Anda di halaman 1dari 17

EKOSISTEM AIR, TANAH, DAN UDARA

EKOLOGI

Oleh:
M. FAJAR REZEKI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM SANITASI PROGRAM DIPLOMA TIGA
ACEH BESAR 2023
EKOSISTEM AIR, TANAH, DAN UDARA

A. Tinjauan Pustaka

1. Ekosistem

“Ekosistem merupakan suatu proses reaksi timbal balik antar

makhluk hidup dengan lingkungannya yang membentuk suatu sistem

ekologi” (Rangkuti, Uday Ihza Mahendra, 2023). (Mulyadi, Edi, 2010)

mengatakan bahwa “Ekosistem adalah hubungan antara komponen tak

hidup (cahaya, udara, air, tanah) dengan komponen hidup (tumbuhan,

hewan, manusia, dan mikroba) yang saling mempengaruhi dan

membentuk suatu sistem”. Baik dalam fungsi maupun struktur nya

komponen tersebut merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Bilamana dari komponen itu ada yang bermasalah, maka komponen

lainnya akan terpengaruhi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ekosistem merupakan

suatu hubungan timbal balik antar organisme termasuk lingkungannya

yang memunculkan interaksi dilingkungan itu. Dimana nantinya kedua

komponen ini akan saling mempengaruhi. Organisme akan

dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya. Hal sebaliknya terjadi,

aktivitas yang dilakukan oleh organisme akan mempengaruhi atau

bahkan mengubah lingkungannya.


a. Ekosistem Perairan

Ditinjau berdasarkan jenisnya, ekosistem perairan

ini dibedakan menjadi dua yaitu:

1) Ekosistem air tawar, merupakan suatu ekosistem

yang memiliki ciri seperti: pancaran cahaya kurang, variasi

suhu yang tidak mencolok, dan sering dipengaruhi oleh

cuaca maupun iklim. Tumbuhan yang selalu dijumpai pada

ekosistem ini adalah tumbuhan biji dan tumbuhan jenis

ganggang. Sedangkan hewan yang selalu ada pada

ekosistem ini yaitu terdiri dari semua jenis filum yang pada

hewan, dan organisme-organisme yang hidup di air tawar

pada umumnya telah beradaptasi. Pada organisme air tawar

terdapat dua macam Adaptasi yaitu: Adaptasi tumbuhan dan

adaptasi hewan. Ekosistem air tawar dibedakan menjadi

dua jenis, yaitu ekosistem air tawar tenang dan ekosistem

air tawar mengalir.

2) Ekosistem air laut, berdasarkan jenisnya

ekosistem ini dibedakan menjadi beberapa macam, antara

lain:

a) Ekosistem laut, yaitu ekosistem yang habitatnya

berada di laut di kedalaman lebih dari 2000 meter dari

permukaan laut.
b) Ekosistem estuari (muara), yaitu ekosistem yang

berada di suatu titik bertemunya air sungai dengan air laut,

sehingga ekosistem ini memiliki salinitas rendah dari pada

lautan.

c) Terumbu karang, yaitu ekosistem yang dangkal

yang masih dapat ditembus sinar matahari serta didominasi

oleh jenis karang dari kelompok dari Cnidaria. Hewan yang

hidup di terumbu karang ini hidupnya bergantung kepada

sisa-sisa dari organisme lain serta adanya organisme

mikroskopis.

d) Ekosistem pantai, merupakan jenis ekosistem

yang memiliki tiga unsur, yaitu: air di lautan, tanah di

daratan serta udara. Letak ekosistem ini berbatasan

langsung dengan ekosistem darat, laut dan daerah pasang

surut. Sehingga ekosistem pantai ini terletak di pinggir laut.

Pada ekosistem pantai ada beberapa jenis ekosistem

diantaranya yaitu:

(1) Ekosistem pantai berpasir, merupakan

ekosistem pantai berbentuk datar serta didominasi

oleh pasir yang banyak.

