kelaminnya.
Usia Remaja
Pada saat ini, seorang remaja akan mengalami banyak perubahan
secara seksual. Anda perlu lebih intensif menanamkan nilai moral
yang baik kepadanya. Berikan penjelasan mengenai kerugian seks
bebas seperti penyakit yang ditularkan dan akibat-akibat secara
emosi.
Menurut penelitian, pendidikan seks sejak dini akan menghindari
kehamilan di luar pernikahan saat anak-anak bertumbuh menjadi
remaja dan saat dewasa kelak. Tidak perlu tabu membicarakan seks
dalam keluarga. Karena anak Anda perlu mendapatkan informasi
yang tepat dari orang tuanya, bukan dari orang lain tentang seks.
Karena rasa ingin tahu yang besar, jika anak tidak dibekali
pendidikan seks, maka anak tersebut akan mencari jawaban dari
orang lain, dan akan lebih menakutkan jika informasi seks
didapatkan dari teman sebaya atau Internet yang informasinya bisa
jadi salah. Karena itu, lindungi anak-anak sejak dini dengan
membekali mereka pendidikan mengenai seks dengan cara yang
tepat.
Dengan mengajarkan pendidikan seks pada anak, diharapkan dapat
menghindarkan anak dari risiko negatif perilaku seksual maupun
perilaku menyimpang. Dengan sendirinya anak diharapkan akan
tahu mengenai seksualitas dan akibat-akibatnya bila dilakukan
tanpa mematuhi aturan hukum, agama, dan adat istiadat, serta
dampak penyakit yang bisa ditimbulkan dari penyimpangan
tersebut.
Dalam membicarakan masalah seksual adalah yang sifatnya
sangat pribadi dan membutuhkan suasana yang akrab, terbuka dari
hati ke hati antara orangtua dan anak. Hal ini akan lebih mudah
diciptakan antara ibu dengan anak perempuannya atau bapak
dengan anak laki-lakinya, sekalipun tidak ditutup kemungkinan
dapat terwujud bila dilakukan antara ibu dengan anak laki-lakinya
atau bapak dengan anak perempuannya.
Usahakan jangan sampai muncul keluhan seperti tidak tahu
merasajijik,dansisanyaakanmemikirkanygbukanbukan.Disini
halyangperludiperhatikan.Kitaharusmengurangikatakatayang
dapatdianggapanaksebagaisesuatuyangtabuataujorok.
1.2 RumusanMasalah
1. Apakah pengertian pendidikan seks ?
2. Apa tujuan pendidikan seks ?
3. Apa manfaat pendidikan seks ?
4. Seberapa Pentingkah pendidikan seks pada anak Sekolah Dasar
itu?
5. Bagaimana penyampaian pendidikan seks pada anak Sekolah
Dasar?
1.3 Tujuan penelitian
1. Mengetahui pengertian pendidikan seks.
2. Mengetahui tujuan pendidikan seks.
3. Mengetahui manfaat pendidikan seks.
4. Mengetahui pentingnya pendidikan seks pada anak Sekolah
Dasar.
5. Mengetahui penerapan pendidikan seks pada anak Sekolah
Dasar.
1.4 Manfaat Penelitian
a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi
baru atau data ilmiah sebagai masukan kepada ilmu pengetahuan,
terutama dalam pendidikan seks.
b. Lembaga pendidikan , sebagai bahan informasi supaya setiap
sekolah dapat meningkatkan program pendidikan seks yang tepat
bagi siswa.
c. Bagi orang tua, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi untuk membekali anak untuk memperoleh
pengetahuan dan penerangan tentang pendidikan seks.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendidikan Seks
Pendidikan seks merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan
tentang fungsi organ reproduksi dengan menanamkan moral, etika,
serta komitmen agama agar tidak terjadi "penyalahgunaan" organ
reproduksi tersebut.
