PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
Ahmad Roisulwaton
04031381520054
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2019
HUBUNGAN LAMA WAKTU PEMAKAIAN SIKAT
Oleh:
Ahmad Roisulwaton
04031381520054
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2019
HALAMAN PERSETUJUAN
Oleh:
AHMAD ROISULWATON
04031381520054
Proposal ini telah disetujui dan diajukan mengikuti seminar proposal di Program
Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Menyetujui,
i
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………... ii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………... iv
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………....... v
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………... 3
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………… 3
1.3.1 Tujuan Umum …………………………………………………… 3
1.3.2 Tujuan Khusus …………………………………………………... 3
1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………………...... 3
1.4.1 Bagi Peneliti ……………………………………………………... 3
1.4.2 Bagi Institusi …………………………………………………...... 3
1.4.3 Bagi Masyarakat ………………………………………………… 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sikat Gigi ……………………………………………………………… 5
2.1.1 Definisi ………………………………………………………....... 5
2.1.2 Syarat Ideal ……………………………………………………… 5
2.1.3 Lama waktu Pemakaian …………………………………………. 6
2.1.4 Metode Menyikat Gigi …………………………………………... 8
2.1.5 Waktu dan Frekuensi Menyikat Gigi ……………………………. 12
2.2 Gingiva Sehat ………………………………………………………..... 13
2.2.1 Pengertian ……………………………………………………….. 13
2.2.2 Pembagian ……………………………………………………….. 14
2.2.3 Kriteria Gingiva Sehat …………………………………………... 16
2.2.4 Pengukuran Status Kesehatan Gingiva ………………………….. 17
2.3 Hubungan Lama Waktu Pemakaian Sikat Gigi dan Status Kesehatan
Gingiva ………………………………………………………………… 20
2.4 Kerangka Teori ………………………………………………………... 22
2.5 Hipotesis ………………………………………………………………. 22
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian …………………………………………………………23
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………………. 23
3.3 Populasi dan Sampel …………………………………………………... 24
3.3.1 Populasi ………………………………………………………….. 24
3.3.2 Sampel …………………………………………………………....24
3.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ……………………………………..25
3.4 Variabel Penelitian …………………………………………………….. 25
3.5 Definisi Operasional …………………………………………………... 26
ii
3.6 Kerangka Konsep ……………………………………………………… 27
3.7 Alat dan Bahan Penelitian …………………………………………….. 27
3.7.1 Alat ………………………………………………………………. 27
3.7.2 Bahan ……………………………………………………………. 28
3.8 Prosedur Penelitian ……………………………………………………. 28
3.8.1 Tahap Persiapan …………………………………………………. 28
3.8.2 Tahap Pelaksanaan ………………………………………………. 29
3.9 Analisis Data …………………………………………………………... 32
3.10 Alur Penelitian ……………………………………………………….. 33
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 34
LAMPIRAN .................................................................................................37
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
bawah pelekatan gigi terhadap pengaruh lingkungan rongga mulut.1 Gingiva yang
sehat berwarna merah muda, tepinya seperti pisau, menutupi susunan gigi – geligi
mulut seseorang. Semakin buruk tingkat kesehatan gigi dan mulut maka jaringan
gingiva akan mudah mengalami peradangan atau yang disebut gingivitis.2 Upaya
mempengaruhi kesehatan gingiva salah satunya adalah sikat gigi yang sudah lama
karena tidak efektif dalam menghilangkan plak.6 Setiap orang memiliki kebiasaan
tertentu terhadap lama waktu pemakaian sikat gigi, rata – rata lama waktu
untuk kapan harus mengganti sikat gigi mereka pada tingkat bulu sikat gigi telah
setiap tiga bulan. The American Dental Association juga merekomendasikan dan
1
2
menyatakan bahwa sikat gigi yang sudah lama dipakai tidak efektif dalam
menghilangkan bakteri plak dan bulu sikat gigi yang sudah rusak dapat melukai
gusi.6
Sikat gigi dengan pemakaian waktu yang lama kurang efektif untuk
sikat gigi yang dipakai dalam waktu yang lama dengan bulu sikat yang sudah
rusak dapat melukai gusi.7 Berdasarkan penelitian Glaze & Wade. (2011),
menyatakan bahwa sikat gigi dengan pemakaian waktu yang lama kurang efektif
dalam menghilangkan plak dari pada sikat gigi baru dan menyimpulkan bahwa
gigi dan menyarankan kembali sikat gigi itu diganti untuk memastikan kontrol
sikat gigi yang diharapkan dapat membersihkan plak secara optimal agar tidak
penelitian yang berjudul “Hubungan Lama Waktu Pemakaian Sikat Gigi dengan
2015 – 2018”. Adapun alasan pemilihan judul tersebut dikarenakan belum pernah
untuk mengetahui hubungan lama waktu pemakaian sikat gigi dengan status
kesehatan gingiva.