(2) Ekosistem pantai berbatu, merupakan

ekosistem yang berada di daerah pantai yang


memiliki bebatuan keras yang tahan terhadap

benturan ombak laut.

b. Dampak Pencemaran Air

Pencemaran air adalah tercemarnya air yang

disebabkan oleh limbah industri, limbah penduduk, limbah

peternakan, bahan kimia dan unsur hara yang terdapat

dalam air serta gangguan kimia dan fisika yang dapat

mengganggu kesehatan manusia. Pencemaran air dapat

diklasifikasikan sebagai organik, anorganik, radioaktif, dan

asam atau basa(Wardana,1995). Saat ini hampir 10 juta zat

kimia telah dikenal manusia, dan hampir 100.000 zat kimia

telah digunakan secara komersial. Kebanyakan sisa zat

kimia tersebut dibuang ke badan air atau air tanah.

Pestisida, deterjen, PCBs, dan PCPs (polychlorinated

phenols) adalah salah satu contohnya. Pestisida digunakan

di pertanian, kehutanan dan rumah tangga. PCB, walaupun

telah jarang digunakan di alat-alat baru, masih terdapat di

alat-alat elektronik lama sebagai insulator, PCP dapat

ditemukan sebagai pengawet kayu, dan deterjen digunakan

secara luas sebagai zat pembersih di rumah tangga.

c. Ekosistem Tanah

Tanah merupakan bahan organik dan mineral yang

berlangsung dibawah pengaruh faktor-faktor lingkungan


yang bekerja selama waktu yang panjang dan terwujud

sebagai suatu tubuh dengan morfologi dan organisasi

teraktifkan. Tanah merupakan suatu sistem bumi yang

bersamaan dengan sistem yang lain, seperti air alami

atmosfer, menjadi inti fungsi, perubahan dan kemantapan

ekosistem. Tanah memiliki kedudukan yang khas dalam

masalah lingkungan hidup yang merupakan kimia

lingkungan dan membentuk landasan hakiki bagi

kehidupan. Fungsi-fungsi penting dan vital yang dikerjakan

tanah dalam ekosistem mencakup mengatur dan membagi

aliran air dan larutan, memberlanjutkan kegiatan, keanekaan

dan produktifitas hayati, menyangga, menyaring,

mendegradasi bahan-bahan organik dan anorganik,

termasuk hasil endapan atmosfer dan hasil samping industri,

memberikan topangan bagi bangunan sosioekonomi,

menyimpan dan mendaurkan hara dan unsur-unsur lain pada

biosfer bumi (Notohadiprawiro, 2006). Tanah tersusun dari

empat komponen, yakni bahan padat organik, bahan padat

mineral, udara dan air. Bahan padat organik terdiri dari

rombakan dan sisa jaringan jasad, terutama zat humik,

tumbuhan dan jasad hidup penghuni tanah, termasuk akar

tumbuhan hidup. Bahan padat mineral terdiri dari mineral

primer, mineral sekunder, sibir batuan dan lapukan batuan.


Udara tanah berasal dari udara atmosfer, namun mengalami

perubahan susunan.

Air mengandung berbagai zat terlarut, maka disebut

juga larutan tanah. Bahan padat organik merupakan

komponen terbesar, bahan padat membentuk kerangka tanah

serta air dan udara tanah mengisi pori-pori diantara

kerangka tanah. Oleh karena itu air dan udara tanah selalu

bersaing dalam menempati pori. Dalam tanah kering

kebanyakan pori ditempati udara dan dapat menyebabkan

terjadinya kahat air (Notohadiprawiro, 2006). Sifat fisik

tanah merupakan faktor yang sangat penting dalam

prtumbuhan tanaman, diantara sifat tanah yaitu struktur,

tekstur, permeabilitas, konsistensi, kedalaman permukaan

air tanah dan ketebalan tanah.

b. Dampak Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan

kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan

tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena:

kebocoran limbah.

cair atau bahan kimia industri atau fasilitas

komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan

tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan;

kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau


limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta

limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara

tidak memenuhi syarat (illegal dumping). Ketika suatu zat

berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah,

maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk

ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah

kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat

beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung

kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari

air tanah dan udara di atasnya. Menurut Peraturan

Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian

kerusakan tanah untuk produksi bio massa: “Tanah adalah

salah atu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak

bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik

serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai

kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk

hidup lainnya. Tetapi apa yang terjadi, akibat kegiatan

manusia, banyak terjadi kerusakan tanah. Di dalam PP No.

