Anda di halaman 1dari 29

https://www.academia.

edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_dan_Pengendaliannya

MAKALAH
Konsep Dasar K3, Hazard dan Pengendaliannya
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Semester I
Tahun Akademik 2014/2015

Di Susun oleh:

Nur Annisa Setiarini


Maria Ulfa
Mega Silvia Rahayu
Siti Fitriani
Fiorenita Amita
STIKES FALETEHAN
Synthia Ashalina
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
Jl. Raya Cilegon Km. 06 Pelamunan Kramat Watu Serang- Banten

2014
https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_dan_Pengendaliannya

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Konsep
Dasar K3, Hazard dan Pengendaliannya”.

Penulis menyadari sepenuhnya akan kekurangan dan keterbatasan dalam makalah


ini,maka dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati penulis mengharap kritik dan saran
yang membangun sehingga dapat melengkapi kesempurnaan makalah ini.

Banyak pihak yang telah turut memberikan motivasi dan bantuan serta bimbingan
yang penulis terima selama proses penulisan makalah ini..

Semoga Tuhan yang Maha Esa memberikan kekuatan dan melimpahkan segala
rahmat dan hidayah-Nya atas segala yang telah kita lakukan.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi
penulis khususnya maupun pembaca pada umumnya,amiin.

Serang, 13 September 2014

Penulis
https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_dan_Pengendaliannya

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1

1.2 Tujuan...............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................... 5

2.1 Konsep Dasar K3................................................................................................................7

2.1.1 Sejarah Perkembangan K3…………………………........................................................7

2.1.2 Pengertian K3................................................................................................................... 7

2.1.3 Subdisiplin/cabang keilmuan………………………….……………....….....................16

2.1.4 Tujuan dan Komponen K3............................................................................................. 16

2.2 Hazard dan Pengendaliannya........................................................................................ 18

2.2.1 Pengertian Hazard……................................................................................................. 18

2.2.2 Komponen Hazard………….……................................................................................. 18

2.2.3Jenis-jenis hazard............................................................................................................ 18

2.2.4 Pengendalian Bahaya.................................................................................................... 20

2.2.5 Prinsip Management Risiko.......................................................................................... 21

BAB III PENUTUP............................................................................................................... 29

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................29

3.2 Saran..................................................................................................................................29
https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_dan_Pengendaliannya

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Keselamatan dan kesehatan kerja dewasa ini merupakan istilah yang yang
sangat populer. Bahkan di dalam dunia industri istilah tersebut lebih dikenal dengan
singkatan K3 yang artinya keselamatan, dan kesehatan kerja. Menurut Milyandra
(2009) Istilah ‘keselamatan dan kesehatan kerja’, dapat dipandang mempunyai dua
sisi pengertian. Pengertian yang pertama mengandung arti sebagai suatu pendekatan
pendekatan ilmiah (scientific approach) dan disisi lain mempunyai pengertian sebagai
suatu terapan atau suatu program yang mempunyai tujuan tertentu. Karena itu
keselamatan dan kesehatan kerja dapat digolongkan sebagai suatu ilmu terapan
(applied science). Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai suatu program didasari
pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya
(hazard) dan risiko (risk) terjadinya penyakit dan kecelakaan, maupun kerugian-
kerugian lainya yang mungkin terjadi. Jadi dapat dikatakan bahwa Keselamatan dan
Kesehatan Kerja adalah suatu pendekatan ilmiah dan praktis dalam mengatasi potensi
bahaya dan risiko kesehatan dan keselamatan yang mungkin terjadi.( Rijanto, 2010 ).

Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi
kelangsungan suatu usaha. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi
yang cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang tidak
sedikit jumlanya. Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan kerugian yang
sangat besar karena manusia adalah satu-satunya sumber daya yang tidak dapat
digantikan oleh teknologi apapun. Setiap tahun di dunia terjadi 270 juta kecelakaan
kerja, 160 juta pekerja menderita penyakit akibat kerja, kematian 2.2 juta dan
kerugian finansial sebesar 1.25 triliun USD. Sedangkan di Indonesia menurut data PT.
Jamsostek (Persero) dalam periode 2002-2005 terjadi lebih dari 300 ribu kecelakaan
kerja, 5000 kematian, 500 cacat tetap dan konpensasi lebih dari Rp. 550 milyar.
Konpensasi ini adalah sebagian dari kerugian langsung dan 7.5 juta pekerja sektor
formal yang aktif sebagai peserta Jamsostek. Diperkirakan kerugian tidak langsung
dari seluruh sektor formal lebih dari Rp. 2 triliun, dimana sebagian besar merupakan
kerugian dunia usaha.(DK3N,2007). Melihat angka-angka tersebut tentu saja bukan
https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_dan_Pengendaliannya

suatu hal yang membanggakan, akan tetapi hendaklah dapat menjadi pemicu bagi
dunia usaha dan kita semua untuk bersama-sama mencegah dan mengendalikannya.
Upaya pencegahan dan pengendalian bahaya kerja yang dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dilakukan dengan penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja.

Secara keilmuan K3, didefinisikan sebagai ilmu dan penerapan teknologi


tentang pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Dari aspek hukum K3
merupakan kumpulan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. Melalui peraturan yang jelas dan
sanksi yang tegas, perlindungan K3 dapat ditegakkan, untuk itu diperlukan peraturan
perundang-undangan yang mengatur tentang K3. Bahkan ditingkat internasionalpun
telah disepakati adanya konvensi-konvensi yang mengatur tentang K3 secara
universal sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, baik yang
dikeluarkan oleh organisasi dunia seperti ILO, WHO, maupun tingkat regional.
Ditinjau dari aspek ekonomis, dengan menerapkan K3, maka tingkat kecelakaan akan
menurun, sehingga kompensasi terhadap kecelakaan juga menurun, dan biaya tenaga
kerja dapat berkurang. Sejalan dengan itu, K3 yang efektif akan dapat meningkatkan
produktivitas kerja sehingga dapat meningkatkan hasil produksi. Hal ini pada
gilirannya kemudian dapat mendorong semua tempat kerja/industri maupun tempat-
tempat umum merasakan perlunya dan memiliki budaya K3 untuk diterapkan disetiap
tempat dan waktu, sehingga K3 menjadi salah satu budaya industrial.

