Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cara manusia bertindak dan bereaksi bergantung pada pemrosesan neuron
yang rumit, tersusun, dan diskret. Banyak dari pola neuron penunjang
kehidupan dasar, misalnya pola yang mengontrol respirasi dan sirkulasi,
serupa pada semua orang. Namun, tentu ada perbedaan halus dalam integrasi
neuron antara seseorang yang merupakan komponis berbakat dan orang yang
tidak dapat bernyanyi, atau antara seorang pakar matematika dan orang yang
kesulitan membagi bilangan. Sebagian perbedaan pada sistem saraf individu
disebabkan oleh factor genetik. Namun sisanya dipengaruhi oleh faktor
lingkungan dan pengalaman. Ketika sistem saraf imatur berkembang sesuai
cetak-biru genetiknya, terbentuk neuron dan sinaps dalam jumlah berlebihan.
Bergantung pada rangsangan dari luar, dan tingkat pemakaiannya, sebagian
dari jalur – jalur saraf ini dipertahankan, dibentuk lebih pasti, dan bahkan
meningkat, sementarayang lain dieliminasi. Sistem saraf merupakan salah satu
bagian yang menyusun sistem koordinasi yang bertugas menerima
rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian tubuh, serta
memberikan respons terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan penerima
rangsangan dilakukan oleh alat indera. Pengolah rangsangan dilakukan oleh
saraf pusat yang kemudian meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang
datang dilakukan oleh sistem saraf dan alat indera.
Tubuh manusia merupakan satu kesatuan dari berbagai sistem organ.
Suatu sistem organ terdiri dari berbagai organ tubuh atau alat-alat tubuh.
Dalam melaksanakan kegiatan fisiologisnya diperlukan adanya hubungan atau
kerjasama antara alat-alat tubuh yang satu dengan yang lainnya. Agar kegiatan
sistem-sistem organ yang tersusun atas banyak alat itu berjalan dengan
harmonis (serasi), maka diperlukan adanya sistem pengendalian atau pengatur.
Sistem pengendali itu disebut sebagai sitem koordinasi. Tubuh manusia
dikendalikan oleh sistem saraf, sistem indera, dan sistem endokrin. Pengaruh
sistem saraf yakni dapat mengambil sikap terhadap adanya perubahan keadaan
lingkungan yang merangsangnya. Semua kegiatan tubuh manusia

1
dikendalikan dan diatur oleh sistem saraf. Sebagai alat pengendali dan
pengatur kegiatan alat-alat tubuh, susunan saraf mempunyai kemampuan
menerima rangsang dan mengirimkan pesan-pesan rangsang atau impuls saraf
ke pusat susunan saraf, dan selanjutnya memberikan tanggapan atau reaksi
terhadap rangsang tersebut. Impuls saraf tersebut dibawa oleh serabut-serabut
saraf. (Kus Irianto. 2004)
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa Bagian-Bagian Sistem Saraf Pusat ?
2. Apa Fungsi Anatomi Bagian-Bagian Otak dan Hubungannya dengan
Perilaku ?
3. Apa Struktur Sel Saraf ?
C. Tujuan
Adapun Tujuan dari Makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Bagian-Bagian Sistem Saraf Pusat
2. Fungsi Anatomi Bagian-Bagian Otak dan Hubungannya dengan Perilaku
3. Struktur Sel Saraf

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. BAGIAN-BAGIAN SISTEM SARAF PUSAT

Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan saraf yang saling


berhubungan, sangat khusus, dan kompleks. Sistem saraf ini mengoordinasikan,
mengatur, dan mengendalikan interaksi antara seorang individu dengan
lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur aktivitas
sebagin besar sistem tubuh lainnya. Tubuh mampu berfungsi sebagai satu
kesatuan yang harmonis karena pengaturan hubungan saraf diantara berbagai
system Sistem Saraf tersusun dari jutaan serabut sel saraf (neuron) yang
berkumpul membentuk suatu berkas (faskulum). Neuron adalah komponen utama
dalam sistem saraf.

Sistem saraf pusat merupakan pusat pengaturan informasi. Seluruh


aktivitas tubuh dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat terdiri atas

3
otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh tengkorak dan sumsum
tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Otak dan sumsum
tulang belakang dibungkus oleh selaput meningia yang melindungi sistem saraf
halus, membawa pembuluh darah, dan dengan mensekresi sejenis cairan yang
disebut cairan serebrospinal, selaput meningia dapat memperkecil benturan dan
guncangan. Meningia terdiri atas tiga lapisan, yaitu piamater, arachnoid, dan
duramater.

