PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Untuk Memenuhi salah satu Syarat menempuh Ujian Strata Satu (SI)
pada Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak
OLEH :
DINA APRIYANI
SNR19214037
PONTIANAK
2021
PERSETUJUAN UJIAN
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Untuk Memenuhi salah satu Syarat menempuh Ujian Strata Satu (SI)
pada Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak
DINA APRIYANI
SNR19214037
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ners
i
PERSETUJUAN
PROPOSAL PENELITIAN
DINA APRIYANI
SNR19214037
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pembimbing 1 Pembimbing 2
ii
PENGESAHAN
PROPOSAL PENELITIAN
Proposal ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk penelitian
lapangan dan memperoleh gelar Sarjana Keperawatan
Pontianak, 24 Maret 2021
Ketua STIK Ketua Program Studi S1
iii
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa proposal penelitian ini adalah benar-benar hasil
pekerjaan saya. Adapun kutipan atau saduran hanya sebatas referensi semata, dan
apabila dikemudian hari proposal penelitian yang saya buat ini terbukti meniru atau
menjiplak karya orang lain, saya bersedia mendapat sanksi akademis maupun sanksi
hukum dari lembaga yang berwenang.
Hormat saya,
Dina Apriyani
SNR19214037
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Peneliti menyadari bahwa dalam rangkaian penelitian ini tidak akan berjalan
sesuai rencana apabila tidak didukung oleh semua pihak. Untuk itu pada kesempatan
ini tidak lupa peneliti ingin menyampaikan penghormatan serta ucapan terima kasih
sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
v
6. Kepada kedua orang tua tercinta yaitu Bapak Abdurahman, Ibu Eny Suryawati
dan kedua saudara kandung saya yang telah banyak membantu baik dukungan
secara material maupun moril, serta seluruh keluarga tercinta yang telah
memberikan dukungan kepada peneliti dalam penyelesaian proposal penelitian
ini.
7. Teman terdekat Rizka, Awalia, Novita, Detty, & Diah yang selalu memberikan
semangat dan dukungan kepada saya untuk menyelesaikan penyusunan proposal
penelitian ini.
8. Kepada semua sahabat, serta seluruh teman-teman Prodi Non B Reguler
Angkatan 2019 STIK Muhammadiyah Pontianak yang namanya tidak bisa
disebutkan satu persatu yang telah memberikan masukan, motivasi dan bantuan
dalam proses menyelesaikan proposal penelitian ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala bantuan,
dukungan, semangat, perhatian, dorongan, doa, kerjasama, dan masukan yang
telah diberikan kepada peneliti.
Demikianlah proposal penelitian ini disusun, semoga dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan sebagai dasar penelitian di waktu yang akan datang.
wassalamu’alaikum Wr. Wb
Dina Apriyani
SNR19214037
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERSETUJUAN UJIAN ........................................................................................ i
PERSETUJUAN PROFOSAL PENELITIAN ..................................................... ii
PENGESAHAN ....................................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ........................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... x
DAFTAR SKEMA .................................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 6
vii
F. Instrument / Alat Pengumpulan Data ............................................................ 40
G. Uji Validitas dan Reabilitas .......................................................................... 40
H. Prosedur Pengumpulan Data ......................................................................... 41
I. Analisa Data .................................................................................................. 41
J. Etika Penelitian ............................................................................................. 44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR SKEMA
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3 : Kuisoner
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat paling efektif dan
efisien dalam mencegah beberapa penyakit berbahaya. Dalam imunisasi
terdapat konsep herd immunity atau kekebalan kelompok. Pada kekebalan
kelompok hanya dapat terbentuk apabila cakupan imunisasi pada sasaran tinggi
dan merata di seluruh wilayah. Konsep ini merupakan bukti bahwa program
imunisasi sangat efektif juga efisien bagi kelompok rentan maka seluruh
masyarakat akan dapat terlindungi (Yurianto, 2020).
Imunisasi merupakan hal yang penting dalam pelayanan kesehatan untuk
melindungi individu yang rentan dari penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I) (WHO, 2020).
Imunisasi adalah suatu proses untuk membuat seseorang mempunyai
imun atau kebal tubuh yang tidak mudah terserang suatu penyakit. Proses ini
dilakukan dengan pemberian vaksinasi yang berasal dari kata vaccine yaitu zat
yang dapat merangsang timbulnya kekebalan aktif seperti BCG, Polio, DPT,
Hepatitis B dan lain-lain (Sunarti, 2012). Dan perlu kita ketahui bahwa
imunisasi tidak memberikan jaminan perlindungan 100% pada anak yang sudah
diberikan imunisasi masih mungkin terserang suatu penyakit, tetapi
kemungkinannya jauh lebih kecil yaitu hanya sekitar 5-15%. Hal ini bukan
berarti imunisasi tersebut gagal, tetapi karena memang perlindungan imunisasi
hanya sekitar 80-95%. Beberapa penyakit menular yang termasuk ke dalam
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) antara lain TBC, difteri,
tetanus, hepatitis B, pertusis, campak, polio, radang selaput otak, dan radang
paru-paru. Anak yang telah diberi imunisasi diharapkan akan terlindungi dari
berbagai penyakit berbahaya yang dapat menimbulkan kecacatan atau kematian
(Kementerian Kesehatan RI, 2016).
1
2
GAVI, WHO dan UNICEF menyebutkan bahwa setidaknya 80 juta anak usia
kurang dari 1 tahun memiliki risiko untuk menderita penyakit difteri, campak
dan polio akibat terganggunya pelayanan imunisasi rutin di tengah pandemi
COVID-19. Terdapat 64% dari 107 negara mengalami gangguan atau
penundaan pelaksanaan layanan imunisasi rutin dan 60 negara menunda
pelaksanaan kampanye imunisasi terutama campak dan polio. Hal ini tentu
berisiko untuk terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) PD3I (WHO-UNICEF,
2020).
