Anda di halaman 1dari 16

Makalah

Pornografi

Disusun Oleh :

1. Mulya Romadon Siregar Nim (2274201073)


2. Sukri Aldo Nim (2274201161)

Dosen Pengampu : Rusniati Harahap S.H., M.H.

YAYASAN PENDIDIKAN PERSADA BUNDA


PEKAN BARU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang “Anti Korupsi”.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Sebagai penyusun, kami
menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata
bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah
ini. Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.

Gunungtua, Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN UMUM
A. Teori – teori tentang Pornografi ..................................................................... 3
B. Pendapat Para Ahli ........................................................................................ 4
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian Pornogarafi ................................................................................... 6
B. Sumber-Sumber Pornografi ........................................................................... 7
C. Penyebab Anak-Anak Mengakses Pornografi ............................................... 7
D. Bahaya Pornografi Pada Anak ....................................................................... 8
E. Pencegahan Agar Anak Terhindar dari Bahaya Pornografi ........................... 9

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 12

B. Saran ............................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat sekarang ini kebutuhan akan informasi sebagai ilmu pengetahuan sangat
penting bagi kemajuan bangsa kita agar tidak tertinggal dengan negara lain. Untuk
mengimbangi hal itu, pemerintah telah menyediakan dan memberi akses masuk bagi
penyedia layanan informasi tersebut, seperti media elektronik maupun media cetak.
Sarana informasi tersebut telah berkembang dengan pesatnya di negara kita. Misalnya
internet, Internet merupakan salah satu sarana informasi berteknologi tinggi, cukup
dengan duduk di depan layar yang ukurannya beberapa inchi saja kita sudah dapat
memperoleh berbagai informasi dari segala penjuru dunia. Demikian pula halnya
dengan televisi, handphone, dan berbagai media elektronik dan media cetak lainnya,
masing-masing memiliki kelebihan dalam menyajikan informasi. Kemudahan
mendapatkan berbagai informasi tersebut tentu sangat bagus bagi negara kita yang
sedang berkembang namun dapat pula menjadi boomerang jika kita menyalahgunakan
penggunaan teknologi penyedia informasi itu. Misalnya anak-anak mengakses situs-
situs porno di internet tanpa adanya larangan dan peraturan dari penyedia informasi
tersebut, atau dengan menonton tontonan yang tidak mendidik di televisi, bahkan
anak-anak dengan mudahnya mendapatkan majalah dewasa yang banyak dijual di
pinggiran jalan.
Kondisi ini diperparah dengan kurangnya perhatian dari orang-orang di sekitar
anak dan lemahnya kontrol dari pemerintah tentang penggunaan media-media
berteknologi canggih ini. Ditambah lagi degan tersedianya kafe-kafe penyedia
layanan informasi seperti warnet yang tumbuh subur akhir-akhir ini di negara kita.
Semua orang telah dapat menggunakan teknologi informasi tersebut tanpa harus
membeli peralatannya, namun cukup dengan menyewanya saja dengan harga yang
cukup terjangkau, yaitu berkisar antra Rp2.000-4.000 perjam. Dengan harga yang
murah tersebut penyewa sudah dapat menjelajah dunia maya yang tak berbatas itu.
Tidak tertutup kemungkinan penyewanya adalah anakanak usia SD yang rasa ingin
tahunya sangat tinggi, sehingga pngaksesan situs-situs terlarang bagi anak tidak dapat
dihindari. Dampak dari penyalahgunaan media tersebut sangat berpengaruh terhadap
tingkah laku anak-anak. Hal ini dapat kita lihat dari cara berbicara anak yang suka
mengeluarkan katakata kotor, melawan pada orang tua, suka menghayal dan
terjadinya penurunan pada tingkat belajar anak. Anak cenderung jadi pemalas dan
1
sulit berkonsentrasi Kita sebagai anggota keluarga tentu tidak mau hal itu menimpa
anak, adik, keponakan atau anggota keluarga ktia lainnya, karena anak-anak adalah
calon penerus bangsa kita . Jika generasi penerusnya sudah mengalami pengrusakan
moral, bagaimana negara kita ini bisa akan maju? Untuk itu peran kontrol orang tua,
sekolah, pemerintah dan pihak-pihak yang ada di dekat anak sangat diperlukan agar
anak-anak dapat tumbuh sehat dan normal.