Sistem saraf pusat terdiri menjadi 2 bagian yaitu Otak (Encephalon)


dan Sumsum Tulang Belakang (Medulla Spinalis)

1. Otak
Otak merupakan pusat saraf yang terletak di dalam rongga
tengkorak. Otak manusia terdiri atas dua belahan, yaitu otak kiri dan kanan.
Otak kiri mengendalikan tubuh bagian kanan. Sebaliknya, otak kanan
mengendalikan tubuh bagian kiri. Hal ini terjadi karena pindah silang pada
jalur-jalur spinal. Otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu otak besar, otak
tengah, otak kecil, dan sumsum lanjutan.

a. Otak besar (cerebrum)


Otak besar pada manusia dewasa memiliki volume sekitar ±
1500 cm3. Permukaan otak berlipat-lipat sehingga dapat memuat
jutaan neuron. Bagian luar otak berisi neuron sehingga berwarna
kelabu (substansia grissea). Sedangkan, otak bagian dalam berisi
neurit dan dendrit sehingga berwarna putih (substansia alba). Otak
besar merupakan pusat ingatan,
kesadaran, kecerdasan, dan kemauan. Selain itu, otak besar
juga merupakan sumber semua kegiatan yang manusia sadari. Otak
besar terbagi menjadi empat bagian, yaitu:
1) bagian depan : pusat gerakan otot
2) bagian tengah : pusat perkembangan ingatan dankecerdasan
3) bagian samping : pusat pendengaran
4) bagian belakang : pusat penglihatan

4
b. Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah merupakan bagian otak yang terletak di antara
pons vasoli dan diensefalon. Otak tengah berhubungan dengan
sistem penglihatan dan pendengaran. Di bagian depan dari otak
tengah terdapat:
1) Talamus, yaitu bagian yang menjalankan pemisahan pertama
impuls yang tiba dan mengarahkan impuls ke bagian cerebrum
yang berbeda, serta mengarahkan sebagian dari impuls ke sumsum
tulang belakang.
2) Hipotalamus, yaitu bagian yang mengatur suhu tubuh, selera
makan, dan keseimbangan cairan tubuh.
c. Otak kecil (cerebelum)
Otak kecil terletak di bawah otak besar, di dalam rongga
tengkorak bagian belakang. Fungsi otak kecil adalah untuk
mengatur keseimbangan tubuh, posisi tubuh, dan gerakan otot yang
disadari. Bagian kiri dan bagian kanan otak kecil dihubungkan oleh
suatu penghubung yang disebut jembatan varol, seperti otak besar.
Bagian luar otak kecil (korteks) berwarna kelabu dan bagian dalam
(medula) berwarna putih.
d. Otak Belakang (Myelencephalon, Metencephalon,
Rhombencephalon )

Otak belakang terdiri dari jembatan varol, sumsum lanjutan


dan otak kecil yang membentuk sebuah brainstem atau batang otak.
Jembatan varol adalah syaraf yang menghubungkan lobus kiri dan
kanan otak kecil serta menghubungkan otak kecil dan otak besar.
Sumsum lanjutan otak kecil memiliki fungsi yang lumyan
signifikan, yaitu mengontrol saluran pernafasan, mengatur laju
denyut jantung, pusat refleks fisiologi,tekanan udara, suhu tubuh
dan lain- lain.
e. Sumsum lanjutan (medula oblongata.
Sumsum lanjutan terdapat di muka otak kecil dan di bawah
otak besar, dan merupakan perpanjangan dari sumsum tulang

5
belakang. Bagian dalamnya berisi neuron sehingga berwarna
kelabu. Sedangkan, bagian luarnya berwarna putih karena berisi
neurit dan dendrit. Fungsi sumsum lanjutan adalah sebagai
pengatur pernapasan, gerakan jantung, dan gerak alat pencernaan.

F. Pelindung otak

Otak terdiri dari rangka tulang bagian luar dan tiga lapisan jaringan
ikat yang disebut meninges. Lapisan meningeal terdiri dari pia
meter, lapisan araknoid dan durameter.