Di tengah situasi pandemi Covid-19 pelaksanaan imunisasi terhambat dan
di sejumlah daerah warga tidak bisa keluar rumah. Oleh sebab itu, belum lama
ini Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan
(Kemenkes) mengeluarkan “Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi Pada Masa
Pandemi Covid-19”. Pelayanan imunisasi dilaksanakan sesuai prinsip
Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI) dan menjaga jarak aman 1 – 2 meter.
Dinas kesehatan harus berkoordinasi dan melakukan advokasi kepada
pemerintah daerah setempat dalam pelayanan imunisasi pada masa pandemi
COVID-19. Selain itu petugas kesehatan diharapkan dapat memantau status
imunisasi setiap sasaran yang ada di wilayah kerjanya (Kementerian, 2020).
Survei Kementrian Kesehatan dan UNICEF terbaru terhadap lebih dari
5.300 fasilitas kesehatan di Indonesia menunjukan 84% responden mengatakan
layanan imunisasi anak terganggu akibat Covid-19. Survei ini juga
menunjukkan cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia pada April 2020
menurun 4,7% dibanding April tahun lalu. Saat normal saja dan jauh sebelum
krisis kesehatan data riset kesehatan dasar tahun 2018 menunjukan cakupan
imunisasi dasar lengkap di Indonesia untuk anak berusia 12-23 bulan hanya
sekitar 58% (targetnya 93% pada tahun 2018) dari sekitar 6 juta anak yang
harus vaksinasi. Dengan adanya pendemi, target cakupan imunisasi dasar
lengkap semakin berat. Para orang tua khawatir bahwa anak mereka akan
4
tertular COVID-19 jika pergi ke tenaga kesehatan dan fasilitasi kesehatan. Ada
juga mispersepsi bahwa pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah
kota untuk membawa anak imunisasi (Kementrian Kesehatan 2018).
Menurut Hardjana (2007) dari hasil studi pendahuluan mengatakan
kebanyakan orang tua yang beralasan tidak melakukan imunisasi sejalan
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pandangan seseorang seperti
lingkungan sosial, kebudayaan masyarakat, layanan kesehatan, pengalaman
masa lalu, kebutuhan, motivasi dan lain sebagainya yang akhirnya membentuk
suatu persepsi. Persepsi itulah yang nantinya akan mewujudkan suatu pilihan
orang tua untuk melakukan atau tidak melakukan imunisasi lengkap pada
anaknya.
Menurut Laporan Imunisasi Kesehatan Posyandu Pelita Harapan, Pustu
Sukau Bersatu Kabupaten Sintang Kecamatan Sepauk ibu yang memiliki anak
usia 0-24 bulan. Pada tahun 2018 bejumlah 83 anak dan pada tahun 2019
jumlah 74 anak sedangkan pada bulan Desember 2020 di dapatkan data bahwa
anak yang melakukan imunisasi hanya sebanyak 18 anak. Berdasarkan hasil
wawancara dan survei yang peneliti lakukan kepada tim kesehatan dan kader di
Posyandu Pelita Harapan, Pustu Sukau Bersatu Kabupaten Sintang Kecamatan
Sepauk di dapatkan hasil masih banyak orang tua yang tidak mau membawa
anaknya ke posyandu untuk melakukan imunisasi. Salah satu alasan mengapa
orang tua tidak mau membawa anaknya imunisasi yaitu karena mereka takut
ketika anaknya disuntik atau diberikan vaksinasi anak akan menjadi rewel,
demam dan terlebih lagi bahwa di daerah tersebut ada 2 orang terkena virus
covid-19 maka dari itu jumlah pengunjung imunisasi menjadi menurun karena
para orang tua takut akan tertular virus Covid-19. Namun begitu kegiatan
imunisasi tetap rutin dilaksanakan setiap bulan sebagaimana mestinya sesuai
protokol kesehatan yang ada dan menjaga jarak. Tidak hanya kegiatan
imunisasi, posyandu Pelita Harapan juga memberikan layanan kesehatan ibu
dan anak termasuk promosi kesehatan imunisasi. Program layanan ini
5
memungkinkan para kader dan tim kesehatan lainnya di desa sukau untuk selalu
memantau status imunisasi setiap anak yang menjadi target di desa sukau,
sehingga dapat memobilisasi partisipasi masyarakat untuk memantau layanan
imunisasi. Dan untuk mengetahui seberapa banyak orang tua yang tidak
membawa anakya untuk melakukan imunisasi di daerah sukau Kecamatan
Sepauk, karena jika tidak diantisipasi, rendahnya cakupan imunisasi bisa
menimbulkan bencana penyakit baru (seperti wabah campak, difteri, dan
tuberculosis).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik mengambil judul
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian imunisasi di masa pandemik
posyandu pelita harapan, pustu sukau bersatu kecamatan sepauk kabupaten
sintang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin mengetahui
mengenai “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Imunisasi pada Masa
Pandemi di Posyandu Pelita Harapan, Pustu Sukau Bersatu Kecamatan Sepauk
Kabupaten Sintang?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian imunisasi di masa
pandemi di Posyandu Pelita Harapan, Pustu Sukau Bersatu Kecamatan
Sepauk Kabupaten Sintang.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui hubungan antara pendidikan orang tua dengan kelengkapan
pemberian imunisasi dasar.
b. Mengetahui hubungan antara pekerjaan ibu dengan kelengkapan
pemberian imunisasi dasar.
