Anda di halaman 1dari 52

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELUARGA DALAM PEMILIHAN

PENGOBATAN KE DUKUN

LAPORAN ARTIKEL ILMIAH


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Jenjang Pendidikan Sarjana
Keperawatan Program Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan
Muhammadiyah Pontianak

Disusun Oleh:
VALENTINA FEBYTEA
NIM: SNR18213017

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
PONTIANAK
2020
LEMBAR PERSETUJUAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELUARGA DALAM
PEMILIHAN PENGOBATAN KE DUKUN

Disusun Oleh:
VALENTINA FEBYTEA
NIM: SNR18213017

Untuk Dipertahankan di Depan Penguji Sebagai Tugas Akhir


Pada Program Sarjana STIK Muhammadiyah Pontianak Tahun 2020

Pontianak, Juni 2020

Pembimbing Tanda Tangan


I. Cau Kim Jiu,SKM.,M.Kep.,Ph.D
NIDN: 1121057802 ………………………
II. Ns.Kharisma Pratama, MNS
NIDN: 1126098601 ………………………

ii
LEMBAR PENGESAHAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELUARGA DALAM
PEMILIHAN PENGOBATAN KE DUKUN

Disusun Oleh :
VALENTINA FEBYTEA
Nim : SNR18213017
Telah disetujui dan disyahkan oleh Dewan Penguji Sebagai Tugas Akhir Pada
Program Sarjana STIK Muhammadiyah Pontianak Tahun 2020
Pontianak, Juni 2020
Dewan Penguji
Nama Penguji Tanda Tangan
I. Cau Kim Jiu,SKM.,M.Kep.,Ph.D
NIDN: 1121057802 …………………………..
II. Ns.Kharisma Pratama, MNS
NIDN: 1126098601 …………………………..
III. Ns. Surtikanti, M.Kep
NIDN: 110848101 …………………………..

Mengetahui
Ketua STIK Ketua Program Studi

Ns. Haryanto, MSN.,Ph.D Ns. Gusti Jhoni Putra, M.Pd., M.Kep


NIDN: 1131017701 NIDN: 1116108503

iii
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa ”Laporan Artikel Ilmiah” adalah benar-
benar hasil pekerjaan saya. Kutipan dan saduran berdasarkan pada referensi yang
saya gunakan dalam penyusunan. Apabila dikemudian hari hasil karya ilmiah
yang saya buat ini terbukti meniru atau menjiplak karya orang lain, saya bersedia
mendapat sanksi akademis maupun sanksi pidana dari lembaga yang berwenang.

Hormat Saya

Materai 6000

VALENTINA FEBYTEA
SNR18213017

iv
ABSTRAK
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keluarga Dalam Mencari Pengobatan
Ke Dukun

Valentina Febytea1, Cau Kim Jiu2, Kharisma Pratama3

Latar Belakang: Latar belakang kepercayaan dan budaya masyarakat membantu


meningkatkan kepercayaan masyarakat pada seorang dukun. Dukun diyakini dan
dipercayai memiliki kemampuan dan keahlian dalam menolong dan
menyembuhkan orang. Masyarakat mendatangi dan mempercayai dukun sebagai
orang yang memiliki “kesaktian” maka masyarakat telah meyakini bahwa seorang
dukun dan segala ilmu yang dimilikinya telah memiliki kompetensi di bidangnya.
Tujuan: Tujuan dari telaah jurnal ini adalah untuk menelaah faktor-faktor yang
mempengaruhi keluarga dalam mencari pengobatan ke dukun.
Metode: Penulisan artikel ini menggunakan beberapa tahapan di dalam
metodologi seperti Selecting a review topic, Searching a literature, Analyzing the
literature, dan Writing a review.
Hasil: Ada 5 faktor yang mempengaruhi seseorang yang pergi ke dukun yaitu
faktor budaya, faktor ekonomi, faktor pendidikan, faktor pengetahuan, dan faktor
akses.
Kesimpulan: Faktor yang paling dominan yang mempengaruhi seseorang pergi
berobat ke dukun adalah faktor budaya.
Kata Kunci: Pengobatan Dukun, Dukun
Keterangan:
1
Mahasiswa Prodi Ners STIK Muhammadiyah Pontianak
2
Dosen STIK Muhammadiyah Pontianak
3
Dosen STIK Muhammadiyah Pontianak

v
ABSTRACT
Factors That Influence Families in Seeking Treatment to the Shaman

Valentina Febytea1, Cau Kim Jiu2, Kharisma Pratama3

Background: The background to the beliefs and culture of the community helps to
increase the people's trust in a shaman. Shamans are believed and trusted to have
the ability and expertise to help and heal people. The public comes to and trusts
the dukun as a person who has "supernatural powers", so the community believes
that a shaman and all his knowledge have competence in his field.
Purpose: The purpose of this journal study is to examine the factors that influence
the family in seeking treatment to the shaman.
Method: The writing of this article uses several stages in the methodology such as
Selecting a review topic, Searching a literature, Analyzing the literature, and
Writing a review.
Result: There are 5 factors that influence someone who goes to a dukun, namely
cultural factors, economic factors, educational factors, knowledge factors, and
access factors.
Conclucion: The most dominant factor influencing someone to go to a traditional
healer is a cultural factor.
Keyword: Pengobatan Dukun, Dukun
Note:
1Student of STIK Muhammadiyah Pontianak
2Lecturer of STIK Muhammadiyah Pontianak
3Lecturer of STIK Muhammadiyah Pontianak

vi
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada peneliti sehingga penulis bisa menyelesaikan
Laporan Artikel Ilmiah yang berjudul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Keluarga Dalam Mencari Pengobatan Ke Dukun”. Artikel Ilmiah ini dibuat untuk
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana strata satu (SI) tahap
akademik keperawatan STIK Muhammadiyah Pontianak.

Selama proses penyusunan Artikel Ilmiah ini, penulis tidak terlepas dari
peran dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Haryanto, MSN, Ph.D, selaku Ketua STIK Muhammadiyah Pontianak.


2. Bapak Gusti Jhoni Putra, M.Pd, M.Kep, selaku Ketua Program Studi SI STIK
Muhammadiyah Pontianak
3. Bapak Cau Kim Jiu, SKM, M.Kep, Ph.D, selaku pembimbing I yang telah
meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga, dengan sabar dan tekun untuk
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada saya dalam menyelesaikan
artikel ilmiah ini.
4. Bapak Ns.Kharisma Pratama,MNS , selaku pembimbing II yang juga telah
meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga, dengan sabar dan tekun untuk
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada saya dalam menyelesaikan
artikel ilmiah ini.
5. Segenap Dosen, Pegawai, dan seluruh civitas akademik STIK Muhammadiyah
Pontianak
6. Teristimewa untuk kedua orangtua saya bapak Emilianus, S.Pd dan ibu
Patrisia Juna, S.Pd serta saudara kandung saya yang senantiasa memberikan
doa, motivasi, nasihat, dan semangat baik moral maupun material sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan dan penyelesaian artikel ilmiah ini.
7. Kepada teman-teman yang sudah memberikan semangat, bantuan dan
motivasi kepada penulis.

vii
Penulis menyadari dalam penyusunan artikel ilmiah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna perbaikan dan kesempurnaan artikel ilmiah ini.
Besar harapan penulis agar artikel ilmiah ini dapat berguna sebagai sumber
informasi bagi para pembaca terutama mahasiswa/i STIK Muhammadiyah
Pontianak sebagai sumber pengetahuan.

Pontianak, Mei 2020


Penulis,

VALENTINA FEBYTEA
SNR18213017

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
SURAT PERNYATAAN.......................................................................................iv
ABSTRAK...............................................................................................................v
ABSTRACT............................................................................................................vi
KATA PENGANTAR...........................................................................................vii
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL...................................................................................................xi
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................5
D. Manfaat Penulisan.....................................................................................6
BAB II......................................................................................................................7
RESUME JURNAL UTAMA................................................................................7
A. Identitas Jurnal..........................................................................................7
B. Metodologi..............................................................................................11
BAB III..................................................................................................................17
PEMBAHASAN....................................................................................................17
A. Pembahasan Jurnal..................................................................................17
B. Keterbatasan Jurnal.................................................................................26
BAB IV..................................................................................................................28
IMPLIKASI DAN APLIKASI...............................................................................28
A. Implikasi..................................................................................................28
B. Aplikasi...................................................................................................30
BAB V....................................................................................................................31
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................31

ix
A. Kesimpulan..............................................................................................31
B. Saran........................................................................................................31
C. Rekomendasi...........................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Identitas Jurnal............................................................................................7

xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang etnik keluarga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi konsep dan keyakinan sehat sakit anggota keluarga. Faktor
kebudayaan mengatur persepsi, penilaian gejala, definisi sehat sakit, prognosis,
terapi serta promosi kesehatan individu. Faktor kebudayaan menentukan
pentingnya berbagai domain pengaruh, domain ini membentuk penjelasan sehat
dan sakit masyarakat, bahwa apa yang mereka pikir harus mereka lakukan
mengenai kesehatan (Kleinmann, 1998 dalam Friedman, dkk 2010).
Konsep budaya barat meyakini bahwa sehat sakit merupakan fenomena
yang alamiah yang ini berlawanan dengan fenomena budaya timur, yang dimana
budaya timur lebih percaya bahwa konsep sehat sakit itu dipengaruhi oleh
penyebab sosial atau supranatural (Courtney, 1995 dalam Friedman, dkk 2010).
Salah satu yang dipercayai oleh masyarakat budaya timur adalah tentang praktik
perdukunan.
Dukun merupakan istilah yang dapat mengembalikan alam pikiran manusia
pada masa lampau ketika manusia hidup di alam kepercayaan animisme
[ CITATION Bir06 \l 1057 ]. Dukun juga dikenal sebagai seorang paranormal.
Paranormal adalah orang yang mengaku mengetahui ilmu ghaib dan memberi
tahu kepada manusia tentang kejadian yang terjadi di alam semesta [ CITATION
Sya08 \l 1057 ].
Latar belakang kepercayaan dan budaya masyarakat membantu
meningkatkan kepercayaan masyarakat pada seorang dukun. Dukun diyakini dan
dipercayai memiliki kemampuan dan keahlian dalam menolong dan
menyembuhkan orang. Masyarakat mendatangi dan mempercayai dukun sebagai
orang yang memiliki “kesaktian” maka masyarakat telah meyakini bahwa
seorang dukun dan segala ilmu yang dimilikinya telah memiliki kompetensi di
bidangnya [ CITATION Nur12 \l 1057 ].