150 th. 2000 di sebutkan bahwa “Kerusakan tanah untuk

produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah

yang melampaui kriteria baku kerusakan tanah”. Ketika

suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan

tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau


masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam

tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di

tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak

langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat

mencemari air tanah dan udara di atasnya.

Pencemaran daratan atau tanah adalah masuknya

bahan-bahan asing, baik yang bersifat organik maupun

bersifat anorganik, berada di permukaan tanah yang

menyebabkan daratan menjadi rusak, tidak dapat

memberikan daya dukung bagi kehidupan manusia. Dalam

keadaan normal daratan harus dapat memberikan daya

dukung bagi kehidupan manusia, baik untuk pertanian,

peternakan, kehutanan, maupun pemukiman (Wardana,

1995). Terdapat dua faktor penyebab pencemaran daratan

atau tanah, yaitu:

1. Faktor internal, yaitu pencemaran yang

disebabkan oleh peristiwa alam seperti letusan

gunung berapi yang memuntahkan debu, pasir,

batu, dan bahan vulkanik lainnya yang menutupi

dan merusak daratan sehingga daratan menjadi

tercemar.

2. Faktor eksternal, yaitu pencemaran yang

disebabkan oleh aktivitas manusia. Faktor


tersebut merupakan masalah yang perlu

mendapat perhatian yang seksama sehingga

tetap memberikan daya dukung alam bagi

kehidupan manusia.

d.Ekosistem Udara

Udara terdiri dari campuran berbagai macam gas

dan didominasi oleh gas nitrogen (N). Campuran gas dan

zat tersebut secara alamiah masuk ke dalamudara melalui

proses seperti gas hasil pembusukan, debu akibat erosi, dan

serbuk tepung sari yang terbawa angina. Menurut Sunu

(2001), udara adalah atmosfer yang ada di sekeliling bumi

yang fungsinya sangat penting untuk kehidupan di muka

bumi ini, dalam udara terdapat oksigen (O2) untuk bernafas,

karbon dioksida (CO2) untuk proses fotosintetis oleh

khlorofil daun, dan ozon (O3) untuk menahan sinar

ultraviolet dari matahari Pengertian pencemaran udara

sendiri menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun

1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara adalah

masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dari komponen

lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia,

sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang

menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi

fungsinya. Berbeda dengan proses alamiah, kegiatan


manusia yang menghasilkan zat berlebih kemudian masuk

ke dalam udara mengakibatkan beban berat sehingga udara

tidak dapat memenuhi fungsinya lagi. Sektor transportasi

memegang peran yang sangat besar dalam pencemaran

udara. Dikota-kota besar, kontribusi gas buang kendaraan

bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60-70%,

sementara kontribusi gas buang dari cerobong asap industri

hanya berkisar 10-15%, dan sisanya berasal dari sumber

pembakaran lain seperti rumah tangga, pembakaran

sampah, kebakaran hutan, dan lain-lain (BPLH DKI

Jakarta,2013).

d. Dampak Pencemaran Udara

Udara yang tercemar partikel dan gas dapat

menyebabkan gangguan kesehatan yang terutama terjadi

pada fungsi faal dari organ tubuh seperti paru-paru dan

pembuluh darah atau menyebabkan iritasi pada mata dan

kulit. Pencemaran karena partikel dan debu biasanya

menyebabkan penyakit pernapasan kronis seperti,

bronchitis kronis, emfiesma paru, asma bronchial dan

kanker paru. Bahan pencemar gas yang terlarut dalam udara

dapat langsung masuk ke dalam tubuh sampai ke paru-paru

yang akhirnya diserap oleh sistem pembuluh darah

(Mukono, 1997) Pencemaran udara dapat menyebabkan


kerusakan terhadap manusia dan lingkungan. Pencemaran

udara meningkat mempengaruhi produktivitas pertanian,

merusak bahan-bahan, berdampak negatif terhadap

ekosistem, dan menyebabkan gangguan estetika. Dari

seluruh dampak tersebut, dampak terhadap kesehatan dan

kesejahteraan manusia adalah yang dominan dengan

kontribusi kurang lebih 90% dari total kerusakan akibat

pencemaran udara (Sihotang, 2010).

Pencemaran udara diartikan sebagai sebagai adanya

bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang

menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari

keadaan normal. Kehadiran bahan atau zat asing di dalam

udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam

waktu yang cukup lama, akan dapat mengganggu

kehidupan manusia, hewan dan binatang (Wardana, 1995).