6
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Instuti Pendidikan
Hasil penelitian ini diterapkan dapat memberikan manfaat berarti bagi
mahasiswa dan Instuti Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah
Pontiana. Serta menjadi sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan
kualitas pendidikan keperawatan dan dapat menambah pengetahuan bagi
pembaca dalam membahas faktor-faktor yang mempengaruhi tentang
pemberian imunisasi di masa pandemik.
2. Bagi peneliti
Hasil penyusunan proposal ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan, pengalaman serta mengaplikasikan semua ilmu yang telah di
dapat selama penelitian ini yang berhubungan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi tentang pemberian imunisasi di masa pandemi.
3. Bagi Partisipan
Hasil penyusun proposal ini di harapkan dapat memberikan informasi
seacara umum pada mahasiswa mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi tentang pemberian imunisasi di masa pandemi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Pada bab ini yang akan diuraikan penulis ialah mengenai tinjauan pustaka dan
keaslian penelitian.
A. KONSEP IMUNISASI
1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat paling efektif dan
efisien dalam mencegah beberapa penyakit berbahaya. Dalam imunisasi
terdapat konsep herd immunity atau kekebalan kelompok. Pada kekebalan
kelompok hanya dapat terbentuk apabila cakupan imunisasi pada sasaran
tinggi dan merata di seluruh wilayah. Konsep ini merupakan bukti bahwa
program imunisasi sangat efektif juga efisien karena hanya dengan
menyasar kelompok rentan maka seluruh masyarakat akan dapat terlindungi
(Yurianto, 2020).
Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten.
Apabila seorang anak di imunisasikan artinya ada pemberian kekebalan
terhadap suatu penyakit tertentu. Imunisasi juga merupakan suatu
pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan cara
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tertahankan terhadap
penyakit yang berbahaya bagi seseorang (Lisnawati, 2011).
Imunisasi dasar diberikan pada bayi sebelum berusia satu tahun.
Terdiri atas imunisasi terhadap penyakit hepatits B, poliomyelitis,
tuberkulosis, difteri, pertussis, tetanus, pneumonia dan meningitis, dan
campak (Kemenkes RI, 2017).
Menurut Kemenkes RI 2013, Imunisasi diartikan suatu cara untuk
meningkatkan kekebalan seseorang dengan secara aktif terhadap penyakit
sehingga apabila nanti nya terkena penyakit tersebut tidak akan langsung
7
8
sakit atau mengalami sakit ringan saja. Rizema (2012), imunisasi memiliki
3 kegunaan yaitu imunisasi pada anak yang memiliki manfaat untuk
menghindari penderitaan yang disebabkan penyakit dan cacat ataupun
kematian, imunisasi bagi keluarga bermanfaat untuk menghilangkan
kegelisahan dan biaya pengobatan bila anak sakit serta mendukung keluarga
apabila orangtua percaya menjalani fase anak-anak dengan aman, dan
imunisasi bagi Negara memiliki manfaat sebagai perbaikan tingkat
kesehatan, membuat bangsa yang kokoh dan berakal untuk meneruskan
pembangunan Negara dan memperbaiki martabat bangsa Indonesia diantara
segenap bangsa di dunia.
2. Tujuan Imunisasi
Menurut Rahnu (2017) tujuan pemberian imunisasi yaitu :
a. Meningkatkan kualitas hidup anak sehingga tidak terkena penyakit
b. Meningkatkan nilai kesehatan orang di sekitarnya
c. Menurunkan angka morbiditas, moralitas dan cacat serta bila mungkin
didapat eradikasi suatu penyakit dari suatu daerah atau negeri
3. Manfaat Imunisasi
Manfaat imunisasi bagi anak dapat mencegah penyakit cacat dan
kematian, sedangkan manfaat bagi keluarga adalah dapat menghilangkan
kecemasan dan mencegah biaya pengobatan yang tinggi bila anak sakit.
Bayi yang mendapat imunisasi dasar lengkap akan meningkatkan kualitas
hidup anak sehingga tidak terkena penyakit dan peningkatan nilai
kesehatan orang disekitarnya (Ranuh dkk, 2017).
5. Macam-macam imunisasi
Menurut Rahnu dkk (2017) terdiri atas imunitas dan kekebalan dibagi
menjadi dua hal yaitu aktif dan pasif. Aktif apabila tubuh anak ikut
menyelenggarakan terbentuknya imunitas, sedangkan pasif adalah apabila
tubuh anak tidak bekerja membentuk kekebalan, tetapi hanya menerimanya
saja.
a. Imunisasi aktif
Imunitas aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah
dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh
11
6. Status Imunisasi
Kemenkes RI mengubah status imunisasi lengkap menjadi imunisasi
rutin lengkap. Kelengkapan imunisasi dasar diberikan pada bayi <12 bulan.
Imunisasi rutin lengkap terdiri dari imunisasi dasar yaitu HB0, BCG, polio,
DPT-HB-HiB, dan MR, pemberian imunisasi disesuaikan dengan usia anak
(Kemenkes RI, 2018). Menurut penelitian yang dilakukan Nugroho (2012)
status imunisasi dibagi menjadi dua yaitu sesuai jadwal dan tidak sesuai
jadwal.
12
penyakit ini sangat khas, yaitu batuk yang bertahap, panjang dan
lama disertai bunyi whoop / berbunyi dan diakhiri dengan muntah,
mata dapat bengkak atau penderita bisa meninggal karena kesulitan
bernapas.
Vaksin Difteri, Pertusis, dan Tetanus (DPT) dapat diberikan
mulai umur 6 minggu berupa vaksin DTwP atau DTaP. Untuk
vaksin DTaP diberikan pada umur 2, 3, 4 bulan. Jika sudah masuk
booster pertama diberikan pada umur 18 bulan.
2) Kemasan
Dipasaran terdapat 3 kemasan sekaligus yaitu, dalam bentuk
kemasan tunggal bagi tetanus, bentuk kombinasi difteri dan tetanus
(DT) dan kombinasi ketiganya atau dikenal dengan vaksin tripel.