1
2

Ada kepercayaan dan keyakinan masyarakat yang kuat bahwa seorang


dukun memiliki kemampuan yang lebih dalam mengarahkan atau memberi
petunjuk, memprediksi, memberikan pertolongan, dan bahkan menyembuhkan
orang yang datang meminta bantuan atau pertolongan, mayoritas masyarakat
yang datang ke dukun memiliki latar belakang budaya yang beda, dan dukun
memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai macam latar
belakang klien[ CITATION Nur12 \l 1057 ].
Fenomena kepercayaaan sehingga masyarakat mendatangi dukun
merupakan tradisi peninggalan sejarah animisme yang masih melekat pada
kehidupan masyarakat sampai sekarang[ CITATION Muc02 \l 1057 ]. Alasan
masyarakat dalam memilih pengobatan dukun adalah karena budaya, ekonomi,
pendidikan dan akses yang jauh untuk pergi ke pelayanan kesehatan.
Budaya dalam masyarakat sudah menjadi kebiasaan dalam mencari
pengobatan kepada dukun, masyarakat mengaku bahwa untuk mendatangi dukun
adalah sebuah adat istiadat yang diturunkan dari nenek moyang mereka, dan
mereka percaya bahwa penyakit merek berasal dari alam ghaib atau dari sesuatu
yang sudah mereka langgar. Ekonomi yang rendah juga mempengaruhi
masyarakat karena terbatasnya biaya untuk sekedar memeriksakan penyakitnya
dan membeli obat. Pendidikan menjadi masalah ketidaktahuan masyarakat dalam
mencari pengobatan karena kurangnya informasi atau pengetahuan yang mereka
dapat tentang penyakitnya [ CITATION Fri10 \l 1057 ]. Jadi yang mempengaruhi
masyarakat dalam memilih pengobatan tradisional (dukun) adalah budaya,
ekonomi, pendidikan dan akses yang jauh.
Sifat masyarakat desa yang homogen yang juga terlihat pada sistem
kepercayaannya. Sistem kepercayaan masyarakat tersebut sebagian besar dengan
menganut sistem kepercayaan yang bersifat hukum alam, yaitu mempercayai hal-
hal yang berhubungan dengan mistis dan ghaib, sehingga masyarakat desa masih
mempercayai adanya kekuatan mistik yang berasal dari alam. Salah satu
perantara yang menghubungkan masyarakat desa dengan kekuatan mistik adalah
3

seseorang yang disebut sebagai ”dukun”. Pengertian “dukun” secara umum


adalah orang yang memiliki kemampuan supranatural [ CITATION Hak13 \l
1057 ].
Pengaruh budaya yang sudah ada pada masyarakat merupakan salah satu
alasan utama masyarakat di pedesaan memilih alternatif lain mengapa orang
lebih cenderung pergi kepada ”dukun” dari pada ke dokter dalam masalah
kesehatan. Mitos merupakan budaya yang meskipun telah ada pada masyarakat
masa lampau tetapi tidak dapat ditinggalkan sepenuhnya oleh budaya masyarakat
sekarang ini[ CITATION Hak13 \l 1057 ]. Kebanyakan masyarakat yang
melakukan pengobatan adalah dari kalangan ekonomi menengah kebawah karena
selain murah juga mudah sehingga pengobatan alternatif seperti ini jadi pilihan
yang normal karena keterbatasan biaya dan akses untuk pergi ke dokter. alasan
biaya sebagai alasan yang paling mendasar dalam pemilihan pengobatan melalui
dukun [ CITATION Hak13 \l 1057 ].
Perilaku masyarakat yang masih mempercayai dukun juga tidak terlepas
dari tingkat pendidikan yang ada dikalangan masyarakat dan rendahnya tingkat
pengetahuan mendorong masyarakat untuk percaya terhadap hal-hal yang tidak
rasional yang berkembang di masyarakat, sehingga fenomena seperti ini sangat
mudah diterima tanpa adanya pertimbangan yang matang[ CITATION Hak13 \l
1057 ]. Pendidikan berperan dalam perilaku masyarakat untuk menentukan
tindakan yang akan dilakukan masyarakat memahami arti kesehatan dirinya dan
lingkungannya. Pemaknaan kesehatan bagi masyarakat tentu tidak lepas dari
pendidikan yang mereka terima, baik yang diterima lewat sekolah, lewat institusi
kesehatan (dinas kesehatan, puskesmas) maupun lewat lembaga keagamaan
[ CITATION Hak13 \l 1057 ].
Akses terhadap fasilitas kesehatan dalam situasi dan kondisi geografis yang
ada merupakan tantangan yang cukup besar didalam pemberian pelayanan
kesehatan secara merata. Tanpa akses yang mudah dijangkau sangat menyulitkan
4

masyarakat terutama untuk masyarakat yang berpenghasilan rendah [CITATION


Nai16 \l 1057 ].
Penulis menganalisis faktor ekonomi, budaya, pendidikan, akses dan
pengetahuan apakah kelima faktor tersebut mempengaruhi masyarakat atau untuk
berobat ke dukun dan peneliti tidak bermaksud untuk mengubah pikiran atau
kebiasaan masyarakat dalam memilih berobat ke dukun, karena berdasarkan
wawancara peneliti dengan dukun. Dukun mengatakan bahwa seperti penyakit
kista, perut membesar dll nya masyarakat percaya bahwa dukun bisa mengobati
penyakitnya dan masyarakat juga sudah mendapatkan bukti dari orang yang
sudah pernah berobat ke dukun tersebut.
Sehingga untuk para tenaga kesehatan tidak perlu mengubah kebiasaan
masyarakat yang berobat ke dukun jika ada pengaruh dari 5 faktor tersebut
karena tidak ada salahnya jika berobat ke dukun dan hanya memberikan edukasi
saja kepada masyarakat bahwa pentingnya untuk sering memeriksakan kesehatan
ke pelayanan kesehatan.
Di pedalaman Kalimantan Barat, tepatnya di Desa Paloan Kabupaten
Landak, berdasarkan hasil observasi peneliti serta didukung wawancara dengan
beberapa masyarakat masih didapatkan bahwa hampir rata-rata masyarakat yang
tinggal disekitar daerah itu masih percaya dengan pengobatan dukun dan mereka
beranggapan bahwa dukun itu mampu mengobati segala penyakit nya, dan
penyakit mereka sebagian besar dianggap karena ada gangguan dari mahluk gaib
atau dari alam itu sendiri. Disamping itu masyarakat disitu masih memegang
teguh kebudayaan mereka yang sudah dari lama mereka percaya sesuai dengan
adat istiadat. Di pedesaan itu kebanyakan tingkat pendidikan nya adalah SD,
berpendapatan rendah ± Rp. 500.000/bulan, dan jarak untuk pergi ke tempat
pelayanan kesehatan juga cukup jauh untuk dijangkau dengan berjalan kaki.
Alasan penulis mengambil judul ini karena berdasarkan fenomena sekarang
masih banyaknya masyarakat yang memilih pengobatan ke dukun, padahal
disetiap wilayah atau desa sudah tersebar tempat pelayanan kesehatan. Disini
5

penulis ingin mengetahui apakah faktor budaya, ekonomi, pendidikan, akses dan
pengetahuan mempengaruhi pemikiran masyarakat atau tidak dalam memilih
pengobatan ke dukun tanpa membuat masyarakat merubah pemikiran masyarakat
dalam pemilihan pengobatan mereka dalam berobat ke dukun.
Menurut penulis tidak ada salahnya dalam memilih berobat ke dukun,
karena tidak ada salanya jika tujuan nya untuk sembuh karena berdasarkan
penelitian Hakim,dkk (2013), menjelaskan bahwa ada yang berobat kedukun
karena sudah lama berobat medis merasa tidak sembuh. Hal ini dipengaruhi oleh
budaya masyarakat setempat. Jadi disini penulis hanya mencari apakah diantara 5
faktor ini mempengaruhi atau tidak dalam mencari pengobatan ke dukun dan
tidak ada dampak negatif jika berobat ke dukun, karena sama-sama
menyembuhkan pasien dari penyakitnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan oleh penulis maka
rumusan masalah penelitian ini adalah “Faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi keluarga dalam memilih pengobatan ke dukun?”

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mereview faktor-faktor yang
mempengaruhi keluarga dalam mencari pengobatan ke dukun.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui pengaruh antara faktor ekonomi dengan pemilihan
pengobatan ke dukun
b) Untuk mengetahui pengaruh antara faktor pendidikan dengan pemilihan
pengobatan ke dukun
c) Untuk mengetahui pengaruh antara faktor akses dengan pemilihan
pengobatan ke dukun
6

d) Untuk mengetahui pengaruh antara faktor pengetahuan dengan pemilihan


pengobatan ke dukun
e) Untuk mengetahui faktor budaya dalam mencari pengobatan ke dukun
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Masyarakat
Artikel ilmiah ini diharapkan dapat membuka wawasan masyarakat untuk
dapat lebih bisa memilih pengobatan dan mengetahui pentingnya kunjungan
ke pelayanan kesehatan.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat meningkatkan promosi kesehatan kepada masyarakat tentang
pentingnya kunjungan kerumah sakit bukan hanya saat sakit tetapi juga saat
sehat untuk meningkatkan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
3. Bagi Pendidikan
Artikel ilmiah ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan
referensi bagi mahasiswa/i yang akan melakukan penelitian lebih lanjut
dengan topik yang berhubungan dengan judul penelitian ini.
BAB II
RESUME JURNAL UTAMA

A. Identitas Jurnal

Tabel 2.1 Identitas Jurnal

Nama Judul Peneliti dan Tujuan Metodologi Sampel Hasil


Jurnal Artikel Tahun
Publikasi
Jurnal Ilmu Peran Dukun Asep Dadan Tujuan Penelitian ini Sampel Hasil dari penelitian ini
Sosial Kampung Wildan dan penelitian ini dilakukan dalam didapatkan bahwa dukun
(Vol 1 no 1) Dalam Irwandi adalah untuk dengan penelitian ini kampong bagi masyarakat
Kehidupan 2018 mengetahui menggunakan para dukun kabupaten Belitung
Masyarakat peran dukun metode kualitatif kampong dipercayai/berperan sebagai
Melayu kampong dengan sebanyak 56 Pembina adat. Eksistensi
Belitung dalam pendekatan orang dukun kampong ini oleh
kehidupan sosiologi, kesadaran mereka sendiri
masyarakat antropologi dan mulai ditingkatkan.
melayu kebijakan publik.
belitung Data yang
dikumpulkan
dalam penelitian
ini meliputi data
primer dan
sekunder.

