Saraf kranial adalah bagian penting dari sistem saraf yang terdiri atas 12 pasang saraf dan
tersebar dari bagian depan hingga belakang otak. Fungsi saraf kranial adalah untuk
menghubungkan otak dengan otot, organ indra, kelenjar, dan organ tubuh di bagian leher,
kepala, serta dada tanpa melewati sumsum tulang belakang.
Secara umum, saraf kranial memiliki dua fungsi, yaitu fungsi sensorik dan motorik. Fungsi
sensorik adalah membawa sinyal rangsangan dari luar tubuh untuk disampaikan ke otak.
Sementara itu, fungsi motorik bertugas membawa perintah dari otak menuju bagian tubuh
tertentu untuk menghasilkan respons tubuh terhadap rangsangan.
Perintah dari saraf-saraf tersebut akan memberi arahan pada mulut untuk berbicara atau
makan, menggerakkan leher, menggerakkan otot-otot leher, dan sebagainya. Selain itu,
saraf kranial juga membantu mengontrol kerja organ internal seperti paru-paru dan jantung.
Saraf kranial berasal dari dua bagian otak, di mana dua saraf berasal dari otak besar dan
sisanya dari batang otak. Pada batang otak, saraf-saraf tersebut datang dari otak tengah,
pons, dan medulla oblongata.
Sementara itu, fungsi motoriknya berperan dalam mengontrol gerakan otot di telinga,
mulut, dan juga rahang. Gangguan pada saraf ini akan menyebabkan seseorang jadi sulit
mengunyah.
Perlindungan Tubuh: Salah satu fungsi utama gerak refleks adalah melindungi tubuh dari
bahaya. Ketika ada stimulus yang berpotensi merusak, gerak refleks dapat merespons
dengan cepat untuk menghindari cedera lebih lanjut. Contohnya adalah meraih tangan dari
sumber panas yang tiba-tiba atau menutup mata ketika ada objek yang mendekat dengan
cepat.
Mengatur Postur Tubuh: Gerak refleks membantu menjaga postur tubuh yang tepat. Ketika
Anda berjalan atau berdiri, otot-otot Anda secara refleks merespons perubahan dalam
keseimbangan dan postur untuk mencegah jatuh atau cedera.
Mempertahankan Keseimbangan: Beberapa gerak refleks, seperti refleks vestibuler (yang
mengatur keseimbangan), berperan dalam menjaga keseimbangan tubuh Anda. Ini
memungkinkan Anda untuk berdiri dan bergerak dengan stabil.
Regulasi Fungsi Fisiologis: Gerak refleks juga berperan dalam regulasi berbagai fungsi
fisiologis dalam tubuh. Misalnya, refleks batuk dan bersin membantu membersihkan saluran
pernapasan dari benda asing atau iritan. Refleks pupil membantu mengatur jumlah cahaya
yang masuk ke mata untuk menjaga penglihatan yang nyaman.
Respons terhadap Stimulus Eksternal: Gerak refleks memungkinkan tubuh untuk merespons
cepat terhadap stimulus eksternal. Misalnya, ketika Anda melihat atau mendengar sesuatu
yang mengejutkan atau berbahaya, gerak refleks seperti berkedip atau melompat dapat
terjadi tanpa perlu pemikiran sadar.
Melindungi Sistem Saraf Pusat: Gerak refleks dapat bertindak sebagai perisai untuk
melindungi sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dari bahaya. Mereka
dapat merespons dengan cepat terhadap stimulus yang dapat merusak otak atau sumsum
tulang belakang.
Mengoptimalkan Respon Terhadap Lingkungan: Gerak refleks membantu tubuh untuk
berinteraksi dengan lingkungannya secara efisien. Mereka memungkinkan respons cepat
terhadap perubahan dalam lingkungan sekitar, yang penting untuk kelangsungan hidup dan
kesejahteraan.
Dalam keseluruhan, gerak refleks adalah bagian integral dari sistem saraf dan memiliki
peran yang sangat penting dalam menjaga keselamatan, keseimbangan, dan fungsi tubuh
yang optimal. Respons otomatis ini membantu kita bertahan dalam situasi berbahaya dan
menjalankan aktivitas sehari-hari tanpa perlu pemikiran sadar yang terlalu lama.