Anda di halaman 1dari 6

ETIKA PROFESI SEORANG SANITARIAN TERHADAP

CLIENT/MASYARAKAT

DIAJUKAN SEBAGAI TUGAS HARIAN PADA MATAKULIAH ETIKA


PROFESI

OLEH:
Teuku Meurah Zakhta Maulana
NIM. P07133120034

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA SANITASI


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES ACEH RI
2022
BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang

Manusia merupakan makhluk sosial dimana manusia itu dituntut untuk pandai bekerja
sama, bergaul, dengan orang lain, dan mengorganisasi diri untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Manusia harus memiliki kontrol terhadap dirinya sendiri (self control) dimana
setiap tindakan harus ada kontrol yang menjadi standar atau kriteria normatif tertentu. Sama
halnya ketika kita bekerja, setiap profesi memiliki etika atau kode etik yang menjadi acuan
dalam bertindak. Kita harus memahami etika sebagai suatu hal yang baik.

Etika menekankan pada pembahasan konstitusional tentang pro dan kontra perilaku
manusia. Perilaku manusia disebut baik dan arif apabila terdapat regulasi normatif yang
menyatakan atau mengindikasikan bahwa hal tersebut tidak bertentangan dengan pesan-pesan
etika. Begitu pula seseorang dapat disebut melanggar etika bilamana sebelumnya dalam
kaidah-kaidah etika memang menyebutkan demikian.

Urgensi beretika sebenarnya sejak zaman Aristoteles sudah dibahas dengan tulisannya
yang berjudul “Ethika Nicomachela”. Aristoteles berpendapat bahwa tata pergaulan dan
penghargaan seorang manusia yang tidak didasarkan oleh egoisme atau kepentingannya
sendiri, tetapi didasarkan pada hal-hal yang altruistik yaitu memperhatikan orang lain.
Melihat pandangan Aristoteles sudah jelas bahwa urgensi etika erat kaitannya dengan
kehidupan manusia yang diharapkan jauh lebih bermakna dan jauh dari keinginan untuk
melakukan pengerusakan atau kekacauan.

Apabila kita telah memilih Sanitrarian sebagai sebuah profesi, maka sebagai seorang
sanitarain dalam melaksanakan hak dan kewajibannya harus senantiasa dilandasi oleh kode
etik serta harus selalu menjujung tinggi ketentuan yang dicanangkan oleh profesi. Dalam
pelaksanaan tugas dan fungsinya harus selalu berpedoman pada standar kompetensi.
Sedangkan standar kompetensi itu sendiri harus senantiasa terus dilengkapi dengan
perangkat-perangkat keprofesian yang lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Etika
Pengertian etika menurut Aristoteles dibagi menjadi dua yaitu Terminius Technicus
dan Manner and Custom. Terminius Technicus adalah etika dipelajari sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari perbuatan manusia, sedangkan Manner and Cutom adalah
etika yang terkait dengan tata cara dan kebiasaan yang melekat pada manusia baik itu baik
atau buruk perilaku tingkah laku manusia.

Menurut KBBI etika merupakan ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang
hak dan kewajiban moral (akhlak). Objek dari etika itu sendiri adalah perilaku manusia.
Berbeda dengan yang lainnya sudut pandang etika yaitu sudut pandang normatif. Artinya
etika melihat dari sudut pandang baik atau buruk suatu perbuatan manusia.

B. Profesi

Profesi menurut KBBI yaitu suatu bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan
keahlian (keterampilan, kejujuran, dan sebagainya). Adapun menurut Siti Nafsiah, profesi
yakni sebuah pekerjaan yang dikerjakan sebagai sarana untuk mencari nafkah hidup sekaligus
sebagai sarana untuk mengabdi kepada kepentingan orang banyak yang harus diiringi pula
dengan keahlian, keterampilan, profesionalisme, dan tanggung jawab.

