Anda di halaman 1dari 8

PENANGANAN LIMBAH CAIR DI PERMUKIMAN

DIAJUKAN SEBAGAI TUGAS HARIAN PADA MATAKULIAH


PENYEHATAN PERMUKIMAN

OLEH:
Teuku Meurah Zakhta Maulana
NIM. P07133120034

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA SANITASI


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES ACEH RI
2022
BAB I
Pendahuluan

A. Latar belakang
Indonesia merupakan negara dengan sistem sanitasi ( pengelolaan air limbah
domestic) terburuk ketiga di Asia Tenggara setelah Laos dan Myanmar ( ANTARA
News, 2006 ). Menurut data Status Lingkungan Hidup Indonesia tahun 2002, tidak
kurang dari 400.000 m3 / hari limbah rumah tangga dibuang langsung ke sungai dan
tanah, tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. 61,5 % dari jumlah tersebut terdapat di
Pulau Jawa. Pembuangan akhir limbah tinja umumnya dibuang menggunakan beberapa
cara antara lain dengan menggunakan septic tank, dibuang langsung ke sungai atau danau,
dibuang ke tanah, dan ada juga yang dibuang ke kolam atau pantai.

Pertumbuhan penduduk yang begitu cepat terutama di wilayah perkotaan memberikan


dampak yang sangat serius terhadap penurunan daya dukung lingkungan. Dampak
tersebut harus disikapi dengan tepat, khususnya dalam pengelolaan air limbah, oleh
karena kenaikan jumlah penduduk akan meningkatkan konsumsi pemakaian air
minum/bersih yang berdampak pada peningkatan jumlah air limbah. Salah satu
konsekuensi dari peningkatan jumlah air limbah adalah semakin besarnya volume air
limbah domestik yang harus diolah dan dibuang ke badan air. Air limbah, terutama yang
mengandung ekskreta manusia dapat mengandung patogen yang berbahaya dan oleh
karena itu harus dikelola dan diolah dengan baik. Kurangnya pengelolaan dan
pembuangan air limbah yang memadai dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, dan
mortalitas.

Di beberapa daerah pedesaan di Indonesia, masih banyak dijumpai masyarakat


yang berada di bawah garis kemiskinan dengan sanitasi yang sangat minim. Masih sering
dijumpai sebagian masyarakat yang membuang hajatnya di sungai karena tidak
mempunyai saluran pembuangan khusus untuk pembuangan air limbah rumah tangga
maupun air buangan dari kamar mandi. Bahkan terkadang masih dijumpai masyarakat
yang membuang hajatnya di pekarangan rumahnya masing-masing. Hal ini terjadi selain
disebabkan karena factor ekonomi, faktor kebiasaan yang sulit dirubah dan kualitas
pendidikan yang relative rendah dari masyarakat pun memang sangat berpengaruh besar
terhadap pola hidup masyarakat.

Berdasarkan perkiraan WHO/ UNICEF, sekitar 60 persen penduduk di kawasan


pedesaan di Indonesia kekurangan akses terhadap sarana sanitasi yang pantas. Kegiatan
mandi dan mencuci pakaian di sungai serta buang air besar di tempat terbuka membuat
orang mudah terpapar penyakit, mengontaminasi air tanah dan permukaan, dan
menurunkan kualitas tanah dan tempat tinggal. Perempuan dan anak-anak berada dalam
risiko. Ada begitu banyak aspek dalam permukiman,diantaranya yang sering terabaikan
adalah masalah pengelolaan air limbah. Pengelolaan air limbah perlu diperhatikan dalam
menata suatu permukiman.

Permukiman akan selalu berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan


lahan akibat meningkatnya jumlah penduduk. Pada akhirnya kawasan yang seharusnya
dilindungi dimanfaatkan sebagai tempat bermukim.

B. Tujuan umum
Untuk memberitahu kepada mahasiswa atau pembaca agar memahami
bagaimana cara mengolah limbah cair di permukiman penduduk.

C. Tujuan khusus
a. Mengajak mahasiswa untuk peduli terhadap pola pengelolaan limbah cair
permukiman.
b. Memberitahukan kepada mahasiswa tentang pengelolaan limbah cair
permukiman.
c. Sebagai acuan mahasiswa ketika mendapatkan kasus limbah cair yang belum
tertangani.
BAB II
Tinjauan Pustaka

A. Sanitasi
Sanitasi adalah bagian dari system pembuangan air limbah, yang khususnya
menyangkut pembuangan air kotor dari rumah tangga, dapat juga dari sisa-sisa
proses industry, pertanian, peternakan dan rumah sakit (sektor kesehatan).
Sanitasi juga merupakan suatu usaha untuk memberikan fasilitas di dalam rumah
yang dapat menjamin agar rumah selalu bersih dan sehat. Tentunya tang
ditunjang penyediaan air bersih yang cukup, dan pembuangan air kotoran yang
lancar.

