Anda di halaman 1dari 48

HUBUNGAN LAMA WAKTU PEMAKAIAN SIKAT

GIGI DENGAN STATUS KESEHATAN GINGIVA

PADA MAHASISWA PREKLINIK PSKG FK UNSRI

ANGKATAN 2015 – 2016

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:

Ahmad Roisulwaton

04031381520054

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PALEMBANG

2019
HUBUNGAN LAMA WAKTU PEMAKAIAN SIKAT

GIGI DENGAN STATUS KESEHATAN GINGIVA

PADA MAHASISWA PREKLINIK PSKG FK UNSRI

ANGKATAN 2015 – 2016

Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh Gelar

Sarjana Kedokteran Gigi Universitas Sriwijaya

Oleh:

Ahmad Roisulwaton

04031381520054

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PALEMBANG

2019
HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN LAMA WAKTU PEMAKAIAN SIKAT GIGI


DENGAN STATUS KESEHATAN GINGIVA PADA
MAHASISWA PRE KLINIK PSKG FK UNSRI
ANGKATAN 2015 – 2018

Oleh:
AHMAD ROISULWATON
04031381520054

Proposal ini telah disetujui dan diajukan mengikuti seminar proposal di Program
Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

drg. Sukarman, M.Kes. drg. Hema Awalia, MPH.

i
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN......................................................................i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………... ii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………... iv
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………....... v
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………... 3
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………… 3
1.3.1 Tujuan Umum …………………………………………………… 3
1.3.2 Tujuan Khusus …………………………………………………... 3
1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………………...... 3
1.4.1 Bagi Peneliti ……………………………………………………... 3
1.4.2 Bagi Institusi …………………………………………………...... 3
1.4.3 Bagi Masyarakat ………………………………………………… 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sikat Gigi ……………………………………………………………… 5
2.1.1 Definisi ………………………………………………………....... 5
2.1.2 Syarat Ideal ……………………………………………………… 5
2.1.3 Lama waktu Pemakaian …………………………………………. 6
2.1.4 Metode Menyikat Gigi …………………………………………... 8
2.1.5 Waktu dan Frekuensi Menyikat Gigi ……………………………. 12
2.2 Gingiva Sehat ………………………………………………………..... 13
2.2.1 Pengertian ……………………………………………………….. 13
2.2.2 Pembagian ……………………………………………………….. 14
2.2.3 Kriteria Gingiva Sehat …………………………………………... 16
2.2.4 Pengukuran Status Kesehatan Gingiva ………………………….. 17
2.3 Hubungan Lama Waktu Pemakaian Sikat Gigi dan Status Kesehatan
Gingiva ………………………………………………………………… 20
2.4 Kerangka Teori ………………………………………………………... 22
2.5 Hipotesis ………………………………………………………………. 22
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian …………………………………………………………23
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………………. 23
3.3 Populasi dan Sampel …………………………………………………... 24
3.3.1 Populasi ………………………………………………………….. 24
3.3.2 Sampel …………………………………………………………....24
3.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ……………………………………..25
3.4 Variabel Penelitian …………………………………………………….. 25
3.5 Definisi Operasional …………………………………………………... 26

ii
3.6 Kerangka Konsep ……………………………………………………… 27
3.7 Alat dan Bahan Penelitian …………………………………………….. 27
3.7.1 Alat ………………………………………………………………. 27
3.7.2 Bahan ……………………………………………………………. 28
3.8 Prosedur Penelitian ……………………………………………………. 28
3.8.1 Tahap Persiapan …………………………………………………. 28
3.8.2 Tahap Pelaksanaan ………………………………………………. 29
3.9 Analisis Data …………………………………………………………... 32
3.10 Alur Penelitian ……………………………………………………….. 33
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 34
LAMPIRAN .................................................................................................37

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kriteria Pengukuran Indeks Plak ………..……………………….. 18

Tabel 2. Kriteria Pengukuran Modified Gingival Index ……………………19

Tabel 3. Skor Modified Gingival Index …………………………………….20

Tabel 4. Tabel Rencana Waktu Kegiatan Penelitian ……………………….23

Tabel 5. Definisi Operasional ………………………………………………26

Tabel 6. Kriteria Pengukuran Plak Gigi ………..……………………….. 29

Tabel 7. Kriteria Pengukuran Modified Gingival Index ……………………30

Tabel 8. Skor Modified Gingival Index …………………………………….31

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Syarat ideal sikat gigi …………………………………………... 6

Gambar 2 Sikat gigi yang dipakai selama 1 – 3 bulan …………………….. 6

Gambar 3 Sikat gigi yang lama (pemakaian > 3 bulan) ……………………7

Gambar 4 Vertikal ………………………………………………………….8

Gambar 5 Horizontal ……………………………………………………….9

Gambar 6. Roll ……………………………………………………………..10

Gambar 7 Bass ……………………………………………………………...11

Gambar 8. Sirkuler ………………………………………………………….11

Gambar 9 Gambaran Anatomi Gingiva ……………………………………..14

Gambar 10 Gambaran gingiva sehat ………………………………………...15

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Kuisioner Sampel Penelitian ……………………….. 37

Lampiran 2. Dummy Table………………………..……………………….. 40

vi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gingiva merupakan bagian mukosa rongga mulut yang mengelilingi gigi

dan menutupi linggir (ridge) alveolar yang berfungsi melindungi jaringan di

bawah pelekatan gigi terhadap pengaruh lingkungan rongga mulut.1 Gingiva yang

sehat berwarna merah muda, tepinya seperti pisau, menutupi susunan gigi – geligi

dengan mengikuti konturnya.2

Kesehatan jaringan gingiva sangat dipengaruhi oleh kebersihan gigi dan

mulut seseorang. Semakin buruk tingkat kesehatan gigi dan mulut maka jaringan

gingiva akan mudah mengalami peradangan atau yang disebut gingivitis.2 Upaya

mencegah penumpukan plak yang dapat menyebabkan inflamasi pada gingiva

yang paling efektif adalah dengan menyikat gigi.3

Menyikat gigi merupakan pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut yang