3
Apakah ada hubungan antara lama waktu pemakaian sikat gigi dengan
kesehatan gingiva.
gingiva, serta sebagai bahan masukan dalam pemilihan waktu yang tepat
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Definisi
Sikat gigi merupakan alat utama dalam melaksanakan kontrol plak secara
mekanis. Secara garis besar menyikat gigi bertujuan untuk memelihara kebersihan
gigi dan mulut dengan cara mengangkat plak gigi serta kotoran lainnya yang
menempel pada permukaan gigi, sedangkan tujuan lain yang didapat dengan
menyikat gigi adalah memperlancar peredaran darah pada gusi dan mukosa oleh
Tangkai sikat gigi harus enak dipegang dan stabil, pegangan sikat harus
cukup lebar dan tebal. Ukuran kepala sikat untuk orang dewasa maksimal 25-
29mm x 10mm, untuk anak-anak 14-24mm x 8mm, jika molar kedua telah erupsi
maksimal 20mm x 7mm, untuk anak balita 18mm x 7mm. Panjang bulu sikatnya
11mm dengan diameter 0,008mm. Bulu sikatnya tersusun dari 2-4 baris dan
5
6
Idealnya sikat gigi dipakai selama 1 – 3 bulan, sikat gigi yang dipakai selama
durasi tersebut lebih efektif dalam menghilangkan plak.6 oleh karenanya sikat gigi
yang baru masih memenuhi persyaratan ideal yang salah satunya adalah pada bulu
sikat gigi yang masih dalam keadaan ideal untuk membersihkan plak secara
optimal.11
Sikat gigi yang dipakai lebih dari 3 bulan atau sikat gigi yang sudah lama,
tidak efektif dalam menghilangkan bakteri plak dan bulu sikat gigi yang sudah
rusak dapat melukai gingiva. Sikat gigi perlu diganti secara periodik ± 3 bln
sekali. Sikat gigi yang perlu diganti adalah sikat gigi yang bulunya sudah tidak
teratur lagi.6
mengganti sikat gigi yang mereka pakai satu kali dalam 10 bulan.21 Padahal
Menyikat gigi merupakan pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut yang paling
Sikat gigi yang lama tidak diganti juga bisa membuat proses pembersihan
gigi dan mulut tidak optimal. Kondisi tersebut justru bisa membuat plak lebih
cepat menumpuk. Jika plak telah mengeras menjadi karang gigi, menyikat gigi
membuat bulu sikat menjadi mekar sehingga tidak mampu membersihkan area
Secara umum, metode menyikat gigi dibagi menjadi beberapa metode yaitu:
1. Vertikal
Cara menyikat gigi dengan metode vertikal adalah pada saat menyikat bagian
depan gigi, kedua rahang tertutup lalu gigi disikat dengan gerakan ke atas dan
dilakukan sama tetapi mulut dalam keadaan terbuka. Teknik ini tidak
2. Horizontal
kunyah. Indikasi metode horizontal ini adalah teknik ini dapat dilakukan oleh
3. Roll
Cara menyikat gigi dengan metode roll adalah ujung bulu sikat diletakkan
dengan posisi mengarah ke akar gigi sehingga sebagian bulu sikat menekan
gusi dan ujung bulu sikat digerakkan perlahan-lahan sehingga kepala sikat
teknik ini adalah pasien dengan resesi gingiva progresif. Kelebihannya adalah
Gambar 6. Roll. Menggerakakan Ujung Bulu Sikat dari Arah Akar Membentuk Lengkungan
4. Bass
Cara menyikat gigi dengan metode bass adalah bulu sikat pada permukaan
gigi membentuk sudut 450 dengan panjang gigi dan diarahkan ke akar gigi
sehingga menyentuh tepi gusi. Dengan cara demikian saku gusi dapat
dibersihkan dan tepi gusinya dapat dipijat. Sikat gigi digerakkan dengan
Setiap daerah penyikatan meliputi 2-3 gigi. Teknik ini hampir sama dengan
teknil Roll, hanya berbeda pada cara penggerakan sikat giginya dan cara