B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah dari Makalah ini adalah :
1. Apa Pengertian Pornogarafi ?
2. Apa saja Sumber-Sumber Pornografi ?
3. Apa Penyebab Anak-Anak Mengakses Pornografi ?
4. Apa Bahaya Pornografi Pada Anak?
5. Bagaimana Pencegahan Agar Anak Terhindar dari Bahaya Pornografi?

C. Tujuan
Tujuan dari makalah Ini adalah Untuk Mengetahui :
1. Apa Pengertian Pornogarafi ?
2. Apa saja Sumber-Sumber Pornografi ?
3. Apa Penyebab Anak-Anak Mengakses Pornografi ?
4. Apa Bahaya Pornografi Pada Anak?
5. Bagaimana Pencegahan Agar Anak Terhindar dari Bahaya Pornografi?

2
BAB II
TINJAUAN UMUM
A. Teori-teori tentang Pornografi
a. Paparan Pornografi
Berdasarkan UU Pornografi (UU RI No. 44, 2008), pornografi didefinisikan
sebagai gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak,
animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui
berbagai bentuk media komunikasi/ pertunjukan di muka umum, yang memuat
kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam
masyarakat. Pornografi dari bahasa Yunani secara Harfiah adalah tulisan
tentang atau gambar tentang pelacur (kadang kala juga disingkat menjadi porn
atau porno) adalah penggambaran tubuh manusia atau perilaku seksual
manusia secara terbuka (eksplisit) berbeda dari erotika, dapat dikatakan,
pornografi adalah bentuk ekstrem/vulgar dari erotika. Erotika sendiri adalah
penjabaran fisik dari konsep-konsep erotisme. Kalangan industri pornografi
kerap kali menggunakan istilah erotika dengan motif eufemisme, namun
mengakibatkan kekacauan pemahaman di kalangan masyarakat umum (Dusra,
2017).
b. Jenis-Jenis Pornografi
Berdasarkan Apriadi (2013) kemajuan teknologi komunikasi terus
berkembang, maka konsep pornografi juga telah bergeser dan berkembang.
Dalam wacana porno atau penggambaran tindakan pencabulan (pornografi)
kontemporer ada beberapa varian pemahaman porno yang dapat
dikonseptualisasikan, antara lain:
a. Pornografi, yaitu gambar-gambar perilaku pencabulan atau perbuatan
yang melanggar susila yang lebih banyak menonjolkan tubuh dan alat
kelamin manusia. Sifatnya yang seronok, jorok, 8 vulgar, membuat orang
yang melihatnya terangsang secara seksual (Ningsih, 2016).
b. Pornoteks, yaitu karya pencabulan atau karya yang menunjukkan
perbuatan melanggar susila biasanya tertulis sebagai naskah ceritacerita
atau berita dalam berbagai versi hubungan seksual dalam bentuk narasi,
konstruksi cerita, testimonial, atau pengalaman pribadi secara vulgar,
termasuk pula cerita-cerita buku komik, sehingga pembaca merasa