paling umum dilakukan oleh masyarakat Indonesia.4 Banyak faktor yang

mempengaruhi kesehatan gingiva salah satunya adalah sikat gigi yang sudah lama

karena tidak efektif dalam menghilangkan plak.6 Setiap orang memiliki kebiasaan

tertentu terhadap lama waktu pemakaian sikat gigi, rata – rata lama waktu

pemakaian sikat gigi berkisar 2,5 hingga 6 bulan.4

Dalam beberapa kasus kebanyakan orang mendasarkan keputusan mereka

untuk kapan harus mengganti sikat gigi mereka pada tingkat bulu sikat gigi telah

lentur dan melebar.5 Dental professionals merekomendasikan sikat gigi diganti

setiap tiga bulan. The American Dental Association juga merekomendasikan dan

1
2

menyatakan bahwa sikat gigi yang sudah lama dipakai tidak efektif dalam

menghilangkan bakteri plak dan bulu sikat gigi yang sudah rusak dapat melukai

gusi.6

Sikat gigi dengan pemakaian waktu yang lama kurang efektif untuk

menghilangkan plak. Beberapa penelitian telah menyelidiki efek dari pemakaian

sikat gigi yang dipakai dalam waktu yang lama dengan bulu sikat yang sudah

rusak dapat melukai gusi.7 Berdasarkan penelitian Glaze & Wade. (2011),

menyatakan bahwa sikat gigi dengan pemakaian waktu yang lama kurang efektif

dalam menghilangkan plak dari pada sikat gigi baru dan menyimpulkan bahwa

penghapusan plak menurun dengan meningkatnya lama waktu pemakaian sikat

gigi dan menyarankan kembali sikat gigi itu diganti untuk memastikan kontrol

plak yang optimal.8

Mengingat pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut serta keadaan

dilematis masyarakat awam dalam menentukan kapan mereka harus mengganti

sikat gigi yang diharapkan dapat membersihkan plak secara optimal agar tidak

terjadinya peradangan pada gusi maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Hubungan Lama Waktu Pemakaian Sikat Gigi dengan

Status Kesehatan Gingiva Pada Mahasiswa Preklinik Pskg FK Unsri Angkatan

2015 – 2018”. Adapun alasan pemilihan judul tersebut dikarenakan belum pernah

diadakan penelitian sejenis di Palembang sebelumnya. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui hubungan lama waktu pemakaian sikat gigi dengan status

kesehatan gingiva.
3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

Apakah ada hubungan antara lama waktu pemakaian sikat gigi dengan

status kesehatan gingiva?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan lama waktu pemakaian sikat gigi dengan

status kesehatan gingiva.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Menghitung Indeks Plak & Modified Gingival Index (MGI) terhadap

lama waktu pemakaian sikat gigi.

b. Menganalisa hubungan lama waktu pemakaian sikat gigi dengan status

kesehatan gingiva.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta memberikan pengalaman

langsung dalam penelitian.

1.4.2 Bagi Institusi

Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tinjauan literatur

dan bahan acuan pengetahuan, khususnya mengenai hubungan lama waktu

pemakaian sikat gigi dengan status kesehatan gingiva.


4

1.4.3 Bagi Masyarakat

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat mengenai

hubungan lama waktu pemakain sikat gigi dengan status kesehatan

gingiva, serta sebagai bahan masukan dalam pemilihan waktu yang tepat

untuk mengganti sikat gigi.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sikat Gigi

2.1.1. Definisi

Sikat gigi merupakan alat utama dalam melaksanakan kontrol plak secara

mekanis. Secara garis besar menyikat gigi bertujuan untuk memelihara kebersihan

gigi dan mulut dengan cara mengangkat plak gigi serta kotoran lainnya yang

menempel pada permukaan gigi, sedangkan tujuan lain yang didapat dengan

menyikat gigi adalah memperlancar peredaran darah pada gusi dan mukosa oleh

karena mekanisme memijat dari proses menyikat gigi sehingga jaringan

periodontal menjadi sehat.9

2.1.2 Syarat Ideal

Tangkai sikat gigi harus enak dipegang dan stabil, pegangan sikat harus

cukup lebar dan tebal. Ukuran kepala sikat untuk orang dewasa maksimal 25-

29mm x 10mm, untuk anak-anak 14-24mm x 8mm, jika molar kedua telah erupsi

maksimal 20mm x 7mm, untuk anak balita 18mm x 7mm. Panjang bulu sikatnya

11mm dengan diameter 0,008mm. Bulu sikatnya tersusun dari 2-4 baris dan

rumpun bulunya 5-12 per baris.3

5
6

Gambar 1 Syarat ideal sikat gigi10

2.1.3 Lama Waktu Pemakaian

a. Pemakaian Sikat Gigi 1 – 3 Bulan

Idealnya sikat gigi dipakai selama 1 – 3 bulan, sikat gigi yang dipakai selama

durasi tersebut lebih efektif dalam menghilangkan plak.6 oleh karenanya sikat gigi

yang baru masih memenuhi persyaratan ideal yang salah satunya adalah pada bulu

sikat gigi yang masih dalam keadaan ideal untuk membersihkan plak secara

optimal.11

Gambar 2 Sikat gigi yang dipakai selama 1 – 3 bulan4


7

b. Pemakaian Sikat Gigi > 3 Bulan

Sikat gigi yang dipakai lebih dari 3 bulan atau sikat gigi yang sudah lama,

tidak efektif dalam menghilangkan bakteri plak dan bulu sikat gigi yang sudah

rusak dapat melukai gingiva. Sikat gigi perlu diganti secara periodik ± 3 bln

sekali. Sikat gigi yang perlu diganti adalah sikat gigi yang bulunya sudah tidak

teratur lagi.6

Berdasarkan data Nielsen. (2014), rata – rata masyarakat Indonesia

mengganti sikat gigi yang mereka pakai satu kali dalam 10 bulan.21 Padahal

Menyikat gigi merupakan pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut yang paling

umum dilakukan oleh masyarakat Indonesia.4

Sikat gigi yang lama tidak diganti juga bisa membuat proses pembersihan

gigi dan mulut tidak optimal. Kondisi tersebut justru bisa membuat plak lebih

cepat menumpuk. Jika plak telah mengeras menjadi karang gigi, menyikat gigi

saja tidak cukup menghilangkannya. Penggunaan berulang kali juga dapat

membuat bulu sikat menjadi mekar sehingga tidak mampu membersihkan area

antara gigi dan plak di permukaan gigi.12

Gambar 3 Sikat gigi yang lama (pemakaian > 3 bulan)4


8

2.1.4 Metode Menyikat Gigi

Secara umum, metode menyikat gigi dibagi menjadi beberapa metode yaitu:

1. Vertikal

Cara menyikat gigi dengan metode vertikal adalah pada saat menyikat bagian

depan gigi, kedua rahang tertutup lalu gigi disikat dengan gerakan ke atas dan

ke bawah, sedangkan untuk permukaan gigi belakang, gerakan yang

dilakukan sama tetapi mulut dalam keadaan terbuka. Teknik ini tidak

diindikasikan atau direkomendasikan pada saat menyikat gigi. Kelebihannya

adalah teknik ini mudah diaplikasikan. Kekurangannya adalah teknik ini

dapat menyebabkan terdorongnya debris masuk ke dalam sulkus gingiva.13

Gambar 4 Vertikal. A. Menggerakkan dari atas ke bawah.

