Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

“ SISTEM SARAF “

DISUSUN OLEH :

SALSABILA AMELIA PUTRI

151810383031

D4 TEKNOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN

FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian
Sistem Saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan
rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Dalam sistem koordinasi
terdapat tiga komponen, yaitu :
1. Reseptor
Reseptor adalah bagian tubuh atau alat pada tubuh yang berfungsi sebagai penerima
rangsangan atau impuls. Bagian yang berfungsi sebagai penerima rangsang adalah alat indra.
2. Konduktor atau Penghantar Impuls
Konduktor adalah bagian tubuh atau alat pada tubuh yang berfungsi sebagai penghantar
rangsangan. Bagian ini tersusun oleh sel saraf ( Neuron ) yang membentuk sistem saraf.
Neuron ini ada yang berfungsi membawa rangsangan ke saraf pusat dan juga berfungsi
sebagai pembawa pesan dari saraf pusat.
3. Efektor
Efektor adalah bagian tubuh atau alat pada tubuh yang berfungsi menanggapi rangsangan
yang telah dihantarkan oleh Konduktor atau Penghantar Impuls. Efektor yang paling penting
pada manusia adalah otot dan kelenjar.

 Impuls

Impuls ialah rangsangan atau pesan yang diterima reseptor dari lingkungan luar, Lalu dibawa
oleh neuron.

Impuls yang diterima reseptor dan disampaikan ke efektor dapat menyebabkan terjadinya
gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut adalah :

a. Gerak sadar atau gerak biasa yaitu gerak yang terjadi karena disengaja.
b. Gerak refleks yaitu gerak yang tidak disengaja. Impuls yang menyebabkan gerakan
ini disampaikan melalui jalan yang singkat dan tidak melewati otak.

 Sel Saraf (Neuron)

Sistem saraf terdiri dari sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung
membentuk jaringan guna mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari
atas badan sel, dendrit, dan akson.

a. Dendrit

Dendrit yaitu serabut sel saraf pendek dan bercabang. Dendrit merupakan perluasan dari
badan sel. Dendrit memiliki fungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan
sel.

b. Badan sel

Badan sel saraf ialah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel memiliki fungsi
untuk menerima rangsangan dari dendrit lalu meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf
terdapat inti sel yaitu, mitokondria, sitoplasma, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan
nisel (substansi kromatik). Badan sel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat
transportasi sintesis protein.

c. Akson

Akson disebut neurit. Neurit yaitu serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran
sitoplasma badan sel. Di dalam neurit ada benang-benang halus yang disebut neurofibril.
Neurofibril dibungkus beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan
berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selubung mielin tersebut dibungkus ole
sel – sel schwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan
untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut
neurolema yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus
oleh selubung mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat
jalannya rangsangan.

B. Fungsi Sistem Saraf


Sebagai Sistem Koordinasi, Sistem Saraf mempunyai fungsi :
a. Mengendalikan alat tubuh agar bekerja secara serasi.
b. Alat Komunikasi antara tubuh dengan lingkungan diluar tubuh dan lingkungan
didalam tubuh.
c. Pusat kesadaran, kemauan, dan pikiran. Untuk melaksanakan fungsi tersebut maka
sistem saraf tersusun oleh berbagai organ, jaringan, dan komponen terkecil yaitu sel.

 Sistem saraf somatis

Sistem saraf somatis terdiri atas 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf sumsum tulang
belakang. Kedua belas pasang saraf otak menuju ke organ tertentu, misalnya hidung, mata,
telinga, dan kulit. Saraf sumsum tulang belakang keluar melalui sela-sela ruas tulang
belakang dan berhubungan dengan bagian-bagian tubuh

 Sistem saraf otonom

Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari atau yang
tidak dipengaruhi pada kehendak manusia. Jaringan dan organ tubuh diatur sistem saraf
otonom ialah pembuluh darah dan jantung.

Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.
Contohnya apabila kita kejatuhan cicak, kita merasa kaget ketakutan, dan menjerit keras.
Jantung berdetak dengan cepat.
A. Otak

Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari    
segala kegiatan manusia. Otak terletak di rongga tengkorak dan dibungkus oleh tiga lapis
selaput kuat yang disebut Meninges. Selaput Meninges dibagi menjadi tiga, yaitu :

1. Durameter
Durameter merupakan membran tebal fibrosa yang melapisi tengkorak. Durameter
adalah lapisan paling luar.
2.  Arachnoid
Arachnoid merupakan lapisan tengah di Selaput Meninges. Diantara  Arachnoid dan
Piameter terdapat rongga Arachnoid yang berisi cairan.
3. Piameter
Piameter  merupakan lapisan paling dalam di Selaput Meninges. Banyak terdapat
pembuluh darah di Piameter.

Diantara ketiga selaput tersebut terdapat cairan Cerebrospinal yaitu cairan yang ada di


otak yang berfungsi untuk mengurangi benturan atau goncangan. Otak manusia dibagi
menjadi empat, yaitu :

1. Otak Besar ( Cerebrum )

Cerebrum merupakan bagian terluas dari otak dan berbentuk oval. Otak juga
merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Cerebrum mengisi penuh bagian
depan atas rongga tengkorak dan terdiri dari dua belahan, otak kanan dan otak kiri yang
bekerja secara berlawanan. Belahan pada otak disebut Hemister. Cerebrum terdiri dari dua
lapisan, yaitu Korteks ( Lapisan Luar ) yang berisi banyak badan sel saraf yang disebut
Substansi Grissea dan Medula ( Lapisan Dalam ) yang berisi serabut saraf, baik Dendrit
maupun Neurit.

2. Otak Kecil ( Cellebrum )


Cerebellum terletak dibawah bagian belakang Cerebrum. Susunan Cerebellum  seperti
Cerebrum terdiri atas belahan kanan dan kiri serta terbagi menjadi dua lapis. Belahan kanan
dan kiri dihubungkan oleh jembatan Varol. Cerebellum merupakan pusat keseimbangan. 
Cerebellum berfungsi sebagai untuk mengkoordinasikan kerja otot, tonus otot, keseimbangan,
dan posisi tubuh.

3. Otak Tengah ( Midbrain )


Midbrain merupakan bagian terkecil dari otak. Beberapa bagian dari otak tengah
adalah :
1. Nukleus Merah ( Red Nucleus )
2. Substantia nigra
3. Tectum
4. Tegmentum

Fungsi Nukleus Merah dan Substantia nigra adalah untuk mengontrol gerakan badan. 


Tegtum dan Tegmentum juga berfungsi dalam penglihatan, pendengaran, pergerakan mata,
dan gerakan tubuh lainnya. Fungsi Midbrain adalah sebagai stasiun relai untuk informasi
pendengaran (inferior colliculi ) dan informasi penglihatan (superior colliculi ).

4. Batang Otak ( Brainstem )

Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian
dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum tulang belakang. Batang otak
dijumpai juga pada hewan seperti kadal dan buaya. Oleh karena itu, batang otak sering juga
disebut dengan otak reptil. Otak reptil mengatur “perasaan teritorial” sebagai insting
primitif. Bagian otak ini mengatur fungsi dasar manusia termasuk pernapasan, denyut
jantung, mengatur suhu tubuh, mengatur proses pencernaan, dan merupakan sumber insting
dasar manusia yaitu fight or flight (lawan atau lari) saat datangnya bahaya.
B. Sumsum Tulang Belakang ( Medulla spinalis )

Medulla spinalis terdapat memanjang didalam rongga Medulla spinalis, mulai dari


ruas – ruas  tulang leher samapi ruas tulang pinggang kedua. Medulla spinalis juga dibungkus
oleh selaput Meninges. Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian
luar berwarna putih ( substansi alba ), sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu yang
berwarna kelabu ( substansi grissea ). Pada bagian berwarna putih berfungsi untuk
menghantarkan impuls menuju otak dan akan disampaikan ke Efektor. Pada penampang
melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas
disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Bagian tanduk ini terdapat
pada bagian berwarna kelabu. Impuls sensorik dari reseptor dihantar masuk ke sumsum
tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motorik keluar dari sumsum tulang
belakang melalui tanduk ventral menuju Efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf
penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari Neuron Sensorik dan akan
menghantarkannya ke saraf motorik.