3
seakanakan menyaksikan sendiri, mengalami atau melakukan sendiri
hubungan seks itu (Ningsih, 2016).
c. Pornosuara, suara atau tuturan, kata-kata dan kalimat-kalimat yang
diucapkan seseorang yang langsung atau tidak langsung bahkan secara
vulgar melakukan rayuan seksual, suara atau tuturan tentang objek seksual
atau aktivitas seksual (Ningsih, 2016). Pornoaksi, yaitu penggambaran
aksi, gerakan, lenggokan, liukan tubuh, penonjolan bagian-bagian tubuh
yang dominan memberi rangsangan seksual sampai dengan aksi
mempertontonkan payudara dan alat vital yang tidak disengaja atau
disengaja untuk membangkitkan nafsu seksual bagi yang melihatnya
(Ningsih, 2016).
d. Porno media, dalam konteks media massa, pornografi, pornoteks,
pornosuara, dan pornoaksi menjadi bagian yang saling terhubung. Dalam
konteks pornografi (cetak-visual) memiliki kedekatan dengan pornoteks,
karena gambar dan teks disatukan dalam media cetak. Sedangkan
pornoaksi dapat bersamaan muncul dengan pornografi (elektronik) karena
ditayangkan di televisi (Ningsih, 2016).
Tayangan pornografi tidak hanya ada di majalah-majalah atau
dikemas dalam bentuk DVD/VCD tetapi seiring perkembangan teknologi
digitalisasi dan internet bisa ditemukan dengan mudah di website. Varian-
varian porno ini menjadi satu 9 dengan media jaringan, seperti internet
yaitu yang sering dikenal dengan Cyber sex, cyber porno, dan
sebagainnya. Dari pemaparan di atas maka peneliti dapat menyimpulkan
bahwa pornografi adalah segala bentuk adegan, gambar, tulisan, suara
yang bersifat vulgar dan dapat menimbulkan rangsangan birahi (Ningsih,
2016).

B. Pendapat Ahli
Berikut ini beberapa definisi pornografi yang dikemukakan oleh para tokoh dan
pakar dari berbagai perspektif
1. Menurut H.B Yassin (almarhum), pornografi adalah setiap tulisan atau gambar
yang ditulis atau digambar dengan maksud sengaja untuk merangsang seksual.
Pornografi membikin fantasi pembaca menjadi bersayap dan ngelayap ke
daerah-daerah kelaminan yang menyebabkan syahwat berkobar-kobar.
4
2. Menurut Muhammad Said (almarhum), pornografi adalah segala apa saja
yang dengan sengaja disajikan dengan maksud untuk merangsang nafsu seks
orang banyak. Ia bisa berupa penulisan atau peragaan bagian-bagian tertentu
tubuh manusia, bisa juga berupa penggambaran adegan yang bersifat intim
dalam kehidupan seksual manusia. (Moh. Said, 1968).
3. Dr. Arif Budiman berpendapat, pornografi adalah sesuatu yang berhubungan
dengan persoalan-persoalan seksual yang tidak pantas diungkapkan secara
terbuka kepada umum.
4. Ade Armando, pakar komunikasi dari UI menyebutkan, bahwa definisi
pornografi adalah suatu tayangan atau tulisan yang bisa menimbulkan
rangsangan seks. (Wawasan, Sabtu 24 Mei 2003).
5. Mantan Hakim Agung Bismar Siregar berpendapat, pornografi dan pornoaksi
adalah segala perbuatan yang nyaris mendekati zina. (Wawasan, Sabtu, 24 Mei
2003)