B. Menggerakkan dari bawah ke atas15

2. Horizontal

Cara menyikat gigi dengan metode horizontal adalah arah gerakan

menggosok gigi ke depan ke belakang dari permukaan bukal dan lingual,

kemudian sikat gigi digerakkan sesuai dengan bentuk anatomi permukaan

kunyah. Indikasi metode horizontal ini adalah teknik ini dapat dilakukan oleh

semua orang. Kelebihannya adalah teknik ini mudah diaplikasikan.

Kekurangannya adalah teknik ini tidak dapat membersihkan secara optimal


9

khususnya daerah proksimal, menyebabkan abrasi, dan resesi gingiva apabila

dilakukan dengan tekanan yang berlebihan.15

Gambar 5 Horizontal. Menggerakkan dari Depan ke Belakang

A. Tampak Bukal/Labial, B. Tampak Oklusal15

3. Roll

Cara menyikat gigi dengan metode roll adalah ujung bulu sikat diletakkan

dengan posisi mengarah ke akar gigi sehingga sebagian bulu sikat menekan

gusi dan ujung bulu sikat digerakkan perlahan-lahan sehingga kepala sikat

gigi bergerak membentuk lekungan melalui permukaan gigi. Indikasi untuk

teknik ini adalah pasien dengan resesi gingiva progresif. Kelebihannya adalah

teknik ini dapat memberikan stimulasi pada gingiva dan mengurangi

kerusakan jaringan abrasif. Kekurangannya adalah teknik ini tidak dapat

membersihkan secara optimal.14,16


10

Gambar 6. Roll. Menggerakakan Ujung Bulu Sikat dari Arah Akar Membentuk Lengkungan

Melalui Permukaan Gigi16

4. Bass

Cara menyikat gigi dengan metode bass adalah bulu sikat pada permukaan

gigi membentuk sudut 450 dengan panjang gigi dan diarahkan ke akar gigi

sehingga menyentuh tepi gusi. Dengan cara demikian saku gusi dapat

dibersihkan dan tepi gusinya dapat dipijat. Sikat gigi digerakkan dengan

getaran-getaran kecil ke depan dan belakang selama kurang lebih 15 detik.

Setiap daerah penyikatan meliputi 2-3 gigi. Teknik ini hampir sama dengan

teknil Roll, hanya berbeda pada cara penggerakan sikat giginya dan cara

penyikatan permukaan belakang gigi depan. Indikasi untuk teknik ini adalah

pasien dengan daerah interproksimal yang terbuka, daerah servikal,

permukaan akar gigi yang terekspos, dan pasien pasca-operasi periodontal.

Kelebihannya adalah teknik ini dapat membersihkan daerah sulkus gingiva,

interproksimal, dan servikal. Kekurangannya adalah teknik ini sulit dilakukan

khusus oleh anak-anak.14,15


11

Gambar 7 Bass. Digerakkan dengan Getaran-getaran Kecil ke Depan dan Belakang Selama

Kurang Lebih 15 Detik. Setiap Daerah Penyikatan Meliputi 2-3 Gigi8

5. Sirkuler

Cara menyikat gigi dengan metode sirkuler bulu sikat ditempelkan tegak

lurus pada permukaan gigi. Kedua rahang dalam keadaan mengatup. Sikat

gigi digerakkan membentuk lingkaran-lingkaran besar, sehingga gigi dan gusi

rahang atas dan bawah dapat disikat sekaligus. Daerah di antara dua gigi tidak

mendapat perhatian khusus. Permukaan belakang gigi, gerakan yang

dilakukan sama tetapi lingkarannya lebih kecil. Kelebihannya adalah teknik

ini mudah diaplikasikan terutama oleh anak-anak. Kekurangannya adalah

teknik ini tidak dapat membersihkan dengan optimal khususnya daerah

interproksimal.14,16
12

Gambar 8. Sirkuler. Digerakkan Membentuk Lingkaran-lingkaran Besar, Sehingga Gigi dan

Gusi Rahang Atas dan Bawah Dapat Disikat Sekaligus14

6. Modifikasi Bass

Cara menyikat gigi ini metode ini sama dengan teknik Bass, hanya pada

gerakan setelah menggetarkan pada setiap area, dilakukan gerakan seperti

menyapu ke arah luar atau dari mahkota gigi kearah oklusal. Indikasi untuk

teknik ini adalah sebagai tindakan membersikan mulut rutin. Kelebihannya

adalah teknik ini dapat membersihkan daerah sulkus gingiva, interproksimal,

servikal serta memberikan stimulasi yang baik pada gingiva.17 Teknik yang

paling direkomendasi saat ini adalah teknik modifikasi bass yang dianggap

paling efektif dalam menurunkan indeks plak gigi.18 Kekurangannya adalah

teknik ini sulit dilakukan khusus oleh anak-anak.17

2.1.5 Waktu dan Frekuensi Menyikat Gigi

Frekuensi dapat diartikan sebagai jumlah putaran ulang perperistiwa dalam

satuan waktu yang diberikan, sementara frekuensi membersihkan gigi dan mulut

merupakan bentuk perilaku yang akan mempengaruhi baik atau buruknya

kebersihan gigi dan mulut salah satunya dengan menyikat gigi dengan frekuensi 1
13

kali, 2 kali, 3 kali hingga 4 kali namun frekuensi menyikat gigi yang baik adalah

minimal 2-3 kali sehari.19

Menurut Margareta (2012) menyatakan bahwa berdasarkan pernyataan

IDGI (Ikatan Dokter Gigi Indonesia) menyikat dan membersihkan gigi dalam

sehari yaitu minimal 2 kali. Banyak dokter gigi menyarankan untuk selalu

menyikat gigi sebelum tidur malam, dan gigi juga harus dibersihkan pada waktu

pagi hari sebelum atau sesudah sarapan idealnya sarapan pagi dilakukan sebelum

beraktivitas dan dilanjutkan dengan menggosok gigi sehingga kondisi mulut tetap

bersih sampai makan siang.20

Waktu menyikat gigi yang tepat menurut Soebroto (2009) diantaranya21 :

a. Menyikat gigi sebelum tidur karena air ludah berkurang pada waktu tidur.

b. Pagi hari sebelum atau sesudah sarapan.