Jurnal Kajian Eksistensi Irfan Ardani Penelitian ini Metode yang Sampel Dari hasil penelitian
Sastra Dan Dukun Dalam 2013 bertujuan digunakan dalam didapatkan bahwa dari 5
Budaya Era Dokter untuk adalah studi penelitian ini provinsi dengan tingkat
(Vol 1 no 2) Spesialis mengetahui pustaka dari hasil dengan pemanfaatan tenaga dukun
keberadaan penelitian yang menggunakan persalinan tertinggi
fisik dan pernah dilakukan 5 provinsi diindonesia. Tingkat
keberadaan sebelumnya dan diindonesia kepercayaan masyarakat
fungsi dari menganalisisnya dengan tipe terhadap dukun dalam
pengobatan dengan teori daerah menolong persalinan masih
tradisional eksistensi. perkotaan dan tinggi terutama didaerah
(dukun) perdesaan pedesaan.
dimasa
modern
sekarang
Jurnal Studi Relasi Juhana Tujuan Penelitian ini Sampel Masyarakat pedesaan yang
Agama- Agama, Nasrudin penelitian ini menggunakan dalam berada di kecamatan
agama Magi, Sains 2019 adalah metode penelitian ini kadungora masih
(Vol 2 no 1) Dengan dengan penelitian berjumlah 20 memanfaatkan system

7
8

System mengaitkan kualitatif dengan orang untuk pengobatan tradisional.


Pengobatan relasi agama, dua sumber data data primer, Tetapi walaupun demikian
Tradisional magi, sains yaitu data primer dan 4 orang kehadiran pengobatan
Modern Pada dengan dan focus group untuk focus modern didasarkan pada
Masyarakat system discussion group sains sudah dimanfaatkan
Pedesaan pengobatan discussion. pula oleh masyarakat
tradisional- Pemilihan pedesaan seperti dengan
modern pada informan keberadaan puskesmas di
masyarakat dilakukan desa-desa dan praktek
pedesaan secara pengobatan tradisional dalam
purposive dan prakteknya menggunakan
metode unsur magi dan agama, hal
snowballing tersebut dikarenakan
keterbatasan ekonomi dan
pendidikan.
Idea Nursing Faktor Yang Ismail Tujuan Penelitian ini Sampel Hasil penelitian dapat
Journal Mempengaru 2015 penelitian ini bersifat dalam diketahui bahwa ada
(Vol VI no 1) hi Keputusan untuk deskriptif penelitian ini pengaruh antara sumber
Masyarakat mengetahui analitik dengan seluruh informasi (p-value=0,021),
Memilih Obat faktor yang pendekatan kepala sumber budaya (p-
Tradisional mempengaru crossectional. keluarga di value=0,037), dan
Di Gampong hi keputusan Analisa data gampong lam pendapatan (p-value=0,046)
Lam Ujong masyarakat dilakukan ujong yang terhadap keputusan
memilih obat dengan berjumlah mayarakat dalam memilih
tradisional di menggunakan uji 250 orang obat tradisional.
gampong lam chi square. dengan
ujong sampel 72
orang.
Metode
pengambilan
sampel
dilakukan
secara simple
random
sampling.
Jurnal Komunikasi Ali Nurdin Tujuan Penelitian ini Sampel Hasil dari penelitian ini
Komunikasi Magis Dukun 2012 penelitian ini menggunakan dalam kemampuan dan
(Vol 1 no 5) (Studi adalah untuk pendekatan penelitian ini keterampilan dukun
Fenomenolog memahami fenomenologi adalah para menunjukan adanya konsep
i Tentang dan dengan metode dukun dan komunikasi yang baru, yaitu
Kompetensi mengeksplora kualitatif. klien di komunikasi suwuk,
Komunikasi si konpetensi wilayah komunikasi petungan,
Dukun) komunikasi lamongan, komunikasi penerawangan,
dukun dalam dengan dan komunikasi prewangan.
melayani pemilihan
kliennya. informan
dilakukan
sesuai
pengalamann
ya. Tehnik
pengumpulan
9

data
menggunakan
interview,
observasi dan
review
dokumen .

Jurnal Gambaran Dian Mirza Penelitian ini Penelitian ini Sampel Hasil penelitian diperoleh
Kesehatan Perilaku Togobu bertujuan menggunakan dalam bahwa dalam lingkup faktor
Masyarakat Masyarakat 2018 untuk penelitian penelitian ini predisposisi yaitu
(Vol 4 no 1) Adat memperoleh kualitatif dengan berjumlah 11 pengetahuan informan
Karampuang informasi pendekatan orang yang tentang pengobatan sanro
Dalam tentang fenomenologi. terdiri dari 7 masih dalam tingkat tahu dan
Mencari gambaran orang sedikitnya hanya sampai
Pengobatan perilaku informan memahami dumana informan
Dukun masyarakat biasa, 1 orang hanya mampu menjelaskan
(Ma’sanro) adat informan secara mendalam tentang
karampuang tambahan dan pengobatan tersebut.
mengenai 3 orang
pengobatan informan
dukun kunci
(ma’sanro)
Jurnal Health Belief Syaikhul Penelitian ini Penelitian ini Sampel Hasil penelitian ini
Psikologi Model Pada Fanani dan bertujuan menggunakan dalam menunjukan bahwa persepsi
Klinis dan Pasien Triana untuk pendekatan penelitian ini pasien pengobatan alternatif
Kesehatan Pengobatan Kesuma Dewi mengetahui kualitatif dengan melibatkan 2 supranatural dengan bantuan
Mental Alternatif 2014 bagaimana metode studi orang. Subjek dukun berawal dari bentuk
(Vol 3 no 1) Supranatural kepercayaan kasus. Teknik pertama kepercayaan mereka terhadap
Dengan kesehatan analisa data yang merupakan penyakit aneh yang mereka
Bantuan pada pasien digunakan dalam petugas alami.
Dukun pengobatan penelitian ini cleaning
alternative adalah dengan servis di salah
supranatural analisa tematik. satu
dengan perguruan
bantuan tinggi di kota
dukun dilihat malang
dari teori berumur 30
health belief tahun dan
model subjek kedua
merupakan
seorang supir
berumur 28
tahun.
Health The Use Of Nurhayati dan Penelitian ini Metode Penelitian ini Sebanyak 294.959 subjek
Science Traditional Lucie bertujuan penelitian ini menggunakan pada penelitian ini. Proporsi
Journal of Health Care Widowati untuk menggunakan data rumah subjek yang memanfaatkan
Indonesia Among 2017 mengidentifik pendekatan cross tangga dari pelayanan kesehatan
(Vol 8 no 1) Indonesian asi faktor sectional data tradisional adalah 30,4%
DOI: Family dominan Riskesdas (89.752/294.959). Faktor
10.22435/hsji yang tahun 2013. risiko dominan yang
.v8i1.5600. berhubungan Jumlah data berhubungan dengan
10

dengan yang pemanfaatan pelayanan


pemanfaatan dianalisis kesehatan tradisional adalah
pelayanan sebesar wilayah tempat tinggal,
kesehatan 294.959 tingkat pendidikan, status
tradisional subjek. pekerjaan, status ekonomi,
pada rumah Analisis data dan ketersediaan pelayanan
tangga di menggunakan kesehatan. Dibandingkan
Indonesia analisis dengan rumah tangga yang
kompleks tinggal di pedesaan,
sampel rumahtangga yang berada di
dengan perkotaan berpeluang 1,09
regresi kali memanfaatkan pelayanan
logistik untuk kesehatan tradsional [rasio
memperoleh odds suaian (ORa)= 1,09;
faktor 95% CI= 1,04 to 1,14].
dominan Rumah tangga yang tingkat
yang pendidikannya rendah
berhubungan berpeluang 1,10 kali
dengan memanfaatkan pelayanan
pemanfaatan kesehatan tradisional
pelayanan (ORa=1,10; 95% CI=1,03 to
kesehatan 1,18). Rumah tangga dengan
tradisional pekerjaan swasta berpeluang
pada rumah 1,33 kali memanfaatkan
tangga di pelayanan kesehatan
Indonesia tradsional (ORa=1,33; 95%
CI=1,25 to 1,41). Rumah
tangga yang memiliki tingkat
ekonomi tinggi berpeluang
1,31 kali memanfaatkan
pelayanan kesehatan
tradisional (ORa=1,31; 95%
CI=1,23 to 1,41). Rumah
tangga yang mengetahui
ketersediaan pelayanan
kesehatan berpeluang 1,44
kali memanfaatkan pelayanan
kesehatan tradisional
(ORa=1,44; 95% CI=1,29 to
1,60).
11

E. Metodologi

1. Selecting a review topic


Penulis memilih topik untuk menulis literatur dengan mencari topik
yang sesuai dengan penelitian, kemudian mencari beberapa artikel penelitian
sebelumnya yang sesuai dengan topik yang ditentukan atau yang berkaitan
dengan penelitian tersebut. Dalam memilih topik dipastikan harus sesuai
dengan yang akan dibahas agar mempermudah dalam penulisan pada saat
menyusun laporan artikel ilmiah.
Penulis memilih topik “faktor-faktor yang mempengaruhi keluarga
dalam pemilihan pengobatan ke dukun” untuk laporan artikel ilmiah yang
akan ditelaah. Menurut penulis topik itu sangat penting untuk dibahas
dikarenakan seperti yang sudah dijelaskan dilatar belakang bahwa menurut
Nurdin, (2012) ada kepercayaan dan keyakinan masyarakat yang kuat bahwa
seorang dukun memiliki kemampuan yang lebih dalam mengarahkan atau
memberi petunjuk, memprediksi, memberikan pertolongan, dan bahkan
menyembuhkan orang yang datang meminta bantuan atau pertolongan,
mayoritas masyarakat yang datang ke dukun memiliki latar belakang budaya
yang beda, dan dukun memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
berbagai macam latar belakang klien.
Fenomena kepercayaaan sehingga masyarakat mendatangi dukun
merupakan tradisi peninggalan sejarah animisme yang masih melekat pada
kehidupan masyarakat sampai sekarang[ CITATION Muc02 \l 1057 ].
Pengaruh budaya yang sudah ada pada masyarakat merupakan salah satu
alasan utama masyarakat di pedesaan memilih alternatif lain mengapa orang
lebih cenderung pergi kepada ”dukun” dari pada ke dokter dalam masalah
kesehatan. Mitos merupakan budaya yang meskipun telah ada pada
masyarakat masa lampau tetapi tidak dapat ditinggalkan sepenuhnya oleh
budaya masyarakat sekarang ini[ CITATION Hak13 \l 1057 ].
12