5
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pornogarafi
Kata pornografi berasal dari dua kata Yunani, porneia yang berarti seksualitas
yang tak bermoral atau tak beretika (sexual immorality) atau yang popular disebut
sebagai zinah; dan kata grafe yang berarti kitab atau tulisan. Kata
kerja porneuw (porneo) berarti melakukan tindakan seksual tak bermoral (berzinah
= commit sexual immorality ) dan kata benda pornh (porne) berarti perzinahan atau
juga prostitusi. Rupanya dalam dunia Yunani kuno, kaum laki-laki yang melakukan
perzinahan, maka muncul istilah pornoz yang artinya laki-laki yang melakukan
praktik seksual yang tak bermoral.
Tidak ada bentuk kata feminin untuk porno. Kata grafh (grafe) pada mulanya
diartikan sebagai kitab suci, tetapi kemudian hanya berarti kitab atau tulisan. Ketika
kata itu dirangkai dengan kata porno menjadi pornografi, maka yang dimaksudkannya
adalah tulisan atau penggambaran tentang seksualitas yang tak bermoral, baik secara
tertulis maupun secara lisan. Maka sering anak-anak muda yang mengucapkan kata-
kata berbau seks disebut sebagai porno. Dengan sendirinya tulisan yang memakai
kata-kata yang bersangkut dengan seksualitas dan memakai gambar-gambar yang
memunculkan alat kelamin atau hubungan kelamin adalah pornografi1.
Pornografi umumnya dikaitkan dengan tulisan dan penggambaran, karena cara
seperti itulah y ang paling banyak ditemukan dalam mengekspos masalah seksualitas.
Akhir-akhir ini dalam masyarakat kita ada istilah baru yaitu porno aksi. Yang
dimaksudkan kiranya adalah penampilan seseorang yang sedikit banyak menonjolkan
hal-hal seksual, misalnya gerakan-gerakan yang merangsang atau cara berpakaian
minim yang menyingkap sedikit atau banyak bagian-bagian yang terkait dengan alat
kelamin, misalnya bagian dari paha. Tetapi tidak semua penonjolan atau
penyingkapan itu dapat disebut sebagai porno aksi, sebab di kolam renang misalnya,
memang "halal" bagi siapapun untuk berpakaian mini, bahkan memang dengan hanya
berbusana bikini (pakaian renang yang hanya menutup alat kelamin). Jadi soal porno
aksi itu sangat relatif, tergantung motivasi manusianya.

1
http://echopedian.blogspot.com/2012/11/makalah-pengaruh-pornografi-terhadap.html

6
B. Sumber-Sumber Pornografi
Dari pengertian dan kriteria di atas, dapatlah disebutkan sumber-sumber
pornografi yang menonjol akhir-akhir ini yaitu:
1. Tulisan berupa majalah, buku, koran dan bentuk tulisan lain-liannya,
2. Produk elektronik misalnya kaset video, VCD, DVD, laser disc,
3. Gambar-gambar bergerak (misalnya "hard-r "),
4. Program TV dan TV cable,
5. Cyber-porno melalui internet,
6. Audio-porno misalnya berporno melalui telepon yang juga sedang marak
diiklankan di korankoran maupun tabloid akhir-akhir ini

C. Penyebab Anak-Anak Mengakses Pornografi


Berikut ini beberapa faktor yang menyebabkan anak-anak mengakses pornografi,
baik melalui internet sekolah maupun dirumah sendiri, yaitu :
1. Kurangnya pengawasan, pendidikan dan pembinaan dari guru/orang tua
kepada siswa/anaknya tentang bagaimana penggunaan teknologi informasi
seperti hand phone dan internet yang sehat, manfaat teknologi tersebut dan
dampak negative, serta cara menghindarinya 2;
2. Sikap ketertutupan dari guru/orang tua kepada siswa/anak-anak tentang sex
education (Pendidikan sex), akibatnya rasa penasaran yang begitu besar dicari
jawabannya di luar sekolah/rumah, seperti di warnet;
3. Guru/Orang tua yang gagap teknologi (gaptek), sehingga memenuhi
kebutuhan internet disekolah atau untuk anak di rumah/dikamar, tetapi
guru/orang tua sendiri tidak menguasainya, bahkan tidak mengetahui dampak
negatif internet;
4. Kurangnya upaya proteksi oleh guru/orang tua yang memiliki internet
disekolah/di rumah atau di kamar anak-anak, yaitu tidak melengkapinya
dengan software untuk memblokir situs-situs porno;
5. Orientasi keuntungan finansial para pemilik warnet, sehingga siapa pun bisa
menyewa internet termasuk anak-anak atau remaja, bahkan pada jam-jam