Sistem sanitasi/sistem pembuangan limbah rumah tangga penduduk


merupakan hal yang penting dalam menjaga kualitas air tanah karena sistem
pembungan limbah yang tidak baik akan menyebabkan kontaminasi terhadap
kualitas air tanah. Kondisi sistem pembuangan limbah yang buruk ini dapat
menyebabkan tingginya kontaminasi dan pengaruh terhadap kualitas air sumur
serta dapat menyebabkan tingginya jumlah bakteri E. coli (Aji, 2007).

B. Permukiman
Menurut Undang-Undang No 4 Tahun 1992 Pasal 3, Permukiman adalah
bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan
perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal
atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan.

  Satuan lingkungan permukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai


bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana
lingkungan yang terstruktur.  Sedangkan dalam Pasal 4 menyebutkan bahwa
penataan perumahan dan permukiman bertujuan untuk :
a.    Memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia,
dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat;
b.    Mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak dalam lingkungan
yang sehat, aman, serasi, dan teratur;
c.     Memberi arah pada pertumbuhan wilayah dan persebaran penduduk yang
rasional;
d.    Menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial , budaya, dan bidang-
bidang lain.

C. Limbah cair
Air Limbah adalah air buangan yang dihasilkan dari sebuah proses produksi
industri atau domestik (rumah tangga), yang terkadang kehadirannya pada suatu
saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai
ekonomis. Dalam konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat
berdampak negative terhadap lingkungan tertutama kesehatan manusia sehingga
dilakukan penanganan terhadap limbah.

Sedangkan air kotor adalah air bekas pakai yang sudah tidak memenuhi syarat
kesehatan lagi dan harus dibuang agar tidak menimbulkan wabah penyakit
Beberapa hal yang berkaitan dengan pengertian dan kegiatan yang berhubungan
dengan limbah cair menurut PP 82 tahun 2001 yaitu :
1. Air adalah semua air yang terdapat diatas dan dibawah permukaan
tanah, kecuali air laut dan fosil.
2. Sumber air adalah wadah air yang terdapat diatas dan dibawah
permukaan tanah, seperti, mata air, sungai, rawa, danau, waduk, dan
muara.
3. Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga
tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk
menjamin kualitas tetap dalam kondisi alamiahnya.
4. Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan
penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk
menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air.
5. Pencemaran air adalah masuknya  makhluk hidup, zat, energy, dan
atau komponen lain kedalam air oleh kegiatan manusia sehingga
kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air
tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
6. Limbah cair adalah sisa dari sutu hasil usaha dan atau kegiatan yang
berwujud cair.
7. Baku mutu limbah cair adalah, ukuran batas atau kadar unsure
pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam limbah cair yang
akan dibuang atau dilepas kedalam sumber air dari suatu usaha atau
kegiatan.
Kepadatan penduduk tinggi (Area A) dimana pengelolaan air limbah
domestik dilakukan dengan sistem perpipaan secara terpusat, wilayah
dengan kepadatan penduduk sedang (Area B) dilakukan dengan cara
pengolahan secara semi komunal atau secara komunal dan wilayah dengan
kepadatan penduduk rendah (Area C) dilakukan pengolahan ditempat
(On-site Treatment) atau individual. Berikut penjelasan mengenai
pembagian zonasi wilayah berdasarkan angka kepadatan penduduk yang
tinggal di suatu wilayah (Djonoputro, 2010).
Dalam penerapannya, opsi teknologi sistem pengolahan air limbah
sangat tergantung pada kebutuhan atau kapasitas pengolahan, kondisi
lingkungan, ketersediaan ruang, serta kemampuan pengguna atau
pengelola dalam mengoperasikan dan memeliharanya (Djonoputro, 2010).
Sumber air limbah diungkapkan Purwanto (2004), yaitu: Air buangan
yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu air
limbah yang berasal dari pemukiman penduduk.Secara umum air limbah
rumah tangga dapat dikelompokkan dalam 2 jenis, yaitu :
a. Grey water, merupakan air bekas cucian dapur, mesin cucidan
kamar mandi. Grey water sering juga disebut dengan istilah sullage.
Campuran faeces dan urine disebut sebagai excreta, sedangkan campuran
excreta dengan air bilasan toilet disebut sebagai black water. Mikroba
pathogen banyak terdapat pada excreta. Excreta ini merupakan cara
transport utama bagi penyakit bawaan.
b. Black water, Tinja (faeces), berpotensi mengandung mikroba
pathogendan air seni (urine), umumnya mengandung Nitrogen (N) dan
Fosfor, serta mikroorganisme.