Dengan melaksanakan K3 akan terwujud perlindungan terhadap tenaga kerja


dari risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi pada waktu
melakukan pekerjaan di tempat kerja. Dengan dilaksanakannya perlindungan K3,
diharapkan akan tercipta tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan tenaga kerja
yang produktif, sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja dan produktivitas
perusahaan. Dengan demikian K3 sangat besar peranannya dalam upaya
meningkatkan produktivitas perusahaan, terutama dapat mencegah korban manusia.

Dengan demikian untuk mewujudkan K3 perlu dilaksanakan dengan


perencanaan dan pertimbangan yang tepat, dan salah satu kunci keberhasilannya
terletak pada peran serta pekerja sendiri baik sebagai subyek maupun obyek
perlindungan dimaksud dengan memperhatikan banyaknya risiko yang diperoleh.
https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_dan_Pengendaliannya

Manajemen risiko menuntut tidak hanya keterlibatan pihak manajemen tetapi


juga komitmen manajemen dan seluruh pihak yang terkait. Pada konsep ini, bahaya
sebagai sumber kecelakaan kerja harus harus teridentifikasi, kemudian diadakan
perhitungan dan prioritas terhadap risiko dari bahaya tersebut dan terakhir adalah
pengontrolan risiko. Ditahap pengontrolan risiko, peran manajemen sangat penting
karena pengontrolan risiko membutuhkan ketersediaan semua sumber daya yang
dimiliki , karena pihak manajemen yang sanggup memenuhi ketersediaan ini. Semua
konsep-konsep utama tersebut semakin menyadarkan akan pentingnya kebutuhan
pengelolaan K3 dalam bentuk manajemen yang sistematis dan mendasar. Integrasi ini
diawali dengan kebijakan untuk mengelola K3 menerapkan suatu sistem manajemen
kesehatan dan keselamatam kerja. Sesuai dengan isi dalam makalah ini, maka kami
mengambil judul “Konsep Dasar K3, Hazard dan pengendaliannya” untuk makalah
ini.

1.2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui tentang Konsep Dasar K3, Hazard dan
Pengendaliannya
b. Tujuan khusus
Dengan penyusunan makalah ini, mahasiswa diharapkan:
- Mampu memahami dan mngetahui tentang konsep dasar K3
- Mampu memahami dan mngetahui tentang Hazard dan Pengendaliannya

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar K3


2.1.1 Sejarah Perkembangan K3
A. ZAMAN PRA-SEJARAH
https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_dan_Pengendaliannya

Pada zaman batu dan goa (Paleolithic dan Neolithic) dimana manusia yang
hidup pada zaman ini telah mulai membuat kapak dan tombak yang mudah
untuk digunakan serta tidak membahayakan bagi mereka saat digunakan.
Disain tombak dan kapak yang mereka buat umumnya mempunyai bentuk
yang lebh besar proporsinya pada mata kapak atau ujung ombak. Hal ini
adalah untuk menggunakan kapak atau tombak tersebut tidak memerlukan
tenaga yang besar karena dengan sedikit ayunan momentum yang dihasilkan
cukup besar. Disain yang mengecil pada pegangan dimaksudkan untuk tidak
membahayakan bagi pemakai saat mengayunkan kapak tersebut.
B. ZAMAN BANGSA BABYLONIA (DINASTI SUMMERIA) DI IRAK
Pada era ini masyarakat sudah mencoba membuat sarung kapak agar aman dan
tidak membahayakan bagi orang yang membawanya. Pada masa ini
masyarakat sudah mengenal berbagai macam peralatan yang digunakan untuk
membantu pekerjaan mereka. Dan semakin berkembang setelah ditemukannya
tembaga dan suasa sekitar 3000-2500 BC. Pada tahun 3400 BC masyarakat
sudah mengenal konstruksi dengan menggunakan batubata yang dibuat proses
pengeringan oleh sinar matahari. Pada era ini masyarakat sudah membangunan
saluran air dari batu sebagai fasilitas sanitasi. Pada tahun 2000 BC muncul
suatu peraturan “Hammurabi” yang menjadi dasar adanya kompensasi
asuransi bagi pekerja.
C. ZAMAN MESIR KUNO
Pada masa ini terutama pada masa berkuasanya Fir’aun banyak sekali
dilakukan pekerjaan-pekerjaan raksasa yang melibatkan banyak orang sebagai
tenaga kerja. Pada tahun 1500 BC khususnya pada masa Raja Ramses II
dilakukan pekerjaan pembangunan terusan dari Mediterania ke Laut Merah.
Disamping itu Raja Ramses II juga meminta para pekerja untuk membangun
“temple” Rameuseum. Untuk menjaga agar pekerjaannya lancar Raja Ramses
II menyediakan tabib serta pelayan untuk menjaga kesehatan para pekerjanya.
D. ZAMAN YUNANI KUNO
Pada zaman romawi kuno tokoh yang paling terkenal adalah Hippocrates.
Hippocrates berhasil menemukan adanya penyakit tetanus pada awak kapal
yang ditumpanginya.
E. ZAMAN ROMAWI
https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_dan_Pengendaliannya