penyikatan permukaan belakang gigi depan. Indikasi untuk teknik ini adalah
Gambar 7 Bass. Digerakkan dengan Getaran-getaran Kecil ke Depan dan Belakang Selama
5. Sirkuler
Cara menyikat gigi dengan metode sirkuler bulu sikat ditempelkan tegak
lurus pada permukaan gigi. Kedua rahang dalam keadaan mengatup. Sikat
rahang atas dan bawah dapat disikat sekaligus. Daerah di antara dua gigi tidak
interproksimal.14,16
12
6. Modifikasi Bass
Cara menyikat gigi ini metode ini sama dengan teknik Bass, hanya pada
menyapu ke arah luar atau dari mahkota gigi kearah oklusal. Indikasi untuk
servikal serta memberikan stimulasi yang baik pada gingiva.17 Teknik yang
paling direkomendasi saat ini adalah teknik modifikasi bass yang dianggap
satuan waktu yang diberikan, sementara frekuensi membersihkan gigi dan mulut
kebersihan gigi dan mulut salah satunya dengan menyikat gigi dengan frekuensi 1
13
kali, 2 kali, 3 kali hingga 4 kali namun frekuensi menyikat gigi yang baik adalah
IDGI (Ikatan Dokter Gigi Indonesia) menyikat dan membersihkan gigi dalam
sehari yaitu minimal 2 kali. Banyak dokter gigi menyarankan untuk selalu
menyikat gigi sebelum tidur malam, dan gigi juga harus dibersihkan pada waktu
pagi hari sebelum atau sesudah sarapan idealnya sarapan pagi dilakukan sebelum
beraktivitas dan dilanjutkan dengan menggosok gigi sehingga kondisi mulut tetap
a. Menyikat gigi sebelum tidur karena air ludah berkurang pada waktu tidur.
Menyikat gigi pada malam hari sangat penting dan juga banyak dilupakan
karena banyak sisa – sisa makanan banyak berkumpul di sela – sela gigi serta
pada malam hari air ludah tercipta sedikit maka banyak sisa makanan yang
menempel. Jadi pada prinsipnya “sikatlah gigi anda setiap sehabis makan” maka
harus menyikat gigi, secara teratur minimal dua kali sehari yaitu pagi hari setelah
sarapan dan malam sebelum tidur. Menyikat gigi khususnya pada malam hari
sangat penting, bertujuan untuk mencegah plak gigi dan debris (sisa-sisa
2.2.1 Pengertian
pada prosesus alveolaris dan gigi. Fungsi gingiva adalah melindungi akar
gigi, selaput periodontal dan tulang alveolar terhadap rangsangan dari luar,
2.2.2 Pembagian
khusus terstruktur untuk berfungsi secara tepat terhadap kerusakan mekanis dan
mikroba.23,24,25
Gambar 9
Gambaran Anatomi Gingiva.23
15
Gingiva tepi (free gingiva) merupakan batas tepi dari gingiva bebas
yang berada di sekeliling gigi di bagian servikal (collar-like fas hon). Lebar
gingiva tepi sekitar 1 mm dan membentuk dinding jaringan lunak yaitu sulkus
gingiva yang dapat dipisahkan dari permukaan gigi dengan probe periodontal.23,26
Sulkus gingiva adalah celah yang dangkal atau ruang di sekitar gigi
yang dibatasi oleh permukaan gigi di satu sisi dan epitelium yang melapisi gingiva
tepi pada sisi lainnya dan berbentuk V . Penentuan klinis dari kedalaman sulkus
periodontal probe. Dalam kondisi yang benar – benar normal atau ideal,
probing dari sulkus gingiva normal pada manusia adalah 2 hingga 3 mm.23,24,25
eksternal dari dasar sulkus gingiva/poket periodontal. Lebar dari ginginva cekat
Pada salah satu bagian papila, ujungnya berada diantara titik kontak, bagian
dan lingual, dan menyesuaikan diri dengan bentuk kontak interproksimal. Bentuk
gingival pada ruang interdental bergantung pada titik kontak diantara 2 gigi yang