Menurut penelitian Fanani & Dewi, (2014) mengatakan bahwa istilah


dukun sendiri tentunya sudah tidak asing lagi di masyarakat kita sejak lama
sampai era modern seperti ini. Pemanfaatan metode pengobatan alternatif
dukun ini tidak hanya dilakukan oleh orang-orang terpencil atau pedesaan
tapi juga digunakan oleh masyarakat modern. Representasi masyarakat
pedesaan memang masih memiliki tradisi atau kebudayaan yang sangat kuat.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis menganggap
masalah tersebut penting untuk dibahas karena belum diketahui nya alasan
yang lebih jelas kenapa masyarakat memilih dukun untuk pengobatan karena
seperti yang diketahui dikalangan masyarakat sudah ada banyak dibangun
fasilitas kesehatan.
2. Searching a literature
Langkah pertama dalam pencarian literatur adalah dengan formulasi
masalah misalnya dengan cara memilih topik yang akan di bahas, kedua
mengumpulkan data dari dengan mencari literatur menggunakan database
yang mudah diakses, ketiga mengumpulkan data yang sesuai poin-poin
seperti abstrak, nama jurnal, judul, tahun publikasi, peneliti, metodologi,
sampel dan hasil, dan terakhir evaluasi yang sudah didapat apakah bisa
diambil sebagai literatur atau sudah sesuai topik atau tidak.
Penulis mencari literatur dengan menggunakan database online google
cendekia atau google scholar dengan menggunakan kata kunci “pengobatan
ke dukun” dan “dukun”. Jumlah jurnal yang didapat sekitar 8 jurnal
diantaranya 7 jurnal Indonesia dan 1 jurnal internasional. Pada saat pencarian
dengan menggunakan kata kunci tersebut muncul sekitar 3.310 hasil (0,05
dtk) dan yang sesuai sekitar 8 jurnal dengan topik yang akan dibahas oleh
penulis. Judul jurnal yang didapat adalah Peran dukun kampung dalam
kehidupan masyarakat melayu belitung, Eksistensi dukun dalam era dokter
spesialis, Relasi agama magi sains dengan system pengobatan tradisional
modern pada masyarakat pedesaan, Faktor yang mempengaruhi keputusan
13

masyarakat memilih obat tradisional di gampong lam ujong, Komunikasi


magis dukun (studi fenomenologi tentang kompetensi komunikasi dukun),
Gambaran perilaku masyarakat adat karampuang dalam mencari pengobatan
dukun (ma’sanro), Health belief model pada pasien pengobatan alternatif
supranatural dengan bantuan dukun, dan The use of traditional health care
among indonesian family.
Kriteria saat mencari literatur adalah jurnal yang sesuai dengan judul
atau topik, penulis memilah beberapa jurnal apakah isinya juga sama atau
tidak dengan topik yang akan dibahas karena jika tidak sesuai dalam
pencarian literatur akan mempengaruhi hasil laporan artikel ilmiah.
Alasan penulis menggunakan database online google scholar adalah
sangat mudah digunakan dan diakses tanpa harus berlangganan atau
berbayar. Alasan penulis tidak menggunakan database internasional seperti
PubMed, CINAHL, ProQuest, Research Gate, SagePub, karena database
tersebut diperuntukkan yang sudah melakukan registrasi berlangganan
walaupun dapat mengakses jurnal dari databse tersebut secara gratis biasanya
hanya dapat membaca bagian abstrak saja dari jurnal tersebut dan tidak
menampilkan secara keseluruhan bagian-bagian yang ada dalam jurnal.
Alasan tersebut yang membuat penulis memilih menggunakan database
google scholar dibandingkan dengan menggunakan database lainnya.
3. Analyizing the literature
Penulis menganalisis literatur dengan cara membaca bagian abstrak
terlebih dahulu dan memilih literatur yang menjadi kriteria yang akan
ditelaah serta membaca poin-poin yang sudah sesuai atau tidak dengan yang
ditentukan. Jika sudah sesuai baru penulis bisa mengerti atau paham dalam
proses menelaah isi jurnal tersebut dan penulis baru dapat menulis literatur
sesuai dengan topik yang akan dibahas.
Kriteria untuk menilai penggunaan dan kehadiran kajian literatur
menurut Tuckman (1999), mencakup sebagai berikut:
14

a. Ketepatan (Adequacy)
Ketepatan Sumber literatur menjadi pijakan pembahasan yang dipilih
harus memiliki kriteria ketepatan, artinya sumber tersebut dipilih sesuai
dengan derajat kesesuaian antara masalah dengan sumber pendukungnya,
atau variabel peneliti yang sedang dikaji sesuai dengan referensi yang
menjadi rujukan. Misalnya, jika dalam suatu penelitian mempertanyakan
tentang pengobatan ke dukun, maka sumber literatur pendukungnya harus
terkait dengan pengobatan ke dukun.
b. Kejelasan (Clarity)
Kejelasan sangat terkait dengan isi literatur apakah penelaah dapat
memahami benar hal-hal yang menjadi perhatiannya. Dalam hal ini
penelaah harus memahami masalah ataupun variabel dalam penelitian.
Kejelasan sebagai sifat variabel yang berhubungan sifat substansi yang
perlu dikupas secara mendalam.
c. Empiris (Empiricalness)
Empiris atau alamiah berkenaan dengan kriteria empiris ini sangat
terkait dengan temuan aktual (temuan lapangan) yang didapatkan bukan
pendapat semata. Dukungan empiris yang berasal dari lapangan secara
reliabel dapat meningkatkan keakuratan kajian. Kajian yang akurat lebih
dapat dipercaya daripada sekadar pendapat awam.
d. Kemutakhiran (Recency)
Persyaratan kemutakhiran sangat penting diperhatikan baik dalam
penelitian maupun penulisan sebuah karya ilmiah. Kemutakhiran ini
terkait dengan pengutipan dari sumber-sumber yang terbaru, up-to-date.
Sumber-sumber terbaru biasanya berdasarkan pada hasil-hasil penelitian
terkini pula. Itulah sebabnya syarat kemutakhiran ini sangat diperlukan.
e. Relevansi (Relevance)
Relevansi itu terkait dengan kutipan-kutipan yang berhubungan
dengan variabel-variabel dan hipotesis-hipotesis yang sedang menjadi
15

perhatian penelitian. Misalnya, variabel dan hipotesis yang diuji dalam


penelitian berkenaan dengan strategi pembelajaran kooperatif dan hasil
belajar, maka kutipan atau kajian literatur harus sesuai dengan relevan
dengan kedua variabel tersebut.
f. Organisasi (Organization)
Kriteria penilaian yang terkait dengan organisasi ini berkenaan
dengan keberadaan kajian pustaka atau literatur itu disusun secara baik
yang mencakup pandahuluan, bagian, dan ringkasan. Penataan atau
penyususnan tata tulis dilakukan secara sistematis sehingga terjadi
hubungan logis. Oraganisasi tulisan yang baik membuat para pembacanya
untuk mengikuti jalan pikiran secara runtun.
g. Meyakinkan (Convicingness)
Meyakinkan Perihal, meyakinkan ini berkenaan dengan apakah
kajian literatur itu membantu peneliti atau penulis memahami benar
masalahnya sehingga mampu meyakinkan orang lain. Sumber-sumber
kajian literatur memiliki keyakinan tinggi apabila memang dikerjakan
oleh pakarnya.
4. Writing a review
Penulisan ulasan dalam literatur yang harus diperhatikan adalah fokus
penelitian, gaya dan sistematika penulisan, penulis, nama dan judul jurnal,
abstrak, tujuan penelitian, metodologi, sampel dan hasil dari penelitian.
Pemilihan topik yang sesuai dengan apa yang akan dibahas dan penulis harus
mengetahui poin-poin yang dijelaskan agar penulis lebih mudah dalam
melakukan penulisan ulasan literatur tersebut.
Bab I yang berisi latar belakang diambil dari berbagai pembahasan di jurnal
yang berkaitan dengan pengobatan dukun, rumusan masalah di kaitkan
dengan latar belakang yang ada, tujuan serta manfaat dalam penyusunan
artikel ilmiah.
16

Bab II penulis dibagian poin A identitas jurnal, mengumpulkan 8 jurnal


terdiri dari 7 jurnal bahasa indonesia dan 1 jurnal bahasa inggris, dan di tulis
sesuai poin-poin menggunakan tabel seperti nama jurnal, judul jurnal,
peneliti dan tahun publikasi, tujuan, metodologi, sampel dan hasil. Isi
dibagian poin B metodologi yaitu alasan atau pembahasan tentang selecting a
review topic, searching a literature, analyizing the literature, dan writing a
review.
Bab III berisi pembahasan dari isi semua jurnal
Bab IV berisi implikasi dan aplikasi, apakah hasil temuan jurnal yang
ditelaah dapat diimplikasikan atau diaplikasikan pada tatanan pelayanan
keperawatan.
Bab V berisi kesimpulan dari isi semua pembahasan dan saran untuk
pembaca
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pembahasan Jurnal
Hasil dari penemuan beberapa artikel yang dipublikasikan oleh beberapa jurnal
ditemukan ada 8 artikel yang berhubungan erat dengan topik yang penulis telaah
yaitu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keluarga dalam pemilihan
pengobatan ke dukun. Selanjutnya penulis menganalisis artikel yang didapat
dengan topik yang ditelaah dengan cara membandingkan setiap jurnal yang
ditemukan baik secara metodologi maupun hasil yang didapat.
1. Peran Dukun Kampung Dalam Kehidupan Masyarakat Melayu Belitung
Menurut hasil penelitian Wildan & Irwandi (2018) yang melakukan
penelitian tentang peran dukun kampung dalam kehidupan masyarakat
melayu Belitung didapatkan bahwa peran dukun tidak hanya dibutuhkan
untuk menyembuhkan penyakit, tetapi juga untuk menyeimbangkan
kehidupan lainnya misalnya berperan sebagai penjaga wilayah sesuai dengan
adat lokal yang berlaku.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Huda (2015), yang
mengatakan bahwa pemikiran dan ilmu pengetahuan selalu berkembang
sesuai dengan perkembangan zamannya, namun peran dukun masih tetap
mempunyai eksistensi dalam kehidupan masyarakat jawa, hal tersebut
dibuktikan dengan adanya kepercayaan sebagian masyarakat yang kuat
terhadap keberadaan dukun atau paranormal sebagai seorang yang memiliki
pengetahuan linuwih atau berlebih, sebagai mahluk Tuhan yang dianggap
mampu membantu menyelesaikan problema kehidupan.
Menurut penulis peran dukun pada budaya dayak contohnya, suku
dayak percaya bahwa dukun mampu mengobati penyakit mereka dari
penyakit yang karena hal gaib atau penyakit medis lainnya. Masyarakat