3) Cara pemberian
Cara pemberian imunisasi DPT adalah melalui injeksi
intramuskular. Suntikan diberikan pada paha tengah luar atau
subkutan dalam dengan dosis 0,5 cc.
4) Efek samping
Biasanya pemberian imunisasi DPT menimbulkan demam.
Efek samping ini dapat diatasi dengan obat penurun panas dan
apabila demamnya tinggi dan tidak kunjung reda setelah 2 hari,
hendaknya anak segera dibawa kedokter. Akan tetapi jika demam
tidak muncul bukan berarti imunisasi gagal namun bisa saja karena
kualitas vaksinya tidak baik. Sementara itu bagi anak yang memiliki
riwayat kejang demam imunisasi DPT tetap aman. Kejang demam
tidak membahayakan, karena ia mengalami kejang hanya ketika dia
demam dan takkan mengalami kejang lagi setelah demamnya
menghilang. Seandainya orang tua tetap khawatir anak bisa
diberikan imunisasi DPT assesular yang tidak menimbulkan
demam atau kadang muncul demam tetapi sangat ringan. Pada anak
16
jumlah yang berlebihan ini tidak berdampak buruk. Sebab tidak ada
istilah overdosis dalam pemberian imunisasi.
4) Cara pemberian
Pemberian imunisasi polio bisa melalui suntikan inactivated
poliomyelitis vaccine (IPV) dan bisa juga melalui mulut oral
poliomyelitis vaccine (OPV). Di Indonesia pemberian vaksin pilio
yang digunakan adalah oral poliomyelitis vaccine (OPV).
5) Efek samping
Pada pemberian imunisasi polio ini sebagian kecil yang
mengalami pusing, diare ringan, dan sakit otot dan pada kasus ini
pun sangat jarang terjadi.
e. Imunisasi Pneumokukus (PCV)
1) Pengertian
Vaksin Pneumokukus (PCV) adalah imunisasi yang diberikan untuk
melindungi tubuh dari infeksi pneumokokus yang disebabkan oleh
bakteri Streptococcus pneumonia.
Untuk pemberian vaksin pneumokukus (PCV) diberikan pada
umur 2, 4 dan 6 bulan dengan boster pada umur 12-15 bulan. Jika
belum diberikan pada umur 7-12 bulan maka vaksin pneumokukus
(PCV) diberikan 2 kali dengan jarak 1 bulan dan booster setelah 12
bulan dengan jarak 2 bulan dari dosis sebelumnya. Apabila belum
juga diberikan pada umur 1-2 tahun, maka berikan PCV 2 kali
dengan jarak minimal 2 bulan. Jika belum diberikan pada umur 2-5
tahun, PCV10 diberikan 2 kali dengan jarak 2 bulan, PCV13
diberikan 1 kali.
2) Cara Pemberian
Cara pemberian imunisasi PCV adalah melalui suntikan secara
intramuscular tegak lurus, dengan dosis yang berisi 0,5 ml vaksin.
18
3) Efek Samping
a) Demam
b) Menggigil
c) Rasa sakit di area yang di suntik
d) Kulit kemerahan
e) Bengkak di tempat yang di suntik
f) Gerak tubuh pada bagian yang di suntik menjadi terbatas
g) Kelelahan
h) Sakit kepala
i) Napsu makan menurun
j) Nyeri otot
k) Nyeri sendi
f. Imunisasi HIB
1) Pengertian
Imunisasi vaksin HIB adalah jenis vaksin yang berfungsi untuk
mencegah infeksi terhadap bakteri Haemophilus influenza type b
(Hib). Vaksin ini dapat mencegah terjadinya penyakit infeksi ringan
sehingga berat yang disebabkan oleh bakteri Hib.
Untuk pemberian imunisasi vaksin haemophilus influenza type
b merekomendasikan seorang anak menerima 3-4 dosis vaksin hib
yaitu 2, 3, dan 4 bulan. Boster vaksin Hib diberikan pada anak usia
18 bulan bersama dengan bosster vaksin DPT.
2) Cara Pemberian
Pemberian vaksin Hib dilakukan melalui suntikan pada paha
depan bagian atas pada balita dan lengan bagian atas pada anak
yang lebih besar. Dengan dosis berisi 0,5 ml vaksin yang disuntikan
secara intramuscular tegak lurus.
3) Efek Samping
a) Kemerahan
19
b) Bengkak
c) Hangat di lokasi penyuntikan
d) Demam
g. Imunisasi MR/MMR
1) Pengertian
Imunisasi campak adalah imunisasi yang digunakan untuk
mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena penyakit
ini sangat menular. Dan sebenarnya bayi sudah mendapat kekebalan
campak dari ibunya. Namun seiring bertambahnya usia antibodi
dari ibunya semakin menurun sehingga butuh antibodi tambahan
lewat pemberian vaksin campak. Apa lagi penyakit campak mudah
menular dan anak yang daya tahan tubuhnya lemah gampang sekali
terserang penyakit yang disebabkan oleh virus morbili ini. Namun
untungnya penyakit campak hanya diderita sekali seumur hidup.
Jadi sekali terkena campak setelah itu biasanya tidak akan terkena
lagi.
Untuk pemberian vaksin MR ini diberikan saat anak berusia 9
bulan. Jika sampai umur 12 bulan belum diberikan imunisasi MR,
maka anak bisa di imunisasi MMR. Pada anak usia 18 bulan bisa
diberikan vaksin MR atau MMR.