16
berdekatan dan ada/tidak adanya resesi. Batas tepi dan ujung dari papilla
Gambar 10
Gambaran gingiva sehat.23
1) Warna Gingiva
Warna gingiva normal adalah coral pink dihasilkan oleh suplai vaskular,
ketebalan dan tingkat keratinisasi epitelium, dan keberadaan sel – sel yang
memiliki warna kulit gelap. Pigmentasi pada attached gingiva mulai dari coklat
sampai hitam. Warna pada alveolar mukosa lebih merah disebabkan oleh mukosa
2) Ukuran Gingiva
suplai darah. Perubahan ukuran gingiva merupakan gambaran yang paling sering
3) Kontur Gingiva
17
bentuk dan susunan gigi – geligi pada lengkung rahang, lokasi dan luas area
kontak proksimal, serta dimensi fasial dan lingual dari gingival embrasure.
membulat diujungnya dan mengikuti lengkung gigi untuk membuat kontur gigi
4) Konsistensi Gingiva
5) Tekstur Gingiva
berbintik – bintik seperti kulit jeruk. Bintik – bintik ini biasanya disebut stippling.
terhadap fungsi gingiva. Tekstur permukaan dan gingiva juga berkaitan dengan
protektif dari fungsi gingiva dan meningkat ketika gingiva distimulasi dengan
penyikatan gigi.23,24,25
1) Indeks Plak
Loe and Silnes yang sedikit berbeda dengan indeks – indeks lain yang mengukur
18
plak karena tidak didasarkan pada perluasan plak melainkan pada ketebalan
vestibular, mesiovestibular dan oral. Alat yang digunakan adalah kacamulut dan
sonde.24 Berikut adalah kriteria yang ditetapkan dalam pengukuran plak gigi24 :
Skor Kriteria
Penumpukan yang sedang dari deposit lunak didalam saku dan tepi
2 gingiva dan/atau permukaan gigi yang berdekatan, yang dapat dilihat
dengan mata telanjang.
perubahan dalam kriteria Indeks Gingiva melalui non – invasive (non – probing)
dan mengatur peringkat untuk peradangan ringan dan sedang. Modified Gingival
Index merupakan metode untuk mengukur keadaan gingiva pada individu atau
populasi dengan cara memeriksa 4 sisi yaitu papila distovestibular, tepi gingiva
vestibular, papila mesiovestibular dan tepi gingiva oral.31,32,33 Dengan kriteria skor
berikut :
Skor Kriteria
2.3 Hubungan Lama Waktu Pemakaian Sikat Gigi dan Status Kesehatan
Gingiva
gigi6 pemakaian sikat gigi yang baru sekitar 1 – 3 bulan akan sangat efektif dalam
menghilangkan plak dan pemakaian sikat gigi yang lama > 3 bulan tidak efektif
dalam menghilangkan bakteri plak, dan bulu sikat gigi yang sudah rusak dapat
plak dengan sikat gigi manual salah satunya adalah durasi atau lama waktu
pemakaian sikat gigi, hal ini akan menambah atau mengurangi dalam
21
kesehatan gingiva.6
untuk kapan harus mengganti sikat gigi mereka pada tingkat bulu sikat gigi telah
setiap tiga bulan. Berdasarkan data Nielsen. (2014), rata – rata masyarakat
Indonesia mengganti sikat gigi yang mereka pakai satu kali dalam 10 bulan.28
Penelitian Glaze & Wade. (2011), menyatakan bahwa sikat gigi dengan
pemakaian waktu yang lama kurang efektif dalam menghilangkan plak dari pada
sikat gigi baru dan menyimpulkan bahwa penghapusan plak menurun dengan
meningkatnya lama waktu pemakaian sikat gigi dan menyarankan kembali sikat
sikat gigi namun masalah terhadap kesehatan gingiva belum dipaparkan. Maka
dari itu penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan lama waktu pemakaian
Pengukuran :
Indeks Plak
Modified Gingival Indeks
Status Kesehatan
Gingiva
2.5 Hipotesis
gingiva.
