Kepunahan keanekaragaman hayati
Aktivitas manusia yang menyebabkan kepunahan spesies dan habitat serta hilangnya
keanekaragaman hayati. Aktifitas perburuan satwa yang tidak berkelanjutan untuk memenuhi
kebutuhan protein manusia, seperti perburuan telur penyu atau kura-kura indonesia yang
menyebabkan kura-kura sungai punah. Punahnya spesies berarti punahnya sumber
pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Ekosistem, yang menempuh waktu jutaan tahun untuk
stabil dan mendukung kehidupan manusia, kini berada dalam bahaya bila ada populasi
spesies yang punah atau hilang. Keseimbangan ekosistem terganggu. Kerusakan terumbu
karang di berbagai lautan, yang mendukung kehidupan laut yang kaya, menyebabkan
ketersediaan ikan di lautan berkurang. Padahal populasi manusia semakin bertambah.
7. Deforestasi atau penggundulan hutan
Persoalan lingkungan yang tidak kalah penting adalah deforestasi. Pembukaan hutan
untuk pengembangan sektor perkebunan, terutama sawit, menyebabkan pelepasan karbon ke
bumi sehingga meningkatkan perubahan suhu bumi. Hutan yang sesungguhnya berperan
menyerap racun karbon dioksida hasil pencemaran, kemudian mengubahnya menjadi
oksigen, membantu menciptakan hujan, menjadi habitat bagi berbagai jenis satwa yang
penting untuk mendukung bagi kehidupan manudia, hancur digantikan tanaman monokulutur.
Padahal tanaman monokultur tidak akan mampu berperan seperti hutan di dalam mendukung
pemenuhan kebutuhan hidup manusia.
8. Fenomena pengasaman laut
Ini adalah dampak langsung dari produksi berlebihan gas Karbon Dioksida (CO2). Dua
puluh lima persen gas CO2 yang dihasilkan oleh manusia. Keasaman laut telah meningkat
dalam 250 tahun terakhir. Pada tahun 2100, mungkin meningkat sekitar 150%. Demikian
menurut situs global change. Dampak utama adalah pada punahnya kerang dan plankton,
sumber makanan ikan. Jika ikan kehilangan makanan, apa yang akan terjadi pada manusia?
9. Penipisan lapisan ozon
Lapisan ozon merupakan lapisan perlindungan yang tak terlihat yang menutupi planet
bumi, melindungi kita dari radiasi sinar matahari yang berbahaya. Penipisan lapisan Ozon
diperkirakan disebabkan oleh polusi yang disebabkan oleh gas Klorin dan Bromida yang
ditemukan di Chloro-floro karbon (CFC). Setelah gas beracun mencapai atmosfer bagian
atas, mereka menyebabkan lubang di lapisan ozon, yang terbesar berada di atas Antartika.
CFC kini dilarang di banyak industri dan produk konsumen. Lapisan ozon penting bagi
manusia karena mencegah radiasi Ultraviolet (UV) yang berbahaya jika mencapai bumi. Ini
wajib menjadi perhatian.
10. Hujan asam
Hujan asam terjadi karena adanya polutan tertentu di atmosfer. Hujan asam dapat
disebabkan karena pembakaran bahan bakar fosil atau akibat meletusnya gunung berapi atau
membusuknya vegetasi yang melepaskan sulfur dioksida dan nitrogen oksida ke atmosfer.
Hujan asam merupakan permasalahan lingkungan yang dapat memiliki efek serius pada
kesehatan manusia, satwa liar dan spesies air.