1. Tengkorak.
2. Ruas-Ruas Tulang Belakang.
3. Tiga Lapisan Selaput Otak (Meningen).

a) Pia meter Pia meter adalah lapisan terdalam yang


halus dan tipis, serta melekat erat pada otak.
b) Lapisan araknoid

6
Lapisan araknoid terletak di bagian eksternal pia meter dan
mengandung sedikit pembuluh darah. Ruang araknoid
memisahkan lapisan araknoid dari piameter dan
mengandung cairan cerebrospinalis, pembuluh darah serta
jaringan penghubung serta selaput yang mempertahankan
posisi araknoid terhadap piameter di bawahnya.
c) Durameter Durameter, lapisan terluar adalah lapisan yang
tebal dan terdiri dari dua lapisan. Lapisan ini biasanya terus
bersambungan tetapi terputus pada beberapa sisi spesifik.
Lapisan periosteal luar pada durameter melekat di
permukaan dalam kranium dan berperan sebagai
periosteum dalam pada tulang tengkorak. Lapisan
meningeal dalam pada durameter tertanam sampai ke dalam
fisura otak dan terlipat kembali di arahnya untuk
membentuk falks serebrum, falks serebelum, tentorium
serebelum dan sela diafragma. Ruang subdural memisahkan
durameter dari araknoid pada regia cranial dan medulla
spinalis. Ruang epidural adalah ruang potensial antara
perioteal luar dan lapisan meningeal dalam pada durameter
di regia medulla spinalis

7
2. Sumsum Tulang Belakang

Sumsum tulang belakang adalah saraf yang tipis merupakan


perpanjangan dari sistem saraf pusat dari otak dan melengkungi serta
dilindungi oleh tulang belakang.

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak


bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-
kupu dan berwarna kelabu.Padapenampang melintang sumsum tulang
belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut
tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori
dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui
tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang
melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat
badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima

8
impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf
motor

Peranan sumsum tulang belakang :

- Menyampaikan informasi dari otak menuju ke berbagai bagian-bagian


tubuh atau dari bagian-bagian tubuh ke otak untuk memberi tindakan
- Melakukan respon cepat atau koordinasi reflek terhadap rangsangan
luar tidak melalui otak
- Menyampaikan pesan dari reseptor sensorik yang ditemukan pada
seluruh tubuh menuju ke otak.

Fungsi :
(1) Penghubung impuls dari dan ke otak.
(2) Memungkinkan jalan terpendek pada gerak refleks
Di bagian dalam ada (1) akar dorsal yang mengandung neuron sensorik.
(2) akar ventral yang mengandung neuron motorik.
Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi.
a) Struktur Umum Medulla spinalis berbentuk silinder berongga dan agak
pipih. Walaupun diameter medulla spinalis bervariasi, diameter
struktur ini biasanya sekitar ukuran jari kelingking. Panjang rata-rata
42 cm. Dua pembesaran, pembesaran lumbal dan serviks menandai sisi
keluar saraf spinal besar yang mensuplai lengan dan tungkai. Tiga
puluh satu pasang (31) saraf spinal keluar dari area urutan korda
melalui foramina intervertebral.
b) Struktur Internal, Terdiri dari sebuah inti substansi abu-abu yang
diselubungi substansi putih. Kanal sentral berukuran kecil dikelilingi
oleh substansi abu-abu bentuknya seperti huruf H. Batang atas dan
bawah huruf H disebut tanduk atau kolumna dan mengandung badan
sel, dendrite asosiasi dan neuron eferen serta akson tidak termielinisasi.
Tanduk dorsal adalah batang vertical atas substansi abu-abu. Tanduk
ventral adalah batang vertical bawah. Tanduk lateral adalah protrusi di
antara tanduk posterior dan anterior pada area toraks dan lumbal sistem
saraf perifer. Komisura abu-abu menghubungkan substansi abu-abu di

9
sisi kiri dan kanan medulla spinalis. Setiap saraf spinal memiliki satu
radiks dorsal dan satu radiks ventral
c) Traktus Spinal, Substansi putih korda yang terdiri dari akson
termielinisasi, dibagi menjadi funikulus anterior,posterior dan lateral.
Dalam funikulus terdapat fasiukulu atau traktus. Traktus diberi nama
sesuai dengan lokasi, asal dan tujuannya.
3. Saraf Tepi (Saraf Perifer)
Sistem ini terdiri dari jaringan saraf yang berada di bagian luar otak
dan medulla spinalis. Sistem ini juga mencakup saraf cranial yang berasal
dari otak; saraf spinal, yang berasal dari medulla spinalis dan ganglia serta
reseptor sensorik yang berhubungan.
Sistem saraf perifer dibagi menjadi 2 yaitu :
 1 pasang saraf serabut otak (saraf cranial)
 3 pasang saraf sensori.
 5 pasang saraf motori.
 4 pasang saraf gabungan.

10
 31 pasang saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal).
 8 pasang → saraf leher (servikal).
 12 pasang → saraf punggung (Torakal).
 5 pasang → saraf pinggang (Lumbal).
 5 pasang → saraf pinggul (Sakral).

 1 pasang → saraf ekor (Koksigial).

11
a. Saraf Otonom Sistem
saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari
otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju
organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat
beberapa jalur dan masingmasing jalur membentuk sinapsis
yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf
yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra
gangliondan yang berada pada ujung ganglion disebut urat
saraf post ganglion. Sistem saraf otonom dapat dibagi atas
sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.
Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik
terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai
ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang

12
menempel pada sumsum tulang belakang sehingga
mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf
parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang
karena ganglion menempel pada organ yang dibantu. Fungsi
sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan
(antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari
keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya
ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum
sambung.
1. Sistem Saraf Simpatik
Sistem syaraf ini berdada di ddepan tulang rusuk
bagian tulangbelakang yang memiliki pangkal pada
sumsum tulang belakang atau medula spinalis yang
berada di bagian dada dan pinggang. Saraf tersebut
di sebut juga dengan saraf torakolumbar, karena
saraf preganglion keluar yang berasal dari tulang
belakang toraks dari ke 1 sampai ke 12. Pada sistem
saraf simpatik memiliki 25 pasang ganglio atau yang
merupakan simpul di sumsum tulang belakang.
Fungsi dari sistem saraf simpatik ini pada umumnya
adalah untuk dapat memacu kerja organ tubuh,
tetapi ada pula beberapa yang dapat menghambat
kerja dari organ tersebut.
Fungsi Saraf Simpatik
 Memperbesar pupil mata
 Memperbesar bronkus
 Memperbesar pupil mata
 Menghambat ereksi
 Menghambat sekresi empedu
 Mempercepat detak jantung
 Mempelambat kerja pencernaan

13
 Menurunkan tekanan darah – Meningkatkan
sekresi adrenalin
 Menghambat kontraksi kantung seni
b. Sistem Saraf Parasimpatik
Sistem saraf parasimpatik adalah suatu saraf yang
memiliki pangkal di sumsum tulang belakang lanjutan atau
medula oblongata. Sistem ini di sebut sebagai sistem saraf
kranosakral di karenakan saraf preganglion keluar dari otak
dan dari sakral. Saraf parasimpatik ini terdiri dari jaring-
jaring yang memiliki keterhubungan dengan ganglion yang
telah tersebar ke seluruh tubuh.
Fungsi Saraf Parasimpatik
 Mengecilkan pupil mata
 Merangsang eraksi
 Memperkecil bronkus
 Meningkatkan tekanan darah
 Menghambat sekresi adrenalin
 Menghambat detak jantung
 Meningkatkan sekresi empedu
 Menghambat organ pencernan
 Mempercepat kontraksi kantung seni

14
. Fungsi Sistem Saraf Pusat Secara Umum
Fungsi utama otak :
 Otak Besar
Merupakan bagian dari sistem saraf yang mengandung cairan
serebrospinal yang berada disekelilingnya yang berguna untuk
memberikan makanan otak dan dapat melindunginya dari goncangan.
Didalam otak besar juga terdapat banyak pembuluh darah yang dapat
berguna untuk memasok oksigen.
 Otak Kecil
Pada bagian ini berfungsi sebagai pusat koordinasi gerakan antar otot
yang terjadi secara sadar, seimbang dan posisi tubuh. Dengan kata lain,
otak kecil ialah pusat keseimbangan tubuh.
 Sumsum Tulang Belakang

15
Pada bagian ini berfungsi sebagai pusat gerak refleks, sebab di dalam
sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, motorik dan saraf
penghubung. Fungsi saraf tersebut ialah sebagai penghantar impuls dari
ke otak. Fungsi utama sumsum tulang belakang
 Sumsum Lanjutan
Bagian ini berfungsi untuk mengatur suhu tubuh, pengendali mutah dan
pengatur beberapa gerakan refleks seperti batuk, bersin dan berkedip
dan selain itu juga sumsum ini berfungsi untuk pusat pernafasan.
Transmisi pemasukan rangsangan antara periferi dan otak. Fungsi
lainnya ialah mengontrol gerak refleks pada mata, hidung, dan alat indra
lainnya.