17
18

dayak masih menjunjung tinggi adat istiadat yang terlihat pada terpeliharanya
hukum dan lembaga peradilan adat, dan dukun bagi mereka bukan hanya
untuk mengobati penyakit tetapi juga untuk menghargai atau meminta
pertolongan dalam adat istiadat untuk mendapat kemudahan dan kelimpahan
hasil panen tanaman. Dukun juga mereka anggap perantara Tuhan karena
mereka yakin mereka hidup dalam adat istiadat yang harus tetap dilestarikan
dan dipertahankan [CITATION Sup \l 1033 ].
Tujuan dari judul untuk mengetahui peran dukun bagi masyarakat
setempat seperti apa dan jurnal yang didapat sejalan karena dalam artikel
ilmiah ini menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi adalah
faktor budaya itu sendiri, karena budaya yang kuat menjadikan peran dukun
paling banyak di perlukan masyarakat dalam pengobatan.
2. Eksistensi Dukun Dalam Era Dokter Spesialis
Hasil penelitian Ardani (2013), menjelaskan bahwa keberadaan dukun
pengobat dan praktik pengobatan tradisional ternyata masih eksis di tengah
pengobatan modern. Eksistensi metode pengobatan tradisional dan eksistensi
dukun sangat ditentukan oleh masyarakat sebagai penggunanya, ia ada ketika
masyarakat masih mempercayai dan menggunakannya. Dukun yang dominan
bersifat irasional masih eksis ditengah masyarakat modern dengan pola piker
rasional.
Penelitian ini berkaitan dengan hasil penelitian Bakti, dkk (2018),
mengatakan bahwa fakta dilapangan menunjukan bahwa eksistensi dukun di
tanah gayo dikaitan dengan segala aktivitas masyarakat dengan
menggunakan dukun menjadi seseorang yang bisa membantu masyarakat
dalam mengatasi masalah atau suatu kunci untuk mengubah kehidupan
mereka contohnya dalam bidang politik, bidang ekonomi, bidang sosial
budaya, bidang keamanan, bidang olahraga, dan bidang kesehatan.
Hal ini berkaitan dengan penelitian Pramono & Sadewo (2012)
mengatakan zaman dahulu eksistensi dukun sangat kuat karena dulu semua
19

banyak keterbatasan, masyarakat sangat mempercayai dukun karena dukun


berada disekitar masyarakat tinggal dan tidak membutuhkan waktu dan biaya
yang sangat banyak. Dahulu juga banyak tersebar dukun di seluruh desa
bahkan perkotaan. Hingga kini zaman sekarang eksistensi dukun masih
menyebar dikalangan masyarakat, hanya saja tidak sebanyak dulu karena
sekarang sudah banyak tersebar fasilitas kesehatan.
Dari hasil jurnal yang dibahas dengan judul dari penelitian ini
ditemukan bahwa jurnal ini memiliki tujuan yang sama dengan penelitian
karena dalam jurnal ini 1uga dikaitkan beberapa faktor yang mempengaruhi
masyarakat dalam menjadikan dukun sebagai pengobatan yang popular
dikalangan masyarakat.
3. Relasi Agama Magi Sains Dengan System Pengobatan Tradisional Modern
Pada Masyarakat Pedesaan,
Hasil peneliian Nasrudin (2019), mengatakan bahwa terdapat relasi
agama dengan sistem pengobatan tradisional, dalam bentuk integrasi fungsi
agama kedalam system pengobatan tradisional. Akulturasi agama dan budaya
tampak dalam system pengobatan tradisional, hal terpenting yang menjadi
ciri khas pengobatan tradisional dimana dalam tataran praktis system
pengobatan tradisional pada masyarakat pedesaan tidak terlepas dari unsur
magis dan agama.
Menurut [ CITATION Nas19 \l 1033 ] pentingnya mengintegrasikan
magis, agama dan sains agar terbentuk pengobatan yang satu sama lain saling
melengkapi. Pengobatan modern seolah merupakan paling canggih yang ada
pada zaman sekarang, padahal pada hakikatnya tidak seperti itu karena
pengobatan modern terkadang tidak mampu mengobati bebrapa penyakit
yang diakibatkan oleh unsur magic atau mistis.
Menurut penulis relasi agama, magis dan sains dapat dikaitkan dalam
pengobatan tradisional karena tidak semuanya mantra yang disebutkan dukun
mengandung tentang alam gaib. Agama bukan hanya berfungsi sebagai
20

penyelamat melainkan berfungsi sebagai penyembuh terhadap penyakit, pada


masyarakat era primitif melakukan pengobatan didasarkan pada pemahaman
yang dipahami dari lingkungan seperti penggunaan magic atau ramuan-
ramuan alam sekitar, kemudian agama memberikan penjelasan tentang gejala
alam sehingga masyarakat mempunyai unsur agama dalam pengobatan
[ CITATION Nas19 \l 1033 ].
Keterkaitan dukun dan agama sebenarnya bertentangan karena
mengadung hal gaib dan mistis, tetapi ada juga mantra yang mengandung
doa-doa khusus yang berhubungan dengan agama. Masyarakat yang percaya
dukun tidak sepenuhnya melupakan agama mereka, hanya saja karena
mereka menghargai kepercayaan tradisi dan budaya mereka [ CITATION
Tum16 \l 1033 ].
Jurnal ini tidak membahas tentang faktor-fakor yang dapat
mempengaruhi masyarakat dalam memilih pengobatan ke dukun, hanya
membahas hubungan atau keterkaitan agama dan dukun itu seperti apa.
4. Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Masyarakat Memilih Obat
Tradisional Di Gampong Lam Ujong
Hasil penelitian Ismail (2015), mengatakan penggunaan obat tradisional
semakin berkembang baik sebagai obat maupun untuk tujuan lain, terlebih
dengan adanya anjuran untuk kembali kea lam. Permasalahan akan timbul
apabila pemilihan obat tradisional tersebut adalah sebagai bentuk pelarian
dari pelayanan medis. Gaya hidup kembali kealam (back to nature) menjadi
tren saat ini sehingga masyarakat kembali memanfaatkan berbagai bahan
alam, termasuk pengobatan dengan tumbuhan obat (herbal).
Menurut penulis ketika obat-obatan dalam medis tidak lagi berefek
pada penyembuhan maka masyarakat lebih memilih obat-obat tradisional
yang terbuat dari alam. Masyarakat kembali memanfaatkan berbagai bahan
alam yang mereka yakini dapat menyembuhkan penyakit yang sedang
mereka alami, hal ini tidak ada salahnya karena obat-obatan tradisional
21

berasal dari alam dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya.


Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah dilakukan
oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad [ CITATION Sar06 \l 1033 ].
Beberapa faktor yang mempengaruhi pengobatan tradisional adalah
budaya, ekonomi, pendidikan, pengetahuan dan akses yang jauh. Pertama
faktor budaya masyarakat sulit untuk melupakan budaya yang sudah mereka
jalani sejak lama, karena semakin mendukung sosial budaya dalam
masyarakat tentang pemilihan pengobatan tradisional maka semakin besar
pula kemungkinan masyarakat untuk memilih pengobatan tradisional karena
kebiasaan dalam budaya yang diturunkan sangat mudah diterima oleh
masyarakat [ CITATION Ism151 \l 1033 ].
Kedua faktor ekonomi, bahwa pendapatan yang rendah berpengaruh
dalam pemilihan pengobatan tradisional, mereka lebih memilih
menggunakan obat tradisional karena harga obat tradisional lebih terjangkau
dibandingkan obat modern [ CITATION Ism151 \l 1033 ].
Ketiga faktor pendidikan, semakin tinggi pendidikan seseorang akan
semakin baik dalam menyelesaikan masalah kesehatan dan keyakinannya
harus didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional dan diadaptasikan
terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Pendidikan yang
rendah berpengaruh dalam pemilihan pengobatan, karena kurangnya
pengetahuan suatu penyakit (Ardhana, 1986 dalam Sudiharto, 2007).
Keempat faktor pengetahuan, masalah pengambilan keputusan dalam
melakukan pengobatan merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap
kesehatan karena pengetahuan yang rendah Desni, dkk (2011).
Terakhir faktor akses, kondisi sulitnya masyarakat mencapai akses
pelayanan kesehatan (puskesmas) karena jarak yang relatif jauh dan beratnya
biaya transportasi menjadi pertimbangan masyarakat dalam upaya pencarian
pengobatan. Untuk mendapatkan pelayanan pengobatan di puskesmas,
22