2) Kemasan
a) 1 box vaksin terdiri dari 10 vial
b) 1 vial berisi 10 dosis
c) 1 box pelarut berisi 10 ampul @ 5 ml
d) Vaksin ini berbentuk beku kering
3) Jumlah pemberian
Pemberian vaksin campak diberikan sebanyak satu kali dapat
dilakukan pada umur 9-11 bulan dengan dosis 0,5 cc.
20
4) Cara pemberian
Imunisasi campak diberikan dengan cara penyuntikan pada
otot paha atau lengan bagian atas.
5) Efek samping
Pada umumya imunisasi campak tidak memiliki efek samping
dan relatif aman untuk diberikan. Karena beberapa anak yang sudah
mendapatkan imunisasi vaksin campak bisa menyebabkan demam
dan diare. Namun, pada kasus kemungkinan sangat kecil terjadi.
Biasanya demam berlangsung sekitar 1 minggu terkadang ada pula
efek kemerahan mirip campak selama 3 hari. Dalam beberapa kasus
efek samping campak diantaranya adalah demam tinggi yang terjadi
setelah 8-10 hari setelah vaksinasi dan berlangsung selama 24-48
jam (insedens sekitar 2 %) dan ruam atau bercak-bercak merah
sekitar 1- 2 hari (insedens sekitar 2 %). Efek samping lainnya yang
lebih berat ialah ensefalitis (radang otak). Tetapi kasus ini sangat
jarang terjadi kurang dari 1 dari setiap 1-3 juta dosis yang
diberikan.
6) Kontra indikasi
a) Kontra indikai pemberian imunisasi campak adalah anak :
b) Dengan penyakit infeksi akut
c) yang disertai demam
d) Dengan penyakit gangguan kekebalan
e) Dengan penyakit TBC tanpa pengobatan
f) Dengan kekurangan gizi berat
g) Dengan penyakit keganasan
h) Dengan kerntangan tinggi terhadap protein telur, kemanisan,
dan eritromisin (antibiotik).
21
3. Pengetahuan
Terbatasnya pengetahuan ibu tentang imunisasi bayi ini mengenai
manfaat dan tujuan imunisasi maumpun dampak yang akan terjadi jika
dilaksanakan imunisasi bayi akan mempengaruhi kesehatan bayi. Hal ini
sesuai dengan teori mengimunisasi bayi salah satunya adalah pengetahuan
dimana pengetahuan tersebut ditemukan dalam media elektronik seperti TV,
radio, media massa dan koran majalah (Warsito, 2012).
Orang yang memiliki pengetahuan tentang sesuatu hal maka orang
tersebut akan mengaplikasikan pengetahuannya tersebut dalam
kehidupannya sehari-hari, begitu juga dengan masalah imunisasi, orang tua/
ibu dengan pengetahuan tinggi tentang imunisasi maka mereka akan
memberikan imunisasi dasar yang lengkap pada bayinya serta
memperhatikan kapan waktu yang tepat untuk memberikan imunisasi
tersebut. Begitu juga sebaliknya ibu yang memiliki pengetahuan rendah
maka mereka tidak akan mengetahui apa yang seharusnya dilakukan oleh
bayinya terutama masalah imunisasi. Oleh karena itu tindakan yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan orang tua adalah mengupayakan
agar terlaksanakanya penyuluhan rutin kepada masyarakat terutama ibu yang
memiliki bayi penyuluhan ini dapat dilaksanakan di puskesmas atau
posyandu baik secara individu maupun kelompok (Vivi, 2015).
4. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap stimulus. Sikap itu tidak dapat langsung dilihat tetapi
hanya dapat ditafsirkan dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara
nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap suatu
tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau
prilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup bukan merupakan reaksi
terbuka atau tingkah laku yang tebuka (Notoatmodjo, 2010).
23
5. Motif
Motif adalah suatu dorongan dari dalam diri sesorang yang
menyebabkan orang tersebut melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai
suatu tujuan (Suparyanto, 2011).
6. Pekerjaan
Menurut Makamban (2014) ibu yang bekerja harus terbagi
perhatiannya pada pekerjaan dan mengurus anak yang mengakibatkan
pemberian imunisasi dasar lengkap tidak menjadi prioritas sedangkan ibu
yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga lebih patuh dalam pemberian
imunisasi dasar lengkap. Ibu yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga
mempunyai waktu lebih banyak di rumah sehingga perhatian terhadap
kesehatan anak yang dalam hal ini adalah pemberian imunisasi dasar
lengkap menjadi lebih baik apabila dibandingan dengan ibu yang bekerja.
Ibu yang bekerja maupun yang tidak bekerja mempunyai kesempatan yang
sama untuk memperoleh informasi tentang imunisasi dasar baik dari petugas
kesehatan maupun berbagai media seperti TV, radio dan surat kabar.
7. Dukungan Keluarga
Menurut Rahmawati (2014) dukungan keluarga adalah dukungan yang
diberikan anggota keluarga dalam bentuk dukungan emosional, material dan
dukungan informasi untuk melakukan imunisasi. Dalam memelihara
kesehatan anggota keluarga sebagai individu atau pasien, keluarga tetap
berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan para
anggotanya.
Jenis dukungan sosial dibedakan menjadi empat, yaitu :
a) Dukungan emosional, mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan
perhatian terhadap orang yang bersngkutan.
b) Dukungan penghargaan, terjadi melalui ungkapan hormat atau
penghargaan positif untuk orang lain, dorongan maju atau
persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu.
24
D. Kerangka Teori
Kosep Imunisasi :
- Pengertian Imunisasi
- Tujuan Imunisasi
- Manfaat Imunisasi
- Jenis Penyelengaraan Imunisasi Program
- Macam-macam Imunisasi
- Status Imunisasi
- Jumlah Pemberian Imunisasi
- Jenis Imunisasi dan Pemberian Imunisasi
Pemberian Imunisasi
- Pengertian Imunisasi
- Etiologi
- Tanda dan Gejala
- Manifestasi Klinis
- Cara Penularan
- Cara Pencegahan
E. Hipotesis
Menurut Suryanto (2011) hipotesis adalah jawaban tentative atau jawaban
sementara dari sebuah masalah penelitian. Pernyataan atau jawaban sementara
tersebut harus diuji apakah benar Ha (diterima) atau Ho (ditolak).