Fungsi Sumsum Tulang Belakang untuk menghantarkan impuls dari otak dan ke otak
serta member kemungkinan jalan terpendek gerak reflex.

Sistem Saraf Sumsum Tulang Belakang

Sistem Saraf Sumsum Tulang Belakang merupakan serabut saraf yang keluar secara
berpasangan dari sela – sela ruas tulang belakang. Saraf ini berjumlah 31 pasang, yaitu :

- Ruas tulang leher : 8 pasang


- Ruas tulang punggung : 12 pasang
- Ruas tulang pinggang : 5 pasang
- Ruas tulang kelangkang : 5 pasang
- Ruas tulang ekor : 1 pasang

1. Sistem Saraf Tak Sadar ( Autonom )


Sistem Saraf Tak Sadar merupakan bagian yang kerjanya tidak dapat disadari dan
bekerjanya secara otomatis. Sistem Saraf Autonom berfungsi mengendalikan organ dalam.
Saraf Autonom menurut fungsinya dibagi menjadi dua, yaitu :

A. Sistem Saraf Simpatik

Sistem Saraf Simpatik adalah saraf yang berpangkal pada sumsum tulang belakang (medula
spinalis) di daerah dada dan pinggang. Saraf simpatik umumnya berfungsi memacu atau
mempercepat kerja organ-organ tubuh. Sistem Saraf Simpatik terdiri atas 25 pasang ganglion
yang berasal dari :

- Ruas tulang belakang : 3 pasang


- Ruas tulang punggung : 11 pasang
- Ruas tulang pinggang : 4 pasang
- Ruas tulang kelangkang : 4 pasang
- Ruas tulang ekor : 3 pasang

B. Sistem Saraf Parasimpatik

Sistem Saraf Parasimpatik adalah saraf yang berpangkal pada sumsum lanjutan (medula
oblongata) dan dari sakrum yang merupakan saraf pre – ganglion  dan post – ganglion.
Fungsi saraf parasimpatik umumnya memperlambat kerja organ-organ tubuh.

2. Gerak Refleks

Gerak Refleks adalah gerak yang terjadi karena tidak disengaja dan tidak ada proses di
otak tetapi akan diproses di Sumsum Tulang Belakang. Impuls yang diterima oleh Reseptor
( Alat Indera ) disampaikan ke Sumsum Tulang Belakang melalui Neuron Sensorik. Setelah
diproses di Sumsum Tulang Belakang rangsangan tadi diputuskan apa yang akan dilakukan.
Kemudian Sumsum Tulang Belakang mengirimkan perintah ke Efektor ( Otot ) melalui
Neuron Motorik dan Efektor melaksanakan perintah Sumsum Tulang Belakang. Secara
ringkas lintasan Gerak Refleks adalah sebagai berikut  :

 Refleks Spinal ( pada Sumsum Tulang Belakang)


  Refleks Cerebellar (melibatkan otak kecil)
 Refleks Superficial (Refleks Plantar )
 Refleks Visceral (Refleks Otonom )

BAB III
PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


1. Penggaris
2. Senter
B. Tata Kerja
1. Ukur dan catat diameter pupil orang coba dengan meletakkan penggaris dibawah
salah satu mata
2. Dengan penggaris tetap dibawah mata, orang coba menghadap ke tempat gelap, ukura
dan catat diameter pupil
3. Senter diarahkan ke mata orang coba dan diukur diameter pupil
4. Orang coba diminta untuk melihat benda yang letaknya jauh. Ukur dan catat diameter
pupil
5. Orang coba diminta untuk melihat benda yang letaknya sangat dekat. Ukur dan catat
diameter pupil
6. Lakukan pada masing – masing mata
7. Buat laporan praktikum

BAB IV
HASIL PRAKTIKUM

Mengukur diameter pupil setelah diberi perlakuan :

Cahaya Menghadap Arah Terang Objek Objek


Biasa Gelap (Senter) Jauh Dekat
Kanan 0,3 mm 0,5 mm 0,2 mm 0,4 mm 0,3 mm
Kiri 0,3 mm 0,5 mm 0,2 mm 0,4 mm 0,3 mm
BAB V

ANALISA DATA

Jika cahaya disinari ke dalam mata, pupil akan mengecil ini disebut reflek cahaya
pupil. Bila cahaya mengenai retina maka terjadi impuls yang mula-mula berjalan ke nervus
opticus dan kemudian ke nukleus protektalis. Dari sini impuls berjalan nukleus Edinger-
Westphal dan akhirnya kembali melaui syaraf parasimpatis untuk mengkoneksikan sfinger
itu. Dalam keadaan gelap reflek ini dihambat sehingga mengakibatkan dilatasi pupil.