jaraknya relatif jauh dari tempat tinggal sehingga memerlukan biaya yang
cukup besar untuk biaya transfortasi (Media, 2011).
Tujuan dari jurnal ini sama dengan judul yang penulis telaah, karena
sama-sama mencari tau faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
masyarakat dalam memilih pengobatan ke dukun dan pada penelitian ini
didapatkan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi yaitu faktor budaya,
ekonomi, pendidikan dan akses.
5. Komunikasi Magis Dukun (Studi Fenomenologi Tentang Kompetensi
Komunikasi Dukun)
Berdasarkan hasil penelitian Nurdin (2012), mengatakan bahwa
kompetensi yang dimiliki dukun adalah kompetensi komunikasi untuk
meyakinkan setiap orang yang dating kepadanya untuk meyakini dan
mempercayai apa-apa yang disampaikan dan melakukan apa yang
diperintahkannya. Penelitian ini penting dalam perspektif kajian komunikasi.
Kajian dalam penelitian ini terkait erat dengan kemampuan dan
keahlian dukun dalam meyakinkan klien. Kemampuan dukun dalam
memberikan sugesti pada setiap klien yang datang, kemudian klien
mempercayai dan melakukan sepenuhnya apa yang disampaikan oleh dukun
merupakan kajian yang unik dan menarik dalam disiplin ilmu
komunikasi[ CITATION Nur12 \l 1033 ].
Menurut penulis komunikasi yang dukun sampaikan adalah agar dapat
meyakinkan seseorang untuk yakin atau percaya pada apa yang dukun
sampaikan, karena kemampuan orang untuk mencapai tujuan dalam
kehidupan sosial tergantung pada kompetensi komunikasi yang dimiliki.
Biasanya dukun melakukan membaca matra atau dengan menggunakan
alat-alat untuk menghubungkan dirinya dengan alam gaib, mencari tau
kenapa orang yang berobat itu bisa mendapat penyakit tersebut, dan dukun
selalu meyakinkan seseorang yang berobat kepadanya agar percaya bahwa
penyakit yang dirasakan nya dapat sembuh. Tetapi dalam pengobatan dukun
23

banyak dukun mengatakan bahwa penyakit yang seseorang alami itu


sumbernya dari hal gaib yang mengganggu atau suatu kesalahan seseorang
tersebut karena merusak alam atau semacamnya [ CITATION Tog18 \l
1033 ].
Jurnal yang dibahas dan judul artikel ilmiah tidak ada keterkaitan nya,
karena jurnal ini hanya menjelaskan tentang bagaimana komunikasi dukun
dengan masyarakat dan bagaimana penyampaian agar masyarakat yakin jika
dukun bisa menyembuhkan penyakit atau keluhan mereka.
6. Gambaran Perilaku Masyarakat Adat Karampuang Dalam Mencari
Pengobatan Dukun (Ma’sanro)
Hasil penelitian Togobu, (2018) mengatakan bahwa dalam lingkup
predisposisi yaitu pengetahuan informan tentang pengobatan sanro masih
dalam tingkat tahu dan sedikitnya hanya sampai memahami dimana informan
hanya mampu menyebutkan apa saja yang pernah mereka dengar, lihat, dan
rasakan tanpa mampu menjelaskan secara mendalam tentang pengobatan
tersebut. Sikap informan tentang pengobatan ma’sanro menunjukan sikap
menerima dengan adanya pengobatan dukun karena sikap positif yang
dilakukan dukun kepada masyarakatnya, sikap menerima dengan rasa senang
dan puas akan pelayanan dukun yang terbilang murah meriah, terjangkau dan
lebih cepat memberikan pertolongan.
Penelitian ini berkaitan dengan penelitian dari Desni dkk (2011),
menyatakan bahwa sebagian besar informan yang berpendidikan rendah
sehingga masyarakat lebih cenderung menggunakan pengobatan tradisional.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya
suatu tindakan atau perilaku yang menguntungkan bagi seseorang, khususnya
dalam pencarian pengobatan.
Menurut penulis perilaku yang terjadi pada masyarakat dalam memilih
pengobatan dukun adalah salah satunya untuk mempertahankan nilai-nilai
budaya lokal atau tradisi, tetapi pada tingkat pengetahuan untuk mengetahui
24

pengobatan dukun sendiri masih minim dikarenakan hanya mengikuti tradisi


dan berdasarkan kepercayaan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pengobatan tradisional adalah
faktor budaya masyarakat sulit untuk melupakan budaya yang sudah mereka
jalani sejak lama, karena semakin mendukung sosial budaya dalam
masyarakat tentang pemilihan pengobatan tradisional maka semakin besar
pula kemungkinan masyarakat untuk memilih pengobatan tradisional karena
kebiasaan dalam budaya yang diturunkan sangat mudah diterima oleh
masyarakat. Kedua faktor ekonomi, bahwa pendapatan yang rendah
berpengaruh dalam pemilihan pengobatan tradisional, mereka lebih memilih
menggunakan obat tradisional karena harga obat tradisional lebih terjangkau
dibandingkan obat modern (Ismail, 2015). Ketiga faktor pendidikan, semakin
tinggi pendidikan seseorang akan semakin baik dalam menyelesaikan
masalah kesehatan dan keyakinannya harus didukung oleh bukti-bukti ilmiah
yang rasional dan diadaptasikan terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi
kesehatannya. Pendidikan yang rendah berpengaruh dalam pemilihan
pengobatan, karena kurangnya pengetahuan suatu penyakit (Ardhana, 1986
dalam Sudiharto, 2007). Keempat faktor pengetahuan, menurut penelitian
Desni, dkk (2011) masalah pengambilan keputusan dalam melakukan
pengobatan merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan
karena pengetahuan yang rendah. Terakhir faktor akses, kondisi sulitnya
masyarakat mencapai akses pelayanan kesehatan (puskesmas) karena jarak
yang relatif jauh dan beratnya biaya transportasi menjadi pertimbangan
masyarakat dalam upaya pencarian pengobatan. Untuk mendapatkan
pelayanan pengobatan di puskesmas, jaraknya relatif jauh dari tempat tinggal
sehingga memerlukan biaya yang cukup besar untuk biaya transfortasi
(Media, 2011).
Berdasarkan hasil telaah penulis jurnal ini membahas tentang gambaran
perilaku masyarakat dalam mencari pengobatan dukun, karena berkaitan
25

dengan faktor-faktor seperti budaya yang ada masyarakat apakah masyarakat


memilih berobat ke dukun karena sikap atau pengaruh budaya yang sudah
turun temurun menjadi kebiasaan masyarakat.
7. Health Belief Model Pada Pasien Pengobatan Alternatif Supranatural Dengan
Bantuan Dukun
Berdasarkan penelitian Fanani & Dewi, (2014) mengatakan bahwa
pasien pengobatan dukun percaya bahwa sakit yang pasien alami bisa
sembuh dengan melakukan pengobatan ke dukun. Pasien percaya bahwa
penyakit yang pasien rasakan adalah penyakit aneh sehingga membutuhkan
seorang dukun untuk menyembuhkannya. Pasien menganggap seorang
dokter tidak memiliki kemampuan untuk menyembuhkan sehingga percuma
saja berobat ke dokter.
Penelitian Jauhari dkk (2008), menunjukan bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi masyarakat dalam pemanfaatan pengobatan alternatif.
Beberapa faktor itu antara lain faktor pengalaman, ekonomi dan kebudayaan.
Istilah dukun sendiri tentunya sudah tidak asing lagi di masyarakat
sejak lama sampai era modern seperti ini. Pemanfaatan metode pengobatan
alternatif dukun ini tidak hanya dilakukan oleh orang-orang terpencil atau
pedesaan tapi juga digunakan oleh masyarakat modern. Representasi
masyarakat pedesaan memang masih memiliki tradisi atau kebudayaan yang
sangat kuat. Wajar jika mereka masih menggunakan metode pengobatan
alternative, berbeda dengan masyarakat modern yang pada dasarnya
merupakan representasi orang-orang terpelajar yang berpikiran rasional.
Mereka tentunya akan lebih mengerti bahwa metode pengobatan alternatif
dukun secara ilmiah kurang masuk akal dan bertentangan dengan kerangka
kedokteran modern yang sudah mereka ketahui [ CITATION Put13 \l 1033 ].
Menurut penulis kepercayaan masyarakat terhadap dukun dipengaruhi
karena mereka sebagian sudah merasakan kesembuhan dari pengobatan
dukun, persepsi mereka terhadap dukun menjadikan alasan untuk terus
26

berobat ke dukun. Suatu perilaku dipengaruhi oleh suatu hal yang menjadi
isyarat bagi seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perilaku. Yang
mempengaruhi kepercayaan masyarakat adalah suatu tradisi yang mereka
percaya bisa menyembuhkan penyakit mereka dan pengalaman yang mereka
rasakan seperti sudah merasa enakan atau sudah merasa ada perubahan saat
berobat ke dukun [ CITATION Tog18 \l 1033 ].
Pengaruh budaya yang dijelaskan dalam jurnal ini sama dengan tujuan
yang dilakukan penulis dalam menyusun artikel ilmiah karena dalam jurnal
ini dikatakan bahwa ada kepercayaan yang mempengaruhi masyarakat yaitu
lebih banyak mengatakan budaya yang secara turun temurun dilaksanakan
dan tidak bisa diubah.
8. The Use Of Traditional Health Care Among Indonesian Family
Menurut penelitian Nurhayati & Widowati (2017), mengatakan bahwa
obat tradisional dan obat komplementer banyak digunakan di seluruh dunia
dan dihargai karena sejumlah alasan. Bagi jutaan orang, obat-obatan herbal,
perawatan tradisional, dan praktisi tradisional adalah sumber utama
perawatan kesehatan, dan kadang-kadang satu-satunya sumber perawatan. Ini
adalah perawatan yang dekat dengan rumah, mudah diakses, dan terjangkau.
Ini juga dapat diterima secara budaya dan dipercaya oleh banyak orang.
Keterjangkauan sebagian besar obat-obatan tradisional menjadikannya
semakin menarik pada saat biaya perawatan kesehatan melonjak dan
penghematan hampir universal. Obat tradisional juga menonjol sebagai cara
untuk mengatasi penyakit kronis kronis yang tidak menular.
Menurut penulis perbedaan obat tradisional dan pengobatan
komplementer adalah obat tradisional dapat dibuat sendiri menggunakan
ramuan atau bahan alami dari alam sekitar contohnya jamu atau ramuan
lainnya yang terbuat dari bahan alami. Sedangkan pengobatan komplementer
adalah pengobatan yang dilakukan dengan cara terapi menggunakan alat
27

terapi jarum atau aromaterapi dan bisa juga dengan pijatan dibeberapa titik
tertentu.
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan
tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran bahan
tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman [ CITATION Sat \l 1033 ], sedangkan pengobatan
komplementer adalah pengembangan terapi tradisional dan ada yang
diintegrasikan dengan terapi modern yang mempengaruhi keharmonisan
individu dari aspek biologis, psikologis, dan spiritual [ CITATION Wid08 \l
1033 ].
Jurnal ini hanya membahas tentang obat tradisional seperti obat herbal
yang didapat dan diracik sendiri dari tanaman alam, dan tidak sama dengan
tujuan artikel ini yang membahas tentang apa saja faktor yang mempengaruhi
masyarakat dan tidak ada larangan mengkonsumsi obat tradisional karena
banyak penelitian mengatakan bahwa obat tradisional lebih baik untuk
mengobati penyakit dan tidak ada efek sampingnya.