Para ahli seperti Lecretius, Martial, dan Vritivius mulai memperkenalkan


adanya gangguan kesehatan yang diakibatkan karena adanya paparan bahan-
bahan toksik dari lingkungan kerja seperti timbal dan sulfur. Pada masa
pemerintahan Jendral Aleksander Yang Agung sudah dilakukan pelayanan
kesehatan bagi angkatan perang.
F. ABAD PERTENGAHAN
Pada abad pertengahan sudah diberlakukan pembayaran terhadap pekerja yang
mengalami kecelakaan sehingga menyebabkan cacat atau meninggal.
Masyarakat pekerja sudah mengenal akan bahaya vapour di lingkungan kerja
sehingga disyaratkan bagi pekerja yang bekerja pada lingkungan yang
mengandung vapour harus menggunakan masker.
G. ABAD KE-16
Salah satu tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Phillipus Aureolus
Theophrastus Bombastus von Hoheinheim atau yang kemudian lebih dikenal
dengan sebutan Paracelsus mulai memperkenalkan penyakit-penyakit akibat
kerja terutama yang dialama oleh pekerja tambang. Pada era ini seorang ahli
yang bernama Agricola dalam bukunya De Re Metallica bahkan sudah mulai
melakukan upaya pengendalian bahaya timbal di pertambangan dengan
menerapkan prinsip ventilasi.
H. ABAD KE-18
Pada masa ini ada seorang ahli bernama Bernardino Ramazzini (1664 – 1714)
dari Universitas Modena di Italia, menulis dalam bukunya yang terkenal :
Discourse on the diseases of workers, (buku klasik ini masih sering dijadikan
referensi oleh para ahli K3 sampai sekarang). Ramazzini melihat bahwa
dokter-dokter pada masa itu jarang yang melihat hubungan antara pekerjaan
dan penyakit, sehingga ada kalimat yang selalu diingat pada saat dia
mendiagnosa seseorang yaitu “ What is Your occupation ?”. Ramazzini
melihat bahwa ada dua faktor besar yang menyebabkan penyakit akibat kerja,
yaitu bahaya yang ada dalam bahan-bahan yang digunakan ketika bekerja dan
adanya gerakan-gerakan janggal yang dilakukan oleh para pekerja ketika
bekerja (ergonomic factors)
I. ERA REVOLUSI INDUSTRI (TRADITIONAL INDUSTRIALIZATION)
Pada era ini hal-hal yang turut mempengaruhi perkembangan K3 adalah :
https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_dan_Pengendaliannya

-Penggantian tenaga hewan dengan mesin-mesin seperti mesin uap yang baru
ditemukan sebagai sumber energi.
-Penggunaan mesin-mesin yang menggantikan tenaga manusia
-Pengenalan metode-metode baru dalam pengolahan bahan baku (khususnya
bidang industri kimia dan logam).
-Pengorganisasian pekerjaan dalam cakupan yang lebih besar berkembangnya
industri yang ditopang oleh penggunaan mesin-mesin baru.
-Perkembangan teknologi ini menyebabkan mulai muncul penyakit-penyakit
yang berhubungan dengan pemajanan karbon dari bahan-bahan sisa
pembakaran
J. ERA INDUSTRIALISASI (MODERN IDUSTRIALIZATION)
Sejak era revolusi industri di ata samapai dengan pertengahan abad 20
maka penggnaan teknologi semakin berkembang sehingga K3 juga mengikuti
perkembangan ini. Perkembangan pembuatan alat pelindung diri, safety
devices. dan interlock dan alat-alat pengaman lainnya juga turut berkembang.
K. ERA MANAJEMEN DAN MANJEMEN K3
Perkembangan era manajemen modern dimulai sejak tahun 1950-an
hingga sekaran. Perkembangan ini dimulai dengan teori Heinrich (1941) yang
meneliti penyebabpenyebab kecelakaan bahwa umumnya (85%) terjadi karena
faktor manusia (unsafe act) dan faktor kondisi kerja yang tidak aman (unsafe
condition). Pada era ini berkembang system automasi pada pekerjaan untuk
mengatasi masalah sulitnya melakukan perbaikan terhadap faktor manusia.
Namun system otomasi menimbulkan masalah-masalah manusiawi yang
akhirnya berdampak kepada kelancaran pekerjaan karena adanya blok-blok
pekerjaan dan tidak terintegrasinya masing-masing unit pekerjaan. Sejalan
dengan itu Frank Bird dari International Loss Control Institute (ILCI) pada
tahun 1972 mengemukakan teori Loss Causation Model yang menyatakan
bahwa factor manajemen merupakan latar belakang penyebab yang
menyebabkan terjadinya kecelakaan. Berdasarkan perkembangan tersebut
serta adanya kasus kecelakaan di Bhopal tahun 1984, akhirnya pada akhir abad
20 berkembanglah suatu konsep keterpaduan system manajemen K3 yang
berorientasi pada koordinasi dan efisiensi penggunaan sumber daya.
Keterpaduan semua unit-unit kerja seperti safety, health dan masalah
lingkungan dalam suatu system manajemen juga menuntut adanya kualitas
https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_dan_Pengendaliannya

yang terjamin baik dari aspek input proses dan output. Hal ini ditunjukkan
dengan munculnya standar-standar internasional seperti ISO 9000, ISO 14000
dan ISO 18000.
L. ERA MENDATANG
Perkembangan K3 pada masa yang akan datang tidak hanya
difokuskan pada permasalahan K3 yang ada sebatas di lingkungan industri dan
pekerja. Perkembangan K3 mulai menyentuh aspek-aspek yang sifatnya
publik atau untuk masyarakat luas. Penerapan aspek-aspek K3 mulai
menyentuh segala sektor aktifitas kehidupan dan lebih bertujuan untuk
menjaga harkat dan martabat manusia serta penerapan hak asazi manusia demi
terwujudnya kualitas hidup yang tinggi. Upaya ini tentu saja lebih bayak
berorientasi kepada aspek perilaku manusia yang merupakan perwujudan
aspek-aspek K3.

 Sejarah Perkembangan K3 di Indonesia


Seperti halnya dengan perkembangan K3 dinegara-negara maju
lainnya. Perkembangan K3 di Indonesia tidak diketahui secara pasti kapan
tepatnya. Kemajuan-kemajuan yang dicapai di eropa sangat dirasakan sejak
timbulnya revolusi industri, nemun perkembangan K3 sesungguhnya baru
dirasakan (terjadi) bebrapa tahun setelah Negara kita merdeka yaitu pada saat
munculnya Undang-Undang Kerja dan Undang-Undang Kecelakaan,
meskipun permulaannya belum berlaku, namun telah memuat pokok-pokok
tentang K3.
Selanjutnya oleh Departemen Perburuhan pada tahun 1967 didirikan
lembaga Kesehatan Buruh yang kemudian pada tahun 1965 berubah menjadi
Lembaga Keselamatan dan Kesehatan Buruh.
Pada tahun 1966 didirikan Lembaga igiene Perusahaan dan Kesehatan
Kerja di Departemen Tenaga Kerja, dan Dinas Higiene Perusahaan/Sanitasi
umum dan Dinas Kesehatan Tenaga Kerja di Departemen Kesehatan.
Disamping itu juga tumbuh organisasi swasta yaitu Yayasan Higiene
Perusahaan yang berkedudukan di Surabaya. Untuk selanjutnya organisasi
Hiperkes (Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja) yang ada dipemerintah
dari tahun-ketahun selalu mengalami perubahan-perubahan dengan nama
sebagai berikut:
https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_dan_Pengendaliannya