11. Rekayasa genetika


Produk makanan, peternakan, pertanian saat ini benyak dihasilkan oleh teknologi
rekayasa genetika atau modifikasi genetik. Modifikasi genetik makanan menggunakan
bioteknologi disebut rekayasa genetika. Modifikasi genetik dari hasil makanan, secara umum,
akan meningkatkan racun dan resiko penyakit bagi menusia. Genetika tanaman atau satwa
yang dimodifikasi dapat menyebabkan masalah serius bagi kesehatan manusia serta
keseimbangan ekosistem.
12. Motif Ekonomi.
Hardin dalam karya tulisnya “The Tragedy of the Commons” melihat bahwa alasan-
alasan ekonomi yang seringkali menggerakkan perilaku manusia atau keputusan-keputusan
yang diambil oleh manusia secara perorangan maupun dalam kelompok, terutama dalam
hubungannya dengan pemanfaatan common property. Common property adalah sumber-
sumberdaya alam yang tidak dapat menjadi hak perorangan, tetapi setiap orang dapat
menggunakan atau memanfaatkannya untuk kepentingan masing-masing. Common property
itu meliputi sungai, padang rumput, udara, laut. Karena sumberdaya itu dapat dan bebas
untuk dimanfaatkan oleh setiap orang untuk memenuhi kebutuhannya masing-masing, maka
setiap orang berusaha dan berlomba-lomba untuk memanfaatkan atau mengeksploitasi
sumberdaya semaksimal mungkin guna perolehan keuntungan pribadi yang sebesar-besarnya.
Setiap orang berfikir, bahwa kalaupun ia berusaha menggunakan sumber daya secara
bijaksana hal itu akan sia-sia saja karena orang lain tidak berfikir dan berbuat demikian,
sehingga orang yang pada mulanya memikirkan upaya konservasi atau perlindungan sumber
daya alam akan merasa kehilangan motivasi untuk melakukan upaya-upaya konservasi. Pada
akhirnya tiap orang berfikir egoistis dan berpacu untuk mengeksploitasi sumber daya alam
yang mengakibatkan pe nurunan kualitas dan kuantitas sumberdaya alam. Pada akhirnya
semua orang atau masyarakat secara keseluruhan yang akan menderita kerugian. Jadi adanya
kebebasan untuk mengeksploitasi sumberdaya alam akan membawa kehancuran bagi
masyarakat.
13. Teknologi.
Barry Commoner dalam bukunya “the Closing Circle” melihat bahwa teknologi
merupakan sumber terjadinya masalah-masalah lingkungan. Terjadinya revolusi di bidang
ilmu pengetahuan Alam misalnya fisika dan kimia, yang terjadi selama lima puluh tahun
terakhir, telah mendorong perubahan-perubahan besar di bidang teknologi. Selanjutnya hasil-
hasil teknologi itu diterapkan dalam sektor industri, pertanian, trasportasi dan komunikasi.
Berdasarkan pengamatan di Amerika Serikat, Commoner menunjukkan terjadinya masalah
lingkungan, terutama pencemaran lingkungan meningkat setelah Perang Dunia II. Ia
memberikan contoh-contoh sebagai berikut, bahwa pospat antara 1940-1970 naik tujuh kali
lipat atau sekitar 300 juta pound per tahun, nitrogen oksida, yang berasal dari kendaraan
bermotor, mencapai 650 persen, lead, yang berasal dari premium, mencapai 415 persen,
merkuri, yang berasal dari industri, mencapai 2.100 persen, pestisida sintetis mencapai 270
persen, pupuk nitrogen unorganik mencapai 789 persen. Menurut Commoner, sebelum
Perang Dunia II, zat-zat pencemar tersebut di atas sama sekali tidak ada.
14. Tata Nilai
Sebagian pakar berpendapat bahwa timbulnya masalah-masalah lingkungan disebabkan
oleh tata nilai yang berlaku menempatkan kepentingan manusia sebagai pusat dari segala-
galanya dalam alam semesta. Nilai dari segala sesuatu yang ada di alam semesta dilihat dari
kepentingan manusia semata. Tata nilai yang dimiliki ini dikenal dengan istilah
anthropocentric atau homocentric. . Berdasarkan kaidah antroposentris, alam semesta atau
lingkungan hidup dilindungi semata-mata untuk kepentingan manusia. Sumberdaya alam
yang terdapat dalam alam semesta dipandang sekedar sebagai objek untuk pemenuhan
kebutuhan manusia yang tidak terbatas.
Berdasarkan wawasan pandang antroposentris, manusia bukanlah bagian dari alam.
Selanjutnya, manusia diciptakan oleh Sang Pencipta untuk mengatur dan menaklukan alam.
Kaidah-kaidah yang berlaku di masyarakat manusia tidak berlaku terhadap benda-benda alam
atau mahluk alam lainya, seperti hewan dan pohon-pohonan. Dengan demikian, wawasan
antroposentris menimbulkan dualisme antara manusia disatu pihak dan alam semesta dipihak
lain. Oleh sebab itu, eksploitasi terhadap alam semesta, harus dilihat sebagai perwujudan
kehendak Tuhan. Manusia pada dasarnya diciptakan oleh Tuhan untuk menguasai dan
menaklukan alam.
Wawasan pandang antroposentris itu telah mendapat tantangan dari kalangan aktivis
gerakan lingkungan (environmentalists) karena dua alasan. Pertama, manusia adalah bagian
dari alam. Manusia hanyalah merupakan satu di antara spesies organis yang hidup dalam
suatu sistem yang saling tergantung. Oleh sebab itu, perlu dipertahankan berlakunya
wawasan pandang yang melihat semua unsur-unsur dalam alam semesta sebagai suatu
kesatuan. Kepedulian manusia seyogianya tidak hanya terbatas pada diri manusia saja, tetapi
juga diperluas meliputi makluk-makluk lain dalam alam semesta. Kedua, hewan-hewan
sebagai makhluk alam yang–seperti manusia–juga mempunyai rasa sakit seharusnya diakui
haknya sebagai suatu kaidah moral manusia.
Salah satu di antara kaum moralis ekologis yang mengusulkan perlunya suatu perubahan
wawasan pandang antroposentris adalah Aldo Leopold. Leopold mengusulkan perlunya
pengembangan kaidah etik baru yang bersifat holistik. Kaidah itu berlaku bagi suatu
komunitas biotik yang meliputi semua makhluk yang punya rasa sakit dan nikmat. Kebutuhan
dan kepentingan tiap-tiap makhluk merupakan dasar penentuan dari baik atau tidaknya suatu
tindakan.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN


Melalui makalah ini kita dapat mengatahui bahwa faktor
penyebab pencemaran lingkungan kebanyakan disebabkan oleh ulah
manusia yang tidak bertanggung jawab. Kiranya melalui makalah ini
kita di ingatkan kembali untuk menjaga lingkungan alam agar kita
dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik di masa depan.

DAFTAT PUSTAKA
- https://dlh.semarangkota.go.id/faktor-faktor-yang-menyebabkan-kerusakan-lingkungan-
hidup/
- https://lingkunganhidup.co/masalah-lingkungan-hidup-di-indonesia-dan-dunia/

Anda mungkin juga menyukai