2
http://chaylilkusairi.wordpress.com/2012/04/16/makalah-media-dan-pornografi/

7
sekolah. Selain itu ruangan tertutup yang tersedia diwarnet menjadikan anak-
anak merasa nyaman dan aman untuk membuka situssitus porno;
6. Murahnya biaya untuk dapat mengkonsumsi bahkan memiliki foto-foto atau
video porno dengan cara mendownloadnya dari sebuah situs porno dan
menyimpannya pada disket, CD atau flasdisc
7. Sikap keterbukaan masyarakat, termasuk orang tua yang sedikit demi sedikit
tidak menganggap tabu hal-hal yang bersifat pornografi. Akibatnya kontrol
sosial menjadi berkurang terhadap pornografi
8. Banyaknya jumlah situs porno yang setiap hari bertambah dan adanya situs
mesin pencari diinternet seperti Google, semakin mempermudah untuk
mengakses cyberporn.

D. Bahaya Pornografi Pada Anak


Kecanduan pornografi belakangan menjadi isu besar di Indonesia. Kecanduan ini
sering terabaikan, padahal dampak yang ditimbulkan kecanduan pornografi lebih
besar ketimbang kecanduan narkoba. Kecanduan pornografi merupakan trend baru
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang berdampak luas dan dalam waktu
singkat dapat merusak tatanan psikososial masyarakat. Kecanduan pornografi adalah
perilaku berulang untuk melihat hal-hal yang merangsang nafsu seksual, dapat
merusak kesehatan otak dan kehidupan seseorang, serta pecandu pornografi tidak
sanggup menghentikannya 3. “Banyak orang yang mengabaikan dampak pornografi,
padahal efek negatifnya lebih besar daripada narkoba dalam hal merusak otak. Tak
hanya itu, pecandu pornografi juga lebih sulit dideteksi ketimbang pacandu narkoba,”
ujar Dr. Mark B. Kastlemaan, pakar adiksi pornografi dari USA, dalam acara
„Seminar Eksekutif Penanggulangan Adiksi Pornografi‟ di Hotel Grand Kemang,
Jakarta, Senin (27/9/2010). Menurut Dr Mark, pornografi dapat menyebabkan
kerusakan pada lima bagian otak, terutama pada Pre Frontal Corteks (bagian otak
yang tepat berada di belakang dahi).
Sedangkan kecanduan narkoba menyebabkan kerusakan pada tiga bagian otak.
Kerusakan bagian otak ini akan membuat prestasi akademik menurun, orang tidak
bisa membuat perencanaan, mengendalikan hawa nafsu dan emosi, mengambil
3
Deprtemen Agama RI, Madrasah Sejarah Madrasah; Pertumbuhan, Dinamika Dan Perkembangan
DiIndonesia, Jakarta, Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2004.hlm98

8
keputusan dan berbagai peran eksekutif otak sebagai pengendali impuls-impuls.
Bagian inilah yang membedakan manusia dengan binatang.Pada pecandu pornografi,
Dr. Mark menjelaskan, otak akan merangsang produksi dopamin dan endorfin, yaitu
suatu bahan kimia otak yang membuat rasa senang dan merasa lebih baik. Dalam
kondisi normal, zat-zat ini akan sangat bermanfaat untuk membuat orang sehat dan
menjalankan hidup dengan lebih baik. Tapi dengan pornografi, otak akan mengalami
hyper stimulating (rangsangan yang berlebihan), sehingga otak akan bekerja dengan
sangat ekstrem dan kemudian mengecil dan rusak.