1. Pada tahun 1969 berubah menjadi Lembaga Nasional Higiene Perusahaan


dan Kesehatan Kerja
2. Pada tahun 1978 berubah menjadi pusat Higiene Perusahaan, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (Hiperkes).
3. Pada tahun 1983 berubah lagi menjadi Pusat Higiene Perusahaan dan
Kesehatan Kerja
4. Pada tahun 1988 berubah menjadi pusat Pelayanan Ergonomi, Kesehatan
dan Keselamatan Kerja.
5. Pada tahun 1993 berubah lagi menjadi Pusat Higiene Perusahaan, Kesehatan
dan Keselamatan Kerja.
Jadi jelas bahwa perkembangan K3 di Indonesia berjalan bersama-
sama dengan pengembangan kesehatan kerja yaitu selain melalui institusi,
juga dilakukan melalui upaya-upaya penerbitas buku-buku, majalah, leaflet
K3, spanduk-spanduk, poster dan disebabarluaskan ke Seluruh Indonesia.
Kegiatan lain adalah seminar K3, konvensi, lokakarya, bimbingan terapan K3
diadakan secara berkala dan terus menerus.
Organisasi K3 adalah Asosiasi Hiperkes dan Keselamatan Kerja
(AHKKI) yang memiliki cabang diseluruh Provinsi Wilayah NKRI dengan
pusat di Jakarta.
Program pndidikan keahlian K3 dilaksanakan baik dalam bentuk mata
kuliah pendidikan formal yang diberikan pada beberapa jurusan di Perguruan
Tinggi, juga diberikan dalam bentuk In formasl berupa kursus-kursus keahlian
K3. dan salah satu keahlian yang berkembang di tahun 2004 adalah HIMU =
Higiene Industri Muda.
Dari segi peraturan perundang-uandang yang berlaku, yaitu
perundangan yang menyangkut K3 yang terdapat dalam Undang-Undang No.1
tahun 1970, Peraturan Menteri dan Surat edaran telah banyak diterbitkan.

2.1.2 Pengertian K3
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah ilmu terapan yang bersifat multi
disiplin, bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan,
dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi
proyek. Menurut America Society of safety and Engineering (ASSE) K3 diartikan
sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan
yang ada kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja.
https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_dan_Pengendaliannya

Pengertian K3 menurut undang-undang No.1 tahun 1970 (1) adalah upaya dan
pemikiran dalam menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani dan rohani
manusia pada umumnya dan pekerja pada khususnya serta hasil karya budaya 12
dalam rangka menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila

Menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960, BAB I


pasal 2, Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar
masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik
jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan
terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan
lingkungan kerja maupun penyakit umum. Selain pendapat diatas, ada beberapa
ahli yang mendefinisikan tentang kesehatan yaitu Parkins (1938) mendefinisikan
bahwa kesehatan adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan
fungsi tubuh dan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya. Hal yang
sama diutarakan oleh sedangkan Pepkin’s (1978)menguraikan bahwa sehat adalah
suatu keadaan keseimbangan yang dinamis antara bentuk tubuh dan fungsi yang
dapat mengadakan penyesuaian, sehingga dapat mengatasi gangguan dari luar.
Sedangkan menurut White (1977) menjelaskan bahwa sehat adalah suatu keadaan
dimana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan apapun atau
tidak ada tanda – tanda suatu penyakit dan kelainan.Kondisi kesehatan pekerja
haruslah menjadi perhatain karena pekerja adalah penggerak atau aset perusahaan
konstruksi. Jadi kondisi fisik harus maksimal dan sehat agar tidak mengganggu
proses kerja seperti pernyataan ILO/WHO (1995) bahwa kesehatan kerja adalah
suatu upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat kesejahtaraan
fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jabatan,
pencegahan penyimpangan kesehatan diantara pekerja yang disebabkan oleh
11kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat
faktor yang merugikan kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam
suatu lingkungan kerja yang diadaptasikan dengan kapabilitas fisiologi dan
psikologi; dan diringkaskan sebagai adaptasi pekerjaan kepada manusia dan
setiap manusia kepada jabatannya.Suma’mur (1976) memberikan definisi
kesehatan kerja sebagai : “Spesialisasidalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta
prakteknya yang bertujuan agar pekerja/masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi- tingginya, baik fisik atau mental maupun sosial dengan
https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_dan_Pengendaliannya

kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta


terhadap penyakit-penyakit umum”.Kesehatan kerja adalah suatu kondisi
kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan
setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha
pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum.
Kesehatan dalam ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja
tidak hanya diartikan sebagai suatu keadaan bebas dari penyakit. Menurut
Undang-Undang Pokok Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960, Bab I pasal 2, keadaan
sehat diartikan sebagai kesempurnaan keadaan jasmani, rohani, dan
kemasyarakatan (Slamet, 2012). Mia (2011) menyatakan bahwa kesehatan kerja
disamping mempelajari faktorfaktor pada pekerjaan yang dapat mengakibatkan
manusia menderita penyakit akibat kerja (occupational disease) maupun penyakit
yang berhubungan dengan pekerjaannya (work-related disease) juga berupaya
untuk mengembangkan berbagai cara atau pendekatan untuk pencegahannya,
bahkan berupaya juga dalam meningkatkan kesehatan (health promotion) pada
manusia pekerja tersebut.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Keselamatan dan Kesehatan Kerja


adalah suatu kondisi kerja yang terbebas dari ancaman bahaya yang mengganggu
proses aktivitas dan mengakibatkan terjadinya cedera, penyakit, kerusakan harta
benda, serta gangguan lingkungan. OHSAS 18001:2007 mendefinisikan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai kondisi dan faktor yang
mempengaruhi atau akan mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja
(termasuk pekerja kontrak dan kontraktor), tamu atau orang lain di tempat kerja.
Dari definisi keselamatan dan kesehatan kerja di atas serta definisi Keselamatan
dan Kesehatan Kerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dan OHSAS dapat
disimpulkan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu program yang
menjamin keselamatan dan kesehatan pegawai di tempat kerjaMangkunegara
(2002) menyatakan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai
suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusiapada umumnya,
hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan
pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya
https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_dan_Pengendaliannya

dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat


kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja tidak dapat dipisahkan dengan proses
produksi baik jasa maupun industri .Keselamatan dan Kesehatan Kerja
merupakan satu upaya pelindungan yang diajukan kepada semua potensi yang
dapat menimbulkan bahaya. Hal tersebut bertujuan agar tenaga kerja dan orang
lain yang ada di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat serta semua
sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien (Suma’mur, 2006).
Menurut Ridley (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000), mengartikan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang
sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat
dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut. Sama halnya dengan
Jackson (1999), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja
menunjukkan kepada kondisikondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja
yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan instrumen yang memproteksi
pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan ma-syarakat sekitar dari bahaya
akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib
dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan
menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak
boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus
dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan
yang berlimpah pada masa yang akan datang (Prasetyo, 2009).Keselamatan dan
kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan yang
memungkinkan terjadinya kecelakaan

Secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan


penerapannya yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan
pekerjaan guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset perusahaan agar
terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya. Keselamatan kerja juga meliputi
penyediaan APD, perawatan mesin dan pengaturan jam kerja yang manusiawi.

Dalam K3 juga dikenal istilah Kesehatan Kerja, yaitu : suatu ilmu yang
penerapannya untuk meningkatkan kulitas hidup tenaga kerja melalui
https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_dan_Pengendaliannya

peningkatan kesehatan, pencegahan Penyakit Akibat Kerja meliputi pemeriksaan


kesehatan, pengobatan dan pemberian makan dan minum bergizi.

Istilah lainnya adalah Ergonomy yang merupakan keilmuan dan aplikasinya


dalam hal sistem dan desain kerja, keserasian manusia dan pekerjaannya,
pencegahan kelelahan guna tercapainya pelakasanaan pekerjaan secara baik.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah sarana utama untuk mencegah


kecelakaan kerja, baik kecelakaan yang mengakibatkan kerugian yang bersifat
langsung ataupun tidak langsung. Adapun kecelakaan yang bersifat langsung
dapat berupa luka ringan (memar, lecet, pendarahan ringan dan lain-lain) ataupun
luka berat (luka tebuka, putus jari, pendarahan berat dan lain-lain) dan kematian
sedangkan kerugian yang bersifat tidak langsung dapat berupa kerusakan mesin,
proses produksi terhenti, kerusakan pada lingkungan dan biaya yang cukup besar
yang harus dikeluarkan perusahaan akibat dari kecelakaan kerja.

2.1.3 Subdisiplin/Cabang Keilmuan

Menurut Joint Committee of OHS dari ILO dan WHO bahwa subkeilmuan besar
dari K3 adalah :

a. Kesehatan Kerja (occupational Health) : kedokteran kerja, toksikologi industri,


epid, kesehatan kerja, promosi kesehatan kerja

b. Keselamatan Kerja (safety) : savety enginering, risk management, public


safetu dll

Sub disiplin ilmu dari K3 yang menggunakan kedua keilmuan besar tersebut
adalah ergonomi dan ilmu perilaku.

Praktek K3 (keselamatan kesehatan kerja) meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan


kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan
menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit. K3 terkait dengan ilmu kesehatan
kerja, teknik keselamatan, teknik industri, kimia, fisika kesehatan, psikologi organisasi
dan industri, ergonomika, dan psikologi kesehatan kerja.

2.1.4 Tujuan dan Komponen K3


https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_dan_Pengendaliannya

Tujuan K3 adalah untuk mengamankan sistem kerja dan menjaga well being
pekerja agar kegiatan pekerjaan dapat berlangsung dengan baik, memelihara
kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja,
keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh
kondisi lingkungan kerja, meningkatkan kesejahteraan dan kenerja, menjamin
kesehatan dan keselamatan orang lain dalam lingkungan kerja, mengamankan
sumber polutan, menyehatkan lingkungan kerja dan mengefisienkan kegiatan

Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan
finansial. Semua organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja
dan orang lain yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu.
Komponen K3 yang perlu diperhatikan, yaitu: Karakteristik
pekerjaan/kegiatan (jenis, ruang lingkup, lamanya kegiatan, tingkat kegiatan),
pengorganisasian dan manajemen pekerjaan, bahan dan alat yang digunakan
melaksanakan kegiatan, karakteristik manusia yang melaksanakan kegiatan.

Dalam K3 ada tiga norma yang selalu harus dipahami, yaitu :


1. Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehtan kerja
2. Di terapkan untuk melindungi tenaga kerja
3. Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Sasaran dari K3 adalah :


1. Menjamin keselamatan operator dan orang lain
2. Menjamin penggunaan peralatan aman dioperasikan
3. menjamin proses produksi aman dan lancar.

Tapi dalam pelaksaannya banyak ditemui habatan dalam penerapan K3 dalam dunia
pekerja, hal ini terjadi karena beberapa faktor yaitu :

Dari sisi masyarakat pekerja

 Tuntutan pekerja masih pada kebutuhan dasar (upah dan tunjangan


kesehatan/kesejahtraan)
 K3 belum menjadi tuntutan pekerja

Dari sisi pengusaha

 Pengusaha lebih menekankan penghematan biaya produksi dan meningkatkan


efisiensi untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. dan K3 dipandang sebagai
beban dalam hal biaya operasional tambahan
https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_dan_Pengendaliannya

Metode yang ada dalam keilmuan K3 ada 4:

1. Identifikasi bahaya
2. Analisis

3. Evaluasi

4. Pengendalian

2.2 Hazard dan Pengendaliannnya

2.2.1 Pengertian Hazard ( Bahaya)

Bahaya atau hazard merupakan segala hal atau sesuatu yang menpunyai
kemungkinan mengakibatkan kerugian baik pada harta benda, lingkungan,
maupun manusia (Budiono, 2003).

Menurut Suardi (2005), bahaya adalah sesuatu yang berpotensi menjadi


penyebab kerusakan. Ini dapat mencakup substansi, proses kerja dan atau aspek
lainnya dari lingkungan kerja.