Menyikat gigi pada malam hari sangat penting dan juga banyak dilupakan

karena banyak sisa – sisa makanan banyak berkumpul di sela – sela gigi serta

pada malam hari air ludah tercipta sedikit maka banyak sisa makanan yang

menempel. Jadi pada prinsipnya “sikatlah gigi anda setiap sehabis makan” maka

sikatlah gigi 2 kali sehari.22

Menurut American Dental Association (ADA) menyatakan bahwa pasien

harus menyikat gigi, secara teratur minimal dua kali sehari yaitu pagi hari setelah

sarapan dan malam sebelum tidur. Menyikat gigi khususnya pada malam hari

sangat penting, bertujuan untuk mencegah plak gigi dan debris (sisa-sisa

makanan) yang melekat di permukaan gigi setiap malam. Lamanya penyikatan

tidak ditentukan, tetapi biasanya dianjurkan selama 2-3 menit.3


14

2.2 Gingiva Sehat

2.2.1 Pengertian

Gingiva merupakan bagian dari jaringan periodontal yang melekat

pada prosesus alveolaris dan gigi. Fungsi gingiva adalah melindungi akar

gigi, selaput periodontal dan tulang alveolar terhadap rangsangan dari luar,

khususnya dari bakteri -bakteri dalam mulut. Gingiva merupakan bagian

terluar dari jaringan periodontal yang nampak secara klinis.23,24,25

2.2.2 Pembagian

Gingiva dibagi secara anatomis dibagi menjadi gingiva tepi, gingiva

cekat, dan interdental gingiva. Masing-masing daerah gingiva menunjukkan

variasi dalam diferensiasi, histologi, dan ketebalan sesuai dengan fungsinya

khusus terstruktur untuk berfungsi secara tepat terhadap kerusakan mekanis dan

mikroba.23,24,25

Berikut gambaran anatomi gingiva:

Gambar 9
Gambaran Anatomi Gingiva.23
15

Gingiva tepi (free gingiva) merupakan batas tepi dari gingiva bebas

yang berada di sekeliling gigi di bagian servikal (collar-like fas hon). Lebar

gingiva tepi sekitar 1 mm dan membentuk dinding jaringan lunak yaitu sulkus

gingiva yang dapat dipisahkan dari permukaan gigi dengan probe periodontal.23,26

Sulkus gingiva adalah celah yang dangkal atau ruang di sekitar gigi

yang dibatasi oleh permukaan gigi di satu sisi dan epitelium yang melapisi gingiva

tepi pada sisi lainnya dan berbentuk V . Penentuan klinis dari kedalaman sulkus

gingiva merupakan parameter diagnostik yang penting dengan menggunakan

periodontal probe. Dalam kondisi yang benar – benar normal atau ideal,

kedalaman sulkus gingiva adalah 0 mm atau mendekati 0 mm. Kedalaman

probing dari sulkus gingiva normal pada manusia adalah 2 hingga 3 mm.23,24,25

Gingiva cekat merupakan jaringan gingiva memanjang dari dasar sulkus

gingiva ke mucogingival junction. Lebar gingiva cekat juga merupakan parameter

klinis yang penting, yaitu jarak antara mucogingival junction ke permukaan

eksternal dari dasar sulkus gingiva/poket periodontal. Lebar dari ginginva cekat

bertambah seiring dengan penuaan.23,25

Interdental gingiva mencakup gingiva embrasure, yaitu ruang

interproksimal dibawah area kontak gigi, dapat berbentuk piramidal/col shape.

Pada salah satu bagian papila, ujungnya berada diantara titik kontak, bagian

lainnya berbentuk cekungan seperti lembah yang menghubungkan papilla fasial

dan lingual, dan menyesuaikan diri dengan bentuk kontak interproksimal. Bentuk

gingival pada ruang interdental bergantung pada titik kontak diantara 2 gigi yang
16

berdekatan dan ada/tidak adanya resesi. Batas tepi dan ujung dari papilla

interdental di bentuk oleh marginal gingiva.23,25

Gambar 10
Gambaran gingiva sehat.23

2.2.3 Kriteria Gingiva Sehat

Kriteria gingiva sehat sebagai berikut :

1) Warna Gingiva

Warna gingiva normal adalah coral pink dihasilkan oleh suplai vaskular,

ketebalan dan tingkat keratinisasi epitelium, dan keberadaan sel – sel yang

mengandung pigmen. Pigmentasi pada gingivabiasanya terjadi pada individu yang

memiliki warna kulit gelap. Pigmentasi pada attached gingiva mulai dari coklat

sampai hitam. Warna pada alveolar mukosa lebih merah disebabkan oleh mukosa

alveolar tidak mempunyai lapisan keratin dan epitelnya tipis.23,27

2) Ukuran Gingiva

Ukuran gingiva ditentukan oleh jumlah elemen seluler, interseluler dan

suplai darah. Perubahan ukuran gingiva merupakan gambaran yang paling sering

dijumpai pada penyakit periodontal.23,25

3) Kontur Gingiva
17

Kontur atau Ukuran gingiva sangat bervariasi. Keadaan ini dipengaruhi

bentuk dan susunan gigi – geligi pada lengkung rahang, lokasi dan luas area

kontak proksimal, serta dimensi fasial dan lingual dari gingival embrasure.

Gingiva normal memiliki gingiva tepi berbentuk meruncing, datar sedikit

membulat diujungnya dan mengikuti lengkung gigi untuk membuat kontur gigi

dan terletak sedikit diatas cementoenamel junction.23,24,25

4) Konsistensi Gingiva

Gingiva melekat erat ke struktur dibawahnya dan tidak mempunyai lapisan

submukosa sehingga gingiva tidak dapat digerakkan dan kenyal.24

5) Tekstur Gingiva

Gingiva cekat memiliki tekstur stippled. Permukaan attached gingiva

berbintik – bintik seperti kulit jeruk. Bintik – bintik ini biasanya disebut stippling.