B. FUNGSI ANATOMI BAGIAN-BAGIAN OTAK DAN


HUBUNGANNYA DENGAN PERILAKU
Otak berkembang seiring dengan pertumbuhannya. Perkembangan otak
merupakan perubahan progresif yang sifatnya kualitatif, seperti bertambahnya
kemampuan dalam berpikir, menganalisa, persepsi, problem solving, serta
aktifitas mental lainnya.
Sementara pertumbuhan merupakan perubahan progresif yang sifatnya
kuantitatif, seperti perubahan bentuk otak (otak bertambah besar), perubahan
dimensi otak, bertambahnya jumlah sel-sel syaraf, atau perubahan volume
otak.
Premisnya adalah bahwa dalam kondisi normal pertumbuhan otak akan
mempengaruhi perkembangan otak. Bertambahnya ukuran otak dan sel-sel
syaraf individu berkorelasi dengan bertambahnya kemampuan individu
tersebut dalam melakukan aktifitas mental, seperti berpikir atau menganalisa.
Otak sendiri merupakan organ tubuh manusia yang dibentuk relatif sempurna
dan dilindungi dengan sangat kuat dibanding dengan organ tubuh lainnya.
Otak manusia telah dibentuk bahkan sejak triwulan kedua kehamilan.
Hal ini dapat dibuktikan bahwa saat dalam kandungan, otak mempunyai
ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan organ tubuh yang lain.
Pertumbuhan dan perkembangan sel syaraf pusat pada otak berlangsung
sangat pesat pada awal-awal pertumbuhan (Corner, dalam Notosoedirdjo dan

16
Latipun, 2005). Otak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
signifikan pada masa kanak-kanak (awal masa pertumbuhan). Pada embrio
terlihat bahwa otak mempunyai ukuran yang lebih besar dibandingkan organ
tubuh yang lain. Perubahan yang terjadi pada otak juga lebih progresif
dibanding organ tubuh yang lain.
Dilihat dari perubahan berat otak, sangat jelas jika pertumbuhannya
sangat cepat terjadi pada lima tahun pertama. Pada masa bayi berat otak telah
mencapai 750 gram. Pada usia lima tahun berat otak mencapai 1200-1250
gram dan pada usia 18 tahun terjadi sedikit penambahan berat otak menjadi
1300-1500 gram. Pada usia 18 tahun ini, tidak terjadi lagi pertumbuhan otak.
Ada beberapa periode dalam kehidupan individu yang merupakan periode
kritis (penting), yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap
perkembangan otak individu (cara menanggapi respon). Periode-periode kritis
ini biasanya terjadi pada awal-awal kelahiran individu. Adanya kejadian-
kejadian yang salah ketika periode kritis ini muncul, bisa menyebabkan
terjadinya perkembangan otak yang abnormal, yang kemudian menyebabkan
terjadinya perilaku yang abnormal pula.
Bagian terpenting dari otak yang perlu dipahami ketika mengkajinya
adalah neuron dan glia. Neuron merupakan bagian otak yang berperan
terhadap kemampuan belajar dan berfungsinya mental individu. Neuron
merupakan tempat emosi, intelegensi, dan afeksi individu. Segala aktifitas
mental yang dilakukan oleh individu, seperti merekam, mengingat, berpikir,
persepsi, problem solving, dan aktifitas mental lainnya, sangat ditentukan oleh
berfungsi tidaknya neuron ini (terjadi tidaknya hubungan antar neuron yang
mengantarkan neurotransmitter). Diperkirakan jumlah neuron adalah sebanyak
5 juta sel neuron. Jumlah tersebut tidak akan bertambah bahkan akan
berkurang seiring bertambahnya usia individu. Jika terjadi kerusakan sel-sel
neuron, maka tidak dapat diperbarui karena sifatnya yang degeneratif atau
irreversibel.
Glia merupakan tempatnya melekatnya neuron. Neuron jumlahnya
jutaan pada otak dan terdiri dari dua bagian, yaitu : dendrit dan akson. Dendrit
yang jumlahnya 200-300 di setiap neuron, berfungsi menerima