Bahaya (hazard) adalah suatu keadaan yang dapat mengakibatkan cidera


(injury) atau kerusakan (damage) baik manusia, properti dan Setiap kegiatan yang
dilakukan tidak ada satupun yang bebas dari resiko yang ditimbulkan dari bahaya,
demikian pula kegiatan yang dilakukan di industri yang dalam proses produksinya
menggunakan proses kimia. Proses kimia pada industri memberikan potensi
bahaya yang besar, potensi bahaya yang ditimbulkan disebabkan antara lain:
penggunaan bahan baku, tingkat reaktivitas dan toksitas tinggi, reaksi kimia,
temperatur tinggi, tekanan tinggi, dan jumlah dari bahan yang digunakan. Potensi
bahaya yang ditimbulkan diperlukan upaya untuk meminimalkan terhadap risiko
yang diterima apabila terjadi kecelakaan (Baktiyar, 2009). Mengingat potensi
bahaya yang besar pada industri yang menggunakan proses kimia, maka
diperlukan upaya pengendalian, sehingga resiko yang ditimbulkan pada batas-
batas yang dapat diterima melalui Risk Assessment. lingkungan (Baktiyar, 2009)

2.2.2 Komponen Bahaya


https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_dan_Pengendaliannya

- Karakteristik material

- Bentuk material

- Hubungan pemajanan dan efek

- Jalannnya pemajanan dari proses individu

- Kondisi dan frekuensi penggunaan

- Tingkah laku pekerja

2.2.3 Jenis-Jenis Hazard

Berdasarkan karakteristik dampak yang diakibatkan oleh suatu jeni bahaya


maka jenis bahaya dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu bahaya kesehatan kerja
dan bahaya keselamatan kerja. Bahaya Kesehatan kerja dapat berupa bahaya fisisk,
kimia, biologi dan bahaya berkaitan dengan ergonomi, berdampak kepada
kesehatan dan kenyamanan kerja, misalnya penyakit akibat kerja, pemajanan
terjadi pada waktu lama dan pada konsentrasi rendah, Bahaya keselamatan (safety
hazard) fokus pada keselamatan manusia yang terlibat dalam proses, peralatan, dan
teknologi. Dampak safety hazard bersifat akut, konsekuensi tinggi, dan probabilitas
untuk terjadi rendah. Bahaya keselamatan

(Safety hazard) dapat menimbulkan dampak cidera, kebakaran, dan segala kondisi
yang dapat menyebabkan kecelakaan di tempat kerja.

Jenis-jenis safety hazard, antara lain :

a. Mechanical Hazard, bahaya yang terdapat pada benda atau proses yang bergerak
yang dapat menimbulkan dampak, seperti tertusuk, terpotong, terjepit, tergores,
terbentur, dan lain-lain.

b. Electrical Hazard, merupakan bahaya yang berasal dari arus listrik.

c. Chemical Hazard, bahaya bahan kimia baik dalam bentuk gas, cair, dan padat
yang mempunyai sifat mudah terbakar, mudah meledak, dan korosif.

Bahaya kesehatan (health hazard) fokus pada kesehatan manusia.Bahaya


Keselamatan kerja dapat berupa bahaya fisik, kimia, bahaya berkaitan dengan
https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_dan_Pengendaliannya

ergonomi, psikososial, elektrik, berdampak pada keselamatan kerja, misalnya


cedera, kebakaran, ledekan, pemajanan terjadi pada waktu singkat.

-Hazard fisik, misalnya yang berkaitan dengan peralatan seperti bahaya listrik,
temperatur ekstrim, kelembaban, kebisingan, kebisingan, radiasi, pencahayaan,
getaran, dan lain-lain.

-Hazard Kimia ialah kecederaan akibat sentuhan dan terhidu bahan


kimia.Contohnya bahan-bahan kimia seperti asid, alkali, gas, pelarut, simen, getah
sintetik, gentian kaca, pelekat antiseptik, aerosol, insektisida, dan lain-lain.. Bahan-
bahan kimia tersebut merbahaya dan perlu diambil langkah - langkah keselamatan
apabila mengendalinya.

-Hazard biologi, misalnya yang berkaitan dengan mahluk hidup yang berada
di lingkungan kerja seperti virus, bakteri, tanaman, burung, binatang yang dapat
menginfeksi atau memberikan reaksi negative kepada manusia.

-Hazard psikososial, misalnya yang berkaitan aspek sosial psikologis


maupun organisasi pada pekerjaan dan lingkungan kerja yang dapat memberi
dampak pada aspek fisik dan mental pekrja. Seperti misalnya pola kerja yang tak
beraturan, waktu kerja yang diluar waktu normal, beban kerja yang melebihi
kapasitas mental, tugas yang tidak berfariasi, suasana lingkungan kerja yang
terpisah atau terlalu ramai dll sebagainya

-Hazard ergonomi yang termasuk didalam kategori ini antara lain desain
tempat kerja yang tidak sesuai, postur tubuh yang salah saat melakukan
aktifitas, desain pekerjaan yang dilakukan, pergerakan yang berulang-ulang

-Hazard Mekanis, semua jenis bahaya yang berasal dari benda-benda bergerak atau
bersifat mekanis. Contoh : mesin-mesin pemotong, bahaya getaran.

2.2.4 Pengendalian Bahaya

- Eliminasi/penghilangan

- Substansi/mengganti material yang lebih aman


https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_dan_Pengendaliannya

- Minimalisasi/pengurangan jumlah material yang digunakan

-Enginering/disain/baik pada sumber, pemajanan, pemisahan jarak waktu,


pemisahan lokasi pekerja dengan pekerjaan

- Administrasi : perubahan proses, rotasi kerja

-Pelatihan

-Pemberian alat pelindung diri/ APD

2.2.5 Prinsip Management Risiko

Manajemen risiko mulai diperkenalkan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja


pada era tahun 1980-an setelah berkembangnya teori accident model dari ILCI
dan juga semakin maraknya isu lingkungan dan kesehatan. Manajemen risiko
bertujuan untuk minimisasi kerugian dan meningkatkan kesempatan ataupun
peluang. Bila dilihat terjadinya kerugian dengan teori accident model dari ILCI,
maka manajemen risiko dapat memotong mata rantai kejadian kerugian tersebut,
sehingga efek dominonya tidak akan terjadi. Pada dasarnya manajemen risiko
bersifat pencegahan terhadap terjadinya kerugian maupun ‘accident’.