1. Hipotesis (Ha)
Hipotesis (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara
variabel independen dan dependen yang di teliti yaitu:
a) Ada hubungan antara pendidikan orang tua dengan kelengkapan
pemberian imunisasi.
b) Ada hubungan antara pekerjaan orang tua dengan kelengkapan
pemberian imunisasi.
c) Ada hubungan antara waktu tempuh orang tua dengan kelengkapan
pemberian imunisasi.
d) Ada hubungan antara pengetahuan orang tua dengan kelengkapan
pemberian imunisasi.
e) Ada hubungan antara dukungan keluarga orang tua dengan kelengkapan
pemberian imunisasi.
2. Hipotesis (Ho)
Hipotesis (Ho) adalah hipotesis yang menyatakan adanya tidak hubungan
antara variabel independen dan dependen yang di teliti yaitu:
a) Tidak ada hubungan antara pendidikan orang tua dengan kelengkapan
pemberian imunisasi.
b) Tidak ada hubungan antara pekerjaan orang tua dengan kelengkapan
pemberian imunisasi.
c) Tidak ada hubungan antara waktu tempuh orang tua dengan
kelengkapan pemberian imunisasi.
d) Tidak ada hubungan antara pengetahuan orang tua dengan kelengkapan
pemberian imunisasi.
31
F. Keaslian Penelitian
Tabel 2.1 Keaslian Penelitian
No Nama Judul Metode Hasil Perbedaan
Peneliti /
Tahun
1. Minda Hubungan Penelitian ini Hasil uji statistik Lokasi,
Septiani, Pengetahuan menggunakan chi-square antara waktu
Zhuhra Mita Ibu Dan penelitian analitik hubungan penelitian,
(2020) Dukungan dengan pendekatan pengetahuan Ibu variabel
Keluarga cross sectional. dengan cakupan penelitian
Dengan Populasi dalam pemberian
Cakupan penelitian ini adalah imunisasi dasar
Pemberian seluruh ibu yang didapatkan nilai p
Imunisasi mempunyai anak (0,000) < α (0,05)
Dasar Pada usia batita (1-3 berarti ha diterima
Balita Di Desa tahun) di Desa dan ho ditolak,
Sangso Sangso Kecamatan dapat
Kecamatan Samalanga disimpulkan
Samalanga Kabupaten Bireuen bahwa ada
Kabupaten sebanyak 81 orang. hubungan antara
Biruen Sampel dalam pengetahuan ibu
penelitian ini adalah dengan cakupan
keseluruhan dari pemberian
populasi yang imunisasi dasar di
berjumlah 81 orang. Desa Sangso
Data dianalisis Kecamatan
secara univariat dan Samalanga
bivariat dengan Kabupaten
menggunakan uji Bireuen Tahun
chi-Square pada 2020. Hasil
taraf kepercayaan uji statistik chi-
95% (p < 0,05). square antara
dukungan
keluarga dengan
cakupan
pemberian
imunisasi dasar
didapatkan nilai p
(0,074) > α (0,05)
32
berarti ho
diterima dan ha
ditolak, dapat
disimpulkan
bahwa tidak ada
hubungan antara
dukungan
keluarga dengan
cakupan
pemberian
imunisasi dasar di
Desa Sangso
Kecamatan
Samalanga
Kabupaten
Bireuen Tahun
2020.
2. Novita Faktor-Faktor Penelitian ini Variabel Lokasi,
Hasiani yang adalah penelitian dukungan waktu
Simanjuntak Memengaruhi analitik dengan keluarga, sikap, penelitian,
(2020) Kepatuhan Ibu desain cross dan pelayanan variabel
dalam sectional. Teknik kesehatan penelitian.
Pemberian pengambilan menunjukkan
Imunisasi sampel dalam hubungan yang
Dasar di penelitian ini adalah signifikan dengan
Puskesmas purposive sampling. kepatuhan ibu
Tanjung Berdasarkan (p=0.000),
Morawa perhitungan besar sedangkan
Kabupaten sampel, minimal variabel tingkat
Deli Serdang besar sampel adalah pendidikan
165 orang. jumlah menunjukkan
sampel yang hubungan tidak
didapatkan signifikan dengan
sebanyak 205 kepatuhan ibu
orang. (p=0.426).
Variabel Sikap
menunjukkan
keeratan yang
paling kuat
dengan kepatuhan
ibu (p=0.00,
OR=9.99,
CI95%=4.30 –
23.22).
33
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan
atau kaitan antara konsep- konsep atau variabel- variabel yang akan diamati
atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2012).
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014).
Variabel Independen :
1. Pendidikan
2. Pekerjaan Variabel Dependen :
3. Waktu Tempuh
4. Pengetahuan Pemberian Imunisasi
5. Dukungan
Keluarga
35
36
B. Desain penelitian
Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan
penelitian untuk melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap
jalannya penelitian. Desain penelitian ditetapkan berdasarkan tujuan dan
hipotesis penelitian. Jadi desain penelitian ini adalah pendekatan Cross
Sectional dimana pengumpulan data variabel terikat dan variabel bebas
dilakukan secara bersamaan (Dharma, 2015).
Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik penelitian
kuantitatif dengan rancangan penelitian Cross Sectional. Dalam penelitian
cross-sectional peneliti melakukan pengukuran variabel pada satu saat tertentu
tiap subjek hanya diobservasi satu kali dan pengukuran variabel subjek
dilakukan pada saat pemeriksaan tertentu dan tidak melakukan tindak lanjut
terhadap pengukuran yang dilakukan (Hidayat, 2017).