Stippling akan terlihat jelas apabila permukaan gingiva dikeringkan dimana

stippling merupakan bentuk spesialisasi atau penguatan (reinforcement) adaptif

terhadap fungsi gingiva. Tekstur permukaan dan gingiva juga berkaitan dengan

kehadiran dan derajat keratinisasi epitel. Keratinisasi merupakan adaptasi

protektif dari fungsi gingiva dan meningkat ketika gingiva distimulasi dengan

penyikatan gigi.23,24,25

2.2.4 Pengukuran Status Kesehatan Gingiva

1) Indeks Plak

Pengukuran plak gigi menggunakan indeks plak yang diperkenalkan oleh

Loe and Silnes yang sedikit berbeda dengan indeks – indeks lain yang mengukur
18

plak karena tidak didasarkan pada perluasan plak melainkan pada ketebalan

penumpukannya, pengukuran dilakukan pada empat sisi: distovestibular,

vestibular, mesiovestibular dan oral. Alat yang digunakan adalah kacamulut dan

sonde.24 Berikut adalah kriteria yang ditetapkan dalam pengukuran plak gigi24 :

Tabel 1. Kriteria Pengukuran Plak gigi30

Skor Kriteria

0 Tidak ada lapisan plak di daerah gingiva

Ada lapisan tipis plak menumpuk ke tepi gingiva bebas dan


1 permukaan gigi yang berdekatan. Plak ditandai hanya dengan
menggesek – gesekan sonde sepanjang permukaan gigi

Penumpukan yang sedang dari deposit lunak didalam saku dan tepi
2 gingiva dan/atau permukaan gigi yang berdekatan, yang dapat dilihat
dengan mata telanjang.

Penumpukan yang hanya dari deposit lunak didalam saku dan/atau


3
pada tepi permukaan gigi yang berbatasan.

Skor plak Indeks = Jumlah skor plak masing – masing area

Jumlah permukaan gigi yang diperiksa

Interpretasi hasil skoring indeks plak30 :

0,1 – 0,9 : Baik

1,0 – 1,9 : Sedang

2,0 – 3,0 : Buruk


19

2) Modified Gingival Index (MGI)

Modified Gingival Index (MGI) dirancang Lobene et al.(1986). Pada

Modified Gingival Index (MGI) Loe and Sillnes (1963) memperkenalkan

perubahan dalam kriteria Indeks Gingiva melalui non – invasive (non – probing)

dan mengatur peringkat untuk peradangan ringan dan sedang. Modified Gingival

Index merupakan metode untuk mengukur keadaan gingiva pada individu atau

populasi dengan cara memeriksa 4 sisi yaitu papila distovestibular, tepi gingiva

vestibular, papila mesiovestibular dan tepi gingiva oral.31,32,33 Dengan kriteria skor

berikut :

Tabel 2. Kriteria Pengukuran Modified Gingival Index31

Skor Kriteria

0 Tidak ada peradangan

Peradangan ringan atau dengan sedikit perubahan warna dan tekstur


1
tetapi tidak di semua bagian marginal atau papilari gingiva.

Peradangan ringan, seperti kriteria sebelumnya, di semua bagian


2
marginal atau papilari gingiva.

Moderat, peradangan permukaan terlihat, eritema, edema dan atau


3
hipertrofi marginal gingiva atau papiler.

Peradangan parah: eritema, edema dan atau hipertrofi gingiva


4
marginal unit atau perdarahan spontan, papiler, kongesti atau ulserasi.
20

MGI = Jumlah nilai keseluruhan / 4

Jumlah gigi yang diperiksa

Interpretasi hasil skoring Modified Gingival Index :

Skor MGI Kondisi Gingiva

0,1 – 1,0 Inflamasi ringan

1,1 – 2,0 Inflamasi sedang

2,1 – 3,0 Inflamasi berat

Tabel 3. Skor Modified Gingival Index31

2.3 Hubungan Lama Waktu Pemakaian Sikat Gigi dan Status Kesehatan

Gingiva

Lama waktu pemakaian sikat gigi mempengaruhi keberhasilan menyikat

gigi6 pemakaian sikat gigi yang baru sekitar 1 – 3 bulan akan sangat efektif dalam

menghilangkan plak dan pemakaian sikat gigi yang lama > 3 bulan tidak efektif

dalam menghilangkan bakteri plak, dan bulu sikat gigi yang sudah rusak dapat

melukai gingiva.6 sehingga berdampak terhadap status kesehatan gingiva.7

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi seseorang dalam menghilangkan

plak dengan sikat gigi manual salah satunya adalah durasi atau lama waktu

pemakaian sikat gigi, hal ini akan menambah atau mengurangi dalam
21

menghilangkan jumlah plak yang dalam jangka panjang dapat mempengaruhi

kesehatan gingiva.6

Dalam beberapa kasus kebanyakan orang mendasarkan keputusan mereka

untuk kapan harus mengganti sikat gigi mereka pada tingkat bulu sikat gigi telah

lentur dan melebar.5 Dental professionals merekomendasikan sikat gigi diganti

setiap tiga bulan. Berdasarkan data Nielsen. (2014), rata – rata masyarakat

Indonesia mengganti sikat gigi yang mereka pakai satu kali dalam 10 bulan.28

Penelitian Glaze & Wade. (2011), menyatakan bahwa sikat gigi dengan

pemakaian waktu yang lama kurang efektif dalam menghilangkan plak dari pada

sikat gigi baru dan menyimpulkan bahwa penghapusan plak menurun dengan

meningkatnya lama waktu pemakaian sikat gigi dan menyarankan kembali sikat

gigi itu diganti untuk memastikan kontrol plak yang optimal.8

Berdasarkan teori diatas lama waktu pemakian sikat gigi sangat

berpengaruh dalam menghilangkan plak, dan dari hasil penelitian didapatkan

bahwa penghapusan plak menurun dengan meningkatnya lama waktu pemakaian

sikat gigi namun masalah terhadap kesehatan gingiva belum dipaparkan. Maka

dari itu penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan lama waktu pemakaian

sikat gigi dengan status kesehatan gingiva.


22

2.4 Kerangka Teori

Lama waktu pemakaian


sikat gigi

Pemakaian sikat Pemakaian sikat


gigi 1 – 3 bulan gigi > 3 bulan

Faktor pendukung: Faktor yang


mempengaruhi:
 Metode
menyikat gigi Lebih efektif dalam Bulu sikat gigi yang  Frekuensi
 Durasi menghilangkan sudah rusak dapat menyikat gigi
menyikat gigi plak. melukai gingiva.  Metode menyikat
 Penggunaan gigi
pasta gigi  Kekuatan
menyikat gigi
Kontrol Plak

Pengukuran :

 Indeks Plak
 Modified Gingival Indeks

Status Kesehatan
Gingiva

Bagan 1. Kerangka Teori

2.5 Hipotesis

Terdapat hubungan lama waktu pemakaian sikat gigi dengan kesehatan

gingiva.
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah obsevasional analitik dengan desain penelitian

cross-sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran

atau observasi data dalam satu kali pada satu waktu yang dilakukan pada variabel

terikat dan variabel bebas. Pendekatan ini digunakan untuk melihat hubungan

antara variabel satu dengan variabel lainnya.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian : Ruang Skill lab Pskg Indralaya.

