Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BIOETIK

“ PERILAKU SOPAN SANTUN TERHADAP PASIEN”

Disusun oleh :

Salsabila Amelia Putri

151810383031

Program Studi D-IV Teknologi Radiologi Pencitraan

Fakultas Vokasi

Universitas Airlangga

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
 Kemajuan pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan berdampak besar terhadap
peningkatan mutu pelayanan keperawatan.  Pelayanan keperawatan yang dilaksanakan oleh
tenaga profesional, dalam melaksanakan tugasnya dapat bekerja secara mandiri dan dapat
pula bekerja sama dengan profesi lain.
Etika adalah aturan bertindak atau berperilaku dalam suatu masyarakat tertentu atau
komunitas. Aturan bertindak ini ditentukan oleh setiap kelompok masyarakat, dan biasanya
bersifat turun-temurun dari generasi ke generasi, serta tidak tertulis. Sedangkan hukum
adalah aturan berperilaku masyarakat dalam suatu masyarakat atau negara yang ditentukan
atau dibuat oleh para pemegang otoritas atau pemerintah negara, dan tertulis.
Baik etika maupun hukum dalam suatu masyarakat mempunyai tujuan yang sama, yakni
terciptanya kehidupan masyarakat yang tertib, aman, dan damai. Oleh sebab itu, semua
anggota masyarakat harus mematuhi etika dan hukum ini. Apabila tidak, maka bagi para
pelanggar kedua aturan perilaku ini memperoleh sanksi yang berbeda. Bagi pelanggar etika
sanksinya adalah “moral”, sedangkan bagi pelanggar hukum, sanksinya adalah hukuman
(pidana atau perdata).
Petugas kesehatan dalam melayani masyarakat, juga akan terikat pada etika dan hukum,
atau etika dan hukum kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan masyarakat, perilaku petugas
kesehatan harus tunduk pada etika profesi (kode etik profesi) dan juga tunduk pada
ketentuan hukum, peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Seiring dengan kemajuan zaman, serta kemudahan dalam akses informasi, era
globalisasi atau kesejagatan membuat akses informasi tanpa batas, serta peningkatan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi membuat masyarakat semakin kritis. Disisi lain menyebabkan
timbulnya berbagai permasalahan etik. Selain itu perubahan gaya hidup, budaya dan tata
nilai masyarakat, membuat masyarakat semakin peka menyikapi berbagai persoalan,
termasuk memberi penilaian terhadap pelayanan yang diberikan petugas kesehatan.
Kode etik profesi penting diterapkan, karena semakin meningkatnya tuntutan terhadap
pelayanan kesehatan dan pengetahuan serta kesadaran hukum masyarakat tentang prinsip
dan nilai moral yang terkandung dalam pelayanan profesional. Kode etik profesi
mengandung karakteristik khusus suatu profesi. Hal ini berarti bahwa standar profesi harus
diperhatikan dan mencerminkan kepercayaan serta tanggung jawab yang diterima oleh
profesi dalam kontrak hubungan profesional antara tenaga kesehatan dan masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari etika dan bioetik?
2. Bagaimana beretika yang baik dan berperilaku sopan terhadap pasien?

C. TUJUAN
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca
mengenai perilaku sopan santun terhadap pasien,sehingga dapat menambah pengetahuan
pembaca dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika dan Bioetik


Etika berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan David (1978)
berarti ” kebiasaaan ”. ”model prilaku” atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu
untuk suatu tindakan. Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak diartikan sebagai motif
atau dorongan yang mempengaruhi prilaku. (Dra. Hj. Mimin Emi Suhaemi. 2002. 7)
Etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik bagi kelompok
tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip bagi perbuatan yang benar. Etika
berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik dan dengan kewajiban moral.
Etika berhubungan dengan peraturan untuk perbuatan atau tidakan yang mempunyai prinsip
benar dan salah, serta prinsip moralitas karena etika mempunyai tanggung jawab moral,
menyimpang dari kode etik berarti tidak memiliki prilaku yang baik dan tidak memiliki
moral yang baik.

Bioetika merupakan istilah yang relatif baru dan terbentuk dari dua kata Yunani (bios =
hidup dan “ethos” = adat istiadat atau moral), yang secara harfiah berarti etika hidup.
Bioetika dapat dilukiskan sebagai ilmu pengetahuan untuk mempertahankan hidup dan
terpusat pada penggunaan ilmu-ilmu biologis untuk memperbaiki mutu hidup. Dalam arti
yang lebih luas, bioetika adalah penerapan etika dalam ilmu-ilmu biologis, obat,
pemeliharaan kesehatan dan bidang-bidang terkait.