Ruang lingkup proses manajemen risiko terdiri dari: penentuan konteks kegiatan
yang akan dikelola risikonya, identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko,
pengendalian risiko, pemantauan dan telaah ulang, koordinasi dan komunikasi.

Pelaksanaan manajemen risiko haruslah menjadi bagian integral dari


pelaksanaan sistem manajemen perusahaan/ organisasi. Proses manajemen risiko
Ini merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk terciptanya
perbaikan berkelanjutan (continuous improvement). Proses manajemen risiko juga
sering dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.

Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis dan sistematis
dari suatu rangkaian kegiatan: penetapan konteks, identifikasi, analisa, evaluasi,
pengendalian serta komunikasi risiko. Proses ini dapat diterapkan di semua
tingkatan kegiatan, jabatan, proyek, produk ataupun asset. Manajemen risiko
https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_dan_Pengendaliannya

dapat memberikan manfaat optimal jika diterapkan sejak awal kegiatan. Walaupun
demikian manajemen risiko seringkali dilakukan pada tahap pelaksanaan ataupun
operasional kegiatan.

Terdapat empat prasyarat utama manajemen resiko, yaitu

1. Kebijakan Manajemen Risik

Eksekutif organisasi harus dapat mendefinisikan dan membuktikan


kebenaran dari kebijakan manajemen risikonya, termasuk tujuannya untuk
apa, dan komitmennya. Kebijakan manjemen risiko harus relevan dengan
konteks strategi dan tujuan organisasi, objektif dan sesuai dengan sifat dasar
bisnis (organisasi) tersebut. Manejemen akan memastikan bahwa kebijakan
tersebut dapat dimengerti, dapat diimplementasikan di setiap tingkatan
organisasi

2. Perencanaan Dan Pengelolaan Hasil

a. Komitmen Manajemen; Organisasi harus dapat memastikan bahwa: sistem


manejemen risiko telah dapat dilaksanakan, dan telah sesuai dengan standar
dan hasil/ performa dari sistem manajemen risiko dilaporkan ke manajemen
organisasi, agar dapat digunakan dalam meninjau (review) dan sebagai dasar
(acuan) dalam pengambilan keputusan.

b.Tanggung jawab dan kewenangan; Tanggung jawab, kekuasaan dan


hubungan antar anggota yang dapat menunjukkan dan membedakan fungsi
kerja didalam manajemen risiko harus terdokumentasikan khususnya untuk
hal-hal sebagai berikut: tindakan pencegahan atau pengurangan efek dari
risiko. pengendalian yang akan dilakukan agar faktor risiko tetap pada batas
yang masih dapat diterima, pencatatan faktor-faktor yang berhubungan dengan
kegiatan manajemen risiko, rekomendasi solusi sesuai cara yang telah
ditentukan, memeriksa validitas implementasi solusi yang ada dan komunikasi
dan konsultasi secara internal dan eksternal.

c.Sumber Daya Manusia; Organisasi harus dapat mengidentifikasikan


persyaratan kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang diperlukan. Oleh
https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_dan_Pengendaliannya

karena itu untuk meningkatkan kualifikasi SDM perlu untuk mengikuti


pelatihan-pelatihan yang relevan dengan pekerjaannya seperti pelatihan
manajerial, dan lain sebagainya.

3. Implementasi Program

Sejumlah langkah perlu dilakukan agar implementasi sistem manajemen risiko


dapat berjalan secara efektif pada sebuah organisasi. Langkah-langkah yang
akan dilakukan tergantung pada filosofi, budaya dan struktur dari organisasi
tersebut.

4. Tinjauan Manajemen

Tinjauan sistem manajemen risiko pada tahap yang spesifik, harus dapat
memastikan kesesuaian kegiatan manajemen risiko yang sedang dilakukan
dengan standar yang digunakan dan dengan tahap-tahap berikutnya.

Manajemen risiko adalah bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen proses.
Manajemen risiko adalah bagian dari proses kegiatan didalam organisasi dan
pelaksananya terdiri dari mutlidisiplin keilmuan dan latar belakang, manajemen
risiko adalah proses yang berjalan terus menerus.

Elemen utama dari proses manajemen risiko:

-Penetapan tujuan; Menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan ruang lingkup


manajemen risiko yang akan dilakukan.

-Identifkasi risiko; Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor-faktor


yang mempengaruhi terjadinya risiko untuk analisis lebih lanjut.

-Analisis risiko; Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan


konsekuensi yang akan terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan risiko yang ada
dengan mengalikan kedua variabel tersebut (probabilitas X konsekuensi).

-Evaluasi risiko; Membandingkan tingkat risiko yang ada dengan kriteria standar.
Setelah itu tingkatan risiko yang ada untuk beberapa hazards dibuat tingkatan
prioritas manajemennya. Jika tingkat risiko ditetapkan rendah, maka risiko
https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_dan_Pengendaliannya

tersebut masuk ke dalam kategori yang dapat diterima dan mungkin hanya
memerlukan pemantauan saja tanpa harus melakukan pengendalian.

-Pengendalian risiko; Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi


yang ada dengan menggunakan berbagai alternatif metode, bisa dengan transfer
risiko, dan lain-lain.

-Monitor dan Review; Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen
risiko yang dilakukan serta mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu
dilakukan.

-Komunikasi dan konsultasi; Komunikasi dan konsultasi dengan pengambil


keputusan internal dan eksternal untuk tindak lanjut dari hasil manajemen risiko

yang dilakukan.

Manajemen risiko dapat diterapkan di setiap level di organisasi. Manajemen


risiko dapat diterapkan di level strategis dan level operasional. Manajemen risiko
juga dapat diterapkan pada proyek yang spesifik, untuk membantu proses
pengambilan keputusan ataupun untuk pengelolaan daerah dengan risiko yang
spesifik.

Beberapa Istilah Penting Dalam Manajemen Risiko

1. Konsekuensi
https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_dan_Pengendaliannya

Akibat dari suatu kejadian yang dinyatakan secara kualitatif atau kuantitatif,
berupa kerugian, sakit, cedera, keadaan merugikan atau menguntungkan. Bisa
juga berupa rentangan akibat-akibat yang mungkin terjadi dan berhubungan
dengan suatu kejadian.