Waktu Penelitian : Mei – Juni 2019 dengan rencana sebagai berikut:

Tabel 4. Tabel Rencana Waktu Kegiatan Penelitian.

Mei Juni

Kegiatan Minggu Minggu

I II III IV I II III IV

Perizinan

Ethical Clearance

Penelitian

Analis Data

23
24

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa pre klinik PSKG FK Unsri

angkatan 2015 – 2018, yang berjumlah 256.

3.3.2 Sampel

Minimum besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus Uji

Hipotesis beda 2 rata – rata independen. Besar sampel dihitung dengan rumus29

sebagai berikut:

2𝛿 2 (𝑍1 − 𝛼 + 𝑍1 − 𝛽)2
𝑛=
(𝜇1 − 𝜇2)2

2 𝑥 0.0068 (1,65 + 1,28)²


𝑛=
(0.36 − 0.29)²

0.0136 (2,93)²
n=
(0.07)²

0.0136 (8,5849)
n=
(0.0049)

0.11675
n=
0.0049

n = 23,8265

Keterangan :

n = besar sampel kelompok

𝛿2 = variasi

Z1-α = Nilai distribusi normal pada alpha 5% (1,65)

Z1-β = Nilai distribusi normal pada 1-beta 90% (1,28)


25

μ1 = rata-rata skor setelah pemakaian sikat gigi 1 – 3 bulan

μ2 = rata-rata skor setelah pemakaian sikat gigi > 3 bulan

Maka sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini dibulatkan menjadi 30

sampel yang memenuhi kriteria dan di tetapkan untuk masing-masing kelompok.

3.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria Inklusi

a. Penggunaan sikat gigi berbagai merek dengan lama waktu pemakaian 1

– 3 bulan dan pemakaian > 3 bulan.

b. Bersedia menjadi subjek penelitian dan kooperatif selama penelitian

berlangsung.

Kriteria Eksklusi

a. Menggunakan alat orthodontik atau gigi tiruan

b. Memiliki gigi dengan tumpatan over hanging

c. Pemakaian obat yang mempengaruhi gingiva (Fenitoin, Siklosporin).

d. Memiliki penyakit atau kondisi sistemik yang mempengaruhi gingiva

(Diabetes Mieletus, Kelainan Darah, Epilepsy)

3.4 Variabel Penelitian

Adapun yang menjadi variable dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel independen : Lama waktu pemakaian sikat gigi yang dibagi

menjadi 2 kelompok, yaitu:


26

1. Kelompok 1 : Lama waktu pemakaian 1 – 3 bulan

2. Kelompok 2 : Lama waktu pemakaian > 3 bulan

b. Variabel dependen : Menghitung Status kesehatan gingiva dengan

Indeks Plak dan Modified Gingival Indeks.

3.5 Definisi Operasional

Tabel 5. Definisi Operasional

Definisi Skala
No. Variabel Cara Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur

1. Independen

Lama waktu
Lama waktu Kuisioner Ordinal Lama waktu
pemakaian dari sikat
pemakaian pemakaian sikat

Sikat gigi gigi yang dipakai gigi :

memiliki kemampuan
1. Pemakaian 1 – 3
yang berbeda dalam
bulan
kontrol plak untuk
2. Pemakaian > 3
kebersihan gigi dan
bulan
6
mulut.
27

2. Dependen

Suatu keadaan klinis


Status Perhitungan : Interval Interpretasi hasil
dimana gingiva terlihat
kesehatan skoring Indeks
1. Indeks Plak
sehat dengan
gingiva Plak:
kriterianya dan gingiva 2. Modified
0,1 – 0,9: Baik
terlihat tidak sehat Gingival

dengan kriterianya Indeks 1,0 – 1,9: Sedang

yang disebabkan oleh


2,0 – 3,0: Buruk
23,24,25
berbagai faktor.
Interpretasi hasil
skoring MGI :

0,1 – 1,0 : Ringan

1,1 – 2,0 : Sedang

2,1 – 3,0 : Berat

3.6 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Lama waktu pemakaian sikat


gigi
Status kesehatan
gingiva
1. Pemakaian sikat
gigi 1 – 3 bulan
2. Pemakaian sikat
gigi > 3 bulan

Bagan 2. Kerangka Konsep


28

3.7 Alat dan Bahan

3.7.1 Alat

1. Kaca mulut

2. Nierbeken

3. Gelas kumur

4. Handscoon

5. Masker

6. Alat tulis

7. Form penelitian

8. Laptop untuk analisis data

3.7.2 Bahan

1. Air

2. Alkohol 70%

3. Disclosing Agent

4. Tisu

5. Kapas

3.8 Prosedur Penelitian

3.8.1 Tahap Persiapan

1. Persiapan administrasi (permohonan izin penelitian melalui program studi

diteruskan ke fakultas kedokteran , uji layak etik).

2. Responden telah mengisi kuisioner yang disediakan.


29

3. Peneliti menentukan responden yang sesuai dengan kriteria yang telah di

tetapkan. Jumlah sampel yang memenuhi kriteria di bagi dalam 2

kelompok dengan jumlah yang rata.

3.8.2 Tahap Pelaksanaan

a. Pengukuran Status Kesehatan Gingiva

Indeks Plak

Pengukuran plak gigi menggunakan indeks plak yang diperkenalkan oleh

Loe and Silnes yang sedikit berbeda dengan indeks – indeks lain yang mengukur

plak karena tidak didasarkan pada perluasan plak melainkan pada ketebalan

penumpukannya, pengukuran dilakukan pada empat sisi: distovestibular,

vestibular, mesiovestibular dan oral. Alat yang digunakan adalah kacamulut dan

sonde.24 Berikut adalah kriteria yang ditetapkan dalam pengukuran plak gigi24 :

Tabel 6. Kriteria Pengukuran Plak gigi30

Skor Kriteria

0 Tidak ada lapisan plak di daerah gingiva

Ada lapisan tipis plak menumpuk ke tepi gingiva bebas dan


1 permukaan gigi yang berdekatan. Plak ditandai hanya dengan
menggesek – gesekan sonde sepanjang permukaan gigi

Penumpukan yang sedang dari deposit lunak didalam saku dan tepi
2 gingiva dan/atau permukaan gigi yang berdekatan, yang dapat dilihat
dengan mata telanjang.
30

Penumpukan yang hanya dari deposit lunak didalam saku dan/atau


3
pada tepi permukaan gigi yang berbatasan.