D. Kerangka Konsep

PEMBERITAHUAN
DAMPAK MENGELOLA LIMBAH
PENCEMARAN CAIR PERMUKIMAN
LIMBAH CAIR

TERCIPTANYA LINGKUNGAN
PERMUKIMAN YANG LAYAK
AKAN SANITASI NYA
BAB III
ISI
Proyeksi penduduk merupakan parameter penting, karena berkaitan erat dengan perkiraan
jumlah volume air limbah yang dihasilkan. Dasar utama dalam menentukan proyeksi penduduk
adalah jumlah penduduk beberapa tahun terakhir dan jumlah penduduk saat ini. Penentuan metode
proyeksi yang digunakan berdasarkan pada pendekatan matematis dengan mempertimbangkan nilai
korelasi (R) dan standar deviasi (S). Dari pertimbangan tersebut, maka metode proyeksi yang paling
mendekati untuk memprediksi jumlah penduduk dapat ditentukan. Tapi apabila data jumlah
penduduk beberapa tahun terakhir tidak ada atau tidak lengkap maka dapat digunakan angka
pertumbuhan penduduk yang digunakan oleh BPS.

Untuk menentukan besarnya debit air limbah domestik yang dihasilkan oleh aktivitas
penduduk per hari yaitu dengan cara: Jumlah penduduk x 120 liter/hari. 5 Untuk mengetahui sistem
pengolahan yang akan digunakan, harus dilakukan analisis kepadatan penduduk. Analisis dilakukan
dengan membandingkan jumlah penduduk dengan luas wilayah sehingga didapat jumlah penduduk
per satuan luas yaitu hektar (Ha). Salah satu cara menentukan pengolahan air limbah domestik
untuk suatu kawasan adalah dengan menggolongkan wilayah tersebut ke dalam beberapa zonasi
berdasarkan kepadatan penduduk yang mendiami wilayah tersebut.pembagian zonasi ini nantinya
akan menentukan sistem apa yang akan diterapkan pada daerah tersebut.

Terdapat berbagai jenis dan sistem pengolahan air limbah yang dapat diterapkan pada suatu
wilayah. Namun, tidak semua dari sistem tersebut cocok untuk suatu wilayah tertentu. Pemberian
alternatif bertujuan untuk mempermudah dalam menentukan sistem dan jenis pengolahan air
limbah yang sesuai. Penentuan sistem dan jenis pengolahan sangat bergantung pada kondisi
eksisting yang ada. Penentuan jenis unit pengolahan ini dilakukan dengan menganalisa dari berbagai
aspek yang berhubungan secara langsung dengan pembangunan dan pelaksanaan pengolahan air
limbah. Pengolahan air limbah pada dasarnya merupakan masalah yang cukup kompleks dimana
dibutuhkan kerjasama yang baik diantara setiap golongan masyarakat, pemerintah, maupun
instansi-instansi swasta. Tanpa adanya kerjasama tersebut akan sangat sulit untuk memperoleh
keberhasilan dalam melakukan pengolahan air limbah. Oleh karena itu perlu diadakannya pengkajian
dari beberapa aspek yang memiliki pengaruh secara langsung terhadap pengolahan air limbah yang
akan diterapkan atau dibangun di kawasan studi. Aspek-aspek tersebut nantinya akan menjadi salah
satu pertimbangan dalam menentukan sistem pengolahan yang sesuai untuk masing-masing
wilayah/zonasi.
BAB IV
Penutup
A.Kesimpulan
Dari pernyataan di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwasanya pentingnya menjaga
Kesehatan lingkungan permukiman, termasuk dalam mengelola limbah cair di dalam
lingkungan permukiman, yang dimana di dalam permukiman itu tentu adanya kehidupan
bermasyarakat, oleh karena itu sebagai mahasiswa tentunya harus memiliki sifat kristis dan
keingin tahuan tentang bagaimana pola dan Langkah dalam mengelola limbah cair di
permukiman masyarakat.
B. Saran
Saran dari penulis adalah pada saat melakukan pengelolaan limbah cair, tentu nya kita
sebagai mahasiswa yang nantinya akan terjun ke dunia pekerjaan yang sesungguhnya,
kerjakan dengan penuh kejujuran, setelah itu berikan masukan kepada masyarakat dan
rekomendasikan hal yang terbaik untuk masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai