Dr Muhammad Arif
Dendrit
berfungsi
menangkap dan mengirimkan
impuls ke badan sel saraf,
sedangkan akson berfungsi
mengirimkan impuls dari
badan sel ke jaringan lain.
Akson biasanya sangat
panjang. Sebaliknya, dendrit
pendek.
2.
2.
Medula spinalis
Susunan
1. Saraf
2. Saraf
3. Saraf
OTAK
- Terletak dalam rongga tengkorak (kranium)
Berat 1-1,2 kg (2% berat badan)
Dibungkus oleh 3 lapis selaput otak
(meninges)
Diantara lapisan bagian dalam selaput ada
cairan serebrospinal (CSS)
+ 20% darah mengalir ke otak
Butuh oksigen 5 x lebih banyak
Bila suplai oksigen terganggu > 3 menit
kerusakan sel otak (irreversiblel)
Otak (Encephalon)
Otak besar (Cerebrum)
Terdiri dari 2 belahan (hemisfer) masing-masing
hemisfer terdiri dari lobus frontal, parietal, temporal
dan oksipital
Otak kecil (Cerbellum)
Terdiri dari 2 hemisfer yaitu kanan dan kiri
Batang otak (Truncus Cerebri), terdiri dari:
- Mesensefalon
- Pons
- Medula oblongata
Duramater
2.
Arahnoid
3.
Piamater
Saraf Kranialis
MEDULA SPINALIS
Tedapat dalam kanalis vertebralis dari
servikal ke sakral, diantaranya akan keluar
saraf spinal (saraf tepi) yang terdiri dari :
- saraf spinal servikal 8 pasang
- Saraf spinal torakal 12 pasang
- Saraf spinal lumbal 5 pasang
- Saraf spinal Sacral 5 pasang
- Saraf spinal coccygeal 3 pasang
Vaskularisasi Otak
Divaskularisasi oleh
A. 1 pasang a. karotis interna yang memberi cabang
- a. serebri anterior
- a. serebri media
- a. komunikan anterior
Traktus Kortikospinal
FISIOLOGI
SISTEM SARAF
Fungsi kewaspadaan
Membantu mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi di
sekitar untuk disampaikan ke alat indera. Pada alat indera
terdapat saraf sensorik yang befungsi khusus sebagai penginput
data
Fungsi intergrasi
Menerima pesan (input data) sensorik dari lingkungan luar,
interpretasi oleh CNS, mengatur informasi dan mengintegrasikan
dengan informasi yang telah ada untuk menentukan jenis respon
yang akan diberikan
Fungsi koordinasi
Setelah dari otak informasi yang sudah terintegrasi untuk
mengirimkan pesan/perintah pada otot2 dan kelenjar2,
menghasilkan gerak dan sekresi terorganisasi
NERVOUS SYSTEM
Central NS
Brain
Forebrain
Peripheral NS
Spinal cord
Somatic NS
Hindbrain
Efferent nerves
Midbrain
Afferent nerves
Reticular
Formation
(extend to
midbrain)
Cerebrum
Autonomic NS
Symphathetic
Parasymphathetic
Limbic
system
Thalamus
Hypothalamus
Medulla
Cerebelum
Pons
SISTEM SARAF
Sistem
Terdiri
CNS
PNS
SISTEM SARAF
CNS
CNS
SISTEM SARAF
Sistem saraf somatik dan otonomik merupakan bagian
dari saraf motorik
Sistem saraf berperan seperti sistem telepon. Informasi
ditransmisikan dari dan ke otak, otak menerima
informasi dari saraf sensorik dan dikirimkan ke saraf
motorik.
Informasi dari lingkungan sekeliling diterima oleh saraf
sensorik lalu dikirimkan ke otak. Pada waktu yang sama
informasi ttg tubuh kita (mis.lapar) diterima oleh saraf
motorik dan dikirimkan ke otak
Informasi disampaikan oleh sel2 saraf: neuron
Otak
OTAK
OTAK
Otak mengendalikan bagaimana tubuh manusia
bekerja.
Gerakan sadar : Otak SS somatik (mengendalikan
bisep, trisep dan otot2 sadar lainnya
Gerakan tidak sadar : mis detak jantung. Jika olah
raga otak bekerja SS otonom meningkatkan detak
jantung lebih cepat.
Dilindungi
CAIRAN SEREBROSPINAL
Sebagai penahan
goncangan
Section 35-3
Cerebrum
Thalamus
Pineal
gland
Hypothalamus
Cerebellum
Pituitary gland
Pons
Medulla oblongata
Spinal cord
SEREBRUM (1)
Merupakan bagian terbesar otak
Fungsi : mengendalikan mental, tingkah laku,
pikiran, kesadaran, kemauan, kecerdasan,
kemampuan berbicara, bahasa
Terdiri dari 2 hemisfer : kiri dan kanan
Mengandung substansi/jaringan kelabu dan
putih
Hemisfer dipisahkan suatu celah yang dalam
dan dihubungkan kembali oleh corpus
callosum
SEREBRUM (2)
SEREBRUM (3)
Terbagi menjadi bagian2 : LOBUS
1. Lobus frontalis
2. Lobus parietalis
3. Lobus oksipitalis
4. Lobus temporalis
Substansi putih terletak lebih dalam
Otak
besar (Serebrum)
Medula spinalis
Berawal dari medula oblongata ke
arah kaudal mll foramen magnum,
berakhir diantara vertebra L1 dan L2
Penghubung otak dengan seluruh
tubuh/perifer (PNS)
Berperan langsung dalam proses/
gerak refleks
Mengandung 31 psg saraf spinal
serviks +
lumbal
Kauda equina
Konus medullaris
Filum terminale
Lengkung refleks
Refleks
Cepat, otonom, respon yang tidak disadari
Hasil dari reflex arcs/lengkung refleks jalur saraf terpendek
Sensorik
Motorik
Motorik
Mengelilingi substansi
kelabu/gray matter
Membentuk kolom
putih
Funiculus
posterior
Funiculus anterior
Funiculus lateral
Terdiri atas
Akson bermyelin
Akson tanpa
myelin
SEREBELUM
Bagian otak terbesar kedua bag otak
belakang
Berada di bawah serebrum, pada belakang
tengkorak
Berperan dalam koordinasi otot & menjaga
keseimbangan sikap tubuh
Susunan substansi kelabu & putih = serebelum
Hemisfer serebeli mengendalikan tonus otot
dan sikap pada sisinya sendiri >< korteks
serebrum
Pelindung otak
TENGKORAK.
RUAS-RUAS
TULANG BELAKANG.
TIGA LAPISAN SELAPUT OTAK (MENINGES).
DURAMETER : Bersatu dengan tengkorak (melekat
pada tulang)
ARACHNOID : Bantalan untuk melindungi otak dari
bahaya kerusakan mekanik, berisi cairan
serobrospinal (cairan limfa)
PIAMETER : Penuh dengan pembuluh darah, di
permukaan otak, suplai oksigen dan nutrisi,
mengangkut sisa metabolisme.
Saraf Spinal
Tiap
kranial
kranial
kranial
kranial
kranial
kranial
kranial
kranial
kranial
kranial
kranial
kranial
I: olfaktorius
II: optikus
III: okulomotorius
IV : trokhlearis
V: trigeminalis
VI: abdusens
VII: fasialis
VIII: vestibulokohlear
IX: glosofaringeal
X : vagus
XI : asesorius
XII: hipoglosus
Stimulasi
Bila
Aktivasi
Simpatis
Sistem asetilkolin
Rest, digest or repose
Saat tubuh tidak aktif
Mis. Digesti, ekskresi,
Sistem adrenergik
Fight, Flight or Fright
Saat tubuh aktif
Mis. Berkeringat nafas
urinasi
Menyimpan energi
Segmen spinal
kraniosakral (CN III,
VII, IX, X & S2-4)
dalam , peningkatan
denyut jantung
Menggunakan energi
Segmen spinal
torakolumbal (T1-L2)
Simpatis
Serabut
Serabut
praganglionik
pendek/ pasca
ganglionik panjang
E division : Exercise,
excitement, emergency
& embarrassment
Target Organ
Parasympathetic
Effects
Sympathetic
Effects
Eye (Iris)
Stimulates
constrictor muscles.
Pupil constriction
Stimulates dilator
muscles. Pupil
dilates.
Stimulates. Lens
accommodates
allows for close
vision
No innervation.
Salivary Glands
Watery secretion
Mucous secretion
Sweat Glands
No innervation
Stimulates sweating
in large amounts
(Cholinergic)
Gallbladder
Stimulates smooth
muscle to contract
and expel bile
Inhibits gallbladder
smooth muscle
Target Organ
Parasympathetic
Effects
Sympathetic
Effects
Cardiac Muscle
Decreases HR
Increases HR and
force of contraction
Coronary Blood
Vessels
Constricts
Dilates
Urinary Bladder;
Urethra
Contracts bladder
smooth muscle;
relaxes urethral
sphincter
Relaxes bladder
smooth muscle;
contracts urethral
sphincter
Lungs
Digestive Organs
Increases peristalsis
and enzyme/mucus
secretion
Decreases glandular
and muscular
activity
Liver
No innervation
No innervation
(indirect effect)
Target Organ
Parasympathetic
Effects
Sympathetic
Effects
Kidney
No innervation
Releases the
enzyme renin which
acts to increase BP
Penis
Vasodilates penile
arteries. Erection
Smooth muscle
contraction.
Ejaculation.
Vagina; Clitoris
Vasodilation.
Erection
Vaginal reverse
peristalsis
Blood Coagulation
No effect
Increases
coagulation rate
Cellular Metabolism
No effect
Increases metabolic
rate
Adipose Tissue
No effect
Stimulates fat
breakdown
Target Organ
Parasympathetic
Effects
Sympathetic
Effects
Mental Activity
No innervation
Increases alertness
Blood Vessels
Little effect
Constricts most
blood vessels and
increases BP.
Exception dilates
blood vessels
serving skeletal
muscle fibers
(cholinergic)
Uterus
Endocrine Pancreas
Stimulates insulin
secretion
Inhibits insulin
secretion
serebri/
Neuritis
jamur
Biasanya,
Bakterial
Virus
Bakteri
Jamur
Herpes simplex
type 1, 2
Neisseria
meningitides
Cryptococcus
neoformans
Cytomegalovirus
Escherichia
Coli
Coccidioides
Ebstein-Barr
Varicella Zoster
Salmonella
typhosa
Haemophilusi
nfluenza
Parasit
Treponema
pallidum
/spirochete
Candida
Toxoplasma
gondii
Aspergillus
Malaria
Leptospira
Taeniasolium
Patogenesis Infeksi
INFEKSI YANG TERJADI SECARA LANGSUNG/ Percontinuitatum / direct
spread /
Terjadi perluasan langsung pus ke SSP
Terjadi destruksi tulang akibat pustulasi
Sinus frontalis
Sinus ethmoidalis
Sinus sphenoidalis
Hematogenous spread
Bakteremia / viremia yang persisten, maksudnya dalah menyebar
melalui peredaran darah
Contoh:
TBC pulmoner/ekstra pulmoner
Pneumonia
Pharyngitis
Abses ginggiva
Endokarditis
Typhoid
Gastroenteritis
Infeksi CMV
Malaria
Infeksi HIV
Neuronal
Virus berjalan asenderens
Contoh:
Herpes Simplex Virus
Rabies Virus
Herpes Zoster Virus
Cara lain:
Penyebaran
bakteri melalui:
Pada Flu: kontak langsung atau bernafas di udara dlm ruangan yang sama,
bersama dg penderita yg terinfeksi.
Bisa juga: sekret dari respirasi, melalui batuk, bersin, ciuman
Lingkungan:
Meningitis
Klinis:
Nyerikepala
Demam
Fotopobia
Meningeal signs +
Ensefalitis
Infeksi yang melibatkan
jaringan parenkim otak
PemeriksaanFisik
3 tanda spesifik: (demam)+penurunan
kesadaran-kejang-defisit neurologis fokal
Penurunan kesadaran
- Gangguan perilaku (gangg. kognitif)
- Gaduh gelisah (delirium)
- Banyak tidur, kontak bisa baik (somnolent)
- Banyak tidur, kontak sulit (stupor)
- Coma
- Paresis sarafkranial, misalnya,
a. Paresis n. XII: disartria
b. Paresis n. II: gangguanvisus
c. Paresis n. X: disfagia
- Gangguanlain:
Ensefalitis
Pemeriksaan Penunjang:
Gold
standard:
analisiscairanserebrospinaldankultur
Head ct scan dengankontras
MRI dengan/tanpakontras
Darahlengkapdankultur
Fotothorax
Konsultasiahli yang terkait:Gigi, THT, Internist,
Bedah, dll.
muncul tiba2
Demam, backpain, kemerahan, udem di
area abses
Berat: paralisis
Terapi: surgical drainage dan IV
antibiotika
Gerakan
Parkirson Disease
Parkinson
Parkinsonism
Penyakit
Etiologi
Hipotesis
Gejala Utama :
Tremor waktu saat istirahat
Rigiditas
Akinesia / bradikinesia
Postural instabiliity
Parkinson
ETIOLOGI:
1.Teori Penuaan yg cepat
(Accelerated Aging Theory)
-Kematian
neuron
dopaminergik ~dg umur
-Mek.anti oksidatif
protektif menurun ~ dg
umur.
-Kadar Gluthation
peroksidase&katalase
menurun
MPTP(
3.Teori Genetik
DEMENSIA
Forgetfulness
( mudah lupa )
Mild Cognitif Impairment ( Ggn
Kognitif ringan )
Kepikunan ( Demensia )
Demensia : Hilangnya fungsi kognisi
multi dimensi yg berkelanjutan akibat
kerusakan organik SSP tanpa disertai
penurunan kesadaran / aurosal.
Demensia
: Ditandai pe fs.intelek yg
berhub. dg
Ggn kognisi & perilaku shg
kemunduran dlm aktivitas hariannya.
Ggn memori ( gejala awal ),diikuti
o/ ggn berbahasa, ggn praksis,
orientasi, visuospasial & pengambilan
keputusan. ggn kepribadian &
perilaku.
Subtype Demensia :
1. Demensia Alzheimer >>> ( 50-55%)
2. Demensia Vaskuler
3. Demensia akibat infeksi ( HIV )
4. Demensia akibat trauma kapitis
5. Demensia akibat peny.parkinson
6. Demensia akibat peny.Huntington
7. Demensia akibat peny.Pick
8. Demensia akibat peny.Creutzfeld Jacob
9. Demensia akibat peny.umum yg berat
10.Demensia akibat intoksikasi
Peny. Alzheimer
50 60 %
Demensia vaskular
10 30 %
Depresi
5 15 %
Alkoholik
1 10 %
Ggn metabolik
1 10 %
Intoksikasi
1 10 %
Demensia Alzheimer
> 50 %
Usia > 40
Reaksi
PATOLOGI
Infeksi
virus (dulu)
Kelainan
imunologik
- Primary immune response
- Immune mediated process
75
Umumnya
Interval
ETIOLOGI
Penyebab
pneumoniae).
Post
anestesi dsb.
ETIOLOGI
Tanda
Kelemahan
Progresitas
GAMBARAN KLINIK
Kelemahan
GAMBARAN KLINIK
GAMBARAN KLINIK
Hipotoni
GAMBARAN KLINIK
Fungsi
Proses
penyembuhan 2 4 minggu
terhentinya progresivitas klinik,
namun dpt tertunda selama 4 bln.
Klinis,
Epilepsi
Migrain
Epilepsi
suatu
Kejang
Manifestasi
Setiap
30%nya
Agak
Epidemiologi
Etiologi
Epilepsi
Banyak
Diagnosis
Pasien
didiagnosis
epilepsi jika mengalami
serangan kejang secara
berulang
Untuk menentukan jenis
epilepsinya, selain dari
gejala, diperlukan
berbagai alat diagnostik :
EEG
CT-scan
MRI
Lain-lain
Klasifikasi epilepsi
Berdasarkan tanda klinik
dan data EEG, kejang
dibagi menjadi :
kejang umum (generalized
seizure) jika aktivasi
terjadi pd kedua
hemisfere otak secara
bersama-sama
kejang parsial/focal
jika dimulai dari daerah
tertentu dari otak
Myoclonic seizure
biasanya tjd pada pagi hari, setelah bangun tidur
pasien mengalami sentakan yang tiba-tiba
jenis yang sama (tapi non-epileptik) bisa terjadi pada pasien
normal
Atonic seizure
jarang terjadi
pasien tiba-tiba kehilangan kekuatan otot jatuh, tapi bisa
segera recovered
partial seizures
partial seizures
Mengontrol
Strategi Terapi
Mencegah atau menurunkan lepasnya muatan listrik
syaraf yang berlebihan melalui perubahan pada
kanal ion atau mengatur ketersediaan neurotransmitter
Sasaran Terapi
Monoterapi
Menurunkan potensi AE
Meningkatkan kepatuhan pasien
Hindari
sedatif
Jika
Pemberian
epilepsinya
Mulai
epilepsi
Monitoring
Lama
Jangan
Non
farmakologi :
: menggunakan obat-obat
antiepilepsi
Penatalaksanaan Terapi
DEFINISI :
Nyeri kepala yang bersifat familial
dengan karakteristik serangan yang
berulang-ulang, serta intensitas,
frekuensi dan lamanya sangat bervariasi.