Pengertian seksual secara umum adalah sesuatu yang berkaitan
dengan alat kelamin atau hal-hal yang berhubungan dengan
perkara - perkara hubungan intim antara laki-laki dengan
perempuan
Menurut kamus, kata "pendidikan" berarti "proses pengubahan
sikap dan tata laku kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Sedangkan kata
seks mempunya dua pengertian. Pertama, berati jenis kelamin dan
yang ke dua adalah hal ihwal yang berhubungan dengan alat
kelamin, misalnya persetubuhan atau sanggama. Padahal yang
disebut pendidikan seks sebenarnya mempunyai pengertian yang
jauh lebih luas, yaitu upaya memberikan pengetahuan tentang
perubahan biologis, psikologis, dan psikososial sebagai akibat
pertumbuhan dan perkembangan manusia.
Pada umumnya orang menganggap bahwa pendidikan seks hanya
berisi tentang pemberian informasi alat kelamin dan berbagai
macam posisi dalam berhubungan kelamin. Hal ini tentunya akan
membuat para orangtua merasa khawatir. Untuk itu perlu
diluruskan kembali pengertian tentang pendidikan seks. pendidikan
seks berusaha menempatkan seks pada perspektif yang tepat dan
mengubah anggapan negatif tentang seks. Dengan pendidikan seks
kita dapat memberitahu anak-anak usia sekolah dasar bahwa seks
adalah sesuatu yang alamiah dan wajar terjadi pada semua orang,
selain itu juga dapat diberitahu mengenai berbagai perilaku seksual
berisiko sehingga mereka dapat menghindarinya.
mereka.
3) Pelecehan seksual saat ini semakin marak terjadi di seluruh
dunia, sehingga pendidikan seks ini dapat berperan aktif dalam
menangani masalah penganiayaan dan pelecehan seksual ini.
4) Pengetahuan seks yang mereka dapat dari sekolah akan jauh
lebih baik ketimbang harus membiarkan mereka mencari sendiri
informasi tentang materi seks dan pornografi dari internet. Karena
terkadang informasi yang mereka dapat dari internet itu hanya
akan menyesatkan mereka dan menimbulkan pemahaman yang
salah.
2.3 Manfaat Pendidikan Seks pada Anak SD
1. Mengerti dan memahami dengan peran jenis kelaminnya
Dengan diberikannya pendidikan seksualitas pada anak, seorang
anak laki-laki diharapkan tumbuh dan berkembang menjadi lakilaki seutuhnya, begitu pula dengan anak perempuan, diharapkan
tumbuh dan berkembang menjadi seorang perempuan seutuhnya.
Sehingga tidak ada lagi yang merasa tidak nyaman dengan peran
jenis kelamin yang dimilikinya.
2. Menerima setiap perubahan fisik yang dialami dengan wajar
dan apa adanya
Masa kanak-kanak adalah masa dimana seorang manusia sedang
mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik
maupun psikis. Terutama saat mereka mulai memasuki masa
pubertas, dimana perubahan fisik dan psikis mengalami tahap
paling cepat dibandingkan dengan masa sebelum dan sesudahnya.
Dengan diberikannya pendidikan seksualitas menjadikan anakanak mengerti dan paham tentang bagaimana mereka menyikapi
perubahan-perubahan tersebut, sehingga mereka tidak akan merasa
asing, kaget, bingung, dan takut saat menghadapinya
3. Menghapus rasa ingin tahu yang tidak sehat
Sebaiknya, orang-orang terdekat seperti orang tua dan guru bisa
menjadi sosok yang menyenangkan bagi anak untuk bisa
memenuhi rasa ingin tahunya yang menggebu tentang banyak hal
termasuk tentang seksualitas. Ini dimaksudkan agar anak tidak
memutuskan untuk mencari tahu jawaban akan pertanyaanpertanyaannya melalui teman, komik, VCD, ataupun media lainnya
yang tidak menjamin anak mendapatkan informasi yang sebenarbenarnya.