2. Biaya

Dari suatu kegiatan, baik langsung dan tidak langsung, meliputi berbagai
dampak negatif, termasuk uang, waktu, tenaga kerja, gangguan, nama baik,
politik dan kerugian-kerugian lain yang tidak dinyatakan secara jelas.

3. Kejadian

Suatu peristiwa (insiden) atau situasi, yang terjadi pada tempat tertentu selama
interval waktu tertentu.

4. Analisis Urutan Kejadian

Suatu teknik yang menggambarkan rentangan kemungkinan dan rangkaian


akibat yang bisa timbul dari proses suatu kejadian.

5. Analisis Urutan Kesalahan

Suatu metode sistem teknik untuk menunjukkan kombinasi-kombinasi yang


logis dari berbagai keadaan sistem dan penyebab-penyebab yang mungkin bisa
berkontribusi terhadap kejadian tertentu (disebut kejadian puncak).

6. Frekuensi

Ukuran angka dari peristiwa suatu kejadian yang dinyatakan sebagai jumlah
peristiwa suatu kejadian dalam waktu tertentu. Terlihat juga seperti
kemungkinan dan peluang

7. Bahaya (hazard)

Faktor intrinsik yang melekat pada sesuatu dan mempunyai potensi untuk
menimbulkan kerugian.
https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_dan_Pengendaliannya

8. Monitoring/ Pemantauan

Pengecekan, Pengawasan, Pengamatan secara kritis, atau Pencatatan


kemajuan dari suatu kegiatan, tindakan, atau sistem untuk mengidentifikasi
perubahan-perubahan yang mungkin terjadi.

9. Probabilitas

Digunakan sebagai gambaran kualitatif dari peluang atau frekuensi.


Kemungkinan dari kejadian atau hasil yang spesifik, diukur dengan rasio dari
kejadian atau hasil yang spesifik terhadap jumlah kemungkinan kejadian atau
hasil. Probabilitas dilambangkan dengan angka dari 0 dan 1, dengan 0
menandakan kejadian atau hasil yang tidak mungkin dan 1 menandakan
kejadian atau hasil yang pasti.

10. Risiko Ikutan

Tingkat risiko yang masih ada setelah manajemen risiko dilakukan.

11. Risiko

Peluang terjadinya sesuatu yang akan mempunyai dampak terhadap sasaran.


Ini diukur dengan hukum sebab akibat. Variabel yang diukur biasanya
probabilitas, konsekuensi dan juga pemajanan.

12. Penerimaan Risiko (acceptable risk)

Keputusan untuk menerima konsekuensi dan kemungkinan risiko tertentu.

13. Analisis risiko

Sebuah sistematika yang menggunakan informasi yang didapat untuk


menentukan seberapa sering kejadian tertentu dapat terjadi dan besarnya
konsekuensi tersebut.

14. Penilaian risiko

Proses analisis risiko dan evalusi risiko secara keseluruhan.


https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_dan_Pengendaliannya

15. Penghindaran risiko

Keputusan yang diberitahukan tidak menjadi terlibat dalam situasi risiko.

16. Pengendalian risiko

Bagian dari manajemen risiko yang melibatkan penerapan kebijakan, standar,


prosedur perubahan fisik untuk menghilangkan atau mengurangi risiko yang
kurang baik.

17. Evaluasi risiko

Proses yang biasa digunakan untuk menentukan manajemen risiko dengan


membandingkan tingkat risiko terhadap standar yang telah ditentukan, target
tingkat risiko dan kriteria lainnya.

18. Identifikasi Risiko

Proses menentukan apa yang dapat terjadi, mengapa dan bagaimana.

19. Pengurangan Risiko

Penggunaan/ penerapan prinsip-prinsip manajemen dan teknik-teknik yang


tepat secara selektif, dalam rangka mengurangi kemungkinan terjadinya suatu
kejadian atau konsekuensinya, atau keduanya.

20. Pemindahan Risiko (risk transfer)

Mendelegasikan atau memindahkan suatu beban kerugian ke suatu kelompok/


bagian lain melalui jalur hukum, perjanjian/ kontrak, asuransi, dan lain-lain.
Pemindahan risiko mengacu pada pemindahan risiko fisik dan bagiannya ke
tempat lain.
https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_dan_Pengendaliannya

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dengan melaksanakan K3 akan terwujud perlindungan terhadap tenaga kerja


dari risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi pada waktu
melakukan pekerjaan di tempat kerja. Dengan dilaksanakannya perlindungan K3,
diharapkan akan tercipta tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan tenaga kerja
yang produktif, sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja dan produktivitas
perusahaan. K3 sangat besar peranannya dalam upaya meningkatkan produktivitas
perusahaan, terutama dapat mencegah korban manusia.

Dengan demikian untuk mewujudkan K3 perlu dilaksanakan dengan


perencanaan dan pertimbangan yang tepat, dan salah satu kunci keberhasilannya
terletak pada peran serta pekerja sendiri baik sebagai subyek maupun obyek
perlindungan dimaksud dengan memperhatikan banyaknya risiko yang diperoleh.

3.2 SARAN
https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_dan_Pengendaliannya

Jagalah keselamatan anda dalam kondisi yang aman dan patuhilah pada
peraturan rambu lalu lintas agar tidak terjadi kecelakaan dan mengurangi risiko
kecelakaan.

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang No. 1 Tahun 2007 Tntang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Harrington, J.M.2003. Buku Saku Kesehatan Kerja-Ed. 3. Jakarta: EGC

sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com

http://ilmuk3.blogspot.com/2010/09/sejarah-perkembangan-k3_07.html

http://www.updatenya.com/2012/12/sejarah-perkembangan-k3-di-dunia.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_risiko

http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/124267-S-5668-Studi%20terhadap-Literatur.pdf

healthsafetyprotection.com/…dasar-keselamatan-kerja

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-12483-Chapter1.pdf

http://s2informatics.files.wordpress.com/2007/11/introduction.pdf

http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan_dan_keselamatan_kerja
https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_dan_Pengendaliannya

Anda mungkin juga menyukai