F. Keterbatasan Jurnal
1. Peran Dukun Kampung Dalam Kehidupan Masyarakat Melayu Belitung
Menurut penulis keterbatasan jurnal ini adalah tidak membahas kenapa
masyarakat lebih memilih berobat ke dukun, karena jika dibahas pembaca
akan tau apa saja alasan masyarakat yang paling berpengaruh dan walaupun
dalam judul jurnal adalah tentang peran dukun tetapi sebaiknya untuk
membahas alasan masyarakat juga kenapa memilih berobat ke dukun.
2. Eksistensi Dukun Dalam Era Dokter Spesialis
Keterbatasan jurnal ini menurut penulis adalah jurnal ini tidak
menjelaskan atau membandingkan eksistensi dukun zaman dahulu karena
jika dibahas hal tersebut pembaca akan mengetahui perbandingan nya, tidak
hanya tau pada zaman sekarang saja.
28

3. Relasi Agama Magi Sains Dengan System Pengobatan Tradisional Modern


Pada Masyarakat Pedesaan
Menurut penulis keterbatasa jurnal ini adalah jurnal ini tidak
membahas tentang dukun secara, penelitian ini hanya membahas keterkaitan
agama dengan magi. Padahal penting untuk dibahas karena untuk
mengetahui keberadaan atau peran dukun itu bagaimana.
4. Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Masyarakat Memilih Obat
Tradisional Di Gampong Lam Ujong
Keterbatasan jurnal ini menurut penulis adalah jurnal ini membahas
tentang obat tradisional berupa tanaman herbal bukan membahas tentang
pengobatan tradisional (dukun), seharusnya penting juga dibahas tentang
pengobatan tradisional (dukun) karena saling berketerkaitan.
5. Komunikasi Magis Dukun (Studi Fenomenologi Tentang Kompetensi
Komunikasi Dukun)
Menurut penulis keterbatasan jurnal ini adalah tidak dijelaskan secara
jelas komunikasi bagaimana dan seperti apa yang dimaksud padahal penting
dibahas agar pembaca mengetahui komunikasi seperti apa yang di lakukan
dukun tersebut.
6. Gambaran Perilaku Masyarakat Adat Karampuang Dalam Mencari
Pengobatan Dukun (Ma’sanro)
Keterbatasan jurnal ini menurut penulis yaitu jurnal ini hanya
membahas tentang gambaran perilaku masyarakat tidak membahas secara
lengkap dan jelas bagaimana masyarakat memandang dukun itu dan
bagaimana mereka memposisikan dukun dalam pemilihan pengobatan.
7. Health Belief Model Pada Pasien Pengobatan Alternatif Supranatural Dengan
Bantuan Dukun
Menurut penulis keterbatasan jurnal ini adalah tidak menjelaskan
tindakan seperti apa dan apa yang mempengaruhi tindakan masyarakat
29

memilih pengobatan dukun, karena untuk mempertegas tentang bahasan


jurnal tersebut agar lebih bisa dipahami.
8. The Use Of Traditional Health Care Among Indonesian Family
Keterbatasan jurnal ini menurut penulis adalah jurnal ini tidak
membahas tentang pengobatan tradisional (dukun) hanya membahas tentang
obat tradisional seperti jamu dan ramuan herbal lainnya. Padahal penting
dibahas untuk mengetahui apakah ada keterkaitan antara obat tradisional
dengan pengobatan dukun.
BAB IV
IMPLIKASI DAN APLIKASI

A. Implikasi
Implikasi dari hasil telaah artikel penelitian ini adalah ditemukan bahwa dari 8
jurnal yang didapatkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi keluarga
dalam memilih pengobatan ke dukun. Berdasarkan hasil telaah artikel penelitian
ini, berikut beberapa implikasi dan dampak langsung yang dapat dikemukakan:
1. Implikasi Teoritis
a. Pengobatan pada dukun dipercaya masyarakat dapat menyembuhkan
penyakit, dalam kajian psikologi kesehatan persepsi individu dalam
melakukan atau memilih perilaku sehat dikaji dalam teori Health Belief
Model yaitu model kepercayaan kesehatan individu dalam menentukan
sikap melakukan atau tidak melakukan perilaku kesehatan. Teori HBM
dalam perkembangan nya terdapat enam konstuk yaitu, Perceived
susceptibility adalah konstruk tentang resiko atau kerentanan
(susceptibility) personal, dimana pada konstruk ini individu dianggap
mempunyai sebuah persepsi terhadap dirinya sendiri terkait apakah
memiliki resiko yang tinggi atau tidak terhadap sebuah penyakit.
Perceived Severity membicarakan keyakinan individu tentang keseriusan
atau keparahan suatu penyakit, hal ini biasanya terkait dengan informasi
yang individu ketahui tentang penyakit yang dia alami. Selanjutnya
konstruk perceived benefits yaitu terkait dengan pandangan seseorang
terhadap nilai atau kegunaan dari perilaku sehat baru yang akan mereka
lakukan, individu akan dihadapkan pada situasi apakah dia harus
mengadopsi perilaku tersebut atau tidak. Yang keempat perceived
barriers atau hambatan yang dirasakan untuk berubah.

30
31

b. Faktor budaya menjadi suatu alasan untuk meningkatkan kepercayaan


masyarakat pada seorang dukun, karena tradisi dan budaya yang masih
kental dan tidak bisa ditinggalkan. Salah satu kendala utama penerimaan
program kesehatan adalah kendala budaya pada masyarakat yang hanya
mengenal pengobatan tradisional, masyarakat dengan kesatuan suku-suku
dengan identitas kebudayaan masing-masing memiliki dan
mengembangkan sistem pengobatan nya sendiri sebagai bagian dari
kebudayaan mereka secara turun temurun. Contohnya suku dayak di
pedalaman Kalimantan masih percaya pada pengobatan dukun karena
turunan atau kebiasaan dari budaya mereka dan menjunjung tinggi adat
istiadat yang telah mereka percayai sebagai acuan untuk keselamatan
kehidupan mereka.
c. Faktor ekonomi yang rendah berpengaruh dalam pemilihan pengobatan
karena rendahnya pendapatan untuk memilih pengobatan atau
mendapatkan obat di fasilitas kesehatan. Tinggi rendahnya status
ekonomi keluarga mempengaruhi perilaku pengobatan, tingkat
kesejahteraan keluarga biasanya diukur dengan indikator melalui status
ekonomi dalam keluarga karena status ekonomi akan menentukan
pemenuhan kebutuhan keluarga. Status ekonomi merupakan faktor
kemampuan seseorang yaitu berupa penghasilan sebagai pendukung atau
penunjang untuk menggunakan pelayanan kesehatan karena penggunaan
pelayanan kesehatan tergantung kepada kemampuan konsumen untuk
membayar.
d. Faktor pendidikan dan pengetahuan mempunyai keterikatan dalam
memilih pengobatan, rendahnya pendidikan yang ditempuh dan kurang
nya pengetahuan terhadap suatu penyakit. Pendidikan yang rendah
bahkan tidak pernah menempuh pendidikan akan mempengaruhi
pengetahuan seseorang dalam memahami tentang pengobatan.
Pengetahuan berpengaruh terhadap penggunaan pengobatan tradisional,
32

karena adanya pengetahuan yang masih rendah tentang pengobatan


modern menjadikan salah satu alasan mengapa menjadikan dukun
sebagai penanganan masalah kesehatan.
e. Faktor akses menjadi pengaruh untuk menjangkau fasilitas kesehatan
karena tidak ada kendaraan dan mahalnya biaya transportasi dan mereka
memilih pengobatan terdekat yaitu dukun. Jarak merupakan salah satu
faktor yang penting bagi masyarakat guna memanfaatkan pelayanan
kesehatan, idealnya jangkauan masyarakat (jarak tempuh dan waktu
tempuh) terhadap sarana pelayanan kesehatan haruslah semudah mungkin
sehingga memudahkan masyarakat untuk memperoleh pelayanan
kesehatan.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini digunakan sebagai masukan atau pemahaman bagi
keluarga yang masih berobat ke dukun. Karena sekarang diketahui sudah
banyak tersebar fasilitas kesehatan tanpa harus meninggalkan tradisi dan
budaya masyarakat tentang berobat ke dukun.
G. Aplikasi
Hasil telaah penelitian ini dapat diterapkan di pelayanna kesehatan dan
masyarakat.
1. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan dapat menggunakan hasil telaah artikel ini sebagai acuan
agar lebih mudah dalam mengedukasi masyarakat, meningkatkan pelayanan,
mememudahkan promosi kesehatan kepada masyarakat agar bisa
memanfaatkan fasilitas kesehatan.
2. Masyarakat
Masyarakat dapat menjadikan hasil telaah artikel ini untuk memperluas
pemahaman tentang pengobatan dukun dan pengobatan medis, agar lebih
memahami tentang pemilihan pengobatan sesuai dengan keluhan yang
dialami.
33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dukun merupakan istilah yang dapat mengembalikan alam pikiran manusia
pada masa lampau ketika manusia hidup di alam kepercayaan animisme (Birx,
2006). Dukun juga dikenal sebagai seorang paranormal. Paranormal adalah
orang yang mengaku mengetahui ilmu ghaib dan memberi tahu kepada manusia
tentang kejadian yang terjadi di alam semesta (Syamsudin, 2008).
Berdasarkan hasil telaah jurnal yang dilakukan oleh penulis didapatkan
lima faktor yang mempengaruhi keluarga dalam mencari pengobatan ke dukun
yaitu faktor ekonomi, budaya, pendidikan, pengetahuan dan akses. Faktor yang
lebih dominan mempengaruhi adalah faktor budaya karena pengaruh budaya
yang sudah ada pada masyarakat merupakan salah satu alasan utama masyarakat
di pedesaan memilih alternatif lain mengapa orang lebih cenderung pergi kepada
”dukun” dari pada ke dokter dalam masalah kesehatan. Mitos merupakan budaya
ya\nkg meskipun telah ada pada masyarakat masa lampau tetapi tidak dapat
ditinggalkan sepenuhnya oleh budaya masyarakat sekarang ini.
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa budaya dayak di pedalaman
Kalimantan Barat, mereka secara turun menurun mengikuti budaya mereka
untuk berobat ke dukun. Masyarakatnya percaya bahwa dukun lebih pengalaman
dan dapat menyembuhkan penyakit, misalnya patah tulang atau penyakit yang
berat contohnya tumor, masyarakat percaya dukun bisa menyembuhkan penyakit
itu dan menurut mereka penyakit itu memang benar-benar hilang sesuai dengan
kepercayaan mereka itu sendiri.
Menurut penulis kita tidak bisa mengubah persepsi masyarakat tentang
pengobatan dukun, karena itu suatu kepercayaan turun temurun yang tidak dapat
diubah oleh oranglain, walaupun dukun tidak mempunyai bukti atau sertifikat