Skor plak Indeks = Jumlah skor plak masing – masing area

Jumlah permukaan gigi yang diperiksa

Interpretasi hasil skoring indeks plak30 :

0,1 – 0,9 : Baik

1,0 – 1,9 : Sedang

2,0 – 3,0 : Buruk

Modified Gingival Indeks

Modified Gingival Index merupakan metode untuk mengukur keadaan

gingiva pada individu atau populasi dengan cara memeriksa 4 sisi yaitu papila

distovestibular, tepi gingiva vestibular, papila mesiovestibular dan tepi gingiva

oral.31,32,33 Dengan kriteria skor berikut :

Tabel 7. Kriteria Pengukuran Modified Gingival Index31

Skor Kriteria
0 Tidak ada peradangan
Peradangan ringan atau dengan sedikit perubahan warna dan tekstur
1
tetapi tidak di semua bagian marginal atau papilari gingiva.
Peradangan ringan, seperti kriteria sebelumnya, di semua bagian
2
marginal atau papilari gingiva.
Moderat, peradangan permukaan terlihat, eritema, edema dan atau
3
hipertrofi marginal gingiva atau papiler.
31

Peradangan parah: eritema, edema dan atau hipertrofi gingiva


4
marginal unit atau perdarahan spontan, papiler, kongesti atau ulserasi.

MGI = Jumlah nilai keseluruhan / 4


Jumlah gigi yang diperiksa

Interpretasi hasil skoring Modified Gingival Index :

Skor MGI Kondisi Gingiva


0,1 – 1,0 Inflamasi ringan
1,1 – 2,0 Inflamasi sedang
2,1 – 3,0 Inflamasi berat

Tabel 8. Skor Modified Gingival Index31

b. Cara Pengukuran

Indeks Plak

1. Responden diinstruksikan untuk berkumur dengan air untuk

menghilangkan debris.

2. Setelah itu, peneliti memberikan tablet disclosing agent, meminta

responden untuk mengunyah tablet tanpa menelan dan diratakan pada

setiap permukaan gigi menggunakan bantuan lidah lalu membuang

sisanya.

3. Kemudian melakukan pengukuran pada empat sisi: distovestibular,

vestibular, mesiovestibular dan oral.


32

4. Peneliti melakukan pengukuran skor plak dengan menggunakan indeks

plak menurut Loe and Silness dan dicatat.

Modified Gingival Indeks

1. Pencatatan data dari keadaan klinis gingiva subjek penelitian dilihat dari

bentuk, tekstur, kontur, warna, konsistensi dan ukurannya.

2. Kemudian memeriksa 4 sisi yaitu papila distovestibular, tepi gingiva

vestibular, papila mesiovestibular dan tepi gingiva oral.

3. Kemudian dilakukan perhitugan dengan menggunakan Modified

Gingival Index (MGI).

3.9 Analisis Data

Setelah melakukan pengumpulan data sampel penelitian, kemudian data

diolah dengan perangkat lunak komputer selanjutnya dilakukan analisis data

univariat yaitu untuk menjelaskan karakteristik masing – masing variable yang

diteliti dan analisis data bivariat yang dilakukan untuk mengaitkan data antara

variable bebas dan variable terikat dan dilanjutkan dengan uji hipotesis

menggunakan chi-square test untuk melihat hubungan lama waktu pemakaian

sikat gigi dengan status kesehatan gingiva. Data disajikan dalam bentuk tabel.
33

3.10 Alur Penelitian

Setelah persiapan administrasi,


menyeleksi sampel sesuai kriteria

Jumlah sampel yang memenuhi kriteria di bagi


dalam 2 kelompok dengan jumlah yang rata

Kelompok 1 Kelompok 2
( Sikat gigi dengan lama waktu ( Sikat gigi dengan lama waktu
pemakaian 1 – 3 bulan ) pemakaian > 3 bulan )

Pengukuran Indeks Plak dan


Modified gingival indeks untuk
melihat status kesehatan gingiva

Analisis Data

Bagan 3
Alur Penelitian
DAFTAR PUSTAKA

1. Manson, J.D., & Eley, B.M., 2008, Buku Ajar Periodonti Edisi 2, Jakarta,
Hipokrates, h. 1-240

2. Newman MG, Takei HH, Kolkkevold PR, Carranza FA, editors.


Carranza’s clinical periodontology (10th ed.). Philadelphia: Saunders
company, 2008; p. 728-45

3. Newman, MG. 2012. Carranza’s Clinical Periodontology, 11th ed.,


California, Elsevier, hal. 239-45 dan hal. 452-60.

4. Sforza NM, Rimondini L, di Menna F, Camorali C. Plaque removal by


worn toothbrush. J Clin Periodontol. 2008;27(3):212-6.

5. Tan E. Daly CG. Comparison of new and 3- month-old toothbrushes in


plaque removal. J Clin Periodontol. 2008;29:645-50.

6. Nam SJ, Yang BK, Seol YJ, et all. A study on the plaque removal
efficiency of new and worn toothbrushes. J of Periodontal.
2015;35(1):163-75.

7. Warren PR, Jacobs D, Low MA, Chater BV, King DW. A clinical
investigation into the effect of toothbrush wear on efficacy. J Clin Dent.
2014;13(2):119-24.

8. Glaze PM, Wade AB. Toothbrush age and wear as it relates to plaque
control. J Clin Periodontol. 2011;13(1): 52-56.

9. Kidd. 2005. EAM Essentials of Dental Caries. 3rd ed. New York: Oxford
University Press.

10. Chun JA, Cho MJ. The standardization of toothbrush form for Korean
adult. Int J Clin Prev Dent. 2014; 10(4): 227-46.

11. Baruah K, Thumpala VJ, Khetani P, Baruah Q, Tiwari RV, Dixit H. A


review on toothbrushes and tooth brushing methods. IJPSI. 2017; 6(5): 29-
38.

12. Rahardjo A, Maharani DA, Kiswanjaya B, Idrus E, Nicholson J,


Cunningham PJ, et al. Measurement of tooth brushing frequency, time of
day and duration of adults and children in Jakarta, Indonesia. JDI. 2014;
21(3): 85-8.

34
35

13. Mosby. 2008. Mosby’s dental dictionary. USA: Mosby Elsevier.

14. Van der Weijden, V.D., Timmerman, dkk. 2008. Relationship between the
plaque removal efficacy of a manual toothbrush and brushing force. J Clin
Periodontol, 25(5): hal. 413–6.