E. Pencegahan Agar Anak Terhindar dari Bahaya Pornografi


Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa diterapkan supaya anak terhindar dari
bahaya dan pengaruh pornografi.
a. Ketegasan Orang tua Lakukan hal ini secara bijaksana dan lembut. Tunjukkan
sikap bersahabat dengan Anak sehingga tidak ada jarak antara anak dan orang
tua. Orang tua berhak mengambil keputusan yang terbaik bagi anak. Orangtua
berhak mengetahui siapa teman anak, dan tempat bermain anak
b. Berikan contoh yang baik Kepada Anak Orangtua adalah yang pertama kali
akan dicontoh anak di rumah. Jika ingin anak berperilaku baik, Anda juga
harus melakukan hal yang sama. Jangan malah ikut-ikutan mengunduh
(mendownload) video porno4.
c. Pasang pengaman di komputer atau televisi Saat ini tersedia banyak software
yang bisa digunakan untuk mencegah dibukanya situs-situs porno di internet
atau saluran-saluran khusus dewasa di televisi. Pasanglah software itu di
rumah sebagai pengamanan.
d. Kontrol password internet Jangan berlakukan sistem otomatis pada sambungan
internet di rumah, melainkan terapkan sistem manual. Saat anak masih kecil,
yang boleh mengetahui password ini hanya Anda dan pasangan. Ganti
password secara teratur supaya keamanannya terjaga.
e. Letakkan komputer atau televisi di ruang publik Maksudnya, ruangan yang
dipakai bersama-sama anggota keluarga lain, misalnya ruang keluarga.
Dengan demikian, Anda bisa mengawasi apa saja yang sedang ditonton atau
4
Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren : Study Tentang Pandangan Hidup Kyai, Jakarta,
LP3ES.1982 hlm78

9
diakses anak. Hindari memberikan komputer atau televisi pribadi sepanjang
anak belum membutuhkannya. Namun, jika ia memilikinya, Anda harus
mengetahui password komputer atau akun jaringan sosialnya supaya tetap bisa
melakukan pengawasan terhadap anak.
f. Buat aturan soal internet Selain menentukan waktu pemakaian internet,
tentukan juga apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat menggunakan
internet.
g. Jangan berikan ponsel canggih Kalau anak memang membutuhkan ponsel,
berikan ponsel yang paling sederhana, tanpa kamera, video, ataupun internet.
Ponsel seperti itulah yang ia butuhkan saat ini. Katakan padanya bahwa fungsi
utama ponsel adalah untuk berkomunikasi. Jika memerlukan internet, ia bisa
gunakan komputer di rumah.
h. Dampingi saat menonton televisi atau menggunakan internet Sebaiknya Anda
yang memegang remote control-nya. Setiap kali muncul adegan yang kurang
pantas, segera ganti salurannya dan tunjukkan ketidaksukaan Anda. Tujuannya
agar anak menjadi terbiasa dan tahu bahwa yang seperti itu memang tidak
pantas. Ia pun tak akan tertarik pada hal-hal semacam itu meskipun sedang
tidak berada dalam pengawasan Anda. Lakukan tindakan yang sama pada
media lain. Ketika ia sudah lebih besar, Anda bisa berdiskusi soal seks dan
memberikan penjelasan lebih mendalam.
i. Sediakan waktu untuk keluarga Banyak orang mengakses pornografi karena
merasa bosan dan tidak memiliki kegiatan lain5. Inilah sebabnya keluarga
sebaiknya menghabiskan waktu bersama-sama, setidaknya sekali seminggu.
Ajak anak ke taman, makan di luar, atau yang lainnya, supaya ia terhibur.
Diskusikanlah dengannya supaya ia terhibur. Diskusikanlah dengannya
mengenai kegiatankegiatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi rasa bosan.
Dengan demikian, ia tidak berpaling ke televisi atau internet untuk mencari
hiburan.
j. Sertakan mereka dalam kegiatan bermanfaat Daftarkan anak dalam kegiatan
ekstrakurikuler di sekolahnya. Pilihan lain adalah bekerja sama dengan para