E. Definis Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan suatu variabel secara
operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti
untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek
atau sebuah fenomena (Hidayat, 2015).
38
Variabel Terikat
6. Pemberian Pemberian imunisasi Berdasarkan Kelengkapan 0rdinal
Imunisasi secara lengkap sesuai catatan medik imunisasi Nilai
dengan batas waktu yang dan catatan 1= imunisasi
di tentukan perkembangan lengkap dan
imunisasi anak untuk nilai 0 =
sebelumnya imunisasi tidak
dapat di lihat lengkap
dari buku KMS
40
I. Analisa Data
1. Tahap Pengumpulan Data
Data yang telah terkumpul selama penelitian akan diolah dan disajikan
dalam bentuk tabel sehingga memudahkan untuk dianalisa dan ditarik
kesimpulan. Berikut beberapa cara mengumpulkan data pada penelitian ini
adalah :
42
a. Editing
Kegiatan pengecekan terhadap kuisioner. Peneliti meneliti kembali data
yang telah dikumpulkan, apakah telah sesuai. Editing dilakukan saat
tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
b. Coding (memberi kode)
Coding yang dilakukan peneliti lakukan pada masing-masing variabel
karakteristik responden yang meliputi.
c. Procesing
Pemprosesan data dengan menggunakan program komputer yaitu SPSS
versi 16.0.
d. Cleaning
Pengecekan kembali data-data yang sudah dimasukan ke program atau
software komputer untuk melihat kemungkinan terjadinya ketidak
lengkapan, kesalahan dan sebagainya. Kemudian dilakukan pembetulan
atau pengoreksian.
2. Analisa Data
a. Analisa univariat
Analisa Univariat dilakukan untuk menggambarkan distrbusi
frekuensi masing-masing variabel, baik variabel independent, variabel
dependent dan karakteristik responden. Analisa yang digunakan dalam
menganalisis tiap-tiap variabel yang ada dengan mendeskripsi dan
menghitung numerik: mean, median, standar deviasi dari faktor-faktor
yang ada. Untuk mengetahui karakteristik dari subjek penelitian yaitu
faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian imunisasi di masa pandemi.
b. Analisa Bivariat
Analisis bivariat dilakukan setelah analisis univariat telah selesai
dilaksanakan. Analisis bivariat bertujuan untuk menunjukan hubungan
antara variabel independen dan variabel dependen (Supardi & Rustika,
2013). Dalam analisis ini dilakukan pengujian statistik menggunakan
43
program computer, oleh data uji statistik yang digunakan dalam penelitian
ini adalah uji Chi-Square.
𝑋 = ∑ ∫𝑜− ∫ℎ
∫ℎ
Keterangan ∶
x² = Chi Kuadrat
∫o = Frekuensi yang di observasi
∫h = Frekuensi yang diharapkan
Kemudian untuk mengetahui hubungan antara variabel
independent dan variabel dependent, penarik kesimpulan dengan melihat
tingkat kemakna (p) jika p value <0, 05 bearti Ha diterima dan Ho ditolak
maka ada hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, sedangkan
p value >0, 05 maka Ha ditolak dan Ho diterima maka tidak ada
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
J. Etika Penelitian
Masalah etika dalam penelitian keperawatan merupakan masalah yang
sangat penting dalam penelitian mengingat penelitian ini berkaitan langsung
dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan karena manusia
mempunyai hak asasi.
1. Informed Consent
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden
peneliti dengan memberikan lembar persetujuan. Tujuan peneliti membuat
Informed Consent sebelum melakukan penelitian adalah agar subjek
mengerti maksud dan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti.
44
2. Anonymity
Masalah keperawatan etik ialah masalah yang diberikan jaminan
dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
3. Analysis
Penelitian kuantitatif dengan analisis deskriptif yaitu menggambarkan
pemberian imunisasi di masa pandemic posyandu pelita harapan, pustu
sukau bersatu Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang.
4. Contfiden Tiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang telah terkumpul dan responden dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil penelitian
Menurut nursalam (2010) secara umum prinsip etika dalam penelitian
dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
a. Prinsip Manfaat
1) Bebas dari penderitaan
Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan
kepada subjek, khususnya jika menggunakan tindakan khusus. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan kuesioner
sehingga tidak akan mengakibatkan penderitaan bagi responden.
2) Bebas dari eksploitasi
Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari
keadaan yang tidak menguntungkan. Dalam penelitian atau informasi
yang sudah diberikan, tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang
bisa merugikan subjek dalam bentuk apapun. Selama penelitian
berlangsung, responden dalam keadaan sesadar-sadarnya.
45
3) Risiko
Penelitian harus secara hati-hati mempertimbangkan risiko dan
keuntungan yang akan berakibat kepada subjek pada setiap tindakan.
Karena penelitian yang dilakukan bukan eksperimen dan instrument
penelitian yang digunakan hanya berupa kuesioner maka risiko dapat
dihindarkan seminimal mungkin dari subjek penelitian.
b. Prinsip Menghargai Hak Asasi Manusia (Respect Human Dignity)
1) Hak untuk ikut/tidak menjadi responden (right to self determination)
Subjek harus diperlakukan secara manusiawi. Semua siswa
yang dijadikan subjek penelitian mempunyai hak memutuskan apakah
mereka bersedia menjadi subjek ataupun tidak, tanpa adanya sanksi
apapun. Penelitian ini semua subjek memutuskan untuk bersedia
menjadi responden.
2) Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right
to full disclosure)
Peneliti memberikan penjelasan secraa rinci dan tidak ada yang
ditutup-tutupi. Sebelum melakukan penelitian, peneliti akan
melakukan pemberian informasi terlebih dahulu agar tujuan dari
penelitian dapat tercapai.
3) Informed consent
Subjek telah mendapatkan informasi secara lengkap tentang
tujuan penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak bebas
berpatisipasi atau menolak menjadi responden. Pada informed consent
juga telah dicantumkan bahwa data yang diperolah hanya akan
dipergunakan untuk pengembangan ilmu.
c. Prinsip Keadilan
1) Hak untuk mendapatkan perlakuan adil (right in fair treatment)
Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama
dan sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya
46
47
Sunarti, (2012). Pro Kontra Imunisasi. Yogyakarta : Hanggar Kreator.
Rahnu, I.G.N.Gde, Hadiegoro, S, Ismoedijanto, dkk. (2017). Pedoman Imunisasi di
Indonesia Edisi 6. Jakarta : IDAI.
Suparyanto, (2012). Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Imunisasi. Jakarta :
EGC.
Suyanto. (2011). Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta :
Nuha Medik.
Yurianto, A. (2020). Imunisasi di Tengah Pandemi Covid-19. www.covid19.go.id.
[Diakses tanggal 12 Desember 2020].
Triana, Vivi (2015) Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Imunisasi Dasar
Lengkap pada BAyi. Vol.10, No 2 (2016). Available in :
http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/196.
WHO. (2020). Imunisasi dalam Konteks Pandemi Covid-19. https://
www.who.int/docs/default-source/searo/ indonesia/covid19/tanya-jawab-
imunisasi dalam-konteks-pandemi-covid-19-16- april-2020.pdf. Diakses
tanggal 7 Juli 2020.
Lampiran 1: Pengantar Kuisoner
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan ini memohon kesediaan Ibu agar berkenan berpartisipasi sebagai
responden dalam penelitian saya yang berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pemberian Imunisasi Di Masa Pandemi Posyandu Pelita Harapan, Pustu Sukau
Bersatu Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang” dengan memberikan informasi yang
sesuai dengan apa yang diketahui. Informasi yang Ibu berikan akan saya jaga
kerahasiaannya dan sematamata hanya untuk kepentingan penelitian. Besar harapan
saya atas terkabulnya permohonan ini. Atas partisipasi dan kerjasamanya saya
ucapkan terima kasih.
Pontianak, 24 Maret 2021
Peneliti
Dina Apriyani
49
Lampiran 2 : Informed Consent
(INFORMED CONSENT)
Alamat : …………………………………………………….
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani atas dasar kesadaran tanpa
ada paksaan dari pihak manapun.
Hormat saya,
(...........................................)
Lampiran 3 : Kuisoner
KUISONER PENELITIAN
A. Karakteristik Responden
Isilah data-data dibawah ini :
1. Nama Ibu : ................................................................
Ayah : ................................................................
2. Pendidikan Ibu : ................................................................
Ayah : ................................................................
3. Pekerjaan Ibu : ................................................................
Ayah : ................................................................
4. Waktu Tempuh :
Pilih salah satu jawaban yang paling sesuai menurut ibu beri tanda silang (X)
jika itu pilihan ibu.
a. Cepat (≤15 menit)
b. Lama (≥15 menit)
Petunjuk :
PENGETAHUAN IBU
No Pertanyaan B S
1. Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh
agar terhindar dari penyakit tertentu.
2. Imunisasi untuk menghilangkan semua penyakit
3. Imunisasi dapat mencegah penyakit menular
4. Imunisasi campak diberikan umur 9 bulan
5. Pemberian imunisasi yang tidak lengkap, akan
mengakibatkan tingkat kekebalan pada anak menjadi rendah
6. Setelah disuntikan imunisasi campak anak akan panas
7. Selama masa pandemi covid-19 layanan imunisasi tetap
harus di jalanakan dengan menjaga jarak dan menggunakan
protocol kesehatan.
8. Imuniasi yang lengkap dapat menurunkan angka sesakitan
dan kematian pada anak.
9. Pada masa pandemi covid-19 tetap dilakukan imunisasi
secara rutin dan sesaui dengan jadwal pemberian imunisasi
10. Setelah pemberian imunisasi polio selama masa pandemi
covid-19 ibu tidak boleh menyusui.
11. Tempat atau lokasi diberikannya imunisasi campak di
lengan.
12. Apakah sejak lahir seorang anak sudah mendapatkan
imunisasi.
13. Pada anak sedang demam tinggi imunisasi pada anak harus
di tunda.
14. Manfaat dari pemberian imunisasi supaya anak tidak
terjangkit penyakit infeksi
15. Pemberian imunisasi campak diberikan ke pada anak cukup
sekali.
16. Efek samping ketika anak setelah di berikan imunisasi akan
mengalami kemerahan dan nyeri di area penyuntikan.
17. Dalam pemberian imunisasi polio untuk mencegah penyakit
poliomyelitis yang akan menyebabkan kelumpuhan.
18. Imunisasi BCG merupakan upaya pencegahan penyakit
Tuberkulosis (TBC).
19. Jika anak berumur 3 bulan atau sedang sakit pemberian
imunisasi terlambat diberikan di posyandu, maka imunisasi
yang diberikan sebelumnya akan di ulang.
20. Posyandu adalah tempat untuk pemberian imunisasi pada
anak.
C. Dukungan Keluarga
Petunjuk :
1. Pilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat saudara.
2. Berikan tanda centang () pada jawaban yang anda pilih.
DUKUNGAN KELUARGA
NIM : SNR19214037
11. 25-02-2021 BAB I, II & III Revisi BAB I & BAB III
12. 03-03-2021 BAB I, II & III Revisi BAB I & BAB III
NIM : SNR19214037