Sebagai sebuah etika rasional, bioetika bertitik tolak dari analisis tentang data-data
ilmiah, biologis, dan medis. Keabsahan campur tangan manusia dikaji. Nilai transendental
manusia disoroti dalam kaitan dengan sang pencipta sebagai pemegang nilai mutlak.
Terkadang, istilah bioetika juga digunakan untuk mengganti istilah etika medis, yang
mencakup masalah etis tentang ilmu-ilmu biologis seperti penyelidikan tentang hewan, serta
usaha-usaha manipulasi spesies-spesies bentukan genetik non manusiawi. Acap kali,
penggunaan istilah bioetika dan etika medis saling dipertukarkan.
 Tiga etika dalam bioetika
1. Etika sebagai nilai-nilai dan azas-azas moral yang dipakai seseorang atau
suatu kelompok sebagai pegangan bagi tingkah lakunya.
2. Etika sebagai kumpulan asas dan nilai yang berkenaan dengan moralitas
(apa yang dianggap baik atau buruk).
3. Etika sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dari sudut norma
dan nilai-nilai moral.

 Delapan (8) prinsip utama dalam Etika Keperawatan ICN :


1. Autonomy (Kemandirian)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu
berpikir secara logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa
mampu memutuskan sesuatu dan orang lain harus menghargainya. Otonomi
merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut
pembedaan diri, dan tenaga kesehatan haruslah bisa menghormati dan
menghargai kemandirian ini.

2. Beneficence (Berbuat Baik)


Prinsip ini menuntut tenaga kesehatan untuk melakukan hal yang baik
sesuai dengan ilmu dan kiat keperawatan dalam melakukan pelayanan
keperawatan.
Contoh perawat menasehati klien dengan penyakit jantung tentang
program latihan untuk memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi perawat
menasehati untuk tidak dilakukan karena alasan resiko serangan jantung.
Hal ini merupakan penerapan prinsip beneficence. Walaupun memperbaiki
kesehatan secara umum adalah suatu kebaikan, namun menjaga resiko
serangan jantung adalah prioritas kebaikan yang haruslah dilakukan.

3. Justice (Keadilan)
Nilai ini direfleksikan ketika tenaga kesehatan bekerja sesuai ilmu dan
kiat keperawatan dengan memperhatikan keadilan sesuai standar praktik dan
hukum yang berlaku.

4. Non-Maleficence (Tidak Merugikan)


Prinsip ini berarti seorang tenaga kesehatan dalam melakukan
pelayanannya sesuai dengan ilmu dan kiat keperawatan dengan tidak
menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.

5. Veracity (Kejujuran)
Prinsip ini tidak hanya dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh
seluruh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada
setia klien untuk meyakinkan agar klien mengerti.
Informasi yang diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif.
Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling percaya. Klien
memiliki otonomi sehingga mereka berhak mendapatkan informasi yang ia
ingin tahu.

6. Fidelity (Menepati Janji)


Tanggung jawab besar seorang tenaga kesehatan adalah meningkatkan
kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan, dan meminimalkan
penderitaan. Untuk mencapai itu tenaga kesehatan harus memiliki komitmen
menepati janji dan menghargai komitmennya kepada orang lain.

7. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien.
Dokumentasi tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna
keperluan pengobatan, upaya peningkatan kesehatan klien dan atau atas
permintaan pengadilan. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan harus
dihindari.
8. Accountability (Akuntabilitas)
Akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan seorang
professional dapat dinilai dalam berbagai kondisi tanpa terkecuali.