Secara umum penyebab pencemaran udara ada dua macam,

yaitu :

a. Faktor internal (secara alamiah), contoh:

1. Debu yang bertebaran akibat tiupan angin.

2. Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi

berikut gas-gas vulkanik.

3. Proses pembusukan sampah organik, dll.

b. Faktor eksternal (ulah manusia), contoh:


1. Hasil pembakaran bahan bakar fosil.

2. Debu atau serbuk dari kegiatan industri.

3. Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara.

Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu merupakan

campuran dari satu atau lebih bahan pencemar, baik

berupa padatan, cairan atau gas yang masuk terdispersi ke

udara dan kemudian menyebar kelingkungan sekitar.

Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi atau

komponen lain ke dalam udara oleh kegiatan manusia, sehingga melampaui baku

mutu udara yang telah ditetapkan . Sumber pencemaran udara dapat dibagi

menjadi 3 yaitu:

(1) sumber perkotaan dan industri;

(2) sumber pedesaan/pertanian;

(3) sumber alami. Sumber perkotaan dan industri ini berasal dari kemajuan

teknologi yang mengakibatkan banyaknya pabrik-pabrik industri,

pembangkit listrik dan kendaraan bermotor.Sumber pencemaran udara

untuk wilayah pedesaan/pertanian yaitu dengan penggunaan pestisida

sebagai zat senyawa kimia (zat pengatur tumbuh dan perangsang

tumbuh), virus dan zat lain-lain yang digunakan untuk melakukan

perlindungan tanaman atau bagian tanaman. Sedangkan sumber alami

berasal dari alam seperti abu yang dikeluarkan akibagunung berapi,

gas-gas vulkanik, debu yang bertiupan akibat tiupan angin, bau yang

tidak enak akibat proses pembusukan sampah organik dan lainnya.


Berdasarkan Undang-Undang Pokok Pengolahan Lingkungan Hidup

No. 4 Tahun 1982,

Pencemaran lingkungan atau polusi adalah masuknya atau

dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke

dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan

manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan menjadi

kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukkannya .

Baku mutu udara ambien merupakan suatu ukuran pada batas atau

kadar zat, energi, dan/atau komponen yang ada atau yang seharusnya

ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam

udara ambien .

Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) berdasarkan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia No.41 Tahun 1999 yaitu suatu angka

yang tidak mempunyai satuan yang dimana dapat menggambarkan

kondisi mutu udara ambien di suatu lokasi tertentu, yang didasarkan

oleh adanya dampak pada kesehtan manusia, nilai estetika dan mahluk

hidup lainnya .
Udara yang telah terkontaminasi zat pencemar disebut udara tercemar yang

dapat merusak lingkungan dan kehidupan manusia.Pencemaran udara semakin

memburuk seiring dengan kemajuan teknologi, dimana dengan kemajuan

teknologi sehingga sumber penghasil polusi udara semakin meningkat.Berikut

kondisi pencemaran udara di Indonesia berdasarkan Indeks Standar Pencemar

Udara (ISPU) yang diakses tanggal 10Agustus 2019.


DAFTAR PUSTAKA

Mukono, 1997. Pencemaran Udara dan Pengaruh Terhadap Gangguan Saluran

pernafasanPencemaran Udara dan Pengaruh Terhadap Gangguan Saluran

pernafasan. Surabaya.

Mulyadi, Edi, 2010. Konservasi hutan mangrove sebagai ekowisata. Jurnal Ilmiah

Teknik Lingkungan 2, 11–18.

Notohadiprawiro, 2006. Pengelolaan kesuburan tanah dan peningkatan efisiensi

pemupukan. Niversitas Gadjah Mada Jogyakarta 1–19.

Rangkuti, Uday Ihza Mahendra, 2023. Penerapan Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan atau AMDAL sebagai Pengelolaan Lingkungan Hidup dan

Sungai 3, 17–20.

Wardana, 19955. Keanekaragaman dan kelimpahan Heusan makrobenthos

sehubungan dengan pencemaran bahan orgaik di perairan sungai Gadjah

Wong Yogyakarta. FMIPA UNDIP.

Anda mungkin juga menyukai