BAB 3
METODE PENELITIAN
atau observasi data dalam satu kali pada satu waktu yang dilakukan pada variabel
terikat dan variabel bebas. Pendekatan ini digunakan untuk melihat hubungan
Mei Juni
I II III IV I II III IV
Perizinan
Ethical Clearance
Penelitian
Analis Data
23
24
3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa pre klinik PSKG FK Unsri
3.3.2 Sampel
Hipotesis beda 2 rata – rata independen. Besar sampel dihitung dengan rumus29
sebagai berikut:
2𝛿 2 (𝑍1 − 𝛼 + 𝑍1 − 𝛽)2
𝑛=
(𝜇1 − 𝜇2)2
0.0136 (2,93)²
n=
(0.07)²
0.0136 (8,5849)
n=
(0.0049)
0.11675
n=
0.0049
n = 23,8265
Keterangan :
𝛿2 = variasi
Kriteria Inklusi
berlangsung.
Kriteria Eksklusi
Definisi Skala
No. Variabel Cara Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
1. Independen
Lama waktu
Lama waktu Kuisioner Ordinal Lama waktu
pemakaian dari sikat
pemakaian pemakaian sikat
memiliki kemampuan
1. Pemakaian 1 – 3
yang berbeda dalam
bulan
kontrol plak untuk
2. Pemakaian > 3
kebersihan gigi dan
bulan
6
mulut.
27
2. Dependen
3.7.1 Alat
1. Kaca mulut
2. Nierbeken
3. Gelas kumur
4. Handscoon
5. Masker
6. Alat tulis
7. Form penelitian
3.7.2 Bahan
1. Air
2. Alkohol 70%
3. Disclosing Agent
4. Tisu
5. Kapas
Indeks Plak
Loe and Silnes yang sedikit berbeda dengan indeks – indeks lain yang mengukur
plak karena tidak didasarkan pada perluasan plak melainkan pada ketebalan
vestibular, mesiovestibular dan oral. Alat yang digunakan adalah kacamulut dan
sonde.24 Berikut adalah kriteria yang ditetapkan dalam pengukuran plak gigi24 :
Skor Kriteria
Penumpukan yang sedang dari deposit lunak didalam saku dan tepi
2 gingiva dan/atau permukaan gigi yang berdekatan, yang dapat dilihat
dengan mata telanjang.
30
gingiva pada individu atau populasi dengan cara memeriksa 4 sisi yaitu papila
Skor Kriteria
0 Tidak ada peradangan
Peradangan ringan atau dengan sedikit perubahan warna dan tekstur
1
tetapi tidak di semua bagian marginal atau papilari gingiva.
Peradangan ringan, seperti kriteria sebelumnya, di semua bagian
2
marginal atau papilari gingiva.
Moderat, peradangan permukaan terlihat, eritema, edema dan atau
3
hipertrofi marginal gingiva atau papiler.
31
b. Cara Pengukuran
Indeks Plak
menghilangkan debris.
sisanya.
1. Pencatatan data dari keadaan klinis gingiva subjek penelitian dilihat dari
diteliti dan analisis data bivariat yang dilakukan untuk mengaitkan data antara
variable bebas dan variable terikat dan dilanjutkan dengan uji hipotesis
sikat gigi dengan status kesehatan gingiva. Data disajikan dalam bentuk tabel.