B. Cara Beretika yang Baik Terhadap Pasien


1. Ikhlas,
Memberikan pelayanan kepada pasien dengan tidak mengharapkan imbalan apapun,
bersegera membantu pasien dengan sepenuh hati, memberikan perhatian dengan
mendengar keluh kesah pasien. Hindari sifat merendahkan, meremehkan pasien dalam
bentuk apapun tentang keadaan penyakitnya, kepribadiannya, fisiknya serta hubungan
sosialnya.
2. Ramah dan santun
Bertutur kata dengan senyum yang tulus serta lemah lembut kepada pasien,
bersikap sopan santun kepada pasien dan menghargai pasien, dengan memberikan
perhatian, merawat pasien dan mendengarkan keluhannya. Berikan reinforcement
( penghargaan) yang tulus kepada pasien jika perawatan dan pengobatan pasien
membuahkan hasil yang membaik.
Mengucapkan salam, selalu menyapa dan berkata sopan, pilihlah bahasa yang baik
dan santun dalam berkomunikasi dengan pasien.
3. Belas Kasih
Bersikap simpati dan empati kepada pasien dan ikut merasakan penderitaan pasien
tanpa harus larut dengan masalah pasien.
4. Sabar dan tidak mudah marah
Tenaga kesehatn harus memahami konsep manusia yang unik, memiliki prilaku ,
respon dan sikap yang berbeda antara satu dengan yang lain. Hindari  merasa kesal
dengan pasien yang cerewet dan memiliki respon yang berlebihan, karena jika tenaga
kesehatan merasa kesal akan berdampak pada hal yang tidak di inginkan.
5. Bersikap tenang, tepat dan cepat dalam bertindak
Bersikap tenang dalam bertindak mempunyai makna tidak tergesa-gesa dalam
memberikan asuhan keperawatan, teliti, berhati-hati, cermat dan rapi serta mempunyai
seni dalam merawat pasien.
6. Berikan Sentuhan
Kasih sayang, dukungan emosional, dan perhatian di sampaikan melalui sentuhan.
Sentuhan merupakan bagian yang penting dalam hubungan tenaga kesehatan dan
pasien, namun harus memperhatikan norma sosial. Ketika memberikan asuhan
keperawatan, perawat menyentuh klien, seperti : ketika memandikan, melakukan
pemeriksaan fisik, atau membantu memakaikan pakaian.
7. Berpenampilan yang rapi, sopan dan menyenangkan pandangan mata
Berpakaian lah yang rapi, bersih, dan enak di pandang mata. Untuk wanita
janganlah terlalu mencolok dalam berdandan dan berpakaian, tapi mencerminkan
kesederhanaan dan kedewasaan dalam bernampilan. Misal : dalam memakai bedak,
jangan terlalu menor, berlipstik jangan dengan warna merah mencolok, tidak memakai
sepatu yang bertumit tinggi.
8. Hargailah pasien
Hargai pasien karena pasien juga merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang
memiliki perasaaan. Tenaga kesehatan menerima klien apa adanya, tidak mengkritik,
menghakimi, atau mengejek klien serta tidak menyinggung perasaan pasien
9. Sikap rendah hati
10. Jujur
11. Terbuka
12. Kritis

C. Contoh Kasus Pelanggaran Berperilaku Sopan Terhadap Pasien


1. Membentak pasien
Keluarga pasien dan pasien menerima perlakuan tidak menyenangkan dari oknum
perawat di RSUD Kondosapata, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Selatan. Menurut
pengakuan salah satu anggota keluarga pasien, para perawat yang berada di lantai 2
rumah sakit tersebut kerap menbentak-bentak pasien di rawat inap. Mereka juga berlaku
tak sopan dengan para pasien maupun keluarga pasien.
Menurut saya, tindakan perawat tersebut sangat tidak mencerminkan etika yang
baik tehadap pasien. Penerimaan meliputi sikap tenaga kesehatan yang selalu ramah,
periang, selalu tersenyum, menyapa semua pasien. Tenaga kesehatan perlu memiliki
minat terhadap orang lain, menerima pasien tanpa membedakan golongan, pangkat,
latar belakang sosial ekonomi dan budaya. Agar dapat melakukan pelayanan sesuai
aspek penerimaan juga harus memiliki minat terhadap orang lain dan memiliki wawasan
luas. Tenaga kesehatan harus memperlakukan baik kepada pasien karena pasien juga
merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki perasaaan.

2. Melakukan pelecehan seksual kepada pasien

Pasien di salah satu rumah sakit Surabaya itu berinisial W nampak bercucuran air
mata dengan kondisi tangan masih diinfus menuding salah seorang perawat berinisial J
telah melecehkannya. Pelecehan itu terjadi saat W dipindahkan dari ruang operasi
kandungan ke ruang operasi pemulihan. Ia mengaku bagian dadanya disentuh.

Menurut saya, Rumah sakit perlu membuat sistem yang komprehensif untuk
memastikan pasien tidak sendirian jelang atau usai dianestesi (pembiusan). Sebab dalam
kondisi dibius, seorang pasien tidak berdaya melakukan apa pun. Rumah sakit harus
menjadikan pertimbangan moral dan pembinaan etika sebelum memperkerjakan tenaga
kesehatan baik dokter maupun perawat. Ini penting karena setiap pasien telah
mempercayakan nasibnya kepada dokter atau perawat untuk diambil tindakan medis.
Selain itu, para korban juga harus berani bersuara apabila mendapati tindakan
pelecehan.