34
35

untuk mendukung praktik perdukunan tersebut, tetapi tenaga kesehatan hanya


bisa mempromosikan fasilitas kesehatan agar masyarakat mau memeriksakan
kondisi kesehatan nya pada fasilitas kesehatan bukan hanya kepada dukun.
H. Saran
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Penulis berharap agar artikel ilmiah ini dapat dijadikan acuan untuk
mengedukasi masyarakat, meningkatkan pelayanan, memudahkan promosi
kesehatan kepada masyarakat agar bisa memanfaatkan fasilitas kesehatan.
2. Bagi Masyarakat
Penulis berharap agar masyarakat jika sakit diharapkan mengunjungi fasilitas
kesehatan atau tenaga kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
I. Rekomendasi
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Di harapkan agar tenaga kesehatan menggiatkan program kesehatan di luar
gedung dengan melakukan kunjungan rumah ke keluarga yang beresiko
tinggi.
2. Bagi Masyarakat
Di harapkan masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk
memeriksakan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Ardhana, W. (1986). Dasa-dasar kependidikan. Malang: IKIP.


Ardani, I. (2013). Eksistensi Dukun Dalam era Dokter Spesialis. jurnal kajian sastra
dan budaya, 28-33.
Bakti, I. S., Alwi, & Saifullah. (2018). Eksistensi Dukun Di Tanah Gayo. jurnal
sosiologi USK.
Birx, H. (2006). California: Sage Publications, Inc. Encyclopedia of Anthropology,
Jilid I.
Desni, F., Wibowo, T. A., & Rosyidah. (2011). Hubungan pengetahuan, sikap,
perilaku kepala keluarga dengan pengambilan keputusan pengobatan
tradisional di desa rambah tengah hilir kecamatan rambah kabupaten rokan
hulu, riau. Kes Mas.
Fanani, S., & Dewi, T. K. (2014). Health belief model pada pasien pengobatan
alternatif supranatural dengan bantuan dukun. jurnal psikologi klinis dan
kesehatan mental vol. 03 no. 01, 54-59.
Friedman dkk, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: riset, teori & praktik.
Jakarta: EGC.
Hakim dkk, L. (2013). Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa. FAKTOR SOSIAL
BUDAYA DAN ORIENTASI MASYARAKAT DALAM, 1.
Huda, M. D. (2015). peran dukun terhadap perkembangan peradaban budaya
masyarakat jawa. sekolah tinggi agama islam negeri kediri.

Ismail. (2015). faktor yang mempengaruhi keputusan masyarakat memilih obat


tradisional di gampong lam ujong. idea nursing journal.
Jauhari, A. H., Utami, M. S., & Padmawati, R. S. (2008). Motivasi dan kepercayaan
pasien untuk berobat ke sinse. Berita kedokteran masyarakat.
Media, Y. (2011). Faktor-faktor sosial budaya yang melatarbelakangi rendahnya
cakupan penderita tuberkulosis (TB) paru di puskesmas padang kandis,
kecamatan guguk kabupaten 50 kota (provinsi sumatera barat). Jurnal
Kesehatan, 119-128.
Muchtarom, Z. (2002). Islam Di Jawa ; Dalam Perspektif Santri dan Abangan.
Jakarta: Salemba Diniyah.
Nainggolan dkk, O. (2016). Media Litbangkes, Vol.26 No.1. Pengaruh akses ke
fasilitas kesehatan terhadap kelengkapan imunisasi baduta (Analisis
Riskesdas 2013), 15-28.
Nasrudin, J. (2019). relasi agama, magi, sains dengan sistem pengobatan tradisional-
modern pada masyarakat pedesaan. Jurnal studi agama-agama.
Nurdin, A. (2012). Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 5. Komunikasi Magis
Dukun, 384.
Nurhayati, & Widowati, L. (2017). The use of traditional health care among
Indonesian Family. Health Science Journal of Indonesia, 30-35.
Pramono, M. S., & Sadewo, F. S. (2012). Analisis keberadaan bidan desa dan dukun
bayi di jawa timur. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 305-313.
Putriyani. (2013). Persepsi tentang kesehatan diri dan faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku berobat ke dukun cilik ponari. EMPATHY jurnal
fakultas psikologi.
Sari, L. R. (2006). Pemanfaatan Obat Tradisional Dengan Pertimbangan Manfaat dan
Keamanannya. Majalah Ilmu Kefarmasian, 01-07.
Satria, D. (2013). Complementary And Alternative Medicine (CAM). Idea nursing
journal, 82-90.
Sudiharto. (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan Keperawatan
Transkultural. Jakarta: EGC.
Suprabowo, E. (2006). Praktik budaya dalam kehamilan, persalinan dan nifas pada
suku dayak sanggau, tahun 2006. jurnal kesehatan masyarakat, 112-121.
Syamsudin, Z. (2008). Membongkar Dunia Klenik & Perdukunan Berkedok
Karomah. Jakarta: Pustaka Imam Abu Hanifah.
Togobu, D. M. (2018). gambaran perilaku masyarakat adat kerampuang dalam
mencari pengobatan dukun (Ma'sanro). jurnal kesehatan masyarakat, 16-32.
Tuckman, B. (1999). Conducting Educational Research. New York: Harcourt brace
jovanovich, Inc.
Tumanggor, P. R. (2016). Ilmu jiwa agama (the Psychology of religion). Prenada
Media.
Widyatuti. (2008). Terapi komplementer dalam keperawatan. jurnal keperawatan
indonesia, 53-57.
Wildan, A. D., & Irwandi. (2018). Peran Dukun Kampung Dalam Kehidupan
Masyarakat melayu Belitung. jurnal ilmu sosial, 1-16.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri
Nama : Valentina Febytea
NIM : SNR18213017
Tempat/Tanggal Lahir : Tumahe/14 Februari 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Kebangsaan : Dayak/Indonesia
Alamat : Dusun Tumahe, Desa Paloan, Kecamatan Sengah
Temila, Kabupaten Landak, Kalimantan barat
B. Identitas Orang Tua
Nama Ayah : Emilianus Taim
Nama Ibu : Patrisia Juna
Pekerjaan Ayah : PNS
Pekerjaan Ibu : PNS
Alamat : Dusun Tumahe, Desa Paloan, Kecamatan Sengah
Temila, Kabupaten Landak, Kalimantan barat

C. Riwayat Pendidikan
1. Tamat SD Swasta Subsidi Pahauman Tahun 2009
2. Tamat SMP Negeri 6 Sengah Temila Tahun 2012
3. Tamat SMA Santo Benediktus Pahauman Tahun 2015
4. Tamat DIII Akademi Keperawatan Dharma Insan Pontianak Tahun
2018
5. Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak Tahun
2018 sampai sekarang
LEMBAR BIMBINGAN

NAMA MAHASISWA : Valentina Febytea


NIM : SNR18213017
PEMBIMBING I : Cau Kim Jiu, SKM, M.Kep, Ph.D
PEMBIMBING II : Kharisma Pratama, MSN
TANGGAL MATERI MASUKAN PARAF
BIMBINGAN PEMBIMBING
20 April 2020
Bab I Perbaiki tujuan dan
manfaat

Pak Cau
4 Mei 2020 Perbaiki metodologi,
apa alasan ilmiah nya,
Bab II bagaimana proses
mencari literature,
database apa yang
dipakai Pak Cau
5 Mei 2020

Bab II Perbaiki alasan ilmiah

Pak Cau
10 Mei 2020 Perbaiki kalimatnya,
berikan jumlah data,
Bab II perbaiki kata kunci,
masukan nama artikel
yang didapat, jelaskan
proses menulis Pak Cau
13 mei 2020 Lanjut bab III

Bab II

Pak Cau
2 Juni 2020 Pembahasan mohon
dipertajam
Bab III
Pak Cau
2 Juni 2020 Jika ada teori atau
penelitian yang dapat
menunjang atau
Bab III mendukung pendapat
penulis mohon
dicantumkan agar
lebih ilmiah Pak Cau
3 Juni 2020 Buat keterbatasan
jurnal dipoint B
Bab III

Pak Cau
3 Juni 2020 Lanjut bab IV

Bab III

Pak Cau
3 Juni 2020 Implikasi dijelaskan
secara jelas
Bab IV

Pak Cau
3 Juni 2020 Aplikasi bagi tenaga
kesehatan diganti
Bab IV

Pak Cau
4 Juni 2020 Lanjut abstrak

Bab IV

Pak Cau
4 Juni 2020 Perbaiki tujuan, hasil
dari 8 jurnal apa
Abstrak faktornya, perbaiki
kesimpulan
Pak Cau
5 Juni 2020 Tulis faktor apa saja
yang mempengaruhi
Abstrak orang ke dukun,
perbaiki kesimpulan
dan hasil Pak Cau
5 Juni 2020 Saran untuk
masyarakat di
Bab V spesifikan, perbaiki
rekomendasi
Pak Cau
5 Juni 2020 Kalimat diganti,
Lanjut dengan
Bab V pembimbing 2

Pak Cau
6 Juni 2020

Artikel ilmiah

Pak Kharisma

Anda mungkin juga menyukai