4. Memperkuat rasa percaya diri dan bertanggung jawab pada
dirinya
Percaya diri akan timbul jika seorang anak sudah merasa nyaman
dengan dirinya. Anak akan merasa nyaman pada dirinya jika telah
mengetahui setiap bagian dari dirinya juga fungsi dari bagianbagian tersebut. Sehingga, anak akan mengetahui apa yang boleh
dan yang tidak boleh dilakukan. Pada akhirnya, anak akan mulai
belajar untuk bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
5.
Mengerti dan memahami betapa besarnya kuasa Sang
Pencipta
Pemahaman tentang bagian-bagian dan fungsi-fungsi yang ada
pada tubuhnya akan membuat anak semakin mengerti dan
memahami betapa luar biasanya ciptaan Tuhan YME.
Keluarga merupakan faktor utama pembentukan kepribadian
seorang anak agar menjadi sosok yang diharapkan. Karena dari
lingkungan keluarga anak mulai belajar mengenal dirinya,
membentuk dirinya menjadi seseorang yang memiliki pandangan
diri. Melalui jalinan kerjasama antara orang tua dengan berbagai
pihak yang dapat dipercaya, antara lain pihak guru sebagai
Pembina bagi anak saat di sekolah untuk membantu kita memenuhi
hak anak agar menjadi manusia seutuhnya. Meskipun ada banyak
pihak yang telah membantu mensiasati masalah ini, orang tua tidak
bisa langsung lepas tangan begitu saja. Lagi-lagi orang tua
diharapkan mampu menjadi sosok pendukung, penyaring, dan
penguat terhadap apa yang telah anak pelajari dari pihak-pihak
yang telah membantu. Untuk itulah, diperlukan kerjasama yang
baik antara orang tua dengan berbagai elemen pendukung, agar
tercipta tumbuh kembang anak yang utuh dan optimal.
anak dan remaja. Tetapi yang terjadi di lapangan justru orang tua
bersikap apatis dan tidak berperan aktif untuk memberikan
pendidikan seks sejak usia dini kepada anaknya. Mereka
beranggapan bahwa pendidikan seks akan diperoleh anak seiring
berjalannya usia ketika ia sudah dewasa nanti. Mereka seolah
menyerahkan pendidikan seks kepada pihak sekolah sebagai
sumber ilmu bagi anaknya. Padahal pendidikan seks sendiri
belum diterapkan secara khusus dalam kurikulum sekolah.
Kurangnya pengetahuan orang tua terhadap kebutuhan anaknya
sendiri dalam mengahadapi tuntutan zaman yang semakin
berkiblat ke arah barat menjadi faktor utama belum
tersampaikannya pendidikan seks sejak usia dini di lingkup
keluarga. Hasil penelitian yang dikutip dari sebuah Jurnal
Pemikiran Alternatif Pendidikan mengenai Pendidikan Seks pada
Usia Dini oleh Moh. Roqib menunjukkan bahwa 97,05%
mahasiswa di Yogyakarta telah kehilangan keperawanannya.
Nyaris 100% atau secara matematis bisa disepadankan dengan 10
gadis dari 11 gadis sudah tidak perawan yang diakibatkan oleh
hubungan seksual. Fakta yang sangat memprihatinkan melihat
kondisi remaja saat ini yang tengah terancam dalam
mempertahankan kesucian dirinya baik karena paksaan atau
karena sama-sama suka saat melakukannya (free sex). Hal ini
menunjukkan bahwa perlunya pendidikan seks untuk diberikan
sejak usia dini guna memberikan informasi dan mengenalkan
kepada anak bagaimana ia harus menjaga dan melindungi organ
tubuhnya dari orang yang berniat jahat terhadap dirinya.
Pandangan masyarakat sepertinya masih terlalu sempit dalam
mengartikan seks yang hanya dianggap sebagai aktivitas mesum
hingga ke hal-hal yang lebih intim. Makna seks sebenarnya
menurut KBBI adalah jenis kelamin, maksudnya disini adalah jenis
kelamin yang membedakan pria dan wanita secara biologis.
Namun karena kurangnya pengetahuan para orang tua itulah
yang menjadikan pendidikan seks belum diajarkan kepada anak