33
Kelompok 1 Kelompok 2
( Sikat gigi dengan lama waktu ( Sikat gigi dengan lama waktu
pemakaian 1 – 3 bulan ) pemakaian > 3 bulan )
Analisis Data
Bagan 3
Alur Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
1. Manson, J.D., & Eley, B.M., 2008, Buku Ajar Periodonti Edisi 2, Jakarta,
Hipokrates, h. 1-240
6. Nam SJ, Yang BK, Seol YJ, et all. A study on the plaque removal
efficiency of new and worn toothbrushes. J of Periodontal.
2015;35(1):163-75.
7. Warren PR, Jacobs D, Low MA, Chater BV, King DW. A clinical
investigation into the effect of toothbrush wear on efficacy. J Clin Dent.
2014;13(2):119-24.
8. Glaze PM, Wade AB. Toothbrush age and wear as it relates to plaque
control. J Clin Periodontol. 2011;13(1): 52-56.
9. Kidd. 2005. EAM Essentials of Dental Caries. 3rd ed. New York: Oxford
University Press.
10. Chun JA, Cho MJ. The standardization of toothbrush form for Korean
adult. Int J Clin Prev Dent. 2014; 10(4): 227-46.
34
35
14. Van der Weijden, V.D., Timmerman, dkk. 2008. Relationship between the
plaque removal efficacy of a manual toothbrush and brushing force. J Clin
Periodontol, 25(5): hal. 413–6.
15. Chaerita, M. drg. 2005. Kiat Merawat Gigi Anak. PT. Elex Media
Komputino. Jakarta.
17. Phinney, D.J., Halstead, J.H. 2001. Delmar's Handbook of Essential Skills
and Procedures for Chairside Dental Assisting. United States, Delmar: hal.
20.
21. Soebroto Ikhsan. 2009. Apa yang tidak dikatakan Dokter tentang gigi
anda. Yogyakarta : Bookmark
22. Srigupta Ahmad Aziz. 2004. Panduan Singkat Perawatan Gigi dan Mulut.
Jakarta : KDT
26. Taty Z, Ismu S. Gingivitis Kronis Pada Anak Umur 10 Tahun (Laporan
Kasus). Jurnal Ked okteran Gigi Universitas Indonesia .1995: 3(2): 29-50.
29. Lemeshow, S., et al. 1990. Adequacy Of Sample Size in Health Studies.
Diterjemahkan Oleh Dibyo Pramono dengan Judul Besar Sampel dalam
Penelitian Kesehatan. 1997. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
32. Maria Augusta Bessa, Adriana. Gingival Indices: State of Art. Brazil.
2008.
Lampiran 1
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Angkatan :
Telp. / HP :
Alamat :
a. Iya b. Tidak
a. Manual b. Elektrik
38
f. Modifikasi bass
a. Iya b. Tidak
a. Iya b. Tidak
ex : (Fenitoin, Siklosporin) ?
a. Iya b. Tidak
a. Iya b. Tidak
39
10. Sudah berapa lama anda menggunakan sikat gigi yang anda pakai
saat ini ?
a. Iya b. Tidak
bulan terakhir?
a. Iya b. Tidak
a. Iya b. Tidak
a. Iya b. Tidak
a. Iya b. Tidak
40
Lampiran 2
DUMMY TABEL
Dummy Tabel 1. Perbedaan rata – rata skor Indeks Plak pada kelompok
pemakaian sikat gigi 1 – 3 bulan dan kelompok pemakaian sikat gigi > 3 bulan.
Kelompok x ± SD Nilai – p
1 – 3 Bulan
> 3 Bulan
Dummy Tabel 2. Perbedaan rata – rata skor Modified Gingival Index pada
kelompok pemakaian sikat gigi 1 – 3 bulan dan kelompok pemakaian sikat gigi
> 3 bulan.
Kelompok x ± SD Nilai – p
1 – 3 Bulan
> 3 Bulan