17
neurotransmitter (zat-zat kimia dalam otak yang berperan dalam pembentukan
perilaku) dari sebuah neuron untuk diteruskan ke neuron yang lain melalui
akson. Hubungan antar beribu-beribu neuron dalam otak kemudian disebut
dengan sistem syaraf. Pada manusia, untuk memproduksi sel syaraf dalam
jumlah yang besar dan mencapai puncak perkembangan otak yang sempurna
diperlukan setidaknya 250.000 neuron baru setiap detiknya.
Neuron paling banyak ditemukan pada korteks serebri atau otak besar.
Dapat pula dikatakan bahwa korteks serebri atau otak besar dususun atas
beribu-ribu neuron yang saling terkoneksi. Korteks serebri atau otak besar
memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap bagian otak yang lain dan
juga terhadap perilaku-perilaku individu.
Korteks serebri berfungsi sebagai pemproses informasi yang berasal
dari reseptor panca indera, reseptor gerak pada tulang, sendi dan otot gerak,
serta informasi yang berasal dari thalamus, sistem limbik, basal ganglia, dan
serebelum. Korteks serebri terdiri dari korteks somatosensoris, korteks
motoris, korteks berpikir, dan korteks limbik.
Korteks serebri berkorelasi positif dengan proses kelahiran, migrasi,
pematangan, dan juga pengelompokan syaraf individu. Korteks serebri
(kelahiran syarafà neural generation) mulai bekembang pada 6 minggu awal
kehamilan, dan sempurna pada minggu ke 20. Migrasi syaraf dimulai pada
usia 8 minggu kehamilan dan sempurna pada usia 29 minggu. Kematangan
syaraf (neuron), termasuk pertumbuhan akson dan dendrit, dimulai pada usia
20 minggu kehamilan dan berlanjut sampai kelahiran terjadi. Kematangan
syaraf ini ditentukan oleh faktor lingkungan, produksi hormon gonad, serta
ada tidaknya luka pada otak.
Lingkungan diyakini memberikan pengaruh yang sangat signifikan
terhadap perkembangan otak (kematangan syaraf). Pengalaman individu
merupakan aspek lingkungan yang paling besar pengaruhnya terhadap
perkembangan otak individu. Pengalaman akan membantu aktifitas hubungan
antar neuron. Chemoaffinity hypothesis merupakan sebuah konsep yang
menjelaskan jika sel-sel syaraf atau akson dan dendrit (neuron) akan
memberikan sinyal atau perintah bagi otak tentang arah mana yang benar dan

18
seharusnya dituju oleh individu, dan hal ini dibentuk oleh pengalaman. Selain
itu, budaya sebagai bagian dari lingkungan manusia, juga membantu
perkembangan otak manusia.
Otak juga memiliki kelenturan atau kemampuan untuk menyesuaikan
diri dengan kondisi yang ada, termasuk pada menyesuaikan diri pada zat-zat
kimia, aktifitas individu, dan juga pengalaman-pengalaman individu. Kondisi
tersebut disebut dengan brain plasticity. Meski begitu, brain plasticity tidak
hanya bekerja ketika otak mendapatkan perubahan-perubahan atau tekanan-
tekanan dari dunia luar (lingkungan), tetapi juga bekerja ketika terjadi
perubahan hormon dalam diri individu, kecelakaan (luka) otak, dan juga
abormalitas gen.
Hormon dalam tubuh juga menentukan bagaimana neuron berkembang
dan bekerja. Sebagai contoh, hormon testosterone bisa mengubah struktur sel-
sel syaraf di banyak lokasi korteks, yang kemudian mempengaruhi bagaimana
proses kognitif seseorang.
Luka yang terjadi pada otak dapat pula mempengaruhi perkembangan
otak. Beberapa jenis luka pada otak yang terjadi pada awal masa pertumbuhan
diyakini menjadi penyebab terjadinya gangguan perilaku yang kronis seperti
retardasi mental atau serebral palsy. Misalnya, seorang anak yang jatuh dari
tempat tidur maka besar kemampuan kognitifnya akan berkurang, perilakunya
terganggu, dan keadan tersebut akan dibawanya hingga dewasa
Pengkajian atas hubungan antara otak dengan perkembangan perilaku
mencakup tiga hal besar, yaitu :
1. Mengamati perkembangan struktur dari sistem neuron dan
hubungannya dengan perilaku-perilaku yang spesifik, seperti berbicara
atau memegang sesuatu. Cara ini termanifestasikan pada tingkah laku
yang teramati,
2. Mempelajari dan menelaah bagian mana dari otak yang bekerja ketika
suatu aktifitas sedang berlangsung, seperti ketika seseorang berbicara,
bagian otak yang mana dari orang tersebut yang sedang aktif atau
bekerja, dan