3. Tidak Bertanggung Jawab pada Pasien

Di RSUD X, Kota Jambi. Gubernur Jambi, Zumi Zola mengadakan sidak ke


rumah sakit tersebut. Ketika sampai, Zumi mendapati para dokter dan perawat sedang
terlelap. Tidak hanya di ruangan itu saja, ketika gubernur melanjutkan sidaknya ke
gedung perawatan jantung, ruang jaga di sana pun kosong. Tidak ada perawat yang
berjaga. Namun, di kamar belakang ruang jaga, pintu kamar dikunci dari dalam. Zola
berkali-kali menggedor pintu tersebut dan akhirnya dibuka. Lagi-lagi Zola menyaksikan
para perawat dan dokter yang terbangun dan terkejut melihat Gubernur Jambi tersebut
datang. Pada malam hari jam 12 keatas, jika infus salah seorang pasien habis atau
kondisinya memburuk, perawat rumah sakit tersebut sering tidak ada di tempat.

Menurut saya, tenaga kesehatan tersebut telah melanggar prinsip etik Beneficence
(melakukan hal yang baik). Tidak selayaknya perawat tidur sewaktu dinas di tempat
kerjanya. Seorang tenaga kesehatan seharusnya selalu siap setiap saat karena jika ada
keterlambatan dalam penanganan kepada pasien, bisa berakibat fatal kepada kondisi
pasien. Pelanggaran etik tersebut dapat menimbulkan kerugian bagi pasien, dapat
menyebabkan injury dan bahaya emosional seperti rasa ketidakpuasan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada saat menghadapi masalah yang menyangkut etika, tenaga kesehatan harus
mempunyai etika yang baik untuk pasien maupun dirinya. Beberapa orang membuat
keputusan dengan mempertimbangkan segi baik dan buruk dari keputusannya, ada pula
yang membuat keputusan berdasarkan pengalamannya. Dalam membuat keputusan etis,
seseorang harus berpikir secara rasional, bukan emosional.
Cara beretika yang baik terhadap pasien adalah harus memenuhi syarat : tidak
menyinggung perasaan pasien, dapat mengontrol emosi, sikap rendah hati, simpati dan
empati, jujur, terbuka, kritis.
B. SARAN
1. Pentingnya membuat standar praktek keperawatan yang jelas dan dapat
dipertanggung jawabkan.
2. Perlunya peraturan atau perundang-undangan yang mengatur dan sebagai
bentuk pelindungan hukum baik pemberi dan penerima praktek
keperawatan
3. Kode etik di Indonesia yang sudah ada perlu didukung dengan adanya
perangkat-perangkat aturan yang jelas agar dapat dilaksanakan secara baik
dilapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Ismaini, N. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta : Widya Medika

Kozier. 2000. Fundamentals of Nursing : concept theory and practices.  Philadelphia :


Addison Wesley.

Storch, J.L. 2009. Ethics in Nursing Practice. Chichester UK: Blackwells.

Brilio.net.“7 Kasus kelakuan tak pantas perawat ke pasien”. 25 Januari 2018 (diakses
pada 24 Februari 2020). Diakses dari https://www.brilio.net/duh/7-kasus-kelakuan-tak-
pantas-perawat-ke-pasien-ada-pelecehan-seksual-180125t.html

Baihidlajiandra.blogspot.com. “Sikap Perawat Dalam Pelayanan Di RS”. 28 Februari


2011 (diakses pada 24 Februari 2020). Diakses dari http://baihidlajiandra.blogspot.com/
2011/02/sikap-perawat-dalam-pelayanan-di-rs_28.html

Nerslicious.com. Etika Keperawatan : 8 Prinsip Etika yang Harus Diketahui oleh Seorang
Perawat Beserta Contohnya. 26 Juni 2019 (diakses pada 1 Maret 2020). Diakses dari
https://www.nerslicious.com/etika-keperawatan/

Dosenbiologi.com. Bioetika dan Penjelasannya. 4 April 2019 (diakses pada 1 Maret


2020). Diakses dari https://dosenbiologi.com/biologi-dasar/bioetika

Infonurse.wordpress.com. Etika dan Sopan Santun Perawat Kepada Pasien. 12 Januari


2011 (diakses pada 1 Maret 2020). Diakses dari
https://infonurse.wordpress.com/2011/01/12 /etika-dan-sopan-santun-perawat-kepada-pasien/

Anda mungkin juga menyukai