Ketika kita terjun dalam suatu profesi, tentu profesi tersebut memiliki syarat atau
standar yang menjadi kontrol para pekerja dalam bertindak atau dapat kita sebut dengan etika
profesi. Etika profesi sendiri merupakan suatu sikap yang dimiliki seseorang dalam
menerapkan norma-norma etis pada bidang profesi mereka dalam kehidupan. Kita harus
memahami etika profesional yang sesuai untuk mengetahui cara berbicara dan bertindak, dan
membuat keputusan. Etika profesi tidak hanya berlaku pada satu profesi saja, tetapi secara
umum pada semua profesi. Dalam beberapa profesi dapat ditambahkan aturan khusus yang
sesuai dengan profesi tersebut.
BAB III
ISI
Profesionalisme tenaga sanitarian/kesehatan lingkungan ditunjukkan dengan perilaku
tenaga sanitarian/kesehatan lingkungan yang memberikan pelayanan kesehatan berdasarkan
standar pelayanan, mandiri, bertanggung jawab dan bertanggung gugat, serta senantiasa
mengembangkan kemampuannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Dalam era globalisasi, tuntutan mutu pelayanan kesehatan lingkungan tidak dapat
dielakkan lagi. Peraturan perundang-undangan sudah mulai diarahkan kepada kesiapan
seluruh profesi kesehatan dalam menyongsong era pasar bebas tersebut. Sanitarian/ahli
kesehatan lingkungan harus mampu bersaing dengan profesi sanitarian/ahli kesehatan
lingkungan dari negara lain. Untuk itu diperlukan adanya standar profesi sanitarian/ahli
kesehatan lingkungan sebagai pedoman standarisasi bagi profesi sanitarian/ahli kesehatan
lingkungan.
Sanitarian/Ahli Kesehatan Lingkungan adalah tenaga profesional di bidang kesehatan
lingkungan yang memberikan perhatian terhadap aspek kesehatan lingkungan air, udara,
tanah, makanan dan vector penyakit pada kawasan perumahan, tempat-tempat umum, tempat
kerja, industri, transportasi dan matra.
Sanitarian juga merupakan Ahli Kesehatan Lingkungan, seorang tenaga professional yang
bertanggung jawab untuk tujuan pemutusan mata rantai, dan pencegahan resiko penyakit,
pencemaran dan kecelakaaan institusi.

A. Prinsip-prinsip etika profesi


1. Prinsip Tanggung Jawab
Dengan adanya rasa tanggung jawab dalam menjalankan suatu pekerjaan maka kita
bisa dinilai memiliki sumber daya manusia yang berkualitas.
2. Prinsip Keadilan
Dalam menjalankan setiap pekerjaan dan tanggung jawab yang diembannya maka
seorang pegawai atau tenaga kerja haruslah mengedepankan keadilan.
3. Prinsip Wewenang (Otonomi)
Jika kita bekerja dan memiliki suatu jabatan dalam perusahaan maka berarti kita
memiliki wewenang untuk menjalankan pekerjaan kita sendiri.
4. Prinsip integritas moral

Yang dimaksud integritas moral disini adalah kualitas moral dalam diri yang harus
dilakukan secara konsisten.

B ,Fungsi Etika Profesi

Adapun fungsinya yaitu:

• Sebagai panduan bagi semua karyawan pada prinsip-prinsip profesional


• Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat umum untuk suatu profesi tertentu
• Sebagai cara untuk mencegah intervensi dari pihak lain di luar organisasi,
mengenai hubungan kerja
C. Tujuan Etika Profesi

Etika profesi memiliki beberapa tujuan demi terjalinnya kebaikan bersama dalam
lingkungan kerja, yaitu:

• Menghormati martabat profesi karyawan


• Memelihara dan mengatur kesejahteraan
• Meningkatkan dedikasi kerja
• Membantu mengembangkan kualitas profesi
• Menaikkan pelayanan profesi demi keuntungan pribadi
• Menentukan standar dasar untuk profesi
• Menjaga dan menaikkan kualitas perusahaan lebih professional
D. Etika profesi sanitarian terhadap client/masyarakat
1. Seorang sanitarian wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan
keterampilannya untuk kepentingan penyelesaian masalah klien atau masyarakat.
Dalam hal ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau penyelesaian masalah,
maka ia wajib berkonsultasi, bekerjasama dan atau merujuk pekerjaan tersebut kepada
sanitarian lain yang mempunyai keahlian dalam penyelesaian masalah tersebut.
2. Seorang sanitarian wajib melaksanakan profesinya secara bertanggung jawab.
3. Seorang sanitarian wajib melakukan penyelesaian masalah sanitasi secara tuntas dan
keseluruhan.
4. Seorang sanitarian wajib memberikan informasi kepada kliennya atas pelayanan yang
diberikannya.
5. Seorang sanitarian wajib mendapatkan perlindungan atas praktek pemberian
pelayanan.
E. Etika profesi sanktarian terhadap teman
1. Seorang sanitarian memperlakukan teman seprofesinya sebagai bagian dari
penyelesaian masalah.
2. Seorang sanitarian tidak boleh saling mengambil alih pekerjaan dari teman seprofesi,
kecuali dengan persetujuan, atau berdasarkan prosedur yang ada.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pernyataan diatas kita dapat melihat bahwasanya seorang sanitarian harus
memiliki etika dalam berprofesi, disaat berhadapan dengan masyarakat atau client kita tidak
akan membuat tindakan yang semena-mena dikarenakan berlandaskan pada kode etik dalam
berprofesi, intinya setiap petugas harus beretika, bukan hanya sekedar teori, namun juga
harus diterapkan disegala lini sector dan pekerjaan demi mewujudkan keharmonisan diantara
masyarakat dan petugas.

Anda mungkin juga menyukai