19
3. Mengenali dan mempelajari faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
terjadinya dua hal tersebut di atas (poin 1 dan poin 2), termasuk dalam
hal ini adalah gangguan-gangguan yang terjadi pada otak.
Otak berperan dalam pembentukan perilaku-perilaku motorik pada
manusia. Gerakan-gerakan motorik sangat erat kaitannya dengan kerja otak.
Aktifitas neurotransmitter (cepat atau lambat, banyak atau sedikit) akan
mempengaruhi gerak motorik individu. Kendali gerak terhadap jari-jari tangan
misalnya, ditentukan oleh kerja neuron pada korteks motorik. Otak juga
menentukan perkembangan bahasa manusia.
Korteks fungsi khusus (korteks wernicke dan broka) yang ada pada
otak merupakan korteks yang menentukan kemampuan berbicara seseorang.
Kemampuan berbicara juga ditentukan seberapa berfungsinya korteks motorik
seseorang. Pada usia 2 tahun, bagian dan migrasi sel-sel syaraf terjadi sangat
banyak pada zona bicara individu yang terdapat di korteks serebri. Selain itu,
otak juga memegang peran yang sangat penting terhadap kemampuan problem
solving seseorang.
Kemampuan problem solving individu ditentukan oleh seberapa
berfungsinya korteks berpikir dan korteks otak depan. Dalam ilmu psikologi,
tahapan perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Piaget merupakan
tahapan perkembangan mengenai bagaimana individu menyelesaikan masalah
yang dihadapinya.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah mengenai koordinasi antar
korteks yang ada pada otak. Aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh manusia
tidak semata ditentukan oleh kerja satu korteks saja. Gerakan tangan saja
misalnya, ditentukan oleh koordinasi korteks motorik, korteks berpikir, dan
juga korteks limbik. Terciptanya hubungan yang optimal antar korteks, yang
berpengaruh terhadap perilaku individu, juga ditentukan pada pengalaman-
pengalaman yang pernah dirasakan oleh individu tersebut. Individu akan lebih
mudah mengingat jalan yang harus dilalui untuk menuju ke suatu tempat
tertentu, jika sebelumnya individu tersebut sudah pernah melalui jalan
tersebut.

20
Berikut ini beberapa gangguan psikologi yang terjadi karena adanya
gangguan pada otak :

 Cerebral Palsy : terjadi gangguan perkembangan sistem syaraf yang


menyebabkan gangguan pada kerja motorik
 Romanian Orphans : gangguan perkembangan otak yang menyebabkan
gangguan intelektual dan sosial skill
 Schizophrenia : gangguan pada kerja neuron yang menyebabkan
gangguan pada kerja emosi, afeksi, dan psikomotorik. Ditemukan pula
jika lobus frontalis penderita schizophrenia jauh lebih kecil dibanding
orang normal (kerja neuron terhambat)
 Mental Retardation : gangguan intelektual yang disebabkan oleh
perkembangan otak yang terhambat. Penderita MR lebih sedikit aktifitas
konseksi neuronnya dibanding orang normal.

C. STRUKTUR SEL SARAF


Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung
membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel
saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson. Dendrit berfungsi
menangkap dan mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson
berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya
sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek.

21
1. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf
Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan
meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel,
sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan
sel. Badan sel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat
transportasi sintesis protein.
Suatu neuron mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron. Bagian
ini tersusun dari komponen berikut :
 Satu nukleus tunggal, nucleolus yang menonjol dan organel lain
seperti kompleks golgi dan mitochondria, tetapi nucleus ini tidak
memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikasi.
 Badan nissi, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosom-
ribosom bebas serta berperan dalam sintesis protein.
 Neurofibril yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat
melalui mikroskop cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak .
2. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang.
Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk
menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

22
3. Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang
merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat
benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus
oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak
dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin
tersebut dibungkus oleh sel- selsachwann yang akan membentuk suatu
jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan
membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut
neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada
yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan
nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan
a. Jenis Sel Saraf Berdasarkan Fungsi
Terdapat 3 (tiga) jenis sel saraf berdasarkan fungsi, yaitu:
 Sel Saraf Sensorik (saraf Aferen) Berfungsi menghantarkan
rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan) ke sumsum
tulang belakang.
 Sel Saraf Motorik (saraf Eferen) Berfungsi menghantarkan
impuls motorik dari susunan saraf pusat ke efektor.
Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak
dan sumsum tulang belakang.
 Sel Saraf Penghubung/ intermediet/ asosiasi Merupakan
penghubung sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lain

23
24
BAB IIl
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem saraf pusat merupakan pusat pengaturan informasi. Seluruh
aktivitas tubuh dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat terdiri atas
otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh tengkorak dan sumsum
tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Otak dan sumsum
tulang belakang dibungkus oleh selaput meningia yang melindungi sistem saraf
halus, membawa pembuluh darah, dan dengan mensekresi sejenis cairan yang
disebut cairan serebrospinal, selaput meningia dapat memperkecil benturan dan
guncangan.

Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas


menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk di deteksi dan diresphon oleh
tubuh. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah
mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsangan atau tanggapan . sitem saraf
di bagi menjadi dua, yaitu sistem saraf sadar yang terdiri atas sistem saraf pusat
(otak dan sumsum tulang belakang) dan sistem saraf tepi (saraf otak dan saraf
tulang belakang ), dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom ) terdiri atas
sistem saraf simpatik dan sistem saraf para simpatik. Impuls dapat dihantarkan
melalui dua cara yaitu penghantara impuls melalui sel saraf,impuls yang berupa
rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena
adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Dan
penghantaran impuls melalui sinapsis yaitu Titik temu antara terminal akson salah
satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. setiap terminal akson
menbenggkak membentuk tonjolan sinapsis.

suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan
satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol
interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya. Sel saraf terdiri atas milyaran
sel neuron dan sel pendukung (neuroglia). Berdasarkan fungsinya, neuron dapat
dibagi menjadi neuron sensorik, motorik dan konektor. Berdasarkan bentuknya,

25
neuron dapat dibagi menjadi neuron unipolar, bipolar dan multipolar. Sistem saraf
dibagi menjadi sistem saraf pusat dan saraf tepi. Lapisan pada sistem saraf yakni :

a) Piamater. Merupakan selaput paling dalam yang menyelimuti sistem saraf


pusat. Lapisan ini banyak sekali mengandung pembuluh darah.
b) Arakhnoid. Lapisan ini berupa selaput tipis yang berada di antara piamater dan
duramater.
c) Duramater. Lapisan paling luar yang terhubung dengan tengkorak. Daerah di
antara piamater dan arakhnoid diisi oleh cairan yang disebut cairan
serebrospinal. Fungsi dari cairan ini yakni memberikan dukungan mekanik
pada otak dan bekerja seperti jaket pelindung dari air. Cairan ini mengontrol
eksitabilitas otak dengan mengatur komposisi ion, membawa keluar metabolit-
metabolit.

Sistem saraf pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi pada
tubuh, baik gerakan sadar atau gerakan otonom. Dua organ utama yang menjadi
penggerak sistem saraf pusat adalah otak dan sumsum tulang belakang. Saraf tepi
terdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf sumsum tulang belakang (spinal).
Serabut saraf sumsum dari otak, keluar dari otak sedangkan serabut saraf sumsum
tulang belakang keluar dari sela-sela ruas tulang belakang. Tiap pasang serabut
saraf otak akan menuju ke alat tubuh atau otot, misalnya ke hidung, mata, telinga,
dan sebagainya.

B. Saran

Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalanm


makalah kami.Sehingga kami mengharapkan keritikan dan saran dari para
pembaca yang sifatnya membangun untuk penbuatan makalah kami berikutnya.
Harapan kami semoga makalah kami dapat memberi manfaat bagi penulis
pada khususnya dan pada pembaca umumnya.

26
DAFTAR PUSTAKA

Lesmana, Ronny, dkk. 2017 .Fisiologi Dasar untuk Mahasiswa Farmasi,


Keperawatan dan Keperawatan. CV Budi Utama. Yogyakarta.
Wijayanti, Novita. 2017. Fisiologi Manusia dan Metabolisme Zat Gizi. UB
Press.Malang. Asrijal, 2011. Anatomi dan fisiologi manusia,Universitas Veteran
RI Makassar Gibson, John.2003.Fisiologi dan Anatomi Modern untuk
Perawat.Buku Kedokteran EGC : JakartaBuku Kedokteran EGC : Jakarta

27
MAKALAH
SISTEM SARAF PUSAT

Disusun O l e h :

MARHAMAH FITRI HARAHAP

Dosen Pengampu : Chintia Mutiara, S.Tr. Keb. M.Kes

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PALUTA


HUSADA
GUNUNGTUA
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
T.A 2023

28
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi
pendidikan.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang.Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Gunungtua, September 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan Masalah.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Bagian-Bagian Sistem Saraf Pusat .................................................... 3
B. Fungsi Anatomi Bagian-Bagian Otak dan
Hubungannya dengan Perilaku ......................................................... 16
C. Struktur Sel Saraf .............................................................................. 21
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 25
B. Saran ................................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 27

Anda mungkin juga menyukai