Nyeri kepala biasanya unilateral,
umumnya disertai anoreksia, mual dan
muntah, dalam beberapa kasus didahului
/ bersamaan dengan gangguan
neurologik
MIGRAIN
KLASIFIKASI :
The International Headache Society (1988) :
PATOGENESIS
Bervariasi
PREVALENSI
Bells
DEFINISI
Bell's
Bell's Palsy
PENYEBAB
Penyebabnya
GEJALA
Bell's
DIAGNOSA
Diagnosis
G60
Neuropati herediter dan idiopatik
Kecuali:
radiculitis NOS (M54.1), neuralgia NOS (M79.2), neuritis NOS (M79.2)
neuritis perifer pada kehamilan (O26.8)
G60.0 Neuropati motorik dan sensorik herediter
Neuropati motorik dan sensorik herediter, tipe-tipe I-IV
Neuropati hipertrofi bayi, atrofi muskulus Peroneus (tipe axon)(tiper hipertrofi)
Penyakit: Charcot-Marie-Tooth, Djerine-Sottas
Sindroma Roussy-Lvy
G60.1 Penyakit Refsum
G60.2 Neuropati yang berhubungan dengan ataxia herediter
G60.3 Neuropati progresif idiopatik
G60.8 Neuropati herediter dan idiopatik lainnya
Penyakit Morvan, sindroma Nelaton,
Neuropati sensoris:yang diwarisi secara dominan atau resesif
G60.9 Neuropati herediter dan idiopatik, tidak dijelaskan
G61
Polineuropati peradangan
G61.0 Guillain-Barr syndrome
Polineuritis (pasca-)infektif akut
G61.1 Neuropati serum
G61.8 Polineuropati peradangan lainnya
G61.9 Polineuropati peradangan, tidak dijelaskan
G62
Polineuropati lainnya
G62.0 Polineuropati akibat obat
G62.1 Polineuropati alkoholik
G62.2 Polineuropati akibat zat toksik lainnya
G62.8 Polineuropati lain yang dijelaskan
Polineuropati akibat radiasi
G62.9 Polineuropati, tidak dijelaskan
Neuropati NOS
G63.2*
Polineuropati diabetikum (E10-E14 , karakter keempat .4)
G63.3*
Polineuropati pada penyakit endokrin dan metabolik lain (E00-E07, E15-E16, E20-E34, E70-
Polyneuropati
dan gangguan lain pada system saraf
tepi
Myastenia
gravis
Muscular distrophy
Miopaty akibat obat, alkoholik,zat toksik
Miastenia gravis
Definisi :
penyakit autoimun akibat
KLASIFIKASI :
Golongan
I : m. Ocular
Golongan
Gol.
Gol.
Iv : krisis miastenia
ETIOLOGI
Penyakit autoimun
erat kaitannya peny. A utoimun
lainnya : tirotoksikosis,
miksedema, arthritis, ra. Les
PATOFISIOLOGI
* Kerusakan reseptor asetilkolin
postsinaps (achrs) neuromuscular
junction akb antibody spesifik
human nicotinic acetylcholine
receptor (achr). (Sekarang)
* igg autoimun merangsang
pelepasan thymin sehingga
kadar astilkolin . (dulu)
GAMBARAN KLINIK
* Kelemahan / kelumpuhan otot
yang berulang setelah aktivitas
dan
Leher
: kesulitan mengangkat
kepala dari posisi tidur
Proximal limb
:
kesulitan mengangkat
lengan diatas level bahu
Berdiri dari kursi rendah,
keluar dari bath mandi.
Trunkus : gangguan pernapasan,
sulit duduk dari posisi tidur.
Distal limb : lemah otot tangan,
pergelangan kaki dan kaki.