5
Hurgronje, Snouck, Aceh , Rakyat dan Adat Istiadatnya, Jakarta, INIS, 1991.hlm56

10
orangtua di sekolah atau lingkungan rumah. Anda bisa menyediakan aktivitas
kecilkecilan untuk mereka, misalnya, mendirikan klub membaca atau melukis.
k. Periksa teman anak Bukan tidak mungkin anak mendapatkan materi
pornografi dari temannya. Jadi, tidak ada salahnya jika Anda cermat memilih
dengan siapa ia bisa bergaul. Kalau tahu bahwa teman anak suka dengan hal-
hal berbau pornografi, bicaralah dengan orangtua teman anak tersebut. Sebagai
sesama orangtua, katakan bahwa Anda menginginkan yang terbaik untuk masa
depan kedua anak. Apabila cara ini tidak berhasil, jauhkan anak dari sang
teman.
l. Libatkan diri dalam kegiatan akademis anak Cari tahu apa saja yang diajarkan
dan yang sedang terjadi di sekolah. Anda bisa berbicara dengan wali kelasnya.
Utarakan keprihatinan Anda tentang isu pornografi. Bekerja samalah
dengannya beserta orangtua lain untuk mencegah murid-murid terekspos pada
hal itu di sekolah. Contohnya, dengan memasang sistem pengaman pada
komputer-komputer di sekolah.
m. Beri penjelasan secara baik-baik dan dengan tenang Jika anak ketahuan
sedang melihat materi pornografi, jangan langsung marah. Tanyakan baikbaik
alasannya. Berilah penjelasan mengapa hal itu tidak pantas untuknya.

11
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pornografi diartikan sebagai tulisan, gambar/rekaman tentang seksualitas yang
tidak bermoral, menonjolkan seksualitas secara eksplisit terang-terangan dengan
maksud utama membangkitkan gairah seksual orang yang melihat atau membacanya,
pornografi merupakan adiksi baru yang tidak tampak pada mata, tidak terdengar oleh
telinga, namun menimbulkan kerusakan otak yang permanen bahkan melebihi
kecanduan narkoba. Kecanduan pornografi adalah perilaku berulang untuk melihat
hal-hal yang merangsang nafsu seksual, dapat merusak kesehatan otak dan kehidupan
seseorang, serta pecandu pornografi tidak sanggup menghentikannya. Pornografi,
terutama pada anak usia SD, dapat menyebabkan kerusakan pada lima bagian otak,
terutama pada Pre Frontal Corteks (bagian otak yang tepat berada di belakang dahi).
Sedangkan kecanduan narkoba hanya menyebabkan kerusakan pada tiga bagian otak.
Kerusakan bagian otak ini akan membuat perkembangan belajar anak menurun, , anak
tidak bisa membuat perencanaan, mengendalikan hawa nafsu dan emosi, mengambil
keputusan dan berbagai peran eksekutif otak sebagai pengendali impuls-impuls.
Bagian inilah yang membedakan manusia dengan binatang.
B. Saran
Bagi orang tua yang memiliki anak yang rentan terhadap bahaya pornografi,
terutama anak-anak pada usia SD hendaknya memberikan perhatian lebih dan kontrol
penuh pada anaknya, seperti mengetahui kegiatan keseharian anak,dan teman bermain
anak. Karena orang tua adalah sebagai orang terdekat anak dan orang yang lebih
mengerti dan memahami kondisi anak. Selain itu perlulah hendaknya dilakukan suatu
pembinaan dan pengawasan dari semua kalangan, khususnya untuk anak-anak yang
rentan terhadap pornografi, agar bisa terhindar dari bahaya kecanduan pornografi
tersebut yaitu rusaknya otak anak ,sehingga perkembangan belajar anak menjadi
tergaggu akhirnya anak gagal dalam bidang akademik

12
DAFTAR PUSTAKA
http://echopedian.blogspot.com/2012/11/makalah-pengaruh-pornografi-terhadap.html
http://chaylilkusairi.wordpress.com/2012/04/16/makalah-media-dan-pornografi/
Deprtemen Agama RI, Madrasah Sejarah Madrasah; Pertumbuhan, Dinamika Dan
Perkembangan DiIndonesia, Jakarta, Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2004.
Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren : Study Tentang Pandangan Hidup Kyai,
Jakarta, LP3ES.1982
Hurgronje, Snouck, Aceh , Rakyat dan Adat Istiadatnya, Jakarta, INIS, 1991.

13

Anda mungkin juga menyukai