Ternyata pupil dapat berkonsentrasi lebih lama difikasi dekat objek dirangsang
melalui beberapa jalan semisal bila mata difikasi dekat objek sinyal yang menyebabkan,
konvergensi kedua mata menimbulkan penyempitan pupil dalam derajat sedang pada waktu
yang sama hal ini disebut reaksi pupil untuk akomodasi.

Dalam reaksi pupil bagian yang paling berpengaruh adalah pada bagian tunica
musculata pada bagian iris, karena iris berfungsi mengatur besar kecilnya pupil, sehingga
intensitas cahaya yang masuk ke dalam mata dapat diatur. Kemampuan akomodasi seseorang
berkaitan dengan cahaya yang datang, bila cahaya dekat mata, mata akan mengembang, juga
sebaliknya reflek mata merupakan reaksi terhadap stimulus yang terjadi diluar kehendak
dimana fungsinya menghindarkan diri dari perasaan yang tidak menyenangkan, reaksi
membesar dan mengecilnya pupil menghindari intensitas cahaya yang terlalu besar yang
tidak baik pada mata kita.

 Reflek-reflek mata antara lain :


1. Reflek Pupil

Bila cahaya yang masuk ke mata cukup terang atau kuat maka pupil mengecil. Hal ini
bertujuan untuk menghalangi atau mengurangi cahaya yang masuk supaya tidak terlalu
banyak.

Pupil adalah celah lingkaran yang dibentuk oleh iris, di belakang iris terdapat lensa. Pupil
dapat mengecil pada akomodasi dan konversi. Akomodasi adalah kemampuan lensa mata
untuk mencembung akibat kontraksi otot siliaris. Otot siliaris atau otot polos dapat
merenggang dan mengendorkan selaput yang menggantungkan lensa akomodasi dapat
menyebabkan daya pembiasan lensa bertambah kuat. Selain akomodasi terjadi konveksi
sumbu penglihatan dan kontriksi pupil bila sesesorang melihat benda yang dekat.
Mengecilnya pupil karena cahaya ialah lebarnya pupil diatur oleh iris sesuai dengan
intensitas cahaya yang diterima oleh mata. Di tempat yang gelap di mana intensitas cahaya
kecil maka pupil akan membesar, agar cahaya dapat lebih banyak masuk ke mata. Di tempat
yang sangat terang di mana intensitas cahayanya cukup tinggi atau besar maka pupil akan
mengecil, agar cahaya lebih sedikit masuk ke mata untuk menghindari mata agar tidak selalu
mengarah kesalahan satu mata pupil. Bila mata diarahkan kesalahan satu mata pupil akan
berkontraksi, kejadian tersebut dinamakan reflek cahaya pupil. Reflek dapat dilihat mengecil
dan membesarnya pupil. Akomodasi adalah perubahan dalam lekukan lensa mata dalam
menanggapi satu perubahan dalam melihat jarak dan kemampuan berakomodasi disebut
tempo akomodasi. Daya akomodasi mata diatur melalui syaraf parasimpatis, perangsangan
syaraf parasimpatis menimbulkan kontraksi otot siliaris yang selanjutnya mengendorkan
ligamen lensa dan meningkatkan daya bias. Dengan meningkatkan daya bias, mata mampu
melihat objek lebih dekat dibanding waktu daya biasnya rendah. Akibat dengan mendekatnya
objek ke arah mata frekuensi impuls parasimpatis kedotsilitas progresif ditingkatkan agar
objek tetap dilihat dengan jelas
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.academia.edu/6536247/Sistem_Saraf_Pada_Manusia
2. https://rumusrumus.com/sistem-saraf-pada-manusia/#!

Anda mungkin juga menyukai