15. Chaerita, M. drg. 2005. Kiat Merawat Gigi Anak. PT. Elex Media
Komputino. Jakarta.

16. Kandelman, D. 1989. La dentisterie préventive. Paris: Ed Masson, 1989.

17. Phinney, D.J., Halstead, J.H. 2001. Delmar's Handbook of Essential Skills
and Procedures for Chairside Dental Assisting. United States, Delmar: hal.
20.

18. Herbert F. Wolf, Thomas M. Hassell. Periodontology. New York: Thieme,


2011. Hal. 228.

19. Anitasari Silvia, Rahayu Endang Nina. 2005. Hubungan Frekuensi


Menyikat gigi dengan Tingkat Kebersihan Gigi dan Mulut siswa Sekolah
Dasar Negeri di Kecamatan Palaran Kotamadya Samarinda Provinsi
Kalimantan Timur. Majalah kedokteran gigi (Dent-j), vol 38 no 2 accessed
2 februari 2015.

20. Kusumawardani Endah. 2011. Buruknya Kesehatan Gigi dan Mulut.


Yogyakarta : KDT

21. Soebroto Ikhsan. 2009. Apa yang tidak dikatakan Dokter tentang gigi
anda. Yogyakarta : Bookmark

22. Srigupta Ahmad Aziz. 2004. Panduan Singkat Perawatan Gigi dan Mulut.
Jakarta : KDT

23. Newman, Takei, Klokkevold, Carranza. Carranza’s Clinical


Periodontology: Clinical Diagnosis. Philadelphia: Saunders. 2012; (11)
:42-219.

24. Madukwe I. Anatomy of Periodontiun: A Biological Basis for


Radiographic Evaluation of Periracular Pathology. Academic
Journal.2014; 6(7): 70-71.
36

25. Anthony P. The Anathomy and Physiology of the Healthy Periodontium.


Journal of Tony Brook University .2011; 1: 3-8.

26. Taty Z, Ismu S. Gingivitis Kronis Pada Anak Umur 10 Tahun (Laporan
Kasus). Jurnal Ked okteran Gigi Universitas Indonesia .1995: 3(2): 29-50.

27. Anna M, Ni W, Damajanty H. Gambaran Status Gingiva Menurut


Kebiasaan Menyikat Gigi Sebelum Tidur Malam Pada Siswa Sekolah
Dasar Negri 70 Manado. Jurnal E -Gigi .2015; 3(2): 246 -247.

28. AC Nielsen Indonesia, 2014. Lama Waktu Penggantian Sikat Gigi di


Indonesia., Warta Medis Vol.7 No.4 april 2014.

29. Lemeshow, S., et al. 1990. Adequacy Of Sample Size in Health Studies.
Diterjemahkan Oleh Dibyo Pramono dengan Judul Besar Sampel dalam
Penelitian Kesehatan. 1997. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

30. Marya, C. M. 2011.A Textbook of Public Health Dentistry, New Delhi,


Jaypee Brothers Medical Publishers, hal. 202.

31. Daphne C, Sergi E, Melissa A, Graziela R, Paricia R, Cesar R, Alessandra


B, Carlos R. Prevalence of Chewing Side Preference in T he Deciduous
Mixed and Permanent Dentitions. The Journal of Contemporary Dental
Practice.2011; 12(5): 339.

32. Maria Augusta Bessa, Adriana. Gingival Indices: State of Art. Brazil.
2008.

33. Harun A, Hendrastuti, Marhaman F. Beberan gejala disfungsi sendi


temporomandibula pada anak: penelitian pada murid SDN 2 Sengkang -
Wajo Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2011-2012. Jurnal Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin . 2013 :11-12.
37

Lampiran 1

LEMBAR KUISIONER SAMPEL PENELITIAN

HUBUNGAN LAMA WAKTU PEMAKAIAN SIKAT GIGI DENGAN

STATUS KESEHATAN GINGIVA PADA MAHASISWA PREKLINIK

PSKG FK UNSRI ANGKATAN 2015 – 2018

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Angkatan :

Telp. / HP :

Alamat :

1. Apakah anda menyikat gigi ?

a. Iya b. Tidak

Jika iya, lanjut ke pertanyaan selanjutnya.

2. Apa jenis sikat gigi yang anda gunakan ?

a. Manual b. Elektrik
38

3. Berapa kali anda menyikat gigi ?

a. Satu kali b. Dua kali c. Tiga kali atau lebih

4. Berapa lama anda menyikat gigi ?

a. 1 menit b. 2 menit c. 3 menit atau lebih

5. Apa tehnik menyikat gigi yang anda gunakan ?

a. Vertikal b. Horizontal c. Roll d. Bass e. Sirkuler

f. Modifikasi bass

6. Apakah terdapat gigi tiruan pada gigi anda ?

a. Iya b. Tidak

7. Apakah anda sedang menggunakan alat orthodontik ?

a. Iya b. Tidak

8. Apakah anda mengkonsumsi obat yang mempengaruhi gingiva

ex : (Fenitoin, Siklosporin) ?

a. Iya b. Tidak

9. Apakah terjadi pendarahan pada gusi saat menyikat gigi ?

a. Iya b. Tidak
39

10. Sudah berapa lama anda menggunakan sikat gigi yang anda pakai

saat ini ?

a. 1 – 3 bulan b. > 3 bulan

11. Apakah terdapat tambalan pada gigi anda ?

a. Iya b. Tidak

12. Apakah anda pernah mendapatkan perawatan periodontal dalam 6

bulan terakhir?

a. Iya b. Tidak

13. Apakah anda seorang perokok ?

a. Iya b. Tidak

14. Apakah anda memiliki kebiasaan mengunyah satu sisi ?

a. Iya b. Tidak

15. Apakah anda memiliki penyakit atau kondisi sistemik tertentu ?

a. Iya b. Tidak
40

Lampiran 2

DUMMY TABEL

Dummy Tabel 1. Perbedaan rata – rata skor Indeks Plak pada kelompok

pemakaian sikat gigi 1 – 3 bulan dan kelompok pemakaian sikat gigi > 3 bulan.

Kelompok x ± SD Nilai – p

Pemakaian Sikat Gigi

1 – 3 Bulan

Pemakaiaqn Sikat Gigi

> 3 Bulan

Dummy Tabel 2. Perbedaan rata – rata skor Modified Gingival Index pada

kelompok pemakaian sikat gigi 1 – 3 bulan dan kelompok pemakaian sikat gigi

> 3 bulan.

Kelompok x ± SD Nilai – p

Pemakaian Sikat Gigi

1 – 3 Bulan

Pemakaiaqn Sikat Gigi

> 3 Bulan

